Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?<x id="p" />" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia.

(4-8) Engkau telah memberikan<x id="d" /> sukacita<x id="e" /> kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.<x id="f" />

Seandainya ada niat jahat<n id="1" /> dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.<x id="f" />

Dalam hatiku<x id="n" /> aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa<x id="o" /> terhadap Engkau.

Sebab hari pembalasan<x id="n" /> telah Kurencanakan dan tahun penuntutan bela telah datang.

Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan!<x id="w" /> Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia<n id="1" />."

Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili<x id="v" /> baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan<x id="w" /> ada waktunya."

Tentang anak-anak manusia aku berkata dalam hati: "Allah hendak menguji mereka dan memperlihatkan kepada mereka bahwa mereka hanyalah binatang.<x id="x" />"

Tetapi apabila aku berpikir: "Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya<x id="s" />", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api<n id="1" /><x id="t" /> yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya,<x id="u" /> tetapi aku tidak sanggup.

Sekianlah berita itu. Adapun aku, Daniel, pikiran-pikiranku<x id="r" /> sangat menggelisahkan<x id="s" /> aku, sehingga aku menjadi pucat;<x id="t" /> dan aku menyimpan hal itu dalam ingatanku."

Aku menyelidiki diriku dengan menyegarkan tubuhku dengan anggur,<x id="y" /> --sedang akal budiku tetap memimpin dengan hikmat--,dan dengan memperoleh kebebalan,<x id="z" /> sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu.