Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 6 dari 6 ayat untuk lampu-lampu [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.0054058888889) (Luk 23:54) (jerusalem: dan sabat hampir mulai) Boleh diterjemahkan juga: dan sabat mulai bersinar. Kalau demikian maka barangkali disinggunglah adat Yahudi bahwa pada permulaan hari Sabat, Jumat petang, lampu-lampu dinyalakan.
(0.85311518888889) (Za 4:2) (full: SEBUAH KANDIL DARI EMAS. )

Nas : Za 4:2

Kandil ini adalah kandil minyak zaitun.

  1. 1) Kandil ini memiliki tujuh pelita yang setingkat, disusun di bawah sebuah tempat minyak. Minyak mengalir dari tempat minyak sehingga pelita itu tetap penuh. Tempat minyak melambangkan kuasa Allah melalui Roh Kudus yang tak habis-habis dan berlimpah.
  2. 2) Setiap pelita memiliki tujuh saluran atau corot dengan sumbu, jadi seluruhnya terdiri atas 49 lampu. Lampu-lampu ini melambangkan umat Allah yang memancarkan terang ke dunia karena aliran Roh Kudus yang berlimpah-limpah.
(0.70378416666667) (Why 1:12) (full: TUJUH KAKI DIAN DARI EMAS. )

Nas : Wahy 1:12

Pada kaki dian itu terdapat lampu-lampu berisi minyak, bukan lilin

(lihat cat. --> Za 4:2);

[atau ref. Za 4:2]

ketujuh kaki dian ini melambangkan tujuh jemaat yang disebut dalam ayat Wahy 1:11 (bd. ayat Wahy 1:20).

(0.69656566666667) (Bil 8:1) (sh: Pembawa terang (Jumat, 15 Oktober 1999))
Pembawa terang

Pembawa terang. Sebagai wakil umat Allah di hadapan-Nya, Harun sang imam harus memasang lampu-lampu. "Lampu" di dalam Alkitab bisa dipakai untuk melambangkan firman Tuhan (Mazmur 119:105, 2Pet. 1:19). Demikianlah juga peran Kristen di dalam Perjanjian Baru yang disebut sebagai "imamat" rajani haruslah menyalakan "lampu-lampu" yang telah dimiliki untuk memberikan terang kepada sekitarnya dengan cara mengajarkan kepada sesamanya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Jalan pintas? Sebagai suku yang dikhususkan untuk melayani Tuhan, suku Lewi harus melalui tahapan ritual khusus. Mereka dipisahkan dari suku lainnya (bdk. ayat lampu-lampu&tab=notes" ver="">3:6, 15) dan ditahbiskan. Pelaksanaannya meliputi beberapa tahap mulai dari dikuduskan (ayat 7), penumpangan tangan (ayat 10), diadakan korban bakaran(ayat 12), dan menjadi milik Allah (ayat 14). Apa arti semua itu bagi Kristen masa kini? Sebelum Kristen melakukan pelayanannya, ia harus melewati tahapan-tahapan tertentu seperti pertobatan, hidup baru, dibaptis, dan menjadi anggota gereja Tuhan. Mereka harus memberikan diri sebelum melayani dan terus menjaga kekudusan hidup bagi Tuhan. Tidak ada jalan pintas!

Doa: Jadikanku pembawa terang-Mu dan layakkan aku bersinar di sekitarku bagi kemuliaan-Mu.

(0.60324355555556) (Kel 27:20) (full: LAMPU AGAR TETAP MENYALA. )

Nas : Kel 27:20-21

Lampu yang menyala melambangkan kehadiran Allah yang terus-menerus di tengah-tengah umat-Nya. Jemaat Israel harus penuh dengan terang, hidup, dan kehadiran Allah. Perhatikan bahwa lampu-lampu itu tidak akan terus menyala tanpa kerja sama dan ketaatan umat itu.

(0.30162177777778) (Why 18:21) (sh: Lalu setelah itu ...? Suatu kontras besar! (Jumat, 15 November 2002))
Lalu setelah itu ...? Suatu kontras besar!

Lalu setelah itu …? Suatu kontras besar!
Kata-kata sang malaikat dalam ayat lampu-lampu&tab=notes" ver="">21b-24 memperlihatkan dengan grafis perbandingan antara keadaan kota Babel/Roma dan keadaan di sorga. Kontras yang ditonjolkan adalah dalam aspek suara. Tiadanya suara di dalam kota besar itu setelah penghukumannya, berbalikan dengan nyaringnya suara-suara di surga. Tiadanya suara para pemain kecapi, penyanyi dan lainnya (ayat 22a) menunjuk kepada fakta tiadanya lagi perayaan, sukacita dan kegembiraan yang tadinya memenuhi kota besar tersebut. Tiadanya suara kilangan (ayat 22b) di rumah-rumah menunjuk kepada sesuatu yang lebih vital lagi; tiadanya kehidupan, yang biasanya ditandai dengan suara kilangan untuk mempersiapkan gandum untuk dimakan keluarga pemiliknya (bdk. Ul. 24:6). Tiadanya lagi lampu, lampu (ayat 23a) dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan (ayat 23b) juga mengarahkan kita pada pengertian yang sama: tiadanya kegembiraan dan kelangsungan kehidupan. Tindakan simbolis pelemparan batu kilangan ke dalam laut (ayat 21) melengkapi pesan dari sang malaikat: keadaan kota itu tidak akan pulih lagi, sama seperti batu kilangan itu tidak akan muncul lagi dari kedalaman laut. Sementara itu surga penuh dengan sorak-sorai puji-pujian yang memuliakan dan menyembah Allah. "Haleluya!" (ayat lampu-lampu&tab=notes" ver="">1b,3,4). Peralihan dari kata Ibrani yang berarti "pujilah Yahweh!" ini ditemukan di dalam Wahyu hanya pada nas ini, dan diucapkan oleh tiga pihak: himpunan besar orang banyak di surga (ayat 1,3), keduapuluh empat tua-tua dan keempat makhluk (ayat 4), serta suara dari tahta (ayat 5). Kata ini membuat kita teringat pada mazmur- mazmur pujian yang biasa dilakukan di Bait Allah zaman Israel (mis. Mzm. 146, 149 dll.), yang juga menyinggung mengenai Allah yang dengan adil membalaskan perlakuan musuh-musuh-Nya atas hamba-hamba-Nya.

Renungkan:
Ingatlah firman dari Tuhan ini: "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga"(Mat. 5:10). Respons syukur kita atas anugerah keselamatan dari Allah, yang ditunjukkan melalui kesetiaan dalam pergumulan dan penderitaan saat bersaksi di dunia, tidak akan sia-sia!



TIP #14: Gunakan Boks Temuan untuk melakukan penyelidikan lebih jauh terhadap kata dan ayat yang Anda cari. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA