(0.20303306538462) | (Luk 12:1) |
(sh: Yesus telah mengajarku demikian! (Selasa, 24 Februari 2004)) Yesus telah mengajarku demikian!Yesus telah mengajarku demikian! Sayangnya, Kristen masakini lebih menyukai pengakuan seperti “Yesus mewahyukan kepadaku” atau “Dia memberikan kepadaku firman ini [!]” dll. ketimbang kalimat di atas. Kata “ajar” rasanya terlalu rendah diri. Kita rupanya lebih suka menjadi rasul ketimbang menjadi murid!
Tujuan Lukas mencatat perkataan-perkataan Yesus bukanlah sekadar
untuk mencatat “dulu Yesus mengatakan kepada para murid waktu
itu,” titik. Lukas mencatat nas ini demi para murid, yaitu para
pendengar langsung waktu itu (sekitar 70 orang, bdk. Apa yang Yesus ajarkan kepada kita dalam nas ini? Yesus mengajarkan agar para murid berani mengakui identitas dan ketaatan mutlak mereka kepada Yesus Kristus sebagai murid-murid-Nya di hadapan manusia, apapun konsekuensinya (ayat 8-9, 11-12). Tidak melakukannya berarti menjadi seperti sebagian orang Farisi; menjadi munafik (ayat 2) karena tidak mengakui jatidiri sebenarnya, apalagi bila tekanan sosial yang dahsyat cenderung menyeret Kristen kepada kompromi. Karena itu, biarlah kata dan perbuatan kita sehari-hari menjadi pengakuan bahwa kita adalah murid Kristus, karena kita tahu bahwa yang layak ditakuti hanyalah Allah yang Mahakuasa (ayat 5-9), dan bahwa Roh Kudus terus menyertai kita (ayat 11-12). Renungkan: Bukan dalam berapa stiker Kristiani yang tertempel di kaca belakang mobil atau pintu kamar Anda, tetapi melalui pilihan-pilihan etis sehari-hari dalam ketaatan yang menabrak nilai duniawi, Anda mengaku murid yang menyembah Yesus sebagai Tuhan. |
(0.20303306538462) | (Luk 12:49) |
(sh: Api pemisahan dari Yesus (Sabtu, 28 Februari 2004)) Api pemisahan dari YesusApi pemisahan dari Yesus. Api di dalam Alkitab bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat menyala-nyala dalam hati orang percaya. Api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya. Kelihatannya arti yang kedua inilah yang dipakai Yesus dalam pemberitaan-Nya di perikop ini. Yesus datang untuk melemparkan api ke bumi. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas ini. “Ia akan membaptis kamu dengan . . . api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya . . . debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (ayat 3:16-17) Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapa milik Allah siapa yang bukan. Memang Yesus datang untuk menyelamatkan manusia, tetapi sekaligus untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak-Nya. Api pemisahan itu merupakan penderitaan yang menimpa manusia. Orang percaya akan tetap pada percayanya, walau api penderitaan itu begitu dahsyat. Yesus sendiri juga harus melalui baptisan api itu (ayat 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Gambaran keluarga yang terpecah sampai terjadi perlawanan di antara anggota keluarga sungguh mengerikan. Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang lain tidak percaya? Renungkan: Apakah Anda sungguh-sungguh sudah menjadi milik Tuhan? Ingat, Tuhan tahu siapa milik-Nya! |
(0.20303306538462) | (Luk 15:1) |
(sh: Judul: Baca Gali Alkitab 1 (Rabu, 4 Maret 2015)) Judul: Baca Gali Alkitab 11. Siapakah para pendengar Yesus? Bagaimana tanggapan orang Farisi dan ahli Taurat melihat hal itu? (1-2) 2. Apa alasan pemilik domba serta perempuan pemilik dirham saat mengundang sahabat dan tetangganya? (4-6, 8-9) 3. Menurut Yesus, perumpamaan tersebut merupakan gambaran atas peristiwa apa (7, 10)? 4. Di tempat jauh, si anak bungsu mengalami titik balik sehingga ingin kembali kepada ayahnya. Apa yang ia sadari? Dengan sikap bagaimana ia mendekati ayahnya? (15-19, 21) 5. Bagaimana sikap si ayah ketika menerima kepulangan anak bungsunya? (20, 22-24) 6. Bagaimana sikap si sulung ketika tahu bahwa ayahnya berpesta bagi si bungsu? Bagaimana tanggapan si ayah? (26-32) Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda? 1. Apa yang diajarkan perumpamaan anak bungsu mengenai dosa, pertobatan, dan kasih Allah? 2. Bagaimana ketiga perumpamaan ini menjawab keberatan orang Farisi di ayat 2? Apa yang ingin Yesus ajarkan kepada orang Farisi di ayat 25-31? Apa respons Anda? 1. Jika membandingkan perjalanan iman Anda dengan si anak bungsu, dimanakah Anda sekarang? Di rumah, di negeri jauh, baru sadar, dalam perjalanan kembali, atau sedang berpesta? 2. Pernahkah Anda seperti si sulung, merasa kecewa atas kasih Allah kepada orang yang Anda rasa tidak layak? Mengapa? 3. Apakah Anda pernah mengalami kasih Allah seperti kasih bapak kepada si anak bungsu dalam kisah ini? Pokok Doa: Agar orang-orang yang belum percaya kepada Yesus menerima kasih karunia Allah dan diselamatkan. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20303306538462) | (Luk 16:10) |
(sh: Siapakah Tuanmu? (Selasa, 9 Maret 2004)) Siapakah Tuanmu?Siapakah Tuanmu? Mata-mata tugasnya memang mengabdi kepada dua tuan. Tuan yang pertama adalah tuan yang sebenarnya, tuan yang kedua adalah orang yang dimata-matainya demi tuan yang pertama. Ada juga mata-mata yang berkhianat kepada tuan pertamanya, sekaligus kepada tuan yang kedua. Alasannya sederhana, uang. Ia tidak mengabdikan dirinya kepada salah satu dari tuan itu, melainkan kepada kekayaan yang akan didapatnya dengan sikap mendua tersebut. Sebagai orang Kristen seharusnya tidak ada alternatif siapa Tuan kita. Justru orang luar bisa menilai kita dapat dipercaya, baik hal kecil maupun hal besar, karena ternyata kita setia kepada Tuan kita (ayat 10-12). Orang akan mempercayakan kita Mamon yang tidak jujur, karena kita jujur. Mereka percaya kepada kita karena kita hanya mengabdi kepada Allah dan bukan kepada Mamon (ayat 13-14). Hal ini berlawanan dengan apa yang diyakini oleh orang-orang Farisi. Mereka munafik dalam hal lahiriah sepertinya mereka mengabdi kepada Allah, padahal batin mereka menyembah Mamon (ayat 14-15). Apa yang tidak kelihatan di dalam tingkah lahiriah mereka, sebenarnya terpancar juga dari ucapan dan ajaran mereka. Maka, siapa yang mempertuankan Tuhan Yesus akan mengenal dengan sungguh otoritas-Nya. Dia yang datang mengakhiri era Perjanjian Lama dan memulai era Kerajaan Allah menarik banyak orang untuk menjadi umat Kerajaan Allah (ayat 16b, 'setiap orang menggagahinya berebut memasukinya' bisa dibaca lebih tepat menjadi 'setiap orang ditarik untuk memasukinya'). Namun Dia tidak datang menyudahi peraturan Taurat itu. Justru dalam kedaulatan-Nya, Taurat diperjelas dan ditafsir secara lebih kontekstual seperti yang dinyatakan-Nya mengenai masalah perceraian (ayat 18). Renungkan: Siapakah Tuhanmu? Adakah pengabdian Anda kepada-Nya dapat dilihat orang dalam kesetiaan akan hal-hal sehari-hari di dunia ini? |
(0.20303306538462) | (Luk 22:1) |
(sh: Persepakatan dengan Iblis (Selasa, 30 Maret 2004)) Persepakatan dengan IblisPersepakatan dengan Iblis. Paskha (bukan Paskah) merupakan perayaan penting bagi warga Yahudi. Biasanya Paskha diikuti perayaan hari Raya Roti tidak beragi (ayat 1). Kedua hari raya tersebut merupakan satu perayaan. Paskha mengingatkan malam ketika Israel keluar dari Mesir (Kel.12). Sementara hari raya Roti Tidak Beragi mengingatkan perjalanan keluar dari Mesir dan juga awal masa penuaian (Im. 23:5-8). Pada masa perayaan Paskha, umat Yahudi dari berbagai tempat datang ke Yerusalem untuk merayakannya. Dalam konteks perayaan Paskha dilaporkan bahwa pemimpin agama Yahudi putus asa menghadapi Yesus. Mereka tidak punya cara lain kecuali membunuh-Nya (ayat 2). Tetapi bagaimana caranya? Saat ini sedang terjadi perayaan nasional di mana orang ramai berkumpul di Yerusalem. Mereka takut upaya membunuh Yesus akan mengundang keributan massa. Karena itu upaya untuk membunuh Yesus harus dilakukan diam-diam. Dalam situasi demikian Yudas, salah seorang murid Yesus, menemui pemimpin agama Yahudi (ayat 4). Di balik rencana Yudas berdiri Iblis (ayat 3). Yudas tidak bertindak sendiri. Yudas menyanggupi rencana pemimpin agama Yahudi (ayat 5). Jadi dapat kita bayangkan betapa gembiranya mereka menerima Yudas. Uang segera disiapkan. Tidak tahu dari mana sumber uang ini. Yudas juga senang menerima uang. Ketika Iblis mempengaruhi seseorang maka berbagai bentuk kerusakan dan kehancuran akan terjadi. Lukas telah memberi ilustrasi tentang hal ini dalam Lukas 8:26-39. Orang Gerasa hancur hidupnya ketika Iblis mempengaruhi hidupnya. Begitu pula halnya dengan Yudas. Pengaruh Iblis membuatnya tidak segan-segan menjual gurunya yang selama ini dekat dengannya. Yudas berkomplot bersama pemimpin agama Yahudi untuk membunuh Yesus. Renungkan: Rencana jahat selalu cepat terlaksana, dan Iblis secara cepat dan gesit akan membantu rencana tersebut. Ketika kerusakan dan kehancuran terjadi iblis bersukacita. |
(0.20303306538462) | (Luk 22:24) |
(sh: Hidup dalam Perjanjian Baru oleh darah-Nya (Minggu, 16 April 2000)) Hidup dalam Perjanjian Baru oleh darah-NyaHidup dalam Perjanjian Baru oleh darah-Nya. Setelah mendeklarasikan Perjanjian Baru antara Dia dan murid-murid-Nya berdasarkan darah-Nya, Yesus memberikan pembinaan terakhir bagi mereka untuk hidup dalam Perjanjian Baru. Mereka harus meninggalkan konsep dunia tentang kepemimpinan yang cenderung mendominasi sesamanya, kemudian mengikuti teladan Yesus yang menggunakan prinsip pemimpin-hamba (ayat 24-27). Hubungan yang baru juga mewarnai orang percaya dan dunia namun dengan dampak negatif bagi para murid, karena mereka akan mengalami berbagai pencobaan dan penderitaan. Bahkan ada di antara mereka yang hampir jatuh. Namun sumber kehidupan yang vital bagi iman mereka di dalam Juruselamat ditopang oleh doa syafaat Yesus sendiri. Ini dimungkinkan karena Perjanjian Baru di dalam darah-Nya telah menciptakan hubungan baru antara orang percaya dan Kristus. Hasilnya Yesus tidak hanya mampu mengalahkan si Iblis, namun juga mampu menggunakan serangan Iblis sebagai sarana untuk menyempurnakan murid-murid-Nya (31- 34). Perjanjian Baru ini pun telah membuat hubungan baru antara dunia dan Kristus, karena Ia dipandang sebagai pemberontak (ayat 37). Namun demikian misi untuk dunia harus terus dilanjutkan. Konsekuensinya mereka tidak lagi bisa berharap bahwa bangsa- bangsa yang menjadi target misi akan menyediakan segala keperluan mereka seperti dulu (9:1-6; 10:1-16). Sebaliknya mereka harus membawa bekal dan berjuang sendiri. Hidup dalam Perjanjian Baru oleh darah-Nya membawa dampak bagi hubungan antara orang percaya dengan Allah dan orang percaya dengan dunia. Renungkan: Hubungan dengan Allah merupakan hak istimewa sedangkan hubungan dengan dunia merupakan harga yang harus dibayar. Keduanya tidak dapat saling dikompromikan, tanpa mengkompromikan hakikat dari Injil Kristus. Siapkah Anda? Bacaan untuk Minggu Sengsara 7: Keluaran 12:1-8, 11-14 I Korintus 11:23-32 Yohanes 13:1-15 Mazmur 116:12-19 Lagu: Kidung Jemaat 286 |
(0.20303306538462) | (Luk 22:39) |
(sh: Malam gelap jiwa (Sabtu, 28 Maret 2015)) Malam gelap jiwaJudul: Malam gelap jiwa Yesus pun mengalami malam gelap jiwa di taman Getsemani. Malam gelap yang dialami Yesus berbeda dengan malam gelap para tokoh iman lainnya. Malam gelap Yesus adalah cawan yang berisi murka Allah dan dosa umat manusia. Ia tahu kengerian seperti apakah yang akan diderita oleh-Nya. Ia tidak sanggup, jika jiwa-Nya untuk sementara waktu harus berpisah dari dekapan Bapa Surgawi. Di taman Getsemani, Yesus menapaki jalan sengsara di mana Ia akan merasakan ketidakhadiran Bapa dalam seluruh penderitaan yang dialami-Nya. Ketidakhadiran Bapa merupakan lorong gelap yang harus dijalani-Nya seorang diri. Hal ini membuat ia memohon tiga kali, tetapi Bapa hanya diam seribu bahasa (bdk. Mat. 26:36-46). Begitu hebatnya malam gelap jiwa Yesus, sampai setiap tetesan keringat yang jatuh dilukiskan seperti tetesan darah (43-44). Malam gelap ini mencapai puncaknya, saat Yesus berteriak mengapa Bapa meninggalkan dirinya sendirian di kayu salib (Mat. 27:46). Pergumulan hebat yang Yesus alami membuat tiga orang murid-Nya tak kuasa menahan kantuk (46). Di akhir pergumulan itu, Yesus memilih patuh pada kehendak Bapa-Nya (42, 45). Yesus mengerti malam gelap jiwa yang kita alami. Ia juga tahu betapa tidak mudahnya bertahan dalam kondisi seperti itu. Ia menawarkan tangan dan bahu-Nya bagi kita sebagai sandaran. Serahkanlah semua kepingan pergumulan kepada-Nya, dan Ia akan merajut-Nya bagi kebaikan kita. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.20303306538462) | (Yoh 1:19) |
(sh: Bersaksi tanpa kompromi (Rabu, 26 Desember 2001)) Bersaksi tanpa kompromiBersaksi tanpa kompromi. Hari ini kita akan merenungkan berita dan akibat kesaksian Yohanes. Yohanes sering dikenal sebagai pembaptis. Namun, rasul Yohanes yang menuliskan Injil Yohanes menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai saksi. Yohanes bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Allah (ayat 34). Lebih jauh, dapat dilihat isi kesaksian Yohanes. Pertama, ia bukanlah mesias yang ditunggu- tunggu umat Israel. Yohanes hanyalah merupakan suara yang menyaksikan Yesus Sang Mesias (ayat 20-23). Kedua, Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (ayat 33). Yohanes membaptis untuk menyatakan Yesus kepada Israel (ayat 26, 31). Melalui baptisan yang dilakukannya, ia dapat memperkenalkan Yesus. Ketiga, Yesus adalah Anak domba Allah (ayat 29). Istilah Anak domba Allah dikaitkan dengan dosa dan dunia. Hal ini memberikan pengertian bahwa Kristus, sebagai kurban, berasal dari dan disediakan oleh Allah. Tujuan pengurbanan Kristus adalah untuk menghapus dosa manusia. Lingkup penebusan-Nya tidak terbatas kepada umat Israel saja, melainkan kepada seluruh suku yang ada di dunia. Sekali lagi, sentralitas Yesus dalam kesaksian Yohanes terlihat jelas. Berita Yohanes berpusat pada Kristus. Ia diutus Allah. Apakah dengan demikian berita yang disampaikannya secara otomatis diterima manusia? Para imam, orang Lewi, dan orang Farisi datang ke Yohanes untuk meminta penjelasan dan penegasan (ayat 19, 24). Tidak diberitahukan apakah mereka kemudian percaya pada Yesus sebagai akibat kesaksian Yohanes. Tetapi, jelas hal ini tidak membuat Yohanes menjadi kendur semangatnya atau kecewa. Keesokan harinya, Yohanes kembali bersaksi tentang Yesus (ayat 29). Juga, tidak diberitahu kepada siapa Yohanes bersaksi dalam ayat 29-34. Bagaimana akibat kesaksiannya juga tidak dinyatakan. Apakah ini membuat Yohanes patah semangat dan kecewa? Kita akan melihatnya besok. Renungkan: Jangan mengharapkan hasil yang luar biasa ketika bersaksi bagi Yesus. Tidak penting hasilnya. Yang lebih utama dan terutama adalah berita Injil yang disampaikan kepada semua umat manusia tetap berpusatkan Kristus. Bersaksilah tanpa kompromi, tanpa bergeser dari inti pemberitaan, meskipun orang lain menolaknya. |
(0.20303306538462) | (Yoh 2:1) |
(sh: Bertumbuh dalam kemuliaan (Jumat, 28 Desember 2001)) Bertumbuh dalam kemuliaanBertumbuh dalam kemuliaan. Jika kita berbicara tentang iman yang semakin dalam dan kuat, apakah sebenarnya yang kita maksudkan? Apakah hanya sebatas semakin banyaknya informasi yang kita serap dan kuasai? Hari ini kita akan merenungkan apa artinya iman yang semakin bertumbuh. Jika pada peristiwa sebelumnya kesaksian disampaikan melalui perkataan, maka dalam teks hari ini kita melihat bahwa kesaksian juga disampaikan melalui perbuatan. Dalam sebuah pesta pernikahan di Kana, Yesus menyatakan kemuliaan-Nya (ayat 11). Yesus bersaksi melalui perbuatan, yakni dengan mengubah air menjadi anggur (ayat 9). Ia bersaksi kepada pelayan-pelayan dan juga orang-orang yang hadir dalam pesta perkawinan. Tetapi, tidak dinyatakan bahwa mereka, sebagai akibatnya, menjadi percaya pada Yesus dan kemudian melihat kemuliaan-Nya. Mereka gagal melihat kemuliaan Yesus. Apakah artinya melihat kemuliaan Yesus? Jika kita mengingat janji Yesus seperti tertera dalam 1:50-51, maka dapat dikatakan bahwa melihat kemuliaan Yesus identik dengan mengalami hadirat Allah. Melihat surga terbuka dan melihat malaikat- malaikat Allah turun-naik kepada Yesus merupakan pernyataan kehadiran Allah. Pada peristiwa sebelumnya, dinyatakan bahwa murid-murid telah percaya pada Yesus (ayat 1:35-51). Mengapa dalam ayat 11 dikatakan murid-murid percaya pada Yesus? Peristiwa di Kana bukanlah awal kelahiran iman murid-murid pada Yesus. Peristiwa ini memperlihatkan pendalaman iman. Iman murid-murid bertumbuh semakin dalam melalui dan oleh peristiwa di Kana. Ini sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sebelumnya (ayat 1:50-51). Melihat kemuliaan Yesus menyebabkan iman murid-murid bertumbuh. Mereka yang percaya pada Yesus selanjutnya akan menikmati persekutuan bersama- Nya, mengalami hadirat Allah. Melihat kemuliaan Yesus berarti mengalami hadirat Allah. Inilah artinya iman yang bertumbuh. Renungkan: Setiap manusia yang percaya pada Yesus akan melihat kemuliaan-Nya (ayat 1:14). Belajarlah peka melihat kemuliaan- Nya dalam hidup Anda. Ucapan syukur Anda bisa jadi merupakan tanda bahwa iman Anda bertumbuh. |
(0.20303306538462) | (Yoh 12:9) |
(sh: Sang raja masuk kota Yerusalem (Rabu, 6 Maret 2002)) Sang raja masuk kota YerusalemSang raja masuk kota Yerusalem. Situasi makin panas karena pemimpin Yahudi merencanakan pembunuhan bukan terhadap Yesus saja, tetapi juga terhadap Lazarus (ayat 10). Orang yang beriman dan mengasihi Tuhan tidak saja menerima berkat dalam bentuk yang disukainya, tetapi juga dalam bentuk berbagai risiko yang tidak enak. Tuhan Yesus tahu rencana pembunuhan tersebut, tetapi kini Ia menampakkan diri tidak lagi di kalangan terbatas, namun di kalangan publik di Yerusalem. Itu dilakukannya pada hari raya Paskah, salah satu hari raya penting ketika orang Yahudi melimpah ruah berdatangan ke Yerusalem. Suasana makin ramai karena banyak orang dari berbagai kota datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Orang banyak segera menyambut Yesus dengan meriah. Seruan mereka mengandung makna pengharapan. “Hosana” secara harfiah berarti selamatkanlah atau “tolong”. Mereka melambai-lambaikan daun palem, menandakan bahwa mereka sedang menyambut raja yang datang dalam kemenangan. Mungkin seruan Hosana dan lambaian daun palem tidak begitu jelas, namun seruan mereka selanjutnya jelas menunjukkan bahwa mereka menyambut Yesus sebagai raja Israel (ayat 13). Seruan orang banyak itu mengacu pada firman Tuhan dalam PL, Mazmur 118:26, yang menunjuk pada kehadiran Mesias yang dijanjikan oleh Allah, yaitu Juruselamat yang diurapi, Raja bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain. Namun demikian, konsep mereka politis sifatnya dan itu berbeda dari maksud Tuhan sesungguhnya. Ini terlihat dari sikap Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menaiki seekor keledai muda. Apabila Yesus datang ke Yerusalem dengan maksud menunjukkan bahwa Ia menginginkan kuasa politis, tentu Ia akan mengendarai kuda. Tidak sulit bagi-Nya mendapatkan seekor kuda untuk maksud itu. Tetapi, kini Yesus sengaja mencari seekor keledai muda. Saat menulis Injil ini, Yohanes menjadi paham bahwa kejadian itu menggenapi Zakharia 9:9. Sungguh Yesus adalah Raja dan datang sebagai penggenap nubuat mesianis. Namun, Ia datang dan menggenapi dengan cara lain, dalam cara yang di mata manusia rendah dan lemah. Renungkan: Yesus yang bagaimanakah yang kita sambut dan akui sebagai Tuhan kita? |
(0.20303306538462) | (Yoh 12:44) |
(sh: Firman Tuhan yang menghakimi manusia (Minggu, 10 Maret 2002)) Firman Tuhan yang menghakimi manusiaFirman Tuhan yang menghakimi manusia. Sabda Yesus yang sangat tajam disampaikan pada penampilan terakhir-Nya di muka umum. Mulai pasal 13, Ia hanya bertemu dan berbicara eksklusif dengan para murid-Nya. Seluruh ucapan terakhir-Nya ini bukan lagi undangan agar percaya, tetapi peringatan akan penghukuman Ilahi bagi mereka yang menolak Dia. Dalam bagian ini, Yesus menelanjangi dua kelompok orang tidak beriman. Pertama, mereka yang mendengar sabda-Nya, namun tidak menaatinya (ayat 47). Contohnya adalah kelompok yang mengizinkan dorongan untuk beriman dikalahkan oleh dorongan untuk diterima manusia (ayat 42-43). Kedua, mereka yang terus-menerus menolak Yesus dan ajaran-Nya (ayat 48). Mereka akan dihakimi oleh firman Yesus sendiri di akhir zaman. Janji dan firman yang sama yang mengandung hidup adalah juga peringatan dan hakim bagi mereka yang tidak hidup di dalam-Nya. Ucapan ini sebenarnya bukan saja peringatan keras, tetapi juga menegaskan wibawa Ilahi dan kuasa kekal firman yang Yesus ucapkan. Dengan kata lain, kini penegasan akan ke-Allah-an Yesus dinyatakan di dalam peringatan tentang hukuman ini. Di akhir zaman kelak setiap mulut akan mengaku, setiap lutut akan bertelut bahwa Yesus sungguh Tuhan (Flp. 2:10), entah pengakuan itu lahir dari kesukaan iman atau karena ketakutan orang tanpa iman. Peringatan ini bukan saja berlaku bagi orang-orang bukan Kristen. Wajib kita memeriksa diri apakah kita sudah sungguh hidup sepenuhnya dalam ketaatan pada firman-Nya. Renungkan: Kesatuan Kristus dengan Allah membuat-Nya memiliki hak dan wibawa mengucapkan firman yang menuntut pengambilan sikap yang jelas oleh para pendengar-Nya. Bacaan untuk Minggu Sengsara 5 Lagu: Kidung Jemaat 362 PA 1 Perikop ini adalah kelanjutan dari peristiwa yang menggemparkan saat Yesus masuk kota Yerusalem. Di antara orang-orang yang akan ke Yerusalem untuk beribadah terdapat orang-orang Yunani. Mereka adalah orang-orang non-Yahudi yang sudah memeluk agama Yahudi, percaya kepada Yahweh, Allah yang hidup, dan menaati hukum Taurat. Mereka telah meninggalkan kepercayaannya yang lama, tidak lagi menyembah berhala nenek moyang mereka. Kelompok orang seperti ini dapat ditemui di PB: Kornelius perwira tentara Romawi, yang takut akan Allah (Kis. 10-11) dan Lidia penjual kain ungu yang bertemu rasul Paulus di Filipi (Kis. 16:14). Kelompok orang Yunani ini ingin sekali bertemu dengan Yesus. Mereka tidak berani langsung bertatap muka dengan-Nya. Tetapi, mereka minta pertolongan Filipus karena Filipus adalah nama Yunani. Ternyata harapan mereka tidak salah. Filipus meresponi dan menyampaikan maksud baik itu kepada Andreas. Mereka berdua lalu datang kepada Yesus. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: Siapakah orang-orang Yunani yang ingin bertemu dengan Yesus? Mengapa mereka tidak langsung bertemu dengan Yesus, tetapi harus melalui perantara, yaitu Filipus? Mengapa mereka memilih Filipus untuk menjadi penyambung lidah mereka (ayat 21)? Bagaimana sikap Yesus terhadap permohonan orang Yunani yang disampaikan oleh Filipus dan Andreas (ayat 23-24)? Apa maksud Yesus dengan ucapan-Nya tentang sebiji gandum yang jatuh ke tanah, mati, dan berbuah banyak (ayat 24)? Apa hubungan ucapan itu dengan keberhasilan dan perluasan misi-Nya? Dengan syarat menjadi murid-Nya? Dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa sebelum ini, mengapa orang banyak tetap tidak paham dan tidak mengakui Yesus? Mengapa Yesus tidak memenuhi keinginan mereka agar Dia bicara lebih jelas? Pelajaran apa yang kita lihat di sini tentang prinsip pertumbuhan rohani? Tentang prinsip menghadapi penyoalan orang terhadap Injil? Kemuliaan macam apakah yang Yesus terima? Jelaskan konsep kemuliaan dari ucapan Yesus dalam bagian ini! Apa dampak memiliki konsep seperti itu ke dalam hidup kita? |
(0.20303306538462) | (Yoh 14:15) |
(sh: Janganlah gelisah hatimu (Minggu, 17 Maret 2002)) Janganlah gelisah hatimuJanganlah gelisah hatimu. Semua pokok yang muncul pada pasal ini masih menjadi bagian dari jawaban dan penghiburan atas permasalahan: apa yang akan terjadi kepada para murid ketika Yesus meninggalkan mereka. Penghiburan itu adalah hadirnya Roh Kudus, Roh kebenaran (ayat 17) dan Penghibur (ayat 26) yang tinggal di dalam para pengikut Yesus selamanya. Ia disebut sebagai Penolong yang lain (ayat 16) yang sederajat dengan Yesus, dan meneruskan pekerjaan Yesus. Ia mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita (ayat 26). Secara tidak langsung, ini berarti bahwa Roh Kuduslah yang memampukan para pengikut Yesus untuk menaati perintah-Nya, yaitu memelihara dan melakukan segala firman dan perintah-Nya. Roh Kudus bukan saja memberikan damai sejahtera dalam hidup orang beriman dan memampukan para pengikut Yesus untuk hidup dalam hubungan kekal dengan Yesus, tetapi juga menolong orang percaya yang hidup di dalam Yesus, dalam ketaatan dan kasih, hidup juga di dalam Bapa (ayat 23). Ketaatan dalam kasih ini akan menjadi tanda yang pasti yang membedakan orang yang sungguh beriman pada Yesus dengan yang tidak. Di sini kita melihat adanya hubungan tak terpisahkan antara iman, kasih, ketaatan, pertolongan Roh, kehadiran Yesus dan Bapa, dan pengenalan akan Allah. Semuanya terjalin indah, yang satu menjadi syarat bagi yang lain. Itu berarti pengenalan akan Allah bukanlah sebatas tahu ajaran isi iman Kristen. Pengenalan akan Allah harus seperti pengenalan Yesus terhadap Bapa-Nya yang mengalirkan sungai damai sejahtera. Renungkan: Kajilah bagaimana pengenalan akan Tuhan, ketaatan, damai sejahtera, kasih, iman, kehadiran Roh dalam kehidupan iman Anda! Bacaan untuk Minggu Sengsara 6 Lagu: Kidung Jemaat 410 PA 2 Yohanes 14:1-14 Yesus telah memulai pesan-pesan terakhir-Nya dengan menyatakan bahwa Dia akan segera pergi meninggalkan dunia ini (ayat 13:1,33). Kini Dia meneruskan ucapan-ucapan-Nya yang amat penting untuk mempersiapkan para murid berada dalam satu situasi baru, ketika Ia tidak lagi ada bersama-sama mereka. Para murid kelihatannya belum siap untuk mandiri. Lagi pula, sebenarnya mereka belum sungguh-sungguh mengerti siapa Yesus sebenarnya dan apa misi-Nya di dalam dunia. Bagian awal pasal 14 ini terus menunjukkan upaya Yesus yang begitu sabar membimbing para murid menuju pemahaman yang baru. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Tiga perintah apa yang diberikan Yesus bagi para murid (ayat 1)? Mengapa perintah itu merupakan jawaban bagi kegelisahan para murid? Apa arti dan hubungan percaya kepada Allah dan kepada Yesus? 2. Mengapa Tuhan Yesus berbicara mengenai “rumah” dan “tempat tinggal” (ayat 2)? Apa maksud 2 kata itu dalam bagian ini? Apa hubungan fase-fase kehidupan Yesus dalam kematian, kebangkitan, kenaikan-Nya dengan Ia menyediakan tempat di surga bagi pengikut- Nya? 3. Mengapa Tuhan Yesus dapat berkata bahwa para murid mengetahui tempat yang dituju-Nya (ayat 4)? Apa yang dimaksud dengan “tahu” di sini? Apa hubungan antara “tahu” dan “percaya”? Apa jawaban Yesus kepada Tomas (ayat 6)? Bagaimana hubungan Yesus adalah kebenaran dan adalah hidup dengan Yesus adalah jalan menuju rumah kekal surgawi itu? 4. Mengapa Filipus meminta Yesus untuk menunjukkan Bapa kepada para murid (ayat 8)? Mengapa itu “cukup” untuk mereka? Bagaimana Yesus menyatakan Bapa? Pikirkan bagaimana hubungan antara a) hidup Yesus, b) ajaran atau firman Yesus, dan c) perbuatan ajaib Yesus dengan hal menyatakan Allah! Yang mana yang terpenting? Mengapa? 5. Frasa “Sesungguh-sungguhnya ...” dalam ayat 12 (harfiah: Amin, Amin) menyatakan keseriusan. Mengapa janji Yesus ini perlu penekanan sekuat itu? Apakah yang Yesus janjikan (ayat 12)? Mengapa pekerjaan besar terkait dengan permintaan yang dijawab (ayat 13-14)? 6. Bagaimana kebenaran firman Tuhan ini menolong Anda untuk mengenal Yesus dan menjalani kehidupan di dunia? |
(0.20303306538462) | (Yoh 17:20) |
(sh: Mereka yang akan percaya (Minggu, 24 Maret 2002)) Mereka yang akan percayaMereka yang akan percaya. Ketika Yesus mendoakan para murid-Nya, Ia menyatakan bahwa misi Bapa bagi-Nya akan dipercayakan-Nya kepada para murid-Nya (ayat 18). Sebagai akibat penerusan misi oleh para murid-Nya itu akan terbentuk Gereja Tuhan dari zaman ke zaman sampai sekarang ini. Dalam bagian ini, doa Yesus tertuju kepada para pengikut-Nya. Dengan demikian, isi doa syafaat Yesus ini mencakup seluruh rencana kekal Allah sampai terwujud dalam karya Yesus di sepanjang sejarah Gereja-Nya. Jadi, seluruh perjalanan misi dan kehidupan orang beriman diletakkan Yesus di dalam kerangka hubungan dan rencana kekal Bapa (rencana keselamatan), Putra (penggenapan rencana keselamatan), dan Roh Kudus (pengudusan Gereja). Ada dua hal penting dalam doa ini yang perlu kita perhatikan. Pertama, peluasan misi akan terjadi karena pewartaan Firman (ayat 20). Inilah prinsip misi dan pertumbuhan Gereja yang harus setia kita pegang. Misi akan berkembang dan Gereja hanya akan bertumbuh bila kita setia mewartakan kabar keselamatan dalam Kristus. Kedua, Yesus tidak saja menginginkan agar makin banyak orang diselamatkan karena percaya kepada-Nya. Ia juga menginginkan agar mereka menjadi satu (ayat 22). Kesatuan yang diinginkan-Nya dari Gereja-Nya bukan sekadar kesatuan yang lahiriah. Yang diinginkan- Nya adalah kesatuan mesra seperti yang terdapat di dalam hubungan Yesus dan Bapa. Kesatuan adalah kekuatan. Ke dalam, kesatuan merupakan kekuatan yang memelihara orang beriman dari ancaman dunia ini. Ke luar, kesatuan karena kasih adalah kekuatan yang membuat kesaksian Gereja meyakinkan dunia tentang kebenaran Injil. Renungkan: Kesaksian dan kasih kita tidak hanya menyukakan hati Allah, tetapi juga membuat dunia mengakui kebenaran Injil Kristus. Bacaan untuk Minggu Sengsara 7 Lagu: Kidung Jemaat 341 PA 3 Yohanes 16:4b-15 Perginya sosok yang mengasihi dan menjadi panutan bisa membuat orang yang dilindungi menjadi patah semangat. Pasal 13 s/d 17 merupakan pesan-pesan terakhir Yesus sebelum Ia disalib. Dalam catatan Yohanes, Yesus secara khusus menyiapkan para murid agar tidak saja mampu melalui saat-saat sulit ketika Yesus mati disalibkan, tetapi juga agar mereka dapat seterusnya menghayati semua arti kata-kata dan perbuatan Yesus serta kehadiran-Nya. Pesan-pesan ini juga bertujuan menyiapkan para murid untuk menjadi landasan bagi bertumbuhnya generasi murid berikutnya, yaitu gereja Tuhan. Bagian ini khususnya penting sebab Yesus memaparkan faktor X yang menentukan mengapa kepergian Yesus justru membuat para murid mampu bertahan dan bertumbuh. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: Hal apa yang tidak dikatakan Yesus sejak semula (bdk. 1-4a)? Apa alasannya (dilihat dari sisi para murid dan dari sisi Yesus) hal tersebut tidak dikatakan Yesus kepada para murid sejak semula (bdk. 4b)? Sebelum ini beberapa kali para murid bertanya ke mana Yesus akan pergi (lih. 13:36, 14:5). Kini mereka tidak lagi menanyakan hal tersebut secara mendalam. Mengapa sampai sekarang pun orang sulit mengimani bahwa kematian Yesus penting bagi iman Kristen? Mengapa lebih berguna bagi para murid bahwa Dia pergi (ayat 7)? Mengapa kepergian Yesus (kematian dan kenaikan-Nya) menjadi sebab Roh Kudus dapat datang kepada para murid? Apa hubungan kedatangan Roh dengan kesiapan para murid untuk memahami ajaran dan karya Yesus? Apa yang akan dikerjakan Roh Kudus dalam hati para murid sehingga mereka mampu menerima dan memahami hal-hal yang terjadi dalam diri Yesus dan yang Yesus lakukan? Ada perbedaan karya Roh dalam hidup para murid (ayat 12-15) dari karya Roh terhadap dunia ini (ayat 8-11)? Apa saja karya Roh dalam diri para murid? Pikirkan kaitannya dengan tujuan kehadiran dan karya Yesus. Rinci dan pikirkan maksud konkret dari masing- masing dampak tersebut dalam kehidupan orang beriman! Rinci dan pikirkan maksud konkret dari dampak Roh terhadap dunia! Bagaimana kaitan hal tersebut dengan kehadiran Roh dalam diri orang beriman? |
(0.20303306538462) | (Kis 2:37) |
(sh: J+1, H+1 dan M+1 (Rabu, 11 Juni 2003)) J+1, H+1 dan M+1J+1, H+1 dan M+1. Sebuah topan tidak dapat dikatakan sebuah topan, bila tidak menimbulkan kerusakan apapun pada kota yang dilandanya. Tidak hanya pada saat ia melanda, tetapi juga satu jam, satu hari, bahkan satu minggu setelah topan itu mengamuk, dampaknya masih terasa. Demikian pula Roh Kudus. Untuk meneruskan penggambaran dengan angin tadi, Roh Kudus bukanlah angin sepoi yang terasa saat ini namun tak diingat lagi kemudian. Kata-kata yang diucapkan Petrus dan rekan-rekannya berdampak nyata, dan Roh Kudus pun juga bekerja di antara para pendengar mereka (ayat 37). Mereka pun memutuskan untuk menerima Injil dan memberi diri dibaptis (ayat 41). Tidak hanya itu, para-para petobat baru inipun dengan tekun bertumbuh dalam pengajaran dan persekutuan (ayat 42). Dalam komunitas mereka, para rasul pun mengerjakan mukjizat dan tanda karena kuasa Roh (ayat 43). Satu dampak penting lain dari kehadiran Roh Kudus dalam hati mereka adalah gaya hidup mereka yang komunal (saling membagi harta milik, ay. 44). Gaya hidup ini bukanlah pola baku yang harus ditiru mentah-mentah, tetapi hanya satu dari banyak alternatif. Yang penting untuk diperhatikan adalah perubahan kehidupan yang terjadi dan menjadi kesaksian bagi orang banyak di sana: kesatuan dan kesehatian antara para petobat baru dan para pengikut Yesus. Berbagi hak milik, apalagi saat jemaat mulai dikucilkan dari masyarakat luas, adalah ekspresi kasih persaudaraan yang dahsyat. Semua ini patut menjadi teladan bagi kehidupan berjemaat kita. Sudah cukup lama kita di Indonesia ini mengaku diri Kristen. Sayangnya, kehidupan dari banyak jemaat tidak menampakkan tanda-tanda dilanda "badai" Roh Kudus: pertobatan dari dosa yang nyata, kasih persaudaraan, kedewasaan iman, dan kesaksian Injil yang hidup. Renungkan: Kehadiran Roh Kudus dalam suatu jemaat harus terlihat pada kehidupan nyata di antara anggota-anggotanya. |
(0.20303306538462) | (Kis 9:1) |
(sh: Yang memberitakan ke ujung bumi (Senin, 27 Juli 2009)) Yang memberitakan ke ujung bumiJudul: Yang memberitakan ke ujung bumi Pertemuan Tuhan dengan Saulus tentu punya maksud tersendiri. Kita masih ingat bahwa Tuhan merencanakan agar semua orang, dari seluruh penjuru bumi, mendapat kesempatan mendengar Injil. Oleh sebab itu harus ada orang yang pergi untuk memberitakan Injil kepada mereka. Siapakah orang itu? Saulus. Dialah yang Tuhan tentukan untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa lain (ayat 15-16). Namun pada waktu itu, Saulus belum mengenal Yesus. Ia malah membinasakan para pengikut Yesus. Sebab itu Tuhan menggunakan cara ekstrim untuk mengkonfrontasi Saulus. Dan waktu membuktikan bahwa pertobatan Saulus memainkan peranan penting dalam pewartaan Injil kepada orang-orang dan tempat-tempat yang jauh. Banyak orang nonYahudi yang kemudian bertobat. Perluasan Injil yang Paulus lakukan berdampak pada penyebaran kekristenan dari Samaria sampai ke tempat-tempat lain juga. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena kita pun masuk ke dalam bilangan orang-orang yang dilayakkan untuk menerima anugerah keselamatan. Maka jangan tinggal diam. Wartakan kabar sukacita ini kepada sekitar Anda. |
(0.20303306538462) | (Kis 9:10) |
(sh: Peranan di belakang layar (Selasa, 1 Juli 2003)) Peranan di belakang layarPeranan di belakang layar. Peranan Paulus dalam karya pelayanan sangat menentukan terobosan- terobosan yang mengeutkan dengan pengorbanan dan dedikasi yang mengagumkan. Paulus menjangkau tempat-tempat terpencil, dengan semangat yang tidak pernah padam. Mempunyai pikiran yang brilian dan ide-ide cemerlang. Ia memberikan fondasi bagi kekristenan bukan saja di zamannya tetapi juga sampai hari ini. Tuhan telah menemukan alat-Nya yang sangat ampuh sehingga warna dan pertumbuhan kekristenan sangat ditentukan oleh karya pelayan-Nya. Kita tentu saja tidak perlu mengidolakan Paulus sehingga Paulus lebih dari Yesus, tetapi dengan jujur kita harus mengakui bahwa Paulus, Rasul Yesus Kristus itu telah memainkan peranan yang sangat menetukan dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah dan dalam memuliakan Tuhan. Tetapi tokoh yang menarik untuk direnungkan hari ini bukan Paulus. Ada seorang tokoh yang juga sangat menentukan berada di belakang layar keberhasilan dan kebesaran Paulus. Tokoh itu adalah Ananias. Ia tenggelam dalam kemashuran dan kebesaran dan kebesaran Paulus tetapi ia memainkan peranan yang sangat menentukan untuk membimbing seorang Paulus menjadi Paulus yang besar dan tenar dalam berkarya bagi kristus. Ia menuntun Paulus yang bisa sampai ke alamat yang sebenarnya. Ia adalah seorang tokoh yang sederhana nyaris terlupakan sepanjang sejarah pelayanan. Tetapi ia yang bertanggungjawab sehingga Paulus menjadi Paulus yang saat ini kita kenal, menjadi seorang tokoh yang besar. Renungkan: Banyak sekali tokoh-tokoh dibelakang layar yang terlupakan. Ibu- ibu sederhana di desa-desa yang pendidikannya tidak seberapa, tetapi menghabiskan hari-hari kehidupannya dengan doa, pengurbanan, kerja keras. Mereka telah menciptakan pemimpin- pemimpin umat atau pemimpin bangsa yang berguna. Apa peranan Anda dalam pemberitaan Injil Kristus? |
(0.20303306538462) | (Kis 9:32) |
(sh: Pelawatan dimasa Damai (Minggu, 13 Juni 1999)) Pelawatan dimasa DamaiPelawatan dimasa Damai Ketika penganiayaan terjadi, para rasul memilih untuk tetap tinggal di Jerusalem (8:1b). Setelah keadaan damai tercipta (31), Petrus menggunakan waktu yang indah untuk berjalan keliling. Tujuannya tidak hanya untuk mengabarkan Injil, namun juga mengunjungi orang Kristen yang ada di Lida, serta mengajar dan menguatkan mereka. Ternyata kunjungan ini berdampak bagi pekabaran Injil yang lebih luas (35,42). Salah satu kegiatan pelayanan yang sering terabaikan adalah visitasi (pelawatan). Banyak alasan dapat dikemukakan untuk mendukung hal pernyataan tersebut. Petrus sebagai rasul dan pemimpin gereja saat itu memberikan contoh yang baik. Petrus memperlihatkan bahwa pelawatan adalah salah satu bentuk pelayanan yang efektif. Melalui efektifitas pelayanan pelawatan, gereja akan menjumpai jemaat yang membutuhkan bimbingan dan pertolongan. Berpusat pada Kristus. Pusat setiap gerak pelayanan Petrus adalah Yesus Kristus. Ada tiga bukti yang mendukung pemahaman ini: pertama, Petrus mencontoh apa yang pernah dilakukan Yesus dalam melakukan mukjizat (34; 40 ); kedua, semua mukjizat itu dilakukan dalam nama Yesus "Yesus Kristus menyembuhkan engkau" (34); lalu ia berlutut dan berdoa (40); ketiga, mukjizat yang dikerjakan oleh Petrus hanya untuk memuliakan Yesus (35, 42). Tanda-tanda mukjizat yang dilakukan oleh Petrus itu mempunyai tujuan untuk menguatkan dan mengilustrasikan berita keselamatan di dalam Yesus. Petrus juga ingin menunjukkan bahwa di dalam kematian dan kebangkitan-Nya, maut dan penyakit dipatahkan-Nya. Kesaksian keajaiban karya Kristus membawa orang mendengar berita Injil, melihat mukjizat dan menjadi percaya. Mungkin kita tidak mempunyai karunia seperti Petrus untuk melakukan banyak mukjizat, namun prinsip "pelayanan berpusat pada Kristus" harus selalu kita pegang teguh. Pola ini merupakan kunci mengapa Gereja mula-mula terus bertumbuh di tengah-tengah masa penderitaan dan di masa damai (ay. 31). |
(0.20303306538462) | (Kis 12:1) |
(sh: Bebas dari penjara (Selasa, 8 Juli 2003)) Bebas dari penjaraBebas dari penjara. Ada begitu banyak peristiwa-peristiwa yang tak terduga terjadi di sekitar kita. Ada peristiwa yang melibatkan diri kita, ada juga peristiwa yang melibatkan orang lain. Kadang-kadang hati kecil kita bertanya: "bagaimana mungkin aku atau dia atau mereka dapat mengalami peristiwa itu?" Berbagai pertanyaan akhirnya menutup keterkejutan tersebut. Bila kita memperhatikan peristiwa yang dialami Petrus dalam penjara, belenggu di tangannya terlepas, dan akhirnya bebas dari penjara itu, tidaklah berlebihan jika Petrus menyadari bahwa itulah yang dinamakan mukjizat. Kehidupan manusia penuh dengan ceritera seperti itu. Ada orang yang sakit sekarat tidak ada lagi pengharapan, tiba-tiba bebas dari penjara dari kematian dan penderitaan yang mengerikan, tanpa disadari darimana mukjizat itu datang. Apakah kita akan mengatakan bahwa semua itu diatur oleh sang nasib, atau semua yang terjadi itu semata-mata hanyalah kebetulan saja? Petrus yakin bahwa campur tangan Tuhan membuat bermacam-macam terobosan yang mengejutkan dan tidak terduga. Membebaskan manusia ketika sudah tidak ada pengharapan. Namun demikian kita tidak bisa mengatakan bahwa inilah satu-satunya pola yang ditempuh Allah. Allah juga seringkali tidak membebaskan kita dari penjara atau perangkap kehidupan. Kadang- kadang Allah justru memberikan perhatian kepada kita melalui penjara itu. Ia tidak membebaskan Yesus dari salib, Allah memberikan perhatian kepada Yesus melalui salib. Sebab itu bila tidak ada nalaikat yang datang dalam kehidupan kita, itu tidak berarti Allah telah meninggalkan kita. Tetapi sebaliknya, itu berarti Allah sedang memilih satu cara dan arah yang lain dengan menempatkan kita di dalam penjara. Renungkan: Tuhan senantiasa mampu membebaskan kita dari penjara dengan bermacam-macam metode atau terobosan. |
(0.20303306538462) | (Kis 12:18) |
(sh: Akhir kehidupan seorang diktator (Kamis, 10 Juli 2003)) Akhir kehidupan seorang diktatorAkhir kehidupan seorang diktator. Kekuasaan ada batasnya. Selama hidup Herodes telah banyak menyebarkan ketakutan dan bencana ketimbang ketentraman dan kedamaian di dalam kerajaannya. Nyawa manusia begitu murah tidak ada harganya apa-apa. Pengawal-pengawal yang menjaga Petrus dibunuh karena Petrus lolos dari penjara. Semua orang harus takluk dan taat kepada sang raja. Bahkan ia diangkat ke atas melampaui tahta yang di dudukinya, karena rakyat menganggap bahwa suara Herodes adalah suara Allah. Tekanan bertubi-tubi membuat manusia tidak lagi mengenal batas. Membuat manusia tidak lagi peka membedakan kekuasaan Allah dan kekuasaan manusia, sehingga tidak lagi memiliki kesadaran tentang hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal tidak boleh dilakukan. Kekuasaan dan sanjungan bertubi-tubi juga membuat manusia berada di tempat yang paling rawan. Herodes menjadi tidak hormat dan tunduk pada Allah. Justru ia ingin merebut wilayah dan kekuasan Allah. Apa yang terjadi? Seketika itu juga malaikat Tuhan menamparnya, dan akhirnya mati dimakan cacing-cacing. Itulah akhir kehidupan seorang diktator. Besarnya kekuasaan atau pengaruh seseorang dalam gereja tidak akan pernah dapat membatasi kehadiran Allah. Herodes bisa mati, kebesaran manusia harus berakhir, tetapi firman Allah tetap tersebar dan bertumbuh di segala tempat. Firman Allah tidak akan berakhir. Kebesaran dan kejayaan manusia bisa berakhir. Tetapi kejayaan dan kekuasaan firman Allah akan terus bertumbuh, selalu baru, dan aktual. Renungkan: Ketika Herodes menyebarkan bencana dan ketakutan, maka firman Allah menyebarkan damai dan cinta kasih kemana-mana tempat. Itulah sebuah kebenaran yang memberikan ketenangan hati bagi setiap orang yang di cengkeram oleh tirani dan kesewenangan. |
(0.20303306538462) | (Kis 13:26) |
(sh: Fokus pada Injil (Rabu, 26 Mei 2010)) Fokus pada InjilJudul: Fokus pada Injil Mengapa Yesus ditolak? Karena orang Yahudi tidak mengenali Yesus ketika Dia datang (27). Mereka tengah menantikan Mesias politik yang akan melepaskan mereka dari dominasi Roma. Mereka membayangkan bahwa orang itu adalah tentara yang terlatih atau negarawan ulung. Ia tentu datang dari keluarga terpandang dan berpengaruh di dalam masyarakat. Namun Yesus tidak memiliki semua itu, tentu saja mereka tidak mengenal Dia. Lalu apakah mereka dapat disalahkan karena tidak mengenali Yesus? Ya, karena seharusnya mereka mengenal Dia melalui nubuat para nabi yang disampaikan kepada mereka setiap hari Sabat (27). Agar para pendengarnya tidak mengulangi kesalahan yang sama, Paulus menyatakan tawaran pengampunan dari Allah dan pembenaran bagi orang yang percaya kepada Yesus (38-39). Tawaran itu bukan hanya berlaku untuk bangsa yang disebut bangsa pilihan saja, melainkan terbuka untuk semua orang (46-47). Terbukti bangsa- bangsa lain menyambut gembira hal ini dan mereka kemudian bertobat (48). Namun berita bahwa bangsa lain berhak juga atas keselamatan membuat orang Yahudi merasa kehilangan superioritas. Bagi mereka, tak ada kesetaraan di hadapan Allah, Yahudilah yang utama (45). Amat disayangkan karena perasaan superior pun sering ada di antara jemaat Tuhan. Denominasi tertentu merasa bahwa pengakuan imannya lebih benar dibanding yang lain, denominasi lain meyakini bahwa pengalaman membuktikan Allah hadir di dalam jemaat mereka. Seperti itu jugakah kita? Belajar dari Paulus, kiranya hal itu bukan jadi fokus kita, melainkan bagaimana agar pemberitaan firman Tuhan diusahakan untuk didengar banyak orang. |