(0.109814525) | (Mzm 119:129) |
(sh: Taurat Tuhan itu ajaib (Senin, 3 Juni 2002)) Taurat Tuhan itu ajaibTaurat Tuhan itu ajaib. Dari sekian banyak keajaiban-keajaiban yang ada di dunia ini, hanya satu keajaiban yang perlu diketahui, dihayati karena menyangkut dunia dan kehidupan sesudah kematian, yaitu keajaiban Taurat Tuhan. Keajaiban apa yang ditampilkan oleh Taurat Tuhan? Pemazmur memberikan suatu gambaran tentang apa yang dimaksud dengan keajaiban Taurat Tuhan, seperti "ajaib, memberi terang, memberi pengertian". Ungkapan-ungkapan ini bukanlah isapan jempol, tetapi sesuatu yang telah dibuktikan kebenarannya oleh pemazmur ketika ia menjalankannya, bahkan mengalaminya. Mungkin pemazmur tidak akan mengatakan hal ini jika ia tidak mengalaminya sendiri. Taurat Tuhan mampu memberi terang tidak hanya bagi akal budi, tetapi seluruh hidup. Taurat Tuhan juga memberikan kepada kita pengertian Ilahi. Meskipun pemazmur telah menyaksikan, dan menghayati keajaiban Taurat Tuhan, ia tetap menyadari bahwa ia atau siapa saja sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menahan tekanan dari mereka yang membenci Taurat. Menyadari hal itu, pemazmur tidak henti-hentinya menaikkan tiga permintaan kepada Tuhan yang empunya Taurat. Pertama, agar Tuhan meneguhkan langkahnya, sehingga kejahatan tidak menguasainya (ayat 133). Kedua, agar Tuhan membebaskannya dari pemerasan manusia (ayat 134), dan ketiga, agar Tuhan tetap mengajarkan kepadanya ketetapan-ketetapan Tuhan, sehingga ia tidak melupakan Taurat Tuhan. Tidak dapat kita pungkiri bahwa dunia sekarang ini lebih tertarik dan terkuras waktunya untuk mencari solusi terbaik bagi kepentingan dirinya sendiri. Ketertarikan ini ternyata mengakibatkan merosotnya minat diri untuk beribadah kepada Tuhan, dan membaca Alkitab. Mengapa? Apakah karena kita tidak lagi mengakui bahwa firman Tuhan itu luar biasa ajaibnya? Renungkan: Pemazmur mengatakan pada dirinya, "mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu." Sedangkan kepada yang tidak berpegang pada Taurat-Nya pemazmur mengatakan, "Air mataku berlinang-linang seperti aliran air, karena orang tidak berpegang pada Taurat-Mu." |
(0.109814525) | (Mzm 119:145) |
(sh: Permohonan terus-menerus (Minggu, 29 Agustus 1999)) Permohonan terus-menerusPermohonan terus-menerus Bila firman Tuhan dipegang dan dilaksanakan dengan setia dan bertanggungjawab, pasti hidup ini diwarnai dengan penuh keadilan, kebenaran dan kesetiaan. Pemazmur sungguh menyakini bahwa unsur-unsur inilah yang sangat merupakan kebutuhan untuk merasakan, menikmati hidup berbahagia dalam dunia yang serba tidak adil, tidak benar dan tidak setia. Untuk dapat mewujudkan masyarakat yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu suatu komunitas Ilahi, seperti halnya yang dilakukan oleh pemazmur, yaitu tiada henti, terus-menerus memohon pertolongan Tuhan, agar kita dimampukan melaksanakan hukum-hukum Tuhan dengan baik dan benar. Pergumulan untuk setia. Sekalipun permohonan terus-menerus dipanjatkan, tetapi godaan di sekitar pun semakin gencar mempengaruhi. Salah satu pepatah mengatakan: "Lebih mudah melakukan sesuatu yang buruk dari pada yang baik". Demikianlah, setia pada hukum-hukum Tuhan akan banyak pergumulan. Tantangan dari diri sendiri berarti godaan, tetapi juga ancaman dari luar, dari sesama kita. Karena Taurat Tuhan, pemazmur ada dalam sengsara. Justru dalam keadaan ini, maka ia memerlukan pertolongan. Ia sadar bahwa bantuan itu bukan dari dirinya sendiri, bukan pula dari orang-orang sekitarnya, melainkan dari Tuhannya. Karena itu tidak putus-putusnya ia berseru kepada Tuhan, minta pertolongan-Nya. Betapa teguh pegangannya dan kuat imannya, sehingga tidak satu hal pun dapat menceraikannya dari Tuhan dan hukum-hukum-Nya. Mengikuti jejak langkah pemazmur. Hidup di tengah-tengah tantangan dan ancaman membutuhkan kerendahan hati, kesetiaan pada firman Tuhan, dan tekad untuk berlapang dada. Berbagai cara akan dilakukan dunia agar Kristen menderita. Mengatasi keadaan seperti ini, marilah kita berusaha untuk mengikuti jejak langkah pemazmur dengan penuh keyakinan bahwa orang yang setia sampai tamat, pasti beroleh kemenangan. Doa: Hadirlah ya Allah dalam hatiku, penuhilah hatiku dengan firman-Mu yang penuh kasih, agar aku dapat mengatasi pergumulanku. |
(0.109814525) | (Mzm 133:1) |
(sh: Kerukunan dalam persekutuan umat (Minggu, 12 September 1999)) Kerukunan dalam persekutuan umatKerukunan dalam persekutuan umat Belakangan ini kehidupan masyarakat tidak lagi diwarnai sikap saling menghormati dan saling menghargai. Sebaliknya, sikap saling curiga dan saling memfitnah semakin bertumbuh subur. Kehidupan semacam ini tidak saja menghancurkan persatuan dan kesatuan, tetapi juga semakin menjauhkan berkat Tuhan dalam kehidupan umat. Dimanakah kerukunan dalam kehidupan persekutuan itu ditempatkan? Tempat seharusnya bagi kerukunan umat ada di dalam lingkup keluarga, gereja (antardenominasi dan dalam denominasi), masyarakat (antarras, suku, dan agama). Bila dalam hal yang disebutkan ini kerukunan sama sekali tidak mendapat tempat, kehidupan keluarga, gereja, dan masyarakat jauh dari jamahan anugerah Allah. Makna kerukunan. Mazmur ini melukiskan dua hal sebagai dampak positif dari persatuan dan kerukunan. Pertama, seperti minyak yang meleleh ke janggut. Dalam tradisi Perjanjian Lama, minyak dipakai untuk sesuatu yang bernilai sakral, kudus, misalnya mengurapi imam. Selain itu, minyak juga melambangkan kesukaan. Artinya, kerukunan dan persatuan menjaga kekudusan jemaat dan kesukaan mengalir rata ke semua pihak. Kedua, seperti embun yang melambangkan penyegaran kehidupan. Berkat dan kehidupan sebagai dampak positif kerukunan akan terpancar dan dialami oleh mereka yang hidup dalam kerukunan. Doakan dan usahakanlah terus kerukunan dalam kehidupan keluarga, gereja, masyarakat, dan bangsa kita, niscaya berkat dan kehidupan dari Tuhan seperti minyak yang meleleh dan embun yang turun menjadi pengalaman umat selama-lamanya. Renungkan: Tempatkan sejenak diri Anda dalam persaudaraan yang diungkapkan pemazmur. Bayangkan suatu suasana yang aman dan damai! Bandingkan dengan keadaan sekarang! Apa yang seharusnya Anda lakukan agar keluarga, gereja, dan masyarakat mengalami persaudaraan yang indah? Doa: Jadikanlah kami pemrakarsa persaudaraan di lingkungan tempat Engkau mengutus kami. |
(0.109814525) | (Mzm 150:1) |
(sh: Akhir sebuah pujian (Selasa, 31 Desember 2002)) Akhir sebuah pujian
Akhir sebuah pujian. Sebagaimana telah kita lihat dalam mazmur-mazmur sebelumnya, panggilan untuk memuji Allah didukung oleh alasan yang penting dan niscaya perlu. Alasan dalam ayat 2 merupakan alasan yang umum, yang dapat diisi secara pribadi berdasarkan pengalaman masing-masing orang. Alasan ini memusatkan diri pada perbuatan- perbuatan yang ajaib dan keagungan yang luar biasa. Keduanya berbicara tentang kuasa yang di luar pemahaman manusia. Dalam ayat 3-5, orkestra Bait Allah diundang untuk memberikan sumbangannya ke puji-pujian bait Allah. Namun, tidak ada musik atau alat musik, betapa pun memberikan inspirasi, dapat cukup menjadi alat untuk mengungkapkan pujian kepada Allah. Musik tersebut harus digabung dengan semua yang bernafas. Nafas hidup adalah pemberian Allah bagi semua makhluk, dan itu adalah anugerah (Kej. 7:22). Hadiah ini harus direspons oleh setiap orang dengan puji-pujian. Pujian haleluya yang sejati haruslah paduan suara alam semesta.
Renungkan: |
(0.109814525) | (Ams 1:20) |
(sh: Kebalikan hikmat adalah bebal (Senin, 17 November 2003)) Kebalikan hikmat adalah bebalKebalikan hikmat adalah bebal. Untuk menjelaskan tentang hikmat, Amsal banyak berbicara mengenai kebebalan. Amsal mengajarkan bahwa orang bebal adalah orang yang menolak hikmat. Bahkan firman Tuhan menjelaskan dengan saksama kepada kita bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh hikmat, asalkan ia mau menerima panggilan Tuhan. Bila ia tidak memiliki hikmat, itu disebabkan oleh pilihannya sendiri. Dengan perkataan lain, orang bebal adalah orang yang memilih untuk hidup bebal (ayat 29). Orang bebal tidak suka mendengarkan hikmat karena hikmat seperti terang yang menyinari kebodohannya. Ia lebih suka hidup dalam kebebalannya daripada mengakui kekeliruannya. Ia akan lebih memilih teman yang sejiwa dengannya karena mereka akan membenarkan tindakannya; sebaliknya, ia membuang teman yang takut akan Tuhan sebab mereka akan menegur perbuatannya. Orang bebal adalah orang yang angkuh dan tidak mau dipersalahkan, apalagi belajar dari kesalahan. Akibatnya ia harus memakan sendiri buah perbuatannya, bahkan menanggung akibat fatal kesalahannya (ayat 31-32). Hikmat hanya diberikan kepada orang yang takut akan Tuhan. Sedangkan orang yang berhenti takut akan Tuhan, adalah orang yang berhenti berhikmat. Sebagai anak Tuhan kita pun bisa menjadi bebal karena adakalanya kita berhenti takut kepada Tuhan. Kita tetap melakukan dosa yang sama kendati kita tahu itu salah. Kita menutup telinga dan mata terhadap peringatan Tuhan. Harus kita waspadai, sebab suatu saat Tuhan akan membiarkan kita terjatuh sangat dalam (ayat 24-28). Di dasar sumur dosa yang dalam itulah kita baru berseru dan bertobat. Renungkan: Dengarkanlah suara Tuhan sewaktu kita berada di “luar sumur”; mengapa memilih terjerumus dulu ke “dalam sumur” baru sadar akan suara Tuhan? |
(0.109814525) | (Ams 3:13) |
(sh: Berhikmat = berjalan dalam kehendak Allah (Kamis, 20 November 2003)) Berhikmat = berjalan dalam kehendak AllahBerhikmat = berjalan dalam kehendak Allah. Dalam bukunya, Twice Pardoned, Harold Morris menyaksikan hidupnya. Sebagai seorang pemuda ia bergaul dengan teman-teman yang nakal. Hingga suatu saat, bersama dengan teman-temannya, Morris merampok sebuah gudang. Dalam peristiwa itu, penjaga gudang mati terbunuh. Morris dituduh sebagai penyebab kematian itu sehingga ia dijatuhi hukuman mati. Di saat-saat penantian eksekusi itu, ia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan Tuhan memberikan kesempatan padanya: ia mendapatkan grasi dan dibebaskan dari penjara. Sejak saat itu ia selalu menyaksikannya kepada anak-anak muda dan mengimbau mereka untuk bijaksana dalam memilih teman dan menentukan jalan hidup.Firman Tuhan mengingatkan kita tentang pentingnya hikmat. Hikmat lebih berharga daripada perak, emas dan permata (ayat 14-15). Hikmat memberikan kita kedamaian sehingga kita dapat tidur dengan nyenyak (ayat 24). Harold Morris mengakui, karena tidak berhikmatlah ia harus mendekam di penjara selama bertahun-tahun; ia telah membayar harga mahal untuk kecerobohannya. Firman Tuhan juga mengaitkan hikmat dengan penyertaan dan penjagaan Tuhan (ayat 3:25-26). Dengan kata lain, hikmat yang dimaksudkan di sini bukanlah hikmat manusiawi yang lepas dari jalur kehendak Allah. Hikmat bukanlah kecerdikan akal manusia yang mungkin bisa membebaskan kita dari masalah; sebaliknya, kadang hikmat membawa kita masuk ke dalam masalah namun kita tahu, bahwa itulah kehendak Allah. Hikmat memberi kita ketenangan sebab kita yakin bahwa kita berada dalam kehendak Allah. Secerdik apa pun akal kita dan seberapa besar pun keberhasilan kita lolos dari masalah, jika itu bukan jalan Tuhan, itu bukan hikmat dan di dalamnya tidak akan kita jumpai sentosa. Renungkan: Tempat yang paling aman di dunia adalah di tengah kehendak Allah. |
(0.109814525) | (Ams 11:1) |
(sh: Kristen dan pembangunan masyarakat (Selasa, 25 Juli 2000)) Kristen dan pembangunan masyarakatKristen dan pembangunan masyarakat. Bila kita amati kota-kota besar di Indonesia, akan terpampang di depan mata kita pemandangan yang sangat ironis. Kristen beserta keluarganya berangkat beribadah dengan mengendarai mobil mewah dan mengenakan pakaian dan segala aksesorisnya yang tak terbeli dengan gaji buruh selama 1 tahun. Dalam perjalanan, mereka akan bertemu atau melintasi anak-anak jalanan, pedagang asongan, para gelandangan, dan pengemis yang berkeliaran mengharapkan sedekah, yang seringkali tidak cukup untuk membayar 1 kali parkir mobil. Melihat pemandangan yang ironis ini, bagaimana respons Anda terhadap firman Tuhan yang terdapat dalam Amsal 11:11? Berkat orang benar tidak untuk dinikmati sendiri tapi bersama masyarakat sekitar, sehingga masyarakat ini bertumbuh dan berkembang secara sosial, ekonomi, dan budaya. Proses terjadinya perkembangan kota yang demikian nampaknya suatu proses yang harus atau secara otomatis terjadi begitu saja. Dengan kata lain penulis Amsal menegaskan dimana ada orang kristen di situ harus terjadi perkembangan masyarakat. Luar biasa sekali peranan Kristen bagi bangsa dan negaranya. Dalam lingkungan yang kecil, Kristen dapat memberikan nasihat dan bimbingan bagi teman-teman dan tetangganya di waktu-waktu yang sulit baik diminta atau tidak sehingga mereka bisa selamat melewati kesulitan-kesulitan yang menghadang (9, 14). Ia berhati-hati dalam berbicara sehingga tidak memicu kerusuhan di tengah-tengah masyarakat (12-13). Kristen harus menjadi contoh sebagai manusia yang melaksanakan segala aktivitas dengan kejujuran dan keadilan (1). Ia memandang dan menghargai semua orang baik orang miskin maupun kaya sehingga tidak terjadi diskriminasi yang akan menimbulkan reaksi bermusuhan (2). Renungkan: Beberapa ujian yang paling tepat untuk mengetahui apakah Kristen sudah melaksanakan panggilannya adalah jika Anda seorang pengusaha, apakah kesejahteraan seluruh karyawan Anda mengalami perbaikan yang terus-menerus, jika Anda dipercayai memimpin sebuah lembaga, institusi atau perusahaan, apakah Anda berani memperjuangkan agar gaji yang diterima bawahan dapat meningkatkan taraf hidupnya, apakah pajak Anda sudah dihitung sebagaimana mestinya sehingga pemerintah mendapatkan penghasilan bagi anggaran belanjanya? |
(0.109814525) | (Pkh 3:1) |
(sh: Segala Sesuatu Indah pada Waktunya (Senin, 28 November 2016)) Segala Sesuatu Indah pada WaktunyaKetidakmampuan manusia mengontrol apa yang akan terjadi sering kali membuat dirinya menyesal. Contohnya, saat rumah terbakar habis, maka kita sering kali berpikir mengapa harus membangun rumah dengan bersusah payah. Nas hari ini menekankan betapa manusia tidak mampu mengendalikan masa depan. Karena, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya" (1). Di sini, ada 7 ayat dengan 14 pasang merism (gaya bahasa yang memakai kata-kata yang berlawanan untuk menunjukkan segala sesuatu yang tercakup di dalamnya) yang menekankan ada waktu untuk mengalami hal-hal yang baik dan menyenangkan, tetapi juga yang buruk dan menyedihkan (2-8). Hal di atas menunjukkan bahwa kita tidak dapat mengatur apa yang bakal terjadi. Tidak heran apabila Pengkhotbah merespons dengan kalimat, "apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah" (9; bdk. 1:3)? Tentu saja ia menyadari bahwa manusia harus berjerih payah karena itu diberikan oleh Allah (10). Meski demikian, ada hal positif yang dapat dipetik dan dipelajari. Dalam ketidakmampuan manusia mengontrol apa yang terjadi, Tuhan mengendalikan segala sesuatu dan "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya" (11). Ketika kita mengamati 14 pasang merism, pasangan pertama dimulai dengan kalimat "ada waktu untuk lahir" (2) dan pasangan terakhir dengan kalimat "ada waktu untuk damai" (8). Kata "damai" di sini diterjemahkan dari Shalom. Artinya, Allah merancang kehidupan orang percaya yang dimulai dengan kelahiran, mengalami banyak hal yang baik dan buruk, kemudian berakhir dengan Shalom. Banyak kesulitan hidup membuat kita letih dan frustasi. Meski kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, Pengkhotbah telah memberitahukan bahwa Tuhan akan membuat segalanya indah pada waktunya. Karena itu, kita harus beriman bahwa Allah merancang kehidupan orang percaya untuk berakhir denganShalom dalam hadirat-Nya. Marilah kita menjalani hidup dengan optimis dan tabah. [IT] |
(0.109814525) | (Pkh 5:7) |
(sh: Persembahan yang merupakan Kejahatan (Kamis, 1 Desember 2016)) Persembahan yang merupakan KejahatanSering kali kita berpikir tentang Allah berdasarkan pengamatan kita tentang gereja atau umat Allah. Umumnya, hampir semua gereja senang jika orang memberikan persembahan. Mungkin sebagian besar kita berpikir bahwa Allah pasti senang dengan semua persembahan, apalagi persembahan yang nilainya fantastis tanpa peduli apakah orang tersebut memberi dengan sikap hati yang benar atau tidak. Pengkhotbah mengatakan: "Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik daripada mempersembahkan kurban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat" (17). Mengapa ketika umat mempersembahkan kurban ia dikatakan berbuat jahat? Bukankah persembahan kurban merupakan sesuatu yang diwajibkan Taurat? Mazmur 51:18-19 memberikan jawaban tegas. Jika umat Allah mempersembahkan kurban, walaupun secara ritual sesuai dengan ketentuan hukum, tetapi tidak dengan hati yang bertobat, maka persembahannya tidak diperkenan Tuhan. Selain itu, Pengkhotbah juga mengajarkan bahwa umat-Nya harus menjaga sikap hati saat menghadap dan menyembah Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa kita dapat menyenangkan hati Tuhan dengan uang, waktu, dan tenaga tanpa disertai hati yang benar, yaitu mengerti bahwa persembahan kita tidak layak untuk Tuhan dan apabila Tuhan mau menerimanya, itu pun adalah anugerah Allah semata. Persembahan yang tidak tulus dianggap Tuhan sebagai tindakan kejahatan terhadap kekudusan-Nya. Berapa banyak persembahan yang kita berikan dianggap Tuhan sebagai kejahatan? Allah bukan manusia yang dapat disuap dengan persembahan mahal. Allah tidak berkenan menerima apa pun yang diberikan seseorang dengan hati yang tidak benar. Mari kita mengerti bahwa jika kita masih diberi kesempatan untuk mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, lakukanlah dengan hati hormat dan takut akan Dia. [IT] |
(0.109814525) | (Pkh 7:1) |
(sh: Nilai tambah kehidupan (Minggu, 14 Juni 1998)) Nilai tambah kehidupanNilai tambah kehidupan Hikmat manusia terbatas. Hikmat penting dalam hidup sehari-hari kita. Adalah wajar bila orang ingin memilikinya. Bila Anda ingin berhikmat, Anda perlu memperhatikan beberapa pertimbangan Pengkhotbah di sini. Panjang sabarlah, dengan demikian Anda tidak akan bertindak mengikuti emosi, nafsu atau keadaan. Jangan mengidealkan masa lampau sebab dengan demikian Anda tidak hidup maju ke masa depan untuk maju. Namun jangan juga terlalu bergantung kepada hikmat manusia sebab sifatnya terbatas dan relatif seperti uang. Orang bodoh tanpa hikmat bisa kaya, sebaliknya orang berhikmat bisa juga miskin. Jangan ekstrim. Jangan terlalu saleh jangan terlalu jahat. Itu kesimpulan dalam ayat 15-22. Apakah firman Tuhan ini menganjurkan orang untuk hidup biasa-biasa atau asal-asal saja dalam kesalehan? Nasihat ini perlu kita tempatkan dalam konteksnya. Pengkhotbah sedang mengadakan pengamatan dari peristiwa yang dilihatnya terjadi sehari-hari. Kenyataan mengatakan bahwa ada yang mati karena kejahatannya ada pula yang mati karena kebaikannya. Karena tak ada satu orang pun yang bisa baik sempurna, maka paling tepat adalah pas-pasan saja. Ingat itu adalah hasil pengamatan dari peristiwa sehari-hari. Tetapi bukankah kita dipanggil untuk saleh dan berhikmat apa pun resiko nyata yang harus kita hadapi? |
(0.109814525) | (Pkh 7:1) |
(sh: Hikmat yang benar (Selasa, 5 Oktober 2004)) Hikmat yang benarHikmat yang benar. Abraham Lincoln harus melewati banyak kegagalan dan penderitaan sebelum akhirnya ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat ke-16. Bahkan ketika ia menjadi presiden, Amerika terancam perpecahan nasional dan berakhir dengan perang saudara. Meski demikian, di bawah pemerintahan Abraham Lincoln, Amerika berhasil disatukan kembali dan kini ia pun dikenang sebagai salah satu presiden Amerika terbaik. Hikmat yang benar tidak tumbuh begitu saja dari pengetahuan manusia ataupun dari pembelajaran ilmu pengetahuan. Melainkan, hikmat yang benar muncul dari pengenalan secara pribadi manusia dengan Tuhan. Dalam kitab Pengkhotbah siapa saja yang memiliki hikmat yang benar ini diibaratkan seperti memperoleh harta warisan yang akan menjamin masa depannya (ayat 11). Manfaat hikmat yang benar menurut nas ini adalah: memampukan kita untuk mengerti persoalan kehidupan (ayat 10,12b), dan memberikan kita kesanggupan bagaikan kekuatan sepuluh penguasa kota (ayat 19). Meskipun demikian kita perlu belajar membedakan antara hikmat yang benar dan hikmat yang salah. Hikmat yang salah menyebabkan pemiliknya bersandiwara dalam kekehidupannya sehari-hari dan bertindak berlebihan dalam menangani suatu persoalan seolah-olah ia adalah seorang yang bijaksana. Akan tetapi segala perbuatannya itu justru menghasilkan kemalangan baginya dan bagi orang lain (ayat 15-17). Pemimpin bangsa, tokoh agama, bahkan kita semua memerlukan hikmat yang benar. Seorang pemimpin memerlukannya untuk mengambil berbagai keputusan yang berpengaruh pada negara yang dipimpinnya. Sedangkan bagi tokoh agama hikmat ini dibutuhkan untuk menerangkan firman Tuhan bagi umat. Sebab, penafsiran firman Tuhan yang keliru mengakibatkan kehancuran terhadap pengikutnya dan mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia. Sementara itu, bagi kita hikmat yang benar diperlukan agar kita dapat mengerti kehendak Tuhan bagi hidup ini. Renungkan: Hidup tanpa hikmat yang benar menyebabkan kerugian yang tak perlu. |
(0.109814525) | (Pkh 7:23) |
(sh: Jujur menghasilkan keuntungan (Rabu, 6 Oktober 2004)) Jujur menghasilkan keuntunganJujur menghasilkan keuntungan. Untuk membuat suatu garis lurus kita memakai penggaris sebaliknya, untuk membuat garis yang bengkok kita tidak membutuhkan alat. Hal ini menunjukkan lebih mudah membengkokkan sesuatu daripada meluruskannya. Hal yang sama juga berlaku pada manusia. Untuk "membengkokkan manusia" tidak diperlukan banyak usaha, sedangkan untuk "meluruskan manusia" dibutuhkan usaha.
Judul renungan ini terkesan tidak mungkin bagi situasi dunia saat
ini. Orang dunia menganggap remeh soal kejujuran, bahkan jika
ada kesempatan untuk melakukan kecurangan maka mereka akan
mengambilnya. Firman Tuhan dalam nas ini menegaskan bahwa Tuhan
menjadikan manusia dengan dilengkapi kemampuan untuk bersikap
jujur, tetapi manusia melakukan kebalikannya yaitu "mencari
banyak dalih" (ayat 29). Mencari banyak dalih dapat diartikan
melemparkan kesalahan pada orang lain; dan membuat rancangan
tipu daya untuk mencari keuntungan diri sendiri. Orang-orang
yang berlaku demikian akan mendapatkan balasannya (Lih. Bagi anak Tuhan menerapkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, merupakan bukti bahwa ia adalah seorang yang takut akan Tuhan. Orang jujur menghormati Tuhan dengan melakukan firman-Nya dan tidak melanggar perintah-Nya dan percaya bahwa keuntungan anak Tuhan akan berasal dari pada-Nya. Kita mampu berlaku jujur karena kita ingin menyukakan Tuhan. Kita akan mendapat keuntungan berkelanjutan dalam pekerjaan atau keluarga justru bila kita jujur. Ingat: Berapa pun "kerugian" yang harus kita bayar karena kita berlaku jujur, Tuhan tetap akan memelihara kita. |
(0.109814525) | (Pkh 8:9) |
(sh: Takut akan Tuhan hasilnya berkat (Jumat, 8 Oktober 2004)) Takut akan Tuhan hasilnya berkatTakut akan Tuhan hasilnya berkat. Siapa atau apa yang kita takuti? Ada orang yang takut kehilangan hartanya dan ada orangtua yang takut kepada anaknya. Ada yang takut pada penolakan dan ada pula yang takut kehilangan kecantikannya. Jika kita perhatikan baik-baik, ternyata siapa atau apa yang kita takuti memperlihatkan siapa atau apa yang sebenarnya penting bagi kita. Barang siapa takut kehilangan hartanya, ia mementingkan harta; barang siapa takut kepada anaknya, ia terlalu meninggikan anaknya; barang siapa takut pada penolakan, ia mengagungkan orang lain; barang siapa takut kehilangan kecantikannya, ia menyembah dirinya sendiri. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang mengutamakan Tuhan. Mengutamakan Tuhan berarti mementingkan kehendak-Nya di atas kepentingan pribadi dan rela mengorbankan diri sendiri demi melaksanakan kehendak Tuhan. Terlalu sering kita mengedepankan kehendak pribadi daripada firman Tuhan; kadang kita malah memakai nama Tuhan untuk membenarkan tindakan kita. Misalnya: menikah dengan pasangan yang tidak seiman dengan dalih untuk membawanya kepada Tuhan; melakukan korupsi dengan alasan ingin menggunakan uangnya untuk pekerjaan Tuhan. Namun, terkadang niat tulus kita untuk hidup takut akan Tuhan menemui jalan buntu tatkala kita membandingkan diri dengan orang yang hidup tidak takut akan Tuhan. Kita tidak bisa menerima kenyataan mengapa hidupnya bisa lancar, sedangkan hidup kita sering melewati "jalan berbatu" (ayat 10-11). Kendati hidup takut akan Tuhan terkadang menyusahkan, tetapi itu adalah "jalan" yang paling bahagia sebab hal ini menjauhkan kita dari dosa dan menyelaraskan hidup kita pada kehendak-Nya. Ingatlah, Tuhan melihat jerih payah kita dalam melakukan firman-Nya dan Ia akan memberkati setiap orang yang setia kepada-Nya pada waktu-Nya (ayat 12-13). Suatu saat kelak Ia akan bertindak dengan membalas perbuatan orang-orang yang hidup tidak takut kepada-Nya. Doa: Tuhan, tolongku peka bahwa Engkau hadir dalam segala segi hidupku agar aku takut kepada-Mu. |
(0.109814525) | (Pkh 9:1) |
(sh: Hal-hal berharga dalam hidup (Sabtu, 9 Oktober 2004)) Hal-hal berharga dalam hidupHal-hal berharga dalam hidup. Di balik kesimpulan sementara bahwa nasib semua orang sama, pengkhotbah mengingatkan tentang dua hal berharga dalam hidup: pernikahan dan pekerjaan. Betapa pun sia-sia kesan kita tentang hidup yang seperti siklus mengulang-ulang ini, kehidupan keluarga dan pekerjaan yang bermutu membuat hidup setidaknya terasa lebih berarti. Pernikahan adalah karunia indah Tuhan. Namun, kita tidak dapat "menutup mata" bahwa ada orang yang membuat pasangannya "hidup dalam neraka". Justru karena adanya fakta pernikahan yang seperti neraka inilah, maka orang beriman harus berpegang teguh kepada ajaran firman. Kebahagiaan dalam pernikahan bukan hal yang mustahil, tetapi hal yang mungkin terjadi. Belajar puas dengan pasangan hidup masing-masing, aktif mengobarkan kasih dari waktu ke waktu, memeliharanya sebagai harta karun mulia pemberian Tuhan, dan berjuang keras bagi kebahagiaan tersebut, adalah syarat-syarat untuk mengalami pernikahan yang berhasil (ayat 9). Perjuangan keras mengaktifkan cinta, perhatian, kesetiaan, itulah penentu keberhasilan suatu pernikahan. Karunia Tuhan lainnya dalam hidup adalah pekerjaan. Apabila dalam sudut pandang pengkhotbah, kematian adalah penyebab kesia-siaan, pekerjaan adalah faktor yang memberi hidup arti dan harap. Bekerja adalah bagian dari hidup, kepasifan adalah bagian dari mati, maka bekerja memberi kita harapan karena kita mengalami hidup ketika bekerja. Sebab itu persoalan kita tentang pekerjaan dan tugas apa pun, jangan ditinjau dari segi ekonomi saja. Apabila bekerja adalah ciri dari hidup, maka tugas apa pun sanggup memberi kita kegembiraan. Bekerja berarti menjadi rekan Tuhan yang terus giat bekerja sampai sekarang ini. Inilah insentif utama yang mendorong orang beriman bekerja lebih rajin, lebih giat, lebih berkualitas. Tidakkah akan semakin bergairah kita, apabila menyadari bahwa perbuatan tangan, kaki, otak kita adalah bagian dari ingatan Tuhan dalam dunia ini? Doa: Tuhan, tolonglah gereja-Mu dan bangsa kami menghargai keluarga dan pekerjaan dengan benar. |
(0.109814525) | (Yes 2:1) |
(sh: Anak merdeka atau anak hamba? (Jumat, 30 September 2011)) Anak merdeka atau anak hamba?Judul: Pemulihan pasti terjadi Di Yesaya 1:5-6 Tuhan sendiri ‘mengeluh’: Mau diapakan lagi bangsa yang bejat luar dalam ini? Kalau Tuhan sudah bertanya seperti itu, apalagi yang bisa kita perkatakan? Justru Tuhan masih memiliki rencana akbar-Nya. Rencana yang tidak pernah pudar asanya, walaupun situasi kondisinya seperti tak berpengharapan. Penghukuman sekarang, penghakiman saat ini memang tidak kelihatan berdampak dahsyat, langsung dan menyeluruh. Namun, Tuhan sudah menetapkan suatu waktu, ’pada hari-hari terakhir’ akan terjadi Sion, tempat Bait Allah didirikan, yang oleh karena dosa-dosanya dihancurkan, kembali menjadi tempat di mana kemuliaan dan keadilan Allah dinyatakan ke seluruh dunia! Pemulihan yang dinubuatkan ini akan terwujud bukan secara nasional melainkan internasional bahkan universal! Kapan hal itu akan terjadi? Para penafsir berbeda pandangan. Yang melihat teks ini secara harfiah menantikan penggenapannya saat Tuhan Yesus datang kembali, di mana Kerajaan Israel akan berdiri kembali. Yang melihatnya sebagai simbol kerajaan Allah di mana Kristuslah Rajanya menyatakan bahwa secara rohani kerajaan Allah sudah dimulai saat inkarnasi. Damai yang dibawa-Nya tercermin dari komunitas gereja yang memancarkan terang firman kepada dunia dalam kegelapan. Dalam Kristus hanya ada damai sejati, tak ada permusuhan dan peperangan. Yang penting saat ini adalah mengantisipasi penggenapan nubuat ini dengan mengikuti ajakan Yesaya: mari kita berjalan di dalam terang Tuhan! (5). Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.109814525) | (Yes 4:2) |
(sh: Dibersihkan dan membersihkan (Rabu, 5 Oktober 2011)) Dibersihkan dan membersihkanJudul: Dibersihkan dan membersihkan Jawabnya terletak pada apa yang menjadi alasan mereka untuk bermegah, bangga dan merasa terhormat. Sebelumnya mereka bermegah atas diri mereka sendiri, mereka bangga dengan kekuatan mereka dan dewa-dewa yang mereka ciptakan sendiri dan mereka mencari kehormatan dalam hal-hal lahiriah. Tetapi kini "tunas yang ditumbuhkan TUHAN" yang akan menjadi alasan mereka berbangga. Artinya, kebanggaan itu bukan terletak pada diri mereka atau kemampuan mereka, melainkan pada apa yang Tuhan sediakan bagi mereka – pada karya-Nya. Proses pemurnian yang Tuhan lakukan tidaklah mudah (4): sangat mungkin menyakitkan dan tidak nyaman, bukan saja bagi orang-orang yang berlaku jahat dan para pemimpin, tetapi juga bagi seluruh masyarakat; terlepas dari keterlibatan maupun ketidakterlibatan seseorang di dalamnya, ia adalah bagian dari masyarakat itu. Di sisi lain, di ujung dari proses yang tidak menyenangkan itu, Tuhan menjanjikan masyarakat baru yang disegarkan dalam pengenalan mereka terhadap Tuhan. Masyarakat yang mengenal benar apa yang Tuhan kehendaki. Masyarakat yang kembali menjadi saksi Tuhan dalam kehidupan mereka secara pribadi maupun publik dalam interaksi mereka dengan pihak-pihak di luar mereka (5-6). Waktu kita minta Tuhan membersihkan masyarakat kita dari kotoran, baiklah kita juga menyiapkan diri kita untuk terlibat, membersihkan dan dibersihkan, dengan ketidaknyamanan proses itu. Kita tahu di ujungnya akan ada satu masyarakat baru yang indah yang Tuhan telah siapkan untuk kita nikmati. Mari kita beranikan diri kita menjadi alat pembaruan yang Tuhan pakai. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.109814525) | (Yes 9:1) |
(sh: Pengharapan itu telah datang (Minggu, 25 Desember 2011)) Pengharapan itu telah datangJudul: Pengharapan itu telah datang Yesaya 8:23-9:6 berkonteks kehidupan Yehuda yang dilanda ketakutan terhadap ancaman Aram dan Israel. Ahas mengambil keputusan yang salah, meminta pertolongan kepada Asyur dan bukan kepada Tuhan. Yehuda adalah bangsa yang berjalan dalam kegelapan karena dipimpin oleh raja yang tidak takut Tuhan. Allah menjanjikan Mesias. Ia akan membawa pengharapan bagi umat-Nya. Kedatangan-Nya membuka babak baru dalam hidup umat-Nya. Manusia yang dikuasai kegelapan dosa, kini melihat Terang yang besar yang mengenyahkan kegelapan. Kedatangan-Nya mengubah kedukaan yang mencekam menjadi sukacita besar. Ia membuat manusia lepas dari belenggu dosa yang menindas dan memberikan damai sejahtera yang mampu mengenyahkan perang dan perseteruan (1-4). Janji Mesias ini telah digenapi dengan kelahiran Yesus. Dua hal penting yang dikatakan Yesaya mengenai Yesus adalah bahwa Dia adalah manusia sejati dan Allah sejati. Yesus adalah manusia sejati sesuai perkataan 'seorang anak telah lahir'. Yesus Kristus adalah Allah sejati nampak dari empat nama Ilahi: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja Damai. Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan kedatangan Yesus ke dunia yang memberikan pengharapan kepada manusia berdosa. Jika Yesus sudah lahir 2000 tahun yang lalu, mengapa masih ada orang yang hidup tanpa pengharapan dan damai? Bukankah Sang Raja Damai itu telah datang? Betul, dan itulah tugas kita untuk memperkenalkan Yesus sang Raja Damai itu, dan momen natal adalah salah satu kesempatan yang dapat kita pakai. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.109814525) | (Yes 11:1) |
(sh: Pemulihan (Senin, 20 Oktober 2003)) PemulihanPemulihan. Teks Alkitab hari ini berbicara mengenai pemulihan, mengenai suatu awal yang baru. Begitu indah kedengarannya: permulaan yang baru. Paling tidak ada tiga macam pemulihan yang dijanjikan oleh Allah, yang semuanya berkaitan dengan pemulihan hubungan. Setelah kehancuran, akan muncul sebuah tunas baru dari tunggul sebuah pohon. Tunas itu adalah keturunan Daud, seorang pemimpin yang akan menjadi wakil Allah yang setia di bumi. Pemulihan pertama adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah (ayat 1-5). Hal ini dinyatakan dengan seorang pemimpin manusia yang menaati Allah, yang digerakkan oleh Roh Allah. Ia tidak dapat melaksanakan tugasnya bila Roh Allah tidak menyertainya. Roh itulah yang memberikannya kemampuan dan ketaatan untuk menjadi seorang pemimpin yang berkenan di hadapan Allah, memulihkan masalah hukum dan keadilan. Pemulihan kedua adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan alam (ayat 6-9). Di sini pertama-tama dilukiskan adanya sebuah harmoni antara alam dengan alam itu sendiri. Namun, dinyatakan juga bahwa manusia dan alam tidak akan bermusuhan lagi. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, alam menjadi musuh manusia. Pada akhirnya, hubungan antara manusia akan alam dipulihkan. Baik manusia maupun alam bercengkerama dan memuliakan pencipta mereka. Pemulihan ketiga adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan manusia (ayat 10-16). Sisa-sisa orang yang selamat akan dihimpunkan lagi, dan hubungan antara Yehuda dengan Efraim/Israel dipulihkan. Komunitas diperbarui untuk bersama-sama bersyukur kepada Allah yang menyelamatkan mereka. Renungkan: Pemulihan total baru akan terjadi ketika Kristus datang kedua kali. Hari ini, jadilah agen pemulihan Allah dengan mengajak satu orang teman Anda memulihkan hubungannya dengan Allah, alam dan sesama. |
(0.109814525) | (Yes 12:1) |
(sh: "Aku memiliki mimpi ...." (Selasa, 21 Oktober 2003)) "Aku memiliki mimpi ....""Aku memiliki mimpi ...." Demikianlah kata-kata Martin Luther King, Jr. pada tanggal 28 Agustus 1963, ketika ia menyampaikan pidatonya yang melawan rasisme di depan lebih dari 200.000 orang bahwa suatu hari bangsa ini [Amerika Serikat] akan membangkitkan dan menghidupi kepercayaannya. Namun, betapa pun kuatnya pengharapan King, hal itu hanyalah pengharapan. Pengharapan itu pada dirinya sendiri tidak memberikan jaminan kepastian pelaksanaannya. Pasal yang kita baca hari ini melantunkan puji-pujian kemuliaan (doksologi) bagi Allah atas semua rencana dan tindakan-Nya. Doksologi ini dapat kita bagi dengan dua bagian. Bagian pertama adalah sebuah pujian yang lebih bersifat eksklusif, terbatas dalam kalangan umat Allah (ayat 1-3). Puji-pujian dinaikkan karena meskipun Allah telah menumpahkan murka-Nya, Allah juga adalah Allah yang menyelamatkan dan menghibur umat-Nya. Puji- pujian dinaikkan meskipun hukuman tetap diberikan. Ini adalah sebuah sikap yang indah ketika seseorang menyadari bahwa Allah tetap adalah Allah yang baik meskipun Ia memberikan hukuman. Bukankah hukuman itu seharusnya diberikan sebagai akibat dosa manusia? Allah kini dilihat sebagai satu-satunya kekuatan, pengharapan dan keselamatan. Allah yang begitu baik telah mengundang umat-Nya untuk meminum air dari sumur keselamatan, Allah memberikan anugerah-Nya secara cuma-cuma (bdk. 55:1 dst.). Bagian kedua adalah pujian yang lebih inklusif, mengajak bangsa- bangsa lain untuk mengenal Tuhan yang begitu baik (ayat 4-6). Ini adalah respons yang sangat wajar. Ketika seseorang memiliki Allah yang begitu baik, adil dan mahakuasa, tidak ada hal lain yang lebih alamiah daripada mengajak semua orang untuk mengenal Dia! Renungkan: Keselamatan total bukan hanya sebuah mimpi tanpa jaminan. Allah pasti akan mewujudkan janji-Nya. Wartakan berita ini kepada satu teman Anda! |
(0.109814525) | (Yes 13:1) |
(sh: Babel: pecahnya sebuah balon! (Rabu, 22 Oktober 2003)) Babel: pecahnya sebuah balon!Babel: pecahnya sebuah balon! Seorang sejarawan dan filsuf Inggris, John Emerich Edward Dalberg, yang dikenal dengan Baron Acton I (ayat 1834-1902) menulis bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri, menindas yang lemah tanpa takut kepada Allah. Kekuasaan mudah sekali membutakan manusia. Mulai pasal 13-23 dari kitab Yesaya, kita membaca bahwa Yahweh adalah Allah yang berdaulat di dunia internasional. Kita akan melihat amarah Yahweh ditumpahkan kepada bangsa-bangsa yang otonom, yang menantang sang pencipta. Dalam pasal ini, kita memahami bahwa hardikan Yahweh pertama kali jatuh kepada Babel, kekuatan yang terbesar pada waktu itu. Yahweh akan menunjukkan bahwa mudah bagi-Nya untuk menghantam yang besar -- apalagi bangsa-bangsa kecil seperti Aram dan Israel. Ada beberapa tahap yang bisa kita perhatikan dalam bagian ini. Pertama, Yahweh menyiapkan sebuah pasukan untuk menghantam bangsa-bangsa (ayat 2-5). Ia membangkitkan perwira-perwira-Nya, suatu pasukan yang besar. Seluruh bumi akan dimusnahkan. Kedua, hari Tuhan itu sudah dekat ketika tangisan dan ratapan akan menjadi atmosfer sehari-hari (ayat 6-8). Allah digambarkan sebagai Allah yang mahakuasa (El Syaddai). Tamparan akan diberikan kepada para bangsawan (ayat 2). Mereka akan menjadi seperti wanita yang rentan, tak berdaya dan tak berpengharapan. Ketiga, amarah Yahweh tak terbayangkan dengan lingkupnya yang besar dan mencakup langit-bumi (ayat 9-16). Mereka yang melawan Yahweh hanya akan bisa gemetar di hadapan kedahsyatan itu. Terakhir, Babel sendiri akan dihancurkan seperti Sodom dan Gomora (ayat 17-22). Waktunya sebentar lagi, segera. Babel akan seperti balon yang dipecahkan! Renungkan: Jika Anda adalah orang yang berkuasa, ingatlah bahwa ada kuasa yang lebih tinggi daripada Anda yang kepadanya Anda harus bertanggung jawab! |