Jangan takut, hai binatang-binatang di padang, sebab tanah gembalaan di padang gurun menghijau,<x id="s" /> pohon menghasilkan buahnya, pohon ara<x id="t" /> dan pohon anggur<x id="u" /> memberi kekayaannya.<x id="v" />

Celakalah orang yang berkata kepada sepotong kayu: "Terjagalah!" dan kepada sebuah batu bisu: "Bangunlah!<x id="g" />" Masakan dia itu mengajar? Memang ia bersalutkan emas dan perak,<x id="h" /> tetapi roh tidak ada sama sekali di dalamnya.<x id="i" />

(2-20) apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima<x id="l" /> dan pohon zaitun belum berbuah?<x id="m" /> Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!<x id="n" />"

Dan raja Ai digantungnya pada sebuah tiang sampai petang. Ketika matahari terbenam,<x id="u" /> Yosua memerintahkan orang menurunkan mayat itu dari tiang, lalu dilemparkan di depan pintu gerbang kota, kemudian didirikan oranglah di atasnya suatu timbunan batu<x id="v" /> yang besar, yang masih ada sampai sekarang.

dan katakanlah kepada hutan<x id="r" /> di sebelah selatan: Dengarlah firman TUHAN: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku akan menyalakan api di dalammu yang akan memakan habis<x id="s" /> setiap pohon yang hidup padamu dan setiap pohon yang layu kering. Apinya yang sedang bernyala-nyala tidak akan padam dan semua muka dari selatan sampai utara<x id="t" /> akan terbakar kepanasan olehnya.<x id="u" />

Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda,<x id="f" /> tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis<x id="g" /> pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah<x id="h" /> demikian.

Adapun ular<n id="1" /><x id="e" /> ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman<x id="f" /> ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya,<x id="f" /> maka terkutuklah<x id="g" /> tanah<x id="h" /> karena engkau; dengan bersusah payah<x id="i" /> engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:<x id="j" />

Berfirmanlah TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,<x id="r" /> tahu tentang yang baik dan yang jahat<n id="1" />; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan<x id="s" /> itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya."

Keesokan harinya pagi-pagi<x id="j" /> bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.

Demikianlah ladang Efron, yang letaknya di Makhpela<x id="p" /> di sebelah timur Mamre,<x id="q" /> ladang dan gua yang di sana, serta segala pohon di ladang itu, bahkan di seluruh tanah itu sampai ke tepi-tepinya,

Hujan es itu menimpa binasa segala sesuatu yang ada di padang, di seluruh tanah Mesir, dari manusia sampai binatang; juga segala tumbuh-tumbuhan di padang ditimpa binasa oleh hujan itu dan segala pohon<x id="f" /> di padang ditumbangkannya.

belalang itu akan menutupi permukaan bumi, sehingga orang tidak dapat melihat tanah; belalang itu akan memakan habis sisa<x id="a" /> yang terluput, yang masih tinggal bagimu dari hujan es itu, bahkan akan memakan habis segala pohonmu yang tumbuh di padang.<x id="b" />

Setiap orang yang hendak mempersembahkan persembahan khusus dari perak atau tembaga, membawa persembahan khusus yang kepada TUHAN itu, dan setiap orang yang mempunyai kayu penaga membawanya juga untuk segala pekerjaan mendirikan itu.

Dan ia harus mencabik burung itu pada pangkal sayapnya, tetapi tidak sampai terpisah;<x id="p" /> lalu imam harus membakarnya di atas mezbah, di atas kayu<x id="q" /> yang sedang terbakar; itulah korban bakaran, suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN."

jadi lembu jantan itu seluruhnya harus dibawanya ke luar perkemahan<n id="1" />,<x id="c" /> ke suatu tempat yang tahir,<x id="d" /> ke tempat pembuangan abu,<x id="e" /> dan lembu itu harus dibakarnya<x id="f" /> sampai habis di atas kayu api di tempat pembuangan abu.<x id="g" />

Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu<x id="l" /> di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak<x id="m" /> korban keselamatan<x id="n" /> di sana.

Dan segala sesuatu menjadi najis, kalau seekor yang mati dari binatang-binatang itu jatuh ke atasnya: perkakas kayu apa saja atau pakaian atau kulit atau karung,<x id="p" /> setiap barang yang dipergunakan untuk sesuatu apapun, haruslah dimasukkan ke dalam air dan menjadi najis sampai matahari terbenam, kemudian menjadi tahir pula.

Tetapi burung yang masih hidup haruslah diambilnya bersama-sama dengan kayu aras, kain kirmizi dan hisop, lalu bersama-sama dengan burung itu semuanya harus dicelupkannya ke dalam darah burung yang sudah disembelih di atas air mengalir itu.<x id="j" />

Lalu ia harus mengambil kayu aras dan hisop,<x id="q" /> kain kirmizi dan burung yang masih hidup itu, dan mencelupkan semuanya ke dalam darah burung yang sudah disembelih dan ke dalam air mengalir itu, kemudian ia harus memercik kepada rumah itu tujuh kali.<x id="r" />