Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 201 - 220 dari 374 ayat untuk hikmat (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25) (Mzm 36:10) (jerusalem: kasih setiaMu) Bdk Maz 5:8+.
(0.25) (Mzm 73:17) (jerusalem: tempat kudus Allah) Harafiah: yang kudus-kudus (jamak) Allah. Menurut terjemahan-terjemahan Indonesia ini artinya sbb: Dengan masuk bait Allah, bdk Yer 51:51, dan berdoa di situ pemazmur mendapat penerangan yang menolongnya dalam mengatasi masakah yang dihadapinya secara lain juga. Ada yang mengertinya begini: yang kudus dari Allah ialah ajaran kudus dari Allah (rahasia) yang tercantum dalam Alkitab tempat kediaman Hikmat Allah, bdk Maz 119:130 dst; Wis 2:22. Lain orang mengerti: Tempat-tempat kudus allah(dewa); dengan menyaksikan puing-puing kuil dewa yang mendukung orang fasik yang sejahtera (orang kafir) pemazmur mengerti bahwa ketidakadilan yang ada tidak berasal dari Allah, tetapi dari dewa-dewa itu, bdk Maz 82.
(0.25) (Kid 4:13) (jerusalem: kebun) Kata Ibrani yang dipakai di sini (juga dalam Pengk 2:5 dan Neh 2:8 terj: taman raya), yaitu pardes sebenarnya sebuah kata dari bahasa Persia dan berarti: taman raya. Dalam bahasa Arab/Indonesia kata Persia itu menjadi: firdaus. Tumbuh-tumbuhan yang disebut dalam Kid 4:13-14 tidak dapat tumbuh bersama-sama. Kecuali pohon delima tumbuh-tumbuhan itu tidak terdapat di negeri Palestina. Taman yang digambarkan itu adalah buah khayal yang mengumpulkan wangi-wangian yang paling jarang dan mahal. Ini kerap kali terdapat dalam syair-syair Kid 1:2-3,12-14; 3:6; 5:5,13. Bdk Hikmat-kebijaksanaan yang dipuji-puji dalam Sir 24:12-21.
(0.25) (Ob 1:8) (jerusalem: waktu itu) Harafiah: hari itu. Artinya: saat penghakiman Edom yang bertepatan dengan "Hari Tuhan", Oba 1:15; bdk Ams 5:18+. Pada hari itu Tuhan menghukum Edom bersama-sama bangsa-bangsa lain, Oba 1:16-17, tetapi memulihkan kembali umat Israel, Oba 1:17-21
(0.25) (Rm 16:27) (jerusalem: penuh hikmat) Bdk Rom 11:33-36; 1Ko 1:24; 2:7; Efe 3:10; Kol 2:3; Wah 7:12
(0.25) (Ef 3:18) (jerusalem: lebarnya...) Dalam filsafah mazhab Stoa, ungkapan itu menunjuk kepada jagat raya seluruhnya. Paulus mengambil alih ungkapan itu dengan maksud menonjolkan peranan Kristus dalam pemulihan dunia. Baiklah dilihat dimensi-dimensi eskatologis yang ada pada bait Allah dan Tanah Suci seperti digambarkan Yeh 40:1-45:25 dan Wah 21:9 dst. Kalau mau diperincikan lebih jauh boleh dikatakan bahwa ukuran-ukuran itu ialah ukuran "rahasia" penyelamatan, tegasnya ukuran "kasih" Kristus yang merupakan sumber "rahasia" itu. Sama seperti halnya dengan Hikmat Allah, Ayu 11:8-9, dimensi-dimensi itu melampaui segala ukuran manusia. Bdk Efe 1:17-19,23; 2:7; 3:8; Kol 2:2 dst
(0.25) (Kol 1:2) (full: SAUDARA-SAUDARA ... YANG PERCAYA ... DI KOLOSE. )

Nas : Kol 1:2

Paulus menulis kepada jemaat Kolose oleh sebab guru-guru palsu telah menyusup ke dalam gereja. Mereka mengajar bahwa penyerahan kepada Kristus dan ketaatan kepada ajaran para rasul tidak memadai untuk mendapat keselamatan penuh. Ajaran palsu ini mencampur "filsafat" dan "tradisi" manusia dengan Injil (Kol 2:8) dan meminta penyembahan para malaikat sebagai pengantara antara Allah dan manusia (Kol 2:18). Para guru palsu ini menuntut pelaksanaan beberapa syarat agama Yahudi (Kol 2:16,21-23) serta membenarkan kekeliruan mereka dengan menyatakan bahwa mereka mendapat wahyu melalui penglihatan-penglihatan (Kol 2:18).

  1. 1) Filsafat mendasar di balik ajaran salah ini tampak dewasa ini di dalam ajaran bahwa Yesus Kristus dan Injil asli PB tidak memadai untuk memenuhi keperluan rohaniah kita

    (lihat cat. --> 2Pet 1:3).

    [atau ref. 2Pet 1:3]

  2. 2) Paulus membuktikan salahnya bidat ini dengan menunjukkan bahwa Kristus bukan saja Juruselamat pribadi kita, tetapi kepala gereja dan Tuhan semesta alam dan ciptaan juga. Karena itu, bukannya filsafat atau hikmat manusia, melainkan Yesus Kristus dan kuasa-Nya di dalam kehidupan kita itulah yang menebus dan menyelamatkan kita untuk selama-lamanya; perantara tidak perlu dan kita harus langsung menghampiri Dia.
  3. 3) Menjadi orang percaya berarti beriman kepada Kristus dan Injil-Nya, bersandar kepada-Nya, mengasihi Dia dan hidup di hadirat-Nya. Kita tidak boleh menambah apa-apa pada Injil atau memajukan hikmat atau filsafat humanistik yang modern.
(0.25) (Yes 11:2) (jerusalem: Roh TUHAN) Roh TUHAN atau roh kudusNya, Yes 42:1; 61:1 dst; Yes 63:10-13; Maz 51:13; Wis 1:5; 9:17, ialah "nafasNya' (kata Ibrani ruah memang berarti: nafas, hembusan, angin, roh) berkarya dalam segenap sejarah yang dikisahkan Alkitab. Sebelum penciptaan roh itu melayang-layang di atas permukaan samudera purba, Kej 1:2; ia memberikan hayat kepada semua makhluk, Maz 104:29-30; 33:6; Kej 2:7; bdk Yes 37:5-6,9-10. Roh Tuhan membangkitkan para Hakim, Hak 3:10; 6:34; 11:29, dan raja Saul, 1Sa 11:6. Roh itu memberi para ahli kepandaiannya, Kel 31:3; 35:31, dan memimpin hakim dalam memutuskan hukum, Bil 11:17. Roh itu mengaruniakan hikmat kepada Yusuf, Kej 41:38. Terutama roh Tuhan menginspirasikan para nabi, Bil 11:17 (Musa), Yes 10:25-26; 24:2; 1Sa 10:6,10; 19:20; 2Sa 23:2 (Daud); 2Ra 2:9 (Elia); Mik 3:8; Yes 48:16; 61:1; Zak 7:12; 2Ta 15:1; 20:14; 24:20, sedangkan nabi-nabi gadungan menurut rohnya (bisikan hati) sendiri, Yeh 13:3; bdk Dan 4:8,18; 5:11-12+; Yes 11 ini menyatakan bahwa roh kenabian itu dikurniakan kepada Mesias. Nabi Yoel, Yoe 2:28-29, menubuatkan bahwa di zaman terakhir roh Tuhan dikurniakan kepada semua orang, bdk Kis 2:16-18. Sebagaimana halnya dengan pengajaran mengenai hikmat Allah, bdk Ams 8:22+; Wis 7:22+, demikianpun pengajaran Alkitab tentang roh Tuhan diperkembangkan sampai selesai dalam Perjanjian Baru, bdk Yoh 1:33+; Yoh 14:16+; Yoh 14:26+; Kis 1:8+; Kis 1:2+; Rom 5:5+.
(0.25) (Hak 7:19) (sh: Tuntaskan pekerjaan Tuhan! (Minggu, 12 Oktober 1997))
Tuntaskan pekerjaan Tuhan!

Melaksanakan pekerjaan apa pun harus konsisten, bila orang ingin memerik hasilnya. Demikian pun halnya dengan pekerjaan Tuhan, dalam hal Gideon ini peperangan. Selain harus tuntas, juga harus ada tindak lanjut. Justru karena kedua hal itu diabaikanlah maka orang Israel saat itu harus mengalami banyak masalah dan sengsara.

Kelompok-kelompok kerja. Gideon membagi pasukan komandonya ke dalam tiga kelompok kerja (pokja). Kerja atau perang yang harus mereka lakukan bukanlah membunuh musuh atau memenggal kepala mereka, melainkan menaati aba-aba perang. Tugas mereka bukan menyerang dengan serangan fisik tetapi melakukan beberapa hal yang telah Tuhan atur sebelumnya yang menyebabkan kekacauan, kebingungan, kekalutan pada pasukan orang Midian. Tugas itu ialah meniup sangkakala, memecahkan buyung secara serempak, dan berteriak: "Demi Tuhan dan demi Gideon." Akibat taktik ilahi itu luar biasa! Musuh kacau balau terbirit-birit dan saling bunuh sendiri. Itulah hasil dari kelompok kerja yang taat dan kompak! Hikmat di atas konflik. Pemimpin perlu punya hikmat saat menghadapi konflik. Ini yang oleh para pakar masa kini disebut sebagai menejemen konflik. Orang-orang Efraim itu merasa tersinggung tidak diikutsertakan oleh Gideon dalam peperangan tersebut. Tetapi dengan sangat bijaksana Gideon menjelaskan bahwa alasannya bukan negatif. Bahkan ia menyanjung hal positif dalam diri mereka sehingga kemarahan mereka reda. Kalau Anda pemimpin, rendahkanlah diri Anda, berbicaralah positif dan berkatilah orang yang bereaksi atau bersikap negatif terhadap Anda.

Renungkan: Konflik dengan para musuh Tuhan harus diselesaikan dengan tegas berpegang pada kebenaran dan perintah Tuhan. Konflik intern dalam umat Tuhan hanya kasih dapat mengatasinya.

Doa: Padukan hati kami untuk tugas lebih besar dariMu.

(0.25) (1Raj 3:1) (sh: Bukti Kasih Salomo (Selasa, 27 Juli 2004))
Bukti Kasih Salomo

NATO (North Atlantic Territory Organization; Organisasi Pertahanan Atlantik Utara) sering dipelesetkan menjadi No Action Talk Only (banyak bicara tanpa berbuat). Banyak orang hanya bisa berbicara dan berteori tanpa bisa melakukannya. Apakah Salomo seorang raja yang NATO?

Alkitab mencatat bahwa Salomo mengasihi TUHAN dengan sungguh-sungguh. Hal itu dibuktikannya dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya (ayat 3). Ia mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, sebagai wujud kasihnya itu. Korban-korban bakaran itu adalah pernyataan ibadah, ucapan syukur, dan persekutuan Salomo kepada TUHAN. Ini adalah bukti pertama Salomo mengasihi TUHAN sungguh-sungguh.

Bukti kedua Salomo mengasihi TUHAN, dapat kita lihat dari permohonannya dalam doa (ayat 6-9). TUHAN mengaruniakan Salomo satu permintaan, dan Salomo memanfaatkannya. Satu permintaan Salomo adalah memohonkan hikmat supaya bisa memerintah dengan baik dan demi kebaikan rakyatnya. Salomo tidak meminta kekayaan, kekuasaan, umur panjang, dll. Ini menunjukkan bahwa Salomo tidak mementingkan diri sendiri, tetapi peduli kepada rakyatnya yang begitu banyak. Dengan hikmat dari TUHAN, Salomo mensejahterakan umat Tuhan. Salomo mengasihi umat TUHAN karena Salomo mengasihi TUHAN! Bukti kedua ini diteguhkan dengan konfirmasi dari TUHAN sendiri (ayat 10-14).

Salomo membuktikan diri bukan raja yang NATO. Salomo mengasihi Tuhan bukan sekadar melalui kata-kata tetapi dengan tindakan konkret. Apakah kita mengasihi Tuhan? Apa bukti nyata kita mengasihi Tuhan? Kalau kita mengasihi Tuhan, pasti kita menaati firman-Nya, dan setia beribadah kepada-Nya. Kalau kita mengasihi Tuhan, pasti kita juga mengasihi sesama kita, dan kita akan meminta hal-hal yang terbaik bukan untuk diri sendiri melainkan untuk orang lain.

Renungkan: Apakah buktinya kita mengasihi Tuhan. Apakah hidup kita sudah sesuai dengan kehendak-Nya? Apakah hidup kita sudah menjadi berkat untuk sesama kita?

(0.25) (1Raj 3:16) (sh: Yang sederhana di tangan yang bijak (Minggu, 30 Januari 2000))
Yang sederhana di tangan yang bijak

Dalam konsep PL, hikmat adalah penerapan praktis dari pengetahuan yang dimiliki seseorang ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyatakan hikmat Salomo yang luar biasa, kitab 1 Raja-raja tidak mengetengahkan kemampuan arsitek Salomo di dalam membangun Bait Allah dan istana, namun memilih peristiwa ini.

Permasalahan yang dibawa kedua pelacur ke hadapan Salomo sangat pelik dilihat dari berbagai faktor. Salomo tidak mengenal latar belakang kedua pelacur tersebut, sehingga ia tidak bisa menentukan mana yang benar dan yang salah. Bayi yang diperebutkan masih terlalu kecil untuk mengenali siapa ibu yang sebenarnya. Dan yang paling utama, tidak ada saksi yang dapat memperkuat argumentasi masing-masing pelacur itu. Dengan kata lain, Salomo sama sekali tidak mempunyai pengetahuan mengenai faktor-faktor yang terkait secara langsung dengan kasus itu. Namun tidak berarti ia tidak bisa menyelesaikan kasus ini.

Sebaliknya Salomo menggunakan pengetahuan yang paling sederhana yang pasti dimiliki oleh semua orang Israel. Pengetahuan itu ialah bahwa seorang ibu kandung rela melakukan dan berkorban apa saja asalkan anaknya dapat tetap hidup. Bahkan dengan tidak mengakui anaknya sekalipun akan dilakukan, asalkan anaknya dapat tetap hidup. Pengetahuan yang sederhana inilah yang diterapkan dengan sangat bijak pada waktu yang tepat. Hasilnya sangat mengagumkan. Siapa ibu kandung bayi itu terbukti dengan sendirinya. Kekuatan dan manfaat suatu pengetahuan tidak terletak pada tingkat kekompleksitasan masalahnya, namun pada tangan orang yang mempergunakan pengetahuan itu.

Renungkan: Orang dikatakan bijak bukan karena ia mengetahui segala sesuatu, namun karena ia dapat mengaplikasikan apa yang diketahuinya secara benar dan tepat, sehingga bagaimana pun kompleksnya suatu masalah tetap dapat dipecahkan dengan baik.

(0.25) (1Raj 5:1) (sh: Waktunya Allah (Jumat, 30 Juli 2004))
Waktunya Allah

Sebuah proyek yang hendak diwujudkan memerlukan persiapan yang tepat dan perlu memperhitungkan waktu, bahan, tenaga dan dana serta hal-hal lain yang diperlukan secara cermat untuk menyukseskan proyek tersebut.

Ketika Salomo telah diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, dan Allah telah mengaruniakan keamanan kepada negerinya, maka Salomo ingin mendirikan Bait Allah. Allah pernah berjanji kepada Daud bahwa Salomolah yang akan membangun Bait Allah. Salomo mengirim utusan kepada Hiram, raja Tirus yang bersahabat dengan ayahnya, Daud (ayat 1-4). Dengan hikmat dari Allah, Salomo menjalin komunikasi yang baik dalam menyampaikan keinginannya kepada Hiram, raja Tirus untuk membangun Bait Allah. Sebagai hasilnya, Hiram memberikan dukungan dengan mengirimkan kayu Sanobar untuk proyek mendirikan Bait Allah (ayat 7-10). Bukan hanya kayu yang disediakan oleh Hiram, tetapi ia juga menyediakan batu untuk dipahat bagi pembangunan tersebut.

Apakah yang dapat kita pelajari dari persiapan Salomo dalam mendirikan Bait Allah? Pertama, Salomo dengan hikmat mengatur semua persiapan pembangunan Bait Allah dengan baik. Kedua, Salomo menggunakan bantuan dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat diupayakannya sendiri. Ketiga, Salomo mengetahui bahwa waktu pembangunan Bait Allah sudah tiba.

Persiapan secara tepat sangat diperlukan untuk pembangunan Bait Allah. Namun di samping persiapan yang dilakukan, diperlukan juga kepekaan untuk mengetahui apakah saat ini merupakan "waktunya Allah" untuk membangun Bait Allah. Salomo memiliki kepekaan untuk mengetahui bahwa keamanan yang dikaruniakan Allah merupakan tanda "waktunya Allah" untuk mempersiapkan pembangunan Bait Suci.

Renungkan: Orang Kristen perlu memiliki kepekaan dalam melihat waktu Tuhan, bukan saja dalam pembangunan rumah Allah (gereja), tetapi dalam segala aspek hidup. Melakukan sesuatu dalam "waktunya Allah" menghasilkan keberhasilan.

(0.25) (1Raj 11:26) (sh: Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya (Selasa, 10 Agustus 2004))
Hikmat Allah dalam penghukuman-Nya

Seorang majelis di suatu gereja dijatuhkan oleh lawan bisnisnya melalui cara keji, sehingga ia harus masuk ke penjara dan kehilangan bisnisnya. Tetapi, justru kejadian itu membawa pertobatan sejati bagi majelis ini, karena sebenarnya ia menjalankan bisnisnya secara kotor (= tidak jujur). Terkadang Tuhan bekerja dengan cara yang sulit kita mengerti. Terutama ketika Ia memperingatkan anak-anak-Nya yang jatuh dalam dosa melalui penghukuman.

Dalam bacaan hari ini, kita membaca bahwa Allah membangkitkan Yerobeam sebagai lawan Salomo. Yerobeam mendapatkan janji Allah untuk memimpin sepuluh suku yang akan dipecahkan Tuhan dari kerajaan Salomo (ayat 31-37). Bahkan ia mendapatkan janji yang sama seperti yang diperoleh Daud. Allah menjanjikan akan membuat dinasti Yerobeam berlangsung langgeng seperti yang pernah Allah rencanakan bagi keturunan Daud. Tentu dengan syarat Yerobeam berlaku seperti Daud, yaitu setia kepada Allah, tidak melakukan kesalahan yang sama seperti Salomo, dan membawa kembali umat-Nya menyembah kepada Allah Israel (ayat 38).

Ada dua tujuan di balik pemilihan Yerobeam sebagai raja. Pertama, supaya melalui Yerobeam, suku-suku Israel lainnya bisa beribadah kepada Allah secara benar dan kudus. Kedua, supaya melalui penghukuman kepada keturunan Salomo, bangsa Israel bertobat sehingga dinasti Daud tetap dipelihara. Hal kedua ini dimungkinkan terjadi, bila kerajaan yang akan dipimpin Yerobeam benar-benar setia kepada Allah. Sehingga berkat Allah karena kesetiaan Yerobeam menyebabkan rasa iri dari kerajaan Salomo yang kecil itu dan mereka akhirnya berpaling kepada Tuhan (Ayat 39, "Aku akan merendahkan keturunan Daud, tetapi bukan untuk selamanya").

Jika Tuhan menghukum perbuatan dosa anak-anak-Nya, pasti karena Ia menginginkan pertobatan. Tuhan dapat memakai cara yang unik untuk mencapai tujuan-Nya itu!

Renungkan: Tuhan bertindak tegas melawan dosa karena Ia mengasihi kita dan ingin membimbing kita kepada pertobatan.

(0.25) (2Taw 9:1) (sh: Kesaksian tentang kebesaran Tuhan (Jumat, 17 Mei 2002))
Kesaksian tentang kebesaran Tuhan

Apabila Tuhan menyertai hidup seseorang atau suatu komunitas, penyertaan dan kehadiran-Nya itu dapat dirasakan pihak lain. Kesan adanya kekudusan, kasih, kewibawaan, dlsb. timbul dalam hati orang-orang yang pernah berjumpa dengan mereka yang dalam hidupnya Allah hadir secara kuat. Sebutlah contoh hidup orang-orang seperti John Sung, Ibu Teresa, atau para pengkhotbah berwibawa masa kini.Hal yang sama dialami Ratu Syeba dari Arab Selatan. Tujuan utamanya adalah berdagang. Pada waktu itu negerinya terkenal secara luas dalam perdagangan rempah-rempah. Tertarik oleh berita tentang hikmat yang Salomo miliki, Ratu Syeba sendiri langsung memimpin delegasi dagang itu. Akibatnya, bukan saja transaksi dagang yang terjadi, tetapi kesempatan menyaksikan penyertaan dan berkat Tuhan atas Salomo dalam bentuk hikmat administratif kenegaraan (ayat 2-5). Ratu Syeba bukan saja memuji Salomo dan segala kemegahannya melainkan terutama juga memuji Tuhan. Ketika ia menyebut, “terpujilah Tuhan Allahmu,” (ayat 8) pada hakikatnya Ratu Seba mengakui bahwa Tuhan Allah Salomo memang besar adanya dan Dialah yang membuat Salomo besar, berhikmat, dan menjadi berkat bagi rakyatnya. Tukar-menukar hadiah pun pada hakikatnya bukan saja saling menghargai, tetapi dalam catatan Tawarikh, ini dilihat sebagai cara untuk Tuhan menambahkan kekayaan Salomo.

Akhir hidup Salomo dalam catatan Tawarikh lain dari catatan Kitab Raja-raja. Yang ditekankan hanya keberhasilan dan kebesaran Salomo dalam mengumpulkan kekayaan dan memperluas berbagai hubungan internasional (ayat 22-24), sementara kejatuhannya dalam mengawini ratusan istri dan gundik asal kafir (ayat 1Raj. 11) sama sekali tidak disinggung. Ini terjadi karena tujuan Tawarikh adalah memberi pola bagi umat yang kembali dari pembuangan, yang memerlukan lebih dari sekadar menyesali kesalahan, tetapi bangkit membangun ke arah pola yang benar yang sesuai kehendak Allah.

Renungkan: Berkat dan hadirat Allah terjadi di dalam persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Di dalam Dia, kita terus- menerus mengalami dan menyaksikan pembaruan dari-Nya.

(0.25) (2Taw 16:1) (sh: Komitmen setengah hati (Jumat, 24 Mei 2002))
Komitmen setengah hati

Kembali Yehuda menghadapi ancaman dari Israel di bawah pimpinan raja Baesa (ayat 1). Strategi pertama Baesa adalah memblokade Yehuda dengan memperkuat Rama yang terletak sekitar 15 km sebelah utara Yerusalem. Tujuannya mungkin ingin mencegah perdagangan dan perjalanan umat yang ingin berziarah ke Yerusalem. Karena bukan termasuk teritorial Yehuda, Asa merasa tidak mampu untuk membuyarkan blokade tersebut. Sayang bahwa hikmat dan kekuatan yang didapatnya dari komitmen iman kepada Allah tidak lagi terlihat. Asa mencari bantuan Benhadad dari Aram dengan memberi imbalan emas dan perak (ayat 3). Yang lebih parah adalah ia tidak lagi berpegang pada janji setia Allah dan lebih mengandalkan ikatan perjanjian antarmanusia yang pernah dibuat antar orang-tua mereka sebelumnya.Memang hasil seperti yang diharapkan terjadi. Baesa menghentikan proyeknya, bahkan kini beberapa kota Isr ael d itaklukkan oleh pasukan Aram (ayat 4-6). Mendapat yang baik namun kehilangan yang terbaik, itulah akibat dari orang yang lebih mengandalkan manusia daripada Allah (ayat 7). Teguran pahit ini disampaikan oleh Hanani kepada Asa. Teguran lain menelanjangi akar dosa Asa, yaitu tindakannya mengandalkan Aram adalah ungkapan ketiadaan iman kepada Tuhan Allah yang bukan saja berkuasa membela umat-Nya, tetapi juga memiliki rencana yang lebih besar, yaitu menyerahkan Aram ke bawah kedaulatan Yehuda. Karena takut dan setia kepada Allah, sumber segala hikmat, maka sebaliknya ketiadaan iman setia dan takut kepada Allah adalah kebodohan. Ini sebenarnya tak dapat ditolerir sebab sebelumnya Asa mengalami sendiri bahwa Tuhan menyanggupinya mematahkan kekuatan Etiopia dengan sejuta pasukan perkasanya (ayat 14:9-15). Reaksi Asa terhadap nubuat tersebut menelanjangi keberpalingan hatinya membelakangi Allah. Ia tidak bertobat, tetapi memenjarakan Hanani. Juga ketika sakit, ia lebih mencari pertol ongan dukun-dukun daripada Allah (ayat 11-13).

Renungkan: Tuhan Allah menginginkan iman sejati, yaitu yang terungkap dalam bentuk komitmen untuk setia dan taat terus menerus kepada-Nya dan firman-Nya, seperti halnya kasih setia-Nya tak pernah berubah.

(0.25) (Ayb 37:1) (sh: Memuji dalam kegelapan (Jumat, 16 Agustus 2002))
Memuji dalam kegelapan

Setelah berbicara tentang pengendalian Allah terhadap alam, pasal ini ditutup dengan peringatan bahwa Allah harus ditakuti dan dihampiri dengan kerendahan hati (ayat 23-24).

Elihu mulai dengan mengakui ketakutannya mendengarkan guntur kemarahan Tuhan (ayat 1-2, 36:33). Hal ini harus dikaitkan dengan kenyataan bahwa Allah melakukan hal-hal ajaib melampaui pengertian manusia (ayat 5). Guruh bukan sekadar fenomena alam, tetapi merupakan alat Allah untuk memperingatkan manusia. Allah, misalnya, juga ingin menunjukkan kuasa-Nya kepada makhluk bumi dengan mengirimkan salju dan hujan deras (ayat 6-8). Binatang-binatang pun terpaksa mencari tempat perteduhannya. Elihu juga mendaftarkan hal-hal yang menunjukkan kendali Allah atas cuaca (ayat 9-12), semuanya mengikuti petunjuk Allah.

Kemudian kembali Elihu berbicara hanya untuk Ayub (ayat 14-18). Ia mengundang Ayub untuk kembali mengingat kendali Allah terhadap langit dan bertanya dengan ironis apakah Ayub mampu melakukan hal-hal itu. Elihu menuduh bahwa dengan Ayub memajukan kasusnya, ia menganggap dirinya sama dengan Allah. Ayub dipaksa mengakui keterbatasannya. Perlu dicatat bahwa pertanyaan-pertanyaan ironis ini pun akhirnya nanti diajukan Allah sendiri (pasal 38-41).

Ayat 19-24 berisi ringkasan dari perkataan-perkataan Elihu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Ayub begitu tak berakal budi ketika menetapkan diri untuk berkonfrontasi melawan Allah. Allah begitu mulia dan dengan demikian tuduhan Ayub sia-sia. Allah hanya boleh ditakuti dan disembah. Topik utama dalam ayat 19-22 adalah kontras antara terang dan gelap. Allah begitu terang, dan manusia yang hidup dalam kegelapan bahkan tidak mampu memandang Allah -- Ia tak terhampiri. Bagaimana mungkin manusia yang ada dalam kekelaman, tak berpengetahuan, bisa memajukan kasusnya di hadapan Allah yang memiliki terang hikmat sempurna? Tak mungkin manusia menemukan Allah (ayat 23).

Renungkan: Kala Anda tidak memahami Allah, pujilah Dia dan sembahlah keagungan-Nya. Biarlah hikmat-Nya turun atas kita.

(0.25) (Mzm 90:1) (sh: Menghitung hari (Kamis, 20 Desember 2001))
Menghitung hari

Arswendo Atmowiloto, yang pernah diinapkan di LP Cipinang, menulis sebuah buku berjudul Menghitung Hari.

Buku yang amat bagus ini merupakan cermin harapan hati, agar hari-hari cepat berlalu menyongsong waktu pembebasan.

Mazmur hari ini juga berbicara tentang menghitung hari. Bukan agar hari-hari segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari? Alasannya ada di dalam bagian pertama dan kedua mazmur ini (ayat 1-2 dan 3- 12). Dalam bagian pertama, pemazmur mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat 1-2). Ia melihat keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Namun demikian, di dalam bagian kedua, pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ayat 3-6). Perenungannya ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11).

Itulah sebabnya pemazmur meminta pada Allah agar dia diberikan kesadaran akan kesementaraannya, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.

Bagian terakhir mazmur ini (ayat 13-17) merupakan ungkapan harapan dari pemazmur agar Allah berbalik padanya dan membuat hidupnya bersukacita. Di dalam hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa, ia hanya dapat berharap pada Allah, Tempat Perteduhan yang kekal.

Renungkan: Mazmur ini seringkali dibaca ketika upacara penguburan dilakukan. Apakah yang Anda pikirkan ketika muncul kesadaran bahwa suatu saat Anda pun akan kembali menjadi debu? Mintalah hikmat dari Allah agar hidup Anda bermakna dan berwarna!

(0.25) (Ams 14:1) (sh: Renungan buat istri, suami, dan orang tua (Minggu, 30 Juli 2000))
Renungan buat istri, suami, dan orang tua

Peran perempuan bagi kelanggengan dan keutuhan sebuah rumah tangga sangat menentukan (1). Sebab seorang istri adalah pendamping dan pendukung utama suami. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa di belakang seorang laki-laki yang sukses selalu terdapat istri yang kuat dan setia mendukungnya.

Oleh sebab itu seorang istri yang bijak adalah anugerah Tuhan yang besar. Bijak di sini berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan dan sifat-sifat baik yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah tangga. Sifat-sifat itu antara lain kesalehan (31:12), rajin, ulet bekerja (31:13-19), dan baik budi (20). Ketrampilan yang dibutuhkan antara lain mampu mengolah sumber-sumber penghasilan keluarga sehingga sumber itu tetap menghasilkan pemasukan (18-19). Ia juga mempunyai ketrampilan mengajar anak-anaknya dengan hikmat dan kelemahlembutan sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan kesulitan di dalam mengikuti pelajaran di sekolah; karakter dan kepribadiannya pun bertumbuh ke arah yang baik (26-27).

Sedangkan perempuan yang bodoh adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut akan Tuhan sehingga bertindak semaunya, menelantarkan suami dan anak-anak, menghamburkan uang untuk berbelanja keperluan pribadinya seperti pakaian, alat kosmetika, dan assesoris lainnya yang tidak penting. Istri yang demikian akan menghancurkan rumah tangganya seolah-olah ia meruntuhkan dengan tangannya sendiri.

Renungkan: Apakah Anda seorang istri yang bijak dan membahagiakan keluarga? Sebagai istri berusahalah menjadi seperti gambaran itu. Sedangkan bagi suami, berdoalah agar Allah memberikan istri kita hikmat dan kekuatan untuk menjadi seorang istri seperti gambaran itu. Dan sebagai orang-tua didiklah anak-anak perempuan Anda agar menjadi istri yang membangun rumahnya.

Bacaan untuk Minggu ke-7 sesudah Pentakosta:

Zakaria 9:9-13 Roma 8:6-11 Matius 11:25-30 Mazmur 145

Lagu: Kidung Jemaat 447

Pemahaman Alkitab 4 -- Amsal 12:1-14

Penulis Amsal banyak memberikan perhatian pada perilaku orang benar dan orang fasik. Orang benar selalu merancangkan keadilan bukan kejahatan, selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa terkecuali. Orang dengan perilaku seperti ini memiliki komposisi hidup yang tepat, mapan, dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, orang fasik - "bodoh" adalah orang yang kebal terhadap teguran, tidak tetap pendirian, suka berceloteh, dan beringas. Di hadapan Tuhan orang seperti ini akan binasa. Jelas sekali bahwa penulis Amsal membuat garis pemisah antara orang benar dan orang fasik.

Untuk dapat tetap berada di jalur "orang benar" seseorang membutuhkan hikmat dari Tuhan. Tanpa unsur ini, seseorang tidak dapat berperilaku benar.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Kriteria apa sajakah yang harus ada dalam diri "orang benar", dan harus dipenuhi (ay. 5, 10. bdk. 13:5 dan 18:5)? Hal-hal apa saja yang menjadi kriteria "orang fasik"?

2. Hal-hal positif apa yang akan dirasakan dan dialami orang benar bila kriteria tersebut terpenuhi? Dan hal-hal negatif apa yang akan dialami orang fasik? Hal-hal positif apa yang harus dipupuk dan hal-hal negatif apa yang harus dihindari oleh orang berhikmat dalam hidupnya? Jelaskan!

3. Apa saja ciri-ciri hikmat "orang benar" yang harus ditonjolkan dalam aspek moral, dan dalam kehidupan rumah tangga? Mengapa dalam rumah tangga dibutuhkan peranan seorang isteri yang cakap dan bijaksana?

4. Pikirkan suatu contoh kasus masalah yang sering kita jumpai sehari-hari. Bagaimana cara orang tidak berhikmat dan cara orang berhikmat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut? Jelaskan dimana letak perbedaannya!

5. Masyarakat tahu perbedaan tegas antara orang benar dan orang fasik. Tetapi "keadaan" memaksa masyarakat untuk menutup mata terhadap perbedaan tersebut. Dapatkah Anda menjelaskan "keadaan" yang dimaksud? Bagaimana Kristen menyikapi "keadaan" tersebut? Jelaskan!

(0.25) (Pkh 1:1) (sh: Arti hidup (Rabu, 29 September 2004))
Arti hidup

Ada sebuah kisah tentang seorang misionaris tua yang pada masa mudanya mengembara ke berbagai negara di dunia ini untuk menemukan arti hidupnya. Akan tetapi, ia tidak memperoleh arti hidup yang dicarinya itu, sebaliknya ia justru "ditemukan" oleh Tuhan. Pada waktu Tuhan menemukannya misionaris itu pun mendapatkan arti hidupnya. Sekarang ia melayani Tuhan dan mendapati bahwa sebenarnya, arti kehidupan adalah jika kita berjalan dalam kehendak Allah.

Raja Solomo yang diyakini banyak penafsir Alkitab sebagai penulis kitab Pengkhotbah (ayat 1,12) menyatakan bahwa semua kegiatan manusia dan "gerakan" alam di dunia adalah kesia-siaan karena peristiwa itu merupakan aktivitas berulang yang membosankan (ayat 3-7). Bahkan isi hikmat dan ajaran pengetahuan dunia ini merupakan pengulangan dari ilmu yang pernah ada sebelumnya dan yang pada akhirnya akan dilupakan (ayat 9-11). Menurut Raja Salomo hal ini menunjukkan bahwa sesuatu yang mulia seperti hikmat dan pengetahuan dunia sekalipun tetap merupakan kesia-siaan dan tak dapat memahami hidup (ayat 8,18).

Kita perlu mengerti adanya keterbatasan-keterbatasan dalam hidup ini yang tidak mampu kita hindari, seperti kematian, proses menjadi tua, dsb. Maka kita pun harus mengetahui apa yang dapat kita kerjakan untuk dicapai dalam kehidupan ini. Kita mungkin beranggapan bahwa kesuksesan, kekayaan, kesehatan, paras cantik/tampan, kepintaran dan ketenaran dapat memberi kita kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup ini. Namun, pandangan ini tidak selalu tepat sebab semua hal tersebut mungkin memberikan kita kelimpahan materi dan status sosial di masyarakat, tetapi belum tentu menghasilkan kebahagiaan dan kepuasan hidup yang benar. Sebaliknya, Tuhan Yesus menjanjikan damai sejahtera dan berkat yang "membuahkan" kebahagiaan serta arti hidup yang sesungguhnya, tersedia bagi siapa saja yang mau menerima-Nya dalam kehidupan ini (Yoh. 10:10).

Renungkan: Menikmati hidup tanpa Tuhan akan berakhir dengan kesia-siaan, sedangkan menjalaninya bersama Tuhan memperoleh damai.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA