Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 201 - 220 dari 1894 ayat untuk kasih [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.29157717021277) (Hos 3:2) (full: AKU MEMBELI DIA. )

Nas : Hos 3:2

Walaupun Gomer saat ini mungkin sekali berutang dan nyaris dijual sebagai budak, sebagaimana diizinkan hukum, Hosea datang dan membelinya dengan harga yang mahal. Tanggapan Hosea ini melukiskan kasih Allah yang menebus bagi orang berdosa, yang tidak sanggup menebus, membebaskan atau menyelamatkan diri mereka sendiri; satu-satunya harapan kita ialah kasih karunia-Nya.

(0.29157717021277) (Hos 9:15) (full: AKU TIDAK AKAN MENGASIHI MEREKA LAGI. )

Nas : Hos 9:15

Kasih Allah bukan tidak bersyarat bagi mereka yang berkali-kali menolak kasih karunia dan Firman-Nya. Ajaran bahwa Allah akan senantiasa mengasihi kita, tidak peduli kejahatan apa pun yang kita lakukan, bertolak belakang dengan pernyataan Alkitab.

(0.29157717021277) (Luk 14:26) (full: TIDAK MEMBENCI BAPANYA. )

Nas : Luk 14:26

Kata "membenci" dalam ayat ini berarti "kurang mengasihi" (bd. teks ini dengan Mat 10:37; lih. Kej 29:31; Mal 1:3). Yesus menuntut agar kesetiaan dan kasih kita kepada-Nya lebih besar daripada setiap hubungan kasih sayang yang lain, sekalipun kepada keluarga kita sendiri.

(0.29157717021277) (Luk 17:16) (full: MENGUCAP SYUKUR KEPADANYA. )

Nas : Luk 17:16

Kita yang menerima kasih, kasih karunia, keselamatan, dan semua berkat rohani dari Allah tidak boleh lupa untuk mengucap syukur kepada-Nya. Apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita seharusnya mendorong kita untuk datang kepada-Nya dengan hati yang penuh syukur. "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1Yoh 4:19).

(0.29157717021277) (Yoh 12:32) (full: MENARIK SEMUA ORANG DATANG KEPADA-KU. )

Nas : Yoh 12:32

Kasih karunia Allah tidak bersifat eksklusif, yaitu untuk kalangan tertentu saja, dan bukan untuk orang lain. Akan tetapi, karena mencintai dosa, maka ada orang-orang yang meniadakan kasih karunia Allah dengan keputusan dan tindakan mereka (lih. Mat 23:37).

(0.29157717021277) (Yoh 21:17) (full: APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU ? ... GEMBALAKANLAH DOMBA-DOMBA-KU. )

Nas : Yoh 21:17

Yesus memandang kasih sebagai syarat dasar dari semua pelayanan Kristen. Memang diperlukan kualifikasi lainnya (1Tim 3:1-13), tetapi kasih akan Kristus dan sesama sangat diperlukan (bd. 1Kor 13:1-3).

(0.29157717021277) (Rm 5:15) (full: JAUH LEBIH BESAR LAGI KASIH KARUNIA ALLAH. )

Nas : Rom 5:15

Dalam ayat Rom 5:12-21 Paulus menekankan kemampuan tertinggi dari penebusan yang disediakan oleh Yesus Kristus untuk menghapus dampak-dampak kejatuhan. Inilah inti berita bagian ini: Adam membawa dosa dan kematian; Kristus membawa kasih karunia dan hidup (ayat Rom 5:17).

(0.29157717021277) (2Kor 9:8) (full: MELIMPAHKAN SEGALA KASIH KARUNIA KEPADA KAMU. )

Nas : 2Kor 9:8

Orang percaya yang memberi menurut kemampuan mereka untuk menolong orang lain yang membutuhkan, akan menemukan bahwa kasih karunia Allah mencukupi kebutuhan mereka sendiri, bahkan lebih banyak lagi, supaya mereka berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan (bd. Ef 4:28).

(0.29157717021277) (2Kor 13:2) (full: AKU TIDAK AKAN MENYAYANGKAN. )

Nas : 2Kor 13:2

Kasih seorang pendeta terhadap umatnya

(lihat cat. --> 2Kor 12:15)

[atau ref. 2Kor 12:15]

menuntut baik sikap yang keras maupun kasih sayang. Akan ada saat tertentu ketika kesabaran sudah melampaui batasnya, dan demi kebaikan jemaat, para pelanggar tidak harus disayangkan lagi.

(0.29157717021277) (2Yoh 1:3) (full: KASIH KARUNIA, RAHMAT, DAN DAMAI SEJAHTERA. )

Nas : 2Yoh 1:3

Syarat-syarat untuk menerima kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera Allah adalah dengan menjaga kebenaran (ayat 2Yoh 1:7-11) dan mengasihi sesama (ayat 2Yoh 1:5-6). Mengabaikan hal-hal ini akan menyebabkan gereja kehilangan berkat Allah.

(0.29157717021277) (Tit 2:11) (jerusalem) Kasih-karunia, ialah belaskasihan Allah, 1Kor 1:4+, kebaikan hatiNya serta kasihNya kepada manusia, 3:4, sudah menjadi nyata dan begitu didahulukan "penyataanNya" kelak, ay 13; 1Tim 6:14+. Ini (ay 11-14 dan 3:4-17) suatu keterangan padat yang lain (bdk 1:1-3) tentang keselamatan hasil serta tuntutan-tuntutannya. Pada hari raya Natal ibadat memanfaatkan kedua nas itu.
(0.29157717021277) (Yak 5:20) (jerusalem: ketahuilah) Var: hendaklah ia mengetahui. Kasih persaudaraan dan mengampuni dosa dapat membawa orang yang sesat kembali ke jalan yang lurus, bdk Mat 18:15,21-22+; 1Te 5:14. Pada gilirannya di saat penghakiman kasih dan pengampunan (menutupi banyak dosa), 1Pe 4:8; bdk Dan 12:3; Yeh 3:19; 33:9. Surat Yakobus berakhir tanpa menyampaikan salam yang lazim.
(0.29157717021277) (Ams 3:1) (sh: Pentingnya mengingat (Sabtu, 10 September 2011))
Pentingnya mengingat

Judul: Pentingnya mengingat
Mengingat merupakan unsur penting dalam proses pendidikan. Orang tua atau guru tentu senang sekali bila anak atau murid mengingat segala pengajaran yang diberikan. Tindakan mengingat memperlihatkan penghargaan anak didik kepada orang tua atau guru yang mengajar dia. Namun yang terutama, hal itu menunjukkan bahwa segala pengajaran yang telah mereka berikan tidak sia-sia.

Penulis amsal menghimbau anak didiknya agar mengingat dan memelihara segala pengajaran yang telah dia sampaikan (1). Tindakan mengingat sebenarnya dimulai dengan sebuah minat. Bila orang berminat pada apa yang dia dengar maka dia akan mengingatnya dengan baik. Maka tindakan mengingat bukan bicara masalah memori semata-mata melainkan masalah keinginan untuk memelihara dan hidup sesuai pengajaran itu.

Mengingat dan memelihara pengajaran dalam ketaatan membuat ajaran itu tertanam di dalam diri (3, 5-6); bagai fondasi bagi bangunan atau akar bagi sebatang pohon, yang membuat bangunan atau pohon itu tegak berdiri dan dapat bertahan melawan ancaman badai. Maka lebih dari sebuah penghargaan kepada si pengajar, tindakan mengingat ajaran sangat bermanfaat dan menjadi berkat bagi diri si anak didik itu sendiri. Disebutkan di sini bahwa orang yang mau mengingat ajaran akan menikmati panjang umur dan sejahtera (2). Ia juga akan dikasihi Allah dan manusia (4). Memang jika orang menyimpan hikmat di dalam hatinya maka hikmat itu akan mempengaruhi hidup dan karakternya.

Lalu ajaran atau hikmat apa yang musti diingat oleh setiap orang yang mau belajar? Bahwa hidup yang menyenangkan Allah adalah hidup yang percaya dan bersandar kepada Dia (5-8). Percaya berarti menempatkan diri sepenuhnya pada kasih karunia Allah. Bersandar berarti bergantung secara total. Bersandar pada diri sendiri bagaikan penolakan terhadap keberadaan Tuhan. Dapat juga berarti bahwa kita menempatkan diri sebagai ilah, sama seperti Tuhan. Salah satu ujian apakah kita sungguh-sungguh memercayai Tuhan adalah dengan melihat persembahan kita kepada Dia (9-10).

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/09/10/

(0.29157717021277) (Yoh 13:36) (sh: Mewujudkan kasih (Jumat, 15 Maret 2002))
Mewujudkan kasih

Mewujudkan kasih. Pernyataan Yesus bahwa Ia akan pergi mengganggu pikiran Petrus. Melihat pernyataannya bahwa ia sedia mati bagi Yesus (ayat 37), mungkin motifnya bertanya (ayat 36) adalah karena ia ingin pergi bersama Yesus, sebagai wujud dari kasihnya kepada Yesus. Bukan saja Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut, Yesus malah menyatakan bahwa Petrus tidak dapat pergi bersama-Nya. Tidak bisa atau tidak boleh? Bukan tidak boleh sebab Tuhan tidak melarangnya. Petrus tidak bisa pergi ke tempat Yesus pergi terutama disebabkan oleh ketidaksiapan Petrus sendiri. Yesus sudah tahu bahwa sebaliknya dari setia sampai mati mengikuti Yesus, Petrus kelak akan menyangkali Dia. Tetapi, karena anugerah Allah, ketidakmampuan mewujudkan kasih kepada Tuhan Yesus ini hanya terjadi sementara saja. Akan datang saat ketika Petrus akan bersama-sama dengan Yesus sesudah Yesus bangkit, dan Petrus menerima Roh Kudus memenuhi hidupnya, dan kelak kekal di surga.

Setelah mendengar ucapan Yesus yang membedah keadaan secara radikal, Petrus bukannya menerima, tetapi malah menonjolkan kekuatan kemauannya sendiri. Petrus menegaskan kasih yang berasal dari kekuatan kemauannya sendiri. Kasih sedemikian, meski dalam batas tertentu baik, tidak cukup untuk mengikuti Yesus. Andaikan pun Petrus tidak akan menyangkali Yesus lalu mati bagi Yesus seperti yang diucapkannya waktu itu (ayat 37), itu tidak berasal dari kasih Ilahi, melainkan lahir dari kemauan sendiri untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi murid yang baik. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Petrus dan para murid lainnya mencampuradukkan motif kemuridan dengan keinginan diri masing- masing. Ketaatan dan ketergantungan kepada Tuhan jelas bukan hal yang utama di dalam diri mereka saat itu.

Meski menyakitkan bagi telinga dan hati Petrus, jawaban Yesus adalah anugerah. Memang ucapan itu adalah nubuat tentang kegagalan yang Petrus akan buat, tetapi peringatan itu keluar dari kasih kekal Tuhan yang kelak memulihkan dan memungkinkannya untuk mewujudkan kasih kepada Yesus secara benar.

Renungkan: Sumber kekuatan untuk setia dan mengasihi Tuhan tidak terletak pada sifat kodrati kita, tetapi pada Tuhan yang akan menolong kita tahap demi tahap.

(0.29157717021277) (Yoh 20:1) (sh: Kasih timbal balik (Minggu, 31 Maret 2002))
Kasih timbal balik

Kasih timbal balik. Dua pasal terakhir Injil Yohanes amat penting karena merangkumkan seluruh maksud kedatangan Yesus, yaitu agar orang percaya kepada- Nya. Pasal 20 mencatat bagaimana para murid diteguhkan imannya. Pasal 21 diakhiri dengan mandat agar para pengikut-Nya bermisi (perumpamaan menjala) dan meneguhkan iman dengan kepemimpinan yang baik (perumpamaan menggembala). Dalam kedua pasal ini pun kita menyaksikan bagaimana kasih Yesus menuntun mereka keluar dari rintangan iman seperti ketakutan, kebimbangan, kesedihan, dan ketidaktahuan.

Pagi-pagi benar saat masih gelap (ayat 1), sekitar jam 03.00–06.00, Maria sudah berada di makam Tuhan Yesus. Ia ke sana bukan karena iman bahwa Yesus bangkit, tetapi karena ingin menunjukkan penghormatan dan kasihnya. Maria adalah yang pertama mengetahui fakta kubur kosong itu. Ia menduga tubuh Tuhan Yesus telah dicuri orang. Maka, ia lari kepada Petrus dan murid yang lain, mungkin Yohanes (ayat 2). Petrus dan Yohanes segera pergi ke kubur itu. Yohanes berlari mendahului Petrus dan menjadi yang pertama melihat kosongnya kain kafan pembungkus mayat Yesus. Sesudah masuk, keduanya percaya oleh saksi bisu kain kafan yang kosong dalam kubur itu. Penuturan ini tidak dimaksudkan mengutamakan kasih Yohanes atas Petrus. Mungkin sekali Petrus tertinggal oleh Yohanes karena kasih Petrus tertindih oleh rasa bersalahnya telah menyangkali Tuhan.

Kasih memainkan peranan yang luar biasa. Maria dan Yohanes dalam kasih mereka kepada Yesus menjadi yang pertama percaya akan kebangkitan Yesus. Kasih membuka mata hati dan pikiran mereka.

Renungkan: Menjadi murid Yesus tidak statis, tetapi merupakan proses dalam pengenalan akan Dia. Apakah Anda mengalaminya?

Bacaan untuk Hari Paskah

Keluaran 15:1-11

I Korintus 15:20-26

Lukas 24:13-35

Mazmur 118:1-2,14-24

Lagu:

Kidung Jemaat 314

PA 4 Yohanes 18;28-38a

Kayafas, si Imam Besar Yahudi, mengirimkan Yesus kepada Pilatus agar diadili. Pilatus adalah penguasa yang ditempatkan oleh pemerintah Romawi untuk wilayah itu. Jabatannya adalah gubernur yang wilayah kekuasaannya meliputi Yudea, Samaria, dan Idumea. Waktu itu seorang gubernur juga dapat bertindak sebagai hakim yang memutuskan perkara, khususnya perkara besar. Karena Israel waktu itu adalah jajahan Roma, Kayafas tidak berhak memutuskan hukuman atas Yesus. Maka, Pilatuslah yang dimintakan menjadi hakimnya.

Sebagai Imam Besar, Kayafas memutuskan perkara berdasarkan hukum Taurat. Pilatus tidak menguasai hukum Taurat, dan dia juga bukan seorang Yahudi sehingga tidak tunduk pada hukum Taurat. Namun, sebagai penguasa tertinggi, dia mempunyai kuasa untuk memutuskan hukuman bagi Yesus. Tetapi, bagi orang Yahudi, Pilatus sebetulnya bukan orang yang mereka senangi, bahkan sebagai penjajah ia disamakan dengan orang berdosa. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi tidak mau masuk ke gedung pengadilan, tempat Pilatus mengadili, sebab masuk ke situ mereka anggap menajiskan diri. Cuma, anehnya, mereka mau meminta penghakiman dari suatu tempat yang mereka anggap najis demi untuk mensahkan niat jahat mereka.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Mengapa orang Yahudi mau meminta Pilatus menghakimi Yesus padahal mereka sendiri tidak senang dan menganggap najis para penjajah bangsa Romawi? Apakah tuduhan bahwa Yesus adalah seorang penjahat (ayat 29) adalah tuduhan yang benar?

Apakah benar bahwa hukum Taurat melarang membunuh orang (ayat 31)? Lih. Im. 24:14-16; Bil. 15:32-36 yang dengan jelas mengatakan bahwa orang yang menghujat Tuhan dan melanggar sabat harus dirajam sampai mati. Mengapa sekarang mereka mengatakan bahwa mereka tidak boleh membunuh orang menurut hukum Taurat mereka?

Apakah arti jawaban Pilatus dalam ayat 35 dalam hubungannya dengan pertanyaannya sendiri tentang apakah Yesus raja orang Yahudi (ayat 33)?

Kebenaran apakah yang Anda lihat dalam penghakiman Yesus ini tentang dosa dan tentang jalan Allah menaklukkan kejahatan?

(0.29157717021277) (1Kor 13:1) (sh: Untuk keutuhan gereja (Sabtu, 28 November 2009))
Untuk keutuhan gereja

Judul: Untuk keutuhan gereja Untuk apa mengejar karunia rohani? Apa sebenarnya maksud Allah dengan karunia-karunia rohani? Pertanyaan yang seolah mudah dijawab ini ternyata tidak mudah untuk dipraktikkan. Sebab, terbukti dari kasus gereja di Korintus, motivasi, gairah, praktik mereka tentang karunia-karunia ternyata menyimpang dari yang sebenarnya Allah maksudkan.

Karunia-karunia seharusnya dikejar karena alasan kasih. Kasih Allah kepada dunia ini, kasih Allah untuk gereja, membuat Ia memberikan berbagai karunia rohani. Yaitu untuk menjangkau orang dengan Injil, dan membangun gereja menjadi utuh. Karena itu, alasan kita berdoa, meminta, mengejar, atau mencari karunia apa pun tidak boleh demi kasih diri sendiri tetapi demi kasih kepada sesama.

Karunia-karunia seharusnya dipraktikkan di dalam kasih. Karunia bisa saja dipraktikkan dalam suasana lain misalnya suasana memamerkan kerohanian diri sendiri, atau suasana merendahkan karunia orang lain, atau suasana bersaing-saingan, atau bahkan suasana bertikai rohani. Suasana demikian tentu tidak membangun keutuhan melainkan menimbulkan perpecahan. Akhirnya maksud Allah menganugerahkan karunia justru batal.

Tujuan utama pemberian karunia-karunia rohani adalah agar gereja mampu menohok tajam dalam pelayanan di dunia ini, dan gereja menjadi suatu kenyataan yang memancarkan kesejatian Yesus Kristus serta karya-karya-Nya (lih. Yoh. 17: 23). Maka gambaran tubuh adalah hal yang sangat tepat melukiskan apa tujuan atau maksud akhir perolehan dan penggunaan karunia-karunia rohani. Gereja adalah tubuh Kristus. Seperti tubuh terdiri dari banyak anggota, dan tiap anggota memiliki kapasitas khasnya dalam tubuh, demikian juga kita harus memandang berbagai karunia berbeda. Dalam konteks seluruh tubuh, tidak ada anggota tubuh yang tidak penting. Dalam konteks keutuhan tubuh, tidak ada peran anggota tubuh yang tidak diperlukan. Semua penting karena kekhasan dan karena kontribusinya bagi keutuhan tubuh.

Karena kapasitas dan kontribusi rohani Anda penting bagi gereja, bagaimana Anda menggunakannya dalam gereja Anda?

(0.29157717021277) (Why 2:1) (sh: Kehilangan kasih mula-mula (Rabu, 23 Oktober 2002))
Kehilangan kasih mula-mula

Kehilangan kasih mula-mula. Apabila ada suatu sidang jemaat yang sangat kokoh berpegang pada ajaran yang benar, tak kenal lelah melayani Tuhan, bahkan sampai harus menderita sengsara karena Tuha, itulah jemaat Efesus. Militansi mereka bagi Tuhan tak diragukan lagi. Kecintaan mereka pada kebenaran Injil tidak kenal kompromi. Bahkanmereka mengritik pengajar-pengajar palsu dan membongkar kesesatan mereka, baik dari segi pengajaran maupun moralitas (ayat 2,6). Sungguh, mereka menjalankan amanat rasuli untuk “menguji roh” (ayat 1Yoh. 4:2, bdk. 1Tes. 5:21) yang pada galibnya berakar dari ajaran Tuhan Yesus sendiri semasa kehidupan bumiah-Nya (Mat. 7:15-20). Tuhan sendiri memuji Jemaat Efesus: “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu ...” (Why. 2:2a).

Namun, Tuhan juga menegur keras jemaat Efesus karena ada kekurangan, yang menurut pandangan Tuhan, fatal “Engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (ayat 14). Keseriusan teguran ini diperkuat dengankomentar bahwa hal meninggalkan kasih yang semula merupakan kejatuhan yang sangat dalam, serta seruan bertobat yang dibarengi dengan nubuatan hukuman bagi penolakan untuk bertobat (ayat 5). Dia yang memiliki otoritas mutlak atas Gereja sekaligus sangat menaruh perhatian terhadapnya (ayat 1b) memang tidak main-main.

“Meninggalkan kasih mula-mula” atau “kasih menjadi dingin” (Mat. 24:12) bukan menunjuk pada lunturnya kasih kepada Tuhan. Mereka masih tekun melayani, mempertahankan kebenaran Injil. Bahkan menderita aniaya, sebagai rutinitas dan bukan kecintaan mereka kepada Tuhan. Juga, sering kali kecintaan kepada kebenaran, melunturkan kasih kepada sesama, dan memandangnya dari segi benar-salah semata. Suasana persekutuan yang pada mulanya begitu indah, kini berubah menjadi suasana dingan dan kaku, yang setiap saat bisa meletus dalam silang sengketa yang mengarah pada perpecahan.

Renungkan: Berpegang pada kebenaran dalam kasih (Ef. 4:15) memang tidak mudah. Kita cenderung memilih salah satu. Tapi Tuan menghendaki keduanya ada dalam diri kita dan nyata dalam Gereja.

(0.28858657446809) (1Kor 13:1) (full: TETAPI ... TIDAK MEMPUNYAI KASIH. )

Nas : 1Kor 13:1

Pasal 1Kor 13:1-13 adalah lanjutan dari pembahasan Paulus tentang pertanyaan mengenai karunia rohani. Di sini ia menekankan bahwa memiliki karunia Roh tanpa mempunyai kasih tidak berguna sama sekali (ayat 1Kor 13:1-3). "Jalan yang lebih utama lagi" (1Kor 12:31) ialah menjalankan karunia rohani dalam kasih (ayat 1Kor 13:4-8). Sebagai satu-satunya keadaan di mana karunia rohani dapat memenuhi kehendak Allah, kasih haruslah menjadi prinsip yang mengendalikan semua manifestasi rohani. Karena itu, Paulus menasihati jemaat Korintus untuk "mengejar kasih itu dan berusaha memperoleh karunia Roh" (1Kor 14:1). Mereka harus dengan sungguh-sungguh menginginkan hal-hal dari Roh karena mereka dengan tulus ingin menolong, menghibur, dan memberkati orang lain dalam hidup ini.

(0.28858657446809) (Ef 4:14) (full: BUKAN LAGI ANAK-ANAK. )

Nas : Ef 4:14

Dalam ayat Ef 4:13-15 Paulus mendefinisikan orang yang "dewasa" rohaninya sebagai mereka yang memiliki kepenuhan Kristus.

  1. 1) Menjadi dewasa rohani berarti bukan menjadi anak-anak yang mudah goyah, mudah tertipu oleh ajaran palsu dari orang lain dan mudah terpengaruh oleh pameran keahlian yang licik. Orang tetap menjadi anak-anak apabila pengertian dan pengabdian mereka kepada kebenaran alkitabiah tidak memadai (ayat Ef 4:14-15).
  2. 2) Menjadi dewasa secara rohani meliputi "berpegang kepada kebenaran di dalam kasih" (versi Inggris NIV -- "berbicara kebenaran di dalam kasih"), (ayat Ef 4:15). Kebenaran Injil sebagaimana terdapat dalam PB harus dipegang di dalam kasih, diberitakan dengan kasih dan dipertahankan dalam roh kasih. Kasih itu pertama-tama ditujukan kepada "Kristus" (ayat Ef 4:15), kemudian kepada gereja (ayat Ef 4:16) dan kepada satu sama lain (ayat Ef 4:32; bd. 1Kor 16:14).
(0.28858657446809) (1Sam 18:1) (sh: Kasih yang murni. (Senin, 26 Januari 1998))
Kasih yang murni.

Kasih yang murni.
Meskipun tidak dirinci penyebabnya, antara Daud dan Yonathan berkembang suatu ikatan kasih persahabatan. Namun, melihat proses dan hasilnya pastilah Roh Tuhan sendiri yang bekerja dalam hati dan pikiran kedua sahabat tersebut. Suatu ikatan tanpa pamrih. Hukum kasih yang diajarkan Tuhan bagi umat-Nya benar-benar terwujud di sini (ayat 3; bdk. Mat. 22:37-40). Tidak mudah mengembangkan persahabatan demikian. Mengapa? Persahabatan dunia masih sering dilatarbelakangi banyak keperluan: bisnis, uang, kekuasaan, dan lain-lain.

Kebencian yang membara. Kebalikan dari peristiwa yang terjadi antara Yonathan dan Daud, berlangsung pula permusuhan antara Saul dan Daud. Saul membenci Daud. Kebencian itu adalah buah dari iri hati Saul atas keberhasilan Daud dalam peperangan melawan Filistin (ayat 7-8). Kebencian memembutakan akal sehat dan melumpuhkan kontrol diri. Di mana roh kebencian dipupuk, di sana Roh Kasih sejati tidak mendapat tempat yang layak (ayat 10).

Renungkan: Persahabatan yang sejati hanya dapat teralami jika Roh Kudus dipersilahkan bekerja di dalamnya.

Doa: Jauhkanlah iri hati dan kebencian dari hati kami dan tumbuhkanlah kasih Kristus di dalamnya.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA