Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 201 - 208 dari 208 ayat untuk memuliakan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14893121818182) (Luk 24:36) (sh: Kebangkitan dan misi Kristen (Rabu, 26 April 2000))
Kebangkitan dan misi Kristen

Kebangkitan dan misi Kristen. Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid- Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama ketika masih bersama-sama dengan mereka.

Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama- sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba.

Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia. Injil Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan memuliakan Dia (ayat 52-53).

Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat terbesar bagi hidup Kristen, namun juga memberikan dasar, arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di dunia.

(0.14893121818182) (Yoh 12:20) (sh: Penderitaan mendahului kemuliaan (Rabu, 27 Februari 2008))
Penderitaan mendahului kemuliaan

Judul : Penderitaan mendahului kemuliaan Mulia, agung, akbar, semua kata-kata ini kerap kita berikan kepada Tuhan Yesus. Sayangnya, kita gandrung memberi definisi sendiri kepada kata-kata tadi. Kita lupa bahwa seperti yang disampaikan dalam Injil ini, pemuliaan Yesus terjadi melalui penderitaan. Kita mengabaikan fakta bahwa kasih Allah yang agung mewujud melalui salib. Sangkaan keliru bahwa Yesus Kristus adalah sosok Mesias gagah perkasa yang gemar berperang, selain disanggah oleh nubuat dalam nas kemarin, kembali disanggah di sini.

Sayang sekali banyak pengikut Tuhan Yesus yang hanya membiarkan Tuhan Yesus menderita bagi mereka dan beranggapan bahwa mereka tidak lagi perlu ikut menderita. Dalam nas ini, khususnya di ayat 24-25, Tuhan Yesus berfirman dengan jelas, bukan hanya tentang diri-Nya, tetapi juga tentang para pengikut-Nya. Sebagaimana pemuliaan Tuhan terjadi melalui penderitaan, mati sebelum bangkit kembali, kita pun dipanggil untuk mengikuti Dia. Jika tidak, berarti kita mengabaikan sang Terang dan tidak menjadi anak-anak terang. Tentu saja hal ini tidak berarti kita dipanggil untuk menjadi masokis-masokis Kristen, yaitu orang yang mencari-cari penderitaan sebagai kenikmatan. Bacaan hari ini hendak menyatakan bahwa seorang murid harus siap dengan segala konsekuensi statusnya sebagai murid, termasuk menderita sebagai murid Kristus.

Dulu orang maklum jika sesuatu yang baik kerap hanya bisa dipertahankan atau diperoleh dengan bersusah-payah, dan bahkan menderita. Zaman ini telah menyatakan perang terhadap penderitaan. Panggilan sebagai orang tua kini bisa cukup dipenuhi secara finansial tanpa bersusah payah menjadi teladan rohani bagi anak. Panggilan sebagai Kristen kini cukup dipenuhi dengan terpenuhinya target 'setoran' persembahan, tanpa perlu berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Di tengah zaman ketika orang harus siap menderita hanya untuk bersikap jujur, kita kembali dipanggil untuk membuktikan kemuridan kita.

(0.14893121818182) (Yoh 17:1) (sh: Kemuliaan Allah (Jumat, 22 Maret 2002))
Kemuliaan Allah

Kemuliaan Allah. Doa adalah ungkapan terjelas dari kondisi hati orang terdalam. Hal ini dapat kita lihat di dalam perumpamaan Yesus tentang doa orang Farisi dan pemungut cukai (Luk. 18:9-13). Dalam doa-Nya ini terpampang jelas siapa Yesus dalam kesadaran diri-Nya, apa sikap- Nya terhadap Bapa, terhadap para murid-Nya, dan terhadap semua orang yang percaya kepada-Nya. Bagian pertama doa yang sering disebut sebagai “Doa Imam Besar Agung” ini berisi permohonan untuk diri-Nya kepada Bapa.

Betapa akrab dan uniknya hubungan Yesus dengan Bapa tampak dalam beberapa hal. Pertama, Dia menengadah ke surga, menandakan hubungan-Nya yang akrab dengan Allah Bapa. Kedua, Dia menyapa Allah sebagai “Bapa” dan menyebut diri-Nya sebagai “Putra-Mu.” Bila kedua hal ini kita gabungkan dengan pernyataan-Nya bahwa Ia sudah memiliki kemuliaan kekal yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum Ia menjadi manusia (ayat 5), kita dapat menyimpulkan bahwa Ia sedang berbicara tentang hubungan yang sangat unik antara diri-Nya dengan Allah Bapa.

Bahwa dalam bagian ini Tuhan Yesus memohon kemuliaan bagi diri-Nya, tidak dapat kita samakan dengan keinginan manusia yang cenderung mencari kehormatan, kemuliaan, atau penghargaan untuk dirinya sendiri. Kemuliaan yang Yesus minta dari Bapa ada dalam hubungan dengan beberapa kenyataan. Pertama, karena Ia sudah memenuhi rencana Bapa untuk memberi hidup kekal. Hidup kekal adalah mengalami hidup Allah. Kita tahu bahwa itu dapat terjadi karena Ia kelak menyerahkan nyawa-Nya dan membuat pengampunan dari Allah dan kasih Allah untuk orang-orang pilihan Allah menjadi kenyataan. Itu diwujudkan-Nya bukan saja melalui ajaran-Nya, tetapi juga melalui sikap hidup-Nya dan bahkan di dalam kematian- Nya. Semua itu karya Yesus yang memuliakan dan menyukakan hati Bapa. Kedua, yang diminta-Nya adalah sesuatu yang memang merupakan hak-Nya. Ia adalah Putra Allah yang rela meninggalkan surga menjadi manusia. Maka, yang diminta-Nya ini adalah pengokohan Bapa bahwa semua yang Yesus lakukan berkenan kepada Bapa.

Renungkan: Agar kita dapat hidup mempermuliakan Allah, Yesus rela meninggalkan kemuliaan-Nya.

(0.14893121818182) (Tit 2:1) (sh: Dampak positif ajaran dan teladan (Jumat, 28 September 2001))
Dampak positif ajaran dan teladan

Dampak positif ajaran dan teladan. Tahukah Anda bahwa ajaran sangat mempengaruhi tingkah laku manusia? Ajaran yang baik dan benar kemungkinan akan membentuk pribadi yang baik, tetapi ajaran yang salah mempunyai peluang terbesar untuk menciptakan pribadi yang bermasalah.

Dalam perikop ini Paulus mengingatkan Titus agar memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat (ayat 1). Ada dua sasaran utama: pertama, membentuk kepribadian Kristiani yang dewasa. Kemauan untuk mengajar dan memberi teladan serta kerelaan untuk diajar dan meneladani, menjadikan ajaran Allah akan dipermuliakan (ayat 10). Hubungan interaktif antara 'memberi' -- 'menerima' ajaran dan teladan adalah proses yang sangat penting untuk menjadikan orang Kristen bertumbuh menjadi dewasa. Terampil mengajar tetapi tidak memberikan teladan menjadikan ajaran tersebut pada akhirnya mandul. Sebaliknya memberi teladan tetapi tidak mengajar menjadikan teladan menjadi bisu.

Kedua, kepentingan ajaran itu sendiri. Secara eksplisit ada 4 hal yang akan dicapai, yakni: [1] Pola hidup yang sesuai dengan ajaran sehat akan menghasilkan teladan hidup (ayat 4); [2] Supaya firman Allah tidak dihujat orang (ayat 5). Ini adalah konsekuensi logis dari ajaran Kristen, bahwa ajaran mereka berasal dari Allah dan mempunyai kuasa untuk mengubah karakter seeorang. Apabila orang Kristen tidak berhasil memberikan konfirmasi, maka dengan sangat terpaksa firman Allah ditertawakan oleh dunia; [3] Supaya lawan menjadi malu (ayat 8). Dalam pelayanan Titus, mereka sering menghadapi penyesat-penyesat yang senantiasa ingin menjatuhkan mereka. Jika Titus dan jemaat mengikuti pola hidup dari ajaran yang sehat, maka tidak mungkin ditemukan adanya aib yang dapat disebarluaskan oleh para penyesat. Sebaliknya justru para penyesat menjadi malu atas perbuatan mereka sendiri; [4] Memuliakan ajaran Allah (ayat 10). Paulus mengingatkan para hamba untuk menerapkan ajaran yang sehat (ayat 9) berbeda dengan hamba lainnya. Maka tuan-tuan mereka akan melihat dengan jelas apa yang istimewa dari hamba Kristiani, sehingga melalui mulut tuan-tuan mereka, ajaran Allah akan dipermuliakan.

Renungkan: Apakah ajaran dari Allah sudah membentuk pribadi Anda? Sudahkah ajaran Allah dipermuliakan melalui kehidupan Anda? Jadikan ini bentuk aplikasi yang digumuli dengan serius!

(0.14893121818182) (Yak 3:1) (sh: Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! (Kamis, 7 Juni 2001))
Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu!

Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam posisi penting dan terhormat. Dari para pengajar ini jemaat mendapatkan banyak pengajaran-pengajaran tentang kehidupan - norma-norma etika yang berlaku, tentang hukum, dlsb. Sesuai dengan kedudukannya, para pengajar itu mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap isi ajaran yang diajarkannya, tetapi juga harus mampu mencerminkannya dalam sikap hidupnya.

Di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dlsb. Seperti halnya jemaat mula-mula, kita juga tahu bahwa profesi ini tidak hanya memikul tanggung jawab dalam isi pengajaran, tetapi juga bertanggungjawab untuk memperlihatkan sikap yang sesuai dengan pengajarannya, harus menjadi teladan, harus memperlihatkan sikap hidup yang sesuai dengan norma- norma hukum yang berlaku dalam masyarakat. Namun, sebenarnya tanggung jawab terhadap pengajaran itu juga menjadi tanggung jawab semua orang. Dalam hal ini semua orang dapat berfungsi sebagai pengajar karena hal yang paling penting adalah benar atau tidaknya pengajaran itu. Karena itu peringatan Yakobus tentang penguasaan lidah tidak hanya berlaku bagi jemaat penerima surat, tetapi berlaku juga bagi kita saat ini. "Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata" . Kalimat ini mengingatkan kita tentang fungsi lidah, ibarat api kecil yang dapat membakar hutan besar. Lidah juga dapat menodai seluruh tubuh, dan membakar roda kehidupan kita. Lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan. Bahkan lidah bisa mengakibatkan tercetusnya perang saudara, perang antarnegara, berjuta-juta manusia terbunuh, berjuta-juta manusia kehilangan tempat tinggal, berjuta- juta manusia mengarahkan hidupnya pada kesesatan, dlsb. Lihatlah akibat yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, kebinasaan menjadi bagiannya! Sebenarnya, lidah adalah alat saja.

Renungkan: Waspadai dan kendalikan lidah Anda dan lakukan perkara- perkara besar melalui bagian kecil dalam tubuh Anda tersebut. Dari kemurnian hati pancarkanlah mutiara- mutiara kata yang memuliakan Tuhan, membangun diri, dan menjadi berkat bagi orang lain!

(0.14893121818182) (Why 18:21) (sh: Lalu setelah itu ...? Suatu kontras besar! (Jumat, 15 November 2002))
Lalu setelah itu ...? Suatu kontras besar!

Lalu setelah itu …? Suatu kontras besar!
Kata-kata sang malaikat dalam ayat 21b-24 memperlihatkan dengan grafis perbandingan antara keadaan kota Babel/Roma dan keadaan di sorga. Kontras yang ditonjolkan adalah dalam aspek suara. Tiadanya suara di dalam kota besar itu setelah penghukumannya, berbalikan dengan nyaringnya suara-suara di surga. Tiadanya suara para pemain kecapi, penyanyi dan lainnya (ayat 22a) menunjuk kepada fakta tiadanya lagi perayaan, sukacita dan kegembiraan yang tadinya memenuhi kota besar tersebut. Tiadanya suara kilangan (ayat 22b) di rumah-rumah menunjuk kepada sesuatu yang lebih vital lagi; tiadanya kehidupan, yang biasanya ditandai dengan suara kilangan untuk mempersiapkan gandum untuk dimakan keluarga pemiliknya (bdk. Ul. 24:6). Tiadanya lagi lampu, lampu (ayat 23a) dan suara mempelai laki-laki dan pengantin perempuan (ayat 23b) juga mengarahkan kita pada pengertian yang sama: tiadanya kegembiraan dan kelangsungan kehidupan. Tindakan simbolis pelemparan batu kilangan ke dalam laut (ayat 21) melengkapi pesan dari sang malaikat: keadaan kota itu tidak akan pulih lagi, sama seperti batu kilangan itu tidak akan muncul lagi dari kedalaman laut. Sementara itu surga penuh dengan sorak-sorai puji-pujian yang memuliakan dan menyembah Allah. "Haleluya!" (ayat 1b,3,4). Peralihan dari kata Ibrani yang berarti "pujilah Yahweh!" ini ditemukan di dalam Wahyu hanya pada nas ini, dan diucapkan oleh tiga pihak: himpunan besar orang banyak di surga (ayat 1,3), keduapuluh empat tua-tua dan keempat makhluk (ayat 4), serta suara dari tahta (ayat 5). Kata ini membuat kita teringat pada mazmur- mazmur pujian yang biasa dilakukan di Bait Allah zaman Israel (mis. Mzm. 146, 149 dll.), yang juga menyinggung mengenai Allah yang dengan adil membalaskan perlakuan musuh-musuh-Nya atas hamba-hamba-Nya.

Renungkan:
Ingatlah firman dari Tuhan ini: "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga"(Mat. 5:10). Respons syukur kita atas anugerah keselamatan dari Allah, yang ditunjukkan melalui kesetiaan dalam pergumulan dan penderitaan saat bersaksi di dunia, tidak akan sia-sia!

(0.12410934545455) (Kis 2:17) (full: HARI-HARI TERAKHIR. )

Nas : Kis 2:17

Teks :
  1. 1) Dalam PL istilah ini dianggap saat ketika Tuhan akan bertindak dengan cara yang luar biasa untuk menghakimi kejahatan dan membawa keselamatan kepada umat-Nya (bd. pasal Yes 2:2-21; 3:18-4:6; Yes 10:20-23; Hos 1:1-2:23; Yoel 1:1-3:21; Am 8:9-11; 9:9-12).
  2. 2) PB menyingkapkan bahwa "hari-hari terakhir" diawali dengan kedatangan Kristus yang pertama serta pencurahan pertama Roh Kudus atas umat Allah, dan berakhir dengan kedatangan-Nya yang kedua (Mr 1:15; Luk 4:18-21; Ibr 1:1-2). Saat yang khusus ini digambarkan sebagai zaman penghakiman terhadap kejahatan, kuasa atas setan-setan, keselamatan bagi manusia, dan kehadiran kerajaan Allah.
    1. (a) "Hari-hari terakhir" ini akan berlangsung dengan kuasa Roh Kudus (Mat 12:28).
    2. (b) "Hari-hari terakhir" menyangkut serbuan kuasa Allah lewat Kristus ke dalam alam kekuasaan Iblis dan dosa. Namun peperangan ini baru saja dimulai; itu belum berakhir karena kejahatan dan kegiatan Iblis masih sangat berkuasa (Ef 6:10-18). Hanya kedatangan Kristus yang kedua akan mengakhiri aktivitas kekuatan jahat dan menyelesaikan "hari-hari terakhir" (bd. 1Pet 1:3-5; Wahy 19:1-21).
    3. (c) "Hari-hari terakhir" merupakan saat kesaksian yang memanggil setiap orang untuk bertobat, percaya kepada Kristus dan mengalami pencurahan Roh Kudus (Kis 1:8; 2:4,38-40; Yoel 2:28-32). Kita harus menyampaikan karya keselamatan Kristus melalui kuasa Roh Kudus sementara kita menantikan hari akhir murka Allah (Rom 2:5), yaitu, "hari yang besar dan mulia itu" (Kis 2:20). Kita harus hidup dengan siaga dan waspada setiap hari, sementara menantikan hari penebusan dan kedatangan Kristus untuk umat-Nya (Yoh 14:3; 1Tes 4:15-17).
    4. (d) "Hari-hari terakhir" meresmikan kerajaan Allah yang kini datang dengan seluruh kuasa

      (lihat cat. --> Luk 11:20;

      [atau ref. Luk 11:20]

      lihat art. KERAJAAN ALLAH).

      Kita harus mengalami kepenuhan kuasa itu waktu kita menghadapi peperangan rohani (2Kor 10:3-5; Ef 6:11-12) dan penganiayaan oleh karena kebenaran (Mat 5:10-12; 1Pet 1:6-7).
(0.099287472727273) (Kis 1:8) (full: KAMU AKAN MENERIMA KUASA. )

Nas : Kis 1:8

Ayat ini merupakan ayat kunci kitab ini. Tujuan utama baptisan dalam Roh ini ialah penerimaan kuasa untuk bersaksi bagi Kristus sehingga orang yang hilang dapat dimenangkan dan diajarkan untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Hasilnya ialah bahwa Kristus dikenal, dikasihi, dipuji, dan dijadikan Tuhan atas umat pilihan Allah (bd. Mat 28:18-20; Luk 24:49; Yoh 5:23; 15:26-27).

  1. 1) "Kuasa" (Yun. _dunamis_) bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya

    (lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

  2. 2) Lukas dalam ayat ini tidak menghubungkan baptisan dalam Roh dengan keselamatan dan pembaharuan pribadi, namun kuasa ilahi di dalam orang percaya untuk bersaksi dengan keefektifan besar

    (lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID)

  3. 3) Karya utama Roh Kudus dalam bersaksi dan memberitakan Injil berhubungan dengan kedatangan-Nya atas orang percaya untuk kuasa dan kesaksian-Nya mengenai karya penyelamatan dan kebangkitan Kristus (bd. Kis 2:14-42). Lih. catatan berikutnya untuk ulasan bagaimana Roh bersaksi dan maknanya dalam kehidupan kita.


TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA