| (0.1453016) | (Ul 12:2) |
(ende) Kitab ini dimulai dengan beberapa ketetapan ibadat dan lebih-lebih dimulai dengan reaksi jang kuat terhadap kundjungan pada berbagai kuil setempat, jang kerap kali diambil alih dari bangsa Kanaan. Mula-mula pada saat sesudah pendudukan negeri Kanaan, maka pembangunan tempat-tempat ibadat diberbagai daerah suku dipandang sebagai hal jang biasa dan tak terlarang. Akan tetapi hal itu oleh Deut. dipandang sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah jang menjuruh supaja menghantjurkan semua kuil-kuil jang telah ada. Adapun alasannja ialah bahwa kelak orang mengalami bahaja jang berasal dari kultus setempat itu. Hal itu akan menjeret kearah pertjampuran kepertjajaan dan pengabdian kepada Jahwe dengan berbagai unsur kafir. Hukum sentralisasi disini dikumpulkan dari tradisi-tradisi jang paralel: ajat Ula 12:2-7 lebih-lebih mengambil ketentuan menghadapi tempat-tempat pemudjaan bangsa Kanaan; ajat Ula 12:8-12 mengemukakan keadaan baru bangsa Israel sebagai alasan bagi sentalisasi itu. Keadaannja aman, tidak ada musuh dan hidup tenteram diwilajahnja sebagai warisan jang diberikan oleh Jahwe. Maka keadaan itu difahami sebagai kesatuan jang berpusat ditempat Jahwe tinggal; djadi bukan lagi sebagai kumpulan suku-suku jang mempunjai kebiasaan ibadat sendiri-sendiri. Achirnja ajat Ula 12:13-19 dan Ula 12:20-28 memuat ketentuan mengenai penjembelihan ternak dan makan dagingnja dirumahnja sendiri sebagai hal jang tidak dianggap sutji lagi. Dalam bagian ajat Ula 12:13-19 dipergunakan kata panggilan "engkau" (bentuk tunggal). Menurut sementara orang hal itu menundjukkan bentuk jang djauh sangat tua. Dalam Deut. bentuk tunggal dan djamak kerapkali berganti-ganti dipakai, tetapi hal itu tidak selalu menundjuk perbedaan sumber pengambilan teks itu. |
| (0.1453016) | (Bil 14:29) |
(full: BANGKAI-BANGKAIMU AKAN BERHANTARAN.
) Nas : Bil 14:29 PB dengan jelas menyatakan bahwa Allah bermaksud agar hukuman-Nya atas orang Israel karena ketidaktaatan dan ketidakpercayaan mereka menjadi peringatan bagi semua orang percaya (1Kor 10:11).
|
| (0.1453016) | (Ezr 8:21) |
(full: AKU MEMAKLUMKAN PUASA.
) Nas : Ezr 8:21 Berpuasa berarti tidak makan untuk jangka waktu terbatas (lihat cat. --> Mat 6:16). [atau ref. Mat 6:16] Umat PL Allah berpuasa untuk menunjukkan kerendahan hati, penyangkalan diri, dan kepatuhan kepada Allah serta mencari kasih karunia, pertolongan, perlindungan, dan perkenan dari-Nya (ayat Ezr 8:21,31). Berpuasa dilakukan ketika mereka
|
| (0.1453016) | (1Tim 3:3) |
(full: BUKAN PEMINUM.
) Nas : 1Tim 3:3 Frasa ini (Yun. _me paroinon_, dari _me_, berarti "tidak" dan _paroinos_, kata majemuk yang berarti "pada, dengan, dekat anggur") yang diterjemahkan harfiah "tidak dekat atau dengan anggur," "tidak bersama dengan anggur". Di sini Alkitab menuntut bahwa seorang penilik jemaat tidak boleh "duduk di samping anggur" atau "dengan anggur". Dengan kata lain, ia tidak boleh minum anggur yang memabukkan, tergoda atau terbujuk olehnya, atau "makan minum bersama-sama pemabuk-pemabuk" (Mat 24:49).
|
| (0.1453016) | (Yos 3:1) | (jerusalem) Kisah mengenai penyerbuan sungai Yordan dan masuknya Israel ke negeri Kanaan ini agak sejalan dengan kisah mengenai keluaran Israel dari tanah Mesir, sebagaimana digarisbawahi penggubah sendiri, bdk Yos 3:7; 4:14,23; Tuhan menghentikan arus sungai Yordan, Yos 3:7-4:18; sama seperti Ia mengeringkan Laut Teberau, Kel 14:5-31; tabut perjanjian merintis jalan bagi umat, Yos 3:6-17; 4:10-11, sama seperti tiang awan atau tiang api mendahului umat di Laut Teberau, Kel 13:21-22; 14:19-20. Dalam penyebrangan sungai Yordan, Yos 3:7; 4:14, Yosua berperan sama seperti Musa dalam penyeberangan Laut Teberau. Penggubah Yosua berpendapat umat bersunat waktu keluar dari negeri Mesir, dan sekarang keturunan mereka disunat juga, Yos 5:2-9. Selama di gurun umat diberi makan manna, Kel 16 tetapi waktu umat masuk ke negeri Kanaan manna berhenti turun, Yos 5:12. Setelah menyeberang sungai Yordan umat merayakan Paskah di Gilgal, Yos 5:10, sama seperti mereka merayakan Paskah sebelum keluar dari Mesir dan menyeberang Laut Teberau, Kel 12:1-28; 13:3-10. Keselamatan tsb antara peristiwa-peristiwa pada awal keluaran dengan peristiwa-peristiwa pada akhir menyebabkan bahwa mujizat air (yang berhenti mengalir) pada penyeberangan sungai Yordan diberi imbalannya dengan menciptakan mujizat serupa (terbelahnya air Laut Teberau) pada awal keluaran juga, Kel 14+. Oleh karena penderitaan dan kebangkitan Yesus secara rohani mengulangi peristiwa-peristiwa keluaran, bdk 1Ko 10:1 maka Yosua yang menyelesaikan peristiwa-peristiwa di tingkat Perjanjian Lama, oleh para pujangga Gereja diartikan sebagai pra-lambang Kristus, lebih-lebih karena nama Yosua sama dengan nama Yesus. |
| (0.1453016) | (Mat 14:23) | (jerusalem: untuk berdoa) Injil-injil, terutama Lukas, kerap kali memberitahukan bahwa Yesus berdoa seorang diri di tempat sunyi atau di malam hari, Mat 14:23 dsj; Mar 1:35; Luk 5:16, waktu makan, Mat 14:19 dsj; Mat 26:26-27 dsj, dan sehubungan dengan peristiwa-peristiwa penting; waktu dibaptis, Luk 3:21, sebelum memilih keduabelas rasul, Luk 6:12, sebelum mengajar doa "Bapa Kami", Luk 11:1; bdk Mat 6:5+, dan sebelum murid-murid mengakui Yesus sebagai Mesias, Luk 9:18; waktu Yesus dimuliakan di atas sebuah gunung, Luk 9:28-29, di kebun Getsemani, Mat 26:36-44, waktu di salib, Mat 27:46 dsj; Luk 23:46. Yesus mendoakan mereka yang menyalibkanNya, Luk 22:32, semua muridNya dan mereka yang menyusul, Yoh 17:9-24; Iapun mendoakan diriNya sendiri, Mat 26:39 dsj; bdk Yoh 17:1-5; Ibr 5:7. Doa-doa itu menyatakan bahwa Yesus terus menerus berhubungan dengan BapaNya, Mat 11:25-27 dsj, yang tidak pernah membiarkan Yesus seorang diri, Yoh 8:29, dan senantiasa mengabulkan doaNya, Yoh 11:22,42; bdk Mat 26:53. Dengan teladan dan ajaranNya Yesus mau menanamkan ke dalam hati pengikutNya baik perlunya berdoa maupun caranya, Mat 6:5+. Sekarang dalam kemuliaanNya Yesus terus mendoakan pengikut-pengikutNya, Rom 8:34; Ibr 7:25; 1Yo 2:1, sesuai dengan janjiNya, Yoh 14:16. |
| (0.1453016) | (Rm 8:27) | (jerusalem: berdoa untuk orang-orang kudus) Menurut teladan Yesus, Mat 6:5+; Mat 14:23+, dan sesuai dengan kebiasaan Gereja purba, Kis 2:42+, Paulus kerap kali mengajak orang berdoa tekun, Rom 12:12; Efe 6:18; Fili 4:6; Kol 4:2; 1Te 5:17+; 1Ti 2:8; 5:5; bdk 1Ko 7:5. Paulus sendiri dengan tidak kunjung berhenti mendoakan kaum beriman, Efe 1:16; Fili 1:4; Kol 1:3,9; 1Te 1:2; 3:10; 2Te 1:11; File 4, dan mengajak kaum beriman supaya mendoakan Paulus, Rom 15:30; 2Ko 1:11; Efe 6:19; Kol 4:3; 1Te 5:25; 2Te 3:1; File 22; Ibr 13:18. Mereka perlu saling mendoakan, 2Ko 9:14; Efe 6:18. Mengenai doa untuk saudara yang berdosa dan yang sakit, bdk 1Yo 5:16; Yak 5:13-16. Doa-doa itu meminta karunia-karunia buat kemajuan rohani dan buat menghilangkan rintangan-rintangan, baik lahiriah, 1Te 2:18 dan 1Te 3:10; Rom 1:10, maupun batiniah, 2Ko 12:8-9. Diminta juga hal-hal yang baik di bidang sosial, 1Ti 2:1-2, Paulus sangat menekankan perlunya doa syukur, 2Ko 1:11+; Efe 5:4; Fili 4:6; Kol 2:7; 4:2; 1Te 5:18; 1Ti 2:1. Segala perbuatan, Efe 5:20; Kol 3:17, teristimewa makan perlu di sertai ucapan syukur, Rom 14:6; 1Ko 10:31; 1Ti 4:3-5. |
| (0.1453016) | (Kej 3:1) |
(sh: Telanjang (Senin, 3 Februari 2003)) TelanjangTelanjang. Manusia itu miskin: telanjang. Namun, dalam ketelanjangannya ia kaya karena kemuliaan Allah terpancar membungkus badannya. Mereka mula-mula telanjang, namun mereka tidak malu -- lagi pula, mengapa kemuliaan membuat malu? Kisah ini tidak berhenti dalam kemapanan dalam situasi taman tanpa cela. Narasi bergerak menuntun kita masuk ke dalam adegan-adegan mencengangkan. Ular tokoh perantara, alat sastra penulis untuk membawa kita memahami pesan-pesan teologis yang dalam. Tidak jelas bagaimana ular itu mengetahui akibat dari memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (apakah ia sudah mencicipinya?). Kita juga tidak mengetahui motivasinya berbicara kepada Hawa. Namun, ada kemungkinan bahwa ular memang sengaja memutar-balikkan perkataan Allah dengan motivasi yang masih merupakan misteri bagi kita (memperdayakankah ia [lih. 3:13-14]?). Ular menambahi perkataan Tuhan karena sebenarnya Tuhan tidak melarang Hawa untuk makan segala macam buah. Tentu ada kesan tertentu yang ular itu ingin timbulkan dalam diri Hawa terhadap Allah. Arti dari "pengetahuan yang baik dan yang jahat" mengacu ke pengetahuan yang utuh bahkan sempurna, baik di dalam pemahaman maupun pengalaman, baik intelektual maupun moral -- atau lebih keras lagi dapat dikatakan mahatahu. Hawa tergoda untuk menjadi mahatahu seperti Allah, dan tidak mau tunduk kepada Allah lagi. Ia tidak puas dengan keadaannya sendiri. Adam pun demikian, ia tidak puas menjadi manusia -- ia ingin melompat ke atas! Iblis telah "jatuh ke atas" (Confessiones, St. Augustine). Manusia pun telah jatuh ke atas mengikuti anjuran iblis. Ketika sadar bahwa mereka telanjang, mereka malu dan membuat pakaian: menjadi kaya, namun sebenarnya miskin sebab keluar dari kehendak Allah. Renungkan: Jadilah kaya dengan menjadi puas terhadap anugerah Tuhan bagi diri Anda sekarang. |
| (0.1453016) | (Kej 3:8) |
(sh: Berpakaian (Selasa, 4 Februari 2003)) BerpakaianBerpakaian. Ketika Tuhan berjalan-jalan di taman, langkah-langkah Allah terdengar bagaikan jejak-jejak penghakiman bagi manusia yang baru makan buah curian. Mereka bersembunyi. Allah bertanya kepada manusia, "Di manakah engkau?" Dua hal bisa kita amati di sini. Pertama, hubungan antara Allah dan manusia setelah kejatuhan dimulai dengan pertanyaan Allah kepada manusia. Pahamilah bahwa ketika kita jatuh ke dalam dosa, Allah menanyakan di mana diri kita. Kedua, arti dari "di mana" bukan hanya geografis, tetapi menanyakan posisi. Di mana posisi manusia setelah jatuh ke dalam dosa? Apakah ia memihak atau melawan Allah? Adam menyalahkan Allah karena menciptakan wanita, dan Adam menyalahkan Hawa karena membuatnya jatuh ke dalam dosa. Yang satu (ayat 2:24) tidak lagi satu, terputus oleh pertikaian. Hawa menyalahkan ular. Ular tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Ternyata memang ia memperdayakan Hawa. Lalu, mereka dihukum. Kalau Adam berasal dari debu, maka ia akan kembali kepada debu. Pekerjaannya akan menjadi lebih sulit. Kalau Hawa berasal dari Adam, ia akan ditundukkan oleh Adam, dan kesulitan melahirkan. Ular akan merayap di tanah, sebuah kehinaan. Manusia terpisah dari Allah, dari sesamanya, dari dirinya, dan dari alam. Dalam proses kejatuhan manusia, ular (binatang) seakan-akan menjadi berada di atas manusia. Tuhan menjanjikan bahwa posisi ini akan dibalik: manusia akan menang terhadap binatang (ayat 15). Ayat ini bisa kita tafsirkan menuju penggenapan kemenangan Kristus melawan dosa dan Iblis. Lalu manusia diusir keluar dari taman Eden. Kemudian, Allah membuatkan mereka "pakaian" dari kulit binatang, suatu tanda bahwa hanya darah yang bisa menyelamatkan mereka dari ketelanjangan. Renungkan: Pakaian Anda yang indah menunjukkan keberdosaan Anda. Hanya darah Kristus yang bisa menutupi ketelanjangan Anda dan membasuh kecemaran Anda! |
| (0.1453016) | (Kel 20:17) |
(sh: Jauhi iri hati (Jumat, 23 September 2005)) Jauhi iri hatiJauhi iri hati Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya. Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain. Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain. Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya. Renungkan: Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun untuk iri hati terhadap orang lain. |
| (0.1453016) | (Im 22:1) |
(sh: Kudus..., hati-hati bertindak! (Selasa, 24 September 2002)) Kudus..., hati-hati bertindak!Kudus..., hati-hati bertindak! Di pasal 2 kita belajar bahwa Allah tidak main-main menuntut kekudusan para imam. Tuntutan Allah tidaklah berlebihan, karena tugas yang harus dijalankan para imam adalah tugas yang kudus. Otomatis tugas yang kudus itu harus diiringi dengan kehidupan yang kudus pula. Karena itu bila merekan dianggap najis menurut aturan yang telah Allah berikan, mereka harus lebih dahuluu mentahirkan diri. Pada pasal ini kita diajak untuk memahami beberapa hal tentang hal pentng. Pertama, tentang dampak akibat kenajisan yang dilkaukan para imam adalah larangan untuk menjamah hal-hal yang kudus (ayat 1-16); Bagian pertama ini dialamatkan kepada para imam. Meraka diingatkan akan sanksi allah yang harus dihadapi sebagai konsekuensi pelanggaran ini adalah dilenyapkan dari hadapan Allah (ayat 3), dinajiskan dalam waktu yang panjang (ayat 4a), bahkan meninggal dunia (ayat 9). Mereka juga diperingatkan supaya jangan bersalah dalam hal kurban itu, terutama supaya mereka jangan membiarkan oaran gyang tidak berhak makan persembahan kudus. Karena seluruh bangsa Israel akan terlibat menanggung kesalahan mereka (ayat 15-16). Kedua, tentang peraturan-peraturan mempersembahkan kurban (ayat 17-25). Bagian ini merupakan penetapan tentang persembahan-persembahan yang dikorbankan, yaitu harus tidak bercela. Peraturan ini dialamatkan kepada para imam, dan umat. Dikatakan bahwa prinsip asasi untuk semua korban adalah sama, yaitu bahwa korban cacat tidak bias dipakai (ayat 18-21). Memang orang yang membawa korban cacat tidak dihukum, tetapi tujuan korbannya gagal, sebab tidak mengadakan hubungan baik antara Allah, dengan dirinya (ayat 22-25) Melalui perikop ini, kita belajar bahwa ternyata tidak ada imam y ang dapat sepenuhnya dan sempurna menjalani ketetapan-ketetapan Allah. Hanya satu Imam Agung yang secara sempurna dan utuh untuk memenuhi segala-ketetapn-ketetapan Allah, Dialah Yesus Kristus yang tak bercacat cela. Renungkan: Mengambil bagian dalam kekudusan Allah sama dengan masuk dalam dan mengalami keindahan hadirat-Nya. |
| (0.1453016) | (Im 23:1) |
(sh: Perayaan-perayaan hari raya (Rabu, 25 September 2002)) Perayaan-perayaan hari rayaPerayaan-perayaan hari raya. Dalam pasa 23 ini disebutkan beberapa perayaan yang penting untuk dirayakan dalam kehidupan umat Allah. Pertama. Hari Sabat (ayat 3). Hari raya pertama yang perlu diperhatikan umat Tuhan adalah Sabat. Hari itu mengingatkan kita akan beradaan kita sebagai makhluk ciptaan Allah. Pada hari ini, kita berhenti bekerja, dan beribadah serta menempatkan seluruh hidup selaras dengan Sang Pencipta. Kedua, hari raya Paskah (ayat 4-8). Perayaan Paskah, mengingatkan Israel akan kasih dan kuasa Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Kejadian itu terus mereka ingatrayakan setahun sekali selama tujuh hari penuh. Perayaan itu ditandai dengan kesederhanaan makan roti tidak beragi. Ketiga, hari raya Penuaian (ayat 9-14). Pada hari ini seluruh persembahan sebelum kepada Allah, harus ditahbiskan terlebih dulu. Keempat, hari raya Pentakosta atau hari raya Tujuh Minggu (ayat 15-21). Hari itu dilaksanakan sebagai peringatan penyerahan hukum Taurat di Bukit Sinai. Kelima, Hari Pendamaian. Pada hari raya ini, orang-orang tidak boleh melakukan pekerjaan apa pun, dan harus berpuasa, merendahkan diri. Keenam, hari raya Pondok Daun (ayat 33-44). Bentuk perayaan ini sama prinsipnya dengan perayaan Paskah. Prinsip asasi dari seluruh perayaan yang dilangsungkan Israel adalah wujud respons umat terhadap Allah yang telah terlibat penuh dalam peristiwa-peristiwa sejarah keselamatan yang menyatakan kasih karunia Allah terhadap bangsa Israel. Seperti halnya bangsa Israel yang merayakan begitu banyak hari-hari raya dan menempatkannya sebagai bagian yang penting, kita pun demikian. Menempatkan perayaan-perayaan tersebut sebagai bagian hakiki dari dinamika iman kita kepada Allah, dan sekaligus menyadari bahwa memelihara prinsi-prinsip dasar dalam tiap-tiap perayaan, sama artinya memuliakan Allah dengan mensyukuri keberadaan kita, penyelamatan dan pemeliharaan-Nya untuk kita. Renungkan: Renungkan secara mendalam bahwa hari-hari gerejawi yang Anda lalui, merupakan hari-hari di mana Anda diingatkan akan keterlibatan Allah secara penuh, dan untuh dalam sejarah manusia. |
| (0.1453016) | (Im 25:1) |
(sh: Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah? (Sabtu, 28 September 2002)) Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah?Tahun Sabat dan Yobel bagi tanah? Apa yang bias mewakili sekaligus kehidupan social dan pekerjaan Anda, yang tanpanya hidup ini akan menjadi sangat sulit? Sebagaian penduduk kota besar mungkin akan berkata dengan tegas” “handphone!” Yang lain mungkin akan menjawab: komputer, atau kendaraan/transportasi, dlsb. Bagi penduduk Israel zaman itu, dan seharusnya juga bagi kita semua di masa kini, tanahlah yang punya peranan sangat penting dalam kehidupan social dan pekerjaan, yang tanpanya hidup bahkan tidak dapat berlangsung. Karena itu, tidak heran jika Taurat Tuhan juga mengatur tentang tanah, bahkan melalui pelaksanaan tahun Sabat dan Yobel. Hal ini nyata dari perintah Tuhan untuk mengistirahatkan tanah yang dikerjakan oleh umat pada tahun ketujuh (tahun Sabat, ayat 2-7) dan tahun ke-50 (tahun Yobel, ayat 8-17). Perintah ini menyatakan bagaimana umat Tuhan harus bersikap terhadap alam: alam, dalam hal ini tanah, tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang dan diperas sampai batas terakhir kemampuannya, demi keuntungan manusia. Alasan dari hal ini adalah sederhana; walalupun Allah telah memberikan mandate kepada manusia untuk berkuasa atas bumi dan isinya sebagai wakil Allah (Kej. 1:27-28), tetapi tanah tetap saja adalah milik Allah (Im. 25:23). Bagaimana umat memperlakukan tanah menunjukkan sikap umat terhadap Sang Pemilik Tanah (bdk. ayat 17). Bahkan dalam hal jual beli tanah pun (ayat 14-17), umat dituntut untuk bertindak adil kepada orang lain, semata karena Tuhan adalah Allah mereka. Terakhir, Allah memberikan jawaban terhadap pertanyaan dasar yang harus dijawab ajaran etika social-lingkungan hidup manapun: Jika saya melakukan ini, apa saya dapat hidup dan makan ? Jawaban Allah jelas, berkat Allah akan mencukupi hidup mereka yang taat kepada perintah-Nya untuk tidak sewenang-wenang terhadap alam. Renungkan: Kerohanian yang alkitabiah seharusnya membuat kita membenci tindakan membuang sampah sembarangan, malu mempunyai kendaraan dengan knalpot berasap hitam tebal karena tak terurus, dll., semata karena tindakan itu mencemari alam milik Allah. |
| (0.1453016) | (Ul 9:7) |
(sh: Menerobos lingkaran setan (Jumat, 9 Mei 2003)) Menerobos lingkaran setanMenerobos lingkaran setan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah. Benarkah demikian? Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah, dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar, Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orang-orang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat empat puluh hari empat puluh malam!
Bangsa Israel tidak juga bertobat. Empat kali mereka menggusarkan
Allah (ayat 22-24). Di Tabera, mereka mengeluh tanpa alasan yang
jelas. Allah menurunkan api untuk menghukum mereka ( Renungkan: Teroboslah ketidakpercayaan Anda dengan mengingat janji penyertaan Allah yang teguh. |
| (0.1453016) | (2Sam 12:1) |
(sh: Cerita, alat Allah (Jumat, 15 Agustus 2003)) Cerita, alat AllahCerita, alat Allah. Daud telah terbelit rentetan dosa-dosa: zinah, perencanaan pembunuhan, dusta. Dapatkah Anda menduga bagaimana akibat kondisi itu pada hati nurani Daud? Jika Anda ditugaskan Tuhan menegur orang dalam kondisi seperti Daud, apa yang akan Anda lakukan? Nasihat dan wejangan sering kali tidak dapat menembus hati yang keras dan pikiran yang buta. Natan beroleh hikmat Tuhan. Ia tidak berkhotbah, tidak menegur atau menuding, tetapi bercerita. Cerita itu berhasil memojokkan Daud ke posisi yang melibatkan pertimbangan kebenaran dan tanggung jawab. Cerita itu tentang orang kaya dan orang miskin. Natan menggambarkan kehidupan gembala miskin, hidup sederhana dan memiliki hanya seekor anak domba. Ia memperlakukan domba itu seperti anak perempuannya sendiri. Celakanya, meskipun orang kaya itu memiliki banyak domba, saat ia memerlukan daging untuk makan siangnya, ia "mengambil" anak domba betina milik si miskin. Spontan Daud menyatakan bahwa orang kaya itu harus dihukum mati. Segera sesudah Daud mengungkapkan kemarahan dan tindakan yang harus diambil, Natan menempatkan Daud dalam kisah itu. Ia juga "merampas" Batsyeba, istri Uria itu (ayat 11:40). Natan menghardik Daud, dan menyampaikan firman Allah kepada Daud, suatu khotbah penghukuman. Allah mengucapkan sebuah kalimat yang sangat dramatis: Daud telah memiliki segala-galanya (ayat 8). Betapa bodohnya tindakan Daud! Syukurlah, Daud sembuh dari kebutaannya. Ia berani mengaku salah. Ia masih sensitif terhadap dosa. Namun demikian, konflik dan pertumpahan darah tidak akan beranjak dari dinasti Daud. Akibat dari sebuah dosa terlalu berat untuk ditanggung! Renungkan: Anda bisa saja marah dan menertawai Daud. Namun, mungkinkah Anda juga sedang dibutakan oleh dosa-dosa Anda? Jika Daud bisa berubah karena cara-cara Tuhan yang ajaib itu, Anda pun bisa! |
| (0.1453016) | (1Raj 4:1) |
(sh: Pemimpin yang berhikmat (Kamis, 29 Juli 2004)) Pemimpin yang berhikmatPemimpin yang berhikmat. Bagaimana caranya berhasil memimpin bangsa yang besar? Salomo merasakan beban berat untuk melanjutkan kepemimpinan Daud. Mengapa demikian? Pada zaman Daud, Israel telah mengalami kejayaan dalam peperangan. Bagaimanakah nasib Israel di tangan Salomo? Apakah Salomo merupakan orang yang tepat untuk meneruskan kepemimpinan Daud? Menjadi seorang raja atas bangsa Israel yang besar jumlahnya memerlukan hikmat. Hikmat pada masa itu, bukanlah hikmat teoretis dan ilmu pengetahuan semata-mata. Hikmat pada masa itu terkait dengan kemampuan untuk meraih kesuksesan, yaitu suatu hal yang nyata dan praktis. Salomo memiliki hikmat tersebut. Hikmatnya terwujud nyata dalam bagaimana dia mengatur administrasi pemerintahannya dengan membagi duabelas kepala daerah. Tugas kedua belas kepala daerah ini: Pertama, menjamin kebutuhan setiap bulan dalam hal makan raja dan seisi istana. Kedua, bertanggung jawab atas keadilan dan kesejahteraan wilayah masing-masing sehingga tidak ada daerah yang terlalu kaya atau terlalu miskin. Hasil dari kebijaksanaan administrasif Salomo, membuat orang Yehuda dan orang Israel terjamin kebutuhan hidupnya (ayat 7-20).
Keberhasilan Salomo dalam memimpin bukan semata-mata karena
kecakapan administratifnya yang luar biasa tetapi karena dia
terlebih dahulu mengarahkan hidupnya untuk hidup takut akan
Tuhan. Takut akan Tuhan merupakan sumber hikmat (band. Kita harus meneladani apa yang dilakukan oleh Salomo, yaitu takut akan Tuhan. Setiap kita dipanggil untuk memimpin, pertama-tama memimpin hidup kita masing-masing, baru kemudian memimpin orang lain. Landasilah hidupmu dengan takut akan Tuhan, maka hikmat Tuhan akan dicurahkan kepadamu. Renungkan: Supaya kita bisa memimpin dengan baik dan benar, mulailah dengan hidup takut akan Tuhan dan menyesuaikan hidup kita dengan kehendak Tuhan. |
| (0.1453016) | (1Raj 12:1) |
(sh: Hikmat anak muda vs hikmat orang tua (Rabu, 11 Agustus 2004)) Hikmat anak muda vs hikmat orang tuaHikmat anak muda vs hikmat orang tua. Orang tua tidak selalu lebih benar daripada anak muda. Namun, orang tua yang takut akan Tuhan, memiliki pengalaman dan hikmat yang patut didengar dan ditaati oleh anak-anak muda. Orang yang lebih tua dan hidup dalam ketaatan pada firman Tuhan layak kita perhatikan nasihatnya. Rehabeam adalah anak Salomo yang usianya masih muda ketika ia menjadi raja menggantikan Salomo. Para tua-tua (= orang yang dipandang tua, berpengalaman) yang telah melayani ayahnya mendampingi Rehabeam saat itu. Para tua-tua itu telah "Banyak makan asam garam". Mereka telah menyaksikan bagaimana Salomo memerintah, bagaimana reaksi orang yang diperintah dengan "Tangan adil" atau "Tangan keras" serta akibat-akibatnya. Oleh sebab itu, ketika Rehabeam meminta nasihat mereka mengenai bagaimana harus menyikapi tuntutan Yerobeam, nasihat mereka keluar dari pengalaman-pengalaman hidup yang berharga (hikmat orang tua). Mereka menasihati Rehabeam untuk memenuhi permintaan Yerobeam dengan tujuan mengambil hati rakyat (ayat 6-8). Sayang, Rehabeam memilih mendengar nasihat teman-teman sebayanya (hikmat anak muda), yang berpendapat bahwa keberhasilan memimpin harus ditunjukkan dengan kekuatan, kekerasan, dan teror (ayat 8-11). Akibatnya bisa dibayangkan, rakyat memberontak, melepaskan diri dari kekuasaan Rehabeam (ayat 16-20). Hampir saja terjadi perang saudara, jika Tuhan tidak campur tangan (ayat 21-24). Ingatlah pelajaran melalui firman Tuhan hari ini. Kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang persuasif dan peka terhadap pimpinan Tuhan, yang belajar dari pengalaman hidup dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Hikmat orang tua yang takut akan Tuhan melebihi hikmat anak muda, namun hikmat ilahi jauh melampaui semua itu. Hikmat ilahi mengajarkan kepemimpinan adalah pelayanan! Renungkan: Kita dipanggil untuk menjalankan kepemimpinan ala Yesus, yaitu memimpin melalui melayani! |
| (0.1453016) | (1Raj 13:1) |
(sh: Kasih dan keadilan seharusnya berjalan seiring (Minggu, 20 Februari 2000)) Kasih dan keadilan seharusnya berjalan seiringKasih dan keadilan seharusnya berjalan seiring. Kasih dan keadilan bisa dikatakan seperti minyak dan air yang tidak dapat disatukan dalam kehidupan manusia. Di mana kasih berbicara keadilan diamputasi. Tampaknya kedua nilai itu saling bertentangan. Namun di dalam Allah, kedua nilai itu menyatu tanpa salah satunya mengalami distorsi (penyimpangan) makna. Insiden yang terjadi dalam perikop ini merupakan suatu bukti bahwa kedua nilai itu dapat dinyatakan oleh Allah secara bersamaan tanpa distorsi nilai. Allah begitu membenci dosa Yerobeam. Allah secara tegas melarang abdi-Nya untuk makan atau minum apa pun di tempat Yerobeam. Sikap ini menunjukkan keadilan Allah bahwa yang berdosa tidak akan menerima konsekuensinya. Allah pun memanifestasikan kasih-Nya dengan mengirim abdi-Nya dari Yehuda dan memberikan tanda-tanda seperti mezbah yang pecah dan tangan Yerobeam yang menjadi kejang. Sebenarnya Yehuda saja membatalkan persiapan untuk menyerang Yerobeam, tetapi sekarang Allah justru mengirim abdi-Nya dari Yehuda untuk memperingatkan Yerobeam agar bertobat. Itu semua dilakukan sesudah Yerobeam melakukan dosa yang begitu menjijikan di hadapan Allah. Allah secara obyektif menempatkan setiap nilai pada porsinya, dan tetap melihat manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya yang Ia kasihi dan tidak membiarkan adanya nafsu, emosi, dan unsur subyektifitas yang menjadi katalisator bagi membaurnya kedua nilai itu sehingga keduanya menjadi bias. Dalam diri manusia, unsur emosi dan subyektifitas selalu berperan paling dominan dalam mengambil sikap terhadap orang yang melakukan dosa, sehingga berakibat salah satu nilai itu harus dikorbankan. Renungkan: Setiap orang adalah makhluk ciptaan Allah yang juga sebagai obyek kasih Allah, jadi selaraskan tindakan kasih dan keadilan bagi siapa pun. |
| (0.1453016) | (1Raj 13:11) |
(sh: Allah memakai hamba-Nya sampai tuntas (Jumat, 13 Agustus 2004)) Allah memakai hamba-Nya sampai tuntasAllah memakai hamba-Nya sampai tuntas. Tidak sedikit pelayan Tuhan yang gagal di tengah jalan. Ada yang jatuh ke dalam dosa. Ada yang meninggalkan pelayanan di tengah-tengah pekerjaan Tuhan. Meski demikian, Tuhan tetap bisa memakai mereka untuk mencapai maksud-Nya. Justru ini menjadi peringatan agar hamba Tuhan melayani dan hidup benar di hadapan Allah. Kisah abdi Allah ini sungguh tragis. Ia sudah selesai menunaikan tugas utama, yaitu menegur Yerobeam atas dosa-dosanya. Ia tahu bahwa Tuhan memerintahkannya untuk tidak makan roti dan minum air dalam perjalanan tugas. Namun, karena tipuan seorang nabi tua, ia melanggar perintah Tuhan itu. Hukuman pun dijatuhkan, abdi Allah itu dibunuh oleh seekor singa. Kita tidak tahu motivasi si nabi tua membohongi abdi Allah itu. Mungkin ia iri hati melihat si abdi Allah yang berasal dari Selatan masuk ke wilayahnya tanpa permisi untuk bernubuat. Mungkin ia seorang yang "mendukung" pemerintahan Yerobeam sehingga tidak senang melihat abdi Allah ini mencela rajanya. Apapun alasannya, akhirnya ia sadar bahwa penipuannya berakibat fatal bagi abdi Allah itu (ayat 20-22). Kematian abdi Allah itu tidak menghalangi firman Tuhan dinyatakan. Peristiwa aneh setelah abdi Allah itu diterkam singa (ay. 24: yaitu singa dan keledai menjagai mayat abdi Allah itu) pastilah menimbulkan kegemparan di kalangan rakyat. Tuhan memakai peristiwa itu untuk menyadarkan si nabi tua, yang mungkin selama ini sudah kehilangan kepekaan akan firman Allah dan kehilangan keberanian iman (ia tidak pernah mencela Yerobeam). Ini membuktikan Allah berdaulat dalam segala keadaan, menggenapi janji-Nya, atau menghukum yang melanggar. Kalau Ia tidak segan menghukum abdi-Nya yang lalai, apalagi terhadap orang yang mengkhianati-Nya (Yerobeam). Pasti nubuat mengenai penghukuman Yerobeam akan tergenapi (ayat 32). Renungkan: Hidup atau mati, Tuhan bisa memakai kita menjadi saluran firman-Nya. Persoalannya apakah hidup kita layak untuk menjadi berkat, menyatakan keadilan, dan kasih-Nya. |
| (0.1453016) | (2Raj 7:3) |
(sh: Kedaulatan Allah mutlak (Kamis, 25 Mei 2000)) Kedaulatan Allah mutlakKedaulatan Allah mutlak. Seorang ekonom Indonesia pernah mengatakan bahwa ia mempunyai resep untuk mengangkat nilai rupiah dari 17.000 menjadi 1.000 untuk tiap dollar dalam waktu singkat. Itu dikatakan ketika Indonesia tengah mengalami krisis moneter yang dahsyat. Walaupun resepnya tidak pernah diujicobakan karena pemerintah tidak menanggapi tawarannya, namun sudah dapat dipastikan bahwa ditinjau dari sudut ilmu ekonomi, resepnya tidak masuk akal dan tidak mungkin diimplementasikan. Ketidakmungkinan ini disebabkan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi rupiah, yang berada di luar kontrol pemerintah Indonesia. Tidak demikian dengan Allah, Ia mampu membuat harga sembako yang terbaik turun drastis dalam waktu 1 hari, sehingga krisis ekonomi berakhir (bdk. Ayat 3 dan 18). Kemampuan ini menyatakan dengan tegas bahwa Allah mengontrol atau berdaulat atas semua faktor termasuk manusia yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat kota Samaria. Ia menyingkirkan pasukan Siria yang menghalangi kota Samaria untuk menerima pasokan bahan pangan dari luar dalam waktu singkat dan dengan cara menakjubkan (6-7). Dengan demikian secara otomatis Allah pun mengadakan bahan pangan dalam jumlah besar yang segera dapat dikonsumsi oleh rakyat Samaria (7-9). Kedaulatan Allah juga dinyatakan melalui matinya ajudan raja Israel. Ia berdaulat atas kehidupan seseorang, atas mampu atau tidaknya seseorang menikmati bahan pangan. Dalam kelaparan hebat, Allah mampu mengadakan makanan berlimpah-limpah bagi seluruh kota, namun ia pun mampu membuat seorang manusia tidak dapat makan, justru ketika makanan tersedia berlimpah-limpah. Kedaulatan Allah di dalam memberikan anugerah-Nya juga dapat terbaca dengan jelas. Ia sengaja memakai penderita kusta - orang yang dianggap sampah dan pendosa - untuk menikmati kelimpahan berkat yang pertama dan mewartakannya kepada seluruh penduduk kota. Ia ingin menegaskan bahwa bangsa Israel sebetulnya tidak layak untuk menerima keselamatan, namun semua itu hanyalah anugerah Allah di dalam kedaulatan-Nya. Renungkan: Bagaimana Anda melihat kedaulatan Allah dalam kehidupan Anda dan masyarakat sehari-hari? Masihkah Anda merasakan kedaulatan-Nya yang tidak terbendung namun juga tertib dan bertujuan? |


