Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 221 - 240 dari 483 ayat untuk mengingatkan (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Yes 24:7) (jerusalem) Ini nyanyian mengenai "Kota yang kacau riuh" (harafiah: kota hampa) yang dihancurkan. Keruntuhan kota itulah yang menginspirasikan seluruh penglihatan tentang akhir zaman ini, bdk Yes 25:2; 26:5; 27:10-11. Kota itu sudah pasti kota suatu bangsa lain, yang dilawankan dengan kota Yerusalem, Yes 26:1-6. Pemusnahan kota itu melambangkan penghancuran sementara dunia. Mungkin "Kota yang kacau riuh" itu ialah kota Bebal yang dimusnahkan raja Ahasyweros (Xerxes) pada th 485 seb Mas, atau kota Tirus yang dihancurkan Aleksander Agung pada th 332 seb Mas, ataupun kota Samaria yang dipunahkan Yohanes Hirkanus pada th 110 seb Mas. Tetapi paling mungkin dimaksudkan salah satu kota negeri Moab. Sebab Moab disebut dalam Yes 25:10; 24:17-18 mengutip Yer 48:43-44, yaitu sebuah nubuat tentang Moab. Selebihnya Yes 24:7-9 berkata tentang pohon-pohon anggur dan ini mengingatkan kebun-kebun anggur Moab yang terkenal, bdk Yes 16:7-10. Maka yang dimaksudkan kiranya ibu kota Moab yang dimusnahkan entahlah kapan.
(0.20) (Hab 3:3) (jerusalem: Allah) Ibraninya Eloah Ini nama Allah yang kuno (lazimnya: Elohim), yang a.l. digemari penulis kitab Ayub
(0.20) (Mat 11:25) (jerusalem) Bagian ini tidak bersangkutan dengan apa yang mendahului atau menyusul (bdk tempatnya yang berbeda dalam Lukas). Maka ungkapan "semuanya" itu (Mat 11:25) tidak mengenai apa yang dikatakan lebih dahulu, tetapi harus dimengerti secara umum yaitu: rahasia Kerajaan, Mat 13:11. Rahasia itu disingkirkan kepada "orang kecil", ialah para murid, bdk Mat 10:42, sedangkan tersembunyi bagi "yang bijak dan yang pandai", ialah orang Farisi serta ahli-ahli Kitabnya. Baik pernyataan Yesus tentang hubunganNya yang erat dengan Allah, Mat 11:26-27, maupun seruanNya supaya orang menjadi muridNya, Mat 11:28-30, mengingatkan beberapa nas dari Kitab-kitab Kebijaksanaan, Ams 8:22-36; Sir 24:3-9,19-20; Wis 8:3-4; Wis 9:9-18, dll. Dengan demikian Yesus mengatakan bahwa Ia berperan seperti Hikmat Allah, bdk Mat 11:19+, tetapi dengan cara yang unggul. Hikmat Allah itu tidak lagi pempribadian (=personifikasi), tetapi Pribadi, yakni Anak Bapa yang tunggal, bdk Mat 4:3+. Seluruh bagian ini bernada Yohanes, bdk Yoh 1:18; Yoh 3:11,35; Yoh 6:46; Yoh 10:15, dll, dan termasuk dalam lapisan paling tua dari tradisi sinoptik. Di dalamnya terungkap kesadarannya Yesus akan dirinya sebagai anak Allah, sebagaimana juga terungkap dalam Injil Yohanes.
(0.20) (Yoh 2:4) (jerusalem: Mau apakah engkau dari padaKu) Harafiah: apa mengenai Aku dan engkau. Ini sebuah ungkapan dari bahasa Ibrani yang sering terdapat dalam perjanjian lama, Hak 11:12; 2Sa 16:10; 2Sa 19:23; 1Ra 17:18 dll. Ungkapan itu dipakai untuk menolak permintaan seseorang yang dianggap kurang tepat, bahkan dipakai untuk menyatakan bahwa orang tidak mau mempunyai hubungan apapun dengan orang lain. Hanya konteks saja yang memungkinkan menentukan artinya yang tepat. Dalam ayat ini Yesus hanya menyatakan kepada ibuNya "saatNya" belum tiba
(0.20) (Yoh 6:35) (jerusalem: Akulah) Ungkapan Yunani "ego eimi" mengingatkan nama ilahi yang diwahyukan kepada Musa, Kel 3:14, bdk Yoh 8:24+. Tetapi di sini seperti dalam beberapa ayat lain ungkapan itu memulai juga penjelasan salah satu perbuatan atau perkataan, Yesus menyebut diriNya di sini roti sejati yang dilambangkan oleh manna dan roti yang kemarin diperbanyakNya. Lih Yoh 6:41,48,51; Yoh 8:12; Yoh 10:7-11; Yoh 11:25; Yoh 15:1
(0.20) (Kej 20:1) (sh: Kasih Allah atas orang kafir (Minggu, 9 Mei 2004))
Kasih Allah atas orang kafir

Perikop ini sepintas mirip dengan kisah Abram di 12:10-20. Namun, di sini fokus ada pada perlindungan Tuhan kepada Abraham juga kepada Abimelekh, si raja kafir.

Karena Abraham takut dibunuh oleh orang Gerar yang menginginkan istrinya, ia mengaku Sara sebagai saudaranya. Akibatnya Abimelekh merasa bebas mengambil Sara untuk diperistri (ayat 2).

Lewat mimpi, Allah mengingatkan Abimelekh bahwa tindakannya salah, dan ia akan dihukum bila tidak melepaskan Sara (ayat 3). Allah mengetahui bahwa Abimelekh tulus hatinya, oleh karena itu sebelum Abimelekh bertindak terlalu jauh, Allah menegurnya (ayat 6). Ini menunjukkan bahwa Allah sebenarnya peduli dan mengasihi Abimelekh, kepada orang-orang kafir yang memelihara hati tulus.

Tindakan Allah ini menunjukkan bahwa sejak semula Allah tidak pernah berhenti mengasihi manusia ciptaan-Nya. Abraham dipilih, juga Israel bukan supaya menikmati Allah saja, melainkan supaya melalui mereka semua bangsa di seluruh dunia boleh kembali kepada Allah.

Kita belajar juga bahwa ada orang kafir yang berhati tulus. Allah menghargai hati yang sedemikian. Anugerah Allah dinyatakan juga bagi mereka. Hal ini tidak mengurangi kebutuhan untuk bertobat dan mengikuti jalan Allah untuk menikmati anugerah keselamatan tersebut.

Tugas kita: Beritakan Injil, tanpa mempertimbangkan bagaimana kondisi orang sebab Allah mengasihi dan bukan menginginkan kebinasaan mereka.

(0.20) (Kel 19:14) (sh: Dahsyatnya kekudusan Allah. (Sabtu, 2 Agustus 1997))
Dahsyatnya kekudusan Allah.

Allah sering membahasakan diri-Nya dengan bahasa alam. Untuk memperkenalkan kekudusan-Nya, Allah tampil dalam kedahsyatan ketika seluruh Sinai ditutupi asap, bunyi sangkakala menggelegar, dan seluruh gunung gemetar. Umat Tuhan harus gentar menyadari kudus-Nya Allah. Sikap gentar ini juga harus tampak terhadap firman-Nya, dalam sikap menyimak firman Allah yang akan dikatakan oleh Musa. Sebagai Kristen, kita sudah sangat dekat dengan kekudusan Allah. Darah Kristus telah menyucikan kita dari segala dosa, memurnikan, dan membawa kita kepada kekudusan Allah.

Allah serius dalam peringatan-Nya. Setelah menyuruh bangsa Israel menguduskan diri, Allah mengingatkan Musa untuk meneliti apakah Israel tetap dalam keadaan kudus dan tidak sedang melanggar perintah-Nya. Musa sebagai perantara Allah dan umat-Nya dengan tegas mengatakan, bahwa umat Israel sangat serius menaati perintah Allah. Akankah selalu demikian? Membutuhkan waktu untuk mengujinya. Umat Allah harus menaati firman-Nya senantiasa. Allah akan terus-menerus menguji apakah kita dalam keadaan taat atau sebaliknya. Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan ketaatan kita di hadapan-Nya kelak?

(0.20) (Kel 20:18) (sh: Kemahabesaran Allah. (Selasa, 5 Agustus 1997))
Kemahabesaran Allah.

Panggilan dan pemilihan Allah atas Israel tidak menghapuskan batas antara Allah dan umat-Nya. Allah tetap mahabesar. Kemahabesaran-Nya ini dinyatakan-Nya di hadapan mereka melalui guruh yang mengguntur, kilat sabung-menyabung, dan gunung berasap. Mereka tidak sanggup melihat dengan mata kepala sendiri apa yang sedang terjadi. Allah tetap Allah dalam kemahabesaran-Nya. Umat Tuhan hanya patut menyembah dan mensyukuri panggilan dan pemilihan Allah. Demikian pun Kristus yang dekat dengan kita dan mendekatkan kita pada Allah, adalah Tuhan yang harus disembah dan ditaati.

Keunikan hamba Allah. Musa dipakai Allah untuk menyampaikan firman Allah kepada umat Israel. Musa tahan masuk ke dalam kekelaman Allah. Allah yang memanggilnya yang membuatnya tahan. Keunikan Musa ini ada batasnya, di akhir hidupnya Musa gagal menaati Allah. Ini mengingatkan kita pada keunikan Kristus. Musa diizinkan masuk dalam kekelaman Allah, Kristus yang adalah perantara manusia, adalah Allah sumber kekelaman itu. Kristus mengenal siapa Allah karena Diri-Nya Allah. Ia adalah Perantara kita satu-satunya tanpa cacat, karena hanya Dia yang sempurna. Hanya Dia yang patut kita sembah.

(0.20) (Kel 29:29) (sh: Lingkungan kudus. (Jumat, 22 Agustus 1997))
Lingkungan kudus.

Jubah keimaman milik Harun yang telah dikuduskan, harus diwariskan kepada anak-anaknya, untuk dikenakan kelak saat mereka diurapi dan ditahbiskan. Mezbah tempat korban dipersembahkan juga harus dikuduskan dengan upacara pendamaian dan penyucian, tujuh hari lamanya. Tuhan juga memerintahkan korban kudus tiap pagi dan petang bagi kemuliaan-Nya. Semua itu untuk mengingatkan bahwa umat Tuhan kudus adanya, maka harus hidup kudus. Pertobatan harus dijalani setiap hari. Pun pengampunan dan persekutuan dengan Tuhan.

Allah ada di tengah umat-Nya. Bila umat hidup dalam ketaatan dan kekudusan di hadapan Tuhan, Allah akan tinggal di tengah umat-Nya. Allah akan berkarya dalam hidup mereka sehingga iman mereka makin teguh pada kesetiaan Allah. Dia, Allah yang telah membebaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir untuk menjadikan mereka milik-Nya. Dia Maha Kudus dan Agung, namun penuh kasih sayang. Kini kita juga mengaku adalah umat milik Allah. Apakah benar Tuhan hadir dalam hidup kita? Bila kita jujur, bukankah Tuhan hanya kita tempatkan sebagai penjaga pintu? Kita hanya mengundang Dia masuk saat kita merasa perlu.

Doa: Tuhan, aku ingin Kau memilikiku sepenuhnya.

(0.20) (Kel 32:1) (sh: Menyembah buatan tangan sendiri. (Selasa, 16 September 1997))
Menyembah buatan tangan sendiri.

Umat Israel tidak sabar lagi. Mereka sudah menyaksikan guruh mengguntur, gunung berasap, dan Musa mendaki Gunung Sinai menghadap Tuhan. Tetapi sudah lama Musa belum juga turun gunung. Tuhan Allah tak kelihatan. Orang Israel menjadi bingung dan gelisah. Mereka lebih suka menyembah patung anak lembu yang dibuat dari emas, seperti yang disembah di Mesir daripada percaya kepada Allah yang tidak kelihatan, Pencipta segala sesuatu. Apakah Anda pernah bingung karena kehadiran Allah tidak kelihatan dalam pergumulan Anda? Pernahkah Anda tak sabar menunggu bimbingan Tuhan, lalu tergoda untuk bergerak sendiri sambil mempercayai perbuatan manusia?

Doa syafaat Musa. Murka Allah terlihat dengan menyebut Israel, "bangsamu" kepada Musa (ayat 7). Tuhan menjauhkan diri dari bangsa Israel, bahkan mau membinasakan mereka. Tetapi Musa mendoakan bangsanya dengan menyebut "umatMu". Ia mengingatkan Allah tentang apa yang telah Ia kerjakan, tentang Nama baik Allah dan tentang janji-Nya terhadap bangsa Israel. Itulah tiga dasar kuat untuk doa-doa kita juga.

Renungkan: Doa syafaat dapat mengandung dampak politis, ekonomi, dan sosial yang luas bagi suatu bangsa.

(0.20) (Bil 15:1) (sh: Umat diingatkan kembali (Selasa, 26 Oktober 1999))
Umat diingatkan kembali

Prinsip ibadah dalam memberikan korban persembahan kepada Allah dalam kehidupan bangsa Israel sangat kompleks: pertama, karena tuntutan Allah, artinya, korban persembahan diberikan berdasarkan tuntutan Allah. Dalam ibadah tersebut umat menunjukkan penyesalan dan pengakuan dosa sebagai ungkapan pertobatan. Kedua, ibadah mempersembahkan korban merupakan ungkapan sukacita atas penyelamatan dan penyertaan Allah. Kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan, diisi dengan tindakan Allah mengingatkan umat tentang berbagai bentuk persembahan tersebut. Hal penting yang mendasari prinsip persembahan adalah kekudusan Allah.

"Berhenti sejenak". Allah menginginkan agar umat memusatkan hidup mereka pada kedaulatan-Nya selama menempuh perjalanan ke tanah perjanjian. Itu sebabnya Allah tidak memperkenankan umat berjalan terus sesuai keinginan mereka. Ada saatnya Allah menghentikan perjalanan itu agar mereka melihat dan merenungkan kebesaran Allah Pencipta dalam hidup mereka. Kita pun harus memusatkan seluruh hidup pada kedaulatan dan pemeliharaan Allah. Ada saat Allah menghimbau untuk berhenti sejenak dari aktivitas kita, untuk mengarahkan kita pada hal-hal yang telah Allah lakukan dalam kehidupan kita.

(0.20) (Bil 15:22) (sh: Melakukan perintah Tuhan, bukan keinginan sendiri (Rabu, 27 Oktober 1999))
Melakukan perintah Tuhan, bukan keinginan sendiri

Allah yang setia mengasihi adalah Allah yang adil dan berdaulat penuh. Dosa diurus-Nya dengan adil pula. Dosa-dosa yang dilakukan dengan tidak sengaja diselesaikan dengan korban penghapusan dosa. Tetapi dosa yang dilakukan dengan sengaja, orang itu menjadi penista Tuhan dan akibatnya akan dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya alias dihukum mati. Karenanya, segenap umat diperintahkan untuk membuat jumbai-jumbai berwarna ungu kebiruan pada punca jubah mereka. Maksud jumbai itu ialah agar dengan melihatnya mereka diingatkan untuk taat dan melakukan perintah Tuhan dan tidak menuruti keinginan sendiri.

Kedudukan sebagai anak Allah. Berbagai cara Allah pakai untuk mengingatkan umat pada kedudukan sebagai umat Allah. Tujuannya adalah membuat orang agar bertindak sesuai kehendak Allah. Syukurlah bahwa di dalam Kristus kini umat diingatkan akan kedudukannya sebagai anak-anak Allah dan telah diampuni dosanya, kecuali jika orang bersangkutan mengeraskan hati, memberontak, dan menolak Kristus sebagai Juruselamatnya.

Renungkan: Tuhan Yesus Kristus telah rela berkorban demi kita. Karena itu tinggalkanlah semua dosa-dosa kita, dan terimalah pengampunan dan pemulihan dari-Nya.

(0.20) (Bil 20:14) (sh: Berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak (Kamis, 4 November 1999))
Berhati-hati dan bijaksana dalam bertindak

Kesalahan, ketidakadilan, dan kecurangan yang kita lakukan di masa muda, mempengaruhi perjalanan anak-cucu kita. Peristiwa yang dialami Israel dalam perikop ini, mengingatkan kita kepada peristiwa "kacang merah" (Yakub- Esau). Dari peristiwa itu dendam tersimpan turun-temurun, dan ketika generasi kemudian saling berhadapan, dendam pun terkuak. Pihak Israel (dari keturunan Yakub) tidak lagi mengingat peristiwa lampau itu, namun pihak Edom (dari keturunan Esau) justru menjadikan peristiwa itu sebagai dasar penghadangan. Kristen harus belajar bahwa tindakan gegabah, tidak hati-hati, dan tidak bijaksana yang kita lakukan sekarang, akan berakibat pada kehidupan anak-cucu kita kelak.

Mati dalam kehormatan. Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun, bahwa Harun akan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya, artinya Harun akan mati dalam anugerah Allah. Kematian Harun sesuai dengan yang ditetapkan Tuhan. Mereka naik ke atas gunung dan Harun mati di puncak gunung itu. Hal ini melambangkan kematian orang kudus/pilihan Allah. Kematian Harun ternyata meninggalkan kesedihan yang mendalam dari umat Israel.

Renungkan: Kematian menandakan ketidaksempurnaan manusia, tidak pandang siapa pun, akan mengalaminya.

(0.20) (Bil 28:1) (sh: Peraturan persembahan korban diulang kembali (Selasa, 16 November 1999))
Peraturan persembahan korban diulang kembali

Allah mengulang kembali kewajiban Israel dalam hal mempersembahkan korban harian, korban sabat, dan korban bulan baru. Hukum tentang persembahan korban ini pernah Allah berikan kepada Israel melalui Musa. Mengapa Allah mengulang kembali, dengan menambahkan perintah memberikan korban sabat dan bulan baru? Ada dua kemungkinan. Pertama, Allah ingin agar Yosua dan para imam melakukan tugas yang sama seperti Musa dan para imam di masanya. Kedua, untuk mengingatkan pentingnya persembahan kepada seluruh pemimpin dan umat Israel. Memberi persembahan berarti bersyukur atas setiap perbuatan Allah.

Bersyukur kepada Allah. Jika maksud Allah mengajar Israel agar mereka mengerti bahwa hidup, berkat, dan kekuatan semata-mata dari Allah; maka mereka perlu mensyukuri segala perbuatan Allah dengan korban persembahan. Namun Kristen tidak lagi melakukan aturan tersebut karena Kristus telah menggenapi hukum Taurat sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang percaya (bdk. Rm. 1:4). Kristen justru memiliki kesempatan setiap saat untuk bersyukur.

Renungkan: Nyatakan syukur kepada Allah melalui persembahan tubuh dan karya, itulah yang berkenan kepada-Nya (Rm. 12:1-2).

(0.20) (Bil 34:1) (sh: Allah yang Maha Setia (Jumat, 26 November 1999))
Allah yang Maha Setia

Batas-batas Kanaan sebagai tanah yang dijanjikan kini dinyatakan oleh Tuhan sendiri. Meskipun keturunan Abraham berlaku tidak setia, namun Ia tetaplah Allah yang setia pada perjanjian-Nya. "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu" (lih. Kej. 12:7), demikian janji Tuhan kepada Abraham; dan kini negeri perjanjian itu terbentang nyata di hadapan Israel. Sebagai Kristen, kita pun sadar bahwa sesungguhnya Allah saja di dalam anugerah-Nya yang membebaskan kita dari perbudakan dosa dan terus memimpin kita untuk mewarisi negeri perjanjian, Sorga nan mulia.

Pembagian tanah perjanjian. Tugas ini amat penting; karena itu Allah sendiri yang menentukan dan memilih orang-orang yang bertugas membagi tanah perjanjian, yang akan diwarisi kesembilan setengah suku. Beberapa nama yang disebutkan, mengingatkan Israel tentang siapa Allah mereka, dan pengalaman mereka hidup bersama-Nya: Elidad ('Allah telah mengasihi'), Haniel ('kemurahan hati Allah'), Elisafan ('Allahku melindungi'), Paltiel ('Allah adalah pembebasanku'), Pedael ('Allah telah melepaskan'). Sebagai Kristen yang hidup bersama Allah, kita pun memiliki pengalaman yang sangat kaya tentang Allah. Bersyukurlah!

Renungkan: Pengenalan akan Allah yang Maha Setia akan menolong kita untuk setia kepada-Nya.

(0.20) (Bil 35:1) (sh: Peran orang Lewi (Sabtu, 27 November 1999))
Peran orang Lewi

Peran Lewi dalam masyarakat Israel sangat penting, yakni: mengajarkan hukum Taurat, memberi perlindungan bagi orang-orang yang membunuh tanpa sengaja, dan menjadi berkat bagi masyarakat di sekitarnya, khususnya bagi kehidupan masyarakat Israel. Orang Lewi juga mengingatkan mengenai panggilan orang Israel, mendorong, mempertahankan penerapan hukum Taurat, dan membangkitkan rasa takut akan Tuhan di kalangan umat Tuhan. Itulah peran orang Lewi dalam kehidupan spiritualitas umat.

Perhatian terhadap pelayan Tuhan. Peran orang Lewi sebagai pelayan Tuhan sungguh mendatangkan berkat dalam kehidupan umat, khususnya dorongan dan semangat yang diberikan kepada umat untuk mempertahankan Taurat Tuhan. Di pihak umat pun, mereka sungguh menghargai peran orang Lewi. Di masa kehidupan Kristen kini, Tuhan pun telah menentukan orang-orang yang berperan sebagai pelayan Tuhan. Peran yang tidak berbeda dengan peran orang Lewi. Sebagai jemaat, bagaimanakah sikap dan perlakuan kita terhadap pelayan Tuhan?

Renungkan: Dukungan dan dorongan semangat dari jemaat Tuhan sangat dibutuhkan oleh para pelayan Tuhan di dalam mengemban misi Allah, karena tanggung jawab sebagai gembala tidak mungkin dipikulnya sendirian.

(0.20) (1Sam 16:1) (sh: Pilihan Tuhan. (Kamis, 11 Desember 1997))
Pilihan Tuhan.

Saul ditolak Tuhan sebagai raja Israel karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya (pasal 1Sam. 15). Penolakan itu membuat Samuel sedih (ayat 1). Ia merasa bertanggung jawab atas kejatuhan Saul. Tuhan mengingatkan Samuel bahwa sebagai hamba Tuhan ia harus memperhatikan kehendak Tuhan bukan membela orang yang berontak terhadap Tuhan. Samuel diberi tugas baru, mencari pengganti Saul. Dengan jujur Samuel mengakui takut dibunuh oleh Saul (ayat 2). Bagian ini mengungkapkan kondisi Saul yang membahayakan orang lain, dan Samuel yang banyak memperhatikan segi lahir dibandingkan pertimbangan rohani.

Pasca Saul. Setelah Daud diurapi, Allah berkenan memakainya. Konsekuensinya Allah tidak lagi memakai Saul (ayat 14). Era Daud pun dimulai. Cara Tuhan unik. Ia menempatkan Daud di istana sebagai pemain kecapi raja (ayat 16-23). Pasti banyak hal yang dipelajari Daud akibat-akibat kejatuhan seperti yang disaksikannya pada Saul. Apa yang Tuhan ingin Daud pelajari saat itu?

Renungkan: Urapan Tuhan pada pemimpin bukan hanya menyertai yang bersangkutan tetapi juga kesejahteraan yang dipimpinnya.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah hikmat, keadilan dan kejujuran bagi para pemimpin kami.

(0.20) (1Sam 20:18) (sh: Kasih yang mewujud. (Jumat, 30 Januari 1998))
Kasih yang mewujud.

Kasih Yonatan penuh kerelaan dan pengorbanan. Ia rela membela Daud di hadapan Saul (ayat 28, 29), meskipun tindakannya ini membahayakan dirinya (ayat 30). Kasih yang diwujudkan dan dikembangkan Yonatan ini, mengingatkan kita akan kasih Kristus. Kasih yang memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah. Kasih yang terwujud lewat pertarungan melawan maut. Kasih yang rela berkorban demi manusia yang dikasihi-Nya. Kasih yang akhirnya keluar sebagai pemenang! Kasih seperti inilah yang harus diteladani dan dikembangkan dalam kehidupan bersama dengan sesama kita pada masa kini.

Tetap satu di dalam Tuhan. Keadaan situasi dan kondisi memaksa Yonatan dan Daud berpisah. Yonatan kembali meneruskan tugasnya sehari-hari. Daud meneruskan perjalanan dan perjuangannya sesuai arahan Tuhan. Namun mereka tetap yakin bahwa Tuhan ada di antara mereka (ayat 42). Tuhan selalu hadir di tengah-tengah kehidupan setiap orang yang mempersilahkan dan menyediakan tempat bagi-Nya. Keyakinan semacam itu tidak dapat dipisahkan oleh perpisahan karena jarak.

Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami bersehati dengan semua orang seiman tanpa memandang batas-batas yang diciptakan dunia.

(0.20) (1Sam 30:1) (sh: Terjepit namun tetap percaya. (Rabu, 11 Februari 1998))
Terjepit namun tetap percaya.

Kita pasti pernah mengalami keadaan terjepit, karena berbagai kondisi. Meski jarang mengalami situasi terjepit seberat Daud, namun seringkali iman percaya kita cukup tergoncang. Tidak demikian dengan Daud. Kesulitan yang dialaminya begitu besar, membuat ia dan rakyatnya meratap sampai kehabisan air mata. Namun dalam situasi terjepit itu, ia tidak kehabisan iman malah memperkuat iman kepada Tuhan (ayat 6; Bdk. Mzm. 56:4-5).

Jalan keluar dari Tuhan. Selain tergoncang iman, keterjepitan mudah membuat kita mencari jalan keluar yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi Daud justru lebih dulu mencari kehendak dan memohon berkat Tuhan. Tentu saja semua usaha adalah sah dan dapat Tuhan pakai. Namun apakah usaha kita mengatasi masalah itu dialaskan dan dibangun di atas prinsip iman dan campur tangan Tuhan? (ayat 7-20).

Menang bersama. Keberhasilan bisa membuat lupa daratan, lupa teman dekat. Daud dengan tegas menolak usul mereka yang berhati jahat (ayat 22-23). Ia mengingatkan bahwa kemenangannya bukan hasil kekuatan dan strategi mereka semata tetapi karunia Tuhan (ayat 23).

Doa: Ajar kami memahami situasi sesuai kehendak-Mu, agar berseru saat terjepit, bersyukur bersama saat berhasil.

(0.20) (2Sam 19:9) (sh: Strategi Daud. (Sabtu, 11 Juli 1998))
Strategi Daud.

Meski Daud telah memperoleh kemenangan dalam menumpas pemberontakan Absalom, tetapi untuk memimpin kembali rakyat yang pernah menolaknya bukanlah perkara mudah. Daud harus bijak supaya ia bisa diterima secara aklamasi, baik oleh kaum Israel, yang semula menyulut pemberontakan, maupun oleh kaum Yehuda.

Keberanian mengakui, keberanian mengampuni. Tidak setiap orang mampu melakukan seperti yang Daud lakukan terhadap Simei, menghapuskan begitu saja perbuatannya yang tak terpuji, walaupun sebenarnya Daud tidak dengan mudah melupakan perbuatan Simei itu (lih. 2:8,9">1Raj. 2:8,9). Daud mengambil langkah itu karena tahu bahwa saat itu adalah saat untuk membangun dan memulihkan bukan untuk membalas dendam. Sikap yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan dewasa ini.

Pengampunan Kristus. Peristiwa dramatis di kayu salib mengingatkan kita bahwa Kristus memberikan pengampunan dengan memperhitungkan tindakan manusia yang berdosa ke atas diri-Nya sendiri. Hanya pengampunan dari Tuhan yang sungguh membebaskan kita dari tuduhan dan tuntutan dosa akibat dosa.

Renungkan: Melalui ketaatan, disiplin dan latihan, manusia ciptaan yang fana ini tumbuh menuju gambar dan rupa Allah yang kekal (Ireneus).



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA