(0.35087614285714) | (Why 1:1) |
(ende) WAHJU JOANES KATA PENGANTAR Tjorak chas karangan ini Dalam ajat pertama, mengenai isinja, karangan ini disebut "Wahju Jesus Kristus". Selandjutnja diterangkan bahwa wahju ini disampaikan dengan perantaraan seorang Malaekat kepada penulis jang menamakan diri Joanes. Penulis mendapat penglihatan-penglihatan dan Malaekat memberi pendjelasan mengenai arti dan maksudnja. Djudul jang sudah terdapat pada naskah-naskah jang tertua, dalam bahasa Junani, ialah "Apokalipsis Joanes". Kita biasa menterdjemahkannja dengan "Wahju Joanes" atau Wahju kepada Joanes. Sebagai istilah, apokalipsis berarti pembukaan raliasia, tetapi dalam bahasa ilmu Kitab Kudus chususnja digunakan untuk pernjataan-pernjataan tentang masa achir zaman dan hidup diachirat. Dan itupun tjiri wahju Joanes djuga. Karangan ini sangat mirip dengan tulisan-tulisan para nabi Perdjandjian Lama, terutama Ezechiel dan ketiga nabi terachir, Zakarias, Joel dan Daniel, jang nubuat-nubuatnja paling bersifat apokalipsis. Nabi-nabi Perdjandjian Lama itu diutus untuk menjampaik&n pesan-pesan Allah kepada umat Israel, guna menginsafkan mereka kalau tersesat dari perdjandjian, akan "Murka Allah" jang mengantjam, tetapi lebih lagi akan kerahinian Allah, kalau mereka bertobat. Sedemikian itu Joanes pun disuruh bemubuat, guna memperingatkan umat-umatnja akan kekurangan-kekurangan dan penjelewengan mereka, dan menginsafkan mereka akan bahaja-bahaja jang mengantjam, jaitu akan pengadjaran terhadap agama jang sedang dialami dan tentu akan merighebat, supaja mereka tetap siap untuk menghadapinja dengan tabah hati dan teguh imannja, penuh kepertjajaan kepada Allah jang memelihara dan melindungi orang-orang jang setia kepadanja, dan mendjamin mereka kemenangan jang gemilang. Bahasa nubuat-nubuat para nabi biasanja samar-samar. Joanes tidak luput. Malah ia sengadja meniru dan mengambil-alih bahasa nabi-nabi lama itu dan chususnja mereka jang tulisannja sangat bergaja apokalipsis itu. Hal itu agak wadjar, sebab ia mendapat penglihatan-penglihatan jang sering-sering sama dengan penglihatan-penglihatan mereka. Tetapi, kalau bahasa penuh chajalan mereka, mengenai keadaan zaman mereka sendiri sudah sulit untuk ditafsirkan, apalagi kalau gambaran-gambaran dan ungkapan-ungkapan mereka digunakan untuk menampung gagasan-gagasan dan kenjataan-kenjataan Perdjandjian Baru. Pendek kata: wahju Joanes itu tidak mudah untuk dimengerti. Meskipun enak djuga untuk dibatja sebab chajalan jang aneh-aneh penuh rahasia, namun bertubi- tubi tersandung pada kesulitan penafsir dalam perintjian-perintjiannja. Kalau kita hendak mengerti segala perintjian, perlu kita membalas dengan teliti dan sampai mendalam tulisan-tulisan para nabi jang mendjadi tjontoh bagi Joanes. Tetapi tidak usah djuga kita mengerti tiap-tiap gambar dan ungkapan, sebab maksudnja jang sebenarnja ialah memberi kesan-kesan sadja, untuk ditangkap dengan daja intuisi, dan demikian merangsang hati sanubari dan kemauan. Kami akan menjadjikan sekedar pendjelasan dalam tjatatan-tjatatan pada kaki halaman- halaman, tetapi dapat sedikit sadja, sebab ruangan edisi ini sangat terbatas. Maksudnja sadja mendjadi petundjuk djalan, untuk sendiri mentjari suatu pendjelasan jang agak dapat masuk akal. Biarpun banjak perintjian tetap tinggal teka-teki bagi kita, namun gagasan umum karangan ini tjukup tegas, untuk mentjapai tudjuannja jang utama, ialah memperkuat kepertjajaan kepada penielenggaraan Allah dalam segala kesukaran pada djalan penjelamatan. Siapa sebenarnja Joanes penulis itu Satu setengah abad lamanja tak ada kesangsian, bahwa penulis Joanes itu ialah Rasul Joanes. Pada pertengahan abad ketiga barulah Diornsius, uskup Aleksandria, mengemukakan pendapatnja bahwa tak mungkin Rasul Joanes pengarang "Wahju" ini, sebab tjara berpikir dan gaja bahasanja terlalu berbeda dengan tjara berpikir dan gaja bahasa Indjil keempat dan surat-surat Rasul itu. Lain dari itu ada pula jang menjangkal Rasul Joanes adalah pengarangnja, sebab didalam buku ini terdapat utjapan-utjapan dan dalil-dalil jang salah ditafsirkan dan disalahgunakan untuk mengandjurkan adjaran-adjaran palsu mazhab- mazhab tertentu. Sedjak masa itu kesangsian bahwa Rasul Joanes betul pengarang Wahju ini dikemukakan berulang kali. Dan memang perbedaan tjara berpikir dan berbahasa antara Indjil keempat dan wahju ini sangat menjolok. Namun dapat dirasakan sebagai wadjar djuga, sebab isi dan suasana kedua karangan itu berlainan sekali. Dalam Indjil keempat Joanes memberitakan dan menjaksikan pengadjaran-pengadjaran dan perbuatan-perbuatan Jesus jang merupakan kenjataan-kenjataan, jang bersuasana tjerah dan tenang. Dan tentu sadja Joanes berusaha sedapat-dapatnja memberitakan menurut tjara berpikir dan dengan gaja bahasa Jesus sendiri. Lain halnja dengan karangan Wahju ini. Joanes mendapat penglihatan-penglihatan jang bukan kenjataan-kenjataan djelas, melainkan lambang-lambang penuh chajalan dan bersuasana gaib dan gandjil. Tentu wadjar sekali ia menjesuaikan bahasanja dengan suasana itu. Tambah lagi, bahwa penglihatan-penglihatan jang diberikan kepadanja, mirip sekali dengan penglihatan-penglihatan nabi-nabi jang ia kenal, sehingga dengan sendirinja timbul unsur-unsur bahasa dan tjara pengungkapan mereka dalam ingatannja. Selain itu pula, kalau dikatakan bahwa bahasa Wahju Joanes adalah bahasa Ibrani dengan perkataan Junani, bukankah tjiri-tjiri itu sedikit banjak terdapat pada Indjil keempat djuga? Dewasa ini kebanjakkan para ahli mengemukakan, bahwa tak ada alasan-alasan tjukup untuk mengingkari tradisi lama, bahwa Rasul Joanes betul- betul pengarang "Apokalipsis" ini. Alasan dan latar-belakang karangan ini Pada masa Wahju ini ditulis, masih hidup terang dalam ingatan segala umat, luasnja dan kedjamnja pengedjaran Nero terhadap umat di Roma. Pengedjaran Nero itu dilandjutkan oleh kaisar-kaisar jang berikut, dan mendjalar kesegala pelosok kekaisaran, biarpun tidak selalu dan disegala tempat dengan sama hebatnja. Baru- baru mulai berketjamuk dipropinsi Asia, (dibawah pemerintahan kaisar Domitianus (81-96). Dia lebih keras dari pendahulunja menuntut dari tiap-tiap orang penjembahan terhadap dirinja, sebagai "dominus ac deus", artinja sebagai "Tuhan dan Allah", dengan upatjara keagamaan. Siapa tidak turut harus dihukum. Penulis Wahju ini telah dibuang kepulau Patmos, dan ada jang telah mati martir (2:15) . Ada gedjala-gedjala tjukup untuk meramalkan, bahwa pengedjaran itu akan meluas dan menghebat. Djustru itupun jang dinjatakan kepada Joanes, supa)a ia menulisnja dalam buku ini guna mempersiapkan umat-umat untuk menghadapinja. Atjara pokok karangan ini Gagasan utama untuk mentjapai tudjuan tersebut, ialah menginsjafkan dan mejakinkan umat-umat akan penjelenggaraan mahaberdaulat Allah, jang dapat membiarkan kedjahatan meradjalela didunia, tetapi tahu membatasinja dan melindungi terhadapnja orang-orang jang setia kepada Allah, malah menggunakan tindakan-tindakan jang djahat serta akibat-akibatnja untuk melaksanakan rentjana penjelamatannja. Gagasan itu tidak dibitjarakan, melainkan ditundiukkan kebenarannja dengan lambang-lambang jang mengesankan. Dalam penglihatan- penglihatan digambarkan bagaimana segala kedjahatan dikendalikan oleh Allah dan mendapat balasan pada waktunja. Kedjahatan, jang chusus dimaksudkan dalam buku ini, ialah pemberontakan dan penjerangan terus-menerus dari dunia kafir terhadap Keradjaan Allah seperti menjatakan diri dalam penghambatan dan pengedjaran umat- umat Kristus. Kedjahatan dilukiskan sebagai berpokok dan berpribadi dalam "naga" sebagai lambang sjaitan. Para penguasa dunia (pemerintahan kafir) dibudjuk olehnja sampai djadi kakitangannja. Ditundjukkan bagaimana mereka semua, satu demi satu, disiksakan dan dikalahkan oleh Allah, sampai nusnah. Dan achirnja sjaitan itu sendiri ditangkap dan ditjampakkan kedalam "Iautan api untuk selama- lamanja". Dan sebagai kebalikkan dari nasib orang djahat jang ngeri itu dilukiskan tersebar dalam seluruh buku kebahagiaan dan kedjajaan mereka jang ditindas dan tetap setia kepada Allah dalam segala kesusahan. Sudah didunia orang-orang jang setia kepada Allah tetap dipelihara dan
dilindungi oleh Allah, supaja malapetaka-malapetaka jang kena dunia karena murka
Allah atas kedjahatannja, djangan menimpa atau merugikan mereka. Batjalah, |
(0.35087614285714) | (Yeh 12:21) |
(full: SUDAH LAMA BERSELANG.
) Nas : Yeh 12:21-28 Orang Yahudi buangan tetap tidak mau mempercayai kebenaran berita Yehezkiel. Sampai sejauh ini belum terjadi apa-apa, dan karena itu mereka tetap yakin bahwa masa sejahtera segera akan tiba; tetapi, Allah mengatakan bahwa hukuman sudah dekat. |
(0.35087614285714) | (Kel 11:2) | (jerusalem: meminta barang emas ....) Berita tentang perampasan atas orang Mesir itu adalah sebuah unsur yang ditambahkan kepada ceritera asli. Ini sudah tampil dalam Kel 3:21, dan kembali tampil dalam Kel 12:35-36. Kalau perampasan itu diterima sebagai sebuah kenyataan, maka tidak lagi dapat diterima bahwa orang Mesir sudah mengalami kesembilan tulah (yang merusakkan segala sesuatunya). |
(0.35087614285714) | (Bil 14:45) | (jerusalem: Horma) Kota ini mungkin sekali sama dengan Tell el-Mesyasy yang terletak di sebelah timur Bersyeba, l.k. 85 km di sebelah utara Kadesy, pada kaki daerah pegunungan. Menurut Bil 14:44 orang Israel sudah sampai di puncak gunung dengan melewati Hormat dan baru sesudahnya dipukul mundur. Jadi mereka sebelumnya sudah merebut kota Hormat, bdk Bil 21:1+. |
(0.35087614285714) | (2Sam 2:4) | (jerusalem: raja atas kaum Yehuda) Dahulu Daud sudah mengambil hati orang Yehuda, 1Sa 27:10-12; 30:26-31. beberapa waktu kemudian dari pada penobatannya di Yehuda Daud diurapi oleh tua-tua Israel menjadi raja mereka juga, 2Sa 5:3. Seluruh tradisi ini tidak tahu bahwa Daud sudah diurapi oleh Samuel, 1Sa 16:1-13. |
(0.35087614285714) | (Yeh 22:18) | (jerusalem: peleburan) Yehezkiel pengembangan kiasan yang sudah dipakai nabi Yesaya, Yeh 1:22,25 dan nabi Yeremia, Yer 6:29 dst. Kiasan itu menggambarkan penyerbuan oleh musuh (Babel) dan pengepungan kota Yerusalem. Mungkin nubuat ini, Yeh 22:17-22, dibawakan Yehezkiel waktu penduduk daerah Yehuda sudah melarikan diri dan terkumpul di ibu kota. |
(0.35087614285714) | (Mat 4:23) | (jerusalem: Injil) Arti pertama dari kata Yunani "euanggelion" ialah: Kabar yang Baik". Apa yang dikabarkannya ialah: kedatangan Kerajaan Sorga yang sudah dekat,bdk Mat 4:17 dan Mat 3:2 |
(0.35087614285714) | (Mat 9:2) | (jerusalem: dosamu sudah diampuni) Yesus mengutamakan "penyembuhan" jiwa dari penyembuhan badan; yang terakhir ini hanya dikerjakan demi untuk yang pertama. Tetapi perkataan ini sudah mengandung janji penyembuhan badan juga, oleh karena penyakit dianggap sebagai akibat dosa yang oleh orang sakit sendiri atau oleh orang tuanya, bdk Mat 8:29+; Yoh 5:14; Yoh 9:2. |
(0.35087614285714) | (1Kor 7:29) | (jerusalem: waktu telah singkat) Ini sebuah istilah yang diambil dari peristilahan pelayaran (harafiah: waktu melipat layar-layarnya). Maksudnya berapa lamapun jangka waktu antara sekarang dan kedatangan Tuhan kelak, waktu itu sudah kehilangan pentingnya, oleh karena melalui Kristus yang bangkit, dunia yang akan datang sudah dimulai. |
(0.32821457142857) | (Yoh 20:11) |
(sh: Menangisi Tuhan yang sudah bangkit (Senin, 5 April 1999)) Menangisi Tuhan yang sudah bangkitMenangisi Tuhan yang sudah bangkit. Maria Magdalena masih terperangkap dalam kubur, terperangkap dalam suasana kematian, sementara Kristus sudah bangkit. Ia berada di dunia kematian, sementara Kristus sudah mengalahkan kematian itu. Sukacita kebangkitan belum dirasakan, padahal kematian sudah diluluhkan. Bukankah itu yang sering terjadi dalam kehidupan kita? Kita menangis dan meratap di tepi kubur yang sudah kosong. Menjalani hidup yang penuh tangisan, penderitaan, keputusasaan, seakan-akan Tuhan kita masih mati. Padahal kubur Yesus Kristus sudah kosong. Dia adalah Tuhan yang hidup. Tidak mengenal Yesus. Kesedihan yang mendalam membuat hati dan pikiran tertutup. Karena tangis dan air mata begitu menguasai Maria Magdalena, maka ketika Yesus memperkenalkan diri-Nya, ia gagal mengenal Yesus. Dua orang murid yang ke Emaus menganggap Yesus adalah orang asing yang akan kemalaman di jalan. Murid-murid Yesus menganggap Yesus hantu, ketika Ia menampakkan diri. Secepat itukah Yesus dilupakan? Bukankah kita juga sering gagal mengenal Yesus karena kita terperangkap dalam dunia kematian? Renungkan: Pergumulan, kesedihan, maut, bukanlah akhir. Dia yang hidup mengaruniakan hidup kekal dan mengubah suasana hidup kini. Doa: Ya, Tuhan Yesus, kuasailah aku dengan kuasa kebangkitan-Mu. |
(0.32230033333333) | (1Sam 2:25) |
(full: SEBAB TUHAN HENDAK MEMATIKAN MEREKA.
) Nas : 1Sam 2:25 Putra-putra Eli sudah mengeraskan hati mereka dan berbuat dosa secara terang-terangan dan tanpa merasa malu (bd. Bil 15:30-31). Oleh karena itu, pengarahan Eli tidak berpengaruh pada akhlak mereka. Hari keselamatan sudah berlalu bagi mereka, dan Allah sudah menetapkan mereka untuk dihukum dan mati (bd. Rom 1:21-32; Ibr 3:1-19; 10:26-31). Mereka akan mati sebagai akibat ketidaktaatan yang keras kepala dan kegagalan untuk bertobat. |
(0.32230033333333) | (Yud 1:12) |
(full: MATI SAMA SEKALI
) Nas : Yud 1:12 (versi Inggris NIV -- "mati dua kali"). Para guru palsu di antara pembaca surat Yudas sudah mati sama sekali, (secara harfiah "sudah mati dua kali"). Guru palsu ini dahulunya orang percaya yang "sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup" (Yoh 5:24), tetapi beberapa waktu setelah itu memutuskan persatuan mereka dengan Kristus dan kembali berpindah dari hidup ke dalam maut (bd. Ef 2:1; lihat cat. --> Rom 8:13). [atau ref. Rom 8:13] Ayat sebelumnya memberikan alasan bagi kematian rohani mereka ini. |
(0.32230033333333) | (Mrk 14:12) | (jerusalem) Menurut Matius Yesus memberitahukan keputusanNya itu kepada seorang penduduk Yerusalem yang sudah dikenalNya dan Ia mengundang diriNya. Sebaliknya, menurut Markus Yesus menentukan sebuah tanda yang akan memimpin murid-murid yang diutus itu untuk menemukan sebuah ruang yang sudah disiapkan. Mungkin tanda serta persiapan itu terlebih dahulu sudah disepakati oleh Yesus dan tuan rumah itu. Tetapi cerita Markus diinspirasikan oleh 1Sa 10:2-5, sehingga memberi kesan bahwa Yesus secara luar biasa tahu akan apa yang akan terjadi. Selebihnya perlu dicatat bahwa cara peristiwa itu diceritakan mengingatkan cara Yesus menyiapkan masukNya ke Yerusalem sebagai Mesias, Mar 11:1-6. |
(0.32230033333333) | (1Kor 5:7) | (jerusalem: ragi yang lama) Ragi di sini menjadi lambang keburukan, seperti juga halnya dalam Gal 5:9 dan Mat 16:6 dsj (lain artinya dalam Mat 13:33 dsj). Roti yang tidak beragi melambangkan kemurnian, 1Ko 5:8. Di sini terdapat sebuah contoh dari ajaran akhlak Paulus: jadilah apa yang sudah kamu jadi: Kamu sudah bersih, bersihkanlah dirimu; wujudkanlah dengan hidupmu apa yang sudah diwujudkan Kristus di dalam kamu waktu masuk Kristen. Bdk Rom 6:11-12; Kol 3:3-5. |
(0.31013364285714) | (Hos 3:1) |
(bis: mempersembahkan kue kismis kepada berhala) mempersembahkan kue kismis kepada berhala: Buah anggur yang sudah dikeringkan dipakai untuk mempersembahkan kurban kepada dewa kesuburan yang menurut kepercayaan dapat meningkatkan hasil panen orang-orang yang menyembahnya. |
(0.31013364285714) | (Kej 24:3) |
(ende) Disini ternjata sudah kejakinan, bahwa Israel harus menghindari pergaulan dengan penduduk Kanaan. Israel akan memperoleh tanah Kanaan mendjadi miliknja, bukan karena bertjampur dengan penghuni-penghuninja, melainkan sebagai bangsa jang bebas-merdeka. |
(0.31013364285714) | (Kej 30:27) |
(ende: Sekiranja aku mendapat kerelaanmu....) mengandung suatu permintaan, artinja kira-kira: "bolehkah saja memintanja kepadamu demi kebaikanmu?" |
(0.31013364285714) | (Kej 43:1) |
(ende) Fasal 43(#TB Kej 43) dan 44(Kej 44) termasuk tradisi Jahwistis. Dalam tradisi ini tidak disebutkan, bahwa Sjimeon ditinggalkan selaku tawanan djaminan. Saudara-saudara Jusuf baru kembali ketanah Mesir, sesudah agak lama, ketika simpanan makanan sudah habis. |
(0.31013364285714) | (Kel 16:13) |
(ende) Setiap tahun pada masa tertentu burung-burung itu menempuh djarak djauh melalui laut. Sampai di daratan, mereka sudah lelah sehingga mudah sekali ditangkap (lihat Bil 11:31-32). |
(0.31013364285714) | (Kel 17:14) |
(ende) Pada djaman Musa sudah barang tentu ada berbagai peristiwa, dan hukum-hukum jang telah ditjatat. Jang penting disini ialah, supaja orang tetap terkenang akan peristiwa ini sebagai bukti bahwa Tuhan membantu setjara istimewa. |