Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2381 - 2400 dari 5541 ayat untuk Oleh [Pencarian Tepat] (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21359117857143) (Pkh 7:23) (sh: Di luar jangkauan manusia. (Senin, 15 Juni 1998))
Di luar jangkauan manusia.

Di luar jangkauan manusia.
Manusia banyak memiliki potensi. Tuhan sendiri menanamkan potensi-potensi itu sebagai bagian dari rencana-Nya menciptakan manusia menurut gambar-Nya sendiri. Dengan demikian kemampuan seni, kemampuan berpikir, kehidupan emosional dan sosial, berbagai keahlian kreatif dalam diri kita sedikit banyak mencerminkan keajaiban diri Allah sendiri. Namun manusia tetap ciptaan yang fana, apalagi dosa telah menodai dan menyimpangkan potensi-potensi itu ke hal-hal yang tidak benar. Bila demikian mungkinkah manusia mencapai hikmat sejati dengan upaya sendiri?

Mencari manusia jujur. Sulit memang mencari manusia yang benar, jujur, terpuji di hadapan Allah dan manusia. Pendapat pengkhotbah tentang perempuan (ayat 26) tentu dilandasi oleh pengamatan terhadap kenyataan seperti yang pernah dialami oleh Yusuf dengan istri Potifar, misalnya. Jadi tidak boleh dilihat sebagai kesimpulan umum. Ternyata bukan saja di antara perempuan sulit menemukan kebenaran, di antara pria pun hanya satu dari seribu. Kenyataan ini tidak usah membuat kita putus asa. Apa yang manusia tidak mungkin capai sendiri, tersedia di dalam karya penyelamatan Yesus Kristus.

Renungkan: Selama masalah dosa belum diselesaikan oleh Yesus, hati kita akan tetap lumpuh tak mampu beroleh hikmat.

Doa: Tuhan Yesus, berikan hikmat ilahiMu dalam hatiku

(0.21359117857143) (Yes 46:1) (sh: Ditinggikan namun tak mampu (Sabtu, 13 Februari 1999))
Ditinggikan namun tak mampu

Ditinggikan namun tak mampu. Berbagai usaha dilakukan manusia: membuat patung sembahan, menempatkan patung tersebut pada posisi allah, merelakan emas dan perak sebagai bahan pembuatan patung, mengupah tukang emas untuk membuatnya, bahkan menyembah dan sujud kepadanya. Manusia menyembah dan menghargai patung itu lebih tinggi daripada dirinya. Mereka berseru namun tidak dijawab, mereka berteriak minta tolong, namun tak diselamatkan, sebaliknya mereka menyaksikan kehancuran patung-patung buatan; bahkan mereka sendiri harus pergi sebagai tawanan. Harapan manusia kandas, karena tak sedikit pun terkabulkan. Berharap pada benda mati buatan manusia akan sia-sia dan dipermalukan.

Penyelamat Kekal yang sejati. Dia tidak diciptakan oleh siapa pun, tetapi Dialah Pencipta segala sesuatu; kuasa yang dimiliki-Nya tidak berasal dari siapa pun, tetapi Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu; Dia tidak diatur oleh siapa pun, tetapi Dialah Pengatur segala sesuatu; Dia tidak akan pernah digagalkan oleh siapa pun, karena Dialah yang memiliki kuasa untuk menggagalkan dan membinasakan pembuat kejahatan. Dia akan menggendong, menanggung, memikul dan menyelamatkan orang yang setia pada-Nya sampai masa tuanya.

Doa: Tuhan, kami puji Engkau, Allah pencipta segala sesuatu.

(0.21359117857143) (Hag 1:12) (sh: Dengarkan Tuhan dan hamba-Nya (Jumat, 17 Desember 1999))
Dengarkan Tuhan dan hamba-Nya

Dengarkan Tuhan dan hamba-Nya. Itulah yang dilakukan oleh bangsa Yehuda setelah 18 tahun mempunyai iman dan prioritas yang salah sebelum mereka berada di jalur yang benar. Sikap dengar-dengaran dimulai dari pemimpin, yaitu bupati dan imam besar, kemudian diikuti oleh seluruh bangsa. Memang sudah menjadi budaya manusia dalam suatu masyarakat dan bangsa, bahwa perubahan dapat terjadi bila ada teladan pemimpin dan respons umat untuk meneladani. Tindakan seperti inilah yang harus ada juga di dalam jemaat masa kini: dengar-dengaran kepada Tuhan dan hamba-Nya yang dimulai dari para pemimpin umat.

Tuhan tahu kebutuhan umat-Nya. Setelah hal-hal rohani dan praktis diungkapkan dan umat Tuhan terbuka matanya untuk membangun Bait Allah, mereka masih memerlukan "sesuatu". "Sesuatu" ini memegang peranan penting dalam mengendalikan motivasi dan dorongan, serta mendukung keadaan umat di tengah-tengah situasi yang tidak mendukung yaitu semangat. Allah memberikan semangat kepada orang-orang yang tepat.

Renungkan: Perkembangan gereja Tuhan harus didukung oleh dua hal: (1) Kehidupan spiritualitas perorangan maupun spiritualitas bersama; (2) Prioritas dan keseimbangan.

(0.21359117857143) (Yoh 3:1) (sh: Terpikat oleh karya Allah. (Kamis, 31 Desember 1998))
Terpikat oleh karya Allah.

Terpikat oleh karya Allah.
Pelayanan Tuhan Yesus yang begitu menakjubkan, yang disertai tanda-tanda mujizat, kian menjadi perhatian orang-orang Yahudi dari rakyat biasa sampai di kalangan tokoh-tokoh agama. Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, datang dan menyatakan pengakuannya bahwa Tuhan Yesus sebagai guru yang diutus Allah. Tuhan Yesus mengarahkan percakapan-Nya pada esensi hidup dengan menegaskan syarat untuk masuk dalam persekutuan dengan Allah. Sebagai pemimpin agama Yahudi, Nikodemus tidak dapat memahami dirinya Seolah-olah seperti ada selumbar yang menghalangi penglihatan rohaninya. Namun tak dapat disangkal bahwa ia terpikat oleh karya Allah yang nyata dalam pelayanan Tuhan Yesus Kristus.

Kasih hendaknya berwujud. Kasih Allah kepada manusia dinyatakan dengan jelas dalam pengutusan Anak Tunggal-Nya. Tujuannya adalah agar melalui misi itu selain sebagai ekspresi kasih dan kepedulian Allah kepada manusia, adalah juga untuk menyelamatkan manusia dari cengkeraman dosa. Bahwa kasih Allah yang diwujudkan di dalam pengutusan Kristus harus kita responi dengan mengasihi Allah lewat ketaatan untuk hidup dalam terang. Jelanglah tahun yang baru dengan semangat baru, semangat meresponi kasih Allah yang nyata dalam hidup kita.

(0.21359117857143) (Kis 6:8) (sh: Stefanus yang mengagumkan (Jumat, 4 Juni 1999))
Stefanus yang mengagumkan

Stefanus yang mengagumkan. Kualitas pelayanan yang dilakukan oleh Stefanus sangat mengagumkan (8). Bila dalam pasal-pasal sebelumnya mukjizat dan tanda-tanda nampaknya hanya terbatas dilakukan oleh para rasul, pada pasal ini pembatasan tersebut tidak mutlak. Namun pelayanan Stefanus yang mengundang takjub sebagian orang, ternyata membangkitkan amarah yang besar dari kelompok lain.

Dari teologi ke kekerasan. Teologi yang diyakini oleh Stefanus membawanya pada kematian yang sadis. Hal ini bisa dipahami melalui perdebatan teologi yang sengit antara Stefanus dan orang-orang Yahudi (9b dan 10). Mereka tidak mampu mengalahkan pendapat Stefanus yang penuh urapan Roh. Kemudian, mereka melancarkan tuduhan palsu; dan menghasut para tua-tua dan ahli Taurat untuk menyeretnya ke pengadilan (11-12). Akhirnya Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama (13-15). Pola ini berulang-ulang terjadi di dalam kehidupan dan perkembangan gereja mula-mula. Gereja masa kini pun harus waspada, sebab pola yang demikian masih terjadi. Gereja difitnah, masyarakat sekitar dihasut untuk melakukan kekerasan terhadap gereja.

Renungkan: (1) Gereja harus senantiasa berada di bawah kuasa Roh agar mampu bertahan; (2) Gereja harus seperti Stefanus, walaupun dibawa ke Mahkamah Agama, wajahnya tetap bersinar seperti malaikat.

(0.21359117857143) (Rm 1:16) (sh: Kekuatan Injil. (Minggu, 10 Mei 1998))
Kekuatan Injil.

Kekuatan Injil.
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini kokoh oleh siapa pun. Injil memberi hidup dan berkuasa. Inti Injil ialah Yesus Kristus. Injil bukan spekulasi manusia bukan pula ajaran agar manusia berupaya memperbaiki diri sendiri dengan kekuatan moralnya sendiri. Injil adalah kekuatan Allah sendiri. Karena itu Injil mampu menyelamatkan siapa saja yang mempercayakan diri kepada kebenaran Injil (ayat 16). Apa keistimewaan Injil dibandingkan ajaran atau paham lain? Keistimewaannya ialah bahwa di dalamnya nyata kebenaran Allah (ayat 17).

Hanya oleh Iman. Justru hidup di tengah peradaban kota semaju sehebat Roma itulah orang melihat kebangkrutan manusia. Berhikmat namun melakukan hal-hal yang biadab. Berkuasa menaklukkan orang lain namun tak berkuasa mengendalikan nafsu dan ambisi sendiri. Mewah dan terpandang menurut ukuran manusia tetapi intinya keji dan cemat di mata Allah. Dosa dan kehidupan manusia menuju kebinasaan tak dapat diperbaiki oleh apa pun kecuali kekuatan Allah sendiri.

Renungkan: Hidup benar hanya terjadi bila Allah sendiri merintisnya, meneruskan, merampungkannya di dalam kita.

Doa: Mantapkanlah iman kami, gerejaMu di Indonesia masa kini, Tuhan. KekuatanMu sendiri meluputkan kami dari kegoyahan iman karena tantangan dan ancaman dari luar.

(0.21359117857143) (Rm 10:16) (sh: Iman timbul dari pendengaran. (Senin, 8 Juni 1998))
Iman timbul dari pendengaran.

Iman timbul dari pendengaran.
Banyak berita dapat didengar oleh manusia, tetapi tidak setiap berita menimbulkan iman. Seseorang menjadi percaya kepada Kristus karena mendengar firman Kristus melalui para utusan-Nya. Iman adalah tanggapan posistif yang kemudian berkembang menjadi kepercayaan yang mantap. Berapa banyak kesempatan tidak kita manfaatkan dengan benar untuk berbicara kepada siapa Tuhan pertemukan kita. Sayang sekali, pendengaran mereka kita isi dengan berita yang tidak menyangkut kebutuhan jiwa yang terutama yakni keselamatan. Mereka butuh firman Kristus, tetapi yang kita sodorkan berita lain yang juga penting, tetapi bukan yang terpenting. Mungkin kita segan, tak mempunyai keberanian atau bermasa bodoh.

Tanggapan yang menyelamatkan. Sulit sekali bagi orang Israel untuk menanggapi berita keselamatan dalam karya Kristus. Benih-benih penolakan bertumbuh subur dan kemudian membuahkan sikap yang terus menerus menentang dan membantah. Tanggapan ditentukan oleh pikiran, dan pikiran merupakan arena peperangan antara kuasa terang dan kuasa gelap. Hanya pikiran yang dikuasai oleh Roh Kudus yang peka, untuk kemudian tanggap akan setiap firman Kristus yang menyelamatkan

Renungkan: Dalam perang rohani kita perlu senjata rohani.

Doa: Karuniakan keberanian untuk memperdengarkaan firman Kristua kepada yang Tuhan tempatkan dalam lingkungan hidup kami.

(0.21359117857143) (Rm 11:1) (sh: Allah tidak menolak umat-Nya. (Selasa, 9 Juni 1998))
Allah tidak menolak umat-Nya.

Allah tidak menolak umat-Nya.
Meskipun mayoritas Israel menegarkan hati, ada sebagian kecil yang menerima kasih karunia Allah. Mereka di sebut "sisa Israel". Israel dipilih hanya oleh karunia Allah saja, bukan karena kebaikan mereka. Demikian juga sisa Israel dipilih hanya oleh kasih karunia Allah (ayat 5). Paulus memberikan contoh tentang 7000 orang yang setia pada zaman Elia (ayat 4). Baik sisa pada zaman Elia, maupun sisa pada zaman Paulus sungguh-sungguh menghayati makna pemilihan Allah. Rasa syukur mereka terbukti nyata dalam kesetiaan dan keteguhan prinsip sehingga tidak ikut-ikutan mayoritas. Sedikit tetapi berkualitas dan membuktikan keputusan pemilihan Allah yang tidak pernah keliru.

Ketegaran hati yang berlarut-larut. Kebutaan dan ketulian Israel membuat mereka tidak dapat melihat kebenaran. Mata dan telinga rohani yang tertutup berakibat fatal karena mereka berhadapan dengan murka Allah yang tak terelakkan. Perbudakan oleh bangsa-bangsa lain yang dikiaskan dalam ayat 10 juga menimpa mereka. Memang, siapa yang berani mencampakkan kasih karunia Allah pasti tercampak ke dalam pelbagai macam nestapa.

Renungkan: Pilihan kasih karunia Allah bila dihayati dengan benar membangkitkan kegentaran dan kerendahan hati.

Doa: Mendoakan yang menegarkan hati agar tidak menganggap enteng kesabaran Allah.

(0.21359117857143) (Flp 4:4) (sh: Bersukacitalah senantiasa. (Senin, 2 November 1998))
Bersukacitalah senantiasa.

Bersukacitalah senantiasa.
Meskipun banyak anggapan mengatakan bahwa anjuran ini tidak realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini dianjurkan oleh orang dalam posisi menderita, Paulus kepada jemaat yang juga terancam aniaya, Filipi! Yang mustahil menjadi mungkin, sebab sukacita yang dimaksud tidak bergantung kepada situasi atau peristiwa-peristiwa tertentu, melainkan sukacita yang keluar dari hati dan jiwa yang dipenuhi oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, dan yang memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (ayat 7; bdk. Yoh. 14:27).

Rahasia sukacita. Tak ada penyangkalan bila ditanyakan apakah seseorang merindukan damai sejahtera dan sukacita dalam hidupnya. Bahkan berbagai usaha dilakukan untuk pemenuhan kedua hal tersebut. Memang Paulus menganjurkan untuk melakukan sesuatu, tetapi bukan dengan cara askese (mengasingkan diri), mengkonsumsi obat penenang, kemaruk harta, budak uang, dlsb. Damai sejahtera dan sukacita tidak dapat diperoleh dengan cara-cara kedagingan! Hanya dari Allah dan dekat dengan Kristus saja, hati dan pikiran kita boleh mengalaminya. Hanya oleh anugerah Allah dalam Tuhan Yesus sajalah mendatangkan sukacita terus-menerus dalam kehidupan kita.

Renungkan: Segala keadaan dapat diatasi dalam keyakinan pemeliharaan-Nya.

(0.20680877142857) (2Kor 10:5) (full: MENAWAN SEGALA PIKIRAN. )

Nas : 2Kor 10:5

Peperangan orang Kristen meliputi tindakan menyesuaikan segala pikiran kita dengan kehendak Kristus; kegagalan untuk melakukan hal itu akan menyebabkan kebejatan dan kematian rohani (Rom 6:16,23; 8:13). Pakailah empat langkah berikut ini untuk menaklukkan pikiran saudara kepada ketuhanan Kristus.

  1. 1) Sadarlah bahwa Allah mengetahui setiap pikiran dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari hadapan-Nya (Mazm 94:11; 139:2,4,23-24). Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah bagi pikiran, perkataan, dan perbuatan kita (2Kor 5:10; Pengkh 12:14; Mat 12:35-37; Rom 14:12).
  2. 2) Sadarlah bahwa pikiran kita merupakan medan pertempuran. Beberapa buah pikiran berasal dari kita sendiri, sedangkan lainnya datang secara langsung dari musuh kita. Menawan setiap pikiran menuntut peperangan melawan baik tabiat berdosa kita maupun kuasa roh-roh jahat (Ef 6:12-13; bd. Mat 4:3-11). Tolaklah dan lawanlah dengan gigih pikiran yang jahat dan yang tidak rohani dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Fili 4:8). Ingatlah bahwa sebagai orang percaya, kita mengalahkan musuh kita oleh darah Anak Domba, oleh perkataan kesaksian kita, dan dengan terus-menerus mengatakan "Tidak!" kepada Iblis, pencobaan, dan dosa (Tit 2:11-12; Yak 4:7; Wahy 12:11; bd. Mat 4:3-11).
  3. 3) Bersikaplah tegas dalam memusatkan pikiran pada Kristus dan perkara sorgawi lebih daripada perkara duniawi (Fili 3:19; Kol 3:2), sebab pikiran yang dikendalikan oleh Roh itu adalah hidup dan damai sejahtera (Rom 8:6-7). Penuhilah pikiranmu dengan Firman Allah (Mazm 1:1-3; Mazm 19:8-15; 119:1-176) dan dengan perkara yang mulia, yang baik dan yang patut dipuji (Fili 4:8).
  4. 4) Berhati-hatilah selalu akan apa yang dilihat oleh matamu dan apa yang didengar oleh telingamu. Tolaklah dengan tegas untuk mengizinkan
    1. (a) matamu menjadi alat penyalur hawa nafsu (Ayub 31:1; 1Yoh 2:16), atau untuk
    2. (b) meletakkan hal-hal yang tidak patut dan jahat di depan matamu, baik itu berbentuk buku, majalah, gambar, siaran televisi, atau dalam kehidupan sehari-hari (Mazm 101:3; Yes 33:14-15; Rom 13:14).
(0.20680877142857) (Ef 2:9) (full: BUKAN HASIL PEKERJAANMU. )

Nas : Ef 2:9

Orang tidak dapat diselamatkan oleh usahanya sendiri, perbuatan amal atau usaha sungguh-sungguh untuk menaati perintah Allah. Seorang hanya diselamatkan oleh kasih karunia Allah. Sebab-sebabnya adalah sebagai berikut:

  1. 1) Semua orang yang tidak selamat mati secara rohani (ayat Ef 2:1), berada di bawah kuasa Iblis (ayat Ef 2:2), diperbudak dosa (ayat Ef 2:3), dan di bawah murka Allah (ayat Ef 2:3).
  2. 2) Agar selamat, seseorang harus menerima keselamatan yang disediakan Allah (ayat Ef 2:4-5), diampuni dosa (Rom 4:7,8), dihidupkan secara rohani (Kol 1:13), dibebaskan dari kuasa Iblis dan dosa (Kol 1:13), dijadikan ciptaan baru (ayat Ef 2:10; 2Kor 5:17), dan menerima Roh Kudus (Yoh 7:37-39; 20:22). Tidak ada usaha sendiri yang dapat mengerjakan hal-hal di atas.
  3. 3) Yang mendatangkan keselamatan adalah kasih karunia Allah oleh iman (ayat Ef 2:5,8). Pemberian kasih karunia Allah ini meliputi hal-hal berikut:
    1. (a) Pertama datanglah panggilan untuk bertobat dan beriman (Kis 2:38). Bersamaan dengan panggilan ini mulailah Roh Kudus bekerja di dalam diri orang, memberikan kepadanya kuasa dan kemampuan untuk menanggapi Allah.
    2. (b) Mereka yang menanggapi dengan iman dan pertobatan serta menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat menerima kasih karunia tambahan untuk dibaharui atau dilahirkan kembali oleh Roh Kudus

      (lihat art. PEMBAHARUAN)

      dan dipenuhi dengan Roh (Kis 1:8; 2:38; Ef 5:18).
    3. (c) Mereka yang menjadi ciptaan baru di dalam Kristus menerima kasih karunia terus-menerus untuk menjalani hidup Kristen, menolak dosa dan melayani Allah (Rom 8:13-14; 2Kor 9:8). Orang percaya berjuang untuk hidup bagi Allah oleh kasih karunia-Nya yang bekerja di dalam mereka (1Kor 15:10). Kasih karunia Allah bekerja dalam orang percaya yang sungguh-sungguh, hingga mereka rela dan bertindak menurut maksud baik Allah (Fili 2:12-13). Sejak awal hingga akhir, keselamatan terjadi karena kasih karunia Allah

      (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

(0.20680877142857) (Kol 2:8) (full: FILSAFATNYA YANG KOSONG ... TIDAK MENURUT KRISTUS. )

Nas : Kol 2:8

Paulus mengingatkan kita untuk berwaspada terhadap segala filsafat agama, dan tradisi yang menekankan usaha manusia terlepas dari Allah dan penyataan-Nya dalam Alkitab. Sekarang ini salah satu ancaman filsafat yang terbesar terhadap kekristenan yang berdasarkan Alkitab adalah "humanisme sekular". Paham ini telah menjadi filsafat yang mendasar dan agama yang diterima dalam kebanyakan pendidikan sekular, pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya. Paham ini juga merupakan segi pandangan yang tetap dari kebanyakan media berita dan hiburan di seluruh dunia.

  1. 1) Apakah yang diajarkan oleh filsafat humanisme?
    1. (a) Filsafat ini mengajar bahwa umat manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang ada hanya terdiri atas zat dan tenaga yang terbentuk secara kebetulan dalam wujudnya yang sekarang.
    2. (b) Manusia tidak diciptakan oleh Allah yang berkepribadian, tetapi adalah hasil suatu proses evolusi yang untung-untungan.
    3. (c) Paham ini menolak kepercayaan kepada Allah yang berkepribadian dan tak terbatas serta menyangkal bahwa Alkitab adalah penyataan yang diilham oleh Allah kepada umat manusia.
    4. (d) Ditegaskannya bahwa pengetahuan tidak ada terlepas dari penemuan manusia dan bahwa nalar manusialah yang menentukan etika yang tepat bagi masyarakat, dan dengan demikian menjadikan manusia sebagai otoritas yang tertinggi.
    5. (e) Paham ini berusaha untuk mengubah atau memperbaiki perilaku manusia melalui pendidikan, redistribusi ekonomi, psikologi modern atau hikmat manusia.
    6. (f) Diajarkannya bahwa standar moral tidaklah mutlak, melainkan nisbi, ditetapkan oleh apa yang membahagiakan orang, membuatnya senang, atau dianggap baik untuk masyarakat sesuai dengan tujuan-tujuan yang ditentukan oleh para pemimpinnya; nilai-nilai dan moralitas alkitabiah ditolak.
    7. (g) Rasa nyaman-diri, kepuasan, dan kesenangan dianggapnya sebagai keuntungan yang tertinggi dalam hidup.
    8. (h) Ditegaskannya bahwa manusia harus belajar untuk menanggulangi kematian dan segala kesukaran dalam hidup tanpa percaya kepada atau bergantung pada Allah.
  2. 2) Filsafat humanisme mulai dengan Iblis dan merupakan perwujudan kebohongan Iblis bahwa manusia dapat menjadi seperti Allah (Kej 3:5). Alkitab menyebut para penganut humanisme sebagai orang yang telah "menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya ... " (Rom 1:25).
  3. 3) Semua pemimpin, pendeta, dan orang-tua Kristen harus berusaha sekuat-kuatnya untuk melindungi anak-anak mereka dari indoktrinasi humanisme dengan menyingkapkan kesalahannya serta menanam di dalam mereka sikap penghinaan terhadap pengaruhnya yang merusak (Rom 1:20-32; 2Kor 10:4-5; 2Tim 3:1-10; Yud 1:4-20;

    lihat cat. --> 1Kor 1:20;

    lihat cat. --> 2Pet 2:19).

    [atau ref. 1Kor 1:20; 2Pet 2:19]

(0.20680877142857) (Why 2:7) (full: BARANGSIAPA MENANG. )

Nas : Wahy 2:7

Pemenang (Yun. _nikon_) adalah seorang yang, oleh kasih karunia Allah yang diterimanya melalui iman pada Kristus, telah mengalami kelahiran baru dan tinggal tetap dalam kemenangan atas dosa, dunia, dan Iblis.

  1. 1) Sekalipun dikelilingi oleh pertentangan dan pemberontakan yang hebat, orang yang menang itu akan menolak untuk menyesuaikan diri dengan dunia ini dan kefasikan yang mungkin ada dalam jemaat (ayat Wahy 2:24). Mereka mendengarkan dan menanggapi apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat, tinggal setia kepada Kristus sampai saat yang paling akhir (ayat Wahy 2:26) dan hanya menerima standar Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya yang kudus (Wahy 3:8).
  2. 2) Para pemenang dalam jemaat-jemaat Allah, dan hanya mereka yang menang, akan makan dari pohon kehidupan, tidak akan menderita kematian yang kedua (ayat Wahy 2:11), akan menerima manna yang tersembunyi dan akan diberikan nama baru di dalam sorga (ayat Wahy 2:17), akan dikaruniai kuasa atas bangsa-bangsa (ayat Wahy 2:26), nama mereka tidak akan dihapus dari kitab kehidupan tetapi akan dihormati oleh Kristus di hadapan Bapa-Nya dan para malaikat (Wahy 3:5), akan tinggal bersama Allah dalam bait-Nya dan akan mengenakan nama Allah, Kristus, dan Yerusalem Baru (Wahy 3:12), akan duduk bersama-sama dengan Kristus di atas takhta-Nya (Wahy 3:21), dan akan menjadi anak-anak Allah untuk selama-lamanya (Wahy 21:7).
  3. 3) Rahasia kemenangan bagi para pemenang adalah kematian Kristus yang mendamaikan, kesaksian setia mereka akan Yesus, dan ketekunan mereka dalam kasih kepada Kristus bahkan sampai mati sekalipun (Wahy 12:11; bd. 1Yoh 5:4). Perhatikanlah bahwa kita harus menang atas dosa, dunia, dan Iblis, kalau tidak kita akan dikalahkan oleh mereka dan pada akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api (ayat Wahy 2:11; 3:5; 20:15; Wahy 21:8). Tidak ada jalan tengah.
(0.20680877142857) (Im 1:1) (jerusalem) Bagian ini boleh diberi judul: "Tata Upacara Korban". Oleh kitab Imamat seluruh tata upacara itu dihubungkan dengan masa tinggalnya Israel di padang gurun dan ditempatkan di bawah kewibawaan Musa. Pada kenyataannya bagian ini memang memuat beberapa aturan kuno tetapi juga sejumlah penetapan yang berasal dari zaman jauh kemudian dari masa Musa. Sesudah pembuangan barulah tata upacara ini disusun. Maka Ima 1:1-7 sebenarnya menyajikan tata upacara korban yang menjadi pegangan bagi ibadah yang diselenggarakan dalam bait Allah yang didirikan sesudah masa pembuangan Israel ke Babel. Mengenai ibadah suku-suku Israel yang sebagai Badui mengembara di gurun tidak banyak yang dapat diketahui. Nas-nas yang tua usianya hanya memberi petunjuk mengenai perayaan Paskah, bdk catatan pada Kel 12:1,23,39. Tata upacara terperinci yang disajikan Taurat oleh tradisi Kristen diartikan sebagai persiapan dan pralambang korban tunggal penebus, bdk Ibr 8 dst, dan sakramen-sakramen Gereja.
(0.20680877142857) (Yer 31:31) (jerusalem) Bagian ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu, bdk Kel 19:1+, mengalami kegagalan, Yer 31:32; Yeh 16:59, dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, Yer 4:3+, maka suatu perjanjian abadi akan diikat, Yeremia serupa dengan yang di masa Nuh dahulu, Yes 54:9-10. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani, Yeh 36:29-30. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu, Yer 33; 7:23; 11:4; 30:22; 31:1; 32:38; Yeh 11:20; 36:28; 37:27; Zak 8:8; bdk Ula 7:6+. Tetapi perjanjian yang baru itu benar-benar baru dalam tiga hal ini: 1. Prakarsa Allah untuk mengampuni dosa umat, Yer 34; Yeh 36:25; 29; Maz 51:3-4; 2. pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan, Yer 29; bdk Yeh 14:12+; Yeh 14:3, agama perjanjian menjadi semakin batiniah: Hukum tidak lagi suatu piagam lahiriah, tetapi dari dalam mendorong "hati" manusia, Yer 33; 24:7; 32:39, oleh karena ia terpengaruh oleh roh ilahi yang memberi manusia hati yang baru, Yeh 36:26-27; Maz 51:12; bdk Yer 4:4+, yang mampu "mengenal" Tuhan, Hos 2:19+. Perjanjian yang baru dan abadi itu kembali diberitakan oleh nabi Yehezkiel, Yer 36:25-28 dan oleh kitab Deutero-yesaya, Yes 55:3; 59:21; 61:8; bdk Bar 2:35, dan sudah mulai dihayati oleh pencipta Maz 51. Perjanjian yang baru itu diresmikan dengan korban Kristus, Mat 26:28 dsj, dan para rasul mengabarkan pelaksanaannya, 2Ko 3:6; Rom 11:27; Ibr 8:6-13; 9:15 dst; 1Yo 5:20+.
(0.20680877142857) (Yeh 14:12) (jerusalem: firman TUHAN) bagian kitab Yehezkiel yang berikut, Yeh 14:1-23, bersama dengan bab 18 mengutarakan sesuatu yang merupakan suatu langkah maju yang amat penting dalam ajaran akhlak yang tercantum dalam Perjanjian Lama.Nas-nas yang lebih tua terutama memandang manusia sebagai sebagian suatu keluarga atau suku dan kemudian sebagai anggota suatu bangsa, Nuh, Kej 6:18 diselamatkan bersama dengan seluruh keluarganya: Abraham dipanggil Tuhan, Kej 12 dan ia membawa segenap sukunya ke negeri Kanaan. Pikiran kolektip itupun diterapkan dalam hal tanggungjawab dan pembalasan. Abraham meminta doa bagi kota Sodom, Kej 18:22-33. Bukan maksudnya supaya orang benar dipisahkan dari yang fasik, lalu diselamatkan, tetapi maksudnya supaya melalui kesetiakawanan terbalik orang benar menyelamatkan orang jahat dari hukum yang sewajarnya menimpa mereka. Dianggap wajar sekali bahwa sebuah kota atau negeri secara menyeluruh dihukum, orang benar bersama-sama dengan orang fasik; wajar pulalah bahwa anak-anak diperlakukan sesuai dengan kelakuan orang tuanya, Kel 20:5; Ula 5:9; 7:9; bdk Yer 31:29; Yeh 18:2. Tetapi pemberitaan para nabi tidak dapat tidak meletakkan tekanan pada masing-masing orang secara perorangan. Begitu mereka membetulkan prinsip-prinsip lama itu. Nabi Yeremia, Yer 31:29-30, hanya mengharapkan bahwa di masa mendatang kesetiakawanan keturunan-keturunan dalam hal kesalahan dan pembalasan dilampaui. Tetapi kitab Ula 24:16; bdk 2Ra 14:6, sudah menentang kebiasaan bahwa anak dihukum oleh karena dosa orang tuanya. Melalui penglihatan-penglihatan yang tercantum dalam Yeh 14:8-10 nabi Yehezkiel menjadi yakin bahwa hukuman yang dijatuhkan pada Yerusalem dikarenakan dosa-dosa penduduknya sekarang. Lalu nabi Yehezkiel menjadi pendekar dan pengajar dalam hal pertanggungjawaban perorangan. Keselamatan dan kebinasaan manusia tidak bergantung pada nenek moyangnya, bahkan tidak ditentukan oleh kelakuan orang sendiri dahulu. Hanya sikap hatinya sekarang saja diperhitungkan Tuhan. Pandangan Yehezkiel yang terlalu perorangan itu pada gilirannya dibetulkan oleh prinsip kesetiakawanan yang terungkap dalam Nyanyian Hamba Tuhan yang keempat. Yes 52:13-53:12; bdk Yes 42:1+. Selebihnya kalau dianggap hanya berlaku dalam rangka dunia ini prinsip pertanggungjawab dan rangka dunia ini prinsip pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan yang diajarkan Yehezkiel ternyata berlawanan dengan pengalaman sehari-hari (karena itu ajaran itu dibantah oleh penulis kitab Ayub). Pertentangan antara ajaran dan pengalaman tsb pada gilirannya menghasilkan suatu kemajuan baru lagi, yaitu kemajuan yang dibawa oleh pewahyu mengenai pembalasan di dunia akhirat (bdk Pengantar bagi kitab-kitab Kebijaksanaan). Perjanjian Baru, khususnya Paulus, melandaskan pengharapan Kristen pada kesetiakawanan manusia dengan Kristen yang dibangkitkan, yang terjalin melalui kepercayaan. Begitu dipertahankan dan dipersatukan pertanggungjawaban dan pembalasan perorangan yang diperjuangkan nabi Yehezkiel dan kesetiakawanan umat manusia (yang diciptakan dan diselamatkan Tuhan) dalam dosa dan dalam penebusan.
(0.20680877142857) (Yoh 3:11) (jerusalem: Yang kami ketahui) Kristus tidak berkata atas namaNya sendiri, Yoh 7:17-18; Ia hanya mengatakan apa yang telah dilihatNya pada Bapa, Yoh 1:18; Yoh 3:11; Yoh 8:38; bdk Yoh 8:24+; Ia menyampaikan firman dan ajaran Bapa, Yoh 3:34; Yoh 8:28; Yoh 12:49,50; Yoh 14:24; Yoh 17:8,14; bahkan Dia sendiri adalah Firman, Yoh 1:1,14. Dan Firman itu sungguh berdaya; olehNya segala sesuatu dijadikan, Yoh 1:1+; olehNya orang mati keluar dari kuburnya, Yoh 11:43,44; Yoh 5:28-29; olehNya manusia dihidupkan, Yoh 5:24; Yoh 6:63; Yoh 8:51; olehNya manusia dijadikan Anak Allah, Yoh 10:35; Yoh 1:12; berkat pemberian Roh Kudus yang merupakan prinsip kebakaan, Yoh 1:33+; Yoh 20:22. Dari pihak manusia hanya ada satu syarat saja, yakni: percaya kepada Firman, Yoh 1:12, tinggal dalam Firman, Yoh 8:31, menuruti Firman itu berupa rahasia, Yoh 2:20+, sukar ditangkap, Yoh 6:60; Yoh 7:36; untuk dapat menerimanya orang memerlukan kerendahan hati: dengan mendengar firman itu manusia menjadi terpecah belah, Yoh 7:43; Yoh 10:19; ada yang percaya Yoh 4:41; Yoh 7:40 dst., Yoh 7:46; Yoh 8:30, ada juga yang dengan rasa kecewa mengundurkan diri, Yoh 6:66, kendati "tanda-tanda" yang dikerjakan Yesus, Yoh 2:11+. Tetapi Firman yang mereka tolak itu akan menghukum mereka pada hari terakhir, Yoh 12:48
(0.20680877142857) (2Raj 20:1) (sh: Doa bukanlah kartu ATM (Kamis, 13 Juli 2000))
Doa bukanlah kartu ATM

Doa bukanlah kartu ATM. Di dalam salah satu acara mimbar agama kristen di televisi swasta, diperlihatkan bertumpuk-tumpuk surat doa yang dikirimkan oleh Kristen dari seluruh Indonesia. Di sana pun diperlihatkan para hamba Tuhan yang sedang berdoa untuk pengirim surat doa tersebut dengan cara menumpangkan tangannya pada tumpukan-tumpukan surat doa. Peristiwa itu secara sepintas akan membuat kita bersukacita dan bersyukur. Sebab nampaknya surat doa itu mendemonstrasikan bahwa Kristen Indonesia bergantung kepada Allah dan mempunyai kehidupan yang berpusat pada doa. Apakah benar demikian? Tidak mungkinkah ada motivasi dan kepercayaan lain yang salah yang menjadi dasar bertumpuknya surat doa tersebut?

Kita memang tidak boleh mencurigai aktivitas rohani yang dilakukan oleh saudara-saudara kita seiman. Namun kita perlu waspada jangan sampai saudara-saudara kita atau bahkan kita sendiri terjerumus ke dalam pemahaman iman yang salah, khususnya tentang doa. Untuk itu kita perlu meneladani bagaimana Hizkia berdoa ketika dia sakit keras dan hampir mati. Dia tidak merasa mempunyai hak untuk mendapatkan pahala dari kehidupan salehnya atau bahkan dari doanya. Namun orang saleh seperti Hizkia mempunyai hak untuk memohon anugerah Allah (2-3). Kalau pun dia akhirnya disembuhkan oleh Allah, ini tidak berarti bahwa Hizkia juga mempunyai hak secara otomatis untuk mendapatkan kesembuhan atau pun berkat Allah lainnya. Kata 'Aku akan' (5) menegaskan bahwa Allah adalah Allah yang berdaulat. Kesembuhan yang dialami oleh Hizkia bergantung kepada 'Aku akan' bukannya aku ingin atau aku butuh. Hizkia dan pahlawan iman lainnya yang ada di dalam Alkitab memahami hal ini dan tidak lancang terhadap anugerah Allah.

Walaupun demikian iman tetap harus dimiliki oleh anak-anak-Nya. Setelah mendengarkan pemberitaan Yesaya, Hizkia bertanya apa yang akan menjadi tanda. Pertanyaan ini mengungkapkan iman dan bukan keraguan.

Renungkan: Doa bukanlah kartu ATM, Allah bukanlah mesin ATM, dan iman bukanlah nomor pin yang dibutuhkan. Pemahaman ini sangat berbahaya sebab membatasi Allah yang berdaulat dan berkuasa penuh. Jika kita berjalan dalam iman bersama Allah dan setia kepada-Nya, kita berhak untuk berharap bahwa doa kita akan dikabulkan.

(0.20680877142857) (1Taw 12:23) (sh: Kesatuan dan kekuatan (Rabu, 6 Februari 2002))
Kesatuan dan kekuatan

Kesatuan dan kekuatan. Kesatuan dan kekuatan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan suatu bangsa. Kesatuan memberikan kekuatan dalam arti semangat dan arah perjuangan yang terpadu. Di sini kita berbicara tentang kekuatan dalam arti moril dan spiritual. Kekuatan demikian menjadi dasar bagi kekuatan dalam arti yang lebih terukur seperti kekuatan militer dan sejenisnya. Sebaliknya, kekuatan dalam arti kedua ini juga diperlukan oleh kesatuan untuk menjaga agar kesatuan terpelihara dari rongrongan dan ancaman yang berasal baik dari dalam maupun dari luar.

Pasal sebelum ini menyaksikan bagaimana Tuhan menyertai kepemimpinan Daud. Bertahap tetapi pasti, kesatuan dan kekuatan Israel mengambil wujudnya secara jelas. Mulai dari [1] Pengakuan para tua-tua umat di Hebron (ayat 11:1-3), [2] Dukungan para suku di Ziklag (ayat 12:1-7), [3] Dukungan para suku dan pahlawan di kubu Daud (ayat 12:8-15), [4] Dukungan para suku dan pahlawan di kubu Daud (ayat 16-19), [5] Dukungan para suku kembali di Ziklag (ayat 12:19-22), [6] Sampai puncaknya dukungan para suku dengan mengurapi Daud di Hebron (ayat 12:23-40). Jelas dari sini terlihat susunan naratif yang dibuat paralel oleh penulis sedemikian rupa sehingga terlihat pasangan dalam perkembangan kepemimpinan Daud itu (ayat 1 dan 6, 2 dan 5, 3 dan 4). Perkembangannya jelas, apa yang Tuhan mulai dengan menyampaikan firman kepada para pimpinan suku akhirnya memuncak dalam pengurapan Daud menjadi raja oleh para suku.

Dalam daftar ini terlihat 3 unsur yang melengkapi semua dukungan yang sudah Daud terima. Pertama, suku Lewi. Kelak kita akan membaca bahwa mereka menduduki tempat penting sebab fungsi mereka melayani Allah di tengah umat. Kedua, daftar kekuatan militer yang bergabung di bawah kepemimpinan Daud. Ketiga, dukungan dari orang-orang berhikmat dari suku Isakhar. Dengan bagian ini lengkaplah kewibawaan Daud sebagai raja. Allah mengangkatnya, rakyat mendukungnya, para pahlawan dan cerdik pandai mendampinginya, para pemimpin suku menyatakan kesetiaannya, kekuatan tentara terbentuk, dan Allah mengurapinya.

Renungkan: Tidakkah prinsip dan model demikian bukan saja diperlukan oleh Israel yang sedang membangun ulang sesudah balik dari pembuangan, tetapi juga oleh kita, sebagai bangsa atau Gereja?



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA