Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2401 - 2420 dari 3108 ayat untuk sendiri [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.11907729736842) (Kis 2:14) (sh: Bersaksi dengan berani (Senin, 24 Mei 1999))
Bersaksi dengan berani

Bersaksi dengan berani. Ketika banyak orang menyangka bahwa para rasul itu mabuk (ay. 13), Petrus tampil dan menyanggah tuduhan mereka. Dengan pimpinan Roh Kudus, Petrus berkhotbah tentang penggenapan nubuat Allah dengan perantaraan nabi Yoel yaitu Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua manusia. Petrus menegaskan bahwa berita Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru berpusat pada Yesus Kristus. Demi kebenaran, Petrus bersaksi dengan suara lantang dan tegas. Ejekan-ejekan kepada para pengikut Kristus masih terus mendengung di sekitar kita. Reaksi sedemikian hanya menunjukkan kebutaan rohani seseorang. Sepatutnyalah hati kita justru terdorong untuk menyaksikan dengan berani tentang Yesus Kristus, Juruselamat kita.

Dasar-dasar kesaksian. Kesaksian Petrus mengacu pada beberapa hal penting. Pertama, tentang apa yang difirmankan Tuhan. Kedua, tentang keMesiasan Yesus. Ketiga, berita Injil yang berpusat pada Yesus Kristus. Yang pertama dan kedua berkait dengan apa yang diketahuinya, yang ketiga, berhubungan dengan pangalamannya sendiri. Itu sebabnya Petrus berani berkata, bahwa "kami semua adalah saksi" (ay. 32). Dari Petrus, kita belajar tentang dasar-dasar kesaksian Kristen.

Renungkan: Mempelajari firman-Nya penting; tetapi pengalaman pribadi bersama Yesus merupakan hal yang terpenting.

(0.11907729736842) (Kis 3:11) (sh: Kemuliaan hanya bagi Allah (Kamis, 27 Mei 1999))
Kemuliaan hanya bagi Allah

Kemuliaan hanya bagi Allah. Si lumpuh yang sudah mampu berjalan sendiri itu mengikuti Petrus dan Yohanes. Demikianlah orang yang sudah mengalami anugerah Allah tidak akan lagi menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya. Peristiwa ini mengundang keheranan dan rasa takjub banyak orang. Kemudian, Petrus dengan tegas mengatakan bahwa Yesus Kristus yang telah mereka tolak dan bunuh itulah yang telah memberikan kesembuhan kepada si lumpuh itu. Petrus tidak mau "mencuri" keharuman nama di balik kuasa Yesus yang telah bangkit dari antara orang mati.

Ajakan pertobatan. Ada dua kelompok orang di sekitar Kekristenan kita. Pertama, orang-orang yang bekerja untuk Allah tetapi demi kemuliaan dan kepentingan dirinya. Kedua, orang-orang yang buta matanya untuk melihat bahwa itu adalah pekerjaan Allah. Bagi kedua kelompok manusia inilah Petrus mengarahkan tudingan dan kesaksiannya tentang karya besar dan agung Allah. Petrus mengajak mereka untuk sadar dan bertobat. Selain merupakan suatu tindakan aktif manusia sebagai respons terhadap kebaikan Allah, pertobatan juga berarti kesadaran diri meninggalkan segala kejahatan.

Renungkan: Hanya orang yang telah mengalami anugerah Allah yang tidak akan menjauhkan diri dari persekutuan umat-Nya.

(0.11907729736842) (Kis 11:1) (sh: Cegah perpecahan dalam gereja (Rabu, 16 Juni 1999))
Cegah perpecahan dalam gereja

Cegah perpecahan dalam gereja. Kali ini Petrus diperhadapkan dengan tuduhan melakukan tindakan semena-mena dan merasa dirinya paling benar. Sebagai seorang pemimpin tentunya Petrus berhak menentukan strategi dan rencana-rencana baru, seperti ketika dia mengusulkan mencari pengganti Yudas (Kis. 1:15). Menyadari betapa pekanya masalah ini, maka ia pun dengan rendah hati memberikan penjelasan atas tindakannya. Petrus bisa mempertahankan persatuan jemaat sehingga tidak terjadi perpecahan. Bila perbedaan pandangan di dalam jemaat dipandang sebagai usaha-usaha menjatuhkan atau mencelakakan dan tidak dituntaskan, maka gereja akan mengalami perpecahan.

Pertahankan kesatuan gereja. Secara kronologis, Petrus menceritakan empat tahapan wahyu ilahi yang ia dapatkan sebelum perbedaan ras dikikis habis. Pertama, mendapatkan penglihatan Ilahi (ay. 4-10). Kedua, menerima perintah Ilahi (ay. 11-12). Ketiga, melihat adanya persiapan Ilahi (ay. 13-14). Keempat, Petrus menyaksikan Allah sendiri yang bertindak (ay. 15-17). Semua tahapan Ilahi itu mendemonstrasikan secara meyakinkan bahwa Allah menerima orang kafir untuk masuk dalam komunitas Kristen. Jemaat di Jerusalem akhirnya menerima penjelasan Petrus dan memuliakan Allah (18). Kritikan berhenti, penyembahan dimulai, dan keutuhan Gereja pun dipertahankan.

(0.11907729736842) (Rm 2:1) (sh: Hukuman Allah mulai dari kita. (Selasa, 12 Mei 1998))
Hukuman Allah mulai dari kita.

Hukuman Allah mulai dari kita.
Kebanyakan orang cenderung memperhatikan dan menghakimi kesalahan sesamanya daripada dirinya sendiri. Orang Yahudi dulu demikian pun Kristen kini sering menganggap diri lebih baik dan lebih benar dari orang kafir, karena merasa memiliki dan mengetahui hukum-hukum Tuhan. Paulus dengan tegas menegur sikap munafik seperti itu (ayat 1). Tuhan Allah tidak kompromi dengan dosa dan kejahatan. Orang yang terus berkeras hati (siapa dan apa pun status mereka) dalam dosa sedang menimbun murka (ayat 5), tetapi yang berbuat baik akan beroleh kemuliaan, kehormatan, damai sejahtera (ayat 10).

Masa kesabaran Allah. Kalau sekarang Allah belum bertindak bukan berarti Ia tak berdaya. Allah bermurah hati dan sabar, karena ingin memberi kesempatan bagi manusia untuk bertobat, beroleh pengampunan-Nya. Tetapi janganlah dipakai untuk menabung murka Allah yang pada saatnya akan menimpa kita dengan dahsyat.Di saat penghakiman tak seorang pun bebas. Sesuai dengan norma-norma yang diberlakukan manusia, Allah akan menghakimi mereka. Orang Yahudi sesuai Taurat, orang yang percaya kepada Injil Kristus sesuai anugerah Allah di dalam Kristus, dan orang yang tidak mengenal Allah akan dihakimi seturut hati nurani mereka.

Doa: Selidiklah hatiku dalam-dalam, Ya Tuhan. Masuklah kuasa InjilMu memperbaruiku seutuhnya.

(0.11907729736842) (Rm 3:1) (sh: Kelebihan orang Yahudi. (Kamis, 14 Mei 1998))
Kelebihan orang Yahudi.

Kelebihan orang Yahudi.
Jika sama berdosa bahkan munafik, apakah kelebihan orang Yahudi? Kelebihan mereka bukan terletak dalam diri mereka tetapi dalam panggilan mulia Allah yang telah mempercayakan firman kepada mereka. Mereka dipilih Allah dengan tujuan dan maksud yang istimewa, yaitu untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain. Taurat dan sunat adalah tanda perjanjian keselamatan anugerah Tuhan. Tetapi sayang, manusia cenderung lupa daratan. Demikianlah orang Yahudi menyalahgunakan hak-hak istimewa dan kepercayaan yang diterimanya itu. Dengan keistimewaan itu mereka mengira Allah tidak akan menghukum mereka bila mereka berdosa.

Allah benar dan adil. Orang Kristen bukan lagi memiliki lambang tetapi Kristus sendiri sebagai penggenap perjanjian Allah, menjadi keselamatan dan pembaruan dalam hati. Namun sering kita takabur dan lengah menjaga kesucian. Sikap demikian adalah keliru. Pengakuan Daud mengisyaratkan (Mzm. 51:6) bahwa Allah itu benar dan adil. Dia mengadili dan menghukum dosa apapun bentuknya, tetapi mengasihi, mengampuni, dan menyelamatkan orang berdosa yang berbalik kepada-Nya. Janganlah kita licik mencari peluang untuk di balik pilihan dan kesetiaan-Nya. Janganlah kita mencampuradukkan kebenaran dan dosa dalam pikiran kita tentang Allah, pula dalam kelakuan hidup kita sehari-hari (ayat 7-8).

(0.11907729736842) (Rm 3:21) (sh: Dibenarkan karena iman. (Sabtu, 16 Mei 1998))
Dibenarkan karena iman.

Dibenarkan karena iman.
Di hadapan Allah dan hukum-hukum-Nya, semua orang sama, sama telah kehilangan kemuliaan-Nya (ayat 23). Itu sebabnya tak seorang pun manusia mampu memenuhi standar kemuliaan Allah seperti yang telah dinyatakan-Nya dalam hukum Taurat. Jadi Taurat tidak dapat menolong manusia untuk beroleh selamat. Melainkan Taurat diberikan untuk menyadarkan kita akan kepapaan rohani kita dan menuntun kita kepada Yesus Kristus. Jadi Taurat pun sebenarnya menekankan keutamaan iman bukan usaha manusia beroleh selamat (ayat 22). Mengapa Yesus Kristus? Sebab Dialah yang telah ditentukan Allah untuk menggenapi Taurat sehingga darah-Nya (kematian-Nya) menghasilkan penebusan kita dari kuasa dosa (ayat 24,25).

Akibat anugerah Allah. Anugerah Allah yang memperdamaikan manusia dengan diri-Nya (ayat 25), membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (ayat 26) tidak mengabaikan keadilan Allah melainkan memenuhinya dengan benar (ayat 26). Tuhan Yesus yang hidup benar itu bukan saja telah menebus kita dari murka Allah dan dari kuasa dosa dengan darah-Nya tetapi juga membenarkan kita agar selanjutnya dapat hidup benar sesuai kebenaran Allah sendiri (baca: Taurat). Jadi keselamatan bukan dari usaha melainkan oleh anugerah supaya kita sepenuhnya bergantung pada dan memuliakan terus anugerah Allah yang ajaib itu (ayat 27).

Doa: Ya Kristus, mampukanlah kami untuk hidup benar dan adil berdasarkan iman kepada-Mu.

(0.11907729736842) (Rm 4:13) (sh: Memegang teguh janji Tuhan. (Senin, 18 Mei 1998))
Memegang teguh janji Tuhan.

Memegang teguh janji Tuhan.
Menilik usianya yang sudah usur dan kondisi lahiriahnya sangat terbatas, maka seharusnya Abraham tidak mungkin lagi mendapat keturunan (ayat 19). Tetapi imannya tidak tergoyahkan teguh memegang janji Tuhan Allah. Ia justru semakin kuat berharap akan kegenapan janji Allah itu meski kondisi dirinya tidak memungkinkannya mengalami kegenapan jaji itu (ayat 20-21). Atas dasar iman itulah ia dibenarkan Allah (ayat 13). Bukan hanya itu, penggenapan janji yang dialaminya karena beriman teguh itu menjadikan Abraham bapa banyak bangsa (ayat 17). Semua orang beriman dari segala bangsa di dunia ini dihisapkan menjadi keturunan Abraham.

Ia akan memiliki dunia. Bertolak dari prinsip iman Abraham ini, Paulus maju selangkah lebih jauh. Jelas ia bukan saja bicara tentang abraham, tetapi tentang yang lebih besar dari Abraham. Dalam Perjanjian Lama tidak pernah dijanjikan kepada Abraham bahwa ia akan memiliki dunia (ayat 13). Dunia yang dimaksud ialah manusia-manusia yang dibenarkan dan dijadikan umat Allah karena beriman kepada hidup dan karya Yesus Kristus. Jadi yang dipikirkan Paulus ialah Yesus Kristus sendiri. Ialah pusat iman kita, yang kepada-Nya Allah berkenan memberikan seisi dunia ini untuk dimiliki dan diperintah-Nya dalam kebenaran.

Doa: Tuhan, teguhkanlah iman kami untuk tetap setia memegang janji-Mu dan tetap setia menjalankan tugas suruhan kami, yaitu menjadi berkat bagi orang lain.

(0.11907729736842) (Rm 6:15) (sh: Bukan hamba Dosa. (Jumat, 22 Mei 1998))
Bukan hamba Dosa.

Bukan hamba Dosa.
Pada zaman Paulus, seorang budak atau hamba adalah seorang yang hidupnya bergantung pada orang lain dan dikontrol penuh oleh tuannya itu. Begitulah keterikatan yang manusia alami bila berbuat dosa atau menyerahkan diri kepada dosa. Namun Paulus mengingatkan bahwa karena kita telah diselamatkan oleh Kristus, kita telah dibebaskan dari perhambaan dosa itu. Kita bukan lagi hamba dosa. Jadi kita tidak perlu lagi taat kepada dosa dan menjalani hidup yang menuju kepada kebinasaan.

Hamba Kristus. Allah telah menebus kita (membayar harga ganti agar kita bisa lepas dari berbagai kemalangan akibat dosa) melalui karya agung Yesus Kristus. Pengorbanan Kristus telah membayar seluruh utang dosa seharga darah putra tunggal Allah. Betapa tinggi nilai hidup kita! Kita sangat berharga bati Allah. Kita kini dijadikan orang-orang merdeka. Dan arti kemerdekaan sejati ialah bila kita terikat (menjadi hamba) dari kebenaran Allah, menjadi hamba Kristus sendiri. Memang itulah tujuan Allah menciptakan dan menyelamatkan kita. Hidup bagi Dia! Hidup dalam kekudusan dan kemuliaan-Nya!

Renungkan: Kristus telah memerdekakan kita. Kita hanya bisa mengalami itu hari lepas hari bila kita praktekkan kemerdekaan itu dalam kebiasaan kita sehari-hari.

Doa: Aku ingin memusatkan iman dan harapku pada karya salibMu, Yesus.

(0.11907729736842) (Rm 7:1) (sh: Hukum Taurat. (Sabtu, 23 Mei 1998))
Hukum Taurat.

Hukum Taurat.
Apa sebenarnya fungsi Taurat (hukum Allah)? Karena Paulus orang Yahudi dan sedang menulis kepada jemaat yang sebagian besar bukan Yahudi, hukum yang dimaksudkannya bisa berarti luas. Bisa berarti Taurat (hukum Allah untuk orang Yahudi) dan bisa juga hukum alami dalam nurani yang Allah tanamkan dalam diri tiap orang (bdk. 1:20; 2:14). Dalam bagian terdahulu Paulus telah menjelaskan bahwa hukum tidak dapat menyelamatkan. Dalam bagian ini Paulus memperluas penjelasannya itu dan mengatakan bahwa hukum pun tidak dapat menguduskan. Karena itu, Kristen tak perlu lagi hidup di bawah hukum.

Hidup oleh Roh. Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen terhadap hukum-hukum Allah. Dalam dunia kini banyak orang menganut paham antinomianisme, artinya menolak norma susila dan bertingkahlaku sesuka diri sendiri. Ini tentu bukan pilihan orang Kristen. Menentang sikap itu ada Kristen yang bersikap legalistis, artinya menaati hukum untuk mendapat upah keselamatan dari Tuhan. Ini pun bukan sikap Kristen. Sikap yang benar ialah sebagai orang yang telah dimerdekakan Kristus dari dosa, kita hidup sesuai hukum Tuhan dengan bantuan Roh Kudus.

Renungkan: Kita taat hukum Tuhan bukan dengan sikap budak dan motivasi ingin dibenarkan, tetapi karena sudah dibenarkan dalam kasih kita menyukai hukum-hukum Tuhan.

Doa: Tolong kami hidup bukan sebagai "istri" dari Taurat tetapi sebagai "istri" dari Kristus.

(0.11907729736842) (Rm 8:1) (sh: Kemerdekaan dalam Kristus. (Sabtu, 30 Mei 1998))
Kemerdekaan dalam Kristus.

Kemerdekaan dalam Kristus.
Kini Paulus menyimpulkan hal-hal yang telah diuraikannya di bagian sebelum ini (ps. 3-7). Di dalam Krisus tidak ada lagi penghukuman. Orang yang sungguh menaruh iman dalam Kristus telah dibenarkan, bukan lagi orang hukuman. Taurat yang impoten memberikan kita baik keselamatan maupun kekudusan (karena kelemahan di pihak kita, 3a) kini diganti oleh Injil yang dalam karya Roh memungkinkan kita merdeka. Kita bebas dari hukuman sebab dosa telah dihukum di dalam kematian Yesus di salib (ayat 3).

Allah Tritunggal sumber keselamatan. Dengan indah sekali Paulus melihat Allah Tritunggal terlibat penuh dalam kasih karunia-Nya menyelamatkan manusia. Pertama, Allah Bapa mengutus Anak-Nya sendiri (ayat 3). Kedua, Anak Allah menjelma menjadi manusia dan Dia (Yesus Kristus) telah menggenapi taurat, menanggung hukuman atas dosa, dan dengan jalan itu memberi kita pembenaran dan pengudusan (ayat 4). Ketiga, Roh Kudus menolong agar apa yang telah Yesus kerjakan untuk kita itu dapat menjadi milik dan pengalaman nyata kita (ayat 5-8).

Renungkan: Hidup dalam Roh berarti: 1) hidup kita menjadi baru bukan lagi di dalam dosa, 2) pola pikir kita dikendalikan Roh bukan dosa, 3) sikap baru yaitu tunduk dan cinta kepada Allah bukan lagi berontak melawan Allah.

Doa: Tuntunlah kami menghayati sifat baru dariMu dengan tekun.

(0.11907729736842) (Rm 8:18) (sh: Penderitaan orang Kristen. (Senin, 1 Juni 1998))
Penderitaan orang Kristen.

Penderitaan orang Kristen.
Boleh dikata tiap hari kita mendengar berbagai berita tentang penderitaan yang dialami orang di dunia ini. Orang Kristen sendiri menderitakah? Ya. Seperti halnya Kristus sudah menderita, kita pun ikut menderita bersama-Nya dan karena Dia (ayat 17). Karena kita masih hidup dalam dua zaman, antara zaman lama dan zaman baru, kita sedang berjalan dari penderitaan menuju kemuliaan (ayat 18). Penderitaan itu dialami baik oleh anak-anak Allah maupun segenap isi ciptaan (ayat 21-22). Namun penderitaan yang sedang kita alami ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (ayat 18).

Sikap Kristen dalam penderitaan. Kristen tidak perlu hancur di dalam penderitaan. Ada beberapa prinsip yang memungkinkan kita menang. Pertama, kita telah menerima karunia sulung Roh yang tidak saja menguatkan kita tetapi juga menjamin bahwa kita akan tiba dalam kemuliaan kelak (ayat 23). Kedua, kita dapat berkeluh kesah kepada Allah tentang tubuh fana kita dan sifat daging dosa kita (ayat 23b). Ketiga, dalam iman dan harap kita menatap ke Hari Tuhan (ayat 24). Keempat, pengharapan itu memberi kita ketekunan, kemenangan dan keselamatan di dalam penderitaan kita.

Renungkan: Kristus yang telah menderita hadir dalam penderitaan kita melalui Roh-Nya untuk mengubah keluh kesah kita menjadi nyanyian syukur.

Doa: Kiranya kemuliaan yang Kau sediakan tidak tertutup oleh penderitaan yang hendak menghentikan ketekunan kami.

(0.11907729736842) (Rm 8:26) (sh: Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa. (Selasa, 2 Juni 1998))
Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.

Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.
Pernahkah Anda merasa tidak mampu berdoa dengan benar? Jangan putus asa dan tak perlu risau. Perasaan demikian mungkin timbul karena kita tidak tahu jelas apakah kita harus memohon kekuatan di dalam menanggung derita atau memohon kelepasan dari derita itu. Dalam situasi demikian, Roh hadir di dalam diri kita. Ia membantu kita dalam kelemahan kita (ayat 26a). Ia berdoa syafaat untuk kita (ayat 26b). Dan Ia berdoa dengan keluhan-keluhan yang tak terkatakan sesuai kehendak Allah sendiri (ayat 27).

Menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26). Gambar dan rupa Allah yang rusak karena dosa itu, dipulihkan oleh Tuhan Yesus. Meski menderita kita tak perlu meragukan kebenaran ini, sebaliknya "kita tahu". Allah menjadikan segala sesuatu menjadi alat-Nya untuk kebaikan kita asal kita mengasihi Dia. Alat-alat Tuhan itu akan menuntun kita menjalani proses yang telah Tuhan pilihkan dan tentukan dalam kekekalan, kini dalam pengalaman: dipanggil, dibenarkan, dimuliakan (ayat 29-30).

Renungkan: Penderitaan yang diresponi dengan doa adalah alat Tuhan membuat kita mengalami Allah Bapa (kepada siapa kita berdoa), Putra (melalui-Nya kita berdoa), Roh (Penolong kita berdoa) secara nyata.

Doa: Mohon pimpinan Roh Kudus agar dapat hidup seperti Kristus.

(0.11907729736842) (Rm 8:31) (sh: Allah di pihak kita. (Rabu, 3 Juni 1998))
Allah di pihak kita.

Allah di pihak kita.
Segala yang kita perlu tertampung dalam Yesus Kristus. Untuk menolong kita melihat kebenaran itu lebih jelas, kini Paulus mengajak kita berpikir lebih cermat melalui lima pertanyaan ini. Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Siapakah yang akan menghukum mereka? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Kasih Allah dalam Kristus menjamin kita sempurna kini dan kekal.

Lebih dari orang-orang yang menang. Penderitaan dapat menjadi pencobaan bagi seseorang yang tidak kuat imannya, sehingga ada yang meninggalkan Tuhan ketika dalam penderitaan. Bagi orang-orang pilihan Allah (ayat 30), penderitaan tidak mampu menutupi kasih Kristus. Kita bisa yakin teguh bahwa Kristus tetap mengasihi kita, ada tetap di pihak kita meski sekilas situasi tampak tidak menguntungkan. Perhatikan berbagai bentuk dan tingkatan kuasa yang mungkin mengganggu hidup kita (ayat 38,39). Tak satu pun mampu membuat kita lepas dari kasih Kristus!

Renungkan: Kita tidak meraih kemenangan kita, tetapi menikmati kemenangan yang telah Kristus ciptakan itu dalam kenyataan hidup kita saat demi saat.

Doa: Terima kasih Tuhan atas kepastian kasih-Mu yang tak dapat dikalahkan oleh kuasa apa pun.

(0.11907729736842) (Rm 9:19) (sh: Kedaulatan Allah. (Jumat, 5 Juni 1998))
Kedaulatan Allah.

Kedaulatan Allah.
Pertanyaan rasul Paulus mewakili unek-unek kita tatkala berpikir tentang pemilihan Allah. Adilkah Allah menuntut tanggungjawab dari kita padahal keputusan itu adalah kehendak-Nya sendiri. Tiga jawaban Paulus mengingatkan bahwa masalah yang membuat kita sulit menerima ajaran pemilihan ini terletak pada ide kita tentang Allah yang tidak benar. Pertama, sifat hubungan Allah dengan manusia adalah seperti penjunan dan tanah liat (ayat 21). Dalam posisi demikian patutkah manusia mempertanyakan keputusan dan tindakan Allah? Namun Paulus tidak mengajarkan bahwa manusia adalah korban keputusan Allah yang semena-mena, sebab Allah pun memperlakukan manusia dengan penuh sabar dan kesempatan untuk bertanggungjawab (ayat 22-25).

Sisa Israel. Ajaran Paulus ini bukan hal baru sebab telah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama. Hanya "sisa Israel" artinya sebagian kecil saja dari bangsa Israel yang akan diselamatkan. Mengapa? Ketegaran hati mereka mendatangkan murka Alllah atas mereka. Sisa Israel itulah yang bersama bangsa lain yang percaya kepada Yesus yang menjadi Israel baru. Sisa Israel sama dengan orang-orang lain yang dibenarkan hanya karena iman dalam Kristus, bukan karena status, dll. Manusia tidak dapat mengandalkan apa pun dari dirinya untuk meraih keselamatan. Keselamatan hanya menjadi bagian siapa yang dengan rendah hati menerima rahmat Allah dalam wujud pengorbanan Kristus.

(0.11907729736842) (Rm 14:13) (sh: Jangan membuat jatuh orang lain. (Jumat, 31 Juli 1998))
Jangan membuat jatuh orang lain.

Jangan membuat jatuh orang lain.
Sikap benar sendiri, merasa lebih rohani, cenderung merendahkan orang, bisa sangat merusakkan persekutuan Kristen. Misalnya, bila Anda makan makanan yang dianggap haram oleh saudara seiman, yang berasal dari keyakinan yang menolak kebiasaan itu. Atau bila Anda menyukai jenis hiburan yang orang lain menganggapnya duniawi. Bila pertimbangan Anda hanyalah kesukaan dan pemahaman Anda saja, orang lain yang berbeda akan tersandung, sehingga akibatnya buruk: imannya tergoncang, keutuhan persaudaraan iman ikut goyah.

Ada yang lebih penting. Yang remeh harus tetap remeh. Masalah makanan, hari, dan seterusnya tidak boleh diberi tempat utama dalam hidup berjemaat. Masih banyak masalah yang jauh lebih penting: menegakkan kebenaran, hidup dalam damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Orang yang lebih dewasa rohani, seharusnya makin mampu menyangkali diri, bukan makin egois dan tak peduli. Bila ada dari gaya hidup kita yang berpotensi menimbulkan dampak negatif, kita harus bersikap dewasa. Menyenangkan Kristus, membangun iman orang lain, menjaga keutuhan persaudaraan iman adalah lebih penting daripada menyenangkan perut atau kebiasaan hidup kita lainnya.

Doa: Berilah kebijaksanaan kepadaku untuk mengutamakan kehendak-Mu.

(0.11907729736842) (1Kor 5:1) (sh: Kekudusan jemaat (Minggu, 7 September 2003))
Kekudusan jemaat

Kekudusan jemaat. Jemaat Korintus berada dalam kondisi memprihatinkan, karena: [1] ada di antara orang-orang Kristen melakukan perbuatan memalukan, yang bahkan tidak dilakukan oleh orang kafir sekalipun, yaitu tidur dengan ibu tiri sendiri (ayat 1); [2] kesombongan rohani (ayat 2,6): jemaat Korintus merasa bangga karena menganggap sikap mereka menerima orang-orang yang melakukan percabulan dalam komunitas jemaat adalah suatu kemajuan.

Berbeda dengan jemaat, Paulus justru terpukul, sebab sebenarnya bangga akan perbuatan dosa adalah suatu kemunduran. Seharusnya jemaat segera bertindak karena perbuatan dosa jika dibiarkan tidak saja membinasakan individu si pelaku tetapi seluruh jemaat akan tercemar. Hal penting yang harus orang Kristen cermati adalah bahwa kondisi ini selain merusak kesaksian kekristenan, juga melemahkan iman orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Paulus menekankan bahwa dosa harus dibenci, dan orang yang berdosa harus didisiplin. Disiplin yang dijatuhkan semata- mata untuk menjaga kekudusan warga jemaat secara pribadi dan seluruh jemaat.

Di zaman sekarang ini, ada kecenderungan yang sama yaitu tidak menegur anggota jemaat yang melakukan perbuatan dosa, dengan berbagai alasan, misalnya takut dimusuhi. Akibatnya perbuatan dosa menjadi hal yang biasa-biasa saja!

Renungkan: Dosa harus ditelanjangi, pendosa harus digembalakan dan dibimbing untuk bertobat. Warga gereja ikut bertanggung jawab untuk saling menjaga kekudusan jemaat.


Bacaan untuk minggu ke-14 sesudah Pentakosta

Yosua 24:14-18; Efesus 5:21-33; Yohanes 6:60-69; Mazmur 34:15-22

Lagu KJ 157

(0.11907729736842) (1Kor 8:1) (sh: Jangan menjadi batu sandungan. (Jumat, 29 Agustus 1997))
Jangan menjadi batu sandungan.

Jangan menjadi batu sandungan.
Bagi mereka yang telah memiliki banyak pengetahuan Alkitab dan pertumbuhan iman yang baik, soal makan daging bekas persembahan berhala bukan suatu masalah. Mereka yakin dan percaya, hanya ada satu Allah, yang lain palsu. Berhala hanya benda mati yang tak berdaya dan tak berpengaruh apa pun. Tidak demikian halnya dengan para pemula dan simpatisan Kristen. Orang-orang ini masih memegang teguh keyakinan bahwa penyembahan berhala itu riil, maka daging bekas persembahan itu tak boleh dimakan. Yang lebih kuat iman tidak boleh sengaja makan daging bekas persembahan, sebab tindakan itu akan menggoncangkan iman yang lemah.

Saling membangun dalam kasih. Persekutuan orang beriman harus menjadi tempat saling melengkapi dan membangun di dalam kasih. Kebersamaan ini penting, sebab ibadah yang benar bukan hanya bersifat individual-vertikal, mementingkan kepuasan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Segi horisontal, saling mengasihi, memperhatikan, dan membangun, pun sama pentingnya. Orang yang hanya memikirkan paham dan keadaannya sendiri dan melukai hati sesamanya, melukai juga hati Tuhan.

Doa: Hidup seperti Kristus, itulah kerinduanku, Tuhan.

(0.11907729736842) (1Kor 10:1) (sh: Allah menghukum umat-Nya. (Senin, 1 September 1997))
Allah menghukum umat-Nya.

Allah menghukum umat-Nya.
Karena kasih karunia-Nya Allah memilih Israel menjadi umat-Nya. Sesudah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, Ia sendiri memimpin mereka. Ia melindungi dengan awan dan membuat mereka menyeberangi laut (ayat 1). Ia memberi manna dan air dari batu karang (ayat 2). Paulus melihat pengalaman itu sebagai lambang dari baptisan dan perjamuan kudus yang juga menjadi dasar pengalaman iman Kristen. Umat yang telah dilimpahi begitu banyak karunia itu ternyata mati dihukum Tuhan. Berhala dan sungutan mereka adalah bukti bahwa mereka tidak beriman.

Gereja harus kudus. Kisah buruk Israel harus menjadi pelajaran bagi Gereja. Gereja bukan saja pada zaman Paulus tetapi juga kini harus belajar untuk teguh berdiri dalam iman. Pencobaan memang akan menghadang tetapi bukan alasan untuk kita jatuh ke dalam dosa. Sebab pencobaan yang Tuhan izinkan adalah pencobaan biasa. Lagi pula, Tuhan Allah selalu setia memberikan kita kekuatan dan keluputan. Lawanlah pencobaan, dan Anda akan menemui Allah yang setia yaang beri kekuatan.

Renungkan: Apa gunanya status bila kondisi nyata tidak serasi mendukungnya?

Doa: Ingatkan kami, di dalam-Mu kami bisa menang atas pencobaan.

(0.11907729736842) (1Kor 12:14) (sh: Saling diperlukan dan saling memerlukan. (Sabtu, 6 September 1997))
Saling diperlukan dan saling memerlukan.

Saling diperlukan dan saling memerlukan.
Paulus menggambarkan jemaat seperti tubuh. Suatu gambaran yang pas! Satu tubuh namun banyak anggota. Tiap anggota punya fungsi dan kegiatan berbeda-beda, namun tidak mungkin lepas dan terpisah satu dari yang lain. Yang satu memerlukan yang lain. Masing-masing diperlukan oleh yang lain. Demikianlah seharusnya realita jemaat sebagai tubuh Kristus. Itu harus menjadi prinsip kerja sama dalam jemaat, prinsip ibadah, prinsip pengembangan jemaat dan pelayanannya, prinsip penggunaan karunia-karunia rohani.

Tubuh yang salah aturan main. Pentingnya aturan main di atas dapat lebih dipahami bila membayangkan apa akibat dari salah aturan. Apa jadinya bila seluruh anggota tubuh kita adalah mata? Apa jadinya bila semua anggota tubuh kita mogok kerja karena bukan mata? Apa yang harus dibuat untuk mencegah kekacauan dan kelumpuhan tersebut? Warga gereja harus belajar menghargai keunikan tiap orang. Warga gereja harus menilai kemampuannya sendiri dan kemampuan orang lain dalam perspektif kebersamaan tubuh Kristus.

Renungkan: Bila kesatuan dan pertumbuhan bersama adalah hal terpenting, karunia apakah yang lebih harus diutamakan dan diupayakan?

(0.11907729736842) (1Kor 14:10) (sh: Yang penting membangun jemaat (Minggu, 28 September 2003))
Yang penting membangun jemaat

Yang penting membangun jemaat. Rupanya praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat secara keseluruhan (ayat 12). Paulus yang mengamati perkembangan jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (ayat 10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (ayat 23). Untuk itu Paulus menganjurkan agar mereka meminta kepada Tuhan kemampuan menafsirkan karunia berbahasa roh yang mereka terima.

Berkat Tuhan bagi seorang anggota jemaat harus diterima dan disyukuri sebagai berkat untuk seluruh anggota jemaat juga. Oleh sebab itu ungkapan syukur pun seharusnya berasal dari seluruh jemaat. Di ayat 20-23 Paulus mengingatkan agar jemaat waspada terhadap dampak yang ditimbulkan oleh pemanfaatan bahasa roh secara tidak bertanggung jawab. Karenanya Paulus tetap berpendapat bahwa dalam pertemuan-pertemuan jemaat hendaknya firman Tuhan atau nubuatan Tuhan dijadikan prioritas dan diuraikan secara lebih jelas. Sehingga semua orang dibangunkan, dihibur, dan dinasihati untuk hidup lebih benar (ayat 25).

Renungkan: Hendaklah hidup kita mencerminkan kehendak Tuhan yang berdampak membangun, menghibur, dan menasihati baik diri sendiri mau sesama.


Bacaan untuk minggu ke-17 sesudah Pentakosta

Yesaya 50:4-9; Yakobus 2:14-18; Markus 8:27-35; Mazmur 116:1-9

Lagu KJ 232



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA