(0.28243269565217) | (Mzm 139:24) |
(ende: djalan kekal) ialah djalan, tjara hidup, menurut Taurat Jahwe, djalan jang tidak tersesat. tetapi perkataan "kekal" dapat diterdjemahkan djuga sebagai "kuno". Maka berarti: djalan, tjara hidup seperti bapa2 bangsa. |
(0.28243269565217) | (Ams 1:1) |
(ende) AMSAL SULAIMAN PENDAHULUAN Bagian2 tertua dari kesusasteraan Kebidjaksanaan Hibrani dengan djelasnja terdapat dalam kitab jang berdjudul "Amsal Sulaiman". Didalamnja kita dapati permulaan tertulis dari arus jang mengalir sampai ke-abad2 belakangan sebelum Perdjadjian Baru, jaitu sampai ke kebidjaksanaan Putera Sirah dan kitab Kebidjaksanaan. Arus ini terdapat atas sedjumlah besar "orang2 kebidjaksanaan" anonim, jang mentjatat pengalaman2 serta renungan2nja untuk murid2nja dan angkatan jang akan datang. Mereka merupakan suatu golongan tersendiri didalam rakjat Israil, jangberlainan sekali dengan penulis sedjarah, apalagi dengan para nabi. Orang2 jang berwatak sedang ini dan, kendati bertakwa benar, tetapi tjukup menaruh perhatian jang praktis dan duniawi, sangat boleh djadi harus ditjari dikalangan isi istana, dimana mereka bertindak selaku pendidik para pegawai administrasi dan politik dan mungkin djuga memegang sendiri djabatan administrasi dan politik. Tidak djaranglah kalangan ini bertentangan dengan lingkungan nabi2 jang djauh lebih bersemangat dan lebih radikal. Adapun arti kata Hibrani untuk "amsal" sukar dibentangkan dengan beberapa patah kata sadja. Kata ini melingkupi suatu rentetan jang ber-matjam2 artinja. Kadang2 berarti "peribahasa rakjat", ungkapan tadjam atau teka-teki dan sindiran. Perumpamaan, parabel dan kiasan dinamakan begitu pula, bahkan djuga uraian danpidato jangagak pandjang. Suatu djenis chusus ialah apa jang disebut "pepatah bilangan", jang djuga lambat-laun disempurnakan. Semua "amsal" ini dapat bertahan ber-abad2 lamanja dan djuga berkembang labih landjut. Rupanja merupakan bentuk jang djitu untuk menarik perhatian dan untuk menghafalkan adjaran jang tertjantum didalamnja. Semua bentuk itu terdapat pula dalam kitab Amsal. Sebab kitab ini bukan hasil karya satu orang pengarang dan bukan pula dari satu generasi "orang2 bidjaksana". Sungguhpun kitab ini berdjudul "Amsal2 Sulaiman", namun ini se-kali2 tidak berarti, bahwa semua kumpulan bersumberkan "Bapak Kebidjaksanaan" itu, meski setjara tak-langsung sekalipun. Dua bagian, jang dapat dibedakan dengan djelas dandjuga merupakan bagian2 jang terbesar dari kitab ini (10-22,16 dan 25-29), berdjudul pula "Amsal2 Sulaiman" (10,1 dan 25,1). Ini bagian2 jang tertua dari kitab tadi, dan amsal2 didalamnjapun nampaklah primitif sekali bentuknja, baik mengenai isi maupun tjoraknja, umumnja pepatah jang terdiri dua baris, jang berdjadjaran tanpa banjak gandingannja satu sama lain. Kebanjakan djuga bersifat populer dan praktis. Bahwasanja sebagian dari antaranja berasal dari Sulaiman, tidaklah mustahil, tetapi ada banjak djuga jang anonim sama sekali dan ditjatat dari mulut rakjat. Tentang kumpulan kedua dinjatakan dengan djelasnja, bahwa itu disusun oleh pegawai2 radja Hizkia, djadi beberapa abad sesudah Sulaiman. Kemudian kedua kumpulan itu ditambah dengan lampiran2 jang berlainan pengarang atau penghimpunannja. Kumpulan pertama ditambah dengan "Perkataan para bidjaksana" (22,17-24,22) dan "Inipun dari para bidjaksana" (24,23-34). Tidak mungkin lagi menentukan lebih landjut, siapa2 "orang2 bidjaksana Israil". Amsal2 jang dikumpulkan dalam bagian ini menundjukkan tjorak jang lebih beraneka-ragam dan lebih madju. Kumpulan kedua "Amsal2 Sulaiman" diikuti tiga kumpulan pendek. Jang pertama berdjudul "Perkataa2" ahur bin Jake dari Massa" (30,1-14), orang jang tidak dikenal lebih landjut, seorang anggota suku Arab, dan boleh djadi seorang tokoh chajali belaka. Lampiran lain ialah nasihat2 kepada Lemuel, seorang putera-mahkota, oleh ibunja (31,1-9). Antara ke-dua2nja tadi ada suatu kumpulan anonim pepatah2 bilangan (30,15-33). Seluruh kitab dikuntji dengan pudjian atas isteri jang berbudi (31,10-31), jang bentuk kesusasteraannja sungguh berlainan dengan kumpulan2 jang terdahulu dan sudah pestilah disusun belakangan. Kitab ini dimulai dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang-lebar (1-9). Selain 6,1-19 - jang lebih menjerupai bagian2 lain kitab dan terdiri atas rentetan amsal2 5terdiri,-maka bagian pertama ini merupakan suatu keseluruhan jang besar dan teratur. Adapun isinja memudjikan (1,1-19;2,1-5,23;6,20-71,27) dan melukiskan (1,20-33;8,1-9,6) Kebidjaksanaan. Tjorak bagian ini sungguh berlainan dengan bagian2 lain kitab ini sangat mirip dengan kebidjaksanaan Putera Sirah dan Kitab Kebidjaksanaan. Djelaslah, bahwa bagian ini disusun paling achir dan sudah sangat diperngaruhi nabi2. Baian tadi ditambahkan kepada kumpulan beraneka-ragam amsal sudah ada. Kira2 sadja boleh di katakan, bahwa kitab seperti kita kenal sekarang ini, seluruhnja selesai sekitar tahun 500 sebelum Masehi. Djadi, adalah hasil kebidjaksanaan Israil selama ber-abad2. Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, dapatlah dibagi sbb: I Memudjikan Kebidjaksanaan (1-9) II Amsal2 Sulaiman (10-22,16) III Amsal2 para Bidjaksana (22,17-24,22) IV Lagi Amsal2 para Bidjaksana (24,23-34) V Kumpulan kedua Amsal2 Sulaiman (25-29) VI Amsal2 Agur (30,1-14) VII Pepatah2 bilangan (30,15-33) VIII Amsal2 untuk Lemuel (31,1-9) IX Pudjian atas Isteri berbudi (31,10-31). Didalam terdjemahan Junani urutan bagian2 tadi agak berlainan, hal mana menundjukkan pula, bahwa kitab ini disusun setjara ber-anggur2 dan baru lama kemudian mendapat bentuknja jangdefinitif. Urutan dalam terdjemahan JUnani adalah sbb: I,II,III,VI,VII,VIII,V,IX. Didjalam dahulu kala tidak hanja Israil sadja jang mempunjai madrasah2 ilmu kebidjaksanaan. Lama sebelumnja di Mesir sudah ada metodes pendidikan sematjam itu, dan tidak sedikitlah dari kumpulan amsal2 Mesir sampai kepada kita. Ilmu kebidjaksanaan Mesir merembas pula ke-negeri2 tetangga. Orang2 Jahudi sering mengadakan perhubungan dengan Mesir dan oleh karenanja tidak mustahil, malahan mungkin sekali, orang2 bidjaksana di Israil tidak sama sekali terpelas dari orang2 bidjaksana Mesir serta negeri2 tetangga. Tetapi ini tidak berarti, bahwa mereka bergantung setjara langsung daripadanja. Soalnja lebih mengenai suasana umum serta metode dan pengaruh satu sama lain, tetapi dengan tidak kita ketahui, bagaimana persisnja djalan proses itu. Agur jang bidjaksana dan ibu Lemuel pastilah bukan orang Israil, melainkan teranglah orang kufur dari djurusan Mesir. Amsal Agur mengingatkan kita kepada buku kebidjaksanaan tertentu dari Mesir. Kalau umat Serani membatja kitab Amsal ini, maka tak dapatlah kita menghilangkan kesan, bahwasanja selain pasal 1-9, kesemuanja itu bojak dan biasa sadja isinja. Kebanjakan amsal itu mengadjarkan kebidjaksanaan insani jang biasa dan umum sadja, dan lagi dengan senangnja mengutarakan ber-matjam2 kepitjikan manusia serta tjatjat2, tanpa dibubuhi dengan penilaian susilanja. Pada umumnja amsal itu tidak besarlah nilai keigamaannja. Segala sesuatunja agar rendah dan biasa. Kesan itu untuk sebagian besar dapat dibenarkan. Tetapi djanganlah kita lupakan, bahwa dalam kitab ini kita berkenalan dengan permulaan dari perkembangan keigamaan dan kesusilaan Israil dan bahwa kita berharap dengan kalangan orang bidjaksana, jang belum mendapat udjian api para nabi, djadi manusia dri kehidupan praktis, jang berhaluan duniawi dan jang tahu memandang keseluruhan dari tempat jang agak tinggi. Mereka adalah pendidik, jang terutama bermaksud membimbing orang djadi warga dan pegawai jang baik, bahkan djadi radja jang baik. Dari itu mereka menitik beratkan keutamaan2 kodrat dan kebadjikan warga masjarakat, jang mendjamin kedudukan jang lajak dalam masjarakat bagi murid2nja. Tetapi sebaliknja, ada djuga banjak amsal jang bernada keigamaan. Ada orang baik dan orang djahat, ada keutamaan dan ketjelaan, sekadar manusia berbuat sesuai tidaknja dengan kebidjaksanaan, jang achirnja berasal dari Allah. Allah melihat dan mendengar segala sesuatu, dan tak seorangpun dapat lolos dari kebidjaksanaanNja serta kemahakuasaanNja, sebab Ia adalah Pentjipta dan Penguasa segala sesuatu. Allah inilah jang mengadjar dan menghukum setjara adil dan sekadar perbuatan2. Gandjaran itu berupa berkah serta kebahagiaan didunia, lebih2 banjak anak dan umur pandjang, sedangkan hukuman itu berwudjud hidup jang miskin dan tjelaka dan lekas mati, tanpa meninggalkan keturunan. Djika rangka jang agak sederhana ini dikenakan pada manusia, boleh djadi dapat memuaskan untuk sementara, tetapi didalam abad2 kemudian menimbulkan reaksi jang hebat dan kritik, seperti jang kita dapati dalam kitab Ijob dan Kitab si Pengchotbah. Pikiran jang, dipandang setjara umum, mendjadi dasar semua amsal, jang beraneka ragam tjoraknja dan sangat berlainan maksudnja itu, dibentangkan sedikit banjak setjara teologis dalam kesembilan pasal permulaan tadi. Ialah pikiran perihal "Kebidjaksanaan". Para penjusun amsal jang terdahulu belum pernah memikirkan dengan sungguh2 perihal dasar terachir adjaran mereka. Itu terserah kepada masa kemudian, ketika pasal2 permulaan itu tersusun sebagai kata pendahuluan dan pertanggungdjawab atas pepatah2 jang banjak djumlahnja dari leluhur itu. Adapun kebidjaksanaan itu suatu pengertian jang samar2 dan melingkupi banjak hal. Bisa berarti ketjakapan dan seni, teristimewanja seni untuk hidup, untuk berbahagia dan berhasil baik dengan mengukuhi aturan2 tertentu dan dengan menghindari segala keterlaluan. Kebidjaksanaan adalah terutama seni untuk hidup mursid, dan kemursidan ditentukan oleh "ketakutan akan Allah", jang mengharuskan orang memenuhi hukumNja, walaupun dimasa dahulu kala Taurat Musa belum tampil dengan djelasnja seperti dimasa kemudian. lalu kebidjaksanaan disamakan dengan hukum Allah ini. Madju selangkah lagi, maka kebidjaksanaan mendjadi sifat Allah sendiri, jang dapat dianugerahkanNja kepada manusia, jang oleh karenanja djadi mursid, lants kebidjaksanaan. Kebidjaksanaan sebagai sifat Allah achirnja diperorangkan (1,20-33;8,1-9,6). Ia datang dari Allah dan ada pada Allah dan djuga pada manusia. Ia adalah penasihat Allah jang kekal dan arsitekNja dalam mentjiptakan dunia, membimbing para penguasa dalam memerintah rakjat mereka dan membawa manusia kekehidupan. Renungan2 perihal kebidjaksanaan sebagai penengah antara sifat Allah dan pribadi Ilahi merupakan persiapan akan pewahjuan "Sabda Allah" dan Roh Kudus, seperti jang kita dapati dalam Perdjandjian Baru. Sama beraneka-ragamnja seperti pengertian "kebidjaksanaan" ialah pengertian "kebodohan", jang dapat berarti ketololan maupun kefasikan dan djuga dapat diperorangkan. Kebodohan itu mendjadi kebalikan dari kebidjaksanaan Ilahi dan mendjadi sebab musababnja dosa dan tjatjat. Pada achirnja kitab ini terdapat ichtisar pembagian jang kami adakan. |
(0.28243269565217) | (Ams 1:21) |
(ende) Pintu gerbang dalam tembok kota amat dalamnja, hingga disebelah luar dan disebelah dalam kota ditutup dengan pintu. Kebidjaksanaan berdiri pada pintu disebelah kota, hingga seruannja berarah menudju kota dan tidak menudju keluar. |
(0.28243269565217) | (Pkh 1:12) |
(ende) Pengarang itu berbitjara se-akan2 radja Sulaiman hendak menjatakan, bahwa malahan kebidjaksanaan jang tersohor, seperti pada Sulaiman, tidak sanggup mengerti dan menerangkan soal alam dan hidup manusia. Bahwasanja ia bukan Sulaiman njatalah dari perkataan: "Aku telah mendjadi Radja". |
(0.28243269565217) | (Pkh 4:5) |
(ende) Bagian pertama pepatah ini adalah pepatah jang laku untuk menolak kemalasan. Tetapi si Pengchotbah tidak bersetudju sama sekali dan ia beranggapan (bagian kedua ajat), bahwa "istirahat" lebih baik daripada kesusahan, jang memang sia2. |
(0.28243269565217) | (Yes 1:11) |
(ende) Sebagaimana nabi2 lain menjerang dan mengetjam ibadah lahiriah belaka, jang tidak dibarengi dengan kelakuan jang baik, melainkan tingkah laku jang buruk sadja, chususnja ketidakadilan sosial, demikianpun Jesaja mentjela bukan ibadah melainkan ibadah munafik itu. |
(0.28243269565217) | (Yes 1:25) |
(ende) Bahasa kiasan: Artinja: Hukuman jang ditimpakan Allah pada Israil. Tapi Ia tidak bermaksud membinasakan umatNja, melainkan membersihkannja serta memulihkan kesutjian seperti dahulu (aj. 26)(Yes 1:26). |
(0.28243269565217) | (Yes 8:6) |
(ende: Siloe) ialah kolam lama; airnja datang dari mataair Gihon jang letaknja diluar kota. Siloe itu adalah lambang Jahwe sendiri jang menjelenggarakan Jerusjalem tapi dihina oleh rakjatnja, jang tidak mau pertjaja padaNja. |
(0.28243269565217) | (Yes 13:17) |
(ende) Orang Media agak lama bersekutu dengan Babel lawan Asjur. Kemudian mereka takluk kepada orang2 Parsi dan dibawah pimpinan Cyrus mereka merebut Babel th. 538. Penjerbuan Babel tidak mau menerima upeti dan penungkul jang disampaikan untuk terluput dari perampasan. |
(0.28243269565217) | (Yes 14:26) |
(ende) Ajat ini merupakan renungan si nabi sendiri tentang keputusan Allah jang tidak dapat dibatalkan. Keputusan Allah itu tentang Asjur hendaknja mendjadi peringatan bagi seluruh dunia. Siapa jang menindas umat Jahwe, pasti akan dihukum. |
(0.28243269565217) | (Yes 14:32) |
(ende) Mungkin utusan itu adalah utusan Felesjet jang mau memasukkan Juda kedalam persekutuan lawan Asjur. Djawaban umat Jahwe (penduduk Jerusjalem, kaum hina):Mereka pertjaja pada perlindungan dari pihak Jahwe dan tidak pada bantuan militer. |
(0.28243269565217) | (Yes 15:5) |
(ende: hatiku) Si nabi berbitjara. Setelah ahli merobohkan teksnja mendjadi: hati Moab. So'ar adalah kota dekat Laut Mati, kemudian 'Eglat-Sjelisjia. Kiranja suatu tambahan disini. Luhit, Horonaim tidak diketahui lagi kota mana dimaksudkan. |
(0.28243269565217) | (Yes 19:11) |
(ende) Pemimpin2 (pemerintah)Mesir tidak dapat menemukan djalan keluar dari kesulitan2 jang menimpa negerinja. |
(0.28243269565217) | (Yes 22:6) |
(ende) Pasukan 'Elam dan Aram (jang telah direbut Asjur) ikut serta dalam tentara Asjur. Kir tidak diketahui dengan pasti; kiranja salah satu tempat didekat 'Elam. |
(0.28243269565217) | (Yes 31:4) |
(ende) Jahwe membela Jerusjalem terhadap Asjur, seperti seekor singa membela mangsanja terhadap gembala2 jang memburunja. Menurut penafsiran2 lain artinja: Orang2 Mesir (gembala) tidak sanggup untuk melepaskan Jerusjalem dari tangan Jahwe (singa), jang menerkam (menghukum) Jerusjalem. |
(0.28243269565217) | (Yes 42:14) |
(ende) Jahwe lama "diam" sadja, jakni dengan tidak menampakkan kekuasaanNja untuk menjelamatkan umatNja. Tapi se-konjong2 Ia bertindak, seperti seorang wanita tiba2 disergap sakit beranak serta melahirkan anaknja. |
(0.28243269565217) | (Yes 45:19) |
(ende: pertjuma) boleh djuga diterdjemahkan: "Dalam kalang-kabut". Dengan perantaraan para nabi Allah berbitjara kepada Israil dengan terang lagi djelas, tidak sembunji2 dan gelap seperti tukang tenung di Babel. |
(0.28243269565217) | (Yes 48:16) |
(ende: Dan kini Tuhan....) Kurang djelas siapa jang berbitjara, entah Cyrus entah nabi. Roh Allah itu adalah daja untuk melaksanakan tugas jang diserahkan Allah, entah sebagai pembebas Israil (Cyrus), entah sebagai nabi. Mungkin baris ini tidak ada pada tempatnja disini. |
(0.28243269565217) | (Yes 54:4) |
(ende) Jerusjalem dibandingkan dengan wanita jang tidak bersuami (malu dara; penghinaan meranda). apa jang disindir kurang djelas, kiranja keadaan Israil dahulu di Mesir (malu dara) dan kemudian di Babel (penghinaan meranda). Ia ditinggalkan suaminja, Jahwe. |
(0.28243269565217) | (Yer 7:31) |
(ende: Tofet) ialah tempat (dapur), dimana anak2 dipersembahkan sebagai kurban kepada dewata kafir, chususnja Molok. "Bukit angkar" tidak selalu sebuah bukit betul, tetapi menurut istilah seringkali berarti: tempat (mesbah) pemudjaan. |