Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2501 - 2520 dari 9557 ayat untuk allah [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.24421335862069) (Ayb 25:1) (sh: Kesimpulan keliru (Senin, 5 Agustus 2002))
Kesimpulan keliru

Kesimpulan keliru. Ucapan Bildad memperlihatkan bahwa mereka telah kehabisan ide untuk membantah perenungan-perenungan Ayub yang sedemikian dalam dan menantang. Bildad kini tidak lagi mengulang pokok tentang penghukuman Allah atas orang jahat. Juga sesudah pernyataan, di ayat 2, Bildad melanjutkan bukan dengan pernyataan tetapi dengan pertanyaan. Semua ini makin mengokohkan kesimpulan bahwa para sahabat Ayub telah tidak mampu lagi memojokkan Ayub dengan teori-teori mereka.

Kini Bildad mengutarakan pemikiran yang sebenarnya juga telah ditegaskan Ayub sebelumnya dan yang kelak akan dinyatakan Allah sendiri kepada Ayub secara luas dan dalam. Dalam susunan puitis yang indah, Bildad memaparkan tentang kebesaran Allah dan keterbatasan manusia. Kebesaran Allah ditekankan dalam dua bagian paralel (ayat 2,3 dan 5). Lalu keterbatasan dan ketidak-berartian manusia diparalelkan juga di ayat 4 dan 6. Dengan kata lain, di hadapan Allah yang mahabesar, manusia kecil dan tidak berarti, karena itu tidak dapat membenarkan diri sendiri.

Argumen Bildad adalah dengan mengkontraskan manusia dengan makhluk-makhluk surgawi. Apabila terang makhluk-makhluk surgawi menjadi suram dibandingkan dengan terang kemuliaan Allah, maka siapakah dari isi bumi ini yang dapat menyatakan dirinya benar. Menurut Bildad, manusia hanya seperti cacing yang hina dan tak berarti. Kesimpulan ini bertentangan dengan yang dipahami Ayub dan didengungkan pemazmur (ps. 8) dan yang ditegaskan Allah kelak di akhir kitab ini. Justru karena Allah mahabesar dan manusia terbatas, maka Allah dapat memberikan perhatian tanpa batas pada manusia. Di dalam perhatian serta kasih sayang Allah itulah, manusia menemukan arti bagi dirinya dan makna bagi hidupnya. Manusia memang terbatas dan telah jatuh ke dalam dosa, namun itu tidak berarti bahwa manusia turun status menjadi binatang.

Renungkan: Pemahaman teologis yang sempit dan kepalang tanggung tidak dapat memahami realitas hidup dengan benar dan tidak mungkin memberikan harapan bagi orang yang sedang menderita.

(0.24421335862069) (Ayb 27:1) (sh: Memperjuangkan kebenaran (Rabu, 22 Desember 2004))
Memperjuangkan kebenaran

Memperjuangkan kebenaran. Tidak sedikit para tokoh iman kristiani, seperti: Paulus, Petrus, Yohanes, Stevanus, Galileo Galilei, Marthin Luther King, dll. yang divonis hukuman mati atau dibunuh akibat kesalahan yang tidak dilakukannya.

Pada nas ini, Ayub memperjuangkan kebenarannya yaitu menyatakan dirinya tak bersalah (ayat 5). Meskipun, para sahabatnya telah bersepakat menyatakan penderitaan Ayub adalah karena ia telah berdosa. Untuk memperjuangkan kebenarannya itu, Ayub membuat suatu pernyataan yang mencengangkan. Ia mengajukan permohonan naik banding kepada Allah. Pernyataan Ayub di ayat 2 tentang Allah yang hidup, "yang tidak memberi keadilan kepadaku, yang memedihkan hatiku", bukanlah merupakan pernyataan menantang Allah. Sebaliknya ia menyerukan pernyataan keprihatinannya yang mempertanyakan kebijaksanaan Allah, berkaitan dengan penderitaan yang menimpa dirinya.

Melalui ucapan ini sebenarnya Ayub ingin mengungkapkan dua hal: Pertama, Ayub merasakan kenyataan bahwa hidup telah berlaku tidak adil terhadapnya. Hal ini diukur Ayub dari kehidupan orang fasik yang akan memperoleh nasib sial karena telah ditetapkan Allah (ayat 13-19). Akan tetapi, Ayub bukanlah orang fasik. Namun, mengapa hidupnya diperlakukan Allah sama seperti hidup orang fasik? Kedua, Ayub menyatakan bahwa ia benar di hadapan Allah. Dan sekalipun Ayub harus menanggung penderitaan, Ayub tetap mengikrarkan keteguhan imannya, Ayub bertekad akan tetap hidup dalam kebenaran Allah seraya menjaga kemurnian hatinya (ayat 6).

Setiap orang berhak untuk memperjuangkan kebenaran bagi dirinya sendiri. Akan tetapi, sebelum Anda melakukan hal itu, instrospeksi diri dulu bahwa Anda tidak melakukan kesalahan yang dituduhkan. Jauh lebih baik, jika bukan kebenaran diri saja yang diperjuangkan. Melainkan hendaknya kita juga berani menyatakan kebenaran firman Allah yang dituangkan dalam perbuatan, perkataan, dan pemikiran kita.

Ingatlah: Jangan gentar untuk memperjuangkan kebenaran, apalagi yang bersumber dari firman Allah karena Ia di pihak kita.

(0.24421335862069) (Ayb 30:1) (sh: Bagaimana sekarang? (Jumat, 9 Agustus 2002))
Bagaimana sekarang?

Bagaimana sekarang? Demikian kira-kira yang ditanyakan Ayub di dalam pembelaannya ini. Setelah melontarkan ujaran-ujaran yang berupa keluhan-keluhan karena kehilangan masa lalunya, meskipun Ayub hidup bersih, ia menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berpihak kepadanya, melainkan melawan dia.

Setelah Ayub menertawakan pihak-pihak yang menolak dia (ayat 29:24), kini Ayublah yang dicemooh orang-orang lain. Para pengejek ini begitu hina. Mereka kemungkinan adalah anak-anak muda yang dulu takut kepada Ayub. Ayah-ayah mereka memiliki status sosial yang rendah sampai Ayub sendiri pun tidak mau mempekerjakan mereka untuk pekerjaan kasar. Kemungkinan mereka bukan warga negara, tetapi para pelanggar hukum dan orang buangan. Ironis, kini Ayublah yang menjadi orang pinggiran, bahkan bagi mereka yang sudah tersisih dari masyarakat. Ayub melihat ini sebagai tindakan Allah melawan dirinya (ayat 11a).

Ayub merasa bahwa pihak-pihak yang melawannya datang dari segala arah: kemungkinan anak-anak muda sebagaimana disebutkan di atas dan teror yang mencekam (ayat 12-15), bahkan Allah sendiri (ayat 18-19). Ayub tidak berdaya, bagaikan sebuah kota yang dikepung musuh dan dihancurkan. Gambaran tentang angin membuat ini menjadi lebih dramatis (ayat 15): kemuliaan Ayub diterbangkan angin. Awan yang melintas pergi menunjukkan raibnya kemakmuran Ayub.

Ayub tahu bahwa sebenarnya Allahlah yang merupakan "penyiksa" dan "musuh" yang sejati. Allah mengambil kesehatannya dan menjatuhkan Ayub ke lumpur kehinaan. Akhirnya Ayub membawa perkaranya ini kepada Allah (ayat 20-23). Empat ayat ini merupakan kata-kata terakhir Ayub sebelum Allah berbicara kepadanya (ps. 38-41). Ayub menuduh Allah berubah sikap, tidak lagi peduli kepadanya, dan melawan dirinya. Allah mengangkat Ayub, bukan untuk ditinggikan, tetapi untuk dihancurkan dalam badai (ayat 22). Kesimpulannya, kesukacitaan telah lenyap. Hidup menjadi gelap. Bagi Ayub, Allah penyebab semuanya!

Renungkan: Allah adalah Terang. Waktu hidup Anda menjadi gelap, ingatlah bahwa tak ada kegelapan dalam diri-Nya.

(0.24421335862069) (Mzm 8:1) (sh: Anugerah kemuliaan (Kamis, 2 Januari 2003))
Anugerah kemuliaan

Anugerah kemuliaan. Banyak orang mencari kemuliaan dengan mengandalkan harta atau kuasa. Justru yang didapatkan adalah kehinaan, ketika harta membawanya kepada perbudakan materialisme, dan kuasa membawanya kepada tirani yang dibenci orang banyak.

Mazmur 8 menolong kita meletakkan kemuliaan pada perspektif yang tepat. Kemuliaan adalah milik Tuhan (ayat 1,10). Seluruh alam menyaksikan kemuliaan-Nya (ayat 4). Namun, manusialah yang dianugerahkan Allah kemampuan untuk memuji dan memuliakan Allah. Bahkan, suara-suara sederhana dari mulut bayi dan anak-anak sudah mencerminkan kapasitas memuliakan Allah itu (ayat 3), sebab manusia adalah mahkota ciptaan-Nya (ayat 5-6). Berarti letak kemuliaan manusia ada di dalam anugerah Allah. Pertama di dalam pujian dan kehidupan yang memuji Allah. Kemudian di dalam karyanya manusia mendapatkan kehormatan dan tanggung jawab mengurusi makhluk-makhluk ciptaan lainnya (ayat 7), kambing domba, lembu sapi, binatang padang, burung-burung dan ikan-ikan (ayat 8-9).

Di hari kedua tahun baru ini kita kembali disadarkan akan besarnya kemuliaan yang telah Allah pertaruhkan di dalam hidup dan di atas bahu kita. Hidup yang Tuhan inginkan ada pada kita pun adalah hidup yang penuh kehormatan dan kemuliaan. Tetapi, hidup terhormat dan mulia itu tidak kita alami dengan menjadikan diri kita seolah pusat dunia ini. Keserakahan, hawa nafsu, kesombongan, keduniawian justru akan menghempaskan kita ke jurang kehinaan. Hanya dalam penyangkalan diri, kerendahan hati, kesalehan, ketaatan kepada firman Allah, kita menghayati kemuliaan Allah sejati yang bertambah-tambah jelas. Semua manusia adalah mahkota penciptaan yang dianugerahi kemuliaan Allah.

Renungkan: Hidup yang mulia adalah yang mencerminkan sifat-sifat mulia Allah. Kristus saja sanggup menciptakan kesanggupan hidup dalam kemuliaan Ilahi di dalam diri kita.

(0.24421335862069) (Mzm 46:1) (sh: Aman dalam perlindungan Allah (Selasa, 10 Februari 2004))
Aman dalam perlindungan Allah

Aman dalam perlindungan Allah. Bulan-bulan ini dan ke depan, situasi macam apakah yang kita hadapi? Apakah banjir kembali melanda sejumlah daerah di Indonesia? Apakah justru kemarau panjang terus menerus terjadi? Apakah kampanye partai-partai dan segala hal yang berkaitan dengan persiapan Pemilu 2004 akan menimbulkan gelombang kerusuhan? Apakah ekonomi Indonesia semakin terpuruk? Apakah anak-anak Tuhan akan semakin terpojokkan oleh fanatisme kelompok agama lain?

Semua kesulitan dan tantangan yang sedang atau akan kita hadapi itu bagaikan laut yang bergelora, “ribut dan berbuih airnya.” (ayat 4). Pada masa Perjanjian Lama, lautan yang bergelora melambangkan kuasa kejahatan yang mengganggu dan merusak umat manusia. Kuasa kejahatan dipersonifikasi dengan dewa penguasa lautan, yang berkuasa menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi umat manusia. Namun, bersama si pemazmur, kita diajak untuk meneguhkan iman kita kepada Allah (ayat 2). Allah mengendalikan semua kejadian di muka bumi ini, bahkan mengontrol air bah kekacauan yang melanda dunia ini (ayat 3-4).

Orang yang berlindung di dalam naungan Allah Yang Mahatinggi, akan mengalami rasa aman yang luar biasa (ayat 5-6). Lautan air yang melambangkan kuasa kekacauan, di dalam kendali Allah tidak lebih dari aliran air sungai yang mengalir tenang dan memenuhi kebutuhan kota milik Allah (ayat 5). Orang yang tinggal di dalamnya tidak akan takut (ayat 6), karena mereka akan menyaksikan demonstrasi kedaulatan dan kekuasaan Allah atas dunia ini (ayat 7,9-10).

Janji-Nya kepada orang yang takut akan Tuhan adalah penyertaan dan perlindungan-Nya (ayat 8,12). Oleh karena itu, jangan takut dan panik, sebaliknya “Diam dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah! Aku ditinggikan di antara bangsa-bangsa, ditinggikan di bumi!” (ayat 11).

Renungkan: Situasi boleh menjadi semakin parah dan menakutkan, tetapi selama kita berlindung pada Allah kita tidak perlu takut.

(0.24421335862069) (Mzm 50:1) (sh: Persembahan syukur (Jumat, 4 Juni 2004))
Persembahan syukur

Persembahan syukur. Tiap orang, tak terkecuali umat Tuhan, cenderung beranggapan bahwa Tuhan dapat dibuat berkenan dengan berbagai pemberian untuk-Nya. Ternyata tidak demikian! Dalam mazmur ini, seisi bumi (ayat 1-6), baik umat-Nya (ayat 7-15) maupun yang bukan (ayat 16-23) diperingatkan tentang kebenaran itu. Perkenan Tuhan tidak dapat dibeli dengan apa pun sebab segala sesuatu adalah milik-Nya dan Ia tidak memerlukan apa pun (ayat 9-13). Sebaliknya, Ia menganugerahkan perjanjian melalui korban sembelihan (ayat 4-5).

Karena itu, tidak ada korban lain yang Allah minta kecuali korban syukur (ayat 14). Hal ini lebih penting daripada korban binatang. Korban syukur adalah respons umat terhadap kebaikan Allah. Korban syukur itu harus diwujudkan melalui sikap hidup sehari-hari. Allah dengan keras mengecam kehidupan orang Israel secara khusus para hamba-Nya yang selalu giat menyelidiki firman-Nya dan berbicara tentang perjanjian-Nya tetapi membenci teguran dan mengesampingkan firman TUHAN (ayat 16-17). Bahkan lebih serius lagi mereka berkawan dengan pencuri dan orang berzinah artinya para rohaniwan itu sudah melebur dengan orang-orang yang melakukan perbuatan yang dibenci Allah (ayat 18-20). Itu sebabnya Allah menggolongkan mereka sama dengan orang kafir yang tidak mengenal Allah.

Firman ini menegaskan bahwa Allah menuntut umat-Nya untuk hidup serasi dengan kegiatan ibadah. Amat mudah orang berlaku munafik seperti yang ditegur Tuhan dalam mazmur ini. Berbagai kegiatan kerohanian boleh jadi tidak murni. Bisa saja hal-hal itu adalah untuk menipu hati nurani sendiri, atau menipu orang lain. Namun Allah tidak dapat ditipu. Allah akan menghukum orang yang meski beribadah namun tetap saja melanggar perintah-Nya dan hidup tidak beda dengan orang kafir (ayat 22-23).

Renungkan: Sikap dan tindakan kita tiap hari, entah adalah korban syukur bagi Allah atau objek kemarahan-Nya.

(0.24421335862069) (Mzm 56:1) (sh: Allah yang meluputkan! (Kamis, 10 Juni 2004))
Allah yang meluputkan!

Allah yang meluputkan! Dalam Mazmur 55 kita mendapat kesan bahwa Daud berada dalam kondisi yang sangat tertekan. Namun dalam mazmur ini kesan itu telah berubah dengan suatu sikap yang lebih percaya dan lebih yakin akan pertolongan Allah. Perhatikanlah beberapa kali Daud mengungkapkan keyakinan sekaligus kepercayaannya kepada Allah. Misalnya, "Aku ini percaya kepada-Mu"(ayat 4), "Firman-Nya kupuji" (ayat 5,11), "Kepada Allah aku percaya" (ayat 5,12), "Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku" (ayat 6b, 12b). Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa ia telah menang atas persoalan yang dihadapinya.

Judul di ayat 1 menyebutkan bahwa mazmur ini adalah suatu refleksi atas pengalaman Daud ketika ia ditangkap oleh orang Filistin (lihat 1 Samuel 21:10-15). Waktu itu Daud berada dalam posisi terjepit. Karena setelah lepas dari kejaran Saul, ia ditangkap oleh pegawai-pegawai Akhis, raja kota Gat, musuh orang Israel. Ibarat ungkapan: lepas dari mulut singa masuk ke dalam mulut harimau. Situasi yang gawat seperti itu tidak membuat Daud kehilangan percayanya kepada Allah (ayat 12). Pada akhirnya toh ia terlepas dari tangan musuh-musuhnya. Walaupun kelepasannya disertai dengan berpura-pura gila (ayat 1 Samuel 21:13-15), namun ia berkeyakinan bahwa Allahlah yang melepaskannya (ayat 14). Tanpa campur tangan Allah, Daud yakin bahwa Akhis tidak akan begitu mudah menolak laporan para pegawainya.

Sebagai respons Daud atas penyelamatan Allah atas dirinya, Daud pun melaksanakan nazarnya dan membayar dengan korban syukurnya kepada Allah (ayat 13). Kita tidak tahu apa nazar Daud itu, tetapi yang pasti hidup Daud seterusnya dijalaninya dengan setia mengikut Dia dan dengan sukacita melayani-Nya.

Renungkanlah: Saat-saat Anda sudah kepepet, terjepit, dan tanpa asa, percayalah Allah tidak meninggalkan Anda. Berserulah, dan lihatlah pertolongan-Nya datang!

(0.24421335862069) (Mzm 64:1) (sh: Peperangan Rohani (Minggu, 26 April 1998))
Peperangan Rohani

Peperangan Rohani
Setiap orang percaya selalu perlu siap masuk peperangan rohani. Orang-orang yang berpihak kepada Allah dan mentaati-Nya dimusuhi dan diperangi oleh iblis. Musuh dahsyat itu disebut oleh Paulus sebagai pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap (Ef. 6:10-20). Tidak selalu jelas bagaimana perwujudan musuh itu, namun ia dapat bekerja melalui persepakatan orang jahat, kerusuhan, isu-isu pemecah belah, kekacauan, kebingungan ataupun serangan lain yang lebih rinci. (Baca lagi Mzm.64:1-6). Bukankah iblis juga dapat menyerang secara tersembunyi dari dalam dan dari luar kita?

Skema penjahat dan iblis. Semua upaya si jahat dan si iblis itu gagal, meskipun dalam jangka pendek mereka kelihatan berhasil. Allah akan menembak si jahat itu dengan panah. Sekonyong-konyong mereka akan terluka (ayat 8). Setiap kali Allah menembak, selalu kena sasarannya. Tak pernah anak panah Allah melesat atau luncas. Penghukuman selalu menimpa niat orang jahat. Allah selalu mengatasi dan mengungguli rancangan kecurangan hati orang (ayat 7). Kebenaran ini menolong kita untuk melihat dengan kacamata wawasan Allah yang kekal. Ini pandangan supra jangka panjang. Mengarah ke masa yang kekal dengan bekal iman percaya kepada Kristus, itulah wawasan kita.

Perlengkapan Rohani. Orang percaya perlu kuat di dalam Tuhan. Kristen perlu mengambil perlengkapan senjata Allah yang lengkap dan memakainya. Senjata-senjata itu ialah: ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan, kasut kerelaan Injil, perisai iman, ketopong keselamatan, pedang Firman; dan semuanya baru efektif bila dipakai dalam doa. Allah sendiri membuat Daud bersukacita. Manakala musuh-musuh menyerangnya, Allah memberi perlindungan. Pada saat orang memasang perangkap, ia menghindar. Pada waktu rancangan kecurangan diadakan, ia telah mempunyai rencana yang lebih baik.

Renungkan: Berperanglah bersama Tuhan. Kita pasti menang sebab Kristus sudah mengalahkan Iblis dan segenap pengikutnya yang jahat.

Doa: Supaya kami siaga dengan senjata lengkap Allah.

(0.24421335862069) (Mzm 82:1) (sh: Allah Esa (Sabtu, 30 April 2005))
Allah Esa

Allah Esa
Pesan utama Mazmur ini sangat jelas. Hanya ada satu Allah. Dia yang Esa telah menyatakan diri-Nya. Tuntutan-Nya kepada umat-Nya hanya satu, yaitu hidup sesuai dengan kehendak-Nya: memberlakukan keadilan dan belas kasih! Setiap orang yang membengkokkan kebenaran dan dengan demikian menindas orang lain tidak akan luput dari penghukuman Hakim yang adil itu.

Siapakah para ilah yang dihakimi Allah itu? Ada beberapa kemungkinan menafsir bagian ini. Pertama, para ilah ini adalah para pemimpin umat seperti para hakim yang bertanggung jawab menegakkan hukum dan keteraturan dalam masyarakat Israel. Kedua, para ilah ini adalah para raja bangsa-bangsa. Pada zaman itu para raja sering dianggap wakil dewa atau bahkan putra dewa (ayat 6). Ketiga, para ilah ini adalah dewa dewi yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir.

Israel yang seharusnya menyembah TUHAN, Allah yang Esa, sering terkecoh dengan menyamakan Dia dengan dewa-dewi itu. Akibatnya mereka hidup mengikuti ajaran moral agama-agama kafir tersebut. Mazmur ini menegaskan bahwa semua ilah lain tidak dapat bertahan dalam penghakiman satu-satunya Allah. Semua ilah lain hanya membawa penyembah-penyembah mereka mempraktikkan hidup yang tidak adil dan menindas satu sama lain (ayat 2,5). Akan tetapi, umat Tuhan pasti menegakkan keadilan bagi sesamanya dan penuh belas kasih kepada mereka yang tertindas oleh karena TUHAN yang disembah adalah adil dan kasih (ayat 3-4).

Kalau kita mengaku umat dari Allah yang Esa, Hakim yang adil dan penuh belas kasih, maka tentunya yang diharapkan dari kita adalah sikap dan sifat yang sesuai dengan pengakuan itu. Adakah orang di sekitar kita dapat melihat keadilan dan kasih Allah melalui hidup kita? Ingat bahwa penghakiman bagi dunia ini akan dimulai pertama-tama di dalam rumah tangga Allah (baca Gereja; 1Pet. 4:17).

Camkan: Siapa yang Anda sembah, Allah yang Esa atau ilah-ilah palsu, akan nyata dari sikap hidup Anda!

(0.24421335862069) (Mzm 90:1) (sh: Menghitung hari (Kamis, 20 Desember 2001))
Menghitung hari

Menghitung hari. Arswendo Atmowiloto, yang pernah diinapkan di LP Cipinang, menulis sebuah buku berjudul Menghitung Hari.

Buku yang amat bagus ini merupakan cermin harapan hati, agar hari-hari cepat berlalu menyongsong waktu pembebasan.

Mazmur hari ini juga berbicara tentang menghitung hari. Bukan agar hari-hari segera lewat, tetapi supaya seseorang memiliki hati yang bijaksana (ayat 12). Mengapa pemazmur meminta agar Allah mengajar dia untuk menghitung hari? Alasannya ada di dalam bagian pertama dan kedua mazmur ini (ayat 1-2 dan 3- 12). Dalam bagian pertama, pemazmur mengakui bahwa Allah sendiri, sebagai pribadi, menjadi "rumah"-nya (ayat 1-2). Ia melihat keamanan dirinya bukan karena memiliki suatu tempat, tetapi karena memiliki hubungan dengan Allah. Namun demikian, di dalam bagian kedua, pemazmur merenungkan mengenai kesementaraan hidup manusia. Ia memakai ungkapan "debu" dan "rumput" untuk menggambarkan hubungan yang sebenarnya, antara Sang Pencipta yang begitu perkasa dan dirinya yang begitu lemah (ayat 3-6). Perenungannya ini juga berbicara mengenai kesalahan yang dilakukan oleh manusia di hadapan Allah (ayat 7-11).

Itulah sebabnya pemazmur meminta pada Allah agar dia diberikan kesadaran akan kesementaraannya, sehingga ia selalu ingin memiliki hati yang berhikmat dan hidup yang bermakna. "Hikmat" tidak berarti sekadar kecerdasan di dalam menjalani kehidupan, tetapi lebih mengacu pada takut akan Allah dan pengakuan atas kendali-Nya di dalam kehidupan. Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.

Bagian terakhir mazmur ini (ayat 13-17) merupakan ungkapan harapan dari pemazmur agar Allah berbalik padanya dan membuat hidupnya bersukacita. Di dalam hidupnya yang begitu terbatas dan penuh dosa, ia hanya dapat berharap pada Allah, Tempat Perteduhan yang kekal.

Renungkan: Mazmur ini seringkali dibaca ketika upacara penguburan dilakukan. Apakah yang Anda pikirkan ketika muncul kesadaran bahwa suatu saat Anda pun akan kembali menjadi debu? Mintalah hikmat dari Allah agar hidup Anda bermakna dan berwarna!

(0.24421335862069) (Mzm 115:1) (sh: Tujuan ibadah (Sabtu, 4 Mei 2002))
Tujuan ibadah

Tujuan ibadah. Sebagaimana gong besar dipukul berulang-ulang untuk menentukan nada lagu, demikian mazmur ini dibuka dengan perkataan, “Bukan kepada kami …”. Pemazmur mengemukakan tentang tujuan dari ibadah umat yang sebenarnya ialah memberikan kemuliaan kepada Tuhan karena kasih dan kesetiaan Allah. Ini amat berbeda dari bangsa-bangsa kafir yang bertanya dengan nada menghina, merendahkan kemuliaan Allah dan melukai hati orang beriman, “Di mana Allah mereka?” (bdk. Mzm. 42:4). Terhadap ejekan bangsa–bangsa lain, bangsa Israel menyatakan imannya bahwa Allahnyalah yang berkuasa sedang dewa-dewa bangsa lain hanyalah buatan tangan manusia dan sama sekali tidak berdaya (ayat 3-8).

Karenanya, pemazmur mengajak umat Israel, para imam keturunan Harun, dan orang-orang yang takut akan Tuhan untuk “Percayalah pada Tuhan”. Ajakan pemazmur ini diresponi dengan ucapan bersama , “Dialah pertolongan dan perisai mereka”. Sebagai perisai, Allah menyelamatkan, melindungi dan menolong sedemikian rupa sehingga orang-orang-Nya yang terjatuh, dan tertunduk lemah dapat mengangkat kepalanya kembali. Orang-orang yang percaya akan Tuhan itu pun aman karena dikelilingi kasih setia Allah (lih. Mzm. 32:10). Mereka juga tahu dengan pasti bahwa Tuhan akan bertindak (lih. Mzm. 37:3,5) sehingga mereka dapat menghadapi beragam tantangan dengan tenang.

Bila Tuhan Allah mengingat umat-Nya, Ia bertindak sesuai dengan perjanjian-Nya dan memberi berkat kepada umat Israel. Berkat Tuhan ini menyeluruh baik terhadap orang-orang kecil maupun besar. Karena langit kepunyaan Tuhan dan bumi telah diberikan-Nya kepada anak-anak manusia (ayat 16), maka selama umat Allah masih hidup, dalam kesempatan apa pun mereka patut memuji Allah selama-lamanya (ayat 18). Pujian harus terus dikumandangkan oleh angkatan yang akan datang. Jangan menunda memuji Allah, karena orang-orang mati tidak dapat lagi melakukannya (ayat 17).

Renungkan: Manusia memiliki hati dan otak yang dapat merenungkan kebesaran dan kebaikan Allah sehingga mendorong mulut memuji Dia dengan tulus.

(0.24421335862069) (Yes 11:1) (sh: Pemulihan (Senin, 20 Oktober 2003))
Pemulihan

Pemulihan. Teks Alkitab hari ini berbicara mengenai pemulihan, mengenai suatu awal yang baru. Begitu indah kedengarannya: permulaan yang baru. Paling tidak ada tiga macam pemulihan yang dijanjikan oleh Allah, yang semuanya berkaitan dengan pemulihan hubungan. Setelah kehancuran, akan muncul sebuah tunas baru dari tunggul sebuah pohon. Tunas itu adalah keturunan Daud, seorang pemimpin yang akan menjadi wakil Allah yang setia di bumi. Pemulihan pertama adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan Allah (ayat 1-5). Hal ini dinyatakan dengan seorang pemimpin manusia yang menaati Allah, yang digerakkan oleh Roh Allah. Ia tidak dapat melaksanakan tugasnya bila Roh Allah tidak menyertainya. Roh itulah yang memberikannya kemampuan dan ketaatan untuk menjadi seorang pemimpin yang berkenan di hadapan Allah, memulihkan masalah hukum dan keadilan.

Pemulihan kedua adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan alam (ayat 6-9). Di sini pertama-tama dilukiskan adanya sebuah harmoni antara alam dengan alam itu sendiri. Namun, dinyatakan juga bahwa manusia dan alam tidak akan bermusuhan lagi. Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, alam menjadi musuh manusia. Pada akhirnya, hubungan antara manusia akan alam dipulihkan. Baik manusia maupun alam bercengkerama dan memuliakan pencipta mereka.

Pemulihan ketiga adalah pemulihan hubungan antara manusia dengan manusia (ayat 10-16). Sisa-sisa orang yang selamat akan dihimpunkan lagi, dan hubungan antara Yehuda dengan Efraim/Israel dipulihkan. Komunitas diperbarui untuk bersama-sama bersyukur kepada Allah yang menyelamatkan mereka.

Renungkan: Pemulihan total baru akan terjadi ketika Kristus datang kedua kali. Hari ini, jadilah agen pemulihan Allah dengan mengajak satu orang teman Anda memulihkan hubungannya dengan Allah, alam dan sesama.

(0.24421335862069) (Yes 27:1) (sh: Kemenangan telak (Senin, 13 September 2004))
Kemenangan telak

Kemenangan telak. Di hari Tuhan yang dahsyat kelak, Allah akan bertindak dengan pedang-Nya yang ampuh (ayat 1), membuat Israel menjadi kebun anggur yang elok, memusnahkan semua ibadah palsu (ayat 9). Itulah masa ketika penuaian besar akan terjadi (ayat 12).

Allah telah menjanjikan pemulihan total atas umat yang setia kepada-Nya sejak ps. 24. Dalam pasal inilah diceritakan bahwa kemenangan telak umat Allah atas musuh mereka dinyatakan. Kata "pada waktu itu" menjelaskan dua hal. Pertama, menunjuk kepada waktu yang pasti ketika semua musuh Allah dikalahkan dan umat-Nya merayakan kemenangan telak. Hal ini menyatakan bahwa Allah yang sesungguhnya berperang bagi Israel. Allah juga yang mengalahkan "ular naga" dari laut. Ular naga adalah lambang kejahatan dari bangsa-bangsa yang melawan Allah (ayat 1). Kedua, memberitahukan tentang hasil kebun anggur yang telah berubah. Kebun anggur ini bukan menghasilkan buah yang tidak berguna lagi melainkan buah anggur yang dapat dinikmati seluruh dunia. Pembalikan keadaan "kebun anggur" ini menyatakan Israel akan berkembang dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa di dunia (ayat 2-6 band. 5:1-7). Perbuatan Allah yang memulihkan keadaan Israel ini menyebabkan hadirnya sukacita dan pujian dari umat-Nya (ayat 13). Pada saat itu Allah juga akan menghapuskan semua dosa dari Israel dan memberikan keselamatan kepada mereka (ayat 9). Nabi Yesaya juga menubuatkan bahwa Allah akan menyatukan kembali orang-orang Israel yang telah terserak ke wilayah lain akibat peperangan dan kekalahan yang mereka alami menjadi satu bangsa yang utuh (ayat 11-12).

Kita dapat bersukacita karena Yesus telah menang atas maut ketika Ia mati dan bangkit dari kematian. Kemenangan Yesus inilah yang menjadi dasar kemenangan telak bagi kita yang kelak dinyatakan pada hari Yesus datang kembali kedua kali. Kenyataan ini menjadikan kita dapat bersukacita dan memuji Tuhan selama-lamanya (Wahyu 11:15).

Camkan: Keikutsertaan dalam perayaan dan kemenangan telak atas maut ialah iman di dalam Yesus.

(0.24421335862069) (Yes 30:18) (sh: Berbahagialah yang menantikan Tuhan (Senin, 14 Oktober 2013))
Berbahagialah yang menantikan Tuhan

Judul: Berbahagialah yang menantikan Tuhan
Melanjutkan ajakan pertobatan yang telah diungkapkan pada perikop sebelumnya, nabi Yesaya tetap mengajak umat supaya bertobat. Mereka diajak untuk tidak meminta pertolongan kepada Mesir. Ini berarti mereka juga harus memusnahkan berhala-berhala Mesir. Dalam PL, jika satu bangsa memohon pertolongan dari bangsa lain yang lebih kuat, ini juga berarti bahwa mereka memohon bantuan kepada dewa-dewa bangsa itu.

Maka Israel diajak untuk meminta pertolongan hanya kepada Tuhan, "Engkau akan menganggap najis patung-patungmu ..." (22); "... apabila engkau berseru-seru, pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab" (19). Jika mereka mau berbalik dan memohon perlindungan hanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan menolong mereka. Pada waktu Asyur menyerang mereka, Tuhan akan menolong mereka serta menyembuhkan yang terluka (26). Tuhan tidak membiarkan umat-Nya dalam kesengsaraan dan kekurangan jika Asyur benar-benar menyerang Yehuda (25). Tuhan akan menghindarkan itu semua, sehingga tercipta kedamaian di negeri Yehuda (23-24). Mereka akan dapat bercocok tanam dan beternak dengan keamanan dan kedamaian yang dijamin oleh Tuhan, Pelindung umat-Nya.

Itu semua dilakukan Tuhan karena Dia mengasihi umat-Nya (18). Oleh karena keadilan yang didasarkan atas kasih-Nya sajalah maka Tuhan akan menolong dan memberikan perlindungan kepada umat-Nya, jika mereka mau berbalik dan memohon pertolongan kepada Tuhan.

Kesadaran bahwa Tuhan saja satu-satunya yang berkuasa, seharusnya membuat kita hanya mencari Tuhan disaat kita membutuhkan pertolongan. Jangan sampai menunggu kuasa-kuasa asing mengecewakan kita baru kita mencari Tuhan. Pahami dan ingatlah baik-baik bahwa Tuhan saja satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita, karena hanya Dia yang mengasihi kita. Tuhan akan datang dan memberikan pertolongan bila kita bergantung kepada Dia. Maka nantikanlah pertolongan Tuhan senantiasa.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.24421335862069) (Yes 41:1) (sh: Kebodohan manusia (Rabu, 30 Oktober 2013))
Kebodohan manusia

Judul: Kebodohan manusia
Sesungguhnya tidak masuk akal bila manusia menolak Allah yang berkuasa dan memilih bergantung kepada sesama manusia atau kepada berhala. Namun itulah yang sering terjadi.

Nas ini menggambarkan suasana seperti di pengadilan. Bangsa-bangsa diundang untuk datang dan "tampil bersama-sama untuk berperkara" (1). Yesaya telah menyatakan bahwa bangsa-bangsa lain diundang juga untuk menjadi pewaris bersama-sama Israel (bdk. 19; 24-25; 27:13). Maka Tuhan mengulurkan undangan juga kepada bangsa-bangsa lain untuk datang kepada Dia supaya mendapatkan kekuatan baru. Namun ada masalah yang perlu diselesaikan terlebih dahulu. Sebab itu Yesaya memakai terminologi pengadilan untuk menyelesaikan perkara itu.

Telah muncul seorang penakluk yang tidak disebutkan namanya. Mungkin karena dia bukan yang paling penting. Namun kebanyakan penafsir melihat bahwa penakluk itu adalah raja Koresy, yang terkenal dengan kemudahan dan kecepatannya. Maka yang lebih penting adalah siapa yang menggerakkan Koresy, sang penakluk itu, yaitu yang menentukan apa serta bagaimana ia harus melakukannya (2-3). Dan yang dimaksud adalah Tuhan (4).

Namun manusia sering melakukan hal yang tidak masuk akal. Allah mengundang "pulau-pulau" untuk mendekat (1), tetapi bukannya mendekat kepada Allah, "pulau-pulau" itu malah saling mendekat satu kepada yang lain (5), dan mereka bersama-sama datang kepada berhala yang merupakan buatan tukang besi dan tukang emas (6-7). Yesaya menunjukkan bahwa selain merupakan buatan tangan manusia (6-7), berhala-berhala itu juga merupakan hasil dari rasa takut manusia (5-6). Maka sangat ironis bila tukang-tukang tersebut saling "menguatkan" satu dengan yang lain ketika mereka datang kepada berhala yang mereka "kuatkan" dengan paku supaya jangan goyang (7).

Sadarkah kita bahwa percaya dan bergantung kepada manusia atau berhala sungguh tidak masuk akal? Marilah kita belajar lebih berhikmat dan datang kepada Allah yang terus mengulurkan undangannya supaya kita mendekat.

Diskusi renungan ini di Facebook:
https://www.facebook.com/groups/santapan.harian/

(0.24421335862069) (Yes 44:9) (sh: Kebodohan penyembah berhala (Senin, 1 Agustus 2005))
Kebodohan penyembah berhala

Kebodohan penyembah berhala Saat ini peradaban manusia semakin maju dan teknologi pun makin canggih, namun kepercayaan kepada dunia mistis masih dipegang oleh cukup banyak orang. Buktinya masih banyak orang yang mendatangi tempat-tempat keramat untuk meminta berkat.

Pada nas ini, kita membaca penilaian Allah tentang beberapa tindakan para penyembah dan pembuat ilah. Baik pembuat patung berhala maupun penyembahnya adalah orang-orang bodoh yang melakukan hal yang sia-sia (ayat 9). Pertama, siapakah para pembuat patung sesembahan itu? Bukankah mereka manusia ciptaan Allah. Sungguh tidak masuk di akal manusia menciptakan `allah' (ayat 10-11)!

Kedua, bagaimana mungkin orang menyembah kepada patung buatan tangannya sendiri. Baik dari bahan besi maupun dari kayu, berhala-berhala itu adalah benda mati yang dibuat dan diperlakukan sekehendak si pembuat (ayat 12-16). Sungguh ironis, kayu yang sama yang dipakai untuk membuat patung sesembahan dipakai juga menjadi kayu api untuk berdiang atau untuk membakar roti! Dan kayu itu kemudian disembahnya (ayat 17)! Allah menyebutkan mereka adalah orang yang tidak mengetahui dan tidak mengerti apa-apa hanya berpegang pada kayu kering dan dusta (ayat 18-20).

Penyembah berhala ialah mereka yang mengagungkan sesuatu yang fana lebih tinggi daripada Tuhan. Pembuat berhala adalah mereka yang mengadakan penyesatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dua kebodohan itu akan menuai murka Allah sebab telah melanggar perintah Allah ke-1 dan ke-2 (lih. Kel. 20:1-6) dan menolak bergantung pada Allah (lih. Yos. 24:20). Seperti Yosua yang menantang bangsa Israel untuk memilih Allah Israel atau dewa dewi bangsa Kanaan maka pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah, "Layakkah menempatkan Allah dalam hati dan pikiran kita di tempat no. kesekian padahal Ia sumber hidup kita?"

Camkan: Dungu! Itulah komentar Allah terhadap Anda bila Anda berpaut pada berhala-berhala!

(0.24421335862069) (Yes 62:1) (sh: Kembali menjadi istri yang dikasihi (Selasa, 30 Agustus 2005))
Kembali menjadi istri yang dikasihi

Kembali menjadi istri yang dikasihi Salah satu pengampunan terindah di antara manusia adalah ketika seorang suami mengampuni istri atau sebaliknya dan menerimanya kembali menjadi pasangannya. Peristiwa ini sering dipakai di dalam Alkitab untuk menggambarkan kasih Allah kepada umat-Nya.

Janji keselamatan melalui pemulihan bagi umat Allah dikumandangkan oleh hamba-Nya dengan penuh semangat (ayat 1). Sion akan dipulihkan menjadi bangsa yang benar dan mulia serta memiliki nama baru yang berasal dari Tuhan sendiri (ayat 2-3). Hubungan yang pulih antara Israel dengan Tuhan itu digambarkan seperti sepasang mempelai. Israel yang "diceraikan" Allah karena perbuatan dosa mereka kini diterima kembali sebagai istri yang dikasihi (ayat 4). Allah yang menerima Israel kembali digambarkan seperti seorang jejaka menikahi seorang gadis (ayat 5). Gambaran tersebut menyiratkan umat-Nya telah disucikan sehingga layak menerima kasih Allah. Allah menggandeng Israel layaknya pengantin yang memandang hidup baru mereka dengan bahagia.

Seperti suami melindungi istri, Allah mengutus para hamba-Nya untuk menjaga Israel dari para musuh (ayat 6). Para hamba-Nya akan terus-menerus menaikkan syafaat kepada Allah sampai umat-Nya diangkat kembali dalam kemuliaan mereka yang semula (ayat 7). Tanggung jawab Allah mencukupi kebutuhan hidup umat-Nya dilakukan-Nya dengan memberkati usaha umat-Nya. Ia tak akan lagi menghukum umat-Nya dengan menyerahkan mereka ke tangan musuh (ayat 8-9). Melalui para hamba-Nya, Ia memanggil kembali umat-Nya untuk menikmati hidup baru dalam kekudusan (ayat 10-12).

Allah akan mengampuni dan memulihkan umat-Nya yang mau bertobat. Kita harus mengumandangkan kabar baik ini. Oleh karena itu, kita harus pergi memberitakan kabar ini dan menyampaikannya kepada setiap orang percaya yang kita temui.

Renungkan: Pertobatan adalah pintu untuk menikmati hubungan yang mesra dengan-Nya.

(0.24421335862069) (Yer 30:1) (sh: Pembaharuan sebuah bangsa (Minggu, 22 April 2001))
Pembaharuan sebuah bangsa

Pembaharuan sebuah bangsa. Firman Tuhan yang terdapat dalam perikop ini merupakan bagian dari kesatuan pasal 30-33 yang mempunyai tema tunggal yaitu pembaharuan bangsa Yehuda. Kita akan merenungkan pembaharuan yang dijanjikan Allah kepada Yehuda.

Kesengsaraan yang dialami oleh bangsa Yehuda sangat mengerikan. Bangsa itu telah menjadi lumpuh dan terpuruk total sebab para pahlawannya seperti wanita yang akan melahirkan dan ditimpa kegentaran yang luar biasa sehingga hanya dapat menjerit-jerit (5-6). Apakah mungkin membangun negara tanpa pahlawan-pahlawan? Apakah mungkin membangun sebuah negara jika negara itu sedang dalam jajahan negara lain (8-9)? Tidak mungkin! Bangsa ini tidak mungkin bangkit dengan kekuatannya sendiri. Allah dengan jelas mengatakan bahwa 'akan datang waktunya' (3). Penderitaan dan kegentaran akan berakhir jika Allah sendiri yang mengadakan pembaharuan. Artinya pembaharuan itu adalah anugerah Allah sebab mereka adalah bangsa yang berdosa (11). Pembaharuan yang dilakukan Allah adalah pembaharuan yang sejati sebab tujuan utama pembaharuan-Nya bukanlah sekadar membebaskan bangsa Yehuda dari jajahan bangsa lain (8, 9) ataupun memberikan kehidupan yang tenang dan aman (10). Tujuan utama pembaharuan Allah adalah agar Yehuda kembali beribadah kepada Allah (9). Arah pembaharuan sejati adalah mengembalikan manusia ke dalam hubungan yang benar dengan Allah yaitu manusia yang menyembah, memuliakan dan mentaati kehendak-Nya.

Renungkan: Melihat kondisi dan situasi bangsa Indonesia yang nampak sulit untuk diperbaharui, janganlah pesimis. Bangsa kita sebenarnya membutuhkan anugerah Allah agar dapat mengalami pembaharuan menuju arah yang benar. Hal pertama dapat kita lakukan adalah berdoa agar Allah sudi mencurahkan anugerah-Nya.

Bacaan untuk Minggu Paskah 2

Kisah Para Rasul 4:32-35

1Yohanes 5:1-6

Matius 28:11-20

Mazmur 148

Lagu: Kidung Jemaat 40

(0.24421335862069) (Yeh 24:1) (sh: Catat tanggal pelaksanaannya (Rabu, 12 September 2001))
Catat tanggal pelaksanaannya

Catat tanggal pelaksanaannya. Nabi Yehezkiel menerima berita ini pada hari yang sama dengan permulaan pengepungan Yerusalem oleh pasukan Babel. Serbuan ini berlangsung sekitar dua tahun dan mengakibatkan kebinasaan seluruh Yerusalem. Yerusalem akan menjadi seperti sebuah kuali dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan. Daging dan tulang akan dimakan pasukan Babel, setelah isi kuali itu habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur, dan karatnya hilang (ayat 11). Karena Yerusalem menolak Allah membersihkannya dari segala kecemarannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Gambaran Allah yang jelas ini seharusnya membuat Kristen sadar bahwa sepanjang masa Allah tidak pernah berkompromi dengan dosa.

Allah berkali-kali mencurahkan isi hati-Nya dengan metafora sebagai Pengusaha pokok anggur yang bertindak menggunting daun-daun pohon anggur apabila tidak menghasilkan buah (Yoh. 15). Atau apabila menghasilkan buah yang asam akan ada tindakan yang terburuk, yakni mencabut pohon tersebut dan membuangnya. Terhadap pribadi-pribadi yang memiliki perasaan seperti Pencipta kita, Allah sering melukiskan diri-Nya sebagai Bapa yang rindu melihat anak-anak-Nya yang terhanyut di dalam lumpur dosa, mau menyambut uluran tangan- Nya yang menyelamatkan. Namun seringkali tanggapan kita begitu bertolakbelakang dari yang diharapkan Tuhan. Kita sering cepat- cepat menggerakkan kaki kita untuk melarikan diri dari pertolongan-Nya hingga hasilnya bukanlah pertobatan melainkan menolak Allah dengan tangan kita yang "kecil". Hal ini sungguh membuat hati Allah pedih. Namun ada saatnya Allah mengumumkan ketegasan-Nya menindak kita seperti Ia menindak Israel. Bila waktu itu sudah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meluputkan diri.

Renungkan: Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia kita dapat dibersihkan dari dosa (Why. 5-22). Tanggal penghakiman sudah ditentukan. Selagi pintu kesempatan masih terbuka, kita dapat mengoreksi dan menyesali segala ketidaktaatan kita, kemudian hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Mengejar kekudusan hidup adalah pekerjaan sepanjang hayat kita di muka bumi ini.

(0.24421335862069) (Yeh 36:1) (sh: Tanah dan ranah (Selasa, 13 November 2001))
Tanah dan ranah

Tanah dan ranah. Tanah adalah berkah. Berkah adalah ranah (unsur atau elemen yang dibatasi) -- tiada berkah tanpa perbatasan. Ketika berkah tak lagi dianggap sebagai anugerah, kala tanah tak lagi dipertahankan cerah, di sanalah ranah dilanggar dan sang kafilah harus menanggung amarah.

Bagi bangsa Israel, tanah adalah sesuatu yang amat kudus -- jauh dari urusan broker seperti sekarang (lihat Im. 25). Tanah mengandung unsur rohani yang begitu dalam -- tanah Palestina adalah tanah Allah sendiri. Karena itulah tanah ini kudus: bukan karena pada dirinya sendiri tanah itu kudus, tapi karena Allah yang kudus memberikannya kepada Israel dan hadir di sana.

Mereka yang berada di Babel menangis. Tanah mereka dilalap habis oleh musuh yang bengis. Salah mereka sendiri. Mereka kemudian rindu rumah. Allah memberikan sepercik kebahagiaan lewat kata. Ia berjanji akan melawan musuh-musuh Israel. Edom akan dihancurkan dan tanah terjarah dapat kembali dihuni. Bangsa Israel akan mendapatkan kembali harta mereka yang sangat berharga. Keadaan akan kembali seperti dulu ketika Daud berkuasa, bahkan lebih daripada itu! Penderitaan bukan selama-lamanya. Harapanlah yang tinggal tetap.

Ayat 16-21 menunjukkan suatu keadaan yang sangat menyedihkan. Waktu kekudusan tanah dilanggar, kekudusan Allah dilanggar pula. Kenajisan Israel digambarkan seperti wanita sehabis menstruasi, menyebabkan Allah murka dan menarik berkah-Nya. Tanah itu tiada lagi dapat didiami. Bangsa Israel tersebar ke mana-mana. Hukuman Allah tersebut membawa akibat kedua: kini bangsa-bangsa lain mencemoohkan nama Allah sendiri. Musuh- musuh Israel berkata, "Di mana Yahweh? Bukankah Allah mereka tidak berkuasa?" Nama Allah pun dipermalukan.

Renungkan: Allah yang kudus telah memberikan banyak hal yang baik bagi kita. Kita perlu ingat bahwa setiap berkat memiliki batasnya: jangan menajiskan berkat itu! Berdoalah pada Tuhan agar Anda dapat menghargai anugerah-Nya, sehingga Anda terluput dari hukuman dan tidak mempermalukan Sang Pemberi Rahmat!



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA