Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2561 - 2580 dari 3400 ayat untuk lain [Pencarian Tepat] (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.1175642972973) (Hak 8:4) (sh: Sepuluh kali nama Zebah dan Selmuna (Senin, 13 Oktober 1997))
Sepuluh kali nama Zebah dan Selmuna

Sepuluh kali nama Zebah dan Selmuna
disebutkan dalam perikop ini. Keduanya adalah tokoh, yakni raja-raja Midian. Orang-orang Midian berkuasa atas Israel selama tujuh tahun, memeras dan menjadikan umat Tuhan sangat melarat (ayat 6:1-6).

Lisensi Tuhan agar melarat. Gara-garanya adalah ulah umat Israel sendiri. Mereka melakukan hal yang jahat di mata Tuhan dan serong kepada penyembahan berhala. Kekejian umat menyebabkan Allah murka. Ia memberikan lisensi atau izin kepada orang Midian untuk menindas habis-habisan orang Israel. Ini pelajaran rohani penting bagi kita. Allah dapat mengizinkan atau membiarkan kuasa musuh "menghantam" kita demi kebaikan. Hajaran Tuhan antara lain bertujuan untuk mengurangi arau melenyapkan semangat pementingan diri.

Pemulihan dan pembebasan. Setelah Israel kembali kepada Tuhan dan meninggalkan berhala-berhala keji itu, hati Allah tertuju lagi kepada Israel. Di bawah perintah Gideon umat Tuhan kembali dipulihkan. Proses pemulihan memang memerlukan pengorbanan dan rasa sakit. Namun itu layak diterima sebab pasti akan menghasilkan kebaikan bagi umat Tuhan?

Renungkan: Jangan takut pada rasa sakit, takutlah pada penyakit dosa yang merusak.

(0.1175642972973) (Hak 9:22) (sh: Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan. (Kamis, 16 Oktober 1997))
Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan.

Akan jadi seru dan laku andaikata kisah perang ini disinetronkan.
Bukankah orang suka menonton adegan berdarah, dendam kesumat, kekerasan dan sejenisnya?

Kekuasaan manusia ada batasnya. Tiga tahun Abimelekh memerintah sebagai raja. Kemudian muncullah cerita perang yang panjang. Pembangunan ke arah masyarakat sejahtera, adil dan makmur tidak disebut sama sekali. Mungkin pembangunan itu ada, tetapi tidak seberapa. Agaknya yang perlu bagi dia adalah kekuasaan demi kekuasaan, tetapi kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat. Ini peringatan telak bagi saya, Anda dan setiap penguasa. Untuk menopang kekuasaan, diperlukan ketulusan, kejujuran, hikmat ilahi, sistem yang baik.

Pembalasan adalah hak Allah. Allah dapat membiarkan berlakunya hukum sebab-akibat terhadap penguasa dan rakyat. Bukan Allah yang jahat, tetapi dalam hal apa pun selalu ada akibat dari kejahatan. Itu dapat kita simak dengan gamblang dalam kisah Kain yang membunuh Habel. Kisah itu adalah bapa dari semua kisah pembunuhan, pembantaian, dan kekerasan lain. Allah yang membalas kejahatan Abimelekh yang tak menghormati ayahnya dan membunuh saudara-saudaranya, bukan pendendam. Allah bertindak adil, memberi yang setimpal dengan yang telah dipilih Abimelekh sendiri.

(0.1175642972973) (Hak 17:1) (sh: Dalam lima pasal terakhir ini, (Senin, 3 November 1997))
Dalam lima pasal terakhir ini,

Dalam lima pasal terakhir ini,
Hakim-hakim membongkar tiga kasus yang menunjukkan kekacauan zaman itu.

Dosa mencuri. Mikha mencuri uang perak ibunya. Ia sempat membuat ibunya menduga, orang lain yang mencuri. Kesalahannya jelas tidak ringan. Namun begitu ia mengaku, ibunya segera mengampuni. Sikap ibunya yang lunak itu mungkin dapat kita benarkan karena alasan sayang. Tetapi hal itu tidak mendidik. Pengampunan dan pemulihan memang harus terjadi di antara umat Tuhan, namun tidak dengan menyepelekan dosa.

Dosa penyembahan berhala. Bisa dimengerti, kalau ibu itu tidak memiliki prinsip jelas tentang disiplin, karena tidak tahu tentang kebenaran. Firman Tuhan menyatakan:1) larangan penyembahan berhala, 2) hanya keturunan Harun yang boleh menjadi imam, 3) kurban harus diberikan di kemah sembahyang, 4) berkat hanya datang karena ketaatan bukan oleh upacara ibadah. Bila orang Lewi saja tidak paham aturan itu, apalagi keluarga tersebut. Tidak heran bila umat Tuhan itu hidup liar.

Renungkan: Paham dan taat Firman Allah adalah prasyarat kepribadian yang berintegritas, keluarga rukun, masyarakat yang diberkati Tuhan.

(0.1175642972973) (Hak 18:14) (sh: Merampas berhala. (Rabu, 5 November 1997))
Merampas berhala.

Merampas berhala.
Orang-orang Dan yang tahu bahwa Milkha memiliki beberapa benda penyembahan berhala, bersepakat untuk merampas berhala-berhala tersebut. Sungguh menyedihkan. Biasanya orang menginginkan hal yang benar dengan cara yang salah. Tetapi kini, mereka menginginkan hal yang Tuhan Allah larang yang seharusnya dimusnahkan dari tengah umat Allah. Hal itu kini mereka dapatkan dengan cara merampas. Kisah ini melukiskan betapa gelap keadaan umat Israel waktu itu. Karena tak ada pegangan apa pun, berhala pun mereka rampok.

Dasar yang sesat. Apa yang dicatat dalam Kitab Hakim-hakim ini membuka jalan bagi lembar-lembar lebih gelap dalam sejarah Israel kelak. Dan kemudian hari menjadi pusat penyembahan yang berperan penting. Sesudah Kerajaan Salomo kelak terpecah menjadi dua [931 SM], Dan ditahbiskan menjadi pusat penyembahan resmi dari Raja Yeroboam I yang murtad itu. Dengan kata lain, oleh kitab ini ditelanjangi asal dari penyembahan sesat Israel, yaitu pencurian berhala oleh Dan dan pelayanan yang dilakukan oleh seorang nabi sesat.

Renungkan: Bila kita ingin membangun masa depan yang baik kita perlu meletakkan dasar yang kokoh yang penuh integritas.

Doa: Peganglah kemudiku Tuhan agar tak menyimpang ke kesesatan.

(0.1175642972973) (Rut 1:7) (sh: Bebas memilih (Sabtu, 10 April 1999))
Bebas memilih

Bebas memilih. Ketika Naomi menyampaikan keputusannya untuk pulang ke kampung halamannya di Betlehem, ia memberi kebebasan kepada kedua menantunya, Orpa dan Rut, untuk memilih jalan hidup yang terbaik. Sekalipun Naomi mengakui bahwa Orpa dan Rut adalah juga anak-anaknya, namun ia menyadari bahwa Israel bukanlah tanah mereka. Orpa pun lalu memilih kembali ke Moab. Tetapi Rut memilih untuk ikut serta Naomi, pulang ke Betlehem.

"Bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku!" Suatu ungkapan keyakinan iman yang datang dari orang yang justru tidak mengenal Allah. Darimana Rut mengenal Tuhan? Tentu bukan karena pelajaran kilat sepanjang perjalanan dengan Naomi. Rupanya, selama 10 tahun sebagai istri Mahlon, dan hidup berdampingan dengan keluarga Elimelekh, Rut menyaksikan betapa keluarga ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Kedekatan hubungan itu tercermin melalui pola kehidupan mereka setiap hari. Itu sebabnya, tanpa ragu lagi, ia menyatakan percayanya, serta memutuskan untuk mengikut Naomi.

Renungkan: Melalui keluarga Elimelekh, Rut dimenangkan bagi Tuhan. Bagaimana dengan keluarga Anda? Adakah mencerminkan kehadiran Allah di dalamnya?

Doa: Mampukanlah saya membawa serta kasih-Mu dalam kehidupan ini, agar menjadi berkat bagi orang lain.

(0.1175642972973) (1Sam 10:17) (sh: Proses pembentukan pemimpin. (Selasa, 2 Desember 1997))
Proses pembentukan pemimpin.

Proses pembentukan pemimpin.
Banyak teori mengenai kepemimpinan. Ada yang mengatakan kepemimpinan sudah dikaruniakan sejak lahir. Ada lagi anggapan, pemimpin disiapkan melalui pendidikan atau pelatihan. Masih banyak lagi teori dapat diajukan. Dalam bagian ini kita diingatkan bahwa kepemimpinan umat Allah ditentukan dan diurapi Allah sendiri. Pilihan Allah mutlak dan mendasari semua lainnya, namun bukan berarti meniadakan proses yang lain. Itu sebabnya, Tuhan sendiri mengatur agar Saul yang telah dipilih-Nya, dapat diurapi di depan umat.

Kesadaran diri yang bagaimana? Orang sering mengacaukan rendah hati dengan rendah diri. Rendah hati atau rendah dirikah Saul sehingga menyembunyikan diri? Mungkin ia bersikap demikian karena merasa tidak sanggup memikul tugas yang dipercayakan kepadanya. Seorang pemimpin seharusnya menerima tanggung jawab yang dipercayakan Tuhan dengan sikap syukur dan rendah hati. Kristuslah teladan paling sempurna tentang sikap pemimpin. Mari kita selaraskan sikap dan sifat kita dengan kemuliaan tugas yang Tuhan percayakan.

Renungkan: Meski kecil tak berdaya, jangan cemas menerima tugas besar dari Tuhan yang Maha Besar. Ia akan menolong kita.

Doa: Kiranya pemimpin gereja kami mengandalkan-Mu selalu.

(0.1175642972973) (1Sam 16:1) (sh: Pilihan Tuhan. (Kamis, 11 Desember 1997))
Pilihan Tuhan.

Pilihan Tuhan.
Saul ditolak Tuhan sebagai raja Israel karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya (pasal 1Sam. 15). Penolakan itu membuat Samuel sedih (ayat 1). Ia merasa bertanggung jawab atas kejatuhan Saul. Tuhan mengingatkan Samuel bahwa sebagai hamba Tuhan ia harus memperhatikan kehendak Tuhan bukan membela orang yang berontak terhadap Tuhan. Samuel diberi tugas baru, mencari pengganti Saul. Dengan jujur Samuel mengakui takut dibunuh oleh Saul (ayat 2). Bagian ini mengungkapkan kondisi Saul yang membahayakan orang lain, dan Samuel yang banyak memperhatikan segi lahir dibandingkan pertimbangan rohani.

Pasca Saul. Setelah Daud diurapi, Allah berkenan memakainya. Konsekuensinya Allah tidak lagi memakai Saul (ayat 14). Era Daud pun dimulai. Cara Tuhan unik. Ia menempatkan Daud di istana sebagai pemain kecapi raja (ayat 16-23). Pasti banyak hal yang dipelajari Daud akibat-akibat kejatuhan seperti yang disaksikannya pada Saul. Apa yang Tuhan ingin Daud pelajari saat itu?

Renungkan: Urapan Tuhan pada pemimpin bukan hanya menyertai yang bersangkutan tetapi juga kesejahteraan yang dipimpinnya.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah hikmat, keadilan dan kejujuran bagi para pemimpin kami.

(0.1175642972973) (1Sam 17:1) (sh: Tekanan terhadap Saul. (Jumat, 12 Desember 1997))
Tekanan terhadap Saul.

Tekanan terhadap Saul.
Setelah Allah memilih Daud menjadi calon pengganti Saul, tekanan Saul semakin berat, karena Filistin siap menyerang Israel (ayat 1). Dalam keadaan ditinggalkan Tuhan, pasti jiwanya merana. Kondisi rohani berpengaruh ke kondisi jiwa dan jasmani. Saul tentu lemah dan tak berdaya karena tidak berkenan kepada Tuhan (ayat 16:14). Ejekan Goliat yang menakutkan dan menyakitkan hati itu, semakin menekan jiwanya. Ancaman Goliat mengandung konsekuensi berat. Israel terancam diperhamba ulang oleh Filistin. Saul takut dan cemas, seluruh rakyatnya pun terpengaruh tak bisa berbuat lain.

Dari mana datangnya takut dan cemas? Mengapa Saul takut dan cemas? Apakah hal itu disebabkan oleh besarnya tubuh dan dahsyatnya kekuatan Goliat? Tidak! Sumber terdalam takut dan cemas dalam diri Saul adalah kesadaran telah ditinggalkan Tuhan. Kini semua ancaman bahaya harus dihadapi sendiri tanpa Allah. Itulah konsekuensi orang yang coba-coba berjalan mengikuti kemauan sendiri dan membangkang terhadap perintah Tuhan!

Renungkan: Meski iman saya kecil asalkan ditujukan pada Tuhan yang Maha Besar, sebesar apa pun masalah yang saya hadapi, dapat saya atasi karena Tuhan.

Doa: Tuhan, tolongku menilai masalahku dalam iman dan ketergantungan penuh kepada-Mu.

(0.1175642972973) (1Sam 18:16) (sh: Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud. (Selasa, 27 Januari 1998))
Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud.

Menghalalkan semua cara ditempuh Saul untuk menyingkirkan Daud.
Gagal dengan rencana pertama, Ia lanjutkan jurus mautnya kedua, dengan rencana yang lebih keji dan rendah. Anak perempuannya dijadikan perangkap bagi Daud. Saul berencana mengambil Daud menjadi menantu dan mengangkatnya menjadi panglima perang. Tujuannya adalah mengorbankan Daud dalam perang dengan Filistin. Saul semakin licik, yang menjadi istri Daud bukan Merab (ayat 19), melainkan Mikhal (ayat 20). Tuhan mengatur lain, sehingga Mikhal menjadi istri Daud. Jebakan Saul belum berakhir. Saul yang tidak lagi didiami Roh Tuhan merupakan contoh buruk bagi semua orang yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.

"Tak akan dibiarkan-Nya orang benar itu goyah!" Berbagai jebakan dan perangkap yang direncanakan Saul tak berhasil. Daud lebih unggul dari semua panglima Saul (ayat 30). Melihat ini bukankah kita semakin diyakinkan, bahwa jika menggantungkan seluruh keberadaan kita kepadaNya, tak akan dibiarkan-Nya kita goyah dan kuatir. Dia berjalan di depan sebagai Panglima yang siap berperang untuk kita (Yos. 23:10).

Doa: Terima kasih Tuhan, karena Engkau sahabatku terpercaya yang menghibur dan pelindungiku.

(0.1175642972973) (1Sam 20:1) (sh: Antara Sahabat dan orang tua. (Kamis, 29 Januari 1998))
Antara Sahabat dan orang tua.

Antara Sahabat dan orang tua.
Kadang-kadang kita harus memilih antara memihak orangtua atau sahabat. Bagi Yonatan, di satu pihak ia begitu mengasihi Daud, tetapi di pihak lain ia menghormati orang tuanya. Apakah dengan memilih memihak Daud, berarti Yonatan telah tidak berbakti kepada orang tua? Bagi orang Timur, sikap ini sering dianggap mengundang kutuk. Sebagai orang yang menaati Tuhan, pertanyaannya bukanlah soal memilih di antara orangtua dan sahabat, tetapi memilih antara kehendak Tuhan dan kesalahan.

Bersikap bijak dalam memilih. Berada di antara dua atau lebih pilihan, kadang membuat kita bingung, sehingga tidak lagi berpikir logis realistis dalam menerapkan prinsip. Pengambilan keputusan lebih banyak dikuasai oleh sikap marah dan kecewa. Dalam kondisi seperti ini, Yonatan tidaklah bertindak gegabah dalam mengambil keputusan menentukan pilihan. Ia mampu berpikir jernih. Bahkan bersama Daud, ia mengikat persahabatan yang murni berdasarkan kasih Tuhan. Inilah suatu gambaran hubungan antar manusia yang indah, yang dipenuhi oleh Roh Tuhan. Mereka dapat mewujud-nyatakan hukum kasih yang difirmankan oleh Tuhan (band. 1Kor. 13).

Doa: Tuhan, mampukanlah Aku untuk mewujudnyatakan kasih Kristus dalam hidup dengan sesama.

(0.1175642972973) (1Sam 28:1) (sh: Daud terjepit. (Senin, 09 Februari 1998))
Daud terjepit.

Daud terjepit.
Keputusan swpihak yang ditempuh Daud, tanpa melibatkan Tuhan, mulai mendatangkan kesulitan dirinya. Daud diperhadapkan dengan pilihan-pilihan pahit. Ibarat makan buah simala kama. Sampai berapa lama Daud mampu bertahan dalam dusta dan kepura-puraan? Pengalaman menyatakan, pada saat kita mulai meninggalkan Allah dan mengatasi persoalan dengan mengandalkan kemampuan diri sendiri, kita akan terus terdorong melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Tanpa kita sadari semakin lama kita semakin menjauh dari-Nya.

Saul pun terjepit. Saul stress karena tak dapat menerima kenyataan bahwa dia telah ditolak oleh Tuhan dan bahwa Daud telah dipilih oleh Allah untuk menggantikannya. Datang kepada Tuhan tidak mungkin, karena ia sudah tahu bahwa Tuhan telah undur dan tidak lagi mau menjawab doa-doanya. Alternatif yang paling akhir menurut Saul adalah meminta bantuan paranormal. Dari cerita ini jelas sekali bahwa ketidaksetiaan kepada Allah, akan menjerumuskan manusia dari dosa yang satu ke dosa yang lain, sampai kepada kesesatan yang mematikan.

Renungkan: Di dalam dunia ini ada dua jalan, dua pilihan, dari dua asal yang berbeda posisi. Iblis tidak setara Allah, namun bila kita tidak memihak Allah, ia bisa berhasil memangsa kita.

(0.1175642972973) (1Sam 29:1) (sh: Menelan kepahitan. (Selasa, 10 Februari 1998))
Menelan kepahitan.

Menelan kepahitan.
Raja Akhis dapat diyakinkan tentang kesetiaan Daud. Tetapi bagaimana dengan para panglima Filistin? Maukah mereka percaya pada kesetiaan Daud? Tidak! Mereka kuatir kalau-kalau Daud akan berkhianat, dan di mata mereka Daud tetap orang Israel. Ternyata meyakinkan kesetiaan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Daud harus menelan kepahitan akibat ulahnya sendiri. Untuk meyakinkan kesetiaan kita, berbagai cara dapat kita tempuh. Tetapi untuk meyakinkan kesetiaan kita kepada Allah hanya dengan cara, menaati perintah-perintah-Nya.

Kepahitan pun ada gunanya. Sulit menerima fakta apabila kesetiaan kita diragukan. Daud harus dengan lapang dada menerima kenyataan ini. Namun di balik kepahitan ini, rupanya Tuhan mempunyai maksud lain, di luar pemikiran Daud. Penolakan orang Filistin merupakan cara Tuhan menyelamatkan Daud dari dosa mengkhianati bangsa dan keluarganya sendiri. Tuhan mampu mengubah yang pahit menjadi manis, yang lemah dibangkitkan, yang susah dibahagiakan.

Renungkan: Bahwa di balik pergumulan yang Anda alami, ada maksud Allah yang indah sedang dijalin.

Doa: Tuhan Yesus, kiranya pelajaran dari kejatuhan tokoh Perjanjian Lama ini membuat kami waspada selalu.

(0.1175642972973) (2Sam 1:1) (sh: Berita itu cepat tersiar. (Jumat, 13 Februari 1998))
Berita itu cepat tersiar.

Berita itu cepat tersiar.
Ada yang berniat jahat dan ada pula yang berniat baik. Di saat Daud beroleh kemenangan, kabar tentang kematian Saul diterimanya. Jika kita bandingkan perikop ini dengan sebelumnya (khususnya ayat 7-10 dengan 1Sam. 31:4-5), ada perbedaan yang mencolok. Mengapa? Barangkali si pembawa kabar merekayasa sedemikian rupa agar supaya dapat dipercaya, dan mendapat upah atau jabatan. Sebaliknya, si pembawa berita dihukum mati sesuai dengan ucapannya (ayat 13-16, bdk. Ams. 18:21 dan Mat. 12:37).

Kasih yang mendalam dan tulus. Dari segi kemanusiaan kesempatan yang pada saat ini terpampang di hadapan Daud sangat mempercepat prosesnya menjadi raja. Ternyata Daud menyatakan kasih yang mendalam dan tulus (ayat 11-12). Seandainya Anda dan setiap pengikut Yesus memiliki kasih yang seperti itu, pasti tidak akan terjadi pertikaian antar pimpinan gereja yang menyangkut kedudukan, penyalah-gunaan harta, dlsb. Contoh yang direfleksikan Daud ini sungguh menakjubkan untuk diberlakukan pada masa kini. Suara siapakah yang berbicara di dalam hatimu dan hatiku, ketika kita mendengar kematian orang lain, terlebih kematian dari orang-orang yang membenci kita?

Doa: Tuhan, ajar kami senantiasa mengasihi sesama, bahkan yang membenci kami pun dapat kami kasihi. Amin.

(0.1175642972973) (2Sam 1:17) (sh: Ratapan yang istimewa. (Sabtu, 14 Februari 1998))
Ratapan yang istimewa.

Ratapan yang istimewa.
Betapa sulit menentukan prioritas dalam hidup. Menggubah lagu kebangsaan tanda kemenangan tidak menjadi prioritas Daud, tetapi ratapan untuk mengenang hubungan baik, jasa-jasa seseorang yang tidak pernah terlupakan dalam hidupnya. Jika kita mempunyai waktu membaca ulang hubungan raja Saul dan Daud, pasti kagum atas gubahan ratapan ini. Keistimewaannya, Daud sendiri menggubah dan menyanyikannya (ayat 17), lalu memerintahkan untuk diajarkan (ayat 18). Apabila Anda dan saya dalam posisi Daud, mungkin prioritas kita adalah strategi untuk memperkokoh kedudukan, dan menumpas sampai ke akar-akarnya pengikut-pengikut pendahulu.

Bait demi bait. Bila kita simak baik-baik, tidak ada satu pun kata dalam syair itu yang menggambarkan kebencian, menyatakan kejelekan dan kebejatan raja Saul. Bahkan seluruh bangsa Israel dilarang untuk menyebarkan berita gugurnya pahlawan di Gilboa (ayat 20-21). Kepahlawanan, keberanian, kesetiaan, keindahan, keramahan, semua yang mulia (bdk. Flp. 4:88), itulah yang diungkapkan Daud tentang raja Saul, Yonathan dan para pahlawan.

Renungkan: Apakah lagu, gosip, nada dan kisah yang Anda sebarluaskan kepada orang lain?

Doa: Tuhan Yesus Kristus yang baik, tolonglah kami menjadi pembawa berita yang baik. Amin.

(0.1175642972973) (2Sam 3:2) (sh: Keluarga dan kehidupan. (Selasa, 17 Februari 1998))
Keluarga dan kehidupan.

Keluarga dan kehidupan.
Tuhan selalu menyertai kehidupan Daud. Di kota Hebron, Tuhan tidak hanya memberkati dirinya, namun juga seisi rumahnya (bdk. Kis. 16:31). Janji penyertaan Tuhan adalah jaminan kuat bagi setiap orang yang beriman (bdk. Mzm. 119:140). Di pihak lain, Tuhan akan berpaling dari kehidupan orang yang tidak setia kepada-Nya. Keadaan raja Isybosyet (keturunan raja Saul) semakin lemah dan runtuh (bdk. Rat. 5:7). Kesalah-mengertian antara raja Isybosyet dengan panglimanya Abner membawa kehancuran. Ucapan Isybosyet telah menusuk perasaan Abner. Akibatnya ia marah, dan Isybosyet kehilangan orang yang selama ini diandalkannya (ayat 8-11).

Memberlakukan yang diucapkan. Ucapan dalam keadaan marah seringkali hanyalah ancaman yang tidak dilaksanakan. Namun Abner benar-benar bertindak sesuai ucapannya. Ia tahu risiko dan tuntutan Raja Daud akan berat kepadanya tetapi sebagai pahlawan sejati, Abner tidak gentar menghadapinya. Perundingan antara panglima Abner dan Raja Daud berjalan dengan baik, karena kedua belah pihak sama-sama mempunyai prinsip untuk berdamai yang saling menguntungkan (ayat 12-21).

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu memikirkan hal-hal yang terbaik.

(0.1175642972973) (2Sam 5:11) (sh: Diberkati agar menjadi berkat. (Sabtu, 21 Februari 1998))
Diberkati agar menjadi berkat.

Diberkati agar menjadi berkat.
Tuhan memberkati pemerintahan dan rumah tangga Daud. Ia dihormati dan dibanggakan bangsa Israel. Wibawa pemerintahannya diakui rakyat dan disegani bangsa-bangsa lain. Semua berkat kejayaan dan keagungan yang diterima Daud adalah karena tanggung-jawabnya sebagai raja atas umat Allah. Allah memberi semua itu agar Daud menjadi berkat bagi umat dengan memimpin dalam keadilan, kebenaran, kesucian dan ketaatan kepada Allah. Siapa pun yang diberkati Tuhan menjadi pemimpin haruslah menjadi pengayom, yang membuat orang yang dipimpinnya merasakan berkat Tuhan.

Kemenangan sempurna. Dibanding para pengikut Daud, bala tentara Filistin jauh lebih hebat. Tetapi kemenangan memihak Daud. Ia tidak berperang dengan mengandalkan senjata, strategi perang, ataupun militansi pengikutnya. Ia bertanya kepada Tuhan. Berperang bersama dan dalam tuntunan Tuhan. Kemenangan yang sempurna atas setiap pergumulan akan terjadi jika kita setia dan berharap kepada Tuhan.

Renungkan: Pemimpin yang jadi berkat ialah yang penuh wibawa dan berkat Allah dan selalu sadar akan kehambaan dirinya.

Doa: Ya Tuhan saya mau mengisi kehidupan ini seturut kehendak-Mu dan menjadi berkat bagi sesama.

(0.1175642972973) (2Sam 7:1) (sh: Kebangunan Gereja. (Senin, 23 Februari 1998))
Kebangunan Gereja.

Kebangunan Gereja.
Di tengah tantangan dunia yang makin berat kita justru menyaksikan kebangunan gereja. Semakin dibabat semakin merambat. Tuhan membuktikan janji-Nya bahwa Dia hadir menyertai Gereja-Nya dan tidak ada kekuatan apa pun dapat menghalangi kemajuan karya-Nya. Apakah kebangunan yang dimaksud sekadar gedung besar, atau kelahiran gerakan sempalan, atau sungguh kebangunan sejati, masih harus diteliti lagi. Syukur kepada Tuhan atas kebangunan gereja ini. Namun perjuangan masih panjang. Kebangunan gereja ini harus menyeluruh, bukan sekedar kulit tetapi lebih lagi isi.

Bukti Tuhan hadir. Tuhan hadir (dalam kemah) menyertai dan melindungi umat-Nya dalam pengembaraannya. Bait dari kayu aras, kemapanan gereja-gereja besar bukanlah unsur hakiki kehadiran Tuhan. Kebangunan gereja harus diperjuangkan, bukan hanya sampai pada daya tarik membuat orang pergi ke gereja. Kebangunan itu harus sampai pada pemberdayaan kita sekalian sebagai umat untuk hidup bergereja. Artinya sengsara kematian Kristus itu ditujukan untuk membangun suatu umat yang akrab dengan Allah, akrab satu sama lain, dan yang memancarkan kasih Allah secara nyata dalam masyarakat.

Renungkan: Kesejatian gereja yang seringkali bersifat tak tampak patut diperjuangkan agar tampak nyata dalam gereja yang tampak.

(0.1175642972973) (2Sam 13:23) (sh: Dendam. (Senin, 29 Juni 1998))
Dendam.

Dendam.
Dendam Absalom, saudara kandung Tamar, terus membara. Perbuatan Amnon memperkosa Tamar tidak dapat diterima oleh Absalom. Dendam ini telah tersimpan dua tahun lamanya. Setelah sekian lama, datanglah kesempatan baik untuk menuntaskan dendam lama. Amnon dan saudara-saudaranya, para anak raja, berkumpul untuk bersukacita karena Absalom mengadakan pengguntingan bulu domba. Saat itu dianggap saat yang tepat untuk melampiaskan dendam. Pembunuhan menjadi puncak dendam.

Takut. Setelah dendam terbalaskan, hati puas seketika. Rasa malu yang diakibatkan oleh Amnon telah terbayar. Orang yang begitu dibenci sekarang telah mati di tangannya. Sukacita datang. Tetapi sukacita ini tidak bertahan lama. Muncullah rasa takut. Absalom takut atas perbuatannya sendiri menghabisi nyawa saudara ayahnya, Amnon.Takut karena telah melakukan dosa membunuh. Takut siapa tahu saudara Amnon akan mendendam dan membalasnya juga. Dendam dan pembalasan tidak pernah menghasilkan sukacita, melainkan rasa takut dan dosa.

Renungkan: Tuhan Yesus bukan saja menyelamatkan kita dari kuasa dosa yang kita buat, tetapi juga dari luka pahit kemarahan dan kebencian terhadap orang yang jahat terhadap kita.

Doakan: Orang yang sedang mendendam orang lain.

(0.1175642972973) (2Sam 15:13) (sh: Iman dan penalaran. (Jumat, 03 Juli 1998))
Iman dan penalaran.

Iman dan penalaran.
Ketika Daud menghadapi kenyataan yang membahayakan hidupnya dan keluarganya, dia menggunakan daya penalaran yang jernih! Dia rela meninggalkan istana agar jangan sampai celaka. Memang keberanian dibutuhkan untuk melawan, tetapi di samping keberanian juga dibutuhkan kearifan untuk mengalah, agar tidak terjadi pertumpahan darah yang sia-sia. Daud tidak menghendaki Yerusalem hancur. Daud juga tidak ingin membunuh anaknya sendiri, sebab itu ia mempersiapkan seorang mata-mata yang diselundupkan ke kubu lawan, dan mengecek ulang jaringan para pendukungnya yang masih setia kepadanya (ayat 32-36).

Harga kesetiaan. Apalah artinya harta dan tahta bila tiada lagi kesetiaan? Ironis memang. Anak kandung sendiri, Absalom, mau mencelakakan orang tuanya, sebaliknya orang-orang lain (ayat 7,18, 24-26) dan bahkan orang asing justru menyatakan dukungan dan kesetiaan mereka terhadap Daud yang sedang mengungsi dan belum memiliki masa depan yang pasti! (ayat 19,32). Kesetiaan memang masih jauh lebih bernilai dari pada kedudukan, harta dan kemuliaan; bahkan kesetiaan yang benar, jauh melampaui hubungan darah, kekerabatan bahkan kesukuan.

Renungkan: Kesetiaan adalah akibat dari memiliki hubungan yang akrab dan prinsip yang teguh.

(0.1175642972973) (2Sam 16:1) (sh: Ada udang di balik batu. (Sabtu, 04 Juli 1998))
Ada udang di balik batu.

Ada udang di balik batu.
Mefiboset adalah cucu Saul yang telah ditolong Daud (ps.9). Ziba, hamba Mefiboset, menjumpai Daud dengan berbagai persembahan. Kebaikannya memang menghasilkan upah! Segala kepunyaanMefiboset kini diserahkan kepadanya oleh Daud! Dan pengabdiannya dinyatakan kepada Daud (ayat 4). Tetapi sungguhkah Ziba tulus dan jujur? 2Samuel 19:24-30, menyajikan kisah lain dari pihak Mefiboset! Berhati-hatilah terhadap kebaikan seseorang! Ujilah motivasinya dan jangan tergesa-gesa mengambil tindakan atau cepat tergoda.

Kepasrahan Daud dan kebesaran jiwanya. Dalam hidup, kita harus siap untuk menghadapi berbagai kemungkinan (kebaikan semu, seperti yang ditampilkan Ziba, kejahatan karena dendam seperti tindakan Simei!). Selagi Daud jaya, Simei kecut dan takut; selagi Daud dalam posisi yang tersudut, Simei melancarkan keinginannya untuk membalas dendam! Celakanya, dendam telah membutakan akal warasnya. Daud tidak pernah menumpahkan darah Saul dan keluarganya, tetapi didakwa demikian (ayat 8). Menanggapi kebrutalan Simei, Daud tetap bersikap pasrah dalam kebesaran jiwanya. Dia berserah kepada Tuhan! Daud tidak membalas kekerasan dengan kekerasan.

Renungan: Seorang pemimpin perlu mendisiplin diri belajar sikap pasrah berserah kepada Tuhan dan berjiwa besar.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA