Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 241 - 260 dari 299 ayat untuk Roma [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.1244342325) (Rm 14:13) (sh: Jangan membuat jatuh orang lain. (Jumat, 31 Juli 1998))
Jangan membuat jatuh orang lain.

Jangan membuat jatuh orang lain.
Sikap benar sendiri, merasa lebih rohani, cenderung merendahkan orang, bisa sangat merusakkan persekutuan Kristen. Misalnya, bila Anda makan makanan yang dianggap haram oleh saudara seiman, yang berasal dari keyakinan yang menolak kebiasaan itu. Atau bila Anda menyukai jenis hiburan yang orang lain menganggapnya duniawi. Bila pertimbangan Anda hanyalah kesukaan dan pemahaman Anda saja, orang lain yang berbeda akan tersandung, sehingga akibatnya buruk: imannya tergoncang, keutuhan persaudaraan iman ikut goyah.

Ada yang lebih penting. Yang remeh harus tetap remeh. Masalah makanan, hari, dan seterusnya tidak boleh diberi tempat utama dalam hidup berjemaat. Masih banyak masalah yang jauh lebih penting: menegakkan kebenaran, hidup dalam damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Orang yang lebih dewasa rohani, seharusnya makin mampu menyangkali diri, bukan makin egois dan tak peduli. Bila ada dari gaya hidup kita yang berpotensi menimbulkan dampak negatif, kita harus bersikap dewasa. Menyenangkan Kristus, membangun iman orang lain, menjaga keutuhan persaudaraan iman adalah lebih penting daripada menyenangkan perut atau kebiasaan hidup kita lainnya.

Doa: Berilah kebijaksanaan kepadaku untuk mengutamakan kehendak-Mu.

(0.1244342325) (Rm 16:1) (sh: Menyambut Pelayan Tuhan. (Selasa, 04 Agustus 1998))
Menyambut Pelayan Tuhan.

Menyambut Pelayan Tuhan.
Tinggal di kota besar dengan banyak kesibukan, membuat kita kurang dapat memberi perhatian pada tamu. Paulus mengingatkan kita agar menyambut dan melayani mereka yang bekerja keras bagi Injil. Kristus mengingatkan bahwa pelayanan kita bagi seorang murid Tuhan adalah bagaikan menjamu malaikat. Febe, adalah seorang yang sungguh-sungguh memberikan hidup seutuhnya bagi pelayanan Injil. Ia seorang diaken yang setia, melayani orang-orang sakit, yang miskin, kesepian. Ia juga banyak mendukung pelayanan Paulus. Melalui bagian ini kita diingatkan untuk lebih respek (hormat) dan mendukung para hamba Tuhan dan pengurus jemaat di mana kita berbakti.

Menghargai rekan sekerja. Apa rahasia keberhasilan pelayanan Paulus? Kerja tim dalam kebersamaan! Inilah kunci sukses Paulus: mengingat, memuji serta memberi penghargaan secara khusus terhadap teman-teman sekerjanya yang berjuang bagi Injil Kristus. Dengan karunia berbeda, mereka bersatu melayani gereja. Ia ingat akan Priscila dan Aquila yang telah mempertaruhkan nyawa baginya; yang pernah dipenjara bersama-sama dia. Ia menghargai mereka yang lebih senior dan lebih dahulu Kristen daripada dirinya. Dalam pekerjaan dan pelayanan kita prinsip Paulus ini harus kita jalani.

(0.1244342325) (Rm 16:17) (sh: Sikap terhadap saudara palsu. (Rabu, 05 Agustus 1998))
Sikap terhadap saudara palsu.

Sikap terhadap saudara palsu.
Bagaimana ciri orang yang aktif melayani dengan motif mencari untung sendiri? Mereka tidak mengutamakan doktrin, tetapi kesaksian pengalaman hebatnya. Pengajaran dan tuntutan Kristus direduksi ('dikurangi'). Mereka menimbulkan perpecahan dan perselisihan, suka menggoda, membujuk-rayu demi tujuan sendiri. Hidup tanpa hukum dan aturan. Paulus tegas. Jemaat harus menjauhi mereka. Mereka adalah alat Iblis (ayat 20). Di masa ini masih ada pemimpin Kristen yang pandai membujuk orang mendukung proyek-proyek mereka. Injil dijadikan pembungkus maksud liciknya. Jaga dan peliharalah hubungan pribadi yang intim dengan Firman, niscaya kita akan terhindar daripadanya. Ujilah setiap roh!

Kekuatan kasih karunia. Di akhir suratnya Paulus mengucapkan salam khusus, "Kasih karunia Yesus Kristus ..." (ayat 24). Apa maknanya? Salam ini meneguhkan iman dan pengharapan jemaat yang resah dalam menghadapi rasul dan doktrin palsu. Kristus selalu menyertai jemaat dengan kasih karunia-Nya yang berlimpah. Kekuatan kasih karunia Kristus dapat kita rasakan melalui persekutuan dengan firman-Nya dan persekutuan dalam Roh-Nya. Justru di tengah dunia yang makin kacau dan kondisi gereja yang tak menentu ini, janji berkat ilahi itu dapat teralami.

(0.1244342325) (Rm 16:25) (sh: Doxologi. (Kamis, 06 Agustus 1998))
Doxologi.

Doxologi.
Doxologi ialah pujian keagungan bagi Tuhan. Nyanyian pujian yang biasa kita naikkan di akhir kebaktian itu kita warisi dan susun dalam model doxologi ini. Paulus mengagungkan dan mendengungkan kuasa Allah yang Maha Besar dan yang penuh hikmat (ayat 25, 27). Kuasa Allah melahirkan kita baru di dalam Kristus, memelihara dan memantapkan kita dalam proses pengudusan. Keyakinan inilah yang menyemaraki doxologi Paulus. Bila Anda ragu tatkala pencobaan besar melanda, dapatkan kekuatan dengan menyanyikan pujian berisikan kebenaran firman-Nya (ayat 26). Anda akan menjumpai Tuhan yang setia, yang berkuasa menguatkan menurut kekuatan dan kelimpahan kasih karunia-Nya.

Konsistensi Rohani. Allah menghendaki konsistensi atau kesetiaan kita. Roh-Nya telah diam dalam anak-anak-Nya. Allah menyediakan kuasa dan hikmat-Nya untuk menuntun kita. Mengapa dalam realita begitu banyak Kristen tidak konsisten dalam imannya? Karena banyak orang menjadi Kristen tidak berjumpa pribadi dengan Tuhan! Mungkinkah yang sungguh beriman setia sampai akhir? Ya, sebab Allah setia, dan karena itu ia pasti memelihara iman anak-anak-Nya. Untuk itu Ia telah menyediakan segala fasilitas dan kemungkinan untuk kita bertahan di dalam dunia ini, yakni Firman dan Roh-Nya.

(0.1244342325) (1Kor 1:26) (sh: Dalam pengaruh duniawi (Minggu, 31 Agustus 2003))
Dalam pengaruh duniawi

Dalam pengaruh duniawi. Di jemaat Korintus ada dua jenis pandangan yang menganggap salib adalah suatu kebodohan. Pertama, pandangan Yunani. Mereka yang begitu mengutamakan ilmu pengetahuan dan filsafat tidak percaya jika Kristus yang tersalib itu bangkit. Kedua, pandangan Yahudi. Mereka yang mengutamakan kuasa Allah, tidak percaya jika Yesus yang dianggap Mesias, mati di salib. Sebab menurut persepsi dan harapan mereka Mesias itu kuat, tangguh dan perkasa.

Paulus melihat bahwa jemaat Korintus masih dipengaruhi pandangan- pandangan tersebut. Ini harus dibereskan. Karena itu Paulus mengingatkan beberapa hal kepada jemaat Korintus: pertama, bahwa pemberitaan salib, kematian dan kebangkitan Kristus adalah pusat pemberitaan Injil. Kedua, bahwa untuk orang dimungkinkan mengenal Allah, haruslah melalui pemberitaan Injil. Ketiga, di dalam pemberitaan Injil, manusia akan menemukan kekuatan Allah yang sungguh nyata mengalahkan dosa dan maut serta mengaruniakan hidup kekal bagi yang percaya (ayat 25).

Nasihat Paulus ini juga diperuntukkan bagi kita, orang-orang percaya masa kini, sebab ada banyak pengajaran yang mencoba melencengkan pusat iman kita bukan kepada Kristus. Seperti halnya jemaat Korintus, kita pun harus menghayati salib Kristus secara sungguh. Dan itu hanya dimungkinkan melalui pengajaran firman Tuhan dan pencerahan Roh Kudus.

Renungkan: Hanya orang-orang yang dipilih dan dilimpahi karunia-karunia-Nya sajalah yang dimampukan untuk merespons pemberitaan Injil.


Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Yesaya 56:1-7; Roma 11:13-16,29-23; Matius 15:21-28 Mazmur 67

Lagu KJ 249

(0.1244342325) (2Tes 2:1) (sh: Ajaran ekstrim. (Senin, 19 Oktober 1998))
Ajaran ekstrim.

Ajaran ekstrim.
Sepanjang sejarah Gereja kita berulangkali menjumpai ajaran-ajaran ekstrim tentang akhir zaman. Rupanya sejak sejarah gereja purba pun gejala itu sudah lazim. Paulus meluruskan pengertian jemaat seolah Tuhan segera akan datang. Sebagai rasul Tuhan, ia mengingatkan bahwa sebelum kedatangan Tuhan, akan lebih dulu terjadi aniaya yang ditimbulkan oleh anti-Kristus. Siapakah antikristus itu? Tidak jelas bagi kita. Ia disebut si murtad (ayat 3), si pendurhaka (ayat 7-8). Untuk sementara masih tertahan penampakannya (ayat 7). Banyak penafsir mengartikan antikristus itu ialah Kerajaan Roma yang karena menyangkali panggilannya sebagai hamba Allah, berubah menjadi "binatang buas". Mungkin itu adalah ciri awal dari antikristus kelak, yaitu penggabungan seluruh kekuatan sosial-politis-religius, melawan Kristus.

Tujuan kedatangan Tuhan. Apa dua tujuan utama Tuhan Yesus datang kembali ke dunia ini? Pertama, untuk kepentingan umat-Nya. Ia datang untuk melepaskan umat-Nya dari aniaya yang mereka derita. Dengan demikian akan tuntaslah penghayatan keselamatan yang kita terima dari-Nya. Kedua, Ia datang untuk menghukum semua yang tidak taat kepada-Nya (ayat 12).

(0.10887995) (2Tim 1:15) (full: SEMUA MEREKA ... BERPALING DARIPADAKU. )

Nas : 2Tim 1:15

Inilah salah satu saat yang paling menyedihkan dalam kehidupan Paulus. Dia berada dalam penjara di Roma tanpa harapan akan bebas lagi. Dia sedang menderita karena Injil yang begitu dicintainya dan yang untuknya dia sebentar lagi akan mati (2Tim 4:6-7). Pada saat ini juga dia dan Injilnya ditinggalkan oleh begitu banyak orang sehingga ia berkata, "semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling daripadaku".

  1. 1) Namun, sekalipun menghadapi pencobaan berat ini, Paulus tetap beriman kepada Allah. Dia tetap yakin bahwa Kristus akan memelihara Injil dan pelayanannya (ayat 2Tim 1:12), bahwa senantiasa akan ada orang seperti Timotius yang akan memelihara dan memberitakannya (ayat 2Tim 1:14; 2:2) dan bahwa ketika mati Allah akan membawanya ke dalam Kerajaan-Nya di sorga (2Tim 4:6,8,18).
  2. 2) Keadaan Paulus yang menyedihkan akan dialami banyak orang yang setia pada akhir zaman. Mereka yang setia kepada Injil PB akan menderita kesedihan yang sama apabila melihat banyak meninggalkan iman alkitabiah yang sejati (lih. Mat 24:10;

    lihat cat. --> 1Tim 4:1)

    [atau ref. 1Tim 4:1]

    dan bila pelayanan mereka ditolak oleh orang yang ingin menyesuaikan diri dengan suasana yang umum pada zaman jahat ini

    (lihat cat. --> 2Tim 4:3-4;

    lihat cat. --> 2Tim 4:4).

    [atau ref. 2Tim 4:3-4]

    Seperti yang dialami Paulus, banyak orang akan meninggalkan seorang anak Tuhan yang tinggal setia kepada Injil PB.
(0.10887995) (Rm 16:25) (jerusalem) Kebanyakan naskah dan terjemahan kuno menempatkan doksologi (pujian) ini pada akhir bab 16. Tetapi dalam naskah-naskah lain terdapat pada akhir bab 15 atau bab 14, sedangkan naskah-naskah lain lagi tidak memuatnya sama sekali. Mengenai rumus meriah ini, bdk Efe 3:20; Yud 24:25. Dalam doksologia ini pokok-pokok utama surat Roma ditampilkan sekali lagi.
(0.10887995) (Kej 12:1) (sh: Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya (Senin, 26 April 2004))
Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya

Perlindungan TUHAN bagi orang pilihan-Nya. Jika saya sudah jadi anak Tuhan, setia mengikut Dia dan aktif melayani-Nya, apakah ini dapat dijadikan jaminan bahwa Allah pasti melindungi dan menyertai saya?

Pertanyaan seperti itu pernah terlintas di benak Abram ketika mendapatkan panggilan Allah yang penuh janji itu untuk meninggalkan kampung halaman dan kebudayaannya menuju tempat yang asing baginya. 'Apa jaminan bahwa saya dan keluarga akan survive?' Apalagi, tempat yang akan diberikan Allah kepada Abram dan keturunannya adalah tempat yang sudah dihuni orang Kanaan (ayat 6b). Penduduk Kanaan adalah bangsa yang secara konstan dan terus menerus menjadi antagonis bagi Israel.

Namun, tersirat dari janji berkat TUHAN kepada Abraham jaminan tersebut. Yaitu, "Aku akan ... mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau." (ayat 3). Janji ini menghibur Abram, bahwa Allah akan menyertai dia dalam perjalanan imannya menuju Kanaan, dan terus menjaga keturunannya sampai mereka benar-benar menikmati tanah perjanjian itu (ayat 7). Dengan kepastian itu, Abram mendirikan mezbah di Kanaan, di tempat-tempat persinggahannya (ayat 7b,8b) sebagai tanda penyerahan diri dan penyerahan Kanaan kepada kedaulatan dan kuasa TUHAN.

Bagi Kristen, umat Tuhan masa kini, apa jaminan untuk kita? Mungkin Roma 8:31-39 bisa melegakan kita. Kasih Allah yang sudah memperdamaikan kita dengan diri-Nya menjadi jaminan pemeliharaan-Nya atas hidup kita di dunia ini. Lagi, ujaran Yesus di Matius 10:29-31 adalah jaminan pemeliharaan-Nya. Dalam ketaatan mengikut Yesus, maka seluruh hidup kita ada di bawah kendali dan kedaulatan-Nya. Termasuk kalau harus martir pun, itu adalah di dalam perlindungan Allah.

Yang harus kulakukan: Saya akan setia melakukan tugas pelayanan sesuai panggilan Allah. Allah pasti menyertai saya.

(0.10887995) (1Sam 5:1) (sh: Tangan Allah (Minggu, 3 Agustus 2003))
Tangan Allah

Tangan Allah. Tulisan-tulisan PL sering menggambarkan Allah secara antropomorfis, "seperti manusia", untuk mempermudah penceritaan tindakan dan sifat Allah yang sulit untuk dijelaskan dengan kata- kata. Pada nas ini, Allah dinyatakan sebagai bertangan, dan tangan-Nya itu sangat ditakuti, termasuk oleh orang Filistin. Sebelumnya mereka telah mengakui riwayat kedahsyatan tangan Tuhan di Mesir (ayat 4:8). Kini mereka akan mendapatkan penegasan tentang kedahsyatan "tangan" Allah kepada mereka (ayat 6,9). Tulah Mesir yang mereka takutkan itu, kini mereka alami.

Seorang penafsir menyatakan bahwa motivasi orang Filistin menaruh tabut Allah di kuil Dagon adalah untuk menghormati "dewanya Israel", yang walaupun kalah dari kekuatan dewa-dewa mereka, tetap saja ilahi. Ternyata, Tamu Khusus dari Israel ini justru berlaku "tidak hormat", sampai dua kali (ayat 3-4)! Pemenggalan kepala (dan tangan, ay. 4) adalah sesuatu yang wajar dalam peperangan (bdk. Daud vs. Goliat, 17:51). Ini (ayat 4) bermakna bahwa dalam pertempuran boleh saja Filistin mengalahkan Israel, tetapi Allahlah yang berjaya atas Dagon yang tersungkur, tanpa pertempuran! Tidak hanya itu, kesia-siaan dewa-dewi Filistin dipertegas dengan tulah kepada kota-kota yang disinggahi tabut Allah itu (ayat 6-12). Tidak ada dewa yang menolong. Bahkan, mereka akan mengembalikan tabut itu ke Israel (ayat 11). Allah tetap berkuasa dengan dahsyat, walau umat-Nya terpuruk dalam dosa dan kekalahan.

Renungkan: Bersyukurlah bahwa tangan yang dahsyat itu adalah juga tangan yang terulur dalam kasih melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.


Bacaan untuk Minggu ke-9 sesudah Pentakosta

II Samuel7:18-22; Roma 8:18-25; Matius 13:24-35; Mazmur 86:11-17

Lagu KJ 8

(0.10887995) (2Sam 6:1) (sh: Menyekat kehidupan (Minggu, 10 Agustus 2003))
Menyekat kehidupan

Menyekat kehidupan. Daud, raja Israel yang baru naik takhta, ingin menegakkan sebuah orde baru yang penuh pengharapan.

Ada beberapa hal yang Daud lakukan berkenaan dengan pengokohan dinasti barunya. Pertama, Daud ingin membuat Yerusalem menjadi pusat kegiatan pemerintahan sekaligus keagamaan. Ia membutuhkan sokongan dari berbagai pihak. Cara yang dipikirkannya begitu brilian: ia membawa tabut Allah sebagai simbol keagamaan teragung yang telah lebih dari 20 tahun ditaruh di rumah Abinadab (ayat 1Sam. 7:1-2) ke Yerusalem. Siasat Daud "menggunakan" tabut Allah untuk maksud politik bisa membuatnya meremehkan kekudusan Allah. Karena itulah peristiwa kematian Uza menjadi penting di sini: Daud tidak boleh memanipulasi agama dan Allah untuk kepentingan politik.

Tiga bulan setelah peristiwa kematian Uza, Daud membawa tabut masuk ke Yerusalem dengan sebuah liturgi perayaan yang penuh sukacita. Ia menari-nari bagi Allah. Kedua, tarian dan nyanyian merupakan pernyataan bahwa Allah telah hadir di kota Daud dan mengesahkan pemerintahannya. Terakhir, ia memutuskan ikatan dengan orde yang lama, yang diwakili Mikhal sebagai keturunan Saul. Sikap Mikhal yang cenderung sombong pada akhirnya dicemooh dengan fakta yang diungkapkan di akhir pasal ini: Mikhal mandul -- dan Daud siap untuk memerintah dalam masa-masa puncak kejayaannya!

Renungkan: Mulailah hidup yang baru dengan takut akan Allah, penuh ucapan syukur, dan pemutusan mutlak dari semua dosa dan kelemahan Anda!


Bacaan untuk Minggu ke-10 sesudah Pentakosta

I Raja-raja 3:5-12; Roma 8:26-30; Matius 13:44-52; Mazmur 119:129-136

Lagu KJ 314

(0.10887995) (2Raj 18:1) (sh: Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen (Minggu, 9 Juli 2000))
Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen

Landasan yang kokoh bagi kehidupan Kristen. Komitmen raja Hizkia kepada Allah termanifestasi dalam reformasi rohani yang ia lakukan secara menyeluruh dan tuntas. Reformasi rohani bagi kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat yang ia lakukan digambarkan sebagai suatu tindakan yang gencar, menggebu-gebu, dan seakan-akan tiada henti-hentinya (3-6).

Raja Hizkia melakukan tepat seperti yang dilakukan Daud. Hizkia tidak hanya bertanggung jawab atas kehidupan jasmani rakyatnya tapi terutama kehidupan rohaninya juga. Karena itu ia melakukan pembersihan secara besar-besaran praktek-praktek perzinahan rohani. Selain itu, ia mempunyai kehidupan iman dan ketaatan yang seimbang (5-6). Artinya, dalam seluruh kehidupan pribadi Hizkia, antara keyakinan dan praktek tidak terdapat perbedaan. Reformasi rohani menjadi prioritas utama dalam pemerintahan Hizkia sebab ia berkeyakinan bahwa yang terutama bagi manusia adalah siapa dia dan bukannya apa yang ia lakukan di hadapan Allah. Keberhasilan dia mengalahkan Filistin dan memberontak terhadap Asyur berlandaskan atas dasar yang kuat yaitu hubungan yang benar dengan Allah. Karena ia yakin hanya Allahlah yang sanggup memberikan keberhasilan kepada usahanya.

Keadaan Hosea sangat berbeda dengan keadaan Hizkia. Hosea dan seluruh wilayah kerajaannya ditaklukkan raja Asyur bukan karena Asyur secara politik dan militer lebih hebat dan kuat melainkan karena kehidupan bangsa Israel dan rajanya tidak berlandaskan pada hubungan yang benar dengan Allah (12). Pengetengahan Hosea di tengah-tengah kisah Hizkia semakin mempertegas bahwa kehidupan manusia itu utuh dan satu, dan kehidupan rohanilah yang harus mendapatkan prioritas utama.

Renungkan: Keberhasilan kita dalam setiap usaha,, pekerjaan, dan rumah tangga biarlah didasarkan pada hubungan yang benar dengan Allah.

Bacaan untuk Minggu ke-4 sesudah Pentakosta

Keluaran 19:2-6 Roma 5:6-11 Matius 9:36-10:8 Mazmur 100

Lagu: Kidung Jemaat 318

Pemahaman Alkitab 2 -- 2Raja-raja 17:1-33

Persepakatan antara Raja Hosea dengan So, raja Mesir, merupakan salah satu bentuk pelanggaran bangsa Israel terhadap ketetapan hukum perjanjian Allah. Betapa nyata sikap Israel yang tegar tengkuk, menolak, menyingkirkan, bahkan meniadakan Allah. Pemberontakan Israel telah mencapai batas kesabaran Allah, sehingga Allah membuang dan menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya. Tindakan ini bukanlah sekadar usaha Allah mewujudkan konsekuensi pelanggaran bangsa Israel tetapi sekaligus menyatakan bahwa bangsa pilihan Allah itu telah terjerumus pada kebobrokan moral yang paling dalam. Namun untuk kesekian kalinya pula Allah menantikan pertobatan Israel.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Bila persepakatan Raja Hosea dengan So, raja Mesir, kita lihat dari perspektif Allah, peristiwa itu bukanlah satu-satunya penyebab dibuang dan dijauhkannya bangsa Israel dari hadapan Allah. Dapatkah Anda menjelaskan penyebab fatal lainnya (7-23)? Mengapa pelanggaran dalam beribadah dijadikan tekanan paling utama? Jelaskan!

2. Perjanjian Allah dengan bangsa Israel adalah prakarsa murni Allah, tetapi tindakan Allah menjauhkan bangsa Israel dari hadapan-Nya bukan sepenuhnya tindakan aktif Allah. Justru peran terbesar adalah bangsa Israel sendiri. Mengapa demikian? Jelaskan pendapat Anda!

3. Sebagai bangsa pilihan, Israel telah merasakan berkat dan karya Allah dalam hidup mereka. Berkat apa sajakah itu (7-13)? Jelaskan! Saat ini pikirkan dan paparkan berkat dan karya Allah dalam hidup Anda! Bila kita mendapati begitu banyak berkat dan karya Allah dalam hidup kita semestinya perbuatan dosa tidak mendapatkan tempat dalam hidup kita, mengapa?

4. Belajar dari pengalaman Israel sebagai bangsa pilihan, Kristen pun tidak akan luput dari hukuman Allah, bila Kristen memilih bersikap seperti bangsa tak ber-Tuhan. Yang harus Kristen lakukan adalah memenuhi segala tuntutan hidup sebagai umat pilihan. Tuntutan hidup seperti apakah yang harus dipenuhi? Jelaskan!

5. Pikirkan contoh tindakan praktis yang dapat Anda terapkan saat ini, khususnya berkenaan dengan hidup ibadah Anda kepada Allah!

(0.10887995) (2Raj 22:1) (sh: Apa yang dibutuhkan bangsa ini (Minggu, 16 Juli 2000))
Apa yang dibutuhkan bangsa ini

Apa yang dibutuhkan bangsa ini. Komitmen awal Yosia untuk pembaharuan rohani bangsa Yehuda diperlihatkan melalui usaha kerasnya memperbaiki bait Allah (3-7). Tindakan itu dapat dikatakan kurang tepat dan hasilnya kurang efektif, sebab 2 raja sebelum Yosia sudah terlanjur merusak moral, akhlak, dan kerohanian bangsa Yehuda. Untuk memperbaiki keadaan ini dibutuhkan usaha yang lebih dari sekadar memperbaiki bait Allah.

Sesungguhnya Yosia tidak mempunyai penuntun, karena pada zaman raja Manasye, hampir seluruh salinan kitab Taurat Musa sudah dimusnahkannya. Namun Allah tidak membiarkan kerinduannya yang tulus menjadi padam. Ia memberkati usaha Yosia. Perbaikan bait Allah memang tidak membawa kepada pembaharuan rohani namun memimpin kepada ditemukannya kitab Taurat -- yang akan memberi arah dan petunjuk bagi Yosia.

Setelah kitab itu dibacakan, hati Yosia tergoncang karena ia menyadari betapa bangsa Yehuda sudah menjadi umat Allah yang sangat murtad. Begitu murtadnya sehingga hukuman Allah yang sudah direncanakan-Nya tidak dapat dibatalkan lagi (14-17). Yosia menanggapi berita yang menggoncangkan itu dengan sikap terbuka dan rendah hati (11-13). Karena itulah Allah menjanjikan berkat kepada Yosia dan menunda penghukuman bangsa Yehuda hingga kematiannya (20). Kitab Taurat yang ditemukan dan yang menghasilkan penundaan hukuman merupakan anugerah Allah yang besar. Karena berarti bangsa Yehuda masih mempunyai waktu untuk bertobat berdasarkan firman Allah. Pertobatan mereka akan mendatangkan berkat dari Allah, walaupun penghukuman atas bangsa dan negara Yehuda secara keseluruhan tetap akan terjadi.

Renungkan: Jadilah seperti Yosia yang dengan tulus mereformasi bangsa ini dan yang tergoncang hatinya karena melihat betapa bangsa ini sudah meninggalkan kekudusan dan keadilan yang berdasarkan firman-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-5 sesudah Pentakosta

Yeremia 20:10-13 Roma 5:12-15 Matius 10:26-33 Mazmur 69:1-18, 34-36

Lagu: Kidung Jemaat 425

Pemahaman Alkitab 3 -- 2Raja-raja 21:1-18

"Like father, like son". Pepatah ini ternyata tidak berlaku bagi Hizkia dan anaknya, Manasye. Bila Hizkia berperilaku taat, setia kepada Tuhan dan ketetapan-ketetapan-Nya, Manasye melakukan kebalikannya. Perhatikan hal-hal yang dilakukan Manasye, semuanya sangat bertentangan dengan yang dilakukan Hizkia, antara lain dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dengan mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah Hizkia musnahkan. Dan Yehuda mengalami kebobrokan seorang pemimpin dalam kebijakan-kebijakannya selama 55 tahun.

Selama 32 tahun bangsa Indonesia pun mengalami hal yang sama. Penindasan terhadap orang-orang miskin, praktek KKN, ataupun praktek-praktek ketidakadilan sosial merebak di mana-mana. Beginilah bila suatu bangsa dipimpin oleh seorang yang kehidupan moral dan spiritualnya bobrok, rakyat pun akan terperosok dalam kebobrokan yang sama.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Seandainya Hizkia tidak meminta Tuhan memberinya umur panjang, dan Tuhan tidak mengabulkan permintaan tersebut, Manasye tidak akan lahir. Mungkinkah pengandaian ini akan menghindarkan Yehuda dari kehancuran? Jelaskan pendapat Anda!

2. Untuk menegaskan perbedaan sikap antara Hizkia dan Manasye, buatlah perbandingan sejajar terhadap hal-hal yang mereka lakukan! (18:3-6 dan 21:3-7). Dari perbandingan itu di manakah letak perbedaan hakiki antar keduanya? Mengapa dalam diri Hizkia mengalir kesetiaan kepada Allah, dan sebaliknya Manasye tidak? Jelaskan!

3. Hal apakah yang Allah pertimbangkan ketika menunda penghukuman-Nya atas Yehuda? (8). Didasarkan pada pertimbangan apakah bila akhirnya Allah menjatuhkan hukuman? (12-14). Dalam penghukuman tersebut dimanakah letak konsistensi Allah pada janji-Nya? (8) Jelaskan!

4. Saat ini bangsa Indonesia telah mempercayai arah bangsa ini kepada pemimpin yang baru. Dari kacamata Kristen, kriteria apakah yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin bangsa? Bila ternyata syarat-syarat yang ditetapkan tak terpenuhi, mampukah Kristen tampil dan menyuarakan kebenaran?

(0.10887995) (Ams 10:1) (sh: Pendidikan bagi sebuah bangsa (Minggu, 23 Juli 2000))
Pendidikan bagi sebuah bangsa

Pendidikan bagi sebuah bangsa. Menata kembali bangsa kita yang sudah porak-poranda haruslah mengutamakan pendidikan budi pekerti dimulai dari generasi muda. Salomo sudah meyakini ini sejak kurang lebih 3000 tahun yang lampau. Tujuan utama dari pendidikan itu adalah menjadikan anak bijak dan berguna bagi masyarakat dimana ia hidup (1). Bijak di sini bukanlah semata-mata manusia yang terlatih dan trampil dalam disiplin ilmu yang ia pelajari namun juga meyakini dan menerapkan nilai-nilai etika kristen di dalam masyarakat dimana ia hidup.

Apakah yang diperlukan dalam materi `budi pekerti kristen'? Amsal memberikan beberapa materi yang harus ditanamkan di dalam hati dan pikiran anak muda. Pertama, pembinaan mental dan karakter kristen yang berhubungan berani kerja keras, ulet mencari, dan menciptakan kesempatan harus dilatihkan kepada mereka sejak dini dan terus-menerus. Tidak ada keberhasilan yang dapat dicapai dengan sikap santai, gampang putus asa, dan menunggu (4, 5). Kedua, kerelaan untuk menghormati dan tunduk kepada pemimpin dan siapa pun yang lebih tua, harus ditekankan dan dikembangkan (8). Ketiga, kehidupan moral yang bersih (9). Sebagai contoh: tidak terlibat dalam narkoba ataupun pornografi. Keempat, kejujuran harus dijunjung tinggi dan ditegakkan mulai dari hal yang paling kecil yaitu ulangan dan pekerjaan rumah hingga perkataan (10, 11). Kelima, kasih kepada sesama manusia harus terus menguasai hati anak-anak muda. Inilah satu-satunya syarat untuk menghentikan tawuran antar pelajar (12).

Renungkan: Penulis Amsal sangat menekankan pentingnya pendidikan karena ini berhubungan dengan kehidupan manusia (17). Karena yang bertanggung jawab dalam pendidikan, baik itu orang-tua, guru, pendeta, penginjil, harus terus berusaha menemukan dan mengembangkan metode pendidikan sehingga anak-anak tertarik, mau mendengarkan, dan akhirnya menerapkan (17).

Bacaan untuk Minggu ke-6 sesudah Pentakosta

2Raja-raja 4:8-16 Roma 6:1-11 Matius 10:37-42 Mazmur 89:1-4, 15-18

Lagu: Kidung Jemaat 356

(0.10887995) (Ams 14:1) (sh: Renungan buat istri, suami, dan orang tua (Minggu, 30 Juli 2000))
Renungan buat istri, suami, dan orang tua

Renungan buat istri, suami, dan orang tua. Peran perempuan bagi kelanggengan dan keutuhan sebuah rumah tangga sangat menentukan (1). Sebab seorang istri adalah pendamping dan pendukung utama suami. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa di belakang seorang laki-laki yang sukses selalu terdapat istri yang kuat dan setia mendukungnya.

Oleh sebab itu seorang istri yang bijak adalah anugerah Tuhan yang besar. Bijak di sini berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan dan sifat-sifat baik yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah tangga. Sifat-sifat itu antara lain kesalehan (31:12), rajin, ulet bekerja (31:13-19), dan baik budi (20). Ketrampilan yang dibutuhkan antara lain mampu mengolah sumber-sumber penghasilan keluarga sehingga sumber itu tetap menghasilkan pemasukan (18-19). Ia juga mempunyai ketrampilan mengajar anak-anaknya dengan hikmat dan kelemahlembutan sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan kesulitan di dalam mengikuti pelajaran di sekolah; karakter dan kepribadiannya pun bertumbuh ke arah yang baik (26-27).

Sedangkan perempuan yang bodoh adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut akan Tuhan sehingga bertindak semaunya, menelantarkan suami dan anak-anak, menghamburkan uang untuk berbelanja keperluan pribadinya seperti pakaian, alat kosmetika, dan assesoris lainnya yang tidak penting. Istri yang demikian akan menghancurkan rumah tangganya seolah-olah ia meruntuhkan dengan tangannya sendiri.

Renungkan: Apakah Anda seorang istri yang bijak dan membahagiakan keluarga? Sebagai istri berusahalah menjadi seperti gambaran itu. Sedangkan bagi suami, berdoalah agar Allah memberikan istri kita hikmat dan kekuatan untuk menjadi seorang istri seperti gambaran itu. Dan sebagai orang-tua didiklah anak-anak perempuan Anda agar menjadi istri yang membangun rumahnya.

Bacaan untuk Minggu ke-7 sesudah Pentakosta:

Zakaria 9:9-13 Roma 8:6-11 Matius 11:25-30 Mazmur 145

Lagu: Kidung Jemaat 447

Pemahaman Alkitab 4 -- Amsal 12:1-14

Penulis Amsal banyak memberikan perhatian pada perilaku orang benar dan orang fasik. Orang benar selalu merancangkan keadilan bukan kejahatan, selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa terkecuali. Orang dengan perilaku seperti ini memiliki komposisi hidup yang tepat, mapan, dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, orang fasik - "bodoh" adalah orang yang kebal terhadap teguran, tidak tetap pendirian, suka berceloteh, dan beringas. Di hadapan Tuhan orang seperti ini akan binasa. Jelas sekali bahwa penulis Amsal membuat garis pemisah antara orang benar dan orang fasik.

Untuk dapat tetap berada di jalur "orang benar" seseorang membutuhkan hikmat dari Tuhan. Tanpa unsur ini, seseorang tidak dapat berperilaku benar.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Kriteria apa sajakah yang harus ada dalam diri "orang benar", dan harus dipenuhi (ay. 5, 10. bdk. 13:5 dan 18:5)? Hal-hal apa saja yang menjadi kriteria "orang fasik"?

2. Hal-hal positif apa yang akan dirasakan dan dialami orang benar bila kriteria tersebut terpenuhi? Dan hal-hal negatif apa yang akan dialami orang fasik? Hal-hal positif apa yang harus dipupuk dan hal-hal negatif apa yang harus dihindari oleh orang berhikmat dalam hidupnya? Jelaskan!

3. Apa saja ciri-ciri hikmat "orang benar" yang harus ditonjolkan dalam aspek moral, dan dalam kehidupan rumah tangga? Mengapa dalam rumah tangga dibutuhkan peranan seorang isteri yang cakap dan bijaksana?

4. Pikirkan suatu contoh kasus masalah yang sering kita jumpai sehari-hari. Bagaimana cara orang tidak berhikmat dan cara orang berhikmat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut? Jelaskan dimana letak perbedaannya!

5. Masyarakat tahu perbedaan tegas antara orang benar dan orang fasik. Tetapi "keadaan" memaksa masyarakat untuk menutup mata terhadap perbedaan tersebut. Dapatkah Anda menjelaskan "keadaan" yang dimaksud? Bagaimana Kristen menyikapi "keadaan" tersebut? Jelaskan!

(0.10887995) (Ams 17:13) (sh: Seni membangun hubungan dengan sesama (Minggu, 6 Agustus 2000))
Seni membangun hubungan dengan sesama

Seni membangun hubungan dengan sesama. Manusia adalah makhluk sosial. Ia tidak akan tahan hidup tanpa berhubungan dengan sesamanya. Ironisnya, hubungan antar sesama inilah yang seringkali membuat manusia tidak tahan hidup. Tidak hanya itu, hubungan antarmanusia yang tidak `sehat' seringkali menjadi sumber bencana bagi orang-orang terdekat dan masyarakat sekitarnya. Itulah sebabnya Amsal menggambarkannya sebagai membuka jalan air (14). Akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari pada yang diduga sebelumnya.

Pada prinsipnya, manusia dapat menjalin hubungan dengan sesamanya dengan penuh keharmonisan dan kedamaian, jika masing-masing individu memahami kedudukan dirinya di dalam masyarakat dan melakukan perannya dalam kedudukan itu secara sungguh-sungguh dan setia. Orang yang lemah dan menerima kebaikan dari orang lain seharusnya berterima kasih dan berusaha membalas budi bukan malah sebaliknya (13). Jika Anda adalah seorang pemimpin baik dalam masyarakat maupun dalam keluarga, maka jalankanlah tugas dan tanggung jawab Anda dengan penuh keadilan, kehati-hatian, tidak memihak, dan tidak menerima suap (15, 23, 26). Anda pasti adalah seorang sahabat dari salah seorang manusia, karena itu tunjukkanlah bukti-bukti persahabatan yang sejati dalam segala keadaan (17) dan janganlah sekali-kali mengkhianatinya (20). Dan yang terakhir Anda juga pasti adalah seorang anak dalam sebuah keluarga. Sudahkah Anda menjadi anak kebanggaan orang tua Anda atau justru sebaliknya (21, 23)?

Renungkan: Harus diakui bahwa masih banyak terjadi perpecahan dan perselisihan dalam tubuh gereja, baik antarhamba Tuhan, antarjemaat, atau antara hamba Tuhan, aktivis, dan jemaat. Jika demikian, bagaimana mungkin gereja dapat bertumbuh? Serukan pertobatan kembali kepada prinsip sederhana yang Amsal telah ajarkan kepada kita!

Bacaan untuk Minggu ke-8 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:10-13 Roma 8:12-17 Matius 13:1-17 Mazmur 65

Lagu: Kidung Jemaat 432

Pemahaman Alkitab 5 -- Amsal 16:1-17

Memahami puisi hikmat mempertajam pemikiran, mengasah pertimbangan, dan mengolah keputusan bijak. Oleh karena itu untuk mendapatkan kekayaannya, kita perlu menggali dan menemukannya, dengan kesabaran dan keuletan. Pada akhirnya pun kita harus mengakui bahwa Allah sumber hikmat yang akan membukakannya bagi kita yang sangat terbatas, sehingga dapat mengerti hikmat itu.

Segala sesuatu dibuat oleh Tuhan untuk tujuan masing-masing. Manusia boleh merencanakan, menimbang, memikirkan jalannya, dan mengambil keputusan, tetapi Tuhan yang terlibat penuh dalam seluruh perjalanan hidup manusia menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mau hidup berkenan kepada-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Dalam ayat 1-7, kata `Tuhan' diulang setiap ayat. Mengapa hal ini ditekankan? Dikaitkan dengan apa sajakah peran Tuhan dalam kehidupan manusia? Mengapa Tuhan mengambil peran tersebut?

2. Seperti dikatakan dalam 1:7: "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan", maka prinsip mendasar ini pun kembali diungkapkan dalam bagian ini. Makna apakah yang terkandung dalam "takut akan Tuhan"? Mengapa kata ini sering dihubungkan denngan hikmat? Jelaskan betapa berharganya hikmat? Sama seperti penuliskah Anda menganggap betapa berharganya takut akan Tuhan dan hikmat dalam hidup Anda? Jelaskan!

3. Ada raja yang berhasil memberi kehidupan bagi bangsanya tetapi ada pula raja yang membawa kematian. Menjadi raja yang berkenan harus memenuhi beberapa syarat: Berasal darimanakah keputusannya (10)? Mengapa timbangan dan neraca yang dipakai bukan standar manusia (11)? Bagaimana agar takhtanya tetap kokoh (12)? Dampak apakah yang akan dirasakan semua orang yang memiliki raja demikian (15)? Mungkinkah syarat-syarat ini bukan sekadar teori/pemahaman? Bagaimana mewujudnyatakan dalam pemerintahan di Indonesia? Sebagai pemimpin lembaga, perusahaan, gereja, atau apa pun juga, bagaimana prinsip di atas menjadi dasar kepemimpinan Anda?

(0.10887995) (Yer 2:1) (sh: Bulan madu sudah berakhir (Minggu, 27 Agustus 2000))
Bulan madu sudah berakhir

Bulan madu sudah berakhir. Sepasang suami istri sedang menikmati makan malam di sebuah restoran dimana beberapa tahun yang lalu sang pria untuk pertama kalinya menyatakan cintanya kepada sang gadis. Setiap kali mengenang peristiwa itu, mereka menemukan kekuatan yang mendorong untuk tersenyum bahagia dan memiliki perasaan cinta yang semakin dalam.

Firman Tuhan hari ini mengungkapkan kebalikan dari kisah di atas. Setiap kali Allah mengenang hubungan-Nya dengan umat-Nya Yehuda di masa yang lalu, Allah hanya merasakan ketidakmengertian, kepedihan, dan sakit hati (1-5). Kasih Allah sebagai mempelai laki-laki masih terus membara (5). Namun mempelai perempuan yang Ia kasihi-bangsa Yehuda-sudah mengkhianati-Nya dan meninggalkan-Nya untuk mengikuti berhala-berhala lain yang sia-sia. Padahal apakah kekurangan Allah? Bukankah segala berkat dan perlindungan sudah Ia berikan (3, 5-7)?

Ada 2 penyebab utama kandasnya cinta itu yang dinyatakan oleh Yeremia. Pertama, mereka sudah puas dengan kepuasan semu sehingga kisah masa lalu mereka dengan Allah tidak bermakna lagi bagi mereka (6, 8). Kedua, mereka menyukai kerohanian bebas seperti orang menyenangi seks bebas (18). Kebebasan mereka yang salah akan membawa konsekuensi yang dahsyat dan menyeluruh (11, 19). Segala kegiatan usaha mereka tidak akan mendatangkan hasil (13). Kedudukan sosial mereka akan dijatuhkan dari seorang pengantin perempuan menjadi seorang budak (14). Sebagai 'janda' bangsa Yehuda tidak akan lagi mempunyai seorang pelindung hingga bahaya dan ancaman dengan mudah akan melumatnya (15, 18-19).

Renungkan: Anda perlu mengenang kembali saat pertama kali bertemu dengan Yesus. Perasaan yang muncul sekarang mungkin akan berbeda. Namun jika pengenangan kembali ini tidak memberikan sukacita, hati-hatilah ini mungkin Anda sudah jauh dari kasih mula-mula kepada-Nya.

Bacaan untuk Minggu ke-11 sesudah Pentakosta

Yesaya 55:1-3 Roma 8:31-39 Matius 14:13-21 Mazmur 78:14-20, 23-29

Lagu: Kidung Jemaat 395

Pemahaman Alkitab 8 -- Yeremia 1:4-19

Tugas yang diemban Yeremia tidaklah ringan. Bangsa Yehuda sudah terjerumus ke dalam lembah kebobrokan yang dalam. Ia harus memberitakan berita yang menyakitkan dan mengancam mayoritas bangsa Yehuda dan pejabat negara. Risikonya terlalu besar! Tapi mengapa ia menerima panggilan-Nya dan tidak pernah berhenti melayani walaupun harus bercanda dengan maut terus-menerus? Inilah rahasianya!

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapa berprakarsa dalam pelayanan Yeremia (4)? Baca Kej.1:1 dan Yoh.1:1 kemudian kaitkan dengan ayat 4, apakah pelayanan akan terhenti di tengah kesulitan dan ancaman? Jelaskan! Perhatikan ayat 4-19 khususnya kalimat 'Aku.', apa dampak bagi perjalanan pelayanan Yeremia? Jika demikian, apakah mungkin pelayanan gereja di Indonesia berhenti karena faktor ancaman dan kesulitan? Jelaskan!

2. Apakah Allah meninggalkan pelayan-Nya? Ada 4 hal yang dilakukan Allah kepada Yeremia: a) mengenal (5) = hubungan yang erat dan komitmen (Am. 3:2). Bagaimana komitmen Allah kepada Yeremia? b) menguduskan (5) = memisahkan seseorang bagi Allah. Bagaimana ini menolong Yeremia ketika menghadapi ancaman? c) apa yang akan dilakukan Allah untuk mengatasi kelemahan Yeremia (9a)? Adakah keterlibatan penuh dan pengidentifikasian Allah terhadap masalah Yeremia? Jelaskan! d) apa makna kuasa yang diberikan kepada Yeremia (10)?

3. Jelaskan diskriminasi dalam pelayanan Yeremia (5)! Bagaimanakah bentuk diskriminasi dalam pelayanan di sekitar Anda? Dua aspek apakah yang harus disampaikan Yeremia (10)? Apakah pelayanannya dapat ditunda-tunda (11-16: penglihatan pohon badam berarti pohon ini akan bersemi dan periuk mendidih). Jelaskan!

4. Bagaimana respons manusia terhadap panggilan Allah (6, 17)?

5. Adakah Allah menutup mata terhadap konsekuensi pelayanan Yeremia (18,19)? Jelaskan! Bandingkan respons Allah yang berbeda terhadap keluhan ketakutan Yeremia (6)! Bagaimana keterlibatan Allah terhadap konsekuensi yang akan dihadapi Yeremia (18,19)?

6. Tempatkanlah diri Anda sebagai Yeremia; kesulitan dan tantangan apakah yang akan Anda hadapi? Bagaimanakah kebenaran di atas memotivasi dan menguatkan Anda untuk tetap melayani?

(0.10887995) (Yer 5:1) (sh: Allah masih menyelidiki (Minggu, 3 September 2000))
Allah masih menyelidiki

Allah masih menyelidiki. Allah memerintahkan Yeremia memeriksa seluruh rakyat Yehuda apakah ada orang-orang yang melakukan keadilan dan kebenaran (1). Yeremia tidak dapat menemukan seorang pun (2-3). Bagaimana dengan kalangan pembesar yang tentunya mengenal jalan dan hukum Tuhan (4-5)? Jawabannya tetap sama yaitu tidak ada seorang pembesar pun yang melakukan apa yang benar. Integritas mereka telah rusak (1). Semua telah terjerumus ke dalam dosa seksual yang dalam dan menghancurkan kehidupan rumah tangga serta masyarakat (7-8). Karena itu bangsa Yehuda tidak mungkin luput atau lari dari hukuman Allah. Mereka harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan mereka di hadapan Allah (9-17). Inilah isu utama yang diketengahkan Yeremia dalam perikop ini.

Dalam zaman modern sekarang ini, apakah perintah Allah kepada Yeremia ini masih bermakna? Apakah Allah masih memeriksa masyarakat zaman sekarang seperti yang pernah Ia lakukan terhadap bangsa Yehuda? Apakah hubungan bangsa Yehuda dengan Allah sebagai umat pilihan-Nya dapat disamakan dengan hubungan Allah dan bangsa Indonesia misalnya? Jawaban untuk ketiga pertanyaan di atas adalah ya. Sebab yang menjadi tekanan utama dalam masalah pertanggungjawaban di sini bukanlah masalah penyembahan berhala ataupun tata ibadah yang salah, melainkan masalah moralitas pribadi dan masyarakat. Bukankah setiap manusia mempunyai hati nurani yang akan menuntunnya melakukan yang baik atau menuduhnya bila melakukan tindakan yang menyimpang dari hati nuraninya (Rm. 2 :15-16)? Karena itu setiap manusia tidak dapat lari atau menghindar dari pertanggungjawaban moralitas di hadapan Allah. Renungkan: Siapa pun kita, atau apa pun kedudukan kita, Allah menuntut pertanggungjawaban moral dari setiap kita, tanpa kecuali. Bacaan untuk Minggu ke-12 sesudah Pentakosta

1Raja-raja 19:9-16 Roma 9:1-5 Matius 14:22-33 Mazmur 85:8-13 Lagu: Kidung Jemaat 25



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA