(0.1088989382716) | (Ul 28:47) |
(sh: Kutuk sebagai konsekuensi dosa (Senin, 12 Juli 2004)) Kutuk sebagai konsekuensi dosaKutuk sebagai konsekuensi dosa. Pada saat seseorang tidak mau tunduk kepada kedaulatan Allah, ia menghadapi konsekuensi dipaksa tunduk oleh kedaulatan Allah itu sendiri. Allah bisa memakai apapun untuk menunjukkan kedaulatan-Nya. Apa yang akan dialami bangsa Israel jika mereka menolak kedaulatan Allah atas hidupnya diuraikan mendetail di bagian ini. Allah akan memakai musuh untuk melawan bangsa Israel (ayat 47-57). Mereka yang menolak tunduk kepada Allah akan tunduk kepada bangsa yang dipilih Allah untuk menghukum Israel. Mereka akan merasakan ketidakberdayaan dalam berbagai aspek kehidupan mereka: tidak merdeka (ayat 48-49), dikepung oleh musuh sehingga menimbulkan kelaparan yang menyebabkan perbuatan biadab di antara mereka (ayat 50-57). Hukuman Allah meniadakan semua yang pernah dijanjikan Allah (ayat 58-68). Menolak kewajiban berarti menolak hak berkat dan sebagai akibatnya segala berkat itu dicabut dari mereka. Dan sebagai puncak konsekuensi mereka dikembalikan kepada perbudakan: seperti dulu mereka di Mesir (ayat 68). Akibat fatal dari ketidaktaatan adalah kembali ke perbudakan seperti sebelum menjadi umat Allah dengan kata lain kembali ke kondisi bukan umat. Sungguh mengerikan jika hukuman Allah menimpa manusia yang keras kepala. Apa yang dijanjikan Allah untuk kebaikan manusia seakan sirna oleh api kemurkaan-Nya. Masa kini pun kita menyaksikan bagaimana banyak manusia dan bangsa mengalami penghukuman Allah yang dahsyat, yaitu diserahkan kepada cengkeraman dosa yang menekan dan melibas hidup tanpa berdaya untuk melepaskan diri. Tidak ada kelepasan dari hukuman Allah kecuali berpaling lagi kepada Dia untuk bertobat dan mengakui kedaulatan Allah dalam hidup ini. Di dalam Yesus, kita mendapatkan anugerah pengampunan dosa dan diluputkan dari penghukuman. Renungkan: Hukuman terberat adalah pada waktu Allah menyerahkan kita pada kutuk dosa. Namun, anugerah terbesar adalah pada waktu Kristus memerdekakan kita dari perhambaan dosa. |
(0.1088989382716) | (2Sam 2:1) |
(sh: Masa Peralihan (Minggu, 15 Februari 1998)) Masa PeralihanMasa Peralihan Pesan istimewa. Ada hal-hal istimewa pada perikop ini. Sikap orang dalam menyambut. raja baru, ada yang spontan merestui, ada yang mencoba mengalihkan pikiran si raja baru pada berita perbuatan baik orang-orang Yabesy-Gilead (ayat 4) Apakah itu disampaikan oleh si pembawa berita dengan maksud baik atau tidak? Bagaimana sikap Daud yang segera bertindak dan memberi pesan istimewa (ayat 5-7)? Pertama menghargai perbuatan orang-orang Yabesy-Gilead. Kedua menghindari pertumpahan darah antara pengikut Daud dengan pengikut raja Saul yang masih setia. Ketiga tidak memberi kesempatan kepada orang lain untuk menyalahgunakan masa transisi. Keistimewaan kepemimpinan Daud. Kehadiran Daud sebagai pemimpin baru sangat terasa bagi orang Yehuda dan sekitarnya. Gejolak sekecil apapun yang sedang terjadi, Daud segera bertindak. Tidak ada istilah tunggu hari esok, atau biarkan api semakin menyala dan merambat. Yang diutamakannya menanyakan kepada Tuhan, dan bertindak tepat dan cepat. Memang pemimpin dituntut untuk sigap bertindak. Hubungan akrab dengan Tuhan memungkinkan pemimpin tidak lamban dan juga gegabah bertindak. Renungkan: Pemimpin yang tidak belajar dipimpin dan diajar Tuhan akan cenderung diperalat oleh kepentingan berbagai pihak. |
(0.1088989382716) | (2Raj 1:1) |
(sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000)) Selalu ada peringatan yang lebih dari cukupSelalu ada peringatan yang lebih dari cukup. Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup. Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat. Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal. Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup. Bacaan untuk Minggu Paskah 4: Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm Lagu: Kidung Jemaat 157 |
(0.1088989382716) | (1Taw 19:1) |
(sh: Marilah kita menguatkan hati (Jumat, 15 Februari 2002)) Marilah kita menguatkan hatiMarilah kita menguatkan hati. Kisah penaklukan Daud atas bani Amon ini diawali oleh kisah yang seharusnya menciptakan kerukunan. Daud yang sebelumnya memiliki hubungan baik dengan ayah Hanun, raja Nahas, mengirimkan pesan belasungkawa atas kematian Nahas. Namun, kehadiran utusan Daud ini tidak disambut baik, melainkan dicurigai bahkan dihina. Meskipun kemudian Hanun menyadari bahwa tindakannya itu sesuatu yang "busuk" (arti harfiah dari ay. 6), ia tidak merendahkan hati dan meminta maaf. Sebaliknya ia malah menggalang kekuatan perang dengan menyewa kekuatan militer orang Aram seharga seribu talenta perak. Kepemimpinan Daud tampak lagi cemerlang dalam kisah ini. Pertama, Daud dengan bijak sebagai "bapak" bangsanya memulihkan kembali kehormatan para pegawainya yang telah menerima penghinaan Hanun. Kedua, Daud mengerahkan pasukan di bawah pimpinan panglima perangnya Yoab, untuk melawan kekuatan sekutu musuhnya itu. Ungkapan "uang dapat mengatur segalanya" ternyata tidak berlaku di dalam peristiwa ini. Pasukan bayaran tersebut tidak dapat mengatasi keberanian tentara Israel yang bukan bermodalkan kepentingan materi, tetapi bersemangat pengabdian rohani yang berapi-api. "Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita," menjadi semboyan Yoab dan Abisai mengobarkan keberanian dan menghasilkan keunggulan tentara mereka. Melalui peristiwa ini, kekalahan mutlak Amon dan Aram terjadi seiring dengan semakin mantapnya kekuasaan Daud. Kedua bangsa itu selalu menjadi rongrongan bagi Israel. Namun, kini melalui tindakan sombong Hanun sendiri, Allah membalik dan memantapkan rencana-Nya atas umat pilihan-Nya. Renungkan: Bahaya disintegrasi masih mengancam Indonesia. Banyak kekuatan terselubung berusaha meruntuhkan keutuhan bangsa. Kristen perlu bersikap bijak dan bertindak tepat berdasarkan semboyan yang sama: kuatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kepentingan Allah. Kita berjuang secara rohani demi mengupayakan kesatuan bangsa kita di dalam mana Gereja berperan nyata. |
(0.1088989382716) | (Ayb 20:1) |
(sh: Penghakiman Zofar (Kamis, 1 Agustus 2002)) Penghakiman ZofarPenghakiman Zofar. Di akhir pasal 19 Ayub membuat dua pernyataan penting. Pertama pengakuan iman (ayat 19:25-27), kedua peringatan agar para sahabatnya tidak terus menghakimi dirinya (ayat 19:28-29). Namun, pernyataan Ayub tersebut malah ditanggapi Zofar dengan kemarahan (ayat 2). Ia terus mencurahkan kalimat-kalimat penghakiman yang berapi-api, dan bahkan meneruskannya dengan semacam permohonan agar kutukan Allah berlaku (ayat 23). "Pelajaran" dari Zofar merupakan pertimbangan spiritual atas dasar logika sederhana. Dosa tidak akan menghasilkan keberuntungan apalagi kebahagian abadi. Sebaliknya, kebahagiaan orang berdosa hanya singkat usia (ayat 4-7), ia sendiri akan mati dalam kehancuran (ayat 8), orang-orang dekatnya akan menderita (ayat 9-11). Pendapatnya ini bukan hanya sekali ia ungkapkan, tetapi diulanginya lagi dalam ayat 12-28. Salahkah atau benarkah Zofar berpendapat demikian? Ada benarnya bahwa Tuhan tidak mendiamkan, tetapi akan membuat dosa orang balik mengejar dan menimbulkan akibat-akibat buruk pada orang yang melakukannya. Karena itu, ucapan Zofar ini memang patut kita simak. Namun, pendapat Zofar ini sempit dan tidak mempertimbangkan beberapa faktor dan kemungkinan lain. Ia tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa penghakiman Allah itu ditunda sementara waktu dan baru berlaku pada penghakiman kekal kelak. Jadi, bisa terjadi bahwa dalam dunia yang sementara ini, orang jahat berbahagia dalam hasil-hasil yang didapatnya dari tindakan berdosa, sementara orang benar justru harus menderita karena tidak ambil bagian dalam dosa. Juga Zofar tidak membuka kemungkinan bagi orang berdosa untuk bertobat, memperbaiki tindakan salah, dan mengubah kelakuannya. Kesalahan Zofar paling serius adalah melihat realitas spiritual semata secara materialistis. Renungkan: Sikap yang benar ialah kita taat kepada Tuhan dan firman-Nya bukan karena takut hukuman atau karena ingin mendapatkan pahala. Ketaatan dan kesalehan yang benar lahir dari keyakinan bahwa Tuhan benar dan baik adanya, dan karena itu kita bersyukur dan mengasihi-Nya. |
(0.1088989382716) | (Ayb 27:11) |
(sh: Pengajaran Ayub (Rabu, 7 Agustus 2002)) Pengajaran AyubPengajaran Ayub. Mulai ayat 11 ini, berbalik Ayub menempat-kan dirinya sebagai pengajar. Pasal 28 banyak dianggap sebagai ucapan Zofar atau Bildad kembali. Namun, mengingat nada pasal ini teduh dan tidak berapi-api, anggapan tersebut kurang tepat. Andaikan pasal 28 bukan ucapan Ayub, paling tidak idenya yang berbicara tentang hikmat masih merupakan kelanjutan dari bagian kedua pasal 27 ini. Sekilas tidak ada perbedaan antara yang Ayub ucapkan tentang nasib orang fasik dari apa yang teman-temannya telah ucapkan sebelum ini. Beberapa bagian seolah bertolak belakang dengan apa yang Ayub nyatakan sebelumnya (ayat 14, bdk. 21:7-9). Bedanya terletak dalam dua hal. Pertama, Ayub kini tidak sedang berbicara tentang orang fasik pada umumnya, tetapi tentang ketiga sahabatnya itu sendiri yang karena telah menuduh Ayub sembarangan tanpa belas kasihan, telah berbuat jahat. Kemungkinan kedua, Ayub memfokuskan penghakiman Allah bukan pada fakta-fakta kemalangan materialistis seperti yang dipikirkan ketiga sahabatnya. Menurut Ayub penghakiman itu akan berbentuk "milik pusaka" orang-orang lalim (ayat 13b). Ayub berpikir secara eskatologis tentang penghakiman akhir dari Allah terhadap orang fasik. Pasal 28 seolah adalah persiapan bagi kebenaran-kebenaran yang kelak akan Allah sendiri nyatakan kepada Ayub. Sesudah menjawab para sahabatnya tentang penghakiman Allah atas orang fasik, kini Ayub masuk lebih dalam ke pertanyaan soal hikmat. Intinya jelas, para sahabatnya tahu banyak konsep tetapi tidak berhikmat. Jadi, "di manakah hikmat boleh didapatkan?" (ayat 12,20). Keahlian, ilmu, teknologi seperti yang dikenal pada zaman Ayub memungkinkan manusia menggali potensi-potensi bumi dan membangun dunia (ayat 28:1-11). Namun, hikmat tidak bisa didapat kan melalui kepandaian tersebut. Hikmat tidak pula dapat dibeli atau didapatkan di mana pun, sebab pada hakikatnya hikmat bukan berasal dari dunia ini (ayat 12-19). Renungkan: "Tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi" (ayat 28). |
(0.1088989382716) | (Mzm 79:1) |
(sh: Dengan Tuhan yang memulihkan (Senin, 29 Oktober 2001)) Dengan Tuhan yang memulihkanDengan Tuhan yang memulihkan. Tidak jarang kesalahan-kesalahan yang kita buat membawa dampak yang merusak dan menghancurkan. Namun ketika kita menyadari hal ini, maka ada satu kebutuhan bagi kita untuk mengalami pemulihan. Bagamanakah pemulihan itu dapat terjadi? Faktor-faktor apakah yang diperlukan agar pemulihan yang sejati itu dapat terjadi? Jawaban untuk hal ini dapat kita temukan dalam kisah kejatuhan Yerusalem dan Bait Allah ke dalam tangan bangsa Babilonia. Sebagai akibat dari dosa-dosa dan ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan, maka Yerusalem dan Bait Allah yang menjadi kebanggaan dan identitas nasional mereka dihancurkan. Peristiwa ini merupakan tragedi dan kepedihan yang tidak tertahankan bagi Israel. Mereka sangat terhina dan menderita (ayat 1-4), sehingga membutuhkan kekuatan agar dapat kembali memuji-muji Tuhan selama-lamanya (ayat 13). Melalui mazmur ini bangsa Israel ditolong untuk memahami peristiwa tragis yang mereka alami, memohon pengampunan dan pertolongan Tuhan, serta dituntun untuk membuat janji setia kepada Tuhan. Pemazmur membimbing Israel masuk ke dalam beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya pemulihan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah: [1] menyadari dosa mereka. Keadaan tragis ini disebabkan karena api cemburu Tuhan atas Israel yang tidak setia (ayat 5); [2] memohon agar Tuhan melepaskan mereka dari kekangan yang menghambat pemulihan sesuai dengan keadilan-Nya. Memohon agar Tuhan menghukum bangsa yang dengan kekejaman dan penghujatannya telah menyalahgunakan wewenang yang telah dipercayakan Tuhan untuk menghukum Israel (ayat 5-7; 13); [3] menyadari bahwa mereka tidak berdaya menolong dirinya sendiri dan membutuhkan rahmat Tuhan yang menyelamatkan mereka (ayat 8-11). Kita dapat memiliki pengharapan agar pemulihan yang sejati terjadi, hanya di dalam Tuhan yang dengan lengan-Nya yang besar (ayat 11) memberikan rahmat-Nya kepada umat-Nya yang tak berdaya (ayat 8). Melalui inilah maka pemulihan dapat terjadi dan nama Tuhan dimuliakan (ayat 13). Renungkan: Adakah Anda ingin memuliakan Tuhan? Dosa-dosa dan kesalahan apakah yang menghambat Anda untuk merealisasikannya? Apakah pengharapan Anda untuk pemulihan-Nya? |
(0.1088989382716) | (Mzm 104:1) |
(sh: Allah penguasa alam semesta (Selasa, 18 Oktober 2005)) Allah penguasa alam semestaAllah penguasa alam semesta Sama seperti otoritas seorang raja yang memberi perintah bawahannya untuk mengelola harta miliknya, maka Allah menyatakan otoritas-Nya atas alam semesta supaya umat-Nya mengetahui siapa Dia. Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta. Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar (ayat 1). Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi fasilitas yang melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5). Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samudera raya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9). Ini gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih heran lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan-Nya (ayat 10-18). Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya. Di hadapan Pencipta dan Penguasa satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya, dan fana. Namun, betapa si kecil ini sering tidak tahu diri menantang dan melawan-Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita tidak diganjar kebinasaan. Hanya karena kasih-Nya, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya. Responsku: ---------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------- |
(0.1088989382716) | (Yes 4:2) |
(sh: Dibersihkan dan membersihkan (Rabu, 5 Oktober 2011)) Dibersihkan dan membersihkanJudul: Dibersihkan dan membersihkan Jawabnya terletak pada apa yang menjadi alasan mereka untuk bermegah, bangga dan merasa terhormat. Sebelumnya mereka bermegah atas diri mereka sendiri, mereka bangga dengan kekuatan mereka dan dewa-dewa yang mereka ciptakan sendiri dan mereka mencari kehormatan dalam hal-hal lahiriah. Tetapi kini "tunas yang ditumbuhkan TUHAN" yang akan menjadi alasan mereka berbangga. Artinya, kebanggaan itu bukan terletak pada diri mereka atau kemampuan mereka, melainkan pada apa yang Tuhan sediakan bagi mereka – pada karya-Nya. Proses pemurnian yang Tuhan lakukan tidaklah mudah (4): sangat mungkin menyakitkan dan tidak nyaman, bukan saja bagi orang-orang yang berlaku jahat dan para pemimpin, tetapi juga bagi seluruh masyarakat; terlepas dari keterlibatan maupun ketidakterlibatan seseorang di dalamnya, ia adalah bagian dari masyarakat itu. Di sisi lain, di ujung dari proses yang tidak menyenangkan itu, Tuhan menjanjikan masyarakat baru yang disegarkan dalam pengenalan mereka terhadap Tuhan. Masyarakat yang mengenal benar apa yang Tuhan kehendaki. Masyarakat yang kembali menjadi saksi Tuhan dalam kehidupan mereka secara pribadi maupun publik dalam interaksi mereka dengan pihak-pihak di luar mereka (5-6). Waktu kita minta Tuhan membersihkan masyarakat kita dari kotoran, baiklah kita juga menyiapkan diri kita untuk terlibat, membersihkan dan dibersihkan, dengan ketidaknyamanan proses itu. Kita tahu di ujungnya akan ada satu masyarakat baru yang indah yang Tuhan telah siapkan untuk kita nikmati. Mari kita beranikan diri kita menjadi alat pembaruan yang Tuhan pakai. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1088989382716) | (Yes 44:9) |
(sh: Kebodohan penyembah berhala (Senin, 1 Agustus 2005)) Kebodohan penyembah berhalaKebodohan penyembah berhala Saat ini peradaban manusia semakin maju dan teknologi pun makin canggih, namun kepercayaan kepada dunia mistis masih dipegang oleh cukup banyak orang. Buktinya masih banyak orang yang mendatangi tempat-tempat keramat untuk meminta berkat. Pada nas ini, kita membaca penilaian Allah tentang beberapa tindakan para penyembah dan pembuat ilah. Baik pembuat patung berhala maupun penyembahnya adalah orang-orang bodoh yang melakukan hal yang sia-sia (ayat 9). Pertama, siapakah para pembuat patung sesembahan itu? Bukankah mereka manusia ciptaan Allah. Sungguh tidak masuk di akal manusia menciptakan `allah' (ayat 10-11)! Kedua, bagaimana mungkin orang menyembah kepada patung buatan tangannya sendiri. Baik dari bahan besi maupun dari kayu, berhala-berhala itu adalah benda mati yang dibuat dan diperlakukan sekehendak si pembuat (ayat 12-16). Sungguh ironis, kayu yang sama yang dipakai untuk membuat patung sesembahan dipakai juga menjadi kayu api untuk berdiang atau untuk membakar roti! Dan kayu itu kemudian disembahnya (ayat 17)! Allah menyebutkan mereka adalah orang yang tidak mengetahui dan tidak mengerti apa-apa hanya berpegang pada kayu kering dan dusta (ayat 18-20). Penyembah berhala ialah mereka yang mengagungkan sesuatu yang fana lebih tinggi daripada Tuhan. Pembuat berhala adalah mereka yang mengadakan penyesatan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Dua kebodohan itu akan menuai murka Allah sebab telah melanggar perintah Allah ke-1 dan ke-2 (lih. Kel. 20:1-6) dan menolak bergantung pada Allah (lih. Yos. 24:20). Seperti Yosua yang menantang bangsa Israel untuk memilih Allah Israel atau dewa dewi bangsa Kanaan maka pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah, "Layakkah menempatkan Allah dalam hati dan pikiran kita di tempat no. kesekian padahal Ia sumber hidup kita?" Camkan: Dungu! Itulah komentar Allah terhadap Anda bila Anda berpaut pada berhala-berhala! |
(0.1088989382716) | (Yes 47:1) |
(sh: Terhempas hancur di hadapan Allah (Sabtu, 6 Agustus 2005)) Terhempas hancur di hadapan AllahTerhempas hancur di hadapan Allah Situasi Israel ketika nubuat Yesaya ini diucapkan sebenarnya sangat suram. Mereka tertawan di Babel, bangsa yang perkasa dan kejam. Memimpikan kebebasan adalah mustahil sebab itu sama dengan mengharapkan si raksasa adidaya Babel jatuh terhempas hancur rata dengan bumi. Akan tetapi, karena itu nubuat Allah maka hal itu menjadi kenyataan. Babel akan mengalami kemerosotan, kehancuran, dan kehinaan tak terperikan. Dari kemegahan takhta, Babel akan direndahkan sampai terpaksa duduk di tanah (ayat 1). Kejatuhan itu akan diiringi oleh rasa malu tak terkirakan. Semua pakaian kemewahan Babel ditanggalkan sampai telanjang sehingga terlihat segala keaibannya (ayat 2-3). Tindakan Allah itu setimpal dengan kejahatan Babel. Babel telah berlaku tidak berperasaan terhadap Israel (6b), sombong dan menganggap diri tidak akan menanggung akibat kejahatannya (ayat 7, 10), merasa aman, bahkan menganggap diri abadi (7a, 8b). Dalam sekejap mata mereka hancur sebab Allah mengirim Koresy untuk menghukum mereka. Babel adalah salah satu gudang ilmu pengetahuan dan ilmu gaib. Daya tarik mereka sangat kuat sampai menjerat Israel. Kini Allah menantang mereka mengerahkan semua jampi, sihir, mantera, kebijaksanaan, pengetahuan, dan ilmu perbintangan yang mereka andalkan untuk mencoba menampik kehancuran yang Allah kirimkan (ayat 8-15). Hal yang sesat hanya menghasilkan kesesatan. Semua api tidak kudus hanya akan membakar dan menghanguskan (ayat 14). Hanya jalan Allah dapat membawa orang kepada keselamatan. Semua jalan lain hanya membawa orang kepada kebinasaan. Kita sering berjumpa orang berkuasa, berpengaruh, dan berharta sebab mengandalkan "ilmu-ilmu." Kita dapat tergoda menggunakan "ilmu-ilmu" itu untuk memiliki kuasa, pengaruh, dan harta. Nubuat kejatuhan Babel ini harus membuat kita berpikir dua kali sebelum menempuh jalan sesat itu. Responsku: ___________________________________________________________________________________________ |
(0.1088989382716) | (Yer 23:25) |
(sh: Pengkhotbah dan firman-Nya (Minggu, 8 Oktober 2000)) Pengkhotbah dan firman-NyaPengkhotbah dan firman-Nya. Setiap kebaktian Minggu di gereja-gereja Protestan dimulai dengan seorang penatua atau majelis gereja memberikan Alkitab kepada pengkhotbah sebelum ia naik mimbar. Demikian pula setelah kebaktian selesai, sang pengkhotbah akan mengembalikan Alkitab itu kepada penatua gereja. Upacara sederhana ini melambangkan secara jelas bahwa firman Tuhan adalah otoritas tertinggi dalam gereja Tuhan dan bahwa sang pengkhotbah harus berkhotbah sesuai dengan firman Tuhan. Namun tidak sedikit pengkhotbah, setelah membaca nas Alkitab lalu menutup Alkitabnya dan khotbah yang disampaikan terlepas sama sekali dari nas Alkitab. Yang menyedihkan banyak Kristen yang menyenangi khotbah demikian. Padahal firman Tuhan menegaskan bahwa khotbah yang demikian adalah jerami bukan gandum (28).Tidak bermanfaat, tidak membangun, dan tidak memperbaharui kehidupan umat-Nya. Seharusnya firman Tuhan seperti api dan palu besi yang mempunyai kekuatan, bukan seperti jerami yang lembek dan tak bertenaga sama sekali (29). Dosa para nabi Israel adalah bukan karena menjadi pemimpi namun karena mereka sombong. Mereka menyamakan mimpi dan kebohongan mereka setara dengan firman Tuhan yang harus diikuti dan ditaati oleh umat Yehuda (30-32). Allah dengan tegas akan menjadi lawan nabi-nabi yang demikian. Sebab apa yang mereka lakukan akan menjauhkan umat-Nya dari Allah dan berpaling kepada allah lain (25-27). Peran dan keberadaan mereka tidak berguna sama sekali (32). Allah juga menegaskan bahwa tugas memberitakan firman-Nya harus dilakukan dengan penuh keseriusan dan tanggung jawab (33-40). Renungkan: Jika khotbah yang tidak berdasarkan firman Tuhan dapat menjauhkan kita dari Allah, maka seharusnya kita membaca dan mengggali firman Tuhan dengan cara yang benar. Bacaan untuk Minggu ke-17 sesudah Pentakosta Kejadian 4:13-16 Roma 14:5-9 Matius 18:21-35 Mazmur 103:1-13 Lagu: Kidung Jemaat 53 |
(0.1088989382716) | (Yer 34:1) |
(sh: Belaskasihan dan keadilan Allah (Rabu, 2 Mei 2001)) Belaskasihan dan keadilan AllahBelaskasihan dan keadilan Allah. Tidak ada lagi pengharapan bagi Yerusalem untuk bertahan melawan gempuran Babel (6-7). Hal ini bukan disebabkan karena kecanggihan strategi militer Nebukadnezar yang melibatkan tidak hanya segala tentaranya namun juga segala kerajaan dan bangsa di bawah pemerintahannya untuk mengeroyok Yerusalem (1), namun karena Allah telah memberikan kuasa kepada Babel menjadi penguasa atas bangsa-bangsa lain dalam beberapa waktu termasuk Yehuda (27:6-7). Apakah ini berarti bahwa Allah bertindak semena-mena atas Yehuda dan menjadikannya seorang pecundang? Bukankah pemenang membutuhkan pelengkap penderita untuk dikalahkan? Allah memang berkuasa mutlak atas seluruh kerajaan di dunia namun Ia tidak pernah bertindak semena-mena. Setiap tindakan-Nya selalu berdasarkan keadilan dan belaskasihan. Pembumihangusan Yerusalem oleh Babel merupakan hukuman yang tepat bagi dosa mereka, sebab istilah ‘hangus dengan api’ juga menggambarkan kejijikan tindakan yang pernah dilakukan oleh Yoyakim kepada firman Allah (36:32) dan tindakan Yehuda yang menyakitkan hati Allah (7:31; 19:5). Itulah keadilan- Nya. Belaskasihan Allah nyata ketika Ia memberikan kesempatan kepada Zedekia untuk mendengarkan firman-Nya tentang penghukuman itu sehingga ia dapat mempersiapkan diri menghadapi semua itu. Ia juga mendapat janji penguburan bagi dirinya secara layak. Yosephus, ahli sejarah Yahudi yang hidup di abad pertama menuliskan bahwa Nebukadnezar menguburkan Zedekia dengan upacara kebesaran seorang raja (bdk. 39:5-7). Belaskasihan Allah memungkinkan Zedekia menjalani penghukuman dalam pemeliharaan dan kontrol Allah. Nebukadnezar tidak akan bertindak di luar batas yang Allah tetapkan. Renungkan: Pengalaman Zedekia merupakan peringatan sekaligus penghiburan bagi Kristen. Seperti Daud, perzinahannya memberikan dampak negatif bagi kehidupan keluarga dan kemampuannya menjalankan pemerintahan. Kristen pun tidak dilepaskan dari konsekuensi atas dosa yang diperbuatnya. Namun belaskasihan Allah senantiasa memelihara serta menopang Kristen untuk menjalani konsekuensi itu. Sementara itu kedaulatan-Nya mengontrol konsekuensi dosa itu sehingga tidak menjadi berlarut-larut yang akhirnya menghancurkan Kristen, sebab kesempatan untuk bertobat senantiasa tersedia. |
(0.1088989382716) | (Yeh 24:1) |
(sh: Catat tanggal pelaksanaannya (Rabu, 12 September 2001)) Catat tanggal pelaksanaannyaCatat tanggal pelaksanaannya. Nabi Yehezkiel menerima berita ini pada hari yang sama dengan permulaan pengepungan Yerusalem oleh pasukan Babel. Serbuan ini berlangsung sekitar dua tahun dan mengakibatkan kebinasaan seluruh Yerusalem. Yerusalem akan menjadi seperti sebuah kuali dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan. Daging dan tulang akan dimakan pasukan Babel, setelah isi kuali itu habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur, dan karatnya hilang (ayat 11). Karena Yerusalem menolak Allah membersihkannya dari segala kecemarannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Gambaran Allah yang jelas ini seharusnya membuat Kristen sadar bahwa sepanjang masa Allah tidak pernah berkompromi dengan dosa. Allah berkali-kali mencurahkan isi hati-Nya dengan metafora sebagai Pengusaha pokok anggur yang bertindak menggunting daun-daun pohon anggur apabila tidak menghasilkan buah (Yoh. 15). Atau apabila menghasilkan buah yang asam akan ada tindakan yang terburuk, yakni mencabut pohon tersebut dan membuangnya. Terhadap pribadi-pribadi yang memiliki perasaan seperti Pencipta kita, Allah sering melukiskan diri-Nya sebagai Bapa yang rindu melihat anak-anak-Nya yang terhanyut di dalam lumpur dosa, mau menyambut uluran tangan- Nya yang menyelamatkan. Namun seringkali tanggapan kita begitu bertolakbelakang dari yang diharapkan Tuhan. Kita sering cepat- cepat menggerakkan kaki kita untuk melarikan diri dari pertolongan-Nya hingga hasilnya bukanlah pertobatan melainkan menolak Allah dengan tangan kita yang "kecil". Hal ini sungguh membuat hati Allah pedih. Namun ada saatnya Allah mengumumkan ketegasan-Nya menindak kita seperti Ia menindak Israel. Bila waktu itu sudah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meluputkan diri. Renungkan: Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia kita dapat dibersihkan dari dosa (Why. 5-22). Tanggal penghakiman sudah ditentukan. Selagi pintu kesempatan masih terbuka, kita dapat mengoreksi dan menyesali segala ketidaktaatan kita, kemudian hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Mengejar kekudusan hidup adalah pekerjaan sepanjang hayat kita di muka bumi ini. |
(0.1088989382716) | (Yl 2:1) |
(sh: Hari Tuhan (Senin, 10 Desember 2012)) Hari TuhanJudul: Hari Tuhan Yoel bukan nabi pertama yang menggunakan gambaran hari Tuhan. Yesaya dan Yehezkiel juga memberitakan tentang hari itu (Yes. 13:6-22; Yeh. 30:2, 3). Malapetaka dan kehancuran yang dikaitkan dengan hari itu semula ditujukan kepada bangsa-bangsa asing (goyim) yang menjadi musuh umat Tuhan. Namun, mulai dari pemberitaan nabi Amos, murka dan penghukuman Ilahi ini ditujukan pula kepada umat Tuhan sendiri (Am. 5:18-20). Dengan tiupan sangkalala yang biasa dibunyikan sebagai tanda bahaya (1), mendekatnya hari Tuhan dimaklumkan. Yoel memberitakan serbuan pasukan belalang sebagai gambaran awal tentang dahsyatnya hari itu. Barisan mereka dibandingkan dengan pasukan berkuda yang menyerbu ke dalam kota, memanjati tembok-tembok, dan membuat bangsa-bangsa gemetar (5-6, 9). Efek serangan mereka bahkan membuat bumi gemetar, dan benda-benda langit kehilangan cahayanya (10). Gerombolan belalang yang menutupi permukaan bumi dan dihamburkan oleh tiupan angin gurun yang dahsyat dilukiskan sebagai gerhana yang mencekam. Sungguh luar biasa, makhluk-makhluk kecil ini dilihat sebagai pasukan Tuhan, bahkan pelaksana firman-Nya (11)! Pemberitaan Yoel mengajak kita merenungkan peristiwa lain yang melampaui zamannya: Akhir Zaman. Dunia kini akan berakhir, didahului dengan berbagai petaka yang dapat membuat kita bergidik. Namun, bagi orang yang melihat dengan mata iman, di balik bencana sedahsyat "gerhana belalang" pun, ada Dia yang "memperdengarkan suara-Nya" di depan pasukan-Nya. Dia yang menentukan perjalanan sejarah dan kepada Dialah mestinya pandangan dan harapan kita tertuju sampai akhirnya. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1088989382716) | (Ob 1:17) |
(sh: Karakteristik nubuat para nabi (Rabu, 19 Desember 2001)) Karakteristik nubuat para nabiKarakteristik nubuat para nabi. "Habis gelap terbitlah terang" merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan karakteristik nubuat para nabi di Perjanjian Lama, bahwa setelah menyampaikan penghakiman Tuhan atas Israel, mereka pun memberitakan pengharapan dalam Tuhan. Di akhir kitab Obaja, kita pun menyaksikan pola yang sama: setelah penghukuman, ada pemulihan. Pada perikop ini, Obaja memastikan kepastian firman Tuhan melalui dua hal. Pertama, kepastian hukuman bagi Edom. Kekuatan Israel digambarkan seperti api yang menghanguskan Edom, sehingga Edom tidak dapat tumbuh lagi karena mereka seperti jerami. Edom menjadi tidak berdaya pada saat Tuhan menentukan hari penghakiman tersebut. Bahkan Tuhan memakai bangsa asing lainnya untuk menghancurkan Edom. Kedua, pemulihan kembali bangsa Israel. Orang Israel dipulihkan Tuhan dan mereka memiliki kembali tanah pusaka mereka (ayat 19-21). Sekali lagi kita membaca tentang kasih Tuhan yang menghukum orang-orang yang memusuhi dan mendatangkan penderitaan bagi umat-Nya. Kebenaran ini membukakan pengertian kepada kita bahwa kita mempunyai konsep yang keliru tentang Tuhan. Bagi kita, Dia adalah Tuhan yang gemar menghukum, bahkan kadang kita juga berpikir bahwa acungan tangan-Nya dan mata-Nya hanya tertuju pada kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Sungguh suatu pandangan yang sangat keliru! Coba kita lihat, bukankah segala tindakan Allah sarat muatan kasih? Kalau kita menerima hukuman-Nya dan menderita karena hukuman tersebut, itu semata-mata karena kesalahan kita. Namun, tujuan penghukuman itu sendiri bukanlah untuk menenggelamkan kita dalam penderitaan, tetapi memulihkan kita. Bukti paling akurat untuk menggambarkan kasih Allah kepada kita adalah ketika Dia menemui ajal-Nya di kayu salib, di bukit Golgota. Renungkan: Ada kalanya kita pun mengalami penghukuman-Nya, namun Ia tidak pernah menghukum dengan hati bersukacita; Tuhan tidak pernah "menari di atas penderitaan kita". Percayalah bahwa setelah hukuman-Nya, akan ada pemulihan-Nya. Sambutlah kemurahan-Nya! |
(0.1088989382716) | (Mat 13:24) |
(sh: Lalang atau gandum? (Senin, 4 Februari 2013)) Lalang atau gandum?Judul: Lalang atau gandum? Si pemilik ladang -dalam perumpamaan yang Yesus sampaikan- tidak bermaksud mengadakan tumpang sari di ladangnya saat ia menyuruh hamba-hambanya membiarkan lalang tumbuh bersama gandum yang dia tanam. Karena jelas lalang tidak meningkatkan produktivitas lahan. Si pemilik ladang hanya tidak mau kalau gandum yang telah ditanam ikut tercabut bila hamba-hambanya mau mencabuti lalang itu (29). Bagi dia, lebih baik jika lalang dibiarkan tumbuh bersama gandum hingga saat menuai tiba. Karena pada waktu itulah akhir hidup keduanya akan ditentukan, lalang akan dibakar dan gandum akan dimasukkan ke lumbung (30). Perumpamaan tersebut merupakan gambaran mengenai keberadaan umat pilihan dan orang tak beriman di dunia ini. Keberadaan sebagai orang kudus tebusan Kristus, tidak menghindarkan umat dari kebersamaan dengan orang-orang yang tidak beriman di dunia ini. Meski berstatus sebagai orang kudus, umat pilihan tidak serta merta diisolasi dan tinggal bersama dalam suatu area secara eksklusif. Di dalam penjelasan-Nya, Yesus menyampaikan bahwa Tuhan membiarkan orang-orang jahat berada di tengah-tengah umat untuk kepentingan umat sendiri. Namun buah yang dihasilkan dari kehidupan mereka akan memperlihatkan, yang manakah orang jahat dan yang manakah umat. Sehingga pada akhir zaman, Tuhan datang untuk memisahkan umat pilihan dari orang-orang yang melakukan kejahatan dan orang-orang yang menyebabkan orang lain berbuat dosa (41). Hendaknya kita tidak lantas menebak-nebak apakah orang-orang tertentu termasuk lalang atau bukan ketika kita berada dalam kumpulan umat. Sebab Tuhan saja menentukan hal itu di akhir zaman nanti. Lagi pula masih ada kesempatan bertobat bagi setiap orang. Yang perlu dipastikan, apakah kita tidak termasuk orang yang melakukan kejahatan atau menyebabkan orang lain berbuat dosa. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.1088989382716) | (Luk 17:20) |
(sh: Kerajaan Allah sudah datang! (Sabtu, 13 Maret 2004)) Kerajaan Allah sudah datang!Kerajaan Allah sudah datang! Mungkin Anda masih ingat berapa kali muncul nubuat-nubuat mengenai kedatangan Yesus kedua kali dalam dua dekade terakhir ini. Bukan hanya melanda manca negara, tetapi juga di Indonesia. Berita-berita ini menjadi isu yang hangat dan sangat menggairahkan. Walau tidak satu pun terbukti benar, banyak orang yang terkecoh olehnya. Tak sedikit orang yang menjadi goncang imannya. Hari kedatangan Tuhan yang kedua kali tidak dapat diprediksi dengan melihat tanda-tanda lahiriah zaman ini (ayat 20-21). Oleh sebab itu semua usaha untuk menandai dalam kalender kita akan berakhir sia-sia. Kerajaan Allah sebenarnya sudah datang di dunia ini (ayat 21). Ia hadir pada setiap hati orang percaya. Orang percaya dan kehidupannya seharusnya menjadi bukti kehadiran kedaulatan dan pemerintahan Allah tersebut. Yesus mengingatkan orang banyak bahwa akan ada banyak sikap terhadap kedatangan Anak Manusia. Ada orang yang dengan semangat mencari-cari tanda, menghitung-hitung hari kedatangan Anak Manusia itu (ayat 22-23), namun mereka tidak akan menemukannya. Sebaliknya ada pula orang-orang yang tidak mempedulikan sama sekali hari kedatangan Anak Manusia itu. Mereka akan sibuk dengan urusan mereka masing-masing, hidup dalam dosa, sama seperti orang-orang yang kemudian dibinasakan oleh air bah pada masa Nuh (ayat 26-27) dan yang kemudian dimusnahkan oleh api dan belerang pada zaman Lot (ayat 28-29). Justru, penghukuman seperti yang dialami oleh nenek-nenek moyang mereka akan menimpa mereka pada masa kini (ayat 30-37) apabila mereka tidak bertobat dan mencari Kerajaan Allah dengan sungguh-sungguh sebelum Anak Manusia benar-benar datang. Renungkan: Hanya dengan menerima kehadiran Kerajaan Allah, yaitu merajakan Anak Manusia dalam hidup kita, kita akan dihindarkan dari penghukuman yang begitu dahsyat. |
(0.1088989382716) | (Luk 22:54) |
(sh: Penyangkalan Petrus (Senin, 5 April 2004)) Penyangkalan PetrusPenyangkalan Petrus. Yesus ditangkap dan dibawa ke rumah imam besar (ayat 54). Petrus yang sebelumnya mengatakan berani mati bersama Yesus (ayat 22:33), hanya berani mengikuti Yesus dari jauh. Jangankan mati bersama Yesus berada dekat dengan Yesus saja tidak berani. Lukas melaporkan bahwa peristiwa penyangkalan Petrus tidak berlangsung lama, kira-kira satu jam (ayat 59). Peristiwa tersebut terjadi di halaman rumah di tengah suasana api unggun (ayat 55). Ada tiga orang yang mengenali Petrus. Pertama, seorang hamba perempuan menyatakan Petrus adalah seorang yang bersama Yesus (ayat 56). Petrus menyangkal. Kedua, seorang laki-laki mengenali Petrus sebagai salah seorang murid Yesus (ayat 58). Apa yang dikatakan hamba perempuan mendapat perhatian dari orang-orang yang berada di halaman rumah tersebut. Jika hamba perempuan mengenali Petrus sebagai orang yang bersama Yesus, maka orang kedua mengenali Petrus sebagai salah seorang murid-Nya. Orang kedua menekankan bahwa Petrus adalah salah satu murid Yesus. Sekali lagi Petrus menyangkal. Ketiga, seorang lain datang mendekati Petrus dan menegaskan bahwa Petrus adalah murid Yesus. Jika orang pertama dan kedua tidak dapat memberikan bukti, maka orang ketiga ini memberi pernyataan dengan bukti. Dari tutur kata Petrus jelas sekali terlihat bahwa ia berasal dari Galilea (ayat 59). Orang Galilea berbicara dengan aksen yang khas. Ini tidak dapat disangkal. Meski sudah terbukti bahwa Petrus berasal dari Galilea yang berarti sedaerah dengan Yesus, Petrus tetap menyangkal. Bahkan kali ini ia lebih keras menyangkal. Kerasnya penyangkalan Petrus direkam oleh Matius (ayat 26:74). Ayam berkokok. Segera Petrus mengingat apa yang telah dikatakan Yesus sebelumnya (ayat 61). Petrus menyadari kegagalannya. Petrus menangis dengan sedih (ayat 62). Penyesalan selalu terlambat datangnya. Renungkan: Mudah sekali menyatakan setia sampai mati kepada Yesus semudah menyangkal-Nya mati-matian. |