Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 2621 - 2640 dari 4880 ayat untuk Adalah (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17935) (Mzm 73:1) (sh: Pergelutan iman. (Jumat, 07 Agustus 1998))
Pergelutan iman.

Pergelutan iman.
Hidup orang percaya tak luput dari pergumulan. Rasa iri dan tak puas melihat keberhasilan orang fasik, sering mengganggu kita bukan? Lebih-lebih melihat mereka yang bangga, beruntung dalam kejahatan. Pergumulan Asaf inilah yang kita baca hari ini. Hampir saja ia runtuh iman (ayat 2), tergoda meninggalkan cara hidup yang bersih (ayat 13). Mengapa godaan semacam itu dapat terjadi? Karena, konsep bahwa beriman berarti hidup bahagia tanpa masalah adalah konsep iman kekanak-kanakan. Dalam konsep iman yang lebih dewasa, kita menyadari bahwa hidup dalam dunia ini penuh masalah, namun kita mampu menjalaninya bersama Tuhan.

Tuhan memberi jalan keluar. Dalam pergumulan iman ada banyak alternatif yang dapat dilakukan. Asaf memilih mencari wajah Tuhan (ayat 17). Di dalam kedekatan akan Allah, Asaf beroleh cahaya ilahi yang menyibakkan realita apa adanya dan memberinya kejelasan dan ketenangan (ayat 17-20). Tampaklah padanya jalan orang-orang fasik adalah jalan kehancuran dan kebinasaan (ayat 18-19). Dalam hidup ini kita tidak hanya membutuhkan mata fisik, tapi juga mata hati yang dicerahkan Roh Kudus. Pergumulan tak perlu menggelapkan, membuat kita gelisah, takut, iri.

Renungkan: Dalam hadirat-Nya, pergumulan hidup yang berat menjadi alat Tuhan mendewasakan kita.

(0.17935) (Mzm 73:21) (sh: Bersama Tuhan dalam pergumulan. (Sabtu, 08 Agustus 1998))
Bersama Tuhan dalam pergumulan.

Bersama Tuhan dalam pergumulan.
Pergumulan iman adalah sesuatu yang serius. Asaf mengalami masa krisis, bahkan hampir kehilangan jati dirinya. Kesan dan kesimpulan salah tentang fakta hidup orang fasik membuatnya pahit hati (ayat 21). Untunglah ia tidak berlarut-larut dalam kepahitan dan kemunduran iman. Sebaliknya menyadari adanya reaksi yang tidak beres itu membuat ia berpaling. Bukan dari Tuhan, tetapi kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan baru dari kemuliaan-Nya. Kini pergumulan hidup dengan segala kesulitannya tidak lagi fokus perhatiannya, tetapi Allah menjadi gunung batu kekuatannya.

Iman yang dewasa. Di dalam Tuhan, Asaf bukan saja beroleh kehangatan pelukan Tuhan, tetapi juga pengenalannya akan Tuhan menjadi makin jelas dan dewasa. "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (ayat 26). Iman yang dewasa, iman yang telah dimurnikan, adalah iman yang tidak lagi dikaitkan pada kondisi lahiriah dan berkat-berkat material. Iman itu bersandar penuh pada Allah saja dan menjadikan seluruh hidup baik yang sedang dilalui kini maupun tujuan kekal kelak sepenuhnya dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan saja.

Doa: Dalam kepahitan dan kekecewaan, Engkaulah perlindunganku.

(0.17935) (Mzm 77:1) (sh: Pasang surut iman. (Rabu, 12 Agustus 1998))
Pasang surut iman.

Pasang surut iman.
Hari-hari kehidupan orang beriman tidak selalu cerah. Mendung dan badai, suka dan duka silih berganti. Seiring keadaan hari-hari kehidupan kita itu, kondisi iman kita pun cenderung pasang surut. Demikian pula pemazmur. Malam-malam tanpa tidur (ayat 2) penuh pergumulan iman berat (ayat 3) membuat jiwa pemazmur dipenuhi oleh keraguan dan pertanyan. Sungguhkah Allah hidup? Benarkah Ia kasih? Sungguhkah Ia berkuasa mengendalikan segala perkara? Adakah aku dinaungi-Nya? Pertanyaan pemazmur bahkan jauh lebih dalam daripada pertanyaan-pertanyaan yang sering kita lontarkan tadi (ayat 8-10).

Ingat nama Yesus. Fondasi kokoh iman kita adalah Allah sendiri. Tahu doktrin tentang Allah, sifat dan karya-Nya adalah hal yang berarti. Tetapi itu saja tidak cukup. Akrab dengan berbagai kisah nyata perbuatan Allah dalam sejarah baik yang dicatat Alkitab, sejarah gereja, maupun kisah-kisah hidup kita sendiri di masa lalu, akan membuat pengetahuan tersebut tidak berhenti menjadi sekadar teori tetapi menjadi suatu keyakinan yang hidup. Hendaklah Nama Yesus, di dalam siapa seluruh perbuatan Allah tersingkap penuh, terus kita kisahkan ulang.

Renungkan: "Tirulah teladan pelaut. Tatkala badai menerjang, buanglah semua beban. "Buanglah" sauh ke dasar iman teguh". (disarikan dari ucapan Johan Tauler).

(0.17935) (Mzm 79:1) (sh: Usaha menista Nama Tuhan. (Selasa, 18 Agustus 1998))
Usaha menista Nama Tuhan.

Usaha menista Nama Tuhan.
Dengan disebut-sebutnya Bait Allah yang dinajiskan musuh dan Yerusalem dijadikan timbunan puing (ayat 1), latarbelakang mazmur ini adalah masa-masa sulit saat Israel diserbu, dikalahkan dan dibuang ke Babel. Perbuatan keji itu ditambah pembunuhan tanpa menguburkan mayat umat Tuhan (ayat 3) dimaksudkan untuk menista Nama Tuhan. Di balik penderitaan berat itu, pemazmur melihat tangan Tuhan yang sedang menghukum umat-Nya sendiri. Murka Allahlah yang sebenarnya sedang berkobar-kobar melawan umat-Nya.

Pertobatan dan pengampunan. Apabila kita sungguh bagian keluarga Allah, Ia pasti akan menghajar kita atas kesalahan dan dosa kita (Ibr. 12:7-11). Ia berbuat demikian karena benci dosa tetapi cinta umat-Nya. Hukuman-Nya bukan bertujuan untuk membinasakan tetapi menghajar agar kita sadar dan bertobat. Itu sebabnya tak perlu kita ragu berseru kepada-Nya, memohon ampun, meminta agar Ia memulihkan kita kembali. Sebaliknya bila kita tidak bertobat dan tidak memohon pemulihan-Nya, kita menyatakan diri sebagai orang tidak beriman.

Renungkan: Penderitaan adalah sakit dalam waktu singkat namun sukacita dalam waktu panjang (BL. Henry Suso).

Doa: Kami memuji kasih-Mu yang kekal. Baharuilah hati kami tiap hari, agar berjalan dalam terang kesucian-Mu, dalam Yesus.

(0.17935) (Mzm 80:1) (sh: Doa kepada Sang Gembala. (Rabu, 19 Agustus 1998))
Doa kepada Sang Gembala.

Doa kepada Sang Gembala.
Tuhan Allah adalah Gembala umat-Nya. Ia juga adalah pemelihara kebun anggur yaitu umat-Nya Israel (ay 2&9). Asaf mengenang dan mengingatkan Tuhan akan karya-karya penyelamatan-Nya dulu ketika membawa Israel keluar dari Mesir dan menjadikan mereka umat-Nya dan bangsa yang berdaulat. Doa ini pasti dipanjatkan dalam masa-masa saat Israel dihukum Tuhan melalui bangsa Asyur. Asaf berdoa agar Israel (Efraim, Benyamin, Manasye mewakili suku-suku Kerajaan Utara) dipulihkan Tuhan kembali.

Doa yang terlambat. Inti doa Asaf ini ialah memohon keselamatan bagi Israel. Artinya agar mereka diselamatkan dari kehancuran dan kepunahan. Bila kita membaca kitab nabi-nabi yang dipakai Tuhan memperingati Israel (Yesaya misalnya) jelas bahwa Allah telah memberi mereka undangan untuk bertobat. Namun semua undangan dan peringatan itu mereka anggap angin lalu. Meskipun tepat mengarahkan doa permohonan keselamatan kepada Tuhan, namun saat itu sudah terlambat. Firman Tuhan mengan-dung dua sisi: janji dan peringatan. Bila tidak kita gubris, kehan-curan pasti akan kita jelang.

Renungkan: Hiduplah terus dalam terang, sebab hidup dalam gelap hanya akan membuat orang binasa.

Doa: Kiranya Roh mengajar kami berdoa dan memohon sesuai kehendak-Mu. Amin.

(0.17935) (Mzm 81:1) (sh: Menyanyikan kebaikan Tuhan. (Kamis, 20 Agustus 1998))
Menyanyikan kebaikan Tuhan.

Menyanyikan kebaikan Tuhan.
Hati yang bersukacita dan gembira dalam kehidupan, menjadi keinginan setiap orang. Namun kesukaan, ungkapan nyanyian rohani dan puji-pujian adalah kualitas hidup umat yang ada dalam hubungan akrab dengan Allah. Di dalam Roh kita dimampukan berdoa, memuji Tuhan dengan benar. Kita miskin dalam puji-pujian bila hati kita beku terhadap keindahan dan mukjijat Tuhan. Bila kebaikan dan pertolongan Tuhan, tak terhitung jumlahnya atas hidup kita masing-masing, dosalah membuat kita tak mampu mensyukurinya.

Doa yang terlambat. Tujuan Asaf menyanyikan pujian tersebut adalah untuk mengingat-ingat karya penyelamatan Tuhan guna konteks penyelamatan Israel saat itu. Sayang Israel terlalu lambat meresponi Tuhan. Memang Tuhan Allah panjang sabar dan kemurahan-Nya kekal. Namun keadaan Israel yang berkeras hati membuat mereka menempatkan diri di luar jangkauan kesabaran dan kemurahan Tuhan itu. Dalam tugas kita menyaksikan Injil dan menyuarakan kebenaran pun kita harus tegas memberikan peringatan. Kasih karunia Tuhan bukan untuk dipermainkan!

Renungkan: Kristen, beritakan terus kebenaran tentang Injil, keadilan, kekudusan. Teguhkan hati untuk juga menyuarakan ancaman hukuman ilahi!

Doa: Bangkitkanlah di antara umatMu orang-orang yang berbicara vokal tentang kebenaran.

(0.17935) (Mzm 83:1) (sh: Ketidakberdayaan. (Jumat, 21 Agustus 1998))
Ketidakberdayaan.

Ketidakberdayaan.
Sepuluh bangsa disebut Asaf berkomplot hendak menekan Yehuda (ayat 7-9). Yehuda sendiri tidak mampu lepas dari masalah yang dihadapinya. Satu satunya harapan adalah apabila Tuhan bertindak. Itu sebab ia berseru, "Jangan Engkau bungkem, berdiam diri, berpangku tangan" (ayat 2). Ungkapan ini mirip teriakan para murid Tuhan Yesus di saat perahu mereka diterpa angin ribut (Mrk. 4:35-41). "Guru, Engkau tidak peduli kalu kita binasa?" Kini pun kita tak berdaya di tengah berbagai persoalan ekonomi, sosial-politik yang seolah sedia menghancurkan kita. Kepada Tuhankah kita tujukan doa dan harap itu?

Masih ada harapan. Walaupun sudah panjang lebar pemazmur melukiskan bencana yang akan menimpa bangsa Israel (ayat 3-9), pemazmur sadar masih ada harapan. Harapan itu ada karena Tuhan (ayat 4,6). Pemazmur mengingat bahwa bangsa Yehuda adalah pilihan Allah. Sesudah terlepas dari himpitan, pemazmur memohon supaya musuh-musuh dimusnahkan (ayat 10-19). Doa ini mengingatkan kita untuk tidak hanya memohon keselamatan bagi diri sendiri tetapi juga memohon Tuhan menegakkan kebenaran dan keadilan-Nya.

Renungkan: Hubungan umat Tuhan dengan Tuhan, bukan sekedar supaya lepas dari masalah, tetapi agar menjadi saluran berkat untuk semua orang.

(0.17935) (Mzm 97:1) (sh: Tuhan adalah Raja! (Selasa, 10 November 1998))
Tuhan adalah Raja!

Tuhan adalah Raja!
Pemazmur menggambarkan betapa bumi bersorak, bila Allah datang memerintah. Kelaliman dimusnahkan, dan kesejahteraan ditegakkan. Suatu pemerintahan yang didambakan rakyat! Di dalam pemerintahan kerajaan Allah, Kristus duduk di atas takhta sebagai Raja. Bagi umat yang percaya dan setia, Dia Pembawa sukacita besar; tetapi bagi mereka yang menyelewengkan kekuasaan, menindas rakyat bahkan cenderung tidak mau mengakui kewibawaan Tuhan sebagai Raja, kedatangan-Nya merupakan suatu kengerian dan mereka akan dipermalukan. Syair Isaac Watts dalam sebuah kidung Natal sungguh menggambarkan hal ini:"Hai dunia gembiralah dan sambut Rajamu; ... Hai dunia elukanlah Rajamu Penebus; ... Dialah Raja semesta, benar dan mulia" (KJ 199).

Celakalah yang menjadi musuh Tuhan. Kuasa yang menegakkan hukum dan keadilan Allah tengah bekerja menuju puncak kemenangan-Nya. Cahaya kemenangan pun terbit atas umat-Nya. "Mari serukanlah kemenangan-Nya, bencilah kejahatan." Dan celakalah mereka yang tidak hanya menolak masuk kerajaan-Nya dan menyembah-Nya, tetapi juga merintangi orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat. 23:13). Kengerian dan malapetaka akan menimpa mereka.

Doa: Tuhan, terima kasih untuk sukacita di dalam Kristus.

(0.17935) (Mzm 99:1) (sh: Raja sejati. (Kamis, 12 November 1998))
Raja sejati.

Raja sejati.
"Titah raja adalah hukum!" Konsep pemikiran itu dianut oleh raja yang menganggap dirinya setara dengan dewa dan "dianggap" tidak pernah berbuat salah. Raja menjadi "maha kuasa", berdaulat penuh memerintah dan "harus" ditakuti rakyat. Tetapi konsep ini tidak berlaku pada Allah, Sang Raja sejati. Ia bukan manusia yang memuja diri sendiri. Ia adalah Allah yang mulia yang mengungkapkan karakter-Nya yang murni dalam hukum yang tak bercela. Tak ada penyelewengan kuasa dalam diri-Nya, tak ada "niat" menindas umat dalam diri-Nya. "Siapakah yang berkuasa atas diri kita, raja manusiakah atau Allah, Sang Raja sejati?"

Respons Kristen. Dalam terang firman, keadilan dan kebenaran harus diperjuangkan. Kebenaran tidak tergantung pada situasi dan kehendak penguasa. Tidak ada unsur yang menentang penguasa bila kebenaran diperjuangkan. Respons Kristen terhadap masalah ketidakadilan tidak sebatas pada belas kasihan, tetapi berlandaskan tekad dan semangat membela dan menegakkan keadilan. Respons perjuangan tidak sia-sia, karena Allah, Raja sejati ada di pihak kita.

Renungkan: Allah telah menuntaskan pekerjaan keselamatan-Nya untuk kita. Sekarang tugas kita memperjuangkan ditegakkannya kembali keadilan dan kebenaran-Nya. Berjuanglah dalam Firman-Nya!

(0.17935) (Mzm 106:26) (sh: Dosa Israel dan pengampunan Tuhan (Selasa, 11 Mei 1999))
Dosa Israel dan pengampunan Tuhan

Dosa Israel dan pengampunan Tuhan. Pemazmur mengatakan bahwa bangsa Israel belum sepenuhnya "kudus" di hadapan Allah. Sejarah membuktikan, bahwa mereka sering meremehkan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan: menyembah berhala, melawan Musa (hamba-Nya), menajiskan diri dengan mempersembahkan korban (anak lelaki dan perempuan) kepada berhala atau roh jahat. Maka menyalalah murka Tuhan terhadap bangsa-Nya dan Ia menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga mereka berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Namun, Tuhan Maha Pengampun, Ia tetap menilik umat-Nya dan ketika Ia mendengar teriakan bangsa-Nya, Ia ingat akan perjanjian yang dibuat-Nya. Ia memberi rahmat dan menyatakan kasih setia-Nya.

Kekudusan Tuhan. Tuhan penuh kasih karunia dan Maha Kudus. Kedua sifat itu tidak dapat dipisahkan. Dalam membina hubungan yang benar dengan Allah, maka Israel harus menjaga "kekudusan" hidupnya (bdk. Im. 19:2; 1Ptr. 1:16). Umat Israel harus kudus karena Allah adalah kudus! Bagaimana umat Israel mampu hidup kudus? Semuanya hanya karena kasih karunia-Nya.

Renungkan: Seorang yang ingin hidup kudus adalah seorang yang hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah yang kudus dan menaati firman-Nya yang kudus.

(0.17935) (Mzm 107:23) (sh: Tuhan atas alam semesta (Sabtu, 15 Mei 1999))
Tuhan atas alam semesta

Tuhan atas alam semesta. Tuhan adalah Allah atas alam semesta ciptaan-Nya. Kuasa-Nya dinyatakan di tengah-tengah samudera raya (ay. 23-29), di dalam aliran-aliran sungai dan padang gurun (ay. 33-38). Di berbagai keadaan alam Tuhan menunjukkan kuasa dan mukjizat-Nya demi kebaikan umat-Nya (ay. 29-30, 37-38, 41).

Keadilan Tuhan. Banyak orang (pribadi maupun masyarakat) yang cenderung menganggap bahwa alam adalah pemegang kekuasaan tertinggi. Misalnya, ada masyarakat tertentu yang meyakini bahwa bencana alam tidak akan terjadi bila mereka telaten dan setia pada penguasa alam. Keadaan ini menunjukkan kegagalan mereka melihat Penguasa atas alam semesta yang sejati. Ada dua hal yang ingin diluruskan oleh pemazmur: (1) Tuhan aktif menunjukkan kuasa-Nya melalui intervensi (campur tangan) nyata yang seringkali di luar dugaan manusia dan melampaui akal pikiran manusia; (2) Tuhan memihak yang lemah, rendah hati, bukan yang sombong dan tinggi hati (ay. 40-41). Kenyataan ini tidak mendorong kita untuk tergila-gila pada mukjizat Tuhan, tetapi sebaliknya didorong untuk percaya aktif pada Kemahakuasaan Tuhan yang senantiasa dinyatakan. Pujilah dan sembahlah Allah, Sang Pencipta alam semesta yang adil.

Doa: Ya Tuhan Yesus, terpujilah Engkau, Penguasa Alam yang sejati dan yang adil.

(0.17935) (Mzm 108:1) (sh: Pujian kepada Tuhan semesta alam (Rabu, 12 Mei 1999))
Pujian kepada Tuhan semesta alam

Pujian kepada Tuhan semesta alam. Daud mengekspresikan pujiannya kepada Allah semesta alam dengan melibatkan hati dan jiwanya secara terbuka, utuh, dan tulus (ay. 1). Hal ini menunjukkan bahwa yang paling penting dalam memuji Tuhan adalah kesiapan hati dan jiwa -- bukan segala perlengkapan yang sifatnya jasmaniah (meskipun itu juga diperlukan). Selanjutnya Daud menyatakan bahwa pujian kepada Tuhan yang disertai dengan semangat itu juga digaungkan oleh bangsa-bangsa lain. Ungkapan pujian Daud ini didasarkan pada pengenalan dan keyakinannya akan kasih dan kekuasaan Tuhan yang mengatasi langit dan bumi.

Alasan memuji Tuhan. Daud memiliki alasan yang tepat untuk memuji Tuhan. Daud yakin bahwa di masa kepemimpinannya, Allah yang telah berfirman itu akan membawa suku-suku bangsa -- baik dalam lingkup keluarga besar Yakub maupun musuh-musuhnya -- untuk menjadi kesatuan yang harmonis di bawah kekuasan "tongkat kerajaan-Nya." (ay. 9). Daud sungguh percaya, bahwa Allah adalah sumber kekuatan kepemimpinannya. Dialah yang memberikan kemenangan kepadanya. Daud tahu benar mengapa ia harus memuji Tuhan, karena hanya Tuhan yang layak menerima segala pujian bangsa. Apakah Anda juga memiliki alasan untuk memuji Tuhan?

(0.17935) (Mzm 113:1) (sh: Memuji Tuhan di setiap waktu dan tempat (Rabu, 19 Mei 1999))
Memuji Tuhan di setiap waktu dan tempat

Memuji Tuhan di setiap waktu dan tempat. Sepenting apakah puji-pujian bagi Tuhan dalam kehidupan orang percaya? Sering kali pujian bagi Tuhan tidak menempati posisi penting bahkan hanya dinaikkan dalam kondisi atau situasi tertentu. Kitab Mazmur yang banyak menuliskan puisi puji-pujian bagi Tuhan mengajarkan bahwa pujian bagi Tuhan harus ditempatkan sebagai prioritas utama dalam kehidupan orang percaya. Martin Luther, terdorong keinginannya memotivasi orang percaya agar terus memuji Tuhan di setiap waktu dan kesempatan, banyak menggubah lagu pujian bagi Kristen saat itu.

Memuji-Nya karena mengenali perbuatan-Nya. Pujian penuh makna akan keluar dari setiap mulut yang mengalami kedekatan dengan Tuhan. Pujian terindah bersumber pada hati orang percaya yang meyakini bahwa Dia adalah Tuhan yang mampu melakukan pekerjaan ajaib, tak tertampung oleh pikiran manusia (ay. 7-9). Pekerjaan besar dari Tuhan selalu menjadi harapan bagi pemuji Tuhan. Pekerjaan besar Tuhan sudah terbukti terjadi dalam kehidupan Israel yaitu ketika Tuhan memimpin mereka keluar dari Mesir masuk ke tanah Kanaan dengan penuh kejayaan. Mengingat dan mengenali Tuhan dalam pujian menunjukkan bahwa pemuji Tuhan percaya segala sesuatu pasti di dalam Tuhan karena Dia adalah Tuhan yang benar dan adil.

(0.17935) (Mzm 119:49) (sh: Firman yang menghibur (Senin, 23 Agustus 1999))
Firman yang menghibur

Firman yang menghibur. Pernyataan pemazmur dalam perikop ini menyajikan tiga hal untuk direnungkan. Pertama, pemazmur mengungkapkan sikap hidupnya yang mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya sumber penghiburan dan pengharapan dalam kesengsaraan. Kedua, pemazmur mengingatkan orang-orang fasik yang melakukan penyimpangan terhadap Taurat Tuhan. Ketiga, pemazmur menjalin persekutuan yang baik dengan orang-orang yang takut akan Tuhan dan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya. Firman yang menyuarakan janji Tuhan adalah firman yang menghibur, meneguhkan dan menyelamatkan orang beriman sehingga mampu bertahan dalam penderitaan.

Bagianku ialah Tuhan. Kehidupan pemazmur yang dipenuhi dengan syukur dan bakti kepada Tuhan, sungguh menyadari bahwa yang terutama dan terpenting dalam hidupnya adalah Tuhan. Oleh karena itu tak ada janji yang lebih indah selain berpegang pada firman-Nya. Ia senantiasa memperhatikan jalan-jalan hidupnya, apakah sesuai dengan peringatan-peringatan-Nya. Seorang yang hidup sepenuhnya bagi Tuhan tak pernah berlambat-lambat meninggalkan dosa, dan bersegera melangkahkan kaki menuju jalan-jalan-Nya.

Renungkan: Dalam hidup Anda, siapa atau apa yang menjadi terutama dan terpenting?

(0.17935) (Mzm 119:65) (sh: Seperti pengalaman pemazmur (Selasa, 24 Agustus 1999))
Seperti pengalaman pemazmur

Seperti pengalaman pemazmur. Harta, pekerjaan, dan segala kesibukan sehari-hari dalam pekerjaan, keluarga, masyarakat, adalah penting dan merupakan karunia Tuhan. Karunia Tuhan yang baik itu tidak boleh ditinggikan sampai akhirnya menggantikan kedudukan Allah, Sang Pemberi. Inilah alasan mengapa pemazmur sampai sedemikian rindu memahami, melaksanakan dan setia pada firman Tuhan. Mungkinkah pengalaman pemazmur ini juga mampu memacu semangat dan tekad kita untuk memahami dan menjalani kehendak-Nya? Kita pasti dimampukan-Nya, sebab yang terpenting dalam hidup ini ialah berpegang dan berjalan dalam kebaikan Tuhan.

Firman Tuhan dasar pertumbuhan. Banyak Kristen yang belum memiliki sikap seperti yang dimiliki pemazmur. Mengapa? Seringkali kerinduan pada firman Tuhan tidak diikuti oleh tekad dan semangat untuk setia menjalani kehendak-Nya. Pertumbuhan rohani kita tersendat karena tidak bertumbuhnya pengenalan kita akan Allah yang berfirman. Firman-Nya adalah makanan sehat dan bergizi bagi kerohanian kita.

Renungkan: Tekad dan semangat untuk setia menjalani firman-Nya hanya akan ada dalam diri bila kita menyadari bahwa kita berasal dari Dia.

Doa: Tuhan, tumbuhkanlah kesadaranku bahwa firman-Mu mengajarku mengerti setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku.

(0.17935) (Mzm 122:1) (sh: [kosong] (Kamis, 2 September 1999))
[kosong]

Rumah Tuhan adalah pusat berkumpulnya umat di Yerusalem, di mana mereka beribadah kepada Allah yang hidup, yang memelihara dan menyelamatkan mereka. Di rumah Tuhan inilah mereka bersyukur karena ditegakkannya keadilan (ayat 5) dan berdoa bagi kesejahteraan umat (ayat 6-7). Kesejahteraan dan sentosa hanya akan dialami umat bila keadilan ditegakkan sesuai kebenaran-Nya. Walaupun terdiri dari berbagai suku, namun umat bersatu menyatakan syukur atas pemeliharaan Tuhan. Inilah gambaran Gereja Tuhan yang memancarkan kemuliaan-Nya. Bagaimana dengan Gereja kita saat ini?

Gereja kelak. Gereja yang akan datang adalah suatu komunitas Ilahi yang dikehendaki Allah menjadi suatu masyarakat, di mana batasan etnis, ras, dan golongan tidak lagi menjadi hambatan. Mereka bersama-sama menyembah Allah yang satu dan kudus dengan norma yang satu di dalam Yesus Kristus. Di sana kita akan bersama-sama dengan Dia yang kini duduk di sebelah kanan Allah Bapa. Itulah komunitas Ilahi. Marilah kita bersama berdoa bagi kesejahteraan dan kedamaian umat Allah di tengah dunia agar bersatu untuk mewujudkan komunitas Ilahi yang berkenan kepada-Nya.

Doa: Bapa, peliharakanlah umat-Mu dalam menegakkan keadilan, sehingga umat-Mu mendapatkan kesejahteraan dan sentosa.

(0.17935) (Mzm 127:1) (sh: Ciri Kristen sejati (Selasa, 7 September 1999))
Ciri Kristen sejati

Ciri Kristen sejati. Seseorang yang memiliki citra Kristen sejati akan nampak dari sikap, prinsip, pandangan, dan gaya hidupnya. Salah satu ciri Kristen sejati adalah ketergantungannya kepada Tuhan. Mungkin ia seorang yang kuat, mampu, dan serba bisa dalam berbagai hal, tetapi ia bukan seorang yang menggantungkan hidupnya pada kekuatan diri, karena ia menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Ketika ia mampu dan berhasil melakukan suatu hal, ia tidak akan mengakuinya sebagai hasil kekuatannya sendiri, tetapi karena Tuhan yang memampukannya. Ia tidak akan menjadi sombong atau berusaha mencuri kemuliaan Tuhan. Kristen sejati dengan tulus hati mengakui bahwa segala sesuatu berasal dan Tuhan yang Maha Kuasa dan menggantungkan hidupnya hanya pada-Nya.

Berkat Tuhan. Segala sesuatu adalah sia-sia jika bukan Tuhan yang memberkati. Manusia boleh berusaha sekuat tenaga, namun tanpa turut campur tangan Tuhan semuanya sia-sia. Manusia boleh mengakui keberhasilan dan kehebatan seseorang, tetapi bila pekerjaan itu tidak diberkati Tuhan, pada akhirnya akan menjadi sia-sia. Pekerjaan sederhana yang diberkati Tuhan jauh lebih indah dibandingkan pekerjaan hebat yang tidak mengikutsertakan Tuhan.

Renungkan: Sudahkah Tuhan terlibat dalam seluruh kehidupanku?

(0.17935) (Mzm 142:1) (sh: Pencurahan hati kepada Allah (Selasa, 21 September 1999))
Pencurahan hati kepada Allah

Pencurahan hati kepada Allah. Teladan Daud dalam menghadapi ancaman adalah mencurahkan segala keluhan kepada Allah. Kita dapat menceritakan kepada-Nya setiap masalah, berbagi pergumulan, dan ketika kita sedang stress. Walau tak seorang pun yang memperhatikan kita di saat sangat dibutuhkan, kita tetap mempunyai Allah yang memperhatikan kita. Dengan mencurahkan segala sesuatu kepada-Nya, berarti kita yakin bahwa Allah tidak hanya mendengar, tetapi juga mampu menolong pada waktu-Nya.

Tuhan tempat perlindungan. Ketika pemazmur berada dalam keadaan tertekan ia berteriak meminta tolong kepada Tuhan. Berseru-seru sama dengan teriakan minta tolong dari seseorang yang mengalami penderitaan yang tidak tertahankan. Dalam keadaan yang menyesakkan seperti itu pemazmur menyadari bahwa pertolongan dan perlindungan tidak ada di tempat lain kecuali kepada Tuhan (ayat 6). Kadang kita cepat tergiur ketika orang mengatakan bahwa ada "orang pintar" di kota "anu" yang pandai dan berkuasa menyembuhkan atau menolong kita. Pertolongan yang segera, cepat, dan manjur sedang dicari kebanyakan orang zaman ini. Tetapi pertolongan sejati adalah dari Tuhan.

Renungkan: Akankah kita menukar iman kepada Allah yang hidup dengan kepintaran manusia atau kekuatan roh jahat?

(0.17935) (Mzm 143:1) (sh: [kosong] (Rabu, 22 September 1999))
[kosong]

Dasar doa yang benar adalah mengakui kebenaran Allah. Pemazmur berada dalam kesulitan. Ia merasa sedemikian beratnya seolah Tuhan menyembunyikan wajah-Nya. Namun perasaan ini cepat ditepiskan dengan kesadaran penuh bahwa tidak seorang pun yang benar di hadapan Tuhan, dan tidak seorang pun yang layak memohon kepada Allah (ayat 2). Karena itu pemazmur melandasi permohonan dan pengharapannya semata-mata pada kesetiaan, keadilan, dan kebaikan Allah (ayat 1b, 5).

Percaya berarti pasrah pada kehendak Tuhan. Pemazmur menegaskan bahwa percaya berarti kerelaan menerima dan menempuh kehendak Tuhan. Kerelaan melakukan kehendak Tuhan (ayat 8, 9) adalah buah dari percaya. Melakukan kehendak Allah bukan pula sebagai suatu syarat agar doa seseorang dijawab, sebab doa merupakan bagian dari penyerahan diri kepada Allah. Karena itu, melakukan kehendak Tuhan maupun permohonan doa merupakan penyerahan diri kepada kebaikan Tuhan. Dengan demikian, pemazmur memohon agar ia dilepaskan dari segala tekanan dan kesesakan bukan karena ia baik tetapi semata karena kebaikan Allah.

Renungkan: Keadaan sulit justru membuat pemazmur mensyukuri keadaan dan melahirkan rangkaian doa yang indah dan bermakna.

(0.17935) (Mzm 144:1) (sh: Memuji Tuhan dalam segala keadaan (Kamis, 23 September 1999))
Memuji Tuhan dalam segala keadaan

Memuji Tuhan dalam segala keadaan. Kita memuji Tuhan bukan ketika keadaan damai dan bahagia. Dalam keadaan apa pun orang percaya pantas memuji Allah (ayat 6,7,11). Menurut pemazmur, orang percaya memuji Tuhan dalam segala keadaan karena kasih dan kemurahan Allah yang ajaib. Kemurahan ajaib itu nampak ketika Allah "prihatin" terhadap manusia yang rapuh dan tidak berarti (ayat 3,4).

Allah andalan satu-satunya. Kemurahan dan kebaikan Allah yang ditujukan kepada manusia telah menempatkan Allah pada unggulan teratas dari apa pun yang ada di alam semesta ini. Itu berarti bahwa tidak ada yang lain selain Allah sendiri yang menjadi gunung batu, kubu pertahanan, kota benteng bagi manusia. Allahlah satu-satunya andalan manusia (ayat 1,2).

Bersandar pada kebaikan Allah adalah berkat. Kesuburan, kemakmuran dan kualitas hidup (ayat 12-15) tidak dilihat sebagai upah bagi mereka yang menerima kebaikan Allah. Tetapi semua itu harus dilihat sebagai bagian dari kebaikan Allah semata-mata.

Renungkan: Kebaikan Allah yang paling hakiki ialah keselamatan kekal dalam Yesus Kristus. Keselamatan itu adalah kenyataan masa kini dan pengharapan masa depan. Karena itu pujilah Allah dengan sepenuh hati dalam segala hal!



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA