Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 261 - 280 dari 702 ayat untuk Sebaliknya [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25155601935484) (1Sam 7:2) (jerusalem) Bab ini tidak meneruskan bab 6. Dalam bab 6 Samuel tidak berperan, sedangkan dalam bab 7 ini ia menjadi pelaku utama. Sementara ahli menganggap bagian ini sebagai pendahuluan sebuah kisah khusus mengenai diangkatnya raja pertama di Israel. Kisah itu terdapat dalam bab 8;10;17-24 dan 12. Kisah itu menentang pemerintahan berupa kerajaan. Tetapi pendapat itu kiranya kurang tepat. Sebaliknya, 1Sa 7:2-17 merupakan sebuah tradisi khusus yang berasal dari tempat kudus Mizpa. Tradisi itu bermaksud menjelaskan nama Eben-Haezer dengan sebuah tradisi tentang pertolongan yang diberikan Tuhan sebagai tanggapanNya atas sebuah upacara tobat. Samuel berlaku sebagai perantara, mirip dengan Musa, Kel 32:11+; Yer 15:1, dan bertindak sebagai hakim, serupa dengan Musa pula, Kel 18:13 dst. Menurut 1Sa 15-17 Samuel serta anak-anaknya sesudahnya, 1Sa 8:1-3, menjadi "hakim-hakim kecil" yang terakhir, Hak 10:1-5; 12:8-15 1Sa 6:13-14 menjadikan Samuel Hakim besar, seorang penyelamat. Tetapi ini tidak sesuai dengan 1Sa 9:16; 10:5; 13-14. Saul berusaha membebaskan wilayah Israel dan Daudlah yang berhasil.
(0.25155601935484) (2Taw 34:3) (jerusalem: Pada tahun kedelapan) 2Ta 34:3-35:19 memuat kisah mengenai pembaharuan agama yang diadakan raja Yosia. Menurut pandangan 2Ra 22:3-23:27 pembaharuan itu dimulai karena kitab Hukum Taurat yang ditemukan waktu bait Allah diperbaiki. Menurut si Muwarikh pekerjaan pada bait Allah itu berupa sebuah pentahiran, 2Ta 34:8, yang menyusul suatu aksi untuk menumpas pemujaan berhala di Yerusalem, Yehuda dan Israel, 2Ta 34:3-7. Kalau demikian maka pembaharuan dimulai Yosia, bukannya pada tahun yang kedelapan belas seperti dikatakan 2Ra 22:3; 2Ta 34:8. Keterangan si Muwarikh agaknya tepat juga. Pekerjaan perbaikan bait Allah agaknya ditangani justru oleh karena sudah ada semangat pembaharuan. Penumpasan pemujaan berhala yang mendahului kiranya dicetuskan oleh semangat kebangsaan yang kembali berkobar-kobar. Pembaharuan nasional itu memanfaatkan kenyataan pada kerajaan Asyur sedang melemah dan merosot pada akhir pemerintahan raja Asurbanipal. Pembaharuan di Yehuda agaknya terlaksana bertahap-tahap, seperti digambarkan 2Tawarikh. Sebaliknya 2Raja-raja menempatkan seluruh pembaharuan sesudah kitab Taurat ditemukan Kitab Raja dipakai si Muwarikh untuk mengisahkan tahap pertama dalam pembaharuan itu dan sehubungan dengan tahap terakhir ia hanya berceritera tentang pembaharuan perjanjian dan perayaan Paskah yang meriah.
(0.25155601935484) (Ayb 28:1) (jerusalem: Memang...) Seluruh bab 28 membawa kesulitan. Dalam Pengantar sudah dibahas bagian ini yang agaknya berupa sisipan ke dalam karya aseli dan dibahas pula makna aseli sajak ini. Bagian ini ada kesamaannya dengan Ams 8:22 dst. Tetapi dalam Ams 8 hikmat pada awal mula mendampingi Allah dalam menciptakan dunia dan kemudian iapun mendampingi manusia. Sebaliknya, menurut Ayu 28 ini hikmat tidak terhampiri oleh manusia. Pikiran ini diuraikan dalam Bar 3:9-4:4. Hanya menurut Baruk hikmat itu dinyatakan kepada Israel berupa hukum Taurat, sebuah anugerah belaka. Hikmat itu ternyata melampaui jangkauan manusia. Hikmat, dalam Ayu 28, dll, pada pokoknya menjelmakan rencana dan karya Allah yang rahasia dan disamakan dengan sifat Allah yang rahasia dan disamakan dengan sifat Allah, yaitu hikmatNya. Hikmat Allah itu dengan cara yang aneh sedikit diperorangkan. Gagasan ini yaitu mengenai hikmat gaib yang mempunyai kediamannya sendiri dan akhirnya ditemukan oleh Allah, barang kali sisa sebuah kepercayaan (mitologi). Tetapi dalam Ayu 28 hal itu menjadi lambang saja: Hikmat yang pernah mengilhamkan semua rencana Allah dapat juga menerangkan dan menjelaskan karya Allah semua. Ia mempribadikan penyelenggaraan ilahi, yang tidak tertangkap oleh manusia. Meskipun sudah banyak berusaha dan menemukan banyak hal yang ajaib, namun manusia terus terbentur pada rahasia hikmat (penyelenggaraan) Allah yang melampaui daya tangkap manusia.
(0.25155601935484) (Mzm 17:15) (jerusalem: kupandang wajahMu) Seperti Musa juga memandang Tuhan, Bil 12:8
(0.25155601935484) (Mzm 73:1) (jerusalem: Pergumulan dan pengharapan) Orang berhikmat yang menciptakan sajak inti bergumul dengan masalah kesejahteraan orang fasik, kiranya orang fasik yang tidak beragama Yahudi, sama seperti Maz 37+ dan Maz 49+. Mula-mula disajikan semacam kesimpulan umum, Maz 73:1. Kemudian dibentangkan masalahnya; pemazmur dahulu tertusuk hatinya, bimbang dan ragu-ragu sampai hampir murtad, karena menyaksikan kemujuran orang fasik yang tidak dapat dimengerti mengingat keadilan Allah, Maz 73:2-16. Tetapi berkat bimbingan Tuhan pemazmur akhirnya dapat mengatasi persoalannya: kesejahteraan orang fasik memang semu saja oleh karena sementara dan berkesudahan dalam kematian. Sebaliknya, orang benar terlindung dekat pada Allah, Maz 73:17-26. Kiranya pesajak belum melihat bagaimana halnya terujud. Ia belum jelas mengharapkan bahwa hidup akan diteruskan setelah orang meninggal.
(0.25155601935484) (Mzm 78:1) (jerusalem: Pelajaran dari sejarah) Ini sebuah renungan seseorang yang berhikmat tentang sejarah umat Israel, bdk Yes 63:7 dst; Maz 105:1-45; 106:1-48; 114:1-8; 136:1-26; Wis 16:1-18:25. Pesajak memikirkan keluaran umat dari Mesir, Maz 78:11-14, perjalanannya di padang gurun, Maz 78:15-53, masuknya ke negeri Kanaan dan hidupnya di situ di zaman para Hakim sampai dengan raja Daud, Maz 78:54-72. Renungan itu disajikan oleh karena memang wajib memelihara dan meneruskan tradisi, Maz 78:1-7, sebagai pengajaran bagi keturunan nenek moyang, supaya keturunan itu jangan menempuh jalan kedosaan yang sama. Sebab sama dengan tradisi Ulangan, pemazmur menekankan bahwa sejarah umat Israel itu ialah: Allah berbuat baik bagi umat, tetapi umat terus-menerus mendurhaka, Maz 78:8-10. allah tiap-tiap kali menghukum, tetapi juga tiap-tiap kali mengasihani umatNya. Yang pertama-tama disalahkan pemazmur (dari kalangan Yehuda) ialah suku Efraim, Maz 78:9-10, artinya: kerajaan utara, asal usul bangsa Samaria yang bermusuhan dengan bangsa Yahudi. Sebaliknya, kepilihan suku Yehuda dan keturunan Daud sangat ditonjolkan, Maz 78:68-72. Dalam hal ini Maz 78 sejalan dengan kitab Tawarikh.
(0.25155601935484) (Mzm 106:1) (jerusalem: Kasih setia Allah dan ketegaran hati Israel) Renungan tentang sejarah ini agaknya diciptakan pada awal masa pembuangan dan berupa pengakuan dosa nasional. Ia mirip dengan 1Ra 8:33-34; Yes 63:7-64:11; Neh 9:5-15; Dan 9; Bar 1:15-3:8; Maz 106:1-5(dan Maz 106:48) mungkin kemudian ditambahkan untuk keperluan ibadat. Umat mengakui dosanya dan dosa nenek moyang, Maz 106:6. Di negeri Mesir dan di waktu keluarga nenek moyang sudah durhaka, Maz 106:7-12, dan di padang gurun terus berdosa, Maz 106:13-18, memuja anak lembu, Maz 106:19-23 meremehkan tanah yang dijanjikan Tuhan, Maz 106:24-27, dengan upacara mesum memuja dewa Baal, Maz 106:28-31,dan membujuk Musa sampai berdosa, Maz 106:32-33. Di negeri Kanaan mereka tidak melenyapkan bangsa-bangsa aseli seperti diperintahkan Tuhan, tetapi sebaliknya memuja berhala mereka sampai mengorbankan anak-anak mereka sendiri, Maz 106:34-39. Karena itu selayaknyalah mereka dihukum, Maz 106:40-42. Namun Tuhan tetap berbelas kasih, Maz 106:43-46. lagu ditutup dengan doa semoga kaum buangan kiranya boleh pulang, Maz 106:47
(0.25155601935484) (Kid 1:12) (jerusalem) Dalam bagian ini mempelai perempuan dan mempelai laki-laki bergilir ganti angkat bicara. Mereka sedang bersama. Wangi-wangian yang mahal dan jarang terdapat (narwastu, mur, bunga pacar) mengibaratkan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan kenikmatan yang dialami dalam pertemuan itu, Kid 1:12-14. Mereka saling memuji-muji, Kid 1:15-16; 2:1-3. Tempat pertemuan itu kurang jelas. Dikatakan tentang: petiduran sejuk (rindang), Kid 1:16, sebuah istana, Kid 1:17, dan rumah pesta, Kid 2:4+. Sebaliknya, jelaslah apa yang terjadi: kedua kekasih saling memeluk, Kid 2:6, dan mempelai laki-laki mengajak agar kekasihnya jangan dibangunkan orang, Kid 2:7. Ajakan itu menjadi semacam ulangan, Kid 3:5 dan Kid 8:3-4. Ajakan itu tidak perlu dianggap kurang sopan, mengingat bahwa lagu-lagu ini adalah syair pesta nikah. Dalam kumpulan syair-syair pernikahan yang tercantum dalam Kidung Agung tidak ada perkembangan atau kemajuan dalam cinta; masing-masing syair melukiskan seluruh pernikahan. Bdk Pengantar.
(0.25155601935484) (Yes 11:6) (jerusalem) Kedurhakaan manusia terhadap Allah dahulu, Kej 3, mengganggu hubungan selaras antara manusia dengan alam dunia, Kej 3:17-19, dan dengan sesama manusia, Kej 4. Para nabi menubuatkan peperangan dan penyerbuan yang menghukum umat yang durhaka. Sebaliknya, di zaman Mesias dosa diampuni dan manusia didamaikan dengan Allah. Lalu ada masa damai sejahtera: tanah menjadi subur. Ams 9:13-14; Hos 2:17,20-22; senjata perang dilenyapkan, Yes 2:4; 9:4; Mik 4:3-4; 5:9-10; Zak 9:10, dan akan ada damai tetap, Yes 9:6; 32:17; 60:17-18; Zef 3:13; Zak 3:10; Yoe 3:18. Perjanjian yang baru memang perjanjian damai, Yeh 34:25; 37:26. Pemerintah Mesias menjadi pemerintahan damai, Zak 9:8-10; Maz 72:3-7. Damai itupun mencakup dunia binatang, termasuk ular yang dahulu membujuk manusia berdosa. Maka zaman Mesias digambarkan sebagai taman firdaus yang dipulihkan.
(0.25155601935484) (Yeh 38:1) (jerusalem: Datanglah firman TUHAN) Bagian berikut Yeh 38:1-39:29 tidak boleh dikatakan sebuah "Apokalips", namun padanya ada banyak ciri yang mirip dengan ciri-ciri khas sastera Apokaliptik. Para nabi dahulu terutama pengkhotbah yang berusaha memulihkan dan memperbaiki akhlak umat dan mereka berbicara tentang masa mereka sendiri. Hanya kadang-kadang pandangan mereka melayang ke masa depan yang lebih baik dan lebih berbahagia daripada masa sekarang. Sebaliknya, kesusasteraan Apokaliptik (artinya:wahyu) lazimnya berupa kisah atau wejangan yang mau menghibur. Dalam kisah dan wejangan itu seorang nabi berceritera tentang penglihatan-penglihatannya. Penglihatan-penglihatan itu mengenai masa depan yang membuat orang lupa akan penderitaan sekarang. Kerap kali penglihatan-penglihatan itu mengenai kemenangan yang akan diwujudkan melalui penghakiman Allah: sering kali pandangan melayang ke akhir zaman. Disingkapkanlah pula rahasia-rahasia dari dunia akhirat. Jenis sastera Apokaliptik itu subur berkembang pada orang Yahudi di zaman agak belakangan. Namun jenis sastera itu sudah lama disiapkan dan terdapat pula dalam Alkitab. Lihat Pengantar, Yeh 38:1-39:29 merupakan langkah pertama ke arah itu. Jenis sastera itu terdapat pada Yes 24-27; Dan 7-12; Zak 9-14. Terutama pada abad kedua menjelang masa Mas sastera Apokalips mulai tersebar luas (buku Henokh, dll). Kitab Wahyu Yohanes dalam Perjanjian Baru termasuk jenis sastera itu.
(0.25155601935484) (Hos 2:2) (jerusalem) Tuhan sendiri angkat bicara dan memakai bahasa kasih yang ditertawakan. Namun demikian Allah tidak mengganti kasihNya dengan kebencian. Dengan serangkaian tindakan penghukuman Tuhan berusaha mengembalikan umat Israel kepada kesetiaan. Dalam hal itu Ia berhasil, lalu menguji kesetiaan Israel sekali lagi dan akhirnya Tuhan kembali menjadikan Israel isteriNya dengan kasih seperti semula dan melimpahkan berkatNya.
(0.25155601935484) (Mat 5:1) (jerusalem) Yesus membentangkan semangat baru yang menjiwai Kerajaan Allah, Mat 4:17+, dalam sebuah wejangan pembukuan, yang tidak dicantumkan Markus dan Lukas (Luk 6:20-49) disajikan dengan bentuk yang berbeda-beda. Lukas meninggalkan apa yang kurang menarik perhatian sidang pembacanya, ialah segala sesuatu yang mengenai adat-istiadat dan hukum Yahudi, Mat 5:17-6:18. Sebaliknya Matius memasukkan ke dalam wejangan itu beberapa perkataan Yesus diucapkan di waktu dan tempat lain (bdk bagian-bagian yang sejalan dengan Lukas), dengan maksud menyusun sebuah piagam yang lebih lengkap. Dalam wejangan majemuk yang terbentuk dengan jalan tersebut ada lima pokok utama: 1) semangat manakah harus menjiwai anggota-anggota Kerajaan Allah, Mat 5:3-48. 2) dengan semangat manakah mereka harus "menggenapi" hukum dan adat-istiadat Yahudi, Mat 6:1-18. 3) perihal sikap terhadap harta benda dan kekayaan, Mat 6:19-34. 4) perihal hubungan dengan sesama manusia, Mat 7:1-12. 5) untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, orang harus mengambil keputusan yang pantang mundur, lalu melaksanakannya dengan perbuatan, Mat 7:13-27.
(0.25155601935484) (Mrk 1:34) (jerusalem: Ia tidak memperbolehkan) Baik setan-setan, Mar 1:25,34; Mar 3:12, dan orang-orang yang disembuhkan, Mar 1:44; Mar 5:43; Mar 5:43; Mar 7:36; Mar 8:26, maupun para rasul Kis 8:30; Kis 9:9, oleh Yesus dilarang memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias; larangan itu baru dicabut setelah Yesus wafat, Mar 10:27+. Di waktu itu orang banyak memikirkan Mesias sebagai pahlawan nasional dan pejuang; ini terlalu berbeda dengan pendapat Yesus tentang Mesias yang Ia jelmakan sendiri. Karenanya Yesus hati-hati sekali dalam memperkenalkan diri sebagai Mesias, paling sedikit di tanah Israel, bdk Mar 5:19, untuk menghindarkan salah paham tentang tugasNya, karena ini hanya menghalangi pelaksanaannya, bdk Yoh 6:15; Mat 13:13+. Larangan atau "rahasia Mesias" itu bukanlah hal yang baru kemudian dibayangkan oleh Markus, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya, keterangan-keterangan Markus itu sesuai dengan sikap Yesus sendiri selama hidupNya, meskipun Markus suka menonjolkannya. Dalam Lukas atau Matius (kecuali Mat 9:30) larangan itu hanya ditemukan dalam bagian-bagian yang sejalan Markus; dan dalam bagian-bagian ini Lukas dan Matius seringkali tidak menyebut-nyebut larangan itu.
(0.25155601935484) (1Kor 7:1) (jerusalem) Dalam bab ini Paulus tidak membicarakan perkawinan dan hidup wadat pada umumnya, tetapi menjawab satu demi satu pertanyaan yang diajukan kepadanya. Berturut-turut ia membahas; tentang orang yang sudah kawin (pasangan Kristen, 1Ko 7:1-11, orang Kristen yang kawin dengan orang yang bukan Kristen, 1Ko 7:12-16); tentang orang yang tidak/belum kawin (gadis, 1Ko 7:25-35, yang bertunangan, 1Ko 7:36-38, janda-janda 1Ko 7:39-40). Pegangan umum untuk memecahkan masalah-masalah yang diajukan diutarakan dalam 1Ko 7:17,20,24, yaitu: Tiap-tiap orang hendaknya tetap hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil untuk masuk Kristen. Urutan pikiran tidak terlalu ketat, sehingga kerap kali hidup tidak kawin disinggung sehubungan dengan perkawinan dan sebaliknya. Dengan jalan itu Paulus menyarankan bahwa kedua keadaan hidup itu saling melengkapi dan tidak dapat dimengerti terlepas satu sama lain.
(0.25155601935484) (2Kor 11:16) (jerusalem: Kuulangi lagi) Belum pernah Paulus mengatakannya. Sebaliknya, bdk 2Ko 11:1. Ungkapan semacam itu menyatakan bahwa Paulus tidak terlalu memperhatikan apa persis dikatakannya kalau menulis dengan hati yang bergelora. "Kebodohannya", 2Ko 11:1,17,19,21,23; 12:11 (yang sesungguhnya bukan kebodohan, 2Ko 11:16; 12:6) ialah: bermegah-megah "menurut daging" (terjemahan secara duniawi), 2Ko 11:18, artinya: atas kebangsaannya, 2Ko 11:22, atas karya dan penderitaannya, 2Ko 11:23-26, dan atas penglihatan-penglihatan serta penyataan-penyataan yang diterimanya, 2Ko 12:1-5. Hanya Paulus dapat berbuat demikian dengan tidak menjadi "bodoh", oleh karena berkata benar, 2Ko 12:6. Ia berbuat demikian dengan maksud membandingkan diri dengan lawan-lawannya di bidang mereka sendiri, 2Ko 11:21-23, dan menanggulangi mereka yang mencemoohkannya, 2Ko 11:5-12; 12:11-15. Tetapi hanya terpaku ia membanggakan semuanya itu, 2Ko 12:11. Dasar kebanggaan yang sesungguhnya ialah kelemahan Paulus, 2Ko 11:30; 12:5,9, sebab justru kelemahan itulah yang menyatakan kekuasaan Kristus, 2Ko 12:9. Memanglah kelemahan Paulus jelas membuktikan bahwa kekuatannya yang luar biasa tidak berasal dari dirinya, melainkan dari Allah, 2Ko 4:7+.
(0.25155601935484) (Kol 1:19) (jerusalem: kepenuhan Allah) Harafiah: kepenuhan. Kata ini sukar diartikan dengan tepat. Banyak ahli (a.l. penterjemah) mengartikannya sebagai "kepenuhan keallahan" seperti dalam Kol 2:9. Tetapi di sini (Kol 1:15-18 sudah menjelaskan bahwa Kristus mempunyai ciri ilahi) orang juga dapat mengartikan istilah itu (yang mengungkapkan sebuah gagasan alkitabiah) sebagai Jagat raya yang "penuh" dengan kehadiran Allah yang menciptakan, bdk Maz 24:1; 50:12; 72:19; Yes 6:3; Yer 23:23; Wis 1:7; Sir 43:27, dll. Sebaliknya gagasan itu sangat laku di dunia yang berkebudayaan Yunani-Romawi. Menurut pandangan Paulus kemanusiaan Kristus oleh inkarnasi yang memuncak dalam kebangkitan tidak hanya dijadikan Kepala umat manusia seanteronya tetapi juga Kepala seluruh ciptaan. Memang ciptaan itu bersangkutan dengan keselamatan seperti dahulu bersangkutan dengan kesalahan, bdk Rom 8:19-22; 1Ko 3:22; 15:20-28; Efe 1:10; 4:10; Fili 2:10 dst; Fili 3:21; Ibr 2:5-8. Bdk Fili 2:9+.
(0.25155601935484) (1Ptr 2:4) (jerusalem) Bagian ini berlatar belakang Kel 19. Umat Allah yang kudus dahulu berdiri sekeliling gunung Sinai, tetapi tidak boleh mendekatinya. Sebaliknya, umat Allah yang baru berdiri sekeliling Bukit Batu yang lain. Batu yang dapat didekati, 1Pe 2:4. Korban-korban yang meneguhkan perjanjian yang lama. (Kel 24:5-8) diganti dengan korban-korban rohani umat Kristen, 1Pe 2:5. Selebihnya kiasan "pertumbuhan" diganti dengan kiasan "bangunan", Yesus sendiri, Mat 21:42 dsj, membandingkan diriNya dengan batu yang dibuang, Maz 118:22, lalu dipilih oleh Allah, Yes 28:16. Orang-orang Kristen, batu-batu hidup, 1Pe 2:5, sama seperti Kristus, 1Pe 2:4, dibangun menjadi kediaman rohani, 1Ko 3:16-17; 2Ko 6:16; Efe 2:20-22. Di situ mereka menyampaikan kepada Allah suatu ibadat rohani yang layak bagiNya, Yoh 2:21+; Rom 1:9+; Ibr 7:27+.
(0.25155601935484) (Kel 19:14) (sh: Dahsyatnya kekudusan Allah. (Sabtu, 2 Agustus 1997))
Dahsyatnya kekudusan Allah.

Dahsyatnya kekudusan Allah.
Allah sering membahasakan diri-Nya dengan bahasa alam. Untuk memperkenalkan kekudusan-Nya, Allah tampil dalam kedahsyatan ketika seluruh Sinai ditutupi asap, bunyi sangkakala menggelegar, dan seluruh gunung gemetar. Umat Tuhan harus gentar menyadari kudus-Nya Allah. Sikap gentar ini juga harus tampak terhadap firman-Nya, dalam sikap menyimak firman Allah yang akan dikatakan oleh Musa. Sebagai Kristen, kita sudah sangat dekat dengan kekudusan Allah. Darah Kristus telah menyucikan kita dari segala dosa, memurnikan, dan membawa kita kepada kekudusan Allah.

Allah serius dalam peringatan-Nya. Setelah menyuruh bangsa Israel menguduskan diri, Allah mengingatkan Musa untuk meneliti apakah Israel tetap dalam keadaan kudus dan tidak sedang melanggar perintah-Nya. Musa sebagai perantara Allah dan umat-Nya dengan tegas mengatakan, bahwa umat Israel sangat serius menaati perintah Allah. Akankah selalu demikian? Membutuhkan waktu untuk mengujinya. Umat Allah harus menaati firman-Nya senantiasa. Allah akan terus-menerus menguji apakah kita dalam keadaan taat atau sebaliknya. Siapkah kita untuk mempertanggungjawabkan ketaatan kita di hadapan-Nya kelak?

(0.25155601935484) (Kel 21:1) (sh: Aturan tentang budak Ibrani. (Rabu, 6 Agustus 1997))
Aturan tentang budak Ibrani.

Aturan tentang budak Ibrani.
Di balik peraturan ini tersirat pengalaman Israel ketika menjadi budak bangsa Mesir. Mereka tidak boleh memperlakukan budak dari bangsa mereka sendiri seperti dulu mereka diperlakukan oleh bangsa Mesir. Sebaliknya Israel harus bermurah hati. Budak pria dianggap seperti orang magang, yang sesudah enam tahun mengabdi beroleh kemerdekaannya di tahun ketujuh. Kecuali jika ada yang memutuskan dalam hak kemerdekaannya untuk mengabdi seumur hidup karena mengasihi istri dan anak-anaknya. Perlakuan kepada para budak perempuan memang berbeda. Intinya bukan merendahkan perempuan tetapi memikirkan keperluan nafkahnya baik secara jasmani maupun secara batin.

Citra Allah. Umat Allah harus menjadi citra sifat-sifat Allah sendiri. Perlakuan kepada orang bawahan kita merupakan kesempatan emas untuk kita mencitrakan bagaimana Allah sudah memperlakukan kita. Di dalam gereja sendiri pun ada cukup banyak saudara seiman kita yang tingkat sosialnya lebih rendah dari kita. Apakah anugerah yang kita terima dalam Yesus Kristus sudah menyanggupkan kita untuk memandang dan memperlakukan mereka secara terhormat?

Doa: Ampuni kami Tuhan, sering kami menghargai orang lain dengan terlebih dahulu melihat status sosialnya.

(0.25155601935484) (Bil 11:4) (sh: Bahaya kerakusan (Rabu, 20 Oktober 1999))
Bahaya kerakusan

Bahaya kerakusan. Nafsu rakus sangat berbahaya, baik bagi pribadi maupun masyarakat. Nafsu serakah yang mula-mula hanya menguasai beberapa orang mampu mencemari seluruh bangsa dalam waktu singkat (ayat 4, 10). Hal ini juga membuahkan "keberanian besar" untuk mengundang kembali murka Allah yang baru saja akan menghanguskan mereka (ayat 1-3). Karena dikuasai nafsu serakah itu, maka mereka hidup di dalam 'halusinasi' (bayang-bayang). Hidup di Mesir yang penuh kesengsaraan, diingatnya sebagai hidup penuh kemakmuran (bdk. Kel. 2:23-24). Itulah kekuatan nafsu serakah.

"Bersungut-sungut" selalu dosa? Musa bersungut-sungut kepada Tuhan karena merasa bahwa tanggungjawabnya terlalu berat. Emosi dan keputusasaannya sudah mencapai puncaknya, sehingga ia meminta Allah untuk membunuhnya. Respons Allah terhadap Musa sungguh sangat mengejutkan. Allah tidak murka, sebaliknya tujuh-puluh tua-tua diangkat untuk memikul tanggung jawab bersama Musa. Mengapa Allah tidak murka? Karena ada motivasi murni di balik sikap Musa yang ingin mengungkapkan kekesalannya terhadap pemberontakan Israel yang terus-menerus dan mengungkapkan kebutuhannya yang nyata, jadi bukan karena nafsu serakah.

Renungkan: Apakah motivasi ini yang melatarbelakangi sikap bersungut-sungut dalam kehidupan Anda?



TIP #35: Beritahu teman untuk menjadi rekan pelayanan dengan gunakan Alkitab SABDA™ di situs Anda. [SEMUA]
dibuat dalam 0.63 detik
dipersembahkan oleh YLSA