Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 261 - 280 dari 423 ayat untuk dekat (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17) (Hak 20:1) (sh: Kekacauan masal. (Jumat, 7 November 1997))
Kekacauan masal.

Bentrokan antar suku dan perang dapat terjadi walaupun awalnya hanya masalah yang menyangkut satu orang. Semua suku-suku Israel marah sebab seorang dari puak Lewi yang mereka hormati diperlakukan secara biadab oleh sekelompok orang Benyamin. Sebenarnya kehancuran itu dapat mereka hindari apabila suku Benyamin mengakui kesalahan orang-orang tersebut dan menyerahkan pelaku perkosaan itu. Sebaliknya mereka memilih untuk melindungi penjahat. Perang antar suku pun terjadilah.

Keutuhan adalah buah kebenaran. Keutuhan dalam berbagai wajahnya seperti kebahagiaan, kedamaian, kerukunan, kemajuan, dlsb. adalah buah dari kebenaran. Kitab Hakim-hakim ini menggambarkan langkah-langkah kemerosotan dan kehancuran yang dialami orang Israel. Akibat dari meninggalkan Tuhan, terjadilah berbagai kejahatan agama, moral, dan kini kehancuran bangsa akibat peperangan saudara. Hanya dengan dekat dan taat Tuhan seseorang, keluarga, suku, bangsa dapat dikaruniai.

Renungkan: Bila pemerintahan Allah ditolak, masyarakat manusia terancam hancur.

Doa: Tuhan terbitkanlah hal baru sesuai kebenaran-Mu dalam kehidupan bangsa kami.

(0.17) (Rut 1:7) (sh: Bebas memilih (Sabtu, 10 April 1999))
Bebas memilih

Ketika Naomi menyampaikan keputusannya untuk pulang ke kampung halamannya di Betlehem, ia memberi kebebasan kepada kedua menantunya, Orpa dan Rut, untuk memilih jalan hidup yang terbaik. Sekalipun Naomi mengakui bahwa Orpa dan Rut adalah juga anak-anaknya, namun ia menyadari bahwa Israel bukanlah tanah mereka. Orpa pun lalu memilih kembali ke Moab. Tetapi Rut memilih untuk ikut serta Naomi, pulang ke Betlehem.

"Bangsamulah bangsaku, Allahmulah Allahku!" Suatu ungkapan keyakinan iman yang datang dari orang yang justru tidak mengenal Allah. Darimana Rut mengenal Tuhan? Tentu bukan karena pelajaran kilat sepanjang perjalanan dengan Naomi. Rupanya, selama 10 tahun sebagai istri Mahlon, dan hidup berdampingan dengan keluarga Elimelekh, Rut menyaksikan betapa keluarga ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan. Kedekatan hubungan itu tercermin melalui pola kehidupan mereka setiap hari. Itu sebabnya, tanpa ragu lagi, ia menyatakan percayanya, serta memutuskan untuk mengikut Naomi.

Renungkan: Melalui keluarga Elimelekh, Rut dimenangkan bagi Tuhan. Bagaimana dengan keluarga Anda? Adakah mencerminkan kehadiran Allah di dalamnya?

Doa: Mampukanlah saya membawa serta kasih-Mu dalam kehidupan ini, agar menjadi berkat bagi orang lain.

(0.17) (1Sam 2:1) (sh: Berkat terbesar. (Jumat, 21 November 1997))
Berkat terbesar.

Banyaknya berkat yang Hana terima dari Allah merupakan alasan untuk memuji Allah. Tuhan telah memperhatikannya; Tuhan memberikannya seorang anak, bahkan memakai anaknya itu kelak menjadi hamba-Nya. Tetapi berkat terbesar yang dialami Hana ialah ia makin dekat dan makin jelas mengenal Tuhan. Itu tampak dalam ungkapan doanya yang sarat dengan kebenaran teologis tentang Allah dan perbuatan-Nya. Keesaan dan keunikan Allah dengan jelas disyukuri Hana (ayat 2). Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang menentukan seluruh kehidupan manusia (ayat 6-10).

Hitunglah berkat Tuhan dalam hidup Anda. Bila kita belajar menghitung berkat-berkat yang kita terima dari Tuhan selama ini, kita akan malu sendiri. Mengapa? Karena kita kurang memuji dan kurang mensyukuri Dia. Kita cenderung mudah bersungut dan meragukan kebaikan Allah. Saat topan keras melanda hidupmu, saat putus asa dan letih lesu, hitunglah berkat Tuhan satu-satu. Niscaya engkau kagum oleh kasih-Nya. Syair Kidung Jemaat No. 439 patut kita endapkan dalam sanubari kita.

Renungkan: Mana lebih Anda utamakan? Memohon berkat agar mengenal Tuhan atau mengenal Tuhan merupakan berkat besar?

Doa: Tolongku memiliki rohani yang benar, Tuhan.

(0.17) (1Sam 14:47) (sh: Menghargai pahlawan bangsa. (Senin, 8 Desember 1997))
Menghargai pahlawan bangsa.

Renungan-renungan minggu yang lalu banyak menyoroti kelemahan kepemimpinan raja Saul. Namun Alkitab pun dengan jujur mengungkapkan bagian positif kepemimpinannya, yaitu keberhasilannya mengalahkan raja-raja Moab, Amon, Edom, Filistin, dan Amalek (ayat 47-48). Mengapa kisah sukses ini dipaparkan setelah ketidaksetiaan Saul? Seringkali Israel dikalahkan bangsa-bangsa itu tatkala pemimpin Israel tidak taat. Tetapi kini Saul berhasil memperhatikan kepentingan Israel, meskipun dirinya sendiri sudah ditolak dari takhta. Keberhasilan Saul inilah yang diakui umat Israel. Kita pun perlu belajar menghargai para pemimpin gereja sebagai orang yang diurapi Allah, meski memiliki kelemahan tertentu.

Tetaplah andalkan Tuhan. Jelas sekali Saul lebih mengandalkan pasukannya dibandingkan mengandalkan Tuhan. Kita pun sering melakukan kesalahan yang sama. Mungkin kita tidak sengaja berbuat demikian, misalnya ketika kita berada di dalam situasi tekanan tertentu sehingga lupa mengandalkan Tuhan. Dalam kehidupan rohani kita, peperangan kita bukanlah melawan darah dan daging. Hanya kuat kuasa rohani dari Allah dapat mengalahkan kuasa rohani yang gelap dan jahat.

Renungkan: Belajarlah dari sejarah untuk lebih dekat pada Tuhan.

(0.17) (1Sam 30:1) (sh: Terjepit namun tetap percaya. (Rabu, 11 Februari 1998))
Terjepit namun tetap percaya.

Kita pasti pernah mengalami keadaan terjepit, karena berbagai kondisi. Meski jarang mengalami situasi terjepit seberat Daud, namun seringkali iman percaya kita cukup tergoncang. Tidak demikian dengan Daud. Kesulitan yang dialaminya begitu besar, membuat ia dan rakyatnya meratap sampai kehabisan air mata. Namun dalam situasi terjepit itu, ia tidak kehabisan iman malah memperkuat iman kepada Tuhan (ayat 6; Bdk. Mzm. 56:4-5).

Jalan keluar dari Tuhan. Selain tergoncang iman, keterjepitan mudah membuat kita mencari jalan keluar yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Tetapi Daud justru lebih dulu mencari kehendak dan memohon berkat Tuhan. Tentu saja semua usaha adalah sah dan dapat Tuhan pakai. Namun apakah usaha kita mengatasi masalah itu dialaskan dan dibangun di atas prinsip iman dan campur tangan Tuhan? (ayat 7-20).

Menang bersama. Keberhasilan bisa membuat lupa daratan, lupa teman dekat. Daud dengan tegas menolak usul mereka yang berhati jahat (ayat 22-23). Ia mengingatkan bahwa kemenangannya bukan hasil kekuatan dan strategi mereka semata tetapi karunia Tuhan (ayat 23).

Doa: Ajar kami memahami situasi sesuai kehendak-Mu, agar berseru saat terjepit, bersyukur bersama saat berhasil.

(0.17) (Mzm 84:1) (sh: Rindu rumah Tuhan. (Sabtu, 22 Agustus 1998))
Rindu rumah Tuhan.

Mazmur ini dengan indah melukiskan cinta dan kerinduan berada di rumah Tuhan. Kerinduan itu bukan sekadar untuk mendengar pengkotbah, tetapi ingin dekat Tuhan sendiri, ingin ada bersama umat Tuhan memuji-muji Tuhan terus me-nerus (ayat 84:4" context="true" vsf="TB">5). Kerinduan akan hadirat Tuhan itu digambarkan bagaikan burung menemukan sarangnya (ayat 84:2" context="true" vsf="TB">3). Sekarang gereja memang diminati orang. Mengapa? Karena brosur, tempat, pengkhotbah, penyanyi, kesaksian, keadaan darurat? Puji Tuhan bila Ia telah memakai semua itu untuk membangkitkan kerinduan kita akan Tuhan. Namun motivasi terdalam haruslah karena cinta yang menyala akan Allah dalam hati (ayat 84:2,10" context="true" vsf="TB">3, 11).

Berjalan makin kuat. Hadirat Tuhan tidak dengan gampang-gampangan kita alami. Semuanya memang karena kasih karunia bukan karena usaha. Namun kasih karunia yang Alkitab ajarkan bukanlah kasih karunia obralan, tetapi kasih karunia yang mahal yang harus tahu kita hargai setinggi-tingginya. Hidup ini seutuh-nya adalah ziarah. Di dalam ziarah inilah kita ditempa untuk menghargai hadirat Allah. Perjalanan yang harus kita tempuh panjang, penuh tantangan. Lebih-lebih akhir-akhir ini bagi Kristen Indonesia. Namun justru di dalam perjalanan panjang dan berat itulah, hadirat-Nya menguatkan dan kita tidak saja menerima asal menerima tetapi menghargai tinggi anugerah-Nya.

(0.17) (Mzm 103:1) (sh: Kasih Allah yang besar (Jumat, 26 Maret 1999))
Kasih Allah yang besar

Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat kita mudah berkecil hati dan mengeluh. Dengan memperhatikan daftar panjang mazmur Daud, seharusnya segala kesusahan dan kegelisahan diganti dengan semangat memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. Betapa tidak, Allah telah mengampuni dosa kita, menyembuhkan kita, menebus kita dari kebinasaan, melimpahi kita dengan kasih sayang, dengan kebenaran dan keadilan. Semua itu diberikan Allah kepada kita bukan karena kita berhak untuk memperolehnya, melainkan karena anugerah Allah.

Semakin mengenal kasih Allah. Kalau pun sekarang semua orang percaya mampu memanjatkan puji syukur kepada Allah, itu karena Allah telah menganugerahkan kasih dan pengampunan-Nya. Semua tindakan Allah ini, menjadi dasar pujian dalam sukacita kekristenan kita. Sebagai orang yang telah dianugerahi kasih dan pengampunan, kita harus mendisiplin diri belajar kebenaran firman Tuhan dengan penghayatan segar dalam ibadah kepada Tuhan. Itulah yang dapat kita lakukan sebagai respons umat tebusan.

Renungkan: Makin mengenal Allah, makin kita menyadari keterbatasan kita. Makin dekat Tuhan, makin kita alami kuasa dan kasih-Nya, yang memampukan kita menjadi pujian dan hormat bagi-Nya.

(0.17) (Mzm 106:26) (sh: Dosa Israel dan pengampunan Tuhan (Selasa, 11 Mei 1999))
Dosa Israel dan pengampunan Tuhan

Pemazmur mengatakan bahwa bangsa Israel belum sepenuhnya "kudus" di hadapan Allah. Sejarah membuktikan, bahwa mereka sering meremehkan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan dengan: menyembah berhala, melawan Musa (hamba-Nya), menajiskan diri dengan mempersembahkan korban (anak lelaki dan perempuan) kepada berhala atau roh jahat. Maka menyalalah murka Tuhan terhadap bangsa-Nya dan Ia menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa, sehingga mereka berada di bawah kekuasaan bangsa lain. Namun, Tuhan Maha Pengampun, Ia tetap menilik umat-Nya dan ketika Ia mendengar teriakan bangsa-Nya, Ia ingat akan perjanjian yang dibuat-Nya. Ia memberi rahmat dan menyatakan kasih setia-Nya.

Kekudusan Tuhan. Tuhan penuh kasih karunia dan Maha Kudus. Kedua sifat itu tidak dapat dipisahkan. Dalam membina hubungan yang benar dengan Allah, maka Israel harus menjaga "kekudusan" hidupnya (bdk. Im. 19:2; 1Ptr. 1:16). Umat Israel harus kudus karena Allah adalah kudus! Bagaimana umat Israel mampu hidup kudus? Semuanya hanya karena kasih karunia-Nya.

Renungkan: Seorang yang ingin hidup kudus adalah seorang yang hidup dalam hubungan yang dekat dengan Allah yang kudus dan menaati firman-Nya yang kudus.

(0.17) (Mzm 119:129) (sh: Firman Tuhan ajaib (Sabtu, 28 Agustus 1999))
Firman Tuhan ajaib

Keajaiban firman Tuhan tidak akan dialami oleh orang yang tidak percaya terhadap firman Tuhan sebagai firman yang diinspirasikan Allah. Bukti dari keajaiban firman ialah hidup Kristen yang berubah dan terus diperbaharui. Firman Tuhan menuntun jiwa yang disegarkan ke jalan yang benar adalah merupakan keajaiban di dalam hidup manusia. Firman Tuhan mampu mengajar dan membentuk kita untuk hidup benar dan kudus. Keajaiban firman Tuhan dan Roh Kudus yang bekerja dalam hidup kita memurnikan kerohanian kita. Roh Kudus mengerjakan pembaharuan di dalam hidup kita. Roh Kudus juga yang memampukan kita bertahan dalam menghadapi berbagai tekanan dan kesulitan hidup.

Cinta firman Tuhan memberi penghiburan. Kerinduan jiwa untuk dekat Tuhan merupakan cerminan haus dan lapar akan hadirat Tuhan; yang mewujud dalam jiwa yang senantiasa haus dan lapar akan kebenaran firman Tuhan. Allah berkenan terhadap orang yang rendah hati dan miskin (sikap haus dan lapar) akan firman-Nya. Sikap demikian merupakan kunci untuk mencintai firman Tuhan. Cinta firman Tuhan tidak bisa dipaksakan, tetapi akan muncul dari sikap hati yang sadar akan kebutuhan yang paling mendasar pada saat pribadi bersekutu dengan Tuhan.

(0.17) (Pkh 5:1) (sh: Sikap yang mendatangkan hukuman Allah (Minggu, 3 Oktober 2004))
Sikap yang mendatangkan hukuman Allah

Orang mudah mengucapkan sumpah dalam percakapan, pengadilan, janji setia, bahkan ada orang Kristen yang berani bersumpah demi nama Tuhan untuk menutupi kebohongannya atau memperoleh keinginannya.

Sebenarnya, sumpah yang mudah diucapkan berasal dari perkataan berlebihan seperti: ujaran "kotor", sombong, sembrono, fitnah, dll. Kata serupa ini tidak layak diucapkan oleh anak Tuhan sebab mendatangkan hukuman Tuhan (Mat. 12:36-37). Sumpah yang diucapkan dengan menyalahgunakan nama Tuhan demi kepentingan diri menyatakan sikap tidak menghormati Tuhan (Pkh. 5:1-3). Sikap ini dimulai dari hati yang tidak tertuju kepada-Nya (ayat 4:17). Pernahkah Anda membaca tanda peringatan "Awas! Ada anjing galak!" Tanda ini diberikan agar tamu yang berkunjung hati-hati saat masuk rumah itu sebab penghuni rumah memelihara seekor anjing. Cara aman untuk memasuki rumah itu adalah dengan berjalan di samping tuan rumah. Kita pun memerlukan peringatan serupa agar tidak menimbulkan dosa (ayat 5:5). Apabila kita sadar bahwa kita berjalan bersama dengan Tuhan maka kita akan menjadi lebih berhati-hati dengan sumpah, perkataan berlebihan dan semua tindakan (ayat 5:6).

Cara untuk menjaga perkataan dan tindakan kita memperkenan Tuhan adalah berjalan bersama Tuhan. Hiduplah dengan kesadaran penuh bahwa Tuhan melihat dan mengawasi perkataan dan perbuatan kita meskipun Ia tidak hadir secara fisik.

Ingat: Alasi tiap perkataan dan tindakan atas pertimbangan yang cermat.

(0.17) (Yes 18:1) (sh: Bila Tuhan di pihak kita. (Jumat, 09 Oktober 1998))
Bila Tuhan di pihak kita.

Dalam keadaan terjepit orang bisa saja menerima bantuan tanpa memperhitungkan baik-buruknya. Etiopia memanfaatkan keberadaan mereka sebagai "kaum yang ditakuti dekat dan jauh ... bangsa yang berkekuatan ulet dan lalim" (ayat 2), dan menawarkan bantuan kepada Yehuda. Tawaran itu memang jalan keluar yang menarik, tetapi sangat tidak berarti karena Allah sanggup memberikan pertolongan. Setiap bantuan yang mengalihkan umat Tuhan dari Allah sumber pengharapan yang utama, adalah jerat dan harus ditolak!

Penyelamat bangsa-bangsa. Allah menyaksikan dari takhta kudus-Nya ulah bangsa-bangsa di muka bumi ini. Sepak terjang bangsa yang menjungkirbalikkan umat-Nya tak luput dari perhatian-Nya. Allah tidak berdiam diri berpangku tangan. Allah memberikan Firman-Nya untuk meneguhkan iman umat-Nya, meyakinkan akan kuasa dan pemeliharaan-Nya. Kebaikan dan pemeliharaan Allah juga tak hanya milik Israel sepenuhnya. Etiopia yang telah ditegur-Nya pun, suatu hari kelak menjadi bangsa yang termasuk dalam rencana penyelamatan-Nya. Janji Allah kepada Abraham pun dikukuhkan (12:3">Kej. 12:3b), dan telah digenapi di dalam Yesus Kristus.

Doa: Tolong kami mengenalMu dengan intim, agar tak ada hal lain kami jadikan andalan.

(0.17) (Yes 30:27) (sh: Murka Allah! (Kamis, 26 November 1998))
Murka Allah!

Tidak selamanya Allah berdiam diri dan membiarkan umat-Nya ditindas oleh bangsa yang tidak mengenal-Nya. Allah sendiri akan bangkit membela umat-Nya. Asyur ditimpa murka yang keluar dari keadilan dan kesucian Allah (ayat 27-28). Ketika Allah menghukum Asyur, bangsa fasik yang menindas umat-Nya dan berkeras berontak melawan-Nya, ketika itu pula bangsa Israel menyanyikan pujian karena anugerah pembebasan dari Allah. Dua segi sifat Allah adalah menghukum sekaligus membebaskan. Bila keduanya dihayati benar dan ditempatkan pada porsi penghayatan sungguh maka selalu bersikap hormat, takut, taat, bergantung penuh kepada-Nya menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita.

Nyanyian umat. Firman Tuhan menyatakan bahwa kita memiliki Allah yang sekaligus jauh dan dekat. Di satu pihak, Dia tak terhampiri karena kemuliaan-Nya, di pihak lain, Allah yang sama itu datang melawat umat-Nya, hadir dan diam bersama, menyertai umat-Nya. Tidak ada lagi lintasan pertanyaan: "Di manakah Allah?"; karena Allah ada di tengah-tengah kita, memperhatikan kita dan membebaskan kita. Bibir kelu kaku, yang tadinya tidak mampu berucap, kini mampu bernyanyi: "Terpujilah Allah, sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya!"

(0.17) (Yes 41:1) (sh: Kekuatan dari timur. (Senin, 21 Desember 1998))
Kekuatan dari timur.

Beragam cara dan tindakan-tindakan tak terduga seringkali Allah gunakan dalam rangka memulihkan umat pilihan-Nya. Setelah 70 tahun masa penawanan umat Yehuda di Babel (sebagai ganjaran akan dosa Yehuda), maka atas belas kasihan Allah, Yehuda diberikan janji pelepasan. Uniknya, dalam proses pembebasan itu Allah menggunakan kekuatan dari timur (ayat 2), melalui bangsa kafir, Persia. Koresy, raja bangsa Persia itu Allah pakai untuk mengembalikan umat-Nya ke Yerusalem (bdk. ">Ezr. 1:1-2; Yer. 25:11; 29:10). Allah adalah penguasa atas sejarah umat manusia. Pernyataan "Aku, Tuhan yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga" (ayat 29:4" context="true">4), adalah suatu pernyataan bahwa Tuhan itu tetap dan kekal, begitu pun kasih-Nya.

Hukuman dan janji. Sifat Allah yang tidak kompromi terhadap dosa membuat-Nya tegas untuk menjatuhkan hukuman terhadap bangsa Yehuda karena dosa-dosa mereka. Namun di tengah-tengah penghukuman Allah, ternyata ada pemulihan. Umat diberikan kesempatan menyadari dan mengakui dosanya di hadapan Allah, artinya janji pemulihan Allah bagi anak-anak-Nya yang kembali bertobat pada-Nya adalah pasti.

Doa: Tuhan, tuntun jalan hidup kami untuk selalu dekat dengan-Mu.

(0.17) (Dan 7:1) (sh: Empat kekuatan dahsyat (Kamis, 24 Juni 1999))
Empat kekuatan dahsyat

Pada tahun pertama pemerintahan raja Belsyazar, Daniel mendapat penglihatan di tempat tidurnya. Tampak empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Empat binatang ini menggambarkan bangsa-bangsa kafir yang akan menentang Yang Mahatinggi. Daniel melihat suatu gambaran tentang ancaman bahaya yang besar bagi umat manusia. Ancaman itu sulit dikalahkan karena memiliki kekuatan yang dahsyat.

Yang Lanjut Usianya. Di tengah-tengah ketakutan menghadapi kedahsyatan penguasa dunia, Daniel melihat seorang Yang Lanjut Usianya. Ia adalah Allah yang berkuasa dan berdaulat. Ia adalah Hakim. Ialah yang memberi batas waktu kekuasaan kepada binatang-binatang tersebut. Kemudian akan datang seorang Anak Manusia yang dibawa ke hadapan Yang Lanjut Usia. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa akan mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal, tidak akan lenyap, dan kerajaan-Nya tidak akan musnah.

Renungkan: Begitu banyak bahaya yang terasa begitu dekat dan kuat mengancam hidup. Tetapi ada yang lebih kuat yang kita yakini dan percayai, yang kekuatan dan kekuasaan-Nya melebihi semuanya, yaitu Kristus, Sang Anak Manusia, Allah kita.

Doa: Tuhan, mampukanku menghadapi berbagai ancaman.

(0.17) (Mat 5:1) (sh: Siapakah saya? (Rabu, 31 Desember 1997))
Siapakah saya?

Pada akhir tahun ini, baiklah kita mencoba mawas diri. Bila sampai saat ini kita masih diberi hidup dan kesehatan, nyatalah besar anugerah dan sayang-Nya atas kita. Dalam pelayanan Yesus, tidak semua orang yang telah menerima pertolongan-Nya akan menjadi murid atau pengikut-Nya. Pengikut Tuhan memiliki ciri yang jelas karena Ia membuat berbagai tuntutan yang tinggi dan harus terjelma dalam hidup orang yang meresponi-Nya.

Pola hidup baru. Tuhan ingin para pengikut-Nya bahagia. Itu pasti! Namun kebahagiaan itu dikaitkan dengan mutu manusianya, bukan apa yang dimilikinya. Kebahagiaan diawali pertobatan, yaitu perpalingan hidup dari perbuatan, kebiasaan, budaya salah dlsb. Kesadaran akan betapa miskinnya kita di hadapan Allah, menjadi titik tolak dari proses pemuridan selanjutnya, yang kelanjutannya masih perlu kita tapaki. Semakin dekat Dia semakin kita mirip Dia dan sifat-sifat-Nya. Lemah lembut bukannya keras, lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati bukannya kikir atau tamak, berhati murni, juru damai. Itulah jalan bahagia, jalan penuh tuntutan harga namun juga jalan hidup sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan.

Renungkan: Anda akan bahagia esok bila meresponi pembentukan Allah atas Anda dengan meninggalkan yang lama.

(0.17) (Mat 10:5) (sh: Perintah dan larangan. (Jumat, 16 Januari 1998))
Perintah dan larangan.

Yesus mengutus duabelas murid-Nya untuk memberitakan Kerajaan Surga sudah dekat. Ia memerintahkan mereka untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Dia juga membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati, dan yang tidak boleh dilanggar, antara lain: tidak menyimpang dari ladang yang ditentukan, tidak menuntut laba, tidak merepotkan diri dengan perkara-perkara jasmani. Tuhan Yesus menjamin kehidupannya dan tidak pernah merugikan hamba-hamba-Nya. Sedemikian penting kedudukan hamba-hamba-Nya di mata Tuhan, sehingga Dia berjanji bahwa orang-orang yang menerima mereka akan diberkati, tetapi yang menolaknya dihukum berat.

Adakah alasan kita untuk tidak setia? Kepedulian Tuhan Yesus pada kehidupan dan kebutuhan hamba-hamba-Nya; penghargaan-Nya pada pelayanan mereka, juga pengertian akan tantangan yang akan dihadapi, menyadarkan betapa berharganya kita hamba-hamba-Nya di mata Tuhan. Kalau demikian halnya, tegakah kita menyakiti hati Yesus dengan memilih-milih ladang dan ribut memperebutkan kedudukan?

Renungkan: Kesaksian kita bukan saja dalam bentuk kata dan jenis pelayanan, tetapi dalam hidup seutuhnya.

Doa: Ampunilah, kedaginganku mengingkari kesetian-Mu padaku.

(0.17) (Mat 16:1) (sh: Perlukah tanda? (Sabtu, 14 Maret 1998))
Perlukah tanda?

Orang bebal datang kepada Tuhan Yesus acapkali bukan untuk menyerahkan diri pada kebenaran yang dijanjikan, tetapi semata-mata untuk mencobai kebenaran tersebut. Seringkali pula mereka minta tanda, agar Tuhan Yesus memperlihatkan tanda yang spektakuler dari sorga. Mungkinkah mereka sudah melupakan tanda-tanda ajaib yang Yesus lakukan kepada orang banyak? Seandainya pun Tuhan Yesus memberikan tanda yang mereka minta, apakah mereka mengakui-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan dan sudah hadir di tengah-tengah mereka? Kemungkinan itu sangat kecil. Hati mereka sudah tertutup oleh kebebalan dan kejahatan. Hanya jika terjadi pertobatan sajalah hati dan pikiran mereka akan diperbarui!

Waspadalah! Banyak Kristen baru percaya pada kemuliaan Tuhan bila sudah menikmati tanda mukjizat Tuhan. Akibatnya Kristen terjerumus pada Kekristenan karena tanda-tanda bukan karena kesungguhan percaya pada Tuhan. Waspadalah! Apakah dengan tanda-tanda itu hati kita semakin dekat dengan-Nya? Waspadalah juga terhadap pemimpin rohani yang sering mengumbar kata dan mengobral tanda-tanda ajaib untuk menarik jiwa datang kepada Tuhan! Iman Kristen adalah iman yang sepenuhnya percaya dan bergantung penuh pada Tuhan yang adalah kehidupan kekal.

(0.17) (Mrk 8:1) (sh: Kuriositas (Minggu, 16 Maret 2003))
Kuriositas

Kita bertemu lagi dengan sebuah teks yang menjabarkan tentang pemberian makan para pengikut Yesus. Kali ini ada empat ribu orang yang diberi makan. Mereka lapar setelah tiga hari mendengarkan pengajaran Yesus. Beberapa di antaranya mungkin berpuasa, dan sebagian lagi sudah kehabisan persediaan makanan. Belas kasihan Yesus membawa-Nya melakukan mukjizat lagi. Mereka yang telah setia mencari makanan rohani dari Yesus, kini diberikan makanan jasmani.

Ucapan syukur dinaikkan kepada Allah sebelum roti dan ikan dibagikan, sebuah tanda bahwa Allahlah yang beranugerah untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Orang-orang Farisi muncul lagi sebagai kontras (ayat 11-13). Mereka ingin meminta tanda, baru mau percaya bahwa Yesus mempunyai otoritas kenabian. Sebaliknya, orang-orang di atas percaya dulu, baru melihat mukjizat. Tanda yang diminta orang-orang Farisi kemungkinan bukan mukjizat, tetapi suatu nubuat yang perlu digenapi dalam waktu dekat.

Ini bisa kita simpulkan karena mereka tetap meminta tanda setelah melihat Yesus melakukan mukjizat pengusiran setan. Sayang, bagi mereka, tidak ada tanda!

Renungkan: Keingintahuan adalah sesuatu yang baik. Namun, hidup ini memiliki sisi misteri. Di sanalah iman kita melompat ke dalam terang-Nya yang mahabaik (Ibr. 11:1).

(0.17) (Mrk 11:1) (sh: Tetap merendah sekalipun tabir telah terbuka (Minggu, 30 Maret 2003))
Tetap merendah sekalipun tabir telah terbuka

Dalam pandangan orang banyak iring-iringan Yesus memasuki kota Yerusalem tidak ada bedanya dengan iring-iringan umat peziarah menjelang hari raya. Suasana ini Yesus manfaatkan sebagai kesempatan untuk membuka tabir kemesiasan-Nya. Yesus masuk ke Yerusalem bukan sebagai peziarah yang hendak berpesta, tetapi sebagai Mesias yang dengan penuh kerendahan diri akan mendirikan Kerajaan Allah. Jelaslah di sini bahwa nubuat Zakharia (lih. Za. 9:9) melatarbelakangi peristiwa ini.

Meskipun kedatangan-Nya dengan mengendarai keledai tidak menggambarkan masuknya seorang raja yang menang dalam kemuliaan, namun justru ciri khas Mesias sebagai Hamba Tuhan yang merendah dan terselubung itu tetap terpelihara -- sekalipun tabir telah terbuka. Dari pihak Yesus, perjalanan ini merupakan demonstrasi kemesiasan-Nya. Namun, dari pihak umat peziarah, perjalanan ini adalah suatu peristiwa mengelu-elukan Mesias, yang mungkin di dalamnya termuat cita-cita nasional, religius-politik. Semua orang yang berada di sekitar Yesus bersahut-sahutan menyanyikan lagu pujian bagi-Nya. Dalam peristiwa inilah umat memaklumkan Yesus sebagai Mesias. Zaman yang baru telah mulai, dan Kerajaan itu sedang menjelang.

Renungkan: Betapa agung sikap Yesus menghadapi saat-saat akhir hidup-Nya yang semakin dekat. Tidak dalam rasa takut, gentar atau panik. Tidak juga dengan sikap memikirkan diri sendiri. Dia adalah Raja yang datang untuk membawa damai.

(0.17) (Luk 21:20) (sh: Penderitaan (Minggu, 28 Maret 2004))
Penderitaan

Secara rinci, Yesus melukiskan kehancuran Yerusalem yang akan terjadi pada tahun 70. Peristiwa penghancuran tersebut akan membawa penderitaan yang luar biasa kepada orang yang lemah khususnya ibu-ibu yang sedang hamil (ayat 23). Banyak yang tewas oleh pedang dan menjadi tawanan (ayat 24). Semua ini merupakan penggenapan semua yang tertulis dalam Kitab Suci (Ul. 28:32; Yer. 7:14-26, 30-34; 17:27; Mik. 3:12; Zef. 1:4-13), sebagai dampak atas ketidaktaatan Israel. Mereka menolak kehadiran Mesi-as bahkan menyalibkan-Nya. Peristiwa penghancuran Yerusalem merupakan bentuk nyata murka Allah. Allah seperti dalam PL selalu menghukum dosa, demikian juga dalam PB.

Mulai ayat 25 Yesus berbicara mengenai bangsa-bangsa dalam kaitan dengan kedatangan-Nya yang kedua kali. Dengan hancurnya kota Yerusalem, maka fokus sejarah sekarang diarahkan pada bangsa-bangsa (ayat 25). Tetapi perlu dicatat bahwa tidak seorangpun tahu kapan Yesus akan datang.

Kepastian nubuatan penghancuran Yerusalem menjadi model kepastian akan kedatangan Yesus. Sebelum Yesus datang kembali berbagai penderitaan harus terjadi lebih dahulu. Akan ada tanda-tanda alam yang terjadi mendahului kedatangan-Nya. Kedatangan Yesus kedua kali sudah dekat. Dari mana kita mengetahui hal tersebut? Dari peristiwa hancurnya Yerusalem dan tanda-tanda alam.

Camkanlah: Allah murka terhadap dosa. Hidup dan beribadahlah dalam kekudusan, hormat dan takut kepada-Nya.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA