Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 261 - 280 dari 386 ayat untuk diri-Nya (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.22) (Mzm 36:1) (sh: Lanjutkanlah kasih setia-Mu (Sabtu, 31 Mei 2003))
Lanjutkanlah kasih setia-Mu

Orang Fasik adalah jawara dari tentara kerajaan kegelapan. Catatan tentang kejahatannya sangat menggetarkan: rasa takut kepada Allah tidak ada dalam hatinya (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2). Ia meninggikan dirinya sedemikian rupa sehingga, jangankan membenci kesalahannya, mengenalinya pun ia tidak lagi mampu (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">3). Perkataan dan perbuatannya sepenuhnya jahat (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">4,5a bdk. Ul. 6:5, Mat. 22:37).

Pendekar yang lainnya adalah Yahweh -- TUHAN! Kasih-Nya sampai ke langit, setia-Nya sampai ke awan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6). Keadilan-Nya seperti gunung-gunung yang gagah perkasa. Hukum-Nya seperti samudera raya yang hebat. Penjagaan-Nya menjangkau manusia dan hewan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">7). Sayap-Nya adalah perlindungan bagi anak manusia (ayat 8b). Rumah-Nya adalah sumber makanan dan sungai kesenangan-Nya sumber minuman bagi mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">9). Dari dalam diri-Nya terpancar kehidupan dan terang yang menjadi sumber hidup bagi mereka yang bernaung pada-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">10).

Namun, ketika tentara kerajaan terang menjadi sangat cemas dan ketakutan melihat 'kesaktian' pendekar dari kerajaan kegelapan, pemazmur justru tidak menampilkan sosok Allah sebagai pendekar gagah perkasa yang bersenjata lengkap dan siap untuk membinasakan orang fasik. Pemazmur justru menampilkan sosok Allah yang melindungi umat-Nya dengan "kasih setia" -- hesed (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6, 8) -- dan "keadilan" -- tsedaqah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6).

Dua kata ini jugalah yang dipakai oleh pemazmur ketika ia memohon perlindungan Allah atas orang benar dari kejahatan orang fasik. Kasih setia dan keadilan Allah inilah yang pada akhirnya membinasakan orang fasik. Mereka "jatuh", "dibanting" dan "tidak dapat bangun lagi".

Renungkan: Selama di dunia ini kita masih harus hidup di antara dua suara berpengaruh: kejahatan atau kebenaran. Suara manakah yang dengannya kita berdialog?

(0.22) (Mzm 75:1) (sh: Keadilan Allah sumber harapan kita (Jumat, 22 April 2005))
Keadilan Allah sumber harapan kita


Mengeluh, mencurahkan gejolak hati saat mengalami kesulitan hidup (pasal diri-Nya&tab=notes" ver="">74), adalah wajar. Memuji Tuhan, bersaksi tentang kebesaran-Nya dalam situasi hidup sulit yang sama, wajarkah? Bila Anda menjawab tidak, bersiaplah untuk berubah sesudah merenungkan Mazmur ini!

Situasi dan kondisi boleh sama sukar dan muskil, namun orang beriman bisa maju lebih daripada sekadar bersikap jujur mencurahkan isi hati di hadapan Tuhan. Doa adalah perjumpaan riil dengan Allah. Selain mengakui keberadaan diri secara jujur, doa juga menjumpai dan mengakui keberadaan Allah secara jujur. Bila itu terjadi, firman yang Allah ucapkan akan terdengar ulang secara baru (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">3). Prinsip kebenaran dan penghakiman Allah atas orang berdosa dan kenyataan bahwa Allah tak akan membiarkan dunia yang dikasihi-Nya diluluhlantakkan oleh para pelaku kejahatan, bukan lagi teori. Dalam perjumpaan nyata dengan Allah, kebenaran itu akan menjadi kenyataan seturut waktu Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">3a). Dari perjumpaan itu, mengalirlah syukur dan kesaksian akan kedahsyatan Allah dan keajaiban karya-karya-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">2).

Sumber harapan kita bukan beberapa aspek diri dan sifat Allah, tetapi keseluruhan-Nya. Kita cenderung hanya menekankan sifat pemurah dan kasih Allah. Padahal Allah menyatakan banyak lagi sifat diri-Nya yang harus kita kenali dan imani penuh. Apabila kita hanya mengimani kebaikan-Nya dan tidak percaya pada keadilan dan penghakiman-Nya, bagaimana kita beroleh penghiburan dan pengharapan menghadapi berbagai kejahatan dalam hidup ini? PeMazmur mampu bersyukur dan bersaksi kendati kesulitan masih menekannya, sebab ia menatap kepada kedaulatan dan keadilan Allah. Kekuatan sejahat sedahsyat apa pun, tunduk ke bawah perintah Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">7-8). Kejahatan merajalela segila apa pun, pasti harus menenggak cawan murka Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">9).

Renungkan: Perhitungkan Allah sepenuh yang Ia nyatakan dalam firman-Nya, baru Anda dapat memperlakukan kondisi hidup macam apa pun sebagai seorang pemenang.

(0.22) (Mzm 82:1) (sh: Allah Esa (Sabtu, 30 April 2005))
Allah Esa


Pesan utama Mazmur ini sangat jelas. Hanya ada satu Allah. Dia yang Esa telah menyatakan diri-Nya. Tuntutan-Nya kepada umat-Nya hanya satu, yaitu hidup sesuai dengan kehendak-Nya: memberlakukan keadilan dan belas kasih! Setiap orang yang membengkokkan kebenaran dan dengan demikian menindas orang lain tidak akan luput dari penghukuman Hakim yang adil itu.

Siapakah para ilah yang dihakimi Allah itu? Ada beberapa kemungkinan menafsir bagian ini. Pertama, para ilah ini adalah para pemimpin umat seperti para hakim yang bertanggung jawab menegakkan hukum dan keteraturan dalam masyarakat Israel. Kedua, para ilah ini adalah para raja bangsa-bangsa. Pada zaman itu para raja sering dianggap wakil dewa atau bahkan putra dewa (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6). Ketiga, para ilah ini adalah dewa dewi yang disembah oleh bangsa-bangsa kafir.

Israel yang seharusnya menyembah TUHAN, Allah yang Esa, sering terkecoh dengan menyamakan Dia dengan dewa-dewi itu. Akibatnya mereka hidup mengikuti ajaran moral agama-agama kafir tersebut. Mazmur ini menegaskan bahwa semua ilah lain tidak dapat bertahan dalam penghakiman satu-satunya Allah. Semua ilah lain hanya membawa penyembah-penyembah mereka mempraktikkan hidup yang tidak adil dan menindas satu sama lain (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">2,5). Akan tetapi, umat Tuhan pasti menegakkan keadilan bagi sesamanya dan penuh belas kasih kepada mereka yang tertindas oleh karena TUHAN yang disembah adalah adil dan kasih (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">3-4).

Kalau kita mengaku umat dari Allah yang Esa, Hakim yang adil dan penuh belas kasih, maka tentunya yang diharapkan dari kita adalah sikap dan sifat yang sesuai dengan pengakuan itu. Adakah orang di sekitar kita dapat melihat keadilan dan kasih Allah melalui hidup kita? Ingat bahwa penghakiman bagi dunia ini akan dimulai pertama-tama di dalam rumah tangga Allah (baca Gereja; 1Pet. 4:17).

Camkan: Siapa yang Anda sembah, Allah yang Esa atau ilah-ilah palsu, akan nyata dari sikap hidup Anda!

(0.22) (Mzm 83:1) (sh: Menyongsong kemenangan (Senin, 26 September 2005))
Menyongsong kemenangan

Berbicara tentang kemenangan dalam kondisi sulit, rasanya tidak realistis. Hal yang tidak realistis inilah yang mendominasi doa Asaf ini. Umat Israel sedang terancam persekongkolan jahat bangsa-bangsa yang memusuhi mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">8-9). Dalam situasi buruk ini, Perjanjian Allah dan doa yang mengantisipasi kemenangan menjadi dasar umat Israel bersikap sehingga mereka mampu menghadapi persekongkolan jahat itu.

Umat Israel menyadari arti perjanjian Allah bagi mereka dan implikasinya terhadap kesulitan yang mereka alami. Dengan mengadakan perjanjian, Allah menempatkan diri-Nya di pihak umat-Nya. Ia menjadi penyelamat, pemilik, dan pelindung umat-Nya, maka para musuh umat Israel akan menjadi musuh Allah sendiri. Atas dasar ini, pemazmur berseru agar Tuhan membuyarkan kekuatan dari persekongkolan jahat itu (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">14-16). Hasilnya, doa permohonan berubah menjadi doa menyongsong kemenangan. Asaf mengingat akan perbuatan-Nya di masa lalu saat para hakim satu per satu mematahkan kejahatan bangsa-bangsa zaman mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">10-13).

Berdoa berdasarkan perjanjian ilahi harus menjadi disiplin rohani kita. Realitas hidup tidak selalu ramah. Kesepakatan jahat dari orang-orang yang berprinsip hidup berbeda dengan kita dapat menekan kita. Hadapilah perilaku dari orang tak beriman itu dengan fakta Perjanjian Allah bagi kita. Kita adalah umat perjanjian karena nyawa Kristus dan meterai Roh Allah. Namun, kita hanya dapat menghayati kekuatan yang datang dari fakta perjanjian Allah itu, jika kita sendiri aktif menautkan diri kita kepada-Nya. Kesadaran tinggi bahwa kita adalah milik-Nya membuat kita memiliki keyakinan teguh bahwa apa pun yang kita alami justru akan membuat pihak lawan mengakui kemuliaan Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" vsf="TB" ver="">17-19).

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.22) (Mzm 93:1) (sh: Tuhan, penguasa alam semesta (Jumat, 7 Oktober 2005))
Tuhan, penguasa alam semesta

Setiap manusia menyadari bahwa di luar dirinya ada oknum lain yang lebih berkuasa dibandingkan dirinya. Sayang, banyak manusia menyimpulkan bahwa bumi, laut, gunung, lembah, jurang, memiliki penguasa masing-masing. Hal ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab.

Nas ini memaparkan kemuliaan Kerajaan Allah. Mazmur ini juga berbicara tentang kerajaan-Nya di dunia ini dan kekekalan kerajaan-Nya. Ay.diri-Nya&tab=notes" ver="">1-2 menyatakan bahwa Tuhan adalah Raja. Dia adalah penguasa sejak dahulu, sebelum zaman purbakala, bahkan sebelum alam semesta ini diciptakan. Dengan demikian, Tuhan jugalah yang berdaulat mengatur alam semesta serta kehidupan semua mahkluk di bumi.

Sebagai Raja, kuasa Tuhan melebihi kekuatan lautan yang bergelora dan melampaui kecepatan suara yang dahsyat dan menggelegar. Orang-orang Kanaan yang percaya dan menyembah Baal sebagai penguasa lautan, yang mereka panggil dengan sebutan Ratu Yamm, akan menjadi saksi kedahsyatan kuasa Tuhan itu. Inilah yang pemazmur gambarkan tentang Tuhan yang jauh lebih berkuasa dibandingkan kekuatan lautan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">3-4). Pemazmur yang memahami polemik ini, menyerukan kekuasaan Tuhan melawan pengikut Baal. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang diyakini oleh manusia sebagai kekuatan alam semesta yang tidak dapat dikendalikan manusia, ternyata ada dalam genggaman tangan Tuhan. Pemazmur juga menuliskan sifat kekudusan Tuhan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">5). Hal ini sangat berlawanan dengan sifat Baal, yang moralnya sangat bobrok.

Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa kuasa Allah atas alam semesta telah dinyatakan. Dia adalah satu-satunya Allah yang hidup. Oleh karena itu, kita tidak perlu mencari sesembahan lain di luar diri-Nya. Kita harus tunduk kepada-Nya dan taat pada perintah-Nya saja!

Renungkanlah: Tinggalkan keraguan Anda, percayai Dia, Tuhan penguasa seluruh alam semesta dan kehidupan.

(0.22) (Mzm 97:1) (sh: Arti kehadiran-Mu (Selasa, 11 Oktober 2005))
Arti kehadiran-Mu

Ada satu persamaan ketika kita membaca kisah pertobatan para hamba Tuhan, yaitu kehadiran Tuhan yang mengubah kehidupan mereka. Namun, kehadiran Tuhan dapat membawa dampak berbeda bagi orang-orang yang menolak-Nya.

Sudah tiba waktunya Tuhan hadir di atas bumi. Sudah tiba saatnya, Ia memberitahukan diri-Nya di hadapan bumi dan semua isinya. Saat Ia hadir, keadilan dan hukum Tuhan diwartakan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">2,6). Saat Ia datang, tidak ada satu pun ciptaan-Nya yang tahan menghadapi-Nya. Semua benda-benda alam bukanlah tandingan-Nya apalagi para musuh Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">3-5). Mereka akan hangus dalam murka-Nya. Murka itu ditujukan-Nya kepada orang-orang yang terus-menerus menolak melakukan hukum-hukum-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">7), yang lebih menyukai sesembahan palsu. Orang-orang seperti itu akan melihat siapakah Allah yang sejati. Penyataan kemuliaan Allah yang sejati itu akan membuat mereka malu.

Dampak kehadiran Tuhan juga dirasakan oleh umat-Nya. Kehadiran Tuhan justru membuat mereka bersorak-sorai. Ketaatan umat Tuhan melakukan perintah Tuhan dalam suasana penyembahan palsu kini diganjar-Nya dengan kehormatan. Kesusahan yang dipikul umat-Nya digantikan-Nya dengan sukacita (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8). Saat para musuh Allah dihukum, umat-Nya justru dibela-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">10-11). Bagi umat-Nya, masa kesusahan telah pergi, masa sukacita kini datang (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">12).

Taat melakukan perintah Tuhan dalam masyarakat yang tidak mengenal hukum-Nya memang sulit. Namun, kesulitan itu segera sirna saat kita mengizinkan Tuhan hadir. Kehadiran Tuhan membawa pengharapan bagi kita sehingga kita tetap bisa bersukacita dan bersyukur dalam keadaan sulit. Tidak untuk selamanya, Tuhan membiarkan kita menderita dalam kecaman musuh. Meski saat ini, kita belum melihat Tuhan menghukum mereka, namun waktu itu akan tiba.

Renungkan: Sudahkah Anda meminta Ia hadir dalam hidup Anda?

(0.22) (Mzm 105:1) (sh: ujian dan ketaatan (ayat 1) (Minggu, 21 April 2002))
ujian dan ketaatan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1)

Mazmur 105 ini sering dipahami sebagai mazmur sejarah yang bersifat pengajaran. Maka, penuturan tentang data nama, tempat, dan kejadian dalam sejarah Israel bukan pusat perhatian mazmur ini. Perhatian mazmur ini adalah pujian (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1-6) dan ketaatan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">45). Tujuan pemazmur mengisahkan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6), agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan-Nya dalam suatu perjanjian (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">2,5).

Pujian dan ketaatan adalah tujuan mazmur ini. Maka, perhatian pemazmur tidak ditujukan hanya pada masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk umat Israel pascapembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak beriman, namun taatlah kepada Dia yang setia dan berbelas kasih.

Karya-karya ajaib Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">2b,5a), penghukuman-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">7), kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8-11), yang umat Israel zaman Keluaran alami, patut menjadi pusat perenungan umat Allah seterusnya. Hal-hal tersebut adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah mereka. Puji-pujian terhadap kemuliaan nama Allah tidak saja akan mewujud dalam kegiatan penyembahan, tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1-3).

Renungkan: Hakikat dari penyembahan, pujian, dan membesarkan Allah adalah memuliakan Allah dalam kata dan hidup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4

Kisah Para Rasul 13:44-52

Wahyu 7:9-17

Yohanes 10:22-30

Mazmur 100

Lagu:

Kidung Jemaat 293

PA 7 Mazmur 104

Dalam tafsirannya, Calvin menulis bahwa mazmur ini bertujuan mengokohkan keyakinan kita tentang masa depan agar kita tidak hidup dalam keadaan takut dan khawatir terus-menerus dalam dunia ini, sebagaimana yang lazim kita lakukan apabila Allah tidak menyaksikan bahwa Dia telah memberikan dunia ini menjadi tempat kediaman manusia. Lebih lanjut Calvin menulis bahwa Allah memiliki sifat terbaik seorang bapak yang dalam kelembutannya berkenan melimpahi anak-anaknya dengan kebaikan agar mereka bertumbuh penuh kesukaan. Kebaikan kebapaan Allah memberikan dunia ini sebagai kediaman manusia. Dengan indah Katekismus Heidelberg mengungkapkan demikian: Allah memerintah sedemikian rupa agar daun dan rumput, hujan dan kekeringan, tahun-tahun berkelimpahan panen dan berkekurangan, makan dan minum, kematian dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan serta segala sesuatu lainnya datang kepada kita bukan karena kebetulan, tetapi dari tangan kebapaan-Nya.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

Telusuri bagaimana pemazmur melihat kebesaran Allah dalam alam (ayat 1-9). Perhatikan lebih rinci hal apa saja dari diri dan sifat Allah nyata dalam unsur-unsur alam tersebut! Bagaimana doktrin penciptaan dan pemeliharaan menganjurkan orang beriman bersikap terhadap alam?

Dalam masyarakat purba sekitar Israel, terdapat kepercayaan takhayul dan penyembahan berhala, antara lain tentang laut/air dan bulan serta matahari. Apa kata mazmur ini tentang samudera raya dan air? Tentang bulan dan matahari? Jika Allah mengubah pemahaman tentang unsur-unsur tersebut, hal apa yang kita pelajari tentang kuasa dan kasih Allah?

Bila kepercayaan purba diwarnai oleh takhayul yang membuat mereka cenderung menyembah alam, kepercayaan modern diwarnai oleh sikap menolak adanya campur tangan atau unsur Ilahi dalam alam. Apa kata mazmur ini tentang keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat 10-26)?

Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap alam dan kepada Allah dari menyaksikan keberadaan dan keberlangsungan alam (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">27-35)?

(0.22) (Mzm 105:1) (sh: Kebaikan Allah yang berlimpah (Kamis, 20 Oktober 2005))
Kebaikan Allah yang berlimpah

Mazmur sejarah ini unik karena tidak menyebut-nyebut sama sekali Daud dan keturunannya sebagai raja Israel. Mazmur ini ditulis pada permulaan masa sesudah pembuangan, ketika kerajaan Israel sudah hancur, tetapi umat Allah diizinkan oleh penjajah mereka kembali ke Tanah Perjanjian. Ada perasaan ketidakpastian dari umat, apakah Allah akan memimpin mereka pulang ke negeri mereka?

Pemazmur mengajak umat yang berada di persimpangan jalan itu untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah mereka kepada Allah. Dengan menggunakan berbagai kata kerja yang mengungkapkan aspek-aspek ibadah, seperti bersyukur, mengingat, bermegah, mencari, dst. (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1-5), pemazmur ingin menggugah hati umat kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam hidup mereka. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada mereka sejak permulaan sejarah bangsa mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">16-45), bahkan sejak cikal bakal mereka, yaitu Abraham, Ishak, dan Yakub (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">7-15). Satu hal yang ditekankan berulang adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup umat, Allah terus memberkati, melindungi, dan menyertai mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">12-15).

Sejak awal, Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">7-11). Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga yang diurapi (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1b).

Melalui penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada tangan Allah yang berkuasa. Tangan yang berlubang paku itulah yang akan terus menopang hidup kita.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.22) (Pkh 11:1) (sh: Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan (Senin, 11 Oktober 2004))
Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan

Jim dan Elizabeth Elliot bersama seorang putrinya pergi menjadi utusan Injil ke Equador, Amerika Selatan. Dalam sebuah kunjungan ke pedalaman, Jim dan beberapa rekannya dibunuh oleh penduduk asli. Niat Elizabeth Elliot untuk memberitakan Injil tidak surut sehingga ia memutuskan masuk ke daerah pedalaman tersebut untuk meneruskan pekerjaan yang telah dirintis almarhum suaminya. Ia melayani Tuhan di sana dan akhirnya, orang yang membunuh suaminya pun menjadi anak Tuhan.

Dalam hidup ini ada banyak hal yang terjadi namun, sedikit yang mampu kita pahami. Seberapa pun kepandaian manusia memahami semua ilmu pengetahuan dan mampu menciptakan berbagai alat yang berguna bagi kehidupan, tetap ada banyak peristiwa hidup yang tak terselami. Keterbatasan tersebut disebabkan Tuhan yang mengatur kehidupan manusia dan di "tangan-Nyalah" nafas semua makhluk hidup. Firman Tuhan menyatakan "Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah" (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">5). Pekerjaan Tuhan terhadap dunia ini tak terselami, seperti kita juga tidak mampu mengatur pertumbuhan benih yang kita tabur di tanah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6) ataupun memahami gerakan alam semesta ini (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">3). Adakalanya kita lupa bahwa kita bukanlah pusat dari alam semesta; melainkan kehidupan kita di dunia ini hanyalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang memercayai Tuhan dalam segala lakunya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8).

Namun, ada satu penghiburan bagi kita anak-anak-Nya yaitu Tuhan itu kasih. Jika Ia bukanlah Tuhan yang kasih maka Ia tidak akan mau menjadi manusia untuk mengorbankan diri-Nya di kayu salib dan membayar hukuman atas dosa kita. Sebenarnya, Tuhan tidak harus menjadi manusia, tetapi Ia memilih untuk melakukan semua itu demi kasih-Nya kepada kita. Kendati Ia mengijinkan sesuatu yang buruk menimpa kita bukan berarti rancangan-Nya yang indah untuk hidup kita akan gagal.

Renungkan: Iman sejati berarti memercayai rencana Tuhan tetap yang terbaik bagi hidup kita pada saat kita sedang menderita.

(0.22) (Yes 9:7) (sh: Pengharapan itu telah datang (Minggu, 25 Desember 2011))
Pengharapan itu telah datang

Sebagian besar umat kristiani merayakan hari ini sebagai hari Natal. Apa yang kita ingat sewaktu merayakan natal? Kelahiran Yesus sebagai bayi? Atau Sang Mesias yang membawa pengharapan?

Yesaya 8:23-9:6 berkonteks kehidupan Yehuda yang dilanda ketakutan terhadap ancaman Aram dan Israel. Ahas mengambil keputusan yang salah, meminta pertolongan kepada Asyur dan bukan kepada Tuhan. Yehuda adalah bangsa yang berjalan dalam kegelapan karena dipimpin oleh raja yang tidak takut Tuhan.

Allah menjanjikan Mesias. Ia akan membawa pengharapan bagi umat-Nya. Kedatangan-Nya membuka babak baru dalam hidup umat-Nya. Manusia yang dikuasai kegelapan dosa, kini melihat Terang yang besar yang mengenyahkan kegelapan. Kedatangan-Nya mengubah kedukaan yang mencekam menjadi sukacita besar. Ia membuat manusia lepas dari belenggu dosa yang menindas dan memberikan damai sejahtera yang mampu mengenyahkan perang dan perseteruan (1-4).

Janji Mesias ini telah digenapi dengan kelahiran Yesus. Dua hal penting yang dikatakan Yesaya mengenai Yesus adalah bahwa Dia adalah manusia sejati dan Allah sejati. Yesus adalah manusia sejati sesuai perkataan 'seorang anak telah lahir'. Yesus Kristus adalah Allah sejati nampak dari empat nama Ilahi: Penasihat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, dan Raja Damai.

Natal bukan perayaan ulang tahun Yesus, melainkan kedatangan Yesus ke dunia yang memberikan pengharapan kepada manusia berdosa. Jika Yesus sudah lahir 2000 tahun yang lalu, mengapa masih ada orang yang hidup tanpa pengharapan dan damai? Bukankah Sang Raja Damai itu telah datang? Betul, dan itulah tugas kita untuk memperkenalkan Yesus sang Raja Damai itu, dan momen natal adalah salah satu kesempatan yang dapat kita pakai.

(0.22) (Yes 19:1) (sh: Tindakan Allah terhadap Mesir (Sabtu, 4 September 2004))
Tindakan Allah terhadap Mesir

Akan tiba waktunya Allah pasti bertindak untuk menghukum orang-orang yang tidak menghormati-Nya. Apabila penghukuman Allah ini terjadi, maka tak seorang pun yang dapat menghindarinya. Keadaan inilah yang dialami oleh orang-orang Mesir.

Apa saja penghukuman Allah bagi orang Mesir? Pertama, orang Mesir akan mengalami perasaan tidak berdaya dan hancur oleh karena dewa-dewa Mesir tidak mampu menolong mereka, terlebih lagi dewa-dewa Mesir juga tidak dapat menandingi kuasa Allah dalam penghukuman-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1). Kedua, terjadi perang saudara di antara mereka sendiri sehingga pengharapan hilang dari tanah Mesir (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">2-3). Ketiga, Allah akan menyerahkan mereka kepada bangsa yang kejam untuk dijajah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">4). Keempat, Mesir akan kehilangan Sungai Nil yang dibanggakannya karena airnya tidak dapat digunakan dan barang komoditas (barang dagangan utama) negara Mesir akan hancur (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">5-10). Kelima, Allah akan mempermalukan orang-orang Mesir yang pintar, cerdas dan memiliki hikmat duniawi dengan cara menumpulkan pengetahuan mereka, dan menimbulkan kekacauan sehingga cendekiawan Mesir tidak mampu mengatasi masalah negara akibat penghukuman Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">11-15). Allah memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang berdaulat atas semua bangsa dan segala ciptaan-Nya di bumi. Ia akan diingat sebagai Allah Israel, sang penguasa alam semesta dan tidak ada allah lain yang setara dengan-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">16-17).

Allah tidak akan membiarkan hukum, perintah dan firman-Nya dipermainkan oleh manusia. Penghukuman Allah bagi orang percaya berakibat kebaikan, sedangkan bagi orang tidak percaya menyebabkan kehancuran. Kita mempunyai kesempatan untuk tidak mengalami penghukuman Allah jika kita mau menghormati-Nya dengan berlaku setia dalam melakukan firman-Nya. Manakah yang Anda pilih?

Renungkan: Orang Kristen dan Gereja di Indonesia tidak hanya bertugas menginjili orang tetapi juga ditugasi Tuhan menjadi penyuara dan pelaku kebenaran. Hanya jika bangsa ini benar, bangsa ini akan menjadi bangsa yang besar.

(0.22) (Yes 44:1) (sh: Jangan takut! (Minggu, 31 Juli 2005))
Jangan takut!

Seorang anak lebih mudah percaya orangtuanya daripada orang dewasa percaya Bapa di Sorga. Mengapa demikian? Karena seorang anak menatap wajah orangtuanya dan memegang tangan mereka ketika ia merasa takut. Sebaliknya, orang dewasa mengarahkan pandangannya pada keadaan di sekitarnya dan lupa bahwa Tuhan bersamanya.

Ketika Israel masih hidup dalam pembuangan di tengah-tengah bangsa yang tidak mengenal Allah, Israel takut dan imannya goncang. Mengapa demikian? Karena mereka memandang kesulitan dan masalah sebagai lebih besar daripada Allah mereka. Apa tindakan Allah? Pertama, Ia memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah yang menciptakan mereka dan menjadikan mereka suatu bangsa. Ia adalah Allah yang mengenal mereka. Itu sebabnya, Allah menyapa bangsa Israel dengan nama nenek moyang mereka, Yakub (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1-2, lih. Kej. 32:28, band. Kej. 47:27-31) dan nama puitis Israel, Yesyurun (lih. Ul. 32:6). Kedua, Allah mengadakan pembaruan kerohanian Israel dengan memberikan Roh-Nya diam di antara umat-Nya sehingga berkat-Nya turun atas mereka. Setiap generasi Israel akan kembali mengenali Allah mereka dan menyerukan puji-pujian bagi-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">3-5). Ketiga, Ia memproklamasikan nama-Nya sebagai Allah di atas segala allah. Allah menantang kuasa yang dimiliki dewa dewi yang disembah bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya. Karena kuasa yang dimiliki dewa dewi tersebut kosong maka segala perkataan mereka pun pasti palsu (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6-7). Oleh sebab itu, Israel tidak perlu takut terhadap segala kutuk dari ilah-ilah palsu itu. Allah Israel adalah Allah di atas segala allah yang akan melindungi mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8).

Sebagai anak Tuhan kita tidak perlu takut terhadap segala kesulitan dan masalah yang menghadang hidup kita. Tuhan setia pada janji-Nya. Ia lebih berkuasa daripada semua masalah hidup. Dia pasti akan menolong kita asal kita terus bersandar dan berharap kepada-Nya.

Renungkan: Saat rasa takut menekan, ingatlah Tuhan beserta Anda.

(0.22) (Yes 45:14) (sh: Hasil karya Allah (Kamis, 4 Agustus 2005))
Hasil karya Allah

Seperti halnya rencana dan cara Allah itu mengejutkan, demikian pula dengan hasil karya-Nya. Allah tidak saja membebaskan Israel, Ia juga membuat bangsa-bangsa adidaya dalam perspektif zaman itu berubah sikap. Mesir, Etiopia, dan Syeba akan mengakui keunggulan Israel yang memiliki Allah sejati (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">14). Ketika Allah bertindak, semua penyembah dan penganjur berhala akan dipermalukan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">15, 16). Allah tidak akan membiarkan kesesatan terus berlangsung. Ia sendiri akan meninggikan diri-Nya.

Tindakan Allah membuktikan kesejatian-Nya. Allah Israel adalah Allah sejati sebab Ia yang mencipta (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">18), yang menyatakan diri (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">19), satu-satunya yang menyelamatkan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">20-22), dan yang memenuhi segala kebutuhan terdalam manusia (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">23-25). Semua tindakan Allah ini juga menegaskan bahwa Allah benar, maksud-maksud-Nya baik, patut dipercaya dan disembah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">19). Semua firman-Nya, yang bersifat perintah, larangan, atau undangan benar adanya dan pasti terjadi (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">19b, 23). Semua hal mengenai Allah ini membuat nyata kebohongan berhala.

Keselamatan yang Allah karuniakan kepada Israel menjadi gambaran keselamatan kekal yang akan Allah kerjakan bagi seisi dunia. Seperti halnya penyelamatan Israel membuat bangsa-bangsa penyembah berhala menyadari kebenaran Allah, keselamatan yang akan Allah genapi dalam era Perjanjian Baru pun akan berdampak sama (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">20-21). Allah mengundang semua orang, segala bangsa yang hidup dalam kegelapan untuk datang dan membuka diri kepada-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">20a, 21a, 22a). Hanya dengan pertobatan, dampak kegelapan akibat memercayai yang palsu dapat dipatahkan. Dengan bertobat, seseorang menyambut uluran tangan penyelamatan Allah. Di dalam Dia, kebutuhan terdalam manusia akhirnya akan terpenuhi (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">24a). Kini menjadi tugas kita untuk menghayati dan menyaksikan karya Allah ini kepada sesama kita.

Responsku: ___________________________________________________________________________________________

(0.22) (Yes 52:13) (sh: Hamba yang menderita (Minggu, 14 Maret 1999))
Hamba yang menderita

Di jaman dulu maupun sekarang ini, tidak umum bila seseorang yang benar secara hukum membiarkan dirinya disiksa tanpa membuka mulut untuk pembelaan. Namun nabi Yesaya memaparkan kepada kita bahwa ada seseorang yang disebutnya Hamba yang menderita yang sanggup melakukan itu. Hamba itu diremukkan, dihina, diejek, diperlakukan sewenang-wenang. Tidak hanya itu, bahkan dalam kematiannya, dia dimasukkan dalam kalangan pemberontak (53:12). Bagi seorang manusia biasa penderitaan dan kesengsaraan yang dialaminya justru selalu diusahakan untuk dihindari (53:3). Yesaya memaparkan makna yang terkandung di balik penderitaan hamba itu. Dikatakan Yesaya bahwa semua itu adalah bagian dari kehendak dan rencana agung Allah demi korban penebusan salah bagi manusia (53:10).

Kristus Sebagai Penggenap. Nubuat hamba Tuhan yang menderita ini digenapi dalam diri Yesus Kristus. Sama sekali tak terlihat usaha pembelaan diri-Nya. Namun justru di sinilah letak rahasia keagungan kasih Allah. Dengan mempertaruhkan Putra-Nya, Sang Bapa merencanakan penyelamatan kita. Bagi kita, penyelamatan itu memang tanpa pembayaran apapun, tetapi dari sudut Allah, penyelamatan itu menuntut pengorbanan Yesus, Anak Tunggal Bapa. Benarkah sudah kita sadari bahwa Dialah Juruselamat kita pribadi? Coba kita baca ulang dan resapi kalimat yang tertulis pada ayat 5. Gantilah setiap kata "aku" dengan kata "kita". Kesan apa yang kita terima? Kasih yang tak ternilai. Menyadari kasih pengorbanan Yesus Kristus membuat kita mampu mengasihi siapa saja, tanpa harus memandang asal, keturunan, dlsb. Dan kita pun menjadi anak-anak Bapa yang mengenal damai dan bersedia membawa damai.

Doa: Ya Bapa yang kudus, sesungguhnya pengorbanan Putra-Mu yang Tunggal adalah anugerah terbesar yang kami terima dalam hidup ini. Ajar kami selalu bersyukur atas hal itu dan hidup sesuai dengan pembenaran-Mu itu. Amin.

(0.22) (Yes 65:1) (sh: Wartakan anugerah-Nya (Jumat, 2 September 2005))
Wartakan anugerah-Nya

"Percuma menjadi orang Kristen, orang yang bukan Kristen justru lebih bermoral," demikian sering kita dengar komentar orang yang menolak ketika diajak untuk percaya kepada Yesus. Komentar manusia itu bisa saja salah, tetapi bagaimana jika komentar senada datang dari Allah?

Bagi Allah, Israel jauh lebih bobrok dan jahat dibanding dengan mereka yang tidak mengenal Allah. Itulah alasan Allah menyatakan diri kepada bangsa-bangsa kafir (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">1,2). Israel bukan saja menjauhi Allah dan memesrai berbagai dewa dewi kekejian, bahkan mereka memutarbalikkan moralitas (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">4,5). Allah tidak membiarkan kekudusan-Nya dihina oleh umat-Nya. Pedang Allah dihunus untuk membantai mereka yang dalam tindakannya membuktikan kepalsuan mereka (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">12). Tindakan kejam Allah ini adalah kebaikan Allah untuk memurnikan dan mengobarkan kerinduan mereka yang sungguh-sungguh melayani Allah (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8-11).

Israel yang menolak dipakai menjadi saksi-Nya akan menuai hukuman. Allah akan menyatakan siapa Diri-Nya di hadapan segala bangsa (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">6-7). Kesusahan dahsyat akan dialami orang yang menolak menyembah-Nya, tetapi kebaikan-Nya akan diterima orang yang takut akan Dia (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">13-15). Perbuatan Allah itu bermakna ganda, yakni supaya umat-Nya menyak-sikan keperkasaan-Nya dan supaya bangsa-bangsa mengakui kuasa-Nya (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">8-12). Kelak, semua orang akan mengakui bahwa Allah Israel adalah Allah sejati. Nama-Nya akan diingat dan disebut orang yang mencari Allah sejati (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">16).

Orang Kristen harus berbeda dari orang yang belum mengenal Yesus! Beda bukan karena orang Kristen lebih baik atau diistimewakan Tuhan, tetapi karena karya penyelamatan Yesus. Orang Kristen memiliki Tuhan yang diabdinya sepenuh hati. Dia adalah pusat hidupnya. Dia hadir menguduskan dan memperbarui terus hidup kita. Roh Allah terus-menerus membuat perbedaan bahkan antara Kristen yang sungguh taat kepada-Nya dari yang hanya namanya saja Kristen.

Renungkan: Jika Ia Tuhanku, hamba siapakah aku?

(0.22) (Yer 30:12) (sh: Paradoks tindakan Allah (Senin, 23 April 2001))
Paradoks tindakan Allah

Firman Tuhan yang berbicara tentang pembaharuan bangsa Yehuda terus berlanjut. Kali ini berisi berita yang paradoks yaitu pemaparan tentang penderitaan bangsa Yehuda dan pemulihannya yang semuanya disebabkan karena tindakan Allah.

Yehuda menderita penyakit yang tidak ada obatnya dan luka yang tidak dapat disembuhkan. Penderitaan fisik yang sangat mengerikan membuat mereka berteriak-teriak kesakitan. Tidak hanya fisik, mereka pun mengalami penderitaan mental sebab semua sekutunya meninggalkan. Mereka dipandang sebagai buangan yang sudah tidak berguna dan tidak layak untuk diajak bersekutu (17). Siapa yang akan berpihak kepada Yehuda ketika Allah sendiri bangkit melawannya? Mengapa Yehuda harus mengalami itu semua? Sebab Allah tidak mentolerir sedikit pun dosa yang menggerogoti manusia apalagi bangsa Yehuda sebagai umat pilihan-Nya. Allah menghajar untuk mengoreksi dan mendisiplin mereka.

Namun murka Allah tidak untuk selama-lamanya. Bila waktunya tiba, Allah akan membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya.(16,1 7). Apa yang akan dilakukan oleh Allah? Pembangunan bangsa baik secara sosial, politik, ekonomi, martabat, maupun spiritual akan dikerjakan oleh-Nya (18-21) sehingga teriakan kesakitan akan diganti dengan nyanyian syukur kepada Allah (19). Tindakan Allah yang paling besar adalah membawa Yehuda kembali ke dalam relasi yang benar dengan diri-Nya yaitu menjadi umat-Nya dan Allah menjadi Allah mereka (23). Berkat dan keselamatan akan dialami oleh Yehuda pada saat musuh-musuhnya sedang dihancurkan oleh Allah (20, 23).

Renungkan: Koreksi dan disiplin-Nya juga akan dijatuhkan atas gereja-Nya jika Ia mendapati dosa dan kesalahan menggerogoti kehidupan gereja-Nya. Ia pun dapat menggunakan tangan-tangan musuh gereja untuk mendatangkan hajaran itu dan memporakporandakannya. Namun demikian jika hal itu terjadi, gereja harus bertobat dan jangan pesimis, karena anugerah dan belas kasihan-Nya yang mengejutkan akan memulihkan gereja dengan berkat yang berlipat ganda. Yang terpenting bagi umat Allah saat ini adalah merenungkan dan mencermati setiap peristiwa yang menimpa gereja, apakah merupakan koreksi dan hajaran dari Allah.

(0.22) (Yeh 1:1) (sh: Allah dalam pembuangan (Senin, 16 Juli 2001))
Allah dalam pembuangan

Setelah menjalani kehidupan dalam pembuangan selama 5 tahun, Yehezkiel mendapatkan penglihatan yang luar biasa dari Allah. Yehezkiel melihat penglihatan tentang takhta kemuliaan Allah yang begitu agung dan dahsyat sehingga membuat Yehezkiel sujud menyembah.

Memperhatikan penglihatan yang dipaparkan Yehezkiel, mungkin kita akan terheran-heran sebab Yehezkiel banyak menggunakan simbol- simbol dan menjabarkannya secara detil. Namun demikian kita harus memperhatikan bahwa Yehezkiel secara jelas berusaha untuk tidak memberikan deskripsi secara spesifik dan pasti, khususnya ketika menggambarkan kemuliaan Allah. Karena itu ia banyak menggunakan kata-kata `kelihatan seperti, menyerupai, seperti, kelihatan'. Terlebih ketika ia menggambarkan kemuliaan Tuhan, ia hanya mengatakan `seperti busur pelangi ... begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan' (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">28). Apa makna semua itu? Makna semua itu adalah Allah jauh di luar deskripsi manusia. Manusia tidak akan mampu mendeskripsikan kemuliaan Allah. Yehezkiel hanya dapat melihat gambaran kemuliaan seperti busur pelangi. Mengapa Yehezkiel sujud menyembah ketika ia melihat penglihatan itu? Semakin dekat matanya ditarik pada figur utama dalam penglihatan itu maka semakin buta matanya oleh sinar kemuliaan. Bagi Yehezkiel lebih mudah memperhatikan 4 makhluk hidup beserta roda-rodanya daripada memperhatikan figur utama dalam busur pelangi.

Allah yang bersemayam di bukit Zion, Allah yang bersemayam di Bait-Nya di Yerusalem, menampakkan diri-Nya kepada umat-Nya yang ada dalam pembuangan di Babel adalah Allah yang memang jauh di luar deskripsi manusia, namun Ia bukanlah Allah yang jauh dari umat sekalipun di tanah asing. Masa depan bangsa Israel masih ada bahkan masih ada pelayanan yang harus dilakukan oleh Yehezkiel sebagai imam di tanah pembuangan.

Renungkan: Kemuliaan Allah memang jauh dari bayangan manusia, namun tidak ada tempat yang jauh dari jangkauan Allah. Tidak ada situasi manusia yang jauh dari pengadilan-Nya. Dia akan datang kepada kita di saat kita gagal, kecewa, depresi, maupun mengalami malapetaka. Kita mungkin hanya dapat melihat sedikit dari kemuliaan-Nya, namun Ia senantiasa ada bersama kita.

(0.22) (Yeh 24:1) (sh: Catat tanggal pelaksanaannya (Rabu, 12 September 2001))
Catat tanggal pelaksanaannya

Nabi Yehezkiel menerima berita ini pada hari yang sama dengan permulaan pengepungan Yerusalem oleh pasukan Babel. Serbuan ini berlangsung sekitar dua tahun dan mengakibatkan kebinasaan seluruh Yerusalem. Yerusalem akan menjadi seperti sebuah kuali dan penduduknya akan seperti potongan daging dan tulang pilihan. Daging dan tulang akan dimakan pasukan Babel, setelah isi kuali itu habis, kuali itu akan dimurnikan selanjutnya dengan api hukuman hingga tembaganya menjadi merah, kotorannya hancur, dan karatnya hilang (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">11). Karena Yerusalem menolak Allah membersihkannya dari segala kecemarannya, maka ia harus berhadapan dengan murka Allah yang hebat. Gambaran Allah yang jelas ini seharusnya membuat Kristen sadar bahwa sepanjang masa Allah tidak pernah berkompromi dengan dosa.

Allah berkali-kali mencurahkan isi hati-Nya dengan metafora sebagai Pengusaha pokok anggur yang bertindak menggunting daun-daun pohon anggur apabila tidak menghasilkan buah (Yoh. 15). Atau apabila menghasilkan buah yang asam akan ada tindakan yang terburuk, yakni mencabut pohon tersebut dan membuangnya. Terhadap pribadi-pribadi yang memiliki perasaan seperti Pencipta kita, Allah sering melukiskan diri-Nya sebagai Bapa yang rindu melihat anak-anak-Nya yang terhanyut di dalam lumpur dosa, mau menyambut uluran tangan- Nya yang menyelamatkan. Namun seringkali tanggapan kita begitu bertolakbelakang dari yang diharapkan Tuhan. Kita sering cepat- cepat menggerakkan kaki kita untuk melarikan diri dari pertolongan-Nya hingga hasilnya bukanlah pertobatan melainkan menolak Allah dengan tangan kita yang "kecil". Hal ini sungguh membuat hati Allah pedih. Namun ada saatnya Allah mengumumkan ketegasan-Nya menindak kita seperti Ia menindak Israel. Bila waktu itu sudah tiba, tidak ada seorang pun yang dapat meluputkan diri.

Renungkan: Hanya oleh hukuman Allah yang adil dunia kita dapat dibersihkan dari dosa (Why. 5-22). Tanggal penghakiman sudah ditentukan. Selagi pintu kesempatan masih terbuka, kita dapat mengoreksi dan menyesali segala ketidaktaatan kita, kemudian hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Mengejar kekudusan hidup adalah pekerjaan sepanjang hayat kita di muka bumi ini.

(0.22) (Yeh 36:22) (sh: Dilarang Ge-eR (Rabu, 14 November 2001))
Dilarang Ge-eR

Merasa layak menerima sesuatu kadang diperlukan. Orang minder tak pernah merasa berhak mendapatkan apa-apa -- ini tidak sehat. Sayangnya, ada pula orang yang terlalu merasa diri layak. Siapa yang suka mengajak makan orang yang selalu merasa dirinya harus ditraktir?

Bagian kedua pasal diri-Nya&tab=notes" ver="">36 ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai motivasi Allah untuk kembali memberikan pengharapan kepada bangsa Israel: bukan karena Israel pada dirinya sendiri layak mendapatkan pemulihan, tidak pula karena Israel telah berbuat baik, tetapi semata-mata karena Allah ingin menguduskan nama-Nya kembali.

Ketika bangsa Israel dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati perjanjian-Nya dengan Daud. Sikap ingkar janji bertentangan dengan kekudusan Allah karena di dalam kekudusan hanya ada kesempurnaan, kebaikan, dan kesetiaan. Ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa kafir merupakan pencemaran nama Allah yang kudus.

Kini Allah ingin menunjukkan bahwa diri-Nya tetap kudus. Ia menghukum bangsa Israel dan seakan-akan mengingkari janji- Nya, justru karena Ia kudus. Namun demikian, Ia tidak mungkin diam ketika bangsa-bangsa lain salah menafsirkan hukuman Allah sebagai tanda ketidaksempurnaan-Nya. Ia kembali menyelamatkan Israel dengan kekuasaan-Nya. Nama Yahweh harus ditinggikan oleh segala bangsa!

Keselamatan yang diberikan kepada bangsa Israel menyeluruh sifatnya: bukan hanya secara fisik dengan pemulihan ekonomi, sosial, politis, budaya, tetapi juga pemulihan hati atau religi (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">25-27). Tanpa pemulihan dari dalam, pemulihan dari luar akan segera sirna kembali. Ini berarti ketaatan dan kemampuan menuruti kehendak Allah pun merupakan suatu anugerah. Bangsa Israel harus merasa malu akan dosa mereka dan bersyukur pada Tuhan yang tidak pernah melalaikan perjanjian-Nya.

Renungkan: Kehidupan orang percaya berasal dari anugerah dan ditopang sepenuhnya oleh anugerah. Ketika kita mulai merasa mampu mengasihi Dia dengan kekuatan kita sendiri, bukalah Roma 11:36!

(0.22) (Yeh 38:1) (sh: Pemulihan tak bebas hambatan (Sabtu, 17 November 2001))
Pemulihan tak bebas hambatan

Ketika Tuhan melakukan pemulihan bagi umat-Nya, segala sesuatunya tidak selalu akan berjalan lancar. Adakalanya Tuhan mengirimkan angin badai dan awan gelap ke atas kita. Dalam situasi seperti ini, mungkin kita merasakan bahwa kehadiran angin badai dan awan gelap ini akan memporak- porandakan pemulihan yang kita alami. Namun, di balik semuanya itu, kita perlu menyadari bahwa tujuan dari krisis itu adalah untuk menyatukan pengenalan kita akan kebesaran Tuhan yang melakukan pemulihan.

Proses pemulihan seperti inilah yang dinubuatkan Yehezkiel bagi Israel (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">9, 16). Yehezkiel bernubuat bahwa Tuhan akan menggerakkan Gog beserta tentaranya yang perkasa, untuk menjadi angin badai dan awan gelap bagi Israel yang sedang menikmati keadaan yang aman tenteram (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">4-9). Gog dengan segala kekuatannya yang besar dan niat jahatnya akan menyerang Israel yang sedang membangun kembali tembok- temboknya yang telah roboh (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">10-13).

Mungkin semuanya ini merupakan tindakan Tuhan yang mengherankan, meskipun bukanlah tindakan Tuhan yang memporak-porandakan. Melalui datangnya krisis pada saat pemulihan, Tuhan memproklamasikan dan mendemonstrasikan Diri-Nya sebagai jaminan yang teguh. Guncangan yang dikirimkan-Nya mengajar umat-Nya bahwa Dialah yang berkuasa dan memegang kendali atas bangsa-bangsa (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">14-16). Dialah Tuhan yang menggenggam sejarah umat manusia. Dia sedemikian besar, sehingga tidak ada suatu kuasa pun yang dapat menggagalkan pemulihan-Nya. Dia sedemikian kudus sehingga tidak membiarkan pemulihan-Nya bagi umat-Nya dipermainkan (ayat diri-Nya&tab=notes" ver="">17-23).

Renungkan: Kita perlu menyadari bahwa proses pemulihan yang Tuhan kerjakan bagi kita tidak terlepas dari berbagai tantangan. Tetapi, kita juga perlu mempercayai bahwa Dia yang melakukannya adalah jaminan yang teguh. Apakah Anda sedang mengalami proses pemulihan dari dampak-dampak dosa yang merusakkan hidup dan relasi Anda? Ingatlah bahwa ujian dan pencobaan yang mengiringi langkah-langkah pemulihan itu merupakan sarana yang Tuhan berikan bagi kita untuk semakin mengenal dan bersandar pada-Nya.



TIP #09: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab dan catatan hanya seukuran layar atau memanjang. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA