Ketika perempuan itu melihat Samuel<n id="1" />, berteriaklah ia dengan suara nyaring. Lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: "Mengapa engkau menipu aku?<x id="u" /> Engkau sendirilah Saul!"

Oleh sebab itu, kiranya engkaupun mendengarkan permintaan budakmu ini. Izinkanlah aku menyajikan kepadamu sepotong roti; makanlah, supaya ada kekuatanmu, apabila engkau berjalan pula."

Tetapi Saul menolak<x id="g" /> dan berkata: "Aku tidak mau makan." Tetapi ketika para pegawainya serta perempuan itu juga mendesak, maka didengarkannyalah permintaan mereka, lalu bangkitlah ia dari tanah dan duduk di balai-balai.

Lalu menangislah<x id="a" /> Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.

Ketika orang menguburkan Abner di Hebron, maka menangislah<x id="l" /> raja dengan suara nyaring pada kubur Abner dan seluruh rakyatpun menangis.

Dan bila engkau mendengar bunyi<x id="v" /> derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau bertindak cepat, sebab pada waktu itu TUHAN telah keluar berperang di depanmu<x id="w" /> untuk memukul kalah tentara orang Filistin.<x id="x" />"

Baru saja ia habis berkata, datanglah anak-anak raja itu. Mereka menangis dengan suara nyaring. Juga raja dan semua pegawainya menangis dengan amat keras<n id="1" />.

Dalam pada itu Absalom telah mengirim utusan-utusan rahasia kepada segenap suku Israel dengan pesan: "Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala,<x id="p" /> berserulah: Absalom sudah menjadi raja di Hebron!"

Raja menyelubungi mukanya, dan dengan suara nyaring merataplah raja: "Anakku Absalom, Absalom, anakku, anakku!"

Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling<x id="p" /> dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.

Imam Zadok, dan nabi Natan mengurapi dia di Gihon menjadi raja, dan dari sana mereka sudah pulang dengan bersukaria, sehingga kota menjadi ribut,<x id="t" /> itulah bunyi yang kamu dengar tadi.

Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang,<x id="b" /> tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian.<x id="c" />

Segera sesudah Elia mendengarnya, ia menyelubungi mukanya<x id="x" /> dengan jubahnya, lalu pergi ke luar dan berdiri di pintu gua itu. Maka datanglah suara kepadanya yang berbunyi: "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?"

Lalu ia berkata kepadanya: "Oleh sebab engkau tidak mendengarkan suara TUHAN, ketahuilah, apabila engkau pergi dari padaku, seekor singa<x id="q" /> akan menerkam engkau." Dan ketika orang itu pergi dari padanya, maka seekor singa bertemu dengan dia, lalu menerkam dia.

Kemudian berdirilah juru minuman agung dan berserulah ia dengan suara nyaring dalam bahasa Yehuda. Ia berkata: "Dengarlah perkataan raja agung, raja Asyur!

Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat?<x id="u" /> Terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan sombong? Terhadap Yang Mahakudus<x id="v" /> Allah Israel!

Dan bila engkau mendengar bunyi derap langkah di puncak pohon-pohon kertau itu, maka haruslah engkau keluar bertempur, sebab Allah telah keluar berperang di depanmu untuk memukul kalah tentara orang Filistin."

Daud<x id="n" /> memerintahkan para kepala orang Lewi<x id="o" /> itu, supaya mereka menyuruh berdiri saudara-saudara sepuak mereka, yakni para penyanyi,<x id="p" /> dengan membawa alat-alat musik seperti gambus, kecapi dan ceracap,<x id="q" /> untuk memperdengarkan dengan nyaring lagu-lagu gembira.

Seluruh orang Israel<x id="a" /> mengangkut tabut perjanjian TUHAN itu dengan diiringi sorak<x id="b" /> dan bunyi sangkakala, nafiri<x id="c" /> dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi.

Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring.