| (0.12314452857143) | (Kej 18:16) |
(sh: Ujian bagi rasa keadilan Abraham (Kamis, 6 Mei 2004)) Ujian bagi rasa keadilan AbrahamUjian bagi rasa keadilan Abraham. Seorang anak Tuhan yang dijanjikan berkat, akan sekaligus menghadapi ujian untuk membuktikan apakah ia layak menerima berkat itu untuk membagikannya kepada sesama manusia. Berkat tidak pernah dimaksudkan untuk dinikmati sendiri. Berkat diberikan supaya orang lain ikut menikmatinya secara limpah. Kepada Abraham, Tuhan membukakan maksud-Nya hendak menghancurkan Sodom dan Gomora oleh karena dosa-dosa penduduk kedua kota tersebut (ayat 20-21). Allah bersifat adil maka Ia harus menjatuhkan hukuman atas orang berdosa. Abraham tahu bahwa Lot, keponakannya ada di Sodom atas pilihannya sendiri. Abraham sudah pernah menyatakan belas kasihnya dengan menyelamatkan Lot dari bangsa yang menawannya (lihat pasal 14). Namun, Lot tetap memilih tinggal di situ. Sekarang apakah yang seharusnya dilakukan Abraham dengan pengetahuan seperti itu? Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot bukan lagi tanggung jawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (ayat 23-25). Keadilan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan. Saat di mana nama Tuhan kita dipertaruhkan oleh kelemahan saudara-saudara kita, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan berdiam diri atau akan menyatakan keprihatinan kita? Mungkin kita perlu dalam kasih dan demi kemuliaan Allah menegur saudara kita! Untuk dilakukan: Jaga dirimu, agar jangan sampai oleh perbuatanmu nama Tuhan dipermalukan. Tegur dalam kasih sau-daramu yang sedang jatuh! |
| (0.12314452857143) | (Kej 19:1) |
(sh: Penghukuman dan anugerah (Jumat, 7 Mei 2004)) Penghukuman dan anugerahPenghukuman dan anugerah. Betapa mudahnya seorang meniru dan mempraktikkan perbuatan dan perkataan buruk daripada meniru perbuatan dan perkataan yang baik. Betapa terkejutnya kami, ketika anak-anak kami yang masih usia SD bermain dengan saling memaki dengan kata-kata kasar yang didapatnya dari salah satu sinetron yang mereka tonton tanpa kami dampingi. Sungguh berdosa kami membiarkan mereka dirasuki hal-hal buruk tanpa saringan iman dan hati nurani yang diisi oleh firman Tuhan. Betapa lebih parah lagi kehidupan Lot dan keluarganya yang tinggal di tengah-tengah lingkungan yang sangat tidak bermoral. Setiap hari mereka melihat, mendengar, dan bahkan mungkin ikut 'menikmati' tanpa sadar segala tingkah laku kebinatangan yang dilakukan penduduk Sodom. Ciri hidup hedonisme, materialisme seperti itu rupanya sedikit banyak sudah terserap oleh keluarga Lot. Buktinya, ketika mereka diperintahkan untuk meninggalkan Sodom karena Tuhan akan menghancurkan kota itu, Lot berlambat-lambat (ayat 15-16). Mungkin ia tidak percaya bahwa Tuhan akan menghan-curkan Sodom, mungkin pula sayang meninggalkan kekayaan dan kenikmatan hidup di situ. Yang jelas istri Lot binasa karena hatinya tidak bisa lepas dari Sodom (ayat 26). Hanya oleh anugerah Allah, Lot dan kedua putrinya luput dari penghukuman Allah. Sebaliknya, Sodom dan Gomora menerima hukuman yang sesuai dengan keberdosaan mereka. Kadang memang kita tidak dapat memilih lingkungan yang lebih baik. Bahkan, mungkin kita dipanggil untuk menjadi saksi di lingkungan yang memerlukan kasih Tuhan. Yang penting bagi kita adalah selalu waspada, dan tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan dalam firman dan doa. Bersyukurlah: Kita sekarang memiliki Roh Kudus yang tinggal di hati, boleh mengingatkan kita untuk tidak hanyut mengikuti pengaruh jahat lingkungan kita. |
| (0.12314452857143) | (Kej 19:30) |
(sh: Mentalitas Sodom (Sabtu, 8 Mei 2004)) Mentalitas SodomMentalitas Sodom. Apa yang terjadi pada kisah ini sung-guh menunjukkan betapa dosa menggerogoti sendi-sendi moralitas orang yang tidak menjaga dirinya dengan baik. Apa yang dilakukan oleh kedua putri Lot mungkin pantas mendapat komentar rasul Paulus, "percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah"(ayat 1 Korintus 5:1). Apa yang dilakukan oleh putri-putri Lot sebenarnya adalah bumerang bagi sikap Lot sendiri, ketika akan membela para tamunya dari bulan-bulanan penduduk Sodom (ayat 8). Jelas sikap seperti ini pun menyingkapkan pengaruh mentalitas Sodom yang sudah merusak Lot. Akibat langsung dari tindakan putri-putri Lot, lahirlah dua putra yang di kemudian hari menjadi bangsa Moab dan Amon yang terus menerus menjadi seteru berat Israel. Setelah peristiwa ini narasi mengenai Lot berhenti. Entah apa yang terjadi dengan dirinya. Dibandingkan dengan apa yang terjadi pada masa modern, sungguh peristiwa-peristiwa di atas tidak ada apa-apanya. Josh McDowell menulis satu buku tentang mentalitas yang jauh lebih rusak daripada mentalitas Sodom, yaitu mentalitas toleransi baru (new tolerance) yang sedang melanda Amerika. Mentalitas toleransi baru adalah mentalitas permisif terhadap perbuatan, sikap dan nilai apapun. Tidak ada perbuatan seorangpun yang boleh dicela, dianggap salah atau berdosa, betapapun jahat dan najisnya hal tersebut. Kalau orang Kristen terkena mentalitas toleransi baru seperti itu, di manakah teladan kekudusan yang mengacu kepada Alkitab akan ditemukan lagi? Renungkan: Dunia kita makin hari semakin membiarkan. Semua nilai yang dijunjung tinggi menjadi semakin memudar. Apakah orang Kristen masih mampu menjadi garam dan terang dunia? |
| (0.12314452857143) | (Kel 15:1) |
(sh: Pujian bagi Sang Pahlawan Perang (Selasa, 6 September 2005)) Pujian bagi Sang Pahlawan PerangPujian bagi Sang Pahlawan Perang Banyak pencipta dan penyanyi lagu rohani menyebutkan sumber inspirasi utama mereka adalah Tuhan Yesus. Hal ini biasanya mereka ungkapkan pada kata pengantar album mereka. Ungkapan rasa syukur tersebut dituliskan sebagai bentuk terima kasih mereka atas pertolongan-Nya. Musa dan umat Israel menuliskan pujian syukur mereka dalam bentuk nyanyian. Pujian syukur itu mereka tuliskan setelah Tuhan melepaskan mereka dari kejaran Firaun dan tentaranya (ayat 14:15-31). Tuhan adalah Sang Pahlawan Perang yang perkasa (ayat 15:2-3). Perbuatan Allah nyata, Ia menghancurkan kekuatan Firaun dan pasukannya dengan menenggelamkan mereka di Laut Teberau (ayat 4-10). Di tangan Allah, laut yang menurut kepercayaan kuno dipandang sebagai kekuatan pengacau yang dahsyat ternyata dimanfaatkan Allah untuk mengalahkan para musuh-Nya. Kuasa Allah jauh lebih dahsyat daripada kuasa allah-allah sesembahan bangsa-bangsa lain (ayat 11). Pujian ini tidak berhenti pada perayaan kemenangan Allah pada saat itu, tetapi memandang kepada perbuatan Allah di masa depan, ketika Ia akan mengantar umat Israel menuju Tanah Perjanjian (ayat 13-17). Arak-arakan Israel yang dipimpin oleh Sang Pahlawan Perang itu akan membuat gentar para musuh yang wilayahnya dilalui. Semua pendu-duk Kanaan akan gemetar ketakutan. Allah sendiri yang akan membawa umat-Nya ke gunung-Nya yang kudus, supaya mereka menetap di sana dan mengabdi kepada Dia, Sang Raja Kekal (ayat 18). Kristus adalah Sang Pahlawan Perang yang sudah mengalahkan kuasa maut melalui kebangkitan-Nya dari kema-tian. Dia kini sedang mengantar umat-Nya mengarungi padang gurun kehidupan ini menuju Surga yang mulia. Dengan Kristus beserta kita, seharusnya kita tidak takut lagi terhadap musuh-musuh kita dan segala kesulitan hidup. Responsku: Masalah, kesulitan, dan penderitaan tidak akan menyurutkanku untuk memuji Dia! |
| (0.12314452857143) | (Im 26:1) |
(sh: Definisi berkat versi Tuhan (Senin, 30 September 2002)) Definisi berkat versi TuhanDefinisi berkat versi Tuhan. Kita semua tahu apa itu berkat. Pokoknya, berkat adalah sesuatu yang membuat kita bahagia, bersyukur dan berteriak dengan gembira “haleluya!” Berkat adalah apa yang bisa menjadi bahan kesaksian pada kebaktian di hadapan jemaat; akan naik kelas, kesembuhan dari penyakit, mobil baru, naik pangkat/gaji dll. Pokoknya, apapun yang baik, indah, manis, dll., yang kita terima, terlepas dari baik atau tidaknya hubungan pribadi kita dengan Tuhan (“Tuhan bergitu baik, karena Ia mengaruniakan saya xxx, walaupun saya yyy”). Perbandingan pengertian di atas dengan nas bacaan kita hari ini akan menunjukkan satu hal penting yang kurang yaitu Allah. Memang benar bahwa Allah menjanjikan kecukupn materi kepada umat Israel bila mereka memegang teguh perjanjian mereka dengan Allah. Misalnya, hasil panen yang cukup, bahkan lebih (ayat 4-5, 10); bertambah banyaknya keturunan mereka (ayat 9); juga damai sejahtera dan keamanan, baik dari ancaman binatang buas (ayat 6) dan musuh (ayat 8). Tetapi, semua ini merupakan perpanjangan dari janji utama Allah, yaitu bahwa Allah akan “hadir di tengah-tengahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku” (ayat 12). Inilah janji berkat yang terus bergema di Alkitab, yang dinyatakan kembali melalui Yehezkiel pada zaman pembuangan (Yeh. 37:27) dan melalui penglihatan Yohanes (Why. 21:3). Penegasan janji ini sangat penting, mengingat apa yang kelak akan dihadapi oleh umat Israel di Kanaan. Kepercayaan bahwa kesuburan Kanaan hanyalah karena kuasa dewa-dewi Kanaan seperti Baal, sudah sangat kuat mengakar di kalangan penduduk Kanaan. Karena itu, tantangan bagi umat Israel kelak adalah, tetapi bertahan untuk tidak tergoda apalgi ikut-ikutan menyembah berhala (ayat 1-2). Juga mengingat siapa sebenarnya yang telah terbukti menjadi penyelamat dan menjadi pembebas mereka (ayat 13). Renungkan: Orang Kristen harus mengartikan berkat sebagai apa yang membuatnya makin dekat dan bersandar pada pemeliharaan Tuhan, bukan apa yang semata membuatnya makin nyaman hidup di dunia tanpa mengingat keberadaan Tuhannya. |
| (0.12314452857143) | (Ul 23:15) |
(sh: Peduli pada orang lain dan diri sendiri (Jumat, 2 Juli 2004)) Peduli pada orang lain dan diri sendiriPeduli pada orang lain dan diri sendiri. Ada orang rela berkorban untuk kepentingan orang lain tetapi mengabaikan diri sendiri dan keluarganya. Apa artinya pengorbanan diri bagi orang lain, kalau hidup pribadi dan hidup keluarganya berantakan? Keduanya harus diberikan perhatian yang sama. Pesan-pesan dari perikop ini dapat dilihat sebagai pesan kepedulian terhadap orang lain dan kepada diri sendiri. Peduli kepada orang lain, yaitu: Pertama, peduli terhadap nasib budak yang melarikan diri mungkin sekali lari dari penindasan majikannya (ayat 15-16). Kedua, peduli terhadap sesama saudara dengan tidak memungut bunga pinjaman darinya (ayat 19-20). Hanya kepada orang asing mereka diizinkan mengenakan bunga pinjaman. Kebanyakan orang asing datang untuk berdagang, sementara sebagian besar penduduk Israel adalah petani. Ketiga, peduli kepada sesama yang membutuhkan makanan di dalam perjalanannya (ayat 24-25). Peraturan ini dirancang untuk orang-orang yang dalam perjalanan jauh tidak sempat membawa bekal makanan. Peduli terhadap diri sendiri dan keluarga diwujudkan dengan cara: Pertama, peduli terhadap kesucian hidup sehingga tidak membiarkan diri atau anggota keluarganya terjebak dalam pelacuran bakti dan semburit bakti (= persetubuhan sesama lelaki), walaupun hasilnya dipersembahkan untuk Tuhan (band. dengan upaya pencucian uang [money laundry] melalui persembahan di gereja) (ayat 17-18). Kedua, peduli terhadap integritas pribadi sehingga tidak sembarangan bernazar. Bila sudah bernazar, yang bernazar harus menepatinya dengan sungguh-sungguh (ayat 21-23). Peduli terhadap diri sendiri dengan menjaga kesucian hidup dan integritas pribadi berarti menghormati Tuhan. Peduli pada orang lain dan diri sendiri harus diberikan porsi yang seimbang. Peduli pada orang lain adalah wujud kasih Kristiani. Peduli terhadap diri sendiri dan keluarga adalah wujud penghormatan kita pada Kristus. Keduanya harus berjalan bersama. Tekadku: Menjadi berkat bagi sesama, pelindung bagi keluarga dan menjaga diri dari kenajisan, itulah kewajibanku. |
| (0.12314452857143) | (Ul 26:1) |
(sh: Yang terbaik, untuk siapa? (Rabu, 7 Juli 2004)) Yang terbaik, untuk siapa?Yang terbaik, untuk siapa? Ini bukan sindiran, tetapi fakta yang sering terjadi. Berapa dari kita khusus menyiapkan "uang kecil" untuk persembahan daripada menyiapkan yang terbaik bagi pekerjaan Tuhan dengan penuh kesukaan? Apa yang menjadi motivasi dan dasar pertimbangan kita ketika menentukan mengapa dan bagaimana kita bersumbangsih dalam kebutuhan orang yang kekurangan? Umat Israel diperintahkan untuk mempersembahkan buah sulung dari hasil panen pertama mereka setelah menduduki tanah perjanjian. Persembahan buah sulung diatur sedemikian rupa secara ritual, maksudnya mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari nenek moyang yang menderita penindasan dan penganiayaan sebelum Allah dalam kebaikan-Nya bertindak dan mengubah mereka dari kaum budak menjadi umat Allah yang bebas dan diberkati. Allah memberi mereka tanah perjanjian berlimpah susu dan madu. Dengan demikian persembahan hasil pertama itu keluar dari hati yang meluap dengan syukur atas kebaikan Tuhan dan pengakuan tentang hak Tuhan (ayat 1-11). Ucapan syukur itu dirayakan bersama kaum Lewi, orang asing, para yatim dan janda. Merekalah yang menjadi prioritas untuk menikmati ucapan syukur umat Israel. Kaum Lewi adalah pekerja Kemah Suci yang tidak berpenghasilan sendiri. Orang asing tidak memiliki masa depan yang pasti kecuali dari belas kasih penduduk setempat. Janda dan yatim tidak memiliki kemampuan dan kesempatan untuk menafkahi diri sendiri (ayat 12-15). Seorang teman bersaksi bahwa ia memberi seluruh gaji pertamanya untuk Tuhan. Seorang lagi bercerita bahwa ia membiasakan diri menimbang apakah tepat membeli sesuatu dilihat dari sisi waktu Allah dan dari sisi kenyataan banyak orang lain tidak memiliki. Bagaimana kesaksian hidup kita tentang pengaturan harta milik? Renungkan: Wujud ucapan syukur yang berkenan kepada Allah adalah mengunjungi para yatim dan janda, membagikan berkat-berkat Allah kepada mereka yang kekurangan. Itulah wujud ibadah dari orang yang bebas dalam Allah. |
| (0.12314452857143) | (2Raj 6:24) |
(sh: Percaya, jangan menghujat! (Selasa, 10 Mei 2005)) Percaya, jangan menghujat!Percaya, jangan menghujat!
Raja Yoram sudah menerima banyak pertolongan Tuhan melalui hamba-Nya, Elisa. Pengalaman sewaktu diluputkan dari penghadangan musuh seharusnya membawa Yoram percaya pada pemeliharaan Tuhan. Rupanya, iman Yoram hanya sebatas penglihatan fisik saja sebab mata rohaninya tidak tercelik. Tatkala yang dilihatnya adalah pengepungan musuh sekeliling Samaria (ayat 24), bencana kelaparan di antara penduduk kota (ayat 25), dan hilangnya rasa kemanusiaan dalam diri bangsanya (ayat 28-29), Yoram berbalik menghujat Allah (ayat 33) bahkan mengancam membunuh hamba-Nya (ayat 31). Sikap Raja Yoram itu menunjukkan: Pertama, ia mengelak bertanggung jawab sebagai raja dengan cara mempersalahkan Elisa (ayat 31). Padahal seharusnya ia mengupayakan segala daya untuk menyelamatkan bangsanya. Kedua, ia mengakui bahwa malapetaka yang menimpa Samaria berasal dari Tuhan. Akan tetapi, Yoram tidak mau mencari Dia untuk bertobat dan memohon pertolongan-Nya (ayat 35). Sikap yang serupa juga ditunjukkan oleh seorang perwira ajudan raja. Ia menyepelekan nubuat Elisa bahkan menghujat Tuhan (ayat 7:1-2). Itu sebabnya, ia hanya akan menyaksikan pertolongan Tuhan tanpa dapat menikmatinya. Berbeda dengan Yoram, Elisa tidak menggantungkan imannya pada penglihatan fisiknya melainkan percaya pada pemeliharaan Allah. Itulah sebabnya, Allah menyingkapkan pertolongan apa yang akan dilakukan-Nya bagi umat-Nya. Iman sejati tidak bergantung pada keadaan melainkan percaya pada janji firman Tuhan. Jadi, semakin berat masalah hidup menimpa, semakin anak-anak Tuhan mendekat kepada-Nya sehingga tidak menanggalkan iman ataupun berbalik mengkhianati-Nya. Tekadku: Musibah boleh datang menerpa silih berganti, tetapi aku akan tetap percaya pada pemeliharaan Tuhan. |
| (0.12314452857143) | (2Raj 7:3) |
(sh: Kedaulatan Allah mutlak (Kamis, 25 Mei 2000)) Kedaulatan Allah mutlakKedaulatan Allah mutlak. Seorang ekonom Indonesia pernah mengatakan bahwa ia mempunyai resep untuk mengangkat nilai rupiah dari 17.000 menjadi 1.000 untuk tiap dollar dalam waktu singkat. Itu dikatakan ketika Indonesia tengah mengalami krisis moneter yang dahsyat. Walaupun resepnya tidak pernah diujicobakan karena pemerintah tidak menanggapi tawarannya, namun sudah dapat dipastikan bahwa ditinjau dari sudut ilmu ekonomi, resepnya tidak masuk akal dan tidak mungkin diimplementasikan. Ketidakmungkinan ini disebabkan karena ada banyak faktor yang mempengaruhi fluktuasi rupiah, yang berada di luar kontrol pemerintah Indonesia. Tidak demikian dengan Allah, Ia mampu membuat harga sembako yang terbaik turun drastis dalam waktu 1 hari, sehingga krisis ekonomi berakhir (bdk. Ayat 3 dan 18). Kemampuan ini menyatakan dengan tegas bahwa Allah mengontrol atau berdaulat atas semua faktor termasuk manusia yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat kota Samaria. Ia menyingkirkan pasukan Siria yang menghalangi kota Samaria untuk menerima pasokan bahan pangan dari luar dalam waktu singkat dan dengan cara menakjubkan (6-7). Dengan demikian secara otomatis Allah pun mengadakan bahan pangan dalam jumlah besar yang segera dapat dikonsumsi oleh rakyat Samaria (7-9). Kedaulatan Allah juga dinyatakan melalui matinya ajudan raja Israel. Ia berdaulat atas kehidupan seseorang, atas mampu atau tidaknya seseorang menikmati bahan pangan. Dalam kelaparan hebat, Allah mampu mengadakan makanan berlimpah-limpah bagi seluruh kota, namun ia pun mampu membuat seorang manusia tidak dapat makan, justru ketika makanan tersedia berlimpah-limpah. Kedaulatan Allah di dalam memberikan anugerah-Nya juga dapat terbaca dengan jelas. Ia sengaja memakai penderita kusta - orang yang dianggap sampah dan pendosa - untuk menikmati kelimpahan berkat yang pertama dan mewartakannya kepada seluruh penduduk kota. Ia ingin menegaskan bahwa bangsa Israel sebetulnya tidak layak untuk menerima keselamatan, namun semua itu hanyalah anugerah Allah di dalam kedaulatan-Nya. Renungkan: Bagaimana Anda melihat kedaulatan Allah dalam kehidupan Anda dan masyarakat sehari-hari? Masihkah Anda merasakan kedaulatan-Nya yang tidak terbendung namun juga tertib dan bertujuan? |
| (0.12314452857143) | (2Raj 17:24) |
(sh: Saksi Tuhan atau hamba dosa? (Selasa, 5 Juli 2005)) Saksi Tuhan atau hamba dosa?Saksi Tuhan atau hamba dosa? Hidup di tengah-tengah orang tidak percaya memang sulit. Namun, sebagai milik Kristus kita tetap berkewajiban membawa orang yang belum mengenal Dia kepada pertobatan. Sebenarnya hukuman Allah menyerakkan Israel ke negeri-negeri jajahan Asyur bukan semata-mata untuk memusnahkan mereka. Dalam negeri pembuangan, Israel diberi kesempatan untuk bertobat, supaya hidup mereka menyak-sikan Allah Israel kepada bangsa-bangsa di sekitar mereka ditempatkan. Demikian juga dengan sisa-sisa Israel yang tetap tinggal di Samaria. Mereka seharusnya menjadi berkat bagi para buangan dari negeri-negeri lain yang ditaruh oleh Asyur di Samaria. Sayangnya, Israel sama sekali tidak menyadari hal ini. Mereka membiarkan bangsa-bangsa kafir ini hidup penuh dosa sehingga Allah harus mengirimkan singa-singa untuk menghukum mereka (ayat 25). Bahkan walaupun seorang imam Israel diutus untuk memimpin kehidupan penduduk Samaria mengenal Allah (ayat 28), yang terjadi justru sinkretisme, yaitu mencampurkan ibadah kafir dengan ibadah Israel (ayat 29-34). Umat Israel bukannya menjadi teladan hidup ibadah yang benar, sebaliknya mereka justru ikut-ikutan menyembah dewa dewi bangsa-bangsa lain. Orang Kristen dan gereja dipanggil untuk menjadi saksi Kristus dan menyatakan kesaksian hidup Kristen yang benar, di tengah-tengah dunia yang menyembah ilah-ilah dunia. Hiduplah dengan tulus dan benar, terbuka di hadapan orang lain dalam mempraktikkan kasih, keadilan, dan kebenaran. Jangan sampai kita menjadi batu sandungan dengan justru ikut-ikutan jalan dunia ini dengan menyembah materi, kuasa, dan kenikmatan hidup. Doaku: Tuhan, sorotilah relung hatiku terdalam agar aku sadar sisi-sisi gelap hidupku yang tidak memperkenan-Mu. Beri aku kekuatan untuk menolak berhala dunia yang memperbudakku, agar Engkau sajalah yang kusembah sebagai Pemilik hidupku. |
| (0.12314452857143) | (2Taw 28:1) |
(sh: Makin terdesak, makin berubah setia (Selasa, 2 Juli 2002)) Makin terdesak, makin berubah setiaMakin terdesak, makin berubah setia. Ahas membalikkan segala hal baik yang telah dilakukan oleh Yotam, ayahnya. Untuk semua tindakan tersebut hanya penilaian terburuk yang bisa diberikan penulis Tawarikh. Kehidupan Ahas, yang menghidupkan kembali pengurbanan manusia dan anak ala bangsa Kanaan (ayat 3), dipersamakan dengan "kelakuan raja-raja Israel" (ayat 2). Akibatnya, berturut-turut dan bergantian, Allah menyerahkan Yehuda ke tangan Aram (ayat 5a), Israel utara (ayat 5b), Edom dan Filistin (ayat 17-19). Bahkan Asyur yang dimintai bantuan pun malah "menyesakkan" Ahas (ayat 20). Bagi penulis Tawarikh, semua yang terjadi jelas merupakan akibat dari dosa Ahas dan Yehuda (ayat 6, juga 19). Pada masa inilah untuk pertama kali sebagian penduduk Yehuda harus mengalami pembuangan ke negeri lain (ayat 17-19). Para pembaca pertama kitab Tawarikh mengerti bahwa peristiwa pembuangan yang mereka alami bermula dari keadaan bangsa dan kerohanian yang seperti ini. Semua penghukuman itu tidak juga menyebabkan Ahas berbalik dari kesalahan-kesalahannya. Ahas justru "malah semakin berubah setia kepada TUHAN" (ayat 22). Ahas mencari dewa sembahan baru (ayat 23), dan makin kehilangan rasa hormat terhadap Allah dan bait-Nya. Penghukuman yang dialami Ahas tidak membuatnya bertobat. Ahas malah makin menenggelamkan dirinya ke dalam dosa yang lebih keji dan konyol. Kebejatan Ahas makin menonjol dengan ironi yang muncul pada pasal 28 ini. Tindakannya dipersamakan dengan kebejatan raja-raja Israel utara (ayat 2a). Namun, pada ayat 9-15, justru orang Israel Utara yang mau mendengar peringatan seorang nabi TUHAN (ayat 9), dan memberi respons yang tepat dengan mengakui keberdosaan mereka dan melakukan kehendak Allah. Mereka tidak seperti Ahas, anak Yotam, keturunan Daud "bapa leluhurnya" (ayat 1b), yang justru "menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya" (ayat 25). Renungkan: Orang yang berkeras hati tetap tinggal teguh di dalam dosa, menolak jauh-jauh ketetapan Allah, berarti juga menjauhi Allah. Padahal Allah sajalah satu-satunya sumber pertolongan terpercaya untuk hidup. |
| (0.12314452857143) | (2Taw 32:1) |
(sh: Bersandar kepada kekuatan manusia (Senin, 8 Juli 2002)) Bersandar kepada kekuatan manusiaBersandar kepada kekuatan manusia. Nas yang kita baca ini memberikan dua contoh bagaimana manusia memperlakukan kekuatannya: yang masih mengingat dan berserah kepada kekuatan Allah, sementara yang lain hanya mengagungkan kekuatannya sendiri. Hizkia menjadi contoh yang pertama. Ketika ia mendengar tentang invasi pasukan Sanherib, Hizkia segera melakukan berbagai tindakan strategis, seperti meniadakan sumber-sumber yang dapat digunakan musuh (ayat 3-4), memperkuat tembok-tembok dan menara pertahanannya (ayat 5a), memperkuat kota berkubunya, memperbanyak persenjataan bagi tentaranya (ayat 5b), dan memobilisasi rakyatnya (ayat 6). Tetapi, semua ini bukan hal utama yang ingin ditampilkan penulis Tawarikh mengenai Hizkia. Dalam ayat 7-8, Hizkia berpidato untuk menguatkan rakyat, dan sekaligus menegaskan sikap iman yang diambil Hizkia, "Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita" (ayat 8a). Hizkia tidak berpangku tangan, ia juga bertindak. Tetapi ia tahu, bahwa hanya tindakan Allah sajalah yang menjadi penentu akhir segala sesuatu. Sikapnya ini pun menjadi teladan bagi rakyatnya, karena mereka kembali terinspirasi (ayat 8b). Keangkuhan kata-kata Sanherib menjadi contoh pengandalan kekuatan diri sendiri yang paling vulgar. Allah Israel dipersamakan dengan allah-allah bangsa lain yang telah dikalahkan oleh kekuatan Sanherib. Penulis Tawarikh dengan cukup jelas menyatakan keangkuhan luar biasa dari raja Sanherib, bahwa apa yang dilakukannya itu penuh "hujat dan cela terhadap TUHAN, Allah Israel" (ayat 17). Mungkin ini dapat membuat takut beberapa orang penduduk Yerusalem pada zaman Hizkia (ayat 18). Tetapi tidak bagi saudara-saudari penulis Tawarikh, orang-orang Yehuda yang kembali dari pembuangan. Mereka telah melihat langsung tangan Allah yang kuat itu merendahkan para raja dunia yang berkuasa. Renungkan: Kristen sedang bersandar pada kekuatannya sendiri dan melupakan Tuhan bila berusaha melakukan apa yang sebenarnya baik tanpa berserah kepada Tuhan dan mencari kehendak-Nya. |
| (0.12314452857143) | (2Taw 32:20) |
(sh: Allah menghukum keangkuhan (Selasa, 9 Juli 2002)) Allah menghukum keangkuhanAllah menghukum keangkuhan. Dengan singkat penulis Tawarikh menyebutkan bahwa raja Hizkia dan nabi Yesaya berdoa. Melalui bagian ini penulis Tawarikh ingin menunjukkan bahwa harapan-harapan Salomo kepada bait Allah dipenuhi. Ketika Israel terdesak, maka raja (dan pemimpin lainnya) berseru kepada Allah atas nama umat dari Yerusalem (bait Allah), dan Allah menyelamatkan Israel. Untuk kesekian kalinya, penulis Tawarikh menggunakan sejarah Israel untuk memberi contoh, bahwa Allah mendengar dan menjawab doa. Bahkan Allah tidak hanya menghancurkan bala tentara Sanherib, tetapi juga mengaruniakan kepada Hizkia keamanan bagi bangsa itu. Contoh kedua adalah raja Hizkia sendiri. Pada saat Allah menyembuhkan Hizkia dari penyakitnya, ia malah menjadi angkuh dan tidak berterima kasih (ayat 25a). Akibatnya, baik Hizkia maupun Yehuda dan Yerusalem ditimpa murka Allah (ayat 25b). Tidak dijelaskan pada ayat ini apa yang terjadi. Namun, berbeda dengan Sanherib, Hizkia bersama-sama dengan penduduk Yerusalem mau bertobat dan merendahkan diri mengakui dosa-dosa mereka di hadapan Allah, sehingga "murka Tuhan tidak menimpa mereka pada zaman Hizkia" (ayat 26). Pada akhirnya, penulis Tawarikh menyimpulkan raja Hizkia sebagai raja yang perbuatan-perbuatannya setia (ayat 32). Kesetiaannya ini berbuahkan berkat yang besar dari Allah (ayat 27-31). Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa berkat Allah itu secara khusus ditujukan kepada seluruh Israel. Kesetiaan Hizkia kepada Allah mencerminkan juga kesetiaan umat. Berkat bagi Hizkia dan kejayaan Hizkia berarti kejayaan Yehuda juga. Penulis Tawarikh sekali lagi ingin menampilkan gambaran bangsa yang ideal, yang sesuai dengan kriteria Allah untuk diteladani orang-orang Yehuda yang baru kembali dari pembuangan, bangsa yang rajanya setia, dan kerajaannya diberkati oleh Allah. Renungkan: Seperti pemaparan Wahyu, semua kesombongan para penguasa dunia akan dihancurkan, dan Allah pasti akan menghukum mereka. Pengharapan Kristen adalah supaya dirinya terus setia dan berharap kepada Tuhannya. |
| (0.12314452857143) | (Mzm 73:1) |
(sh: Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan (Minggu, 21 Oktober 2001)) Fokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalanFokus dan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini merupakan pengajaran berharga bagi Kristen agar memiliki orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan. Mazmur ini digali dari kehidupan seseorang yang memiliki hati yang tulus dan bersih (ayat 1), namun nyaris tergelincir dan terpeleset oleh keirihatian terhadap kelimpahan dan kesenangan hidup orang fasik (ayat 2-3, 4-12). Mazmur ini adalah pelajaran dari krisis iman yang dihadapinya. Ia menyadari bahwa Allah itu baik bagi mereka yang tulus dan bersih hatinya (ayat 1), tetapi ia tidak dapat mengerti mengapa Allah seakan-akan memberkati orang fasik, sedangkan dirinya harus mengalami banyak kesukaran. Ia sedikit pun tidak ingin menyangkali kesetiaannya kepada Tuhan, namun ia melihat bahwa semua upayanya untuk mempertahankan hati yang bersih merupakan kesia-siaan (ayat 13, 15, 16). Fokus dan orientasi hidup yang tidak benar membuatnya merasa bahwa kebaikan Tuhan yang sudah diterimanya belum cukup dibandingkan kemujuran dan kesuksesan orang fasik. Namun pada puncak krisisnya, ia menemukan fokus dan orientasi hidup yang tepat. Ia menyadari bahwa dalam perspektif kekekalan, akhir hidup orang fasik adalah sia-sia (ayat 17-19), sehingga ia menyadari bahwa keberhasilan sementara di bumi bukanlah kebutuhannya yang utama. Kebutuhannya yang terutama adalah Tuhan sendiri, warisan yang tidak akan pernah diambil daripadanya (ayat 25-26). Melalui pembaharuan orientasi hidup yang tertuju pada kekekalan ini, pemazmur menantang kita untuk memiliki iman yang dewasa di tengah dunia yang penuh luka, iri hati, dan kejahatan. Renungkan: Milikilah orientasi hidup dan cara pandang pemazmur agar dapat menghadapi pergumulan hidup dari kacamata kekekalan. PA 7 Mazmur 72 Tuhan sebagai Raja yang Ilahi adalah sumber dari segala keadilan dan kebenaran, dan seorang raja hanya dapat memiliki sifat-sifat seperti ini jikalau menerimanya dari Tuhan (ayat 1). Jabatan untuk menjadi seorang raja ini dipahami oleh bangsa Israel sebagai suatu panggilan ilahi yang bertujuan untuk memperhatikan mereka yang miskin, lemah, dan tertindas (ayat 4). Selain itu seorang raja memegang peranan sebagai titik pusat dari kehidupan sosial umat Tuhan, yang mewakili rakyatnya untuk mewarisi panggilan Allah kepada Abraham, untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ayat 17). Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Apakah tanggung jawab raja terhadap mereka yang tidak berdaya dalam masyarakat (ayat 4, 12-14)? 2. Bagaimanakah bangsa Israel melihat keterkaitan antara kehadiran seorang raja dengan tanah perjanjian yang diberikan kepada mereka? Seperti apakah peranannya digambarkan? Bagaimana dampaknya terhadap kesuburan tanah (ayat 6, 16)? 3. Peranan seorang raja bagi bangsa Israel sangatlah penting karena padanya terletak harapan dan berbagai kemungkinan masa depan mereka. Di dalam pengharapannya, bangsa Israel menantikan hadirnya Sang Mesias yang menjadi raja ideal mereka. Bagaimanakah gambaran tentang raja ideal yang diharapkan? Berapa lamakah masa pemerintahannya (ayat 5-7)? Seluas apakah wilayah kekuasaannya (ayat 8)? Bagaimana kekuasaan dan pengaruhnya atas bangsa-bangsa (ayat 8-11)? 4. Bagaimanakah ayat 17 ini berkaitan dengan janji Allah kepada Abraham (Kej. 12:3)? Bagaiamanakah hal ini berkaitan dengan Injil Kristus (Gal. 3:10)? Di dalam diri siapakah pengharapan ini digenapi?
5. Dalam hal apakah 'Mesias yang memberikan keadilan, menolong,
melepaskan, mengasihi, menyelamatkan, serta menebus mereka yang
tertindas, miskin, dan 'lemah' menjadi penting bagi Anda (ayat 6. Bagaimakah sikap Anda terhadap mereka yang tertindas, miskin, dan lemah? Bagaimana berita tentang Mesias yang terkandung dalam mazmur ini dapat Anda aplikasikan bagi mereka? |
| (0.12314452857143) | (Mzm 106:34) |
(sh: Sama bobrok dengan dunia! (Senin, 24 Oktober 2005)) Sama bobrok dengan dunia!Sama bobrok dengan dunia! Dosa demi dosa yang dilakukan Israel menunjukkan kebebalannya dan ketidakpekaannya akan kenajisan yang mereka sudah perbuat. Semua kebiasaan jahat dan menjijikkan dari bangsa-bangsa kafir, mereka perlakukan dan lakukan menjadi hal yang biasa (ayat 36-39). Akibatnya Tuhan merasa jijik terhadap mereka (ayat 40). Apakah sebabnya mereka sampai terjerat dalam dosa-dosa yang begitu mengerikan? Karena mereka tidak taat kepada perintah Allah untuk membasmi semua penduduk Kanaan (ayat 34). Akibatnya, mereka tercemar dan rusak oleh kebiasaan buruk bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah tersebut. Hukuman Tuhan pun tidak tanggung-tanggung. Oleh karena, mereka memilih mengikuti pola hidup bangsa-bangsa kafir daripada mengikut jalan Tuhan yang kudus maka Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa kafir itu (ayat 41-42). Tujuan Tuhan adalah mempertobatkan mereka melalui penderitaan akibat penjajahan. Sayang sekali, Israel tidak menghiraukan-Nya, mereka bangsa yang tegar tengkuk (ayat 43). Hanya anugerah saja yang mencegah kebinasaan tuntas Israel. Dalam kasih-Nya, Allah mengingat umat-Nya yang Ia telah ciptakan dan Ia pilih melalui perjanjian kekal (ayat 45). Ia tidak sampai hati membiarkan anak-anak-Nya musnah. Pemazmur menyadari benar akan hal ini, oleh karena itu ia berani berseru mewakili Israel agar sekali lagi Allah mengampuni mereka dan menyelamatkan mereka dari cengkeraman bangsa-bangsa. Tidak lupa pemazmur mengucap syukur untuk kebaikan Tuhan (ayat 47-48). Apabila kita mengetahui sesama kita yang seiman kom-promi dengan gaya hidup yang berdosa dari dunia ini, janganlah bersikap masa bodoh. Ingatkan mereka dua hal: hal tersebut mendukakan hati Tuhan, dan Tuhan masih mengasihi dan menginginkan mereka kembali bertobat. Responsku: ---------------------------------------------------------------- ---------------------------------------------------------------- |
| (0.12314452857143) | (Pkh 11:1) |
(sh: Iman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan (Senin, 11 Oktober 2004)) Iman sejati adalah percaya kepada rencana TuhanIman sejati adalah percaya kepada rencana Tuhan. Jim dan Elizabeth Elliot bersama seorang putrinya pergi menjadi utusan Injil ke Equador, Amerika Selatan. Dalam sebuah kunjungan ke pedalaman, Jim dan beberapa rekannya dibunuh oleh penduduk asli. Niat Elizabeth Elliot untuk memberitakan Injil tidak surut sehingga ia memutuskan masuk ke daerah pedalaman tersebut untuk meneruskan pekerjaan yang telah dirintis almarhum suaminya. Ia melayani Tuhan di sana dan akhirnya, orang yang membunuh suaminya pun menjadi anak Tuhan. Dalam hidup ini ada banyak hal yang terjadi namun, sedikit yang mampu kita pahami. Seberapa pun kepandaian manusia memahami semua ilmu pengetahuan dan mampu menciptakan berbagai alat yang berguna bagi kehidupan, tetap ada banyak peristiwa hidup yang tak terselami. Keterbatasan tersebut disebabkan Tuhan yang mengatur kehidupan manusia dan di "tangan-Nyalah" nafas semua makhluk hidup. Firman Tuhan menyatakan "Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah" (ayat 5). Pekerjaan Tuhan terhadap dunia ini tak terselami, seperti kita juga tidak mampu mengatur pertumbuhan benih yang kita tabur di tanah (ayat 6) ataupun memahami gerakan alam semesta ini (ayat 3). Adakalanya kita lupa bahwa kita bukanlah pusat dari alam semesta; melainkan kehidupan kita di dunia ini hanyalah bagian kecil dari rencana Tuhan yang besar. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang memercayai Tuhan dalam segala lakunya (ayat 8). Namun, ada satu penghiburan bagi kita anak-anak-Nya yaitu Tuhan itu kasih. Jika Ia bukanlah Tuhan yang kasih maka Ia tidak akan mau menjadi manusia untuk mengorbankan diri-Nya di kayu salib dan membayar hukuman atas dosa kita. Sebenarnya, Tuhan tidak harus menjadi manusia, tetapi Ia memilih untuk melakukan semua itu demi kasih-Nya kepada kita. Kendati Ia mengijinkan sesuatu yang buruk menimpa kita bukan berarti rancangan-Nya yang indah untuk hidup kita akan gagal. Renungkan: Iman sejati berarti memercayai rencana Tuhan tetap yang terbaik bagi hidup kita pada saat kita sedang menderita. |
| (0.12314452857143) | (Yes 13:9) |
(sh: Kehancuran Babel. (Minggu, 04 Oktober 1998)) Kehancuran Babel.Kehancuran Babel. Keadaan pada akhir zaman. Bagian ini memperingatkan kita tentang akhir zaman. Bila gambaran yang kita lihat ini adalah hukuman Allah yang bersifat sementara, pada akhir zaman kelak kelak Allah akan bertindak dengan akibat-akibat yang kekal tak terpulihkan. Bumi menjadi sunyi dan bergoncang, bintang-bintang dan gugusan-gugusannya tidak bercahaya, bulan tidak bersinar, langit gemetar dst., adalah gambaran yang diberikan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 24:29 dan Lukas 21:25, demi-kian juga Nabi Yehezkiel 32:7 atau oleh Yohanes dalam Wahyu 6:12-13. Gambaran tentang malapetaka yang akan meruntuhkan seluruh tatanan alam semesta itu hanyalah sebagian kecil dari penghukuman kekal yang Tuhan akan jatuhkan atas ciptaan yang berdosa ini. Hukuman kekal itu akan diiringi pula oleh keselamatan kekal. Langit dan bumi baru, ciptaan baru yang seanteronya murni dalam kekudusan semata. Renungkan: Semua yang dinubuatkan oleh Yesaya tentang Babel terjadi. Masih lebih dahsyat yang akan terjadi di akhir zaman. Mari kita persiapkan diri menyambut Hari kedatangan-Nya. Doa: O Tuhan, berikanku hati yang sedemikian terlibat akan dunia ini namun di dalam kasih dan kekudusanMu, agar aku dapat peka akan tanda-tanda kehadiranMu, penghakimanMu dan kedatangan kerajaanMu. |
| (0.12314452857143) | (Yes 43:1) |
(sh: Anugerah penyertaan Tuhan (Rabu, 6 November 2013)) Anugerah penyertaan TuhanJudul: Anugerah penyertaan Tuhan Pada ayat 42:25 Allah menumpahkan murka kepada umat yang tidak mau mengikuti jalan-Nya dan menghanguskan mereka. Namun, Allah menyatakan bahwa Ia tetap menyertai dan melindungi umat yang sedang Ia hukum. Inilah anugerah! Allah setia dengan perjanjian-Nya. Allah telah menciptakan dan membentuk Israel, Ia telah menebus dan memanggil Israel dengan nama-Nya, dan mereka adalah kepunyaan-Nya (1). Oleh karena itu, dalam murka Ia tetap mengingat kasih sayang (bnd. doa Habakuk, Hab. 3:2), dan menyelamatkan umat-Nya dari air maupun api. Kontras antara air dan api merupakan sebuah idiom yang menyatakan totalitas dari kesulitan. Penyertaan Tuhan juga dilandasi oleh apa yang telah Ia lakukan bagi umat-Nya di masa yang lampau. Istilah "TUHAN, Allah-mu" merupakan istilah yang dipakai dalam Keluaran (Kel. 20:2), untuk menyatakan penebusan yang telah dilakukan-Nya. "Yang Mahakudus, Allah Israel, " adalah istilah yang secara khusus Yesaya pakai untuk Allah, menyatakan realitas kekudusan Allah dan relasinya dengan Israel. Kedua istilah ini memberikan penghiburan. Walaupun Allah murka karena kekudusan telah dilanggar, relasi perjanjian-Nya dengan Israel tetap bertahan. Allah setia dengan kasih-Nya, maka Ia akan menyelamatkan Israel walau harus menghancurkan bangsa lain (4). Semua ini karena umat-Nya merupakan orang yang disebut dengan nama-Nya, yang telah Ia ciptakan untuk kemuliaan-Nya. Puji Tuhan! Walaupun kita umat Allah yang sering tidak taat, Allah tetap memberikan anugerah penyertaan-Nya dan melindungi kita. Marilah kita bersyukur untuk anugerah-Nya yang begitu luar biasa ini. Berbaliklah dari dosa kita dan berkomitmenlah untuk lebih taat lagi kepada-Nya. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
| (0.12314452857143) | (Yer 6:22) |
(sh: Kristen sebagai penyangga bangsa (Rabu, 6 September 2000)) Kristen sebagai penyangga bangsaKristen sebagai penyangga bangsa. Gambaran tentang penyerang ganas dari utara dipaparkan lagi secara lebih jelas dan dramatis oleh Allah (22-23). Akibat yang ditimbulkan oleh penyerangan ini sangat fatal, bahkan kabar tentang keganasan dan keperkasaan penyerang saja telah melemahkan seluruh penduduk Yehuda. Penderitaan mental serta kepedihan batin yang akan dialami oleh mereka sama seperti seorang perempuan yang melahirkan (24-25). Tidak ada tempat bagi mereka untuk berlindung (26). Begitu hebatnya serangan itu sehingga yang tertinggal bagi bangsa Yehuda hanyalah kain kabung dan debu (26). Tidak ada lagi harapan bagi mereka bagai orang tua yang ditinggal mati anak tunggalnya. Itu semua merupakan usaha mati-matian untuk menyadarkan bangsa Yehuda supaya mereka kembali bertobat. Namun hasilnya kosong belaka! Yeremia dengan misinya sebagai penguji kadar logam membuktikan bangsa Yehuda sudah tidak dapat dimurnikan lagi, apalagi diperbaharui. Orang-orang jahat tidak mungkin dipisahkan dari masyarakat (27-30). Moral dan karakter seluruh lapisan masyarakat sudah sedemikian bobrok (28). Mereka dapat disamakan dengan perak yang ditolak, walaupun disuling beberapa kali hanya akan menghasilkan timah hitam, tembaga, dan besi. Jika pemurnian karakter nasional suatu bangsa sudah tidak mungkin dilakukan lagi maka hari penghukuman akan segera tiba. Itulah yang dialami oleh bangsa Yehuda. Itulah pula yang akan dialami oleh bangsa-bangsa lain di bumi ini termasuk bangsa kita. Kebobrokan moral dan akhlak mewarnai seluruh lapisan masyarakat mulai dari rakyat kecil hingga para pejabat. Kolusi, korupsi, dan nepotisme menyerang kalangan pemerintahan dan sektor swasta. Hukum tidak lagi mempunyai kuasa. Renungkan: Apakah Indonesia sedang mengalami penghukuman dari Allah? Ya! Sebab di antara negara-negara yang mengalami krisis moneter, hanya Indonesia yang belum mampu bangkit bahkan makin terpuruk karena pergolakan para elit politik. Apakah Indonesia akan diluluhlantakan seperti bangsa Yehuda? Mungkin belum, jika Allah masih dapat memisahkan orang jahat dari masyarakat. Artinya Allah masih mendapati Kristen Indonesia mempunyai kehidupan moral dan akhlak yang benar di hadapan-Nya. |



untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [