Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 261 - 280 dari 529 ayat untuk rasul (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20) (Kis 2:38) (full: BERTOBATLAH DAN ... MEMBERI DIRIMU DIBAPTIS. )

Nas : Kis 2:38

Pertobatan, pengampunan dosa, dan baptisan merupakan syarat-syarat mula-mula untuk menerima karunia Roh Kudus. Akan tetapi, tuntutan Petrus bahwa para pendengarnya harus dibaptiskan dahulu di dalam air sebelum menerima janji Roh Kudus (bd. Kis 1:4,8) jangan dipandang sebagai syarat mutlak untuk kepenuhan Roh, demikian pula baptisan dalam Roh bukan akibat langsung dari baptisan dalam air.

  1. 1) Dalam situasi ini, Petrus menuntut baptisan air sebelum menerima janji itu karena dalam pemikiran para pendengar Yahudi, upacara baptisan dianggap sebagai termasuk dalam keputusan pertobatan. Akan tetapi, baptisan air tidak mendahului baptisan Roh dalam peristiwa yang dicatat dalam Kis 9:17-18 (rasul Paulus) dan Kis 10:44-48 (keluarga Kornelius).
  2. 2) Setiap orang percaya setelah bertobat karena dosanya dan dengan iman menerima Yesus Kristus, harus "menerima" (bd. Gal 3:14) secara pribadi baptisan Roh Kudus. Di dalam kitab Kisah Para Rasul karunia Roh Kudus jelas didambakan, dicari, dan diterima untuk diri sendiri (Kis 1:4,14; 4:31; 8:14-17; 19:2-6); satu-satunya perkecualian diterima PB mungkin terdapat dalam kasus Kornelius (Kis 10:44-48). Oleh karena itu, baptisan dalam Roh jangan dianggap sebagai karunia yang diberikan secara otomatis kepada seseorang yang percaya kepada Kristus.
(0.20) (Kis 11:15) (full: TURUNLAH ROH KUDUS KE ATAS MEREKA SAMA SEPERTI DAHULU KE ATAS KITA. )

Nas : Kis 11:15

Pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis 2:4) merupakan pola penerimaan Roh Kudus selanjutnya. Baptisan dalam Roh akan ditentukan oleh perubahan yang tampak dalam individu, penyaluran sukacita, ucapan-ucapan yang diilhami Roh dan keberanian dalam bersaksi (Kis 2:4; Kis 4:31; 8:15-19; 10:45-47; 19:6). Jadi, ketika Petrus mengemukakan kepada para rasul dan saudara-saudara di Yerusalem bahwa Kornelius sekeluarga berkata-kata dalam bahasa roh pada saat Roh Kudus dicurahkan atas mereka (bd. Kis 10:45-46), mereka yakin bahwa Allah telah memberikan keselamatan kepada orang bukan Yahudi (ayat Kis 11:18). Baptisan dalam Roh jangan dianggap terjadi hari ini jika tidak disertai penyataan-penyataan yang tampak seperti bahasa roh; dalam kitab Kisah Para Rasul tidak pernah dianggap bahwa baptisan dalam Roh ini suatu pengalaman yang dapat diketahui dengan iman saja

(lihat cat. --> Kis 8:12;

lihat cat. --> Kis 8:16;

lihat cat. --> Kis 19:6;

[atau ref. Kis 8:12,16; 19:6]

lihat art. BERKATA-KATA DENGAN BAHASA ROH; dan

lihat art. KRITERIA UNTUK BAPTISAN DALAM ROH).

(0.20) (Kis 24:14) (full: JALAN TUHAN. )

Nas : Kis 24:14

Keselamatan yang disediakan Kristus disebut "Jalan Tuhan" (bd. Kis 9:2; 16:17; 19:9,23; 24:14,22). Kata Yunani yang dipakai di sini (_hodos_) berarti suatu jalan setapak. Orang percaya PB melihat keselamatan dalam Kristus bukan saja sebagai pengalaman untuk diterima, tetapi juga sebagai jalan untuk ditempuh dalam iman dan persekutuan dengan Yesus. Kita harus menempuh jalan itu supaya memasuki keselamatan terakhir pada masa yang akan datang

(lihat art. KATA-KATA ALKITABIAH UNTUK KESELAMATAN).

(0.20) (Rm 16:17) (full: WASPADA TERHADAP MEREKA. )

Nas : Rom 16:17-18

Pada bagian akhir suratnya, Paulus memberikan peringatan yang keras kepada gereja di Roma untuk waspada terhadap semua orang yang merusak gereja dengan mencemarkan "ajaran" Paulus dan rasul-rasul lainnya. Mereka harus "waspada terhadap" pemberita-pemberita ajaran palsu dan "hindari" orang-orang itu dan pelayanan mereka. Mereka mungkin golongan antinomisme (yaitu, melawan hukum Taurat). yang mengajarkan bahwa karena keselamatan diperoleh melalui kasih karunia, maka iman yang menyelamatkan tidak perlu meliputi ketaatan kepada Kristus (bd. Rom 6:1-2; 2Kor 4:2; 11:3; Ef 4:14; Wahy 2:4-5;

lihat art. GURU-GURU PALSU).

Mereka percaya bahwa seseorang dapat hidup dalam dosa dan menolak hukum moral Allah, namun tetap memiliki keselamatan kekal. Guru-guru palsu ini merupakan pembicara yang fasih, yang menyampaikan berita yang menyenangkan dan meyakinkan (bd. Yud 1:16), tetapi sesungguhnya mereka penipu.

(0.20) (Ef 5:5) (full: INGATLAH INI BAIK-BAIK. )

Nas : Ef 5:5

Rasul Paulus, seperti halnya jemaat Efesus, tahu dengan pasti bahwa semua orang (baik anggota gereja maupun tidak) yang cabul, tidak kudus, atau serakah (yaitu, lebih mengasihi materi daripada Allah) dilarang masuk Kerajaan Kristus. Hal ini diajarkan dengan keyakinan kuat oleh nabi PL

(lihat cat. --> Yer 8:7;

lihat cat. --> Yer 23:17;

lihat cat. --> Yeh 13:10)

[atau ref. Yer 8:7; 23:17; Yeh 13:10]

dan para rasul dan gereja PB

(lihat cat. --> 1Kor 6:9;

lihat cat. --> Gal 5:21).

[atau ref. 1Kor 6:9; Gal 5:21]

Orang yang melakukan dosa-dosa tersebut memberikan bukti yang jelas bahwa mereka tidak diselamatkan, tidak memiliki hidup Allah, dan terpisah dari hidup kekal

(lihat cat. --> Yoh 8:42;

lihat cat. --> 1Yoh 3:15).

[atau ref. Yoh 8:42; 1Yoh 3:15]

(0.20) (1Tes 1:5) (full: DENGAN KEKUATAN OLEH ROH KUDUS. )

Nas : 1Tes 1:5

Pemberitaan Injil oleh para rasul terdiri atas empat unsur utama:

  1. 1) Para rasul memberitakan Injil Allah (1Tes 2:8) dan Kristus (1Tes 3:2) kepada semua orang.
  2. 2) Mereka memberitakan Firman Allah dengan kuasa Roh Kudus (Mat 3:11; Kis 1:5-8; 2:4). Kuasa ini menghasilkan keinsafan akan dosa, pembebasan dari kuasa setan, dan perbuatan mukjizat dan penyembuhan

    (lihat cat. --> Kis 4:30;

    lihat cat. --> 1Kor 2:4).

    [atau ref. Kis 4:30; 1Kor 2:4]

  3. 3) Berita Injil disampaikan dengan "kepastian yang kokoh." Oleh karena iman kepada Kristus dan melalui karya Roh Kudus di dalam mereka, dalam hati mereka memiliki keyakinan penuh akan kebenaran dan kuasa dari berita itu (bd. Rom 1:16).
  4. 4) Orang yang mempercayai berita itu menaati Firman Allah dan melakukannya dalam kehidupan mereka; mereka meneladani kekudusan dan kebenaran. Jika keempat unsur ini tidak menyertai pemberitaan Injil, penebusan Kristus yang sepenuhnya tidak akan dialami oleh gereja.
(0.20) (Tit 1:1) (full: )

Penulis : Paulus

Tema : Ajaran yang Benar dan Kebajikan

Tanggal Penulisan: Sekitar 65-66 M

Latar Belakang

Seperti halnya 1 dan 2 Timotius, Titus adalah surat pribadi dari Paulus kepada salah seorang pembantu mudanya. Surat ini disebut "Surat Penggembalaan" karena membahas masalah yang berkaitan dengan peraturan gereja dan pelayanannya. Titus, seorang bertobat bukan Yahudi (Gal 2:3), menjadi pendamping dekat Paulus dalam pelayanan rasuli. Walaupun namanya tidak disebutkan dalam Kisah Para Rasul (mungkin karena ia saudara Lukas) hubungan erat dengan Paulus ditunjukkan dengan

  1. (1) disebutnya Titus sebanyak 13 kali dalam surat-surat Paulus,
  2. (2) dia adalah orang yang bertobat dalam pelayanan Paulus dan anak rohaninya (Tit 1:4) dan seperti Timotius menjadi teman sekerja Paulus yang terpercaya dalam pelayanan (2Kor 8:23),
  3. (3) dijadikannya wakil Paulus setidaknya untuk satu tugas penting ke Korintus selama perjalanan misi ketiga Paulus (2Kor 2:12-13; 2Kor 7:6-15; 2Kor 8:6,16-24), dan
  4. (4) pelayanannya sebagai teman sekerja Paulus di Kreta (Tit 1:5).

Paulus dan Titus bekerja bersama-sama dalam waktu singkat di Kreta (barat daya Asia Kecil di Laut Tengah) antara pemenjaraan Paulus yang pertama dengan yang kedua (Lihat "PENDAHULUAN SURAT 1TIMOTIUS" 08217).

Paulus menugaskan Titus untuk melanjutkan pelayanannya di antara orang Kreta (Tit 1:5), sedangkan dia sendiri melanjutkan perjalanan ke Makedonia (bd. 1Tim 1:3). Tidak lama sesudah peristiwa itu, Paulus menulis surat ini kepada Titus, menginstruksikan dia untuk menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka awali bersama. Mungkin surat ini dititipkan kepada Zenas dan Apolos yang akan melewati Kreta (Tit 3:13).

Dalam surat ini Paulus meyampaikan rencananya untuk mengirim Artemas atau Tikhikus dengan segera untuk menggantikan Titus, karena setelah itu Titus harus ikut serta dengan Paulus di Nikopolis (Yunani), tempat yang direncanakan menjadi tempat tinggal Paulus selama musim dingin (Tit 3:12). Kita mengetahui bahwa rencana ini terlaksana (bd. 2Tim 4:10) karena Paulus kemudian menugaskan Titus di Dalmatia (Yugoslavia sebelum pecah).

Tujuan

Paulus menulis surat ini kepada Titus terutama untuk menugaskan Titus

  1. (1) menata apa yang ditinggalkan Paulus di Kreta, termasuk penetapan penatua (Tit 1:5);
  2. (2) membantu jemaat tumbuh dalam iman, pengetahuan akan kebenaran, dan kesalehan (Tit 1:1);
  3. (3) membungkam guru-guru palsu (Tit 1:11); dan
  4. (4) datang kepada Paulus setelah ia diganti oleh Artemas atau Tikhikus (Tit 3:12).

Survai

Paulus membahas empat pokok utama di dalam surat ini.

  1. (1) Dia menginstruksikan Titus mengenai tabiat dan syarat rohani yang diperlukan mereka yang akan dipilih menjadi penatua (penilik jemaat) di dalam gereja. Penatua haruslah orang saleh yang sifatnya terbukti, berhasil menuntun keluarganya sendiri (Tit 1:5-9).
  2. (2) Paulus menyuruh Titus mengajarkan doktrin yang benar serta membungkam dan menegur para guru palsu (Tit 1:10--2:1). Di dalam surat ini Paulus memberikan dua rangkuman tentang ajaran yang sehat (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
  3. (3) Paulus menggambarkan untuk Titus (bd. 1Tim 5:1--6:2) peranan yang patut untuk laki-laki yang sudah lanjut usia (Tit 2:1-2), wanita yang sudah tua (Tit 2:3-4), wanita yang masih muda (Tit 2:4-5), para pemuda (Tit 2:6-8), dan para budak (Tit 2:9-10).
  4. (4) Akhirnya, Paulus menekankan bahwa kebajikan dan kehidupan yang benar adalah buah yang perlu dari iman yang sejati (Tit 1:16; Tit 2:7,14; Tit 3:1,8,14; bd. Yak 2:14-26).

Ciri-ciri Khas

Tiga ciri utama menandai surat ini.

  1. (1) Surat ini berisi dua ringkasan klasik mengenai sifat sesungguhnya dari keselamatan dalam Kristus Yesus (Tit 2:11-14; Tit 3:4-7).
  2. (2) Surat ini menekankan bahwa gereja dan pelayanannya harus dibangun di atas landasan rohani, teologis dan etis yang sangat kuat.
  3. (3) Surat ini berisi salah satu dari dua daftar panjang yang menyebutkan syarat yang harus dipenuhi pemimpin dalam pelayanan gerejani (Tit 1:5-9; bd. 1Tim 3:1-13).
(0.20) (Ibr 3:1) (full: SAUDARA-SAUDARA YANG KUDUS. )

Nas : Ibr 3:1

Surat ini tampaknya ditulis kepada sekelompok orang Kristen Yahudi yang setelah pertobatan mereka kepada Kristus, telah mengalami penganiayaan dan keputusasaan (Ibr 10:32-39). Bahwa para pembaca surat Ibrani ini sungguh-sungguh sudah lahir baru tampak jelas berdasarkan alasan-alasan berikut:

  1. (1) Ibr 2:1-4, yang berbicara mengenai bahaya terbawa arus sehingga meninggalkan keselamatan;
  2. (2) Ibr 3:1 di mana orang-orang Kristen ini disebut dengan nama 'saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi' ;
  3. (3) di Ibr 3:6 mereka disebut rumah Allah. Untuk memperoleh bukti selanjutnya bahwa para pembaca sudah diselamatkan oleh Kristus, lih. Ibr 3:12-19; 4:14-16; 6:9-12,18-20; Ibr 10:19-25,32-36; Ibr 12:1-29; 13:1-6,10-14,20-21.
(0.20) (2Ptr 1:3) (full: SEGALA SESUATU YANG BERGUNA UNTUK HIDUP YANG SALEH. )

Nas : 2Pet 1:3

Kasih Bapa sorgawi kita, keselamatan melalui Yesus Kristus, syafaat Kristus bagi kita di sorga, baptisan Roh Kudus dan perihal Ia mendiami kita, persekutuan dengan orang kudus, dan Firman Allah yang diilhami sudah memadai untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dan kesalehan orang percaya (Mat 11:28-30; Ibr 4:16; 7:25; 9:14)

  1. 1) Tidak diperlukan tambahan hikmat manusia, teknik atau teori untuk melengkapi kecukupan Firman Allah yang menyatakan keselamatan sempurna kita dalam Kristus. Kata-kata Yesus, kepercayaan rasuli PB dan kasih karunia Allah sudah memadai pada hari-hari awal gereja untuk memenuhi kebutuhan orang yang terhilang, bahkan masih sama memadai sekarang ini. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menambahkan ketinggian, kedalaman, kekuatan, dan pertolongan daripada apa yang dinyatakan dan disediakan oleh Yesus sendiri dan disaksikan oleh para rasul dalam penyataan alkitabiah. Yesus Kristus sajalah "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh 14:6).
  2. 2) Jikalau Injil yang kita percayai tampaknya kurang memadai dewasa ini, hal itu terjadi sebab Injil kita adalah kurang dari Injil Kristus dan para rasul.
(0.20) (Mat 16:19) (jerusalem: kunci Kerajaan Sorga) Sama seperti Alam Maut, demikianpun dunia Allah ada pintu gerbangnya. Hanya mereka yang layak, diizinkan masuk; bdk Mat 23:13 dsj; Petrus mendapat "kunci-kuncinya". Maka Petrus bertugas membuka atau menutup pintu gerbang Gereja
(0.20) (Kis 11:30) (jerusalem: penatua) Para rasul di sini tidak disebutkan lebih dahulu dari para penatua, Kis 15:2, dll. Mereka kiranya terpaksa meninggalkan Yerusalem
(0.20) (Yoh 1:1) (sh: Bagaimana mengenal Allah? (Minggu, 23 Desember 2001))
Bagaimana mengenal Allah?

Injil Yohanes dibuka dengan penegasan bahwa Yesus adalah Allah dan manusia. Rasul Yohanes mempergunakan istilah logos (firman) guna mengungkapkan keberadaan dan kehadiran Yesus di luar ruang dan waktu (ayat 1). Yesus adalah Pencipta segala sesuatu (ayat 3, 10). Yohanes tidak hanya memakai istilah logos, namun juga istilah terang (ayat 4, 5). Kata 'terang' yang dipakai Yohanes dikaitkan dengan keberadaan dan kehadiran Yesus di dalam ruang dan waktu (ayat 5, 9). Yesus bukan hanya Pencipta, tetapi juga Penyelamat. Tanpa Yesus, manusia akan hidup dalam kegelapan.

Bagaimana mengenal Allah? Allah hanya dapat dikenal melalui kesaksian. Rasul Yohanes mempergunakan istilah saksi guna mengungkapkan keberadaan dan kehadiran Yohanes Pembaptis di dalam ruang dan waktu (ayat 7). Sebagai saksi, Yohanes diutus Allah (ayat 6). Inilah sumber otoritas kesaksiannya. Isi kesaksiannya adalah tentang Yesus (ayat 7, 8). Tujuan kesaksiannya adalah agar manusia percaya pada Yesus (ayat 7). Yohanes Pembaptis hidup di dalam dunia untuk bersaksi bagi Yesus. Dari Yohanes, kita belajar bahwa percaya pada dan bersaksi bagi Yesus merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Kedua hal ini merupakan jawaban terhadap pertanyaan mengapa dan untuk apa kita hadir dan berada di dalam dunia.

Renungkan: Allah ingin dan rindu agar manusia ciptaan-Nya mengenal-Nya dan bersekutu dengan-Nya. Allah tidak mengutus malaikat- malaikat untuk memperkenalkan-Nya. Ia justru mengutus manusia-manusia berdosa. Setiap manusia yang telah mengenal- Nya diutus-Nya menjadi saksi-Nya. Apakah tujuan hidup Anda?

(0.20) (Kis 5:1) (sh: Musuh dalam selimut (Senin, 31 Mei 1999))
Musuh dalam selimut

Gereja yang dipenuhi Roh Kudus, tidak menjamin bahwa semuanya penuh keindahan dan kebenaran. Setelah musuh dari luar tidak mampu membendung kesaksian para rasul ada musuh yang dari dalam. Sepasang suami istri yang cemburu akan penghargaan yang diterima Barnabas, telah menjual tanah mereka dan menyumbangkan hasilnya untuk orang miskin. Tetapi mereka bersekongkol untuk berpura-pura telah memberikan semua hasil penjualan tanah itu -- padahal menyimpan sebagian dari hasil penjualan. Akibat tipuan itu mereka berdua ditimpa kematian mendadak. Kejadian ini menakutkan seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kejadian itu (ay. 11).

Tiga pelajaran utama. Pertama, Ananias dan Safira tidak berdosa kepada para rasul, tetapi kepada Allah. Allah membenci kemunafikan. Dosa yang menghancurkan dan meracuni persekutuan Kristen ini diungkapkan agar gereja menjauhkan kemunafikan. Kedua, Ananias dan Safira telah gagal menjaga kesucian hati nuraninya. Kesucian hati nurani sangat penting bagi kelangsungan hidup umat tebusan-Nya. Ketiga, pentingnya menegakkan disiplin gereja. Gereja harus waspada terhadap pelanggaran yang dilakukan jemaat, sebab hal-hal itu bisa menjadi senjata Iblis untuk menghancurkan persekutuan Kristen.

(0.20) (Rm 11:25) (sh: Rahasia rencana keselamatan. (Kamis, 11 Juni 1998))
Rahasia rencana keselamatan.

Untuk mencegah kesombongan orang-orang Kristen bukan Yahudi terhadap orang Yahudi, Rasul Paulus menganggap penting untuk menyingkapkan rahasia tentang rencana keselamatan bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi (ayat 25). Setelah bangsa-bangsa lain diselamatkan bangsa Israel pun diselamatkan (ayat 26-27). Keselamatan diperoleh semata-mata karena kemurahan Allah (ayat 30-31), dan disambut dengan iman. Keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus. Jadi Paulus tidak bicara tentang dua jalan keselamatan, tetapi dua pihak yang sama berdosa dan tidak layak, oleh iman dalam Yesus Kristus boleh diselamatkan.

Puji-pujian dari Paulus. Sebelas pasal panjang telah Paulus pakai untuk memaparkan keajaiban kasih karunia Allah untuk orang berdosa. Ia memaparkan hal-hal penting dari pembenaran, pemilihan, panggilan, pengudusan, eskatologi, sampai pemuliaan Gereja kelak. Kini ia "kehabisan nafas". Ia berseru, ia bertanya, ia menegaskan dan ia akhirnya meninggikan Tuhan Allah. Semua kita pun tidak bisa lagi menyombongkan diri. Di hadapan keajaiban diri Allah, hikmat dan kasih karunia-Nya, karya-karya-Nya yang ajaib, kita hanya dapat tunduk bersyukur, tengadah memuliakan Allah.

Renungkan: Jangan berhenti hanya sampai memikirkan Yesus, teruskan ke konsekuensinya menyembah dan mengagumi Allah di dalam Dia dan melalui Dia!

Doa: Bapa, puji-pujian Rasul Paulus juga menjadi puji-pujian kami disertai hati yang takjub dan meyembah.

(0.20) (2Kor 6:11) (sh: Membuka hati. (Sabtu, 12 September 1998))
Membuka hati.

Hubungan baik dapat berubah menjadi permusuhan oleh salah paham atau kurang pengertian. Rasul Paulus mengalami ini. Jemaat Korintus ragu tentang kemurnian hati Paulus dalam Pekabaran Injil. Kecurigaan itu tercampur oleh kecenderungan jemaat menilai hamba Tuhan menurut penilaian duniawi (bdk. I Kor. 3). Rupa-rupanya ada sekelompok pengajar yang menjelek-jelekkan Paulus. Untuk mengatasi hal ini, Rasul Paulus mengajak jemaat membuka diri (ayat 11-12). Sikap terbuka sangat diperlukan untuk mencegah salah paham, untuk menyatukan pandangan, sehingga kehidupan pelayanan dan kesaksian iman kita dapat berjalan dengan baik.

Hidup dalam kekudusan. Hidup kudus berarti hidup yang dikhususkan bagi Tuhan. Tujuan utama penyelamatan ialah agar orang dilepaskan dari dosa, dikeluarkan dari jalan-jalan hidup yang salah, dikhususkan dan dikuduskan bagi Tuhan saja. Dengan meninggalkan jalan hidup duniawi yang berontak melawan Allah, kita ada dalam posisi anak-anak Allah (ayat 17-18). Dengan demikian, kita dimungkinkan memikul tanggungjawab dan peran yang besar bagi dunia, dan membuat dunia ini membuka hati kepada Allah dengan janji keselamatan-Nya.

Doa: Kiranya hati kami tertuju ke dunia bukan untuk berzinah rohani tetapi untuk mengasihi dengan kasih ilahiMu.

(0.19) (Yud 1:3) (full: IMAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA ORANG-ORANG KUDUS. )

Nas : Yud 1:3

Mereka yang setia kepada Kristus diberikan tugas yang sangat serius untuk "mempertahankan iman" yang disampaikan Allah kepada para rasul dan orang kudus (Fili 1:27; bd. 1Tim 1:18-19; 6:12).

  1. 1) "Iman itu" terdiri atas Injil yang diberitakan Kristus dan para rasul. Iman itu merupakan kebenaran yang sudah kokoh dan tidak bisa berubah, diberikan oleh Roh Kudus dan diungkapkan dalam PB. Akan tetapi, "iman itu" bukan sekadar kebenaran objektif saja. Iman juga adalah cara hidup yang harus dijalankan dalam kasih dan kemurnian (Kol 1:9-11; 1Tim 1:5). Itulah suatu kerajaan yang datang dengan kuasa untuk membaptiskan semua orang percaya di dalam Roh Kudus

    (lihat art. KERAJAAN ALLAH; dan

    lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS),

    supaya mereka dapat memberitakan Injil kepada semua bangsa (Mr 16:15-17;

    lihat cat. --> 1Tes 1:5)

    [atau ref. 1Tes 1:5]

    dengan tanda-tanda dan mukjizat serta karunia Roh (lih. Kis 2:22; Kis 14:3; Rom 15:19;

    lihat cat. --> Ibr 2:4;

    [atau ref. Ibr 2:4]

    lihat art. TANDA-TANDA ORANG PERCAYA).

  2. 2) Kata "berjuang" (Yun. _epagonizomai_) menggambarkan pertempuran yang harus diikuti oleh seorang percaya yang setia dalam rangka mempertahankan iman. Kata ini secara harfiah artinya "bergumul", "menderita", "di bawah tekanan besar", atau "berjuang dalam pertempuran". Kita harus mengerahkan segala tenaga kita untuk mempertahankan Firman Allah dan iman PB, sekalipun itu menuntut pengorbanan besar. Kita harus menyangkal diri dan, apabila perlu, bersiap mati syahid demi Injil (bd. 2Tim 4:7).
  3. 3) Memperjuangkan iman berarti
    1. (a) berhadapan langsung dengan mereka di dalam gereja yang menyangkal kekuasaan Alkitab atau memutarbalikkan iman yang sejati sebagaimana disampaikan oleh Kristus dan para rasul, dan
    2. (b) memberitakannya sebagai kebenaran yang menebus semua orang

      (lihat cat. --> Yoh 5:47;

      [atau ref. Yoh 5:47]

      lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB).

      Mereka yang setia kepada Kristus dan iman PB sepenuhnya sama sekali tidak boleh membiarkan beritanya dilemahkan dengan mengurangi kekuasaannya, memutarbalikkan kebenarannya atau menjadikan kuasa dan janjinya itu tidak penting.
(0.19) (Yoh 20:11) (sh: Arti kebangkitan Yesus (Senin, 1 April 2002))
Arti kebangkitan Yesus

Maria Magdalena menangis karena kasihnya kepada Yesus. Saat itu malaikat di depannya dan Yesus sendiri di belakangnya. Baik ucapan malaikat maupun sabda Tuhan Yesus menekankan belas kasih terhadap Maria. Jawaban Maria menunjukkan imannya kepada Yesus meski dalam keterbatasannya ia berpikir Yesus sudah mati. Tetapi, Yesus yang sama tetap adalah “Tuhan” baginya (ayat 13). Semula Yesus dianggapnya salah seorang tukang kebun Yusuf Arimatea (ayat 14-15). Tetapi, begitu Yesus menyebut namanya, segera ia mengenali Yesus dan memanggil-Nya sebagai Guru (ayat 16). Kesedihan betapa pun dalamnya tidak akan selamanya membutakan sebab Maria sungguh adalah domba Yesus yang mengenali suara Gembalanya (Yoh. 10:3-4).

Semula Maria berpikir bahwa sifat hubungannya dengan Yesus akan sama seperti ketika Yesus belum mati. Tetapi, penjelasan Tuhan menandaskan terjadinya perubahan radikal dalam hubungan tersebut yang juga berakibat dalam hubungan mereka dengan Bapa. Pertama, isyarat itu Yesus berikan dalam respons-Nya terhadap sentuhan Maria. Mungkin saat itu Maria memegang lengan Yesus atau bertelut memegang kaki Yesus. Tetapi, Yesus melarangnya untuk terus memegangi-Nya demikian. Yesus mengisyaratkan bahwa Dia harus kembali kepada Bapa ke dalam status kekal-Nya. Maka, Maria tidak bisa menahan-Nya agar tetap di dunia seperti sebelum Ia bangkit. Kini Maria dijadikan utusan (rasul) yang mewartakan kebangkitan Yesus kepada para rasul. Betapa terhormat posisi Maria, menjadi pengantara berita kebangkitan kepada para rasul yang belum tahu atau belum percaya tentang hal itu. Kedua, Yesus menegaskan untuk pertama kalinya ungkapan penting yang bersifat kristologis, yang berakibat secara soteriologis. “Aku akan kembali kepada Bapa-Ku dan Bapamu, Allah-Ku dan Allahmu” (ayat 17). Keunikan hubungan diri-Nya dengan Bapa dan kebangkitan-Nya membuat para pengikut- Nya memiliki hubungan anak-bapa dengan Bapa di surga dan menjadi para saudara Kristus (ayat 17). Ketiga, kenaikan Yesus ke surga juga merupakan sumber sukacita bagi para murid-Nya sebab menyatakan bahwa Ia berhasil memenuhi rencana Bapa dan kemenangan itu dapat mereka cicip dengan hadirnya Roh Kudus (ayat 16:7).

Renungkan: Pengenalan akan Dia yang bangkit berdampak luas atas hidup kita.

(0.19) (Tit 1:1) (sh: Status menentukan tugas dan tanggung jawab (Selasa, 25 September 2001))
Status menentukan tugas dan tanggung jawab

Saya kira Anda akan terheran-heran apabila melihat suatu regu pemadam kebakaran yang walaupun mempunyai peralatan yang lengkap tetapi tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik ketika terjadi suatu musibah kebakaran. Begitu pula jika kita menyaksikan di layar TV para petugas keamanan hanya berdiam diri membiarkaan para perusuh melampiaskaan nafsu jahat yang tidak terkendali. Tentu saja bisa dipahami apabila orang-orang akan menjadi kurang bahkan tidak bersimpati kepada petugas yang demikian. Mengapa? Karena status seseorang menentukan tugas yang harus diembannya.

Rasul Paulus yang dalam setiap suratnya selalu memperkenalkan diri sebagai hamba Allah dan rasul Yesus Kristus, sama sekali tidak mengharapkan pujian atau penghormatan pribadi melalui status tersebut. Bagi dia, setiap orang yang berstatus sebagai hamba Tuhan justru mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar yaitu selain mendorong orang-orang pilihan Allah agar kuat dan teguh dalam iman, juga membimbing mereka kepada ajaran yang benar.

Paulus menguraikan tentang hal-hal yang harus dilaksanakan sehubungan dengan status yang diembannya. Pertama, menjalankan fungsi penggembalaan yaitu memelihara iman orang-orang pilihan Allah (ayat 1). Kedua, memberi dan memelihara pengetahuan yang lengkap akan kebenaran. Ketiga, memberitakan Injil. Ketiga hal ini Paulus laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Begitu banyak hal yang Paulus alami: dicemooh, difitnah, dianiaya, dimasukkan ke dalam penjara, mengalami percobaan pembunuhan. Dia rela mengalami ini karena status yang disandangnya, yakni sebagai rasul dan hamba Allah. Melalui kehidupan Paulus kita dapat belajar bagaimana hidup sesuai status kita, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.

Renungkan: Apakah status Anda saat ini? Sebagai hamba Allah atau kaum awam profesional: guru, polisi, politikus, ekonom? Tahukah Anda bagaimana seharusnya tugas yang harus Anda jalankan sesuai dengan status tersebut? Sudahkah tugas-tugas tersebut Anda jalankan dengan penuh tanggung jawab? Menyandang status dan hidup sesuai dengan status tidak semudah memperkenalkan diri berikut status kita, karena orang lebih menilai bagaimana kita menghidupi status itu.

(0.18) (Mzm 113:1) (ende)

Dengan bahasa bersahadja lagu jang pendek ini memuliakan Jahwe. Imam2 dan orang2 mursjid (Maz 113:1), malahan seluruh bumi dan segala masa (Maz 113:2-3) patut ikut-serta dalam pudjian itu bagi Jahwe, jang melebihi serta menguasainja (Maz 113:4-6)dan jang berbelaskasih terhadap kaum hina-dina(Maz 113:7-9).

Dengan mazmur ini mulailah rangkaian mazmur jang dinjanjikan orang2 Jahudi pada perdjamuan Paska (Maz 113:1-118:29). rangkaian ini dinamakan: Hallel Ketjil". Kristuspun menjanjikannja pada perdjamuan paska jang terachir dalam hidupnja bersama rasul2Nja (Mat 26:30; Mar 14:26).

(0.18) (Mat 28:18) (ende)

Mengenai amanat Jesus ini, baik kalau diperhatikan pula, bahwa Mt. kurang mengindahkan waktu dan tempat terdjadinja peristiwa-peristiwa atau diberikan suatu pengadjaran, melainkan lebih isi dan tudjuannja. Sebab itu sama sekali tidak pasti, bahwa amanat ini diberikan diatas gunung di Galilea itu. Mungkin sekali sabda inipun termasuk amanat Jesus terachir jang diberikannja di Bukit Zaiton, sebelum naik kesurga. Bdl. Mar 16:15-19; Luk 24:46-51 dan Kis 1:8-12.

Mengingat gagasan Mt. dalam menjusun karangannja, mudah dimengerti, bahwa mengambil amanat ini sebagai penutup jang tepat sekali bagi karangannja. Ia memang merupakan pengachiran tugas Jesus sebagai Mesias jang nampak didunia, untuk menjerahkannja sekarang kepada para rasul. Lagi pula amanat ini merupakan penutup wadjar, sebagai kesimpulan jang tepat seluruh isi dan tudjuan Indjil, sebagaimana Indjil dinjatakan Jesus sepandjang seluruh hidupnja.



TIP #28: Arahkan mouse pada tautan catatan yang terdapat pada teks alkitab untuk melihat catatan ayat tersebut dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA