| (0.193023) | (1Yoh 4:17) |
(sh: Allah adalah kasih (Selasa, 9 Desember 2003)) Allah adalah kasihAllah adalah kasih. Ini pernyataan luar biasa tentang Allah. Harus jelas dipahami bahwa kasih bukan Allah. Kasih adalah salah satu karakter Allah. Yang benar Allah adalah kasih. Relasi Allah dan manusia ditandai dan dibentuk oleh kasih. Berbagai perbuatan Allah bagi manusia adalah tindakan kasih. Namun dalam bagian ini Yohanes menunjuk kepada puncak pernyataan dan wujud kasih Allah kepada manusia. Kedatangan Yesus ke dunia adalah bukti kasih Allah (ayat 9). Yesus datang ke dunia untuk menggantikan manusia. Kematian-Nya memberi hidup kepada manusia yang percaya pada-Nya, dan ini bukan karena manusia mengasihi Allah. Oleh sebab itu kita tidak dapat memahami kasih Allah jika itu dilepaskan dari kematian Yesus di kayu salib. Penjelasan tentang kasih Allah di luar salib Kristus adalah pengertian kasih yang tidak sempurna. Sebab itu kini kita yang telah menerima kasih Allah harus merespons dan mewujudkan kasih itu di dalam kehidupan kita (ayat 7,11). Jika tidak, maka tidak ada bukti bahwa kita telah mengalami kasih Allah dan sekarang sedang berelasi dengan-Nya (ayat 7). Relasi kepada Allah dan kepada sesama harus kita demonstrasikan dalam kehidupan kita. Hidup dalam kasih merupakan bukti hidup bersama Allah (ayat 13,15). Manusia sebagai ciptaan Allah memiliki kemampuan untuk mengasihi. Tetapi kasih yang mereka miliki dan wujudkan akan sempurna jika kasih itu menunjuk pada salib Kristus. Sekali lagi Yohanes menegaskan bahwa tidak mungkin manusia mengenal kasih Allah lepas dari Kristus. Jika ingin memiliki kasih maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah percaya pada Yesus (ayat 15,16). Tetapi tidak mungkin manusia menjadi percaya Yesus tanpa mendengar kesaksian orang percaya (ayat 14). Setiap yang percaya kepada-Nya dikaruniakan Roh Kudus (ayat 13). Renungkan: Kasih bersedia berkurban diri karena orang membutuhkan kurban diri tersebut. |
| (0.193023) | (Why 6:1) |
(sh: Sang Anak Domba menghakimi (Kamis, 11 Agustus 2005)) Sang Anak Domba menghakimiSang Anak Domba menghakimi Yohanes telah menguatkan Gereja yang sedang menderita bahwa Kristus sudah memerintah di atas para penguasa dunia (pasal 1-2). Dalam pasal 4-5, Gereja dikuatkan bahwa melalui penderitaan Kristus menang dan karena-Nya Gereja menerima kemenangan. Kini Kristus yang menang itu, bertindak membuka keenam meterai pertama yang berisi berbagai hukuman atas dunia ini. Akibatnya terjadi kekacauan dalam dunia yang diungkapkan dengan "saling gigit" dan membinasakan sebagai dampak pemerintahan dan hukuman Kristus. Keempat meterai pertama dilambangkan oleh empat ekor kuda pembawa berbagai malapetaka. Keempat malapetaka itu bisa terjadi serempak atau berurutan. Kuda keempat yang menyimpulkan semua malapetaka itu adalah Maut yang datang menimpa penduduk dunia. Kuda pertama dan terakhir memberitahukan bahwa manifestasi hukuman dari Allah itu adalah malapetaka alam dan manusia pengikut sebagai alat si jahat. Sebagai Raja, Kristus kini memurnikan orang beriman dan menghukum mereka yang tidak tunduk kepada-Nya melalui alat-alat penyebar petaka tersebut. Seperti pemimpin mereka yang telah dibantai (Why. 5:6), para martir telah dibunuh karena iman mereka akan firman Allah dan kesaksian hidup mereka (Why. 6:9). Bagi-Nya, penderitaan umat-Nya bernilai mulia bagaikan kurban di mezbah. Penderitaan karena iman adalah jalan menuju kemenangan dan ungkapan kurban untuk kemuliaan Dia yang lebih dulu berkorban bagi kita. Dia yang telah menang dan memerintah dalam kemuliaan, mendengar doa-doa umat-Nya dan membela mereka. Dia tidak membiarkan begitu saja pengurbanan umat-Nya yang tekun dalam iman dan penderitaan, tetapi Ia bertindak menghukum kejahatan para penyebab penderitaan itu (ayat 12-17). Dia yang telah mencurahkan darah-Nya untuk umat-Nya, akan membela mereka yang karena iman kepada-Nya rela mencurahkan darah mereka. Responsku: __________________________________________________________________________________________ |
| (0.19104321538462) | (Kej 6:2) |
(ende) Menurut chajalan populer, segala-sesuatu jang hidup didjaman purbakala adalah lebih besar daripada sekarang. Begitu misalnja badan manusia dan binatang, dan umurnja. Orang mentjari keterangannja dalam hubungan antara manusia dan machluk-machluk tingkat lebih tinggi, jang disini disebut "putera-putera Allah". Mungkin djuga orang berpikir tentang malaikat-malaikat, tetapi berpendapat bahwa malaikat bukanlah roh semata-mata. Pengarang menggunakan tjerita-tjerita rakjat ini untuk melukiskan makin meluasnja kedjahatan. Datanglah masa merosotnja achlak dan masa kebuasan. Gambaran ini merupakan persiapan tjerita air bah. |
| (0.19104321538462) | (Kej 22:13) |
(ende) Maksud tjerita ini adalah djuga: mendjelaskan bahwa Tuhan berhak atas anak sulung, baik manusia maupun binatang (Kel 22:28,29), akan tetapi tidak menghendaki pengorbanan kanak-kanak. Anak jang sulung harus ditebus dengan korban binatang (Kel 13:13; 34:19,20). Lihat Luk 2:23-24. Djadi disini tertjantum suatu peringatan: melarang kebiasaan kafir mengorbankan kanak-kanak, seperti kemudian djuga terdjadi dalam kalangan umat Israel (2Ra 16:3; 21:6; 23:10; Yer 7:31; 19:5; Yeh 16:20; 20:31). |
| (0.19104321538462) | (Kej 29:31) |
(ende) Dalam ajat-ajat berikutnja diterangkan arti nama-nama para putera Jakub, disusun selaras dengan adanja persaingan antar Rachel dan Lea. Putera-putera Jakub adalah para Bapa dari keduabelas suku Israel. Tetapi dalam tjerita ini tidak kita ketemukan tanda-tanda, seakan-akan pengarang bermaksud mengenakan sifat-sifat serta watak-watak suku-suku pada Bapa-suku masing-masing. Sifat realistis tjerita ini, jang menggambarkan persaingan antar kedua Ibu-suku Rachel dan Lea, kiranja menundjukkan, bahwa inti tjerita ini suatu tradisi historis kuno. Keterangan nama-nama sering bersifat dibuat-buat. |
| (0.19104321538462) | (Kej 32:26) |
(ende) Jakub berkelahi dengan tekad-keberanian jang timbul dalam keadaan jang amat sukar. Ia terpaksa bersikap siap-sedia akan membela diri. Ia tidak melarikan diri, melainkan membuktikan kekuatannja, dan karena itu ia menang. Inilah jang dimaksudkan oleh Tuhan. Tetapi ia mengakui djuga, bahwa kekuatannja itu diterimanja dari Tuhan, jang telah memaksanja mentjapai kemenangan ini. Maka dari itu ia memohon berkatNja (bandingkanlah dengan Hos 12:4-5). Panggilan Tuhan untuk meninggalkan kepentingan sendiri dan menerima tugas baru, seringkali oleh manusia dialami dengan antjaman terhadap keamanan sendiri, dan bahaja bagi kebahagiaannja. Karena itu manusia sering melawan panggilan Tuhan. Tetapi kalau manusia menerima dan mengikuti panggilan itu, achirnja ternjata membawa berkat baginja. |
| (0.19104321538462) | (Kej 32:30) |
(ende) Penuel dikenal bangsa Israel sebagai sebuah kota ditepi sungai Jabbok. Disini dihubungkan dengan penampakan kepada Jakub, karena Penuel berarti: "Wadjah Tuhan". Bangsa Israel mempunjai kejakinan, bahwa manusia tidak dapat melihat Tuhan tanpa mati. Andaikata manusia langsung melihat Tuhan, ia seakan-akan hantjur karena keAgungan Tuhan jang tidak terhingga (lihat Kel 19:22; 20:19; 33:20); Hak 6:22-23; 13:22; Yes 6:5). Kalau manusia masih hidup, ini menundjukkan perlindungan Tuhan serta tugas jang istimewa (Kel 3:1; Hak 13:22-25; 1Sa 3). |
| (0.19104321538462) | (Kej 37:35) |
(ende: Alam maut) hibr. "sjeol". Sebuah ruangan jang dalam sekali, terletak dibawah bumi,. Menurut anggapan bangsa-bangsa semit, mereka jang telah meninggal berdiam disitu bagaikan badan-badan jang sangat halus. Dalam babak Perwahjuan ini umat Hibrani belum menerima kepastian tentang adanja kehidupan bahagia sesudah mati dihadirat Tuhan. Mereka pertjaja bahwa djiwa-djiwa langsung hidup, tetapi keadaan mereka itu tidak begitu menari. Oleh karena itu orang mentjari hiburan dalam berlangsungnja nama (jakni pribadi) mereka, dalam keturunan mereka. Lambat-laun timbullah hasrat akan kehidupan sesudah meninggal dunia dihadirat Tuhan. Hakekat kebangkitan badan dan kebahagiaan abadi jang sepenuhnja baru akan diwahjukan setjara terang-terangan dengan kedatangan Penebus, Jesus Kristus. |
| (0.19104321538462) | (Kej 38:1) |
(ende) Fasal ini tidak ada hubungannja dengan riwajat Jusuf. Termuat disini sebuah tjerita kuno tentang asal-usul suku Juda, berasal dari tradisi J. Juda, jang dalam fasal-fasal lain tergabung dengan saudara-saudaranja, disini telah memisahkan diri dari mereka. Ia bertjampur dengan penduduk asli Kanaan. Mungkin pengarang menjisipkan fasal ini disini ,untuk memberi kesan, bahwa djangka waktu antara keberangkatan Jusuf ke Mesir (fasal #Kej 37) dan peristiwa-peristiwa pengalaman Jusuf selandjutnja agak pandjang. Adullam dan Kezib (ajat 5)(Kej 38:5) terletak didaerah pegunungan Judea-Barat. |
| (0.19104321538462) | (Kej 41:36) |
(ende) Jusuf ternjata mempunjai bakat-bakat memerintah dan mengambil tindakan-tindakan jang praktis. Oleh karena itu ia akan diangkat mendjadi wakil-radja dan Wasir (lihat ajat 39)(Kej 41:39). Djuga ketjerdasan mengenai hal-hal praktis termasuk paham "kebidjaksanaan". Penuntutan padjak berupa seperlima hasilbumi, dan pembangunan lumbung-lumbung gandum untuk kepentingan umum, memang sering terdjadi ditanah Mesir, seperti ternjata djuga dari dokumen-dokumen lain. Bangsa Israel tidak mengenal gudang-gudang gandum sematjam itu. Teranglah, bahwa pengarang mengenal sumber-sumber tradisi jang lajak dipertjajakan mengenai tanah Mesir. |
| (0.19104321538462) | (Kel 3:14) |
(ende) Tuhan mewahjukan hakekatNja dengan kata-kata: "Aku adalah: Aku ada". Banjak kemungkinan ini berarti: tjiri Tuhan jang chas ialah: bahwa Ia tetap jang sama, selalu hadir, selalu bertindak dan melindungi, sehingga dalam keadaan apapun djuga orang dapat pertjaja akan ditolong olehNja (bandingkan ajat 12(Kej 3:12): "Aku akan menjertai engkau!"). Maka dari itu Musa harus berkata kepada umat: "Aku ada" telah mengutusku kepadamu. Karena pertjaja, bahwa Tuhan senantiasa hadir siap untuk menolong, maka bangsa Israel akan berani mengikuti Musa dalam perdjalanannja penuh berbahaja mengungsi dari Mesir (Lihat: Yes 52:3-6; Kel 33:12-19). Mungkin pula nama ini mengandung perbedaan Jahwe dari dewa-dewa para bangsa lainnja, jang "tidak ada", jakni tidak berkuasa, dan tidak lajak dipertjajai. Kekuasaan Jahwe tidak terikat pada tempat tertentu, sedangkan menurut anggapan kapir kekuasaan para dewa lainnja terbatas pada wilajah masing-masing (Lihat Mik 4:5; Yes 43:10-12). Hakekat Tuhan ini tertjantumkan dalam nama "Jahwe", jang dalam hubungan ini berarti: "Ia tetap hadir", dari kata "hajah" = berada. Nama ini djuga terdapat dalam bentuk "Jah" atau "Jahu", terutama dalam madjemuk-madjemuk dan nama-nama (mis: allelu-jah; Jesa-jah (u); Zakar-jah, dsb.; bandingkan Yes 43:10 dan Yes 52:6; "'ani hu", jang ada pula sangkut-pautnja dengan "Jahu" atau "Jahwe"). Mungkin djuga nama ini sudah ada sebelum Musa (Lihat Kej 4:26). Tetapi karena penampakkan kepada Musa ini maka bagi umat terpilih lalu memperoleh maksud jang baru sama sekali. Allah para Bapa Bangsa kini lagi mengundjungi bangsaNja, dan memulai tahap baru dalam karja KeselamatanNja. selandjutnja nama ini akan dihubungkan dengan pembebasan dari Mesir (Lihat Hos 12:10; 13:4). Demikian terutama dalam tradisi E. Kiranja sukarlah diterima pendapat, jang menafsirkan "Aku adalah: Aku ada" sebagai penolakan, seakan-akan Tuhan tidak bersedia mewahjukan nama dan hakekatNja, karena amat luhurnja dan tidak mungkin difahami. Sebab penolakan sematjam ini malahan akan mendjauhkan umat Israel daripadaNja. Bahwa "Jahwe" sungguh-sungguh dianggap nama Tuhan sendiri, menundjukkan hakekat Tuhan, terbukti pula dari kenjataan, bahwa kelak-kemudian orang takut-takut mengutjapkan nama ini (perhatikan larangan Kel 20:7). Selaku gantinja orang menggunakan kata "Adonai" = "Tuhan". Nama Tuhan-Penjelamat ini achirnja tertjantum dalam kata "Jesus" (=Jehosjua), artinja: "Jahwe menjelamatkan" atau "Jahwe Penjelamat" (Lihat Fili 2:9 dan kata-kata "Aku adalah" dalam Yoh 4:26; 8:24,28,58; 13:19 dll.). |
| (0.19104321538462) | (Kel 4:21) |
(ende) Tuhan dapat dikatakan sebab dari kekerasan hati Parao, karena Ia telah mengutus Musa untuk mengusahakan pembebasan umatNja. Andaikata tidak demikian, Parao tidak memberontak berkeras hati. Dalam Kitab Sutji seringkali ketidak-taatan manusia dilukiskan seperti akibat keputusan Tuhan. sikap demikian itu suatu hukuman, kebalikan daripada rahmat Tuhan. Jang membimbing manusia kearah iman dan kepatuhan. Berarti djuga, bahwa dalam rantjangan Keselamatan Tuhan adanja dosa dan pemberontakan manusia telah diperhitungkan, bahkan memainkan peranan tertentu, jang semakin djelas mengutarakan kekuasaan Tuhan menjelamatkan manusia (Bandingkan #TB Kel 7:3-5; #TB Yes 6:9-13\\). |
| (0.19104321538462) | (Kel 7:18) |
(ende) Djuga dalam keadaan normal air sungai Nil dapat berwarna kemerahan-merahan karena lumpur jang hanjut dalamnja. Tetapi di Mesir Utara ini djarang terdjadi, dan kalau terdjadi, tidak membawa akibat jang merugikan. Kalau bahala pertama dihubungkan dengan gedjala alam sematjam itu pastilah apa jang terdjadi itu demikian luar biasa, sehingga dapat dianggap sebagai isjarat jang sangat istimewa. Maka dari itu penulis berbitjara tentang air sungai Nil jang berwarna merah bagaikan tentang darah, karena ini merupakan peringatan bagi rakjat Mesir, bahwa djika mereka berkeras kepala memberontak melawan perintah Tuhan, akan ada pertumpahan darah. Pengarang kitab Kebidjaksanaan memandangnja sebagai hukuman terhadap pembunuhan anak-anak Hibrani (Wis 11:6). |
| (0.19104321538462) | (Kel 11:5) |
(ende) Semua anak sulung mendjadi milik Jahwe (Kel 13:1; 22:28). Namun anak-anak itu tidak boleh dibunuh, melainkan harus ditebus kembali (Kel 13:13). Kini Jahwe menuntut hakNja dari rakjat Mesir djuga. Karena mereka sendiri tidak rela menanti Kehendak Jahwe, maka dalam pengorbanan anak-anak sulung mereka akan terbukti dengan tjara jang njata, bahwa mereka benar-benar tergantung pada Jahwe. Demikianlah achirnya mereka walaupun terpaksa, akan mengakui kekuasaan Jahwe, serta menjerah kepada firmanNja, membebaskan bangsaNja terpilih. |
| (0.19104321538462) | (Kel 12:23) |
(ende) Mungkin sekali pengarang berpikir tentang Malaikat Maut, jakni utusan Jahwe untuk melaksanakan penjiksaanNja, kadang-kadang djuga disebut "Malaikat Jahwe" (bandingkan Kej 16:7 tjatatan). Dalam berbagai teks gambaran kuno ini berkembang kearah indentifikasi (penjamaan) dengan Tuhan sendiri, jang tjampurtangan dalam sedjarah manusia (Kel 3:2; 14:19; 23:20-21). Dalam teks-teks lain malaikat tersebut adalah machluk rohani dengan hakekatnja sendiri, demikian 2Ra 19:35 dan 2Sa 24:15-16, jang menjebutkan bahwa malaikat menjiksa dengan mendatangkan penjakit pes. Penjakit ini mungkin djuga dimaksudkan disini. Sebagai Malaikat Pelindung: lihat (Kel 23:20) dan Tob 5. |
| (0.19104321538462) | (Kel 13:1) |
(ende) Ajat-ajat ini mempersiapkan ajat. 11-16 (Kel 13:11-16). Wadjib mengorbankan anak sulung tidak dari semula berhubungan dengan pesta Paskah. Maksudnja: mengakui Allah sebagai Tuhan segala sesuatu jang hidup, dan memohon berkatNja atas hidup didunia ini, pun pula meminta kesuburan. Dalam hal ini ada persamaannja dengan pesta-pesta roti-roti tidak beragi. Bahwa sementara itu orang teringat akan anak-anak sulung Mesir jang binasa, sedangkan anak-anak sulung Israel diselamatkan, tidak sukar difahami. (Lihat Kel 11:5 tjatatan; dan Bil 3:13; 8:17). Demikianlah peraturan ini dimasukkan dalam rangka perajaan Paskah. |
| (0.19104321538462) | (Kel 24:12) |
(ende) Ini suatu tradisi jang berlainan dengan aj. 9 (Kel 24:9) jang menjebutkan bahwa Musa telah mendaki gunung. Ketika itu dokumen-dokumen penting dipahat dalam batu, misalnja di Mesopotamia (Kitab hukum Hammurabi) dan di Mesir. Hukum dianugerahkan atas nama Tuhan. Tradisi merumuskan ini setjara konkrit: Tuhan sendiri memberikan loh batu kepada Musa, memuat Hukum (lihat Kel 31:18; 32:16; 34:1 dsl.). Hukum mentjantum kesepuluh perintah (Ula 4:13; 5:22). Sebelum tuhan menulis firman-firmanNja menggunakan Musa, seperti Ia bersabda pula dengan perantaraannja (lihat aj. 4 (Kel 24:4) dan Kel 34:28). |
| (0.19104321538462) | (Kel 33:11) |
(ende) Pada umumnja dalam Perdjandjian Lama nampak adanja sikap chidmat jang amat mendalam terhadap Kesutjian Tuhan, jang tidak dapat didekati oleh manusia jang berdosa. Maka dari itu tidak mungkinlah manusia setjara langsung melihat Tuhan (aj.20)(Kel 33:20). Namun dalam tradisi ada pula keinsjafan jang sangat mendalam, bahwa Tuhan itu dekat dan mungkin djuga bergaul dengan Tuhan setjara intim. Ini ternjata pada para Bapa Bangsa, para Nabi, dan chususnja pada Musa. Terutama dalam tradisi J Tuhan nampak sangat dekat. Djuga ajat ini mengungkapkan hidup keagamaan jang sangat meresap |
| (0.19104321538462) | (Kel 35:1) |
(ende) Fasal-fasal berikutnja mentjeritakan pelaksanaan tugas-tugas jang tertjantum dalam fasal 25-31(Kel 25:1-31:18). Dapat dikatakan: merupakan ulangannja, ketjuali bahwa ada beberapa perubahan ketjil. Dalam terdjemahan junani Septuaginta fasal-fasal ini tidak disalin oleh penterdjemah jang sama seperti fasal 25-31(Kel 25:1-31:18), lagi pula agak banjak menjimpang dari teks hibrani, jang ada pada kita. Mungkin sekali penterdjemah menggunakan teks hibrani jang lain. Seperti peraturan-peraturan ibadat dalam Kel 31:12-17 berachir dengan hukum Sabbat, begitu pula disini Sabbat mendapat tempatnja, tetapi pada permulaan (lihat Kel 31:12 tjatatan). |


