(0.82759267368421) | (Yer 17:1) |
(full: DOSA YEHUDA.
) Nas : Yer 17:1 Yeremia menuduh bangsa itu karena kefasikan mereka yang besar. Dosa mereka terukir sedemikian rupa di dalam tabiat mereka sehingga penyembahan berhala dan kejahatan merupakan bagian integral dari hidup mereka; karena ketidaksetiaan maka mereka akan kehilangan negeri mereka dan menjadi budak (ayat Yer 17:4). |
(0.82759267368421) | (Yer 17:14) |
(full: SEMBUHKANLAH AKU ... SELAMATKANLAH AKU.
) Nas : Yer 17:14-18 Ketika berhadapan dengan penganiayaan dan pertentangan, Yeremia berdoa memohon kasih karunia Allah untuk membantunya melangsungkan pelayanan sebagai nabi. Umat itu dan nabi palsu telah mencela dan mengejek nubuat-nubuatnya karena belum digenapi (ayat Yer 17:15). Kendatipun penderitaan ini, Yeremia menolak untuk meninggalkan pelayanannya, melainkan terus mengharapkan kekuatan dan pertolongan dari Allah. |
(0.82759267368421) | (Yer 21:11) |
(full: KELUARGA RAJA YEHUDA.
) Nas : Yer 21:11-14 Yeremia bernubuat kepada keluarga raja Yehuda bahwa Allah mengharapkan mereka menjalankan keadilan atas bangsa itu. Tetapi karena mereka mendukung dosa dan tidak melakukan apa-apa bagi orang tertindas, maka murka Allah akan menyala-nyala terhadap mereka bagaikan api. |
(0.82759267368421) | (Yer 26:12) |
(full: TETAPI YEREMIA BERKATA.
) Nas : Yer 26:12-15 Yeremia menolak untuk menarik kembali beritanya tentang malapetaka ketika diancam dengan kematian; ia justru menekankan bahwa kekuasaannya berasal dari Allah, dan kemudian dia memanggil bangsa yang berdosa itu untuk bertobat. Ia tetap setia kepada Allah dan firman-Nya kendatipun akibat yang bisa membahayakan dirinya. |
(0.82759267368421) | (Yer 26:16) |
(full: TIDAK PATUT MENDAPAT HUKUMAN MATI.
) Nas : Yer 26:16-24 Setelah mendengarkan pembelaan Yeremia (ayat Yer 26:12-15), para pejabat dan bangsa berpihak padanya dan melawan para imam dan nabi itu. Beberapa tua-tua membela Yeremia dengan memberikan contoh-contoh perbuatan seorang raja yang benar, Hizkia, dan seorang raja yang jahat, Yoyakim. |
(0.82759267368421) | (Yer 27:6) |
(full: HAMBA-KU, YAKNI NEBUKADNEZAR.
) Nas : Yer 27:6 Nebukadnezar disebut hamba Allah bukan karena dia itu benar, tetapi karena Allah akan memakai dia dan pasukannya untuk menghukum banyak bangsa, termasuk Yehuda, karena dosa-dosa mereka; akan tetapi, Allah juga akan menjatuhkan Babel pada waktu yang ditetapkan-Nya (ayat Yer 27:7). |
(0.82759267368421) | (Yer 35:19) |
(full: TAKKAN TERPUTUS MELAYANI AKU.
) Nas : Yer 35:19 Kesetiaan suku Rekhab kepada leluhur mereka akan mendapatkan pahala; mereka akan senantiasa memiliki keturunan yang akan melayani Tuhan. Semua orang percaya yang mempunyai pendirian yang saleh dan tinggal setia kepada pendirian itu karena menghormati Allah, gereja, dan orang-tua akan menerima berkat dan pahala dari Allah. |
(0.82759267368421) | (Yer 37:9) |
(full: BEGINILAH FIRMAN TUHAN.
) Nas : Yer 37:9 Yeremia berdiri di hadapan raja dan dengan tegas menyatakan firman Allah. Ia tidak ragu-ragu untuk memberitakan berita yang tidak populer bahwa kota itu akan dibinasakan (ayat Yer 37:8,10). Pukulan, hukuman penjara, dan ancaman kematian tidak membuatnya goyah dari kesetiaannya kepada Tuhan dan apa yang Allah ingin dia ucapkan (ayat Yer 37:11-17). |
(0.82759267368421) | (Yer 38:2) |
(full: SIAPA YANG TINGGAL DI KOTA INI AKAN MATI.
) Nas : Yer 38:2 Berita Yeremia menghilangkan semangat juang para tentara dan melemahkan kemauan mereka untuk melawan pasukan Babel; karena itu, para pejabat ingin membunuh Yeremia (ayat Yer 38:4; lihat cat. --> Yer 32:2). [atau ref. Yer 32:2] |
(0.82759267368421) | (Yer 41:7) |
(full: MEREKA DISEMBELIH.
) Nas : Yer 41:7 Ismael membantai 70 dari 80 musafir, rupanya untuk memperoleh perbekalan dan uang mereka (bd. ayat Yer 41:8). Dia tidak takut akan Allah atau ingin melakukan yang benar; ia tidak menyadari bahwa Tuhan suatu saat akan mengadili semua tindakannya dan menghukumnya sesuai dengan itu. |
(0.82759267368421) | (Yer 46:2) |
(full: MESIR ... KARKEMIS.
) Nas : Yer 46:2 Karkemis, yang terletak di Siria sekitar 480 km di utara Yerusalem, adalah tempat pasukan Babel mengalahkan pasukan Mesir pada tahun 605 SM. Ketika itu Babel menjadi negara besar yang berkuasa. |
(0.82759267368421) | (Yer 50:4) |
(full: PADA WAKTU ITU.
) Nas : Yer 50:4-5 Bagian ini berbicara tentang pertobatan orang Yahudi dan kembalinya mereka kepada Allah pada hari-hari terakhir (bd. Yer 31:31; 32:40); mereka akan berbalik kepada Allah dan tetap setia kepada Dia untuk selama-lamanya (bd. ayat Yer 50:19-20; lihat cat. --> Wahy 12:6). [atau ref. Wahy 12:6] |
(0.82759267368421) | (Yer 49:7) | (jerusalem) Nubuat ini agaknya diucapkan sekitar th 605. Ia sejalan dengan Ob 1:1-9. |
(0.82759267368421) | (Yer 50:1) | (jerusalem: mengenai Babel) Nubuat-nubuat yang berikut, bab 50-51, terutama menonjolkan dua hal yaitu: keruntuhan Babel dan kembalinya kaum buangan: keruntuhan Babel dan kembalinya kaum buangan. Yeremia mengharapkan kedua kejadian itu, tetapi yakin bahwa tidak segera akan terjadi, bdk Yer 27:7; 29:10,28. Tetapi dalam nubuat-nubuat ini terungkap pengharapan bahwa tidak lama lagi Babel akan musnah (terjadi pada th 538). Dalam keyakinan ini nubuat-nubuat ini berdekatan dengan Deutero-yesaya. |
(0.82759267368421) | (Yer 50:21) | (jerusalem: Majulah...) Perintah itu ditujukan kepada mereka yang menyerbu Babel |
(0.82759267368421) | (Yer 33:14) |
(sh: Siapakah 'Satria Piningit' bagi Indonesia? (Selasa, 1 Mei 2001)) Siapakah 'Satria Piningit' bagi Indonesia?Siapakah ‘Satria Piningit’ bagi Indonesia? Itulah pertanyaan yang dipergunjingkan oleh masyarakat Indonesia sejak lengsernya pemimpin orde baru. Namun pertanyaan yang lebih tepat sebetulnya adalah apakah satria piningit jawaban bagi pergumulan bangsa kita? Bangsa Yehuda sedang berada dalam kondisi kritis. Tentara Babel sudah mengepung Yerusalem. Di tengah ketegangan itu, pastilah dalam hati mereka terbersit pertanyaan besar: siapakah yang dapat memulihkan mereka? Babel terlalu kuat bagi mereka sebab kerajaan Asyur yang begitu besar dan kuat pun tidak mampu melawannya. Memang Allah sudah memberikan janji pemulihan kepada mereka (32-Itu+AND+book%3A24&tab=notes" ver="">33:13), namun apalah artinya jika tidak ada tokoh yang akan memimpin mereka. Allah mengetahui segala pergumulan masa depan mereka. Allah juga tahu bahwa sebuah bangsa dapat hidup dengan tentram dan damai jika mereka senantiasa mempunyai raja yang melaksanakan keadilan dan kebenaran serta mempunyai kehidupan beragama yang tidak hanya sebagai aktivitas atau alat politik dari sang penguasa, namun kehidupan beragama yang membawa mereka bertemu dengan Allah. Karena itulah Allah memberikan janji-Nya lebih lanjut (15-17). Dua janji itu merupakan dua pilar utama bagi kelangsungan hidup mereka sebagai sebuah bangsa sekaligus umat Allah (17, 18, 22). Janji Tuhan sepasti datangnya siang dan malam pada waktunya (20-21, 25). Apakah kedua pilar itu menunjuk kepada Ezra dan Nehemia, kedua tokoh yang membangun kembali Yehuda? Bukankah Ezra keturunan Lewi? Bukankah Nehemia seorang pemimpin pemerintahan? Tidak! Sebab Bait Allah kembali dihancurkan oleh Epiphanes IV. Lagi pula apakah mereka mampu membawa bangsa Yehuda menghadap hadirat Allah? Kedua pilar itu menunjuk kepada Yesus. Dialah tonggak bagi semua kerajaan dan pemerintahan. Dialah yang mempertemukan manusia dengan Allah. Kerajaan-Nya sampai sekarang masih kokoh. Renungkan: Bangsa Indonesia tidak hanya membutuhkan seorang kepala pemerintahan yang cakap tapi juga keimaman Yesus dan pemerintahan-Nya dalam hati mereka. Misi kristen bukanlah mengkristenkan Indonesia namun memperkenalkan Yesus yang jauh melebihi satria piningit kepada seluruh rakyat Indonesia agar Yesus menjadi raja dan imam dalam hidup mereka. |
(0.82759267368421) | (Yer 40:1) |
(sh: Antara Gedalya dan Nebuzaradan (Jumat, 11 Mei 2001)) Antara Gedalya dan NebuzaradanAntara Gedalya dan Nebuzaradan. Perbandingan sangat kontras antara 2 tokoh yang disebabkan bukan hanya apa yang terungkap dari mereka namun juga siapa mereka. Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal kerajaan Babel, bukan orang yang mengenal Allah. Bahkan dalam pandangan orang Yehuda, ia adalah orang kafir. Namun perhatikanlah apa yang ia ucapkan kepada Yeremia (2-3). Perkataan nubuat kembali diserukan namun bukan dari seorang nabi melainkan berasal dari sumber yang tidak pernah diduga yaitu kepala pasukan Babel. Nebuzaradan menyerukan kembali penghukuman Allah atas Yerusalem. Fakta ini bukan sekadar catatan kecil tentang kehancuran Yerusalem melainkan sebuah catatan teologis di balik kehancuran Yerusalem. Kemampuan Nebuzaradan untuk memahami ucapan nubuat itu membuktikan bahwa firman Allah adalah universal. Karena itu wajar jika seorang dari bangsa kafir dapat melihat apa yang Allah sedang lakukan dalam kehidupan bangsa Yehuda. Namun mengapa para pemimpin Yehuda tidak dapat? Selain itu yang tidak kurang mengherankan adalah Nebuzaradan begitu menghargai dan menghormati Yeremia daripada teman-teman sebangsa Yeremia. Sepintas nampaknya Gedalya merupakan seorang pemimpin yang tepat buat orang-orang yang tertinggal di Yerusalem. Ia adalah orang yang realistis dan pragmatis sehingga ia berhasil meyakinkan orang Yehuda dan para panglima perang untuk membenahi kehidupan mereka secara fisik dan sosial tanpa memikirkan urusan politik, sebab ia yang akan menanganinya (7-12). Ia ingin meminimalkan kehancuran Yehuda. Namun sebenarnya pola pikir dan tindakan Gedalya justru merupakan bukti bahwa kehancuran rohani yang fatal telah mewarnai kehidupan para pemimpin Yehuda. Gedalya seharusnya memimpin rakyatnya untuk melihat tindakan Allah atas mereka dan mengupayakan pembangunan rohani. Renungkan: Perbandingan itu mengungkapkan suatu kebenaran yang ironis sekali. Seorang pemimpin yang nampaknya berlatarbelakang kehidupan rohani yang baik dan kuat tidak menjamin bahwa ia mempunyai prioritas yang tepat untuk membawa rakyatnya ke arah yang benar. Apa hasil pertama kepemimpinan Gedalya selain konspirasi untuk saling menjatuhkan dan menghancurkan (13-16). Berdoalah agar bangsa kita tidak dipimpin oleh seorang seperti Gedalya. |
(0.82759267368421) | (Yer 43:1) |
(sh: Bodoh, takut, sombong, dan tidak taat (Senin, 14 Mei 2001)) Bodoh, takut, sombong, dan tidak taatBodoh, takut, sombong, dan tidak taat. Kebodohan dan ketakutan dapat membuat seseorang sombong dan tidak taat kepada Allah. Pernyataan ini nampaknya salah sebab bukankah kepandaian dan keberanian yang membuat orang sombong dan tidak taat? Penolakan rakyat Yehuda terhadap Yeremia (2-3) merupakan bentuk ketidaktaatan dan kesombongan mereka karena kebodohan dan ketakutannya. Siapakah orang bodoh? Orang bodoh adalah orang yang menarik kesimpulan berdasarkan premis yang salah atau orang yang tidak mampu mengolah fakta menjadi kebenaran. Orang Yehuda menyimpulkan bahwa Yeremia tidak diutus Allah karena pemberitaannya tidak sesuai dengan keinginannya. Keinginannya merupakan tolok ukur. Premis mereka adalah: keinginan mereka adalah benar dan tepat untuk mereka. Mereka juga mempunyai premis bahwa Allah memberikan apa yang benar dan tepat untuk mereka. Karena itu keinginan mereka sama dengan keinginan Allah. Betapa bodoh sekaligus sombongnya mereka. Siapakah mereka yang menyamakan dirinya dengan Allah? Lebih lagi fakta membuktikan bahwa nubuat yang pernah diucapkan oleh Yeremia telah menjadi kenyataan, tidak dapatkah mereka menarik kebenaran siapakah Yeremia dari fakta itu? Di samping itu mereka pun sedang ketakutan menghadapi Babel (3). Ketakutan mereka sebetulnya bersumber dari kebodohan mereka. Bukankah firman-Nya sudah menjamin bahwa mereka akan mendapat belaskasihan dari Babel? Allah rindu agar mereka memahami firman-Nya maka Ia mengutus lagi Yeremia untuk menegaskan firman-Nya dengan alat peraga, bahwa yang harus mereka takuti bukanlah Babel tapi Allah yang berdaulat atas semua kerajaan di dunia (8-13). Namun mereka tetap bodoh dan sombong. Renungkan: Melihat gambaran diri mereka, kita mungkin mentertawainya. Tapi sebenarnya bukankah itu juga gambaran kebodohan, kesombongan, ketakutan kita yang seringkali memimpin kita kepada ketidaktaatan? Berapa sering kebenaran firman Tuhan kita langgar, kekudusan hidup tidak kita jaga, dan standar moral kita turunkan hanya karena alasan ekonomi keluarga dan demi karier? Apa premis kita tentang ekonomi keluarga dan karier? Dari situ akan terungkap betapa bodoh, penakut, dan sombongnya kita. |
(0.82759267368421) | (Yer 44:15) |
(sh: Bahaya pragmatisme (Rabu, 16 Mei 2001)) Bahaya pragmatismeBahaya pragmatisme. Pragmatisme adalah sebuah pendekatan terhadap masalah hidup apa adanya dan secara praktis, bukan teoritis atau ideal, hasilnya dapat dimanfaatkan. Kaum pragmatis berpendapat bahwa yang baik adalah yang dapat dilaksanakan serta mendatangkan hal positif dan kemajuan hidup. Karena itu bagi mereka baik-buruknya perilaku dan cara hidup dinilai atas dasar praktisnya, hasilnya, dampak positifnya, manfaatnya bagi yang bersangkutan, dan dunia sekitarnya. Pendirian pragmatis dapat lahir sebagai tanggapan kecewa terhadap kenyataan hidup yang ada. Pendekatan ini pun dianut oleh kaum Yehuda yang mengungsi ke Mesir. Apa gunanya percaya dan taat kepada Yahweh bila mereka tidak menjadi lebih baik? Percaya kepada Allah, hidup dalam kekuasaan Babel; percaya kepada ratu sorga, hidup bebas dan berkelimpahan di Mesir (18). Karena itu walaupun mereka mengakui dengan sadar bahwa berita yang disampaikan oleh Yeremia berasal dari Allah, mereka memilih untuk tetap menyembah ratu sorga karena memberikan manfaat yang langsung dapat dirasakan bagi mereka maupun komunitas Yehuda di Mesir (16-17). Paham ini jelas menentang Allah sebagai Allah yang berkuasa dan mengontrol seluruh alam semesta. Bagi mereka ratu sorgalah yang berkuasa. Karena itulah Yeremia berusaha mengembalikan fokus mereka kepada keyakinan bahwa menyembah allah lain adalah dosa (20-23) dan bahwa Allah tidak hanya berkuasa atas kehidupan Yehuda namun juga Mesir (30). Ia juga menegaskan bahwa Allah tidak dapat mentolerir pragmatisme (26-29). Renungkan: Karena itu waspadalah selalu, sebab kita mungkin tetap rajin ke gereja, memberikan persembahan, ataupun aktif dalam pelayanan, namun tanpa kita sadari kita sudah menjadi Kristen yang pragmatis. Mengapa demikian? Sebab kesulitan ekonomi, persaingan dalam usaha, tuntutan karier, dan kondisi sosial dan politik yang tidak stabil yang terjadi di tanah air kita, tidak selalu dapat diselesaikan dengan tetap mempertahankan ketaatan kepada firman-Nya. Seringkali justru sebaliknya, semakin mempertahankan iman kristen, kita semakin terpuruk dan ‘mandeg’ dalam karier. Oleh sebab itu kita harus senantiasa mengarahkan mata dan hati kita pada kebenaran bahwa Allah berada di balik semua kesuksesan dan kegagalan. |
(0.82527562105263) | (Yer 18:1) | (jerusalem) Menurut Yer 18:12 perumpamaan berupa perbuatan ini diadakan Yeremia sebelum malapetaka itu terjadi, jadi sebelum th 598.Nabi-nabi dahulu, misalnya Samuel, 1Sa 15:27-28, Ahia dari Silo, 1Ra 11:29-33 (dan nabi gadungan Zedekia), 1Ra 22:11-12) sudah menguatkan nubuat-nubuat mereka dengan perbuatan berupa lambang. Pikiran yang melatarbelakangi tindakan-tindakan semacam itu bukanlah bahwa dengan jalan itu perkataan lebih mengesan di hati para pendengar, tetapi keyakinan bahwa tindakan-tindakan itu benar-benar kuat dan berdaya untuk melaksanakan apa yang dilambangkan. Setelah lambang diadakan pasti akan terjadi apa yang diibaratkan. nabi-nabi besarpun kadang-kadang mengadakan lambang berupa perbuatan. Seluruh pekabaran nabi Hosea terkait pada suatu pengalaman pribadi, yaitu perkawinannya, Hos 1-3. Yesaya jarang memakai sarana itu, namun iapun mengenalnya, Yes 20 dan nama anak-anaknya merupakan nubuat dan lambang, Yes 7:3 (bdk Yes 10:21); Yes 8:1-4; 8:18; bdk Yes 1:26+. Nabi Yeremia sering melakukan hal yang merupakan lambang dan iapun menjelaskan artinya: dahan pohon badam dan periuk, Yer 1:11-14 ikat pinggang yang disembunyikan di tepi sungai Efrat, Yer 13:1-11 (walaupun barangkali hanya terjadi dalam sebuah penglihatan); pekerjaan tukang periuk, Yer 18:1-12; buli-buli yang pecah, Yer 18:19; keranjang-keranjang buah ara, Yer 24:1-10 memikul kuk, Yer 27:1-28:17; pembelian sebidang tanah, Yer 32:1-44. Boleh ditambah lagi bahwa kehidupan nabi Yeremia sendiri sebuah lambang pula, Yer 16:1-8, dan bahwa penderitaannya (meskipun nabi Yeremia sendiri tidak menjelaskannya) melambangkan kemalangan umat yang dihukum, sehingga Yeremia juga menjadi pra-lambang Hamba Tuhan, bdk Yes 42:1+. Nabi Yehezkiel kemudian melakukan juga berbagai perbuatan yang menjadi lambang dan nubuat: batu bata yang melambangkan pengepungan kota Yerusalem, Yer 4:1-3; makanan yang terbatas, Yer 4:9-17; rambut-rambut yang dipotong-potong dan diserak-serakkan, Yer 18:5; kuali yang berkarat, Yer 24:3-10; kedua batang kayu, Yeh 37:15-28. Sama seperti yang dilakukan nabi Hosea demikianpun nabi Yehezkiel mengartikan pengalamannya sebagai lambang: penyakitnya, Yer 4:4-8; kematian isterinya, Yeh 24:15-24' kebisuannya serta penyembuhannya, Yeh 24:27; 33:22. Dalam Perjanjian Baru juga masih terdapat tindakan yang merupakan lambang dan nubuat: Pohon ara yang dikutuk Yesus, Mat 21:18-19 dsj; nabi Agabus yang mengikat tangan dan kakinya dengan ikat pinggang Paulus, Kis 21:10-14. |