(0.21773192307692) | (1Ptr 2:18) |
(sh: Penderitaan Kristiani (Senin, 18 Oktober 2004)) Penderitaan KristianiPenderitaan Kristiani. Toni diperlakukan tidak adil oleh majikannya. Ia disuruh bekerja lembur tanpa mendapatkan uang lembur yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Ia juga mendapat tekanan dari karyawan lainnya bahkan pernah difitnah mencuri barang-barang milik perusahaan. Semua itu terjadi karena ia orang Kristen. Apa yang akan Anda lakukan jika Anda berada di posisi Toni? Dalam nas ini, pada waktu itu agama Kristen telah menyentuh semua lapisan masyarakat termasuk para budak. Sebagai budak hak mereka sering diabaikan dan "diperlakukan tidak manusiawi" oleh majikannya. Apalagi bila budaknya itu Kristen, majikan yang bukan Kristen sering memperlakukan budak Kristen dengan lebih kejam, seakan-akan menjadi Kristen itu adalah sebuah kesalahan. Bagaimana Petrus menasihati budak Kristen yang menderita karena imannya itu? Pertama, tetap tunduk dan taat walaupun majikannya itu seorang yang kejam (ayat 18). Dasarnya adalah menderita oleh karena kehendak Allah merupakan kasih karunia (ayat 19). Kedua, menyadari bahwa di dalam tekanan majikannya itu ia sedang meneladani penderitaan Kristus yang walaupun tidak berdosa namun diperlakukan tidak adil bahkan sampai dihukum mati (ayat 21-23). Kristus rela diperlakukan tidak adil dan tidak membalas, karena Ia mau menyelamatkan manusia dari hukuman dosa. Seharusnya kita juga memiliki motivasi yang serupa, rela diperlakukan tidak adil oleh majikan supaya mereka boleh mengenal keselamatan dari Kristus. Dalam kisah di atas Toni akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan itu. Namun, yang pasti Toni tidak dendam apalagi mengancam akan membalas perbuatan majikan atau teman-temannya. Toni juga mengundurkan diri bukan karena berbuat kesalahan sebagaimana yang difitnahkan kepadanya. Sehingga, beberapa karyawan yang simpati kepada Toni justru akhirnya menjadi Kristen oleh kesaksiannya. Renungkan: Pribadi seorang Kristen sejati tidak dipengaruhi oleh situasi. Bahkan ketika ia diperlakukan tidak adil, ia bukan hanya tidak membalas melainkan mengampuni dan berbuat kebajikan. |
(0.21773192307692) | (1Yoh 3:1) |
(sh: Anak-anak Allah (Kamis, 4 Desember 2003)) Anak-anak AllahAnak-anak Allah. Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak Allah. Status baru ini terjadi semata-mata karena kasih Allah yang besar (ayat 1). Apa akibat status baru ini? Pertama, dunia tidak mengenal kita (ayat 1). Jika orang-orang yang percaya kepada Kristus (gereja) mengalami penderitaan di dunia, kita tidak perlu heran, karena dunia tidak pernah menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah sehingga mereka juga menolak kita, para pengikut Yesus. Namun, penderitaan dan penganiayaan yang orang-orang Kristen alami justru merupakan bukti nyata bahwa kita adalah benar anak-anak Allah. Kedua, menjadi seperti Kristus (ayat 2). Setiap orang yang percaya pada Yesus akan menjadi seperti Yesus. Jadi seperti nyatanya Yesus, demikianlah nyatanya orang percaya menjadi anak-anak Allah. Ketiga, hidup suci (ayat 3). Menjadi anak-anak Allah merupakan dorongan bagi orang percaya untuk hidup seperti Yesus. Pergumulan dan persoalan hidup, seharusnya membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus. Hal ini tentu semakin membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. Inilah hidup suci yaitu hidup yang tidak pernah lari dari pergumulan dan persoalan hidup. Keempat,tidak ada dosa (ayat 6). Di dalam Yesus tidak ada dosa. Sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus pun demikian. Lebih tegas dikatakan dalam ayat 9 bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Ayat 8 dan 10 juga mengutarakan hal yang senada. Sebaliknya, berbuat dosa menjadi bukti bahwa ia tidak berada dalam Yesus. Namun, bagi anak-anak Allah kemungkinan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa sangat terbuka. Sampai Yesus datang kedua kali, maka anak-anak Allah hidup di dalam ketegangan di antara dua kemungkinan tersebut. Renungkan: Jika kita berbuat dosa berarti persekutuan dengan Allah sedang terganggu, segera bertobat! |
(0.21773192307692) | (Why 1:9) |
(sh: Seperti demikianlah Dia! (Minggu, 14 Desember 2003)) Seperti demikianlah Dia!Seperti demikianlah Dia! Nas ini bukan ulasan mode terkini dari penampilan Oknum Surgawi yang agak nyentrik dan sangar. Fokus utamanya bukanlah berbagai detil atribut yang tampak dalam penglihatan ini, tetapi kepada Dia yang berfirman itu. Penampakan sosok dalam penglihatan Yohanes ini mengingatkan kita pada penampakan tokoh-tokoh dalam penglihatan Daniel dan Yehezkiel (ayat 12-15. Mis. “jubahnya ... dan dada... berlilitkan ikat pinggang dari emas” bdk. Dan. 10:5; “kepala dan rambut... putih,” bdk. Dan. 7:9 dst.; lih. cat. kaki pada Alkitab Anda). Sang tokoh dalam penglihatan Yohanes ini lebih dari sekadar utusan Allah. Dia adalah sosok seperti “Anak Manusia” sekaligus “Yang Lanjut Usianya”. Tujuh kaki dian dari emas dalam PL dinyalakan di kemah suci (juga bait Allah) di hadapan Allah (Kel. 27:21; Im. 24:2-4). Dia yang serupa Anak Manusia (ayat 13) itu adalah Kristus, Tuhan sendiri. Ia memegang pedang yang adalah firman-Nya, yang akan digunakan-Nya untuk menghakimi (ayat 2:16; 19:15). Ia hidup, dan “memegang segala kunci maut dan kerajaan maut” (ayat 18). Karena itu, Ia layak ditakuti dengan amat sangat (ayat 17). Akan tetapi, firman-Nya kepada Yohanes “Jangan takut!” Kristus di dalam kuasa dan keagungan-Nya hadir tidak untuk menakut-nakuti Yohanes dan saudara-saudarinya yang dalam kesusahan dan yang tetap bertekun (ayat 9), dulu dan sekarang. Dia memperingatkan, tetapi juga menghibur dan meneguhkan kita. Renungkan: Ia akan datang, dan Ia berkuasa! Biarkan ini menjadi penghiburan Anda dalam perjuangan Anda untuk bertekun hari ini. |
(0.21773192307692) | (Why 2:12) |
(sh: Bahata pembusukan (Jumat, 25 Oktober 2002)) Bahata pembusukanBahata pembusukan. Tuhan jelas tidak menafikan pergulatan hebat sidang jemaat Pergamus – yang diam di takhta iblis, yakni pusat penyembahan berhala Greko-Roman, Zeus alias Jupiter. Sidang jemaat tidak menyangkal nama Tuhannya di tengah gelombang aniaya. Lagi, kita baca tentang kesetiaan yang tabah-takwa. Bahkan salah seorang warga jemaatnya mati martir karena kesetiaan kepada Tuhannya. Tuhan, Raja Gereja senantiasa menghargai perjuangan Gereja-Nya. Namun, pembusukan sedang terjadi di jemaat Pergamus. Ini jauh lebih berbahaya daripada badai aniaya sehebat apapun. Pembusukan terjadi dari dan atau di dalam jemaat Pergamus. Yang dimaksud adalah berkembangnya ajaran sesat yang memiliki implikasi dan konsekuensi moral yang sangat merusak jemaat bahkan meruntuhkannya. ‘Ajaran Bileam’ rupanya semacam ajakan untuk berkompromi dengan tuntutan-tuntutan duniawi, dan tentu saja menggemakan semangat permisif dalam moralitas. Inilah waktunya menjadi serupa dengan dunia, sehingga suatu saat Gereja dan orang percaya tidak lagi ada bedanya dengan dunia. Sementara itu ‘pengikut Nikolaus’ mengajarkan Kristus versi baru, sejenis Kristus-Gnosis, yang mengajarkan bukan Kristus yang historis, melainkan Kristus kosmis yang hanya dicapai lewat jalan mistik oleh orang-orang yang telah menerima terang atau pencerahan batin. Bagi para pengikut Nikolaus, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan barang remeh yang hanya cocok bagi para pemula dalam Agama Kristen. Bagi mereka, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan omong kosong. Kristus-Gnosis yang mistika-historis itulah yang mereka puja. Renungkan: Awasi pembusukan dalam ajaran dan moral dalam Gereja! Tuhan Yesus menyerukan supaya warga jemaat yang telah termakan faham-faham sesat tersebut bertobat. Firman-Nya membongkar tuntas sehingga yang benar dan yang salah, yang sejati dan yang palsu, menjadi nampak sejelas-jelasnya, sehingga pertobatan dirasakan menjadi sesuatu yang sangat mendesak, tidak bisa ditawar, apalagi ditunda! |
(0.21773192307692) | (Why 15:1) |
(sh: Patutlah Allah dipuji dan disembah sepanjang abad (Senin, 11 November 2002)) Patutlah Allah dipuji dan disembah sepanjang abad
Patutlah Allah dipuji dan disembah sepanjang abad. Kedua, Yohanes melihat sesuatu yang menakutkan (ayat 5-8). Dia melihat tujuh malaikat yang menampakkan kekudusan Allah sambil membawa tujuh malapetaka (ayat 6). Ketujuh malapetaka ini masih merupakan perwujudan murka Allah yang terakhir (ayat 1,7). Penglihatan ini mengingatkan umat bahwa benar ini adalah hukuman yang terakhir, yang mengakhiri murka Allah. Tetapi, justru dalam penghukuman terakhir inilah, Allah mencurahkan penghukuman yang sebenar-benarnya, dan sepenuh-penuhnya.
Renungkan: |
(0.18662738461538) | (1Kor 5:1) |
(full: PERCABULAN DI ANTARA KAMU.
) Nas : 1Kor 5:1 Paulus menulis tentang sebuah laporan mengenai percabulan dalam jemaat Korintus dan penolakan para pemimpin untuk menangani si pelanggar (ayat 1Kor 5:1-8). Dia menyatakan bahwa jemaat, sebagai suatu umat kudus, tidak boleh mengizinkan atau membiarkan kebejatan di antara para anggotanya. Ia mengajukan tiga alasan mengapa jemaat harus mendisiplin anggota yang melanggar:
|
(0.18662738461538) | (Ef 1:13) |
(full: DIMETERAIKAN DENGAN ROH KUDUS.
) Nas : Ef 1:13 Sebagai meterai, Roh Kudus dianugerahkan kepada orang percaya sebagai tanda kemilikan Allah. Dengan mencurahkan Roh Kudus, Allah memeteraikan kita sebagai milik-Nya (lih. 2Kor 1:22). Demikianlah, kita mempunyai bukti bahwa kita adalah anak angkat Allah dan bahwa penebusan kita itu nyata jikalau Roh Kudus ada dalam hidup kita (ayat Ef 1:5). Kita dapat mengetahui bahwa kita sungguh-sungguh menjadi milik Allah apabila Roh Kudus mengubah dan memperbaharui kita (Yoh 1:12-13; 3:3-6), membebaskan kita dari kuasa dosa (Rom 8:1-17; Gal 5:16-25), memberikan kesadaran bahwa Allah adalah Bapa kita (ayat Ef 1:5; Rom 8:15; Gal 4:6) dan memenuhi kita dengan kuasa untuk bersaksi bagi-Nya (Kis 1:8; 2:4). |
(0.18662738461538) | (Im 1:1) | (jerusalem) Bagian ini boleh diberi judul: "Tata Upacara Korban". Oleh kitab Imamat seluruh tata upacara itu dihubungkan dengan masa tinggalnya Israel di padang gurun dan ditempatkan di bawah kewibawaan Musa. Pada kenyataannya bagian ini memang memuat beberapa aturan kuno tetapi juga sejumlah penetapan yang berasal dari zaman jauh kemudian dari masa Musa. Sesudah pembuangan barulah tata upacara ini disusun. Maka Ima 1:1-7 sebenarnya menyajikan tata upacara korban yang menjadi pegangan bagi ibadah yang diselenggarakan dalam bait Allah yang didirikan sesudah masa pembuangan Israel ke Babel. Mengenai ibadah suku-suku Israel yang sebagai Badui mengembara di gurun tidak banyak yang dapat diketahui. Nas-nas yang tua usianya hanya memberi petunjuk mengenai perayaan Paskah, bdk catatan pada Kel 12:1,23,39. Tata upacara terperinci yang disajikan Taurat oleh tradisi Kristen diartikan sebagai persiapan dan pralambang korban tunggal penebus, bdk Ibr 8 dst, dan sakramen-sakramen Gereja. |
(0.18662738461538) | (Im 11:1) | (jerusalem) Bab-bab ini memuat "Hukum Ketahiran" dan bagian berikutnya, bab 17-26, menyatakan "Hukum Kekudusan". Kedua bagian Imamat itu saling melengkapi. Dua-duanya meninjau tuntutan-tuntutan Allah yang sama, tetapi dari segi yang berbeda. Yaitu dari segi negatipnya dan dari segi positipnya. Penetapan-penetapan yang tercantum dalam bab 11-16 bersumberkan larangan-larangan agama yang sangat tua usianya. Tahir dan halal ialah segala sesuatunya yang boleh mendekati Tuhan: najis dan haram ialah apa yang membuat orang tidak mampu ikut serta dalam ibadat atau yang tidak boleh dipakai dalam ibadat. Binatang halal ialah binatang yang boleh dikorbankan kepada Tuhan, Kej 7:2, sedangkan binatang yang disebut najis ialah binatang-binatang yang dianggap kudus oleh orang kafir atau yang menimbulkan rasa jijik ataupun yang dianggap jahat dan karenanya tidak diperkenankan Allah, bab 11. Bagian Imamat ini juga memuat penetapan-penetapan yang menyangkut kelahiran, bab 12, hidup seksuil, bab 15, dan kematian, Bil 21:1-11; bdk Bil 19:11-19. Penetapan-penetapan itu sebenarnya menyangkut bidang-bidang hidup manusia yang penuh rahasia dan yang secara khusus di bawah kekuasaan Allah. Penguasa kehidupan. Sebuah gejala pembusukan seperti sakit kusta, Ima 13:1+, juga menjadikan orang najis. Tetapi dengan menekankan kesucian hati, Yer 1:16; Yer 33:8; bdk Maz 51:12. para nabi melampaui ketahiran yang ditetapkan hukum ibadat Imamat ini. Dengan menuntut kesucian hati itu para nabi menyiapkan pewartaan Yesus, Mat 15:10-20, yang membebaskan pengikut-pengikutNya dari peraturan-peraturan yang di masa Yesus hanya secara lahiriah dilaksanakan, Mat 23:24-26. Namun demikian, peraturan-peraturan kuno mengenai tahir serta halal, najis dan haram itu tetap mengajar kita mengenai cita-cita kemurnian akhlak yang dimajukan dengan peraturan-peraturan yang bernada positip. |
(0.18662738461538) | (Yer 31:31) | (jerusalem) Bagian ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu, bdk Kel 19:1+, mengalami kegagalan, Yer 31:32; Yeh 16:59, dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, Yer 4:3+, maka suatu perjanjian abadi akan diikat, Yeremia serupa dengan yang di masa Nuh dahulu, Yes 54:9-10. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani, Yeh 36:29-30. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umatKu, Yer 33; 7:23; 11:4; 30:22; 31:1; 32:38; Yeh 11:20; 36:28; 37:27; Zak 8:8; bdk Ula 7:6+. Tetapi perjanjian yang baru itu benar-benar baru dalam tiga hal ini: 1. Prakarsa Allah untuk mengampuni dosa umat, Yer 34; Yeh 36:25; 29; Maz 51:3-4; 2. pertanggunganjawab dan pembalasan perorangan, Yer 29; bdk Yeh 14:12+; Yeh 14:3, agama perjanjian menjadi semakin batiniah: Hukum tidak lagi suatu piagam lahiriah, tetapi dari dalam mendorong "hati" manusia, Yer 33; 24:7; 32:39, oleh karena ia terpengaruh oleh roh ilahi yang memberi manusia hati yang baru, Yeh 36:26-27; Maz 51:12; bdk Yer 4:4+, yang mampu "mengenal" Tuhan, Hos 2:19+. Perjanjian yang baru dan abadi itu kembali diberitakan oleh nabi Yehezkiel, Yer 36:25-28 dan oleh kitab Deutero-yesaya, Yes 55:3; 59:21; 61:8; bdk Bar 2:35, dan sudah mulai dihayati oleh pencipta Maz 51. Perjanjian yang baru itu diresmikan dengan korban Kristus, Mat 26:28 dsj, dan para rasul mengabarkan pelaksanaannya, 2Ko 3:6; Rom 11:27; Ibr 8:6-13; 9:15 dst; 1Yo 5:20+. |
(0.18662738461538) | (Dan 12:13) | (jerusalem: sampai tiba akhir zaman) Ini tidak terdapat dalam terjemahan Yunani. Yang dimaksud ialah:ganjaran di akhir zaman, Hab 2:3. Bdk Maz 1:5 |
(0.18662738461538) | (Mat 14:13) | (jerusalem) Lukas (Luk 9:10-17) dan Yohanes (Yoh 6:1-13) hanya sekali menceritakan bahwa Yesus memperbanyak roti, pada hal Matius (Mat 14:13-21; Mat 15:32-39) dan Markus (Mar 6:30-44; Mar 8:1-10) memuat dua cerita tentang Yesus yang mengerjakan mujizat itu. Tetapi agaknya peristiwa hanya satu, meskipun ada dua cerita yang pasti tua sekali, bdk Mat 16:9-10 yang menyinggung dua tradisi yang berbeda. Tradisi pertama nampaknya lebih tua dan agaknya berasal dari Palestina. Menurut tradisi itu peristiwa itu terjadi di pantai barat danau Galilea (lihat catatan yang berikut) dan berkata tentang dua belas bakul - jumlah suku Israel dan jumlah para rasul, Mar 3:14+. Tradisi kedua berasal dari kalangan Kristen yang bukan keturunan Yahudi. Menurut tradisi itu peristiwa terjadi di pantai timur danau - penduduk daerah itu bukan orang Yahudi - bdk Mar 7:31. Tradisi itu berkata tentang tujuh bakul (kata Yunani yang dipakai dalam Mat 16:10 lain dari yang dipakai dalam Mat 16:9)dan jumlah tujuh adalah jumlah bangsa-bangsa Kanaan, Ula 7:1; Kis 13:19, dan jumlah Diaken dari kalangan yang berbahasa Yunani, Kis 6:5; Kis 21:8. Kedua tradisi itu menggambarkan perbanyakan roti itu dengan ingat akan peristiwa serupa yang tercantum dalam Perjanjian Lama, khususnya akan nabi Elia yang memperbanyak minyak, 2Ra 4:1-7; 2Ra 4:42-44, dan akan cerita tentang burung puyuh, Kel 16; Bil 11. Yesus mengulang sambil meningkatkan mujizat-mujizat itu. Dengan jalan itu - sebagaimana juga dimengerti oleh tradisi tua itu - perbanyakan roti itu melambangkan makanan yang lebih unggul lagi di zaman terakhir, yaitu Ekaristi. Itulah yang mau ditonjolkan oleh cerita-cerita yang termaktub dalam Injil-injil sinoptik, bdk Mat 14:19; Mat 15:36 dengan Mat 26:26 dan wejangan tentang roti hidup, yang disajikan Yoh 6. |
(0.18662738461538) | (Kis 15:1) | (jerusalem) Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam bab ini menimbulkan beberapa kesulitan: 1) Kis 15:5-7 mengulang Kis 15:1-2 seolah-olah pengarang melapor dua sebab berbeda-beda yang mengakibatkan pertikaian itu dengan tidak mempertalikan kedua sebab itu satu sama lain; 2) dalam Kis 15:6 orang berkesan bahwa diadakan sebuah sidang lepas dari pimpinan jemaat, sedangkan dalam Kis 15:12,22 perdebatan diadakan di hadapan sidang seluruh jemaat; 3) sidang itu menghasilkan sebuah penetapan mengenai beberapa aturan ketahiran yang perlu dibebankan pada orang-orang bukan Yahudi yang masuk Kristen; penetapan itu diserahkan kepada Paulus (Kis 15:22 dst); tetapi kemudian rupanya Yakobus memberitahukan penetapan itu kepada Paulus dan diandaikan bahwa belum diketahuinya, Kis 21:25. Paulus sendiri tidak berkata apa-apa tentang penetapan itu dalam Gal 2:6 (di mana berbicara tentang rapat di Yerusalem itu) atau dalam 1Ko 8-10; Rom 14 (di mana ia memperbincangkan masalah yang serupa); 4) penetapan yang tercantum dalam Kis 15:29 itu dikeluarkan untuk jemaat-jemaat di Siria dan Kilikia, Kis 15:23; hanya Lukas tidak memberitahukan bahwa Paulus mengumumkan penetapan itu waktu melintasi daerah itu, Kis 15:41, sedangkan berkata tentangnya sehubungan dengan kota-kota di Likaonia, Kis 16:4 dan cara bicaranya dalam Kis 15:19-21; 21:25 memberikan kesan bahwa penetapan itu mesti berlaku di mana-mana. Kesulitan-kesulitan tsb dapat diatasi dengan mengandaikan bahwa Lukas mencampuradukkan dua pertikaian yang berlain-lainan dan yang dipecahkan dengan jalan yang berlain-lainan pula (Paulus dalam Gal 2 lebih baik membeda-bedakan) yakni: sebuah pertikaian yang di dalamnya Paulus dan Petrus ikut serta dan yang mengenai soal apakah hukum Taurat mewajibkan orang-orang Yahudi, bdk Gal 2:1-10; dan sebuah pertikaian yang terjadi kemudian dari itu dan yang di dalamnya peranan utama dipegang oleh Yakobus sedangkan Petrus dan Paulus tidak hadir; pertikaian itu mengenai hubungan sosial antara orang-orang Kristen bekas bukan Yahudi, bdk Gal 2:11-14; menurut pandangan Yahudi maka setiap pergaulan dengan orang-orang bukan Yahudi menajiskan, bdk Kis 15:20+. |
(0.18662738461538) | (Rm 1:9) | (jerusalem: yang kulayani dengan segenap hatiku) Harafiah: kulayani dalam rohku. Kata Yunani "melayani" (latreuein) khususnya berarti: beribadah. Maka karya kerasulan merupakan ibadah kepada Allah, bdk Rom 15:16; dan demikianpun halnya dengan seluruh hidup Kristen yang dijiwai oleh kasih, Rom 12:1; Fili 2:17+; Fili 3:3; 4:18; Kis 13:2; 2Ti 1:3; 4:6; Ibr 9:14; 12:28; 13:15; 1Pe 2:5 |
(0.18662738461538) | (Mzm 25:1) |
(sh: Jurus sakti dari Allah (Senin, 19 Maret 2001)) Jurus sakti dari AllahJurus sakti dari Allah. Hidup di bumi Indonesia terasa makin sulit terlebih bagi Kristen. Kesulitan itu bukan hanya disebabkan diskriminasi yang memang masih berlaku walau secara tidak resmi, tekanan dari berbagai pihak, dan sulitnya mempertahankan prinsip-prinsip Kristen dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Demi mempertahankan prinsip iman Kristen, tidak sedikit Kristen yang harus membayar mahal dengan kegagalan bahkan kehancuran, sehingga mendapatkan olokan dari teman-teman dan saudara- saudaranya. Hal serupa juga dialami oleh Daud, yang mempertahankan prinsip kebenaran seorang diri, maka ia harus mengalami penindasan dari banyak orang (16, 19). Penindasan yang dialaminya menimbulkan penderitaan fisik dan batin yang luar biasa (17, 18) sebab semua musuh-musuhnya dikuasai oleh kebencian yang sangat mendalam. Ini merupakan kebenaran umum yang berlaku di seluruh dunia dan di sepanjang zaman yaitu orang yang mempertahankan kebenaran akan sangat dibenci oleh mereka yang mencintai kejahatan. Begitu dahsyat tekanan dan derita yang harus ia alami sehingga ia pun terseret ke dalam dosa (18). Kondisi demikian tidak dapat disepelekan, sebab tidak hanya hidupnya akan hancur tapi ia juga dapat terus terseret ke dalam dosa yang lebih jauh. Bagaimana Daud menyikapi dan menghadapinya? Ia tetap menantikan dan berharap kepada Tuhan (2, 21) dan tidak berpaling sedikit pun kepada allah lain (15), sebab ia percaya bahwa hanya Allahlah yang mampu mengaruniakan jurus-jurus khusus untuk menghadapi semua penindasan, tantangan, dan penderitaan tanpa berbuat dosa. Ia tidak hanya memohon agar Allah memberitahukan jalan-jalan-Nya (4) namun juga menuntun dan mengajarkan jalan-jalan-Nya. Artinya ia tidak mau setengah-setengah dalam memahami dan menjalankan kehendak-Nya sebab hanya itulah satu-satunya jurus menghadapi zaman yang semakin tidak bersahabat. Daud yakin akan mendapatkan itu semua dari Allah sebab Ia adalah Allah yang setia dan penuh rakhmat, baik, mau bergaul, dan membimbing umat-Nya (6- 21). Renungkan: Kristen akan tetap dapat mempertahankan prinsip iman Kristen, apa pun tantangan dan derita yang dihadapi, jika Kristen senantiasa berharap kepada Allah dan mempelajari 'jurus-jurus sakti' dari Allah yang terdapat di dalam firman-Nya. |
(0.18662738461538) | (Mzm 57:1) |
(sh: Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung (Rabu, 3 Oktober 2001)) Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindungDalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung. Mazmur ini disusun sekitar tahun 1060 s.M setelah Daud lolos dari kota Gat dan selanjutnya mencari pertahanan diri di gua Adulam (ayat 1Sam. 22:1-5; 2Sam. 23:13-14). Baik tema maupun gaya penulisan syair ini mirip dengan mazmur sebelumnya. Keduanya dimulai dengan kata-kata serupa, terbagi dalam dua bagian, masing- masing disusul dengan refrein (ayat 6, 12), berbicara tentang penindasan yang sama (ayat 56:2, 3; 57:4) serta mengungkapkan kepercayaan yang dalam terhadap Allah. Pemazmur di dalam doanya menyamakan citra dirinya seperti seekor anak burung muda yang secara naluri mencari perlindungan di bawah naungan sayap induknya (ayat 2). Isi doanya dipanjatkan kepada Allah yang Maha Tinggi. Ia yakin Allah akan segera mengirim kasih setia dan kebenaran-Nya (ayat 11) dan menolong dia dari pengejaran musuh yang akan menginjak-injak dirinya (ayat 3-4). Bahaya yang mengincarnya begitu dekat sampai pemazmur harus tidur di tempat yang sangat tersembunyi, sementara para musuh yang hujatannya setajam senjata sedang mencari dirinya di sekitar persembunyiannya (ayat 5). Usai mengumpamakan dirinya dikejar-kejar oleh binatang buas, kini ia mengubah gambaran tentang orang-orang yang memasang jaring terhadap binatang yang diburu. Keyakinannya akan Allah membuat mata rohaninya dapat melihat bahwa rancangan sindikat kejahatan itu akan menimpa para musuh itu sendiri (ayat 7). Setelah menuntaskan doanya, kini hati pemazmur kembali meluap dengan sukacita surgawi (ayat 8). Dalam ucapan syukurnya ia mengajak dirinya sendiri diiringi musik untuk bangkit mengatasi pergumulannya (ayat 9). Ketika merenungkan mazmur ini, Calvin berkomentar bahwa ada musim tertentu ketika kita diizinkan untuk menikmati lembutnya fajar kemakmuran, namun ada kalanya di dalam kehidupan kita mungkin juga tiba-tiba disusul oleh badai kemalangan yang seringkali datang secara beruntun, dan kita harus yakin bahwa Allah akan melindungi kita dengan kekuatan sayap-Nya. Renungkan: Kristen yang sejati boleh menangis di dalam kesedihan, boleh juga ketakutan di dalam penganiayaan, namun semua itu hanyalah warnasari untuk memperindah dan memberi pertumbuhan bagi kepercayaan kita bila kita tetap bergayut aman di dalam keperkasaan kepak sayap-Nya. |
(0.18662738461538) | (Mzm 93:1) |
(sh: Pemerintahan Allah menegakkan bumi (Senin, 8 April 2002)) Pemerintahan Allah menegakkan bumiPemerintahan Allah menegakkan bumi. Mempercayai sepenuh hati dan mengakui melalui kata serta perbuatan bahwa Tuhan memegang kendali atas dunia ini, bukanlah perkara yang mudah. Dengan fakta bahwa dunia ini semakin gelap dan penuh kejahatan yang mengguncangkan hidup, boleh jadi ucapan- ucapan iman tentang kekuasaan Allah yang kekal tinggal slogan kosong saja. Mazmur-mazmur penobatan raja dalam pasal 93-99 (kecuali ps. 94), menolong kita untuk memantapkan penglihatan iman kita tentang pemerintahan Allah atas segala sesuatu. Drama yang digambarkan secara puitis dalam Mazmur ini mungkin mengacu pada peristiwa ketika Allah menjinakkan Laut Merah dan membuat Israel melintasi dasar laut yang telah kering (ayat 3). Bisa jadi juga hal itu mengacu pada kepercayaan bahwa laut dengan gelombang ombaknya yang dahsyat melambangkan kekuatan yang mengacaukan dan mengancam kehidupan di bumi. Gambaran mana pun yang dimaksud pemazmur, yang jelas adalah bahwa Allah dilukiskan sebagai raja pahlawan. Mazmur ini menegaskan beberapa hal penting tentang Allah. Pertama, Allah adalah Raja (ayat 1). Sebagai Raja, Allah memakai jubah kemuliaan. Tentunya “jubah” di sini adalah sesuatu yang simbolis menunjuk pada hal-hal yang tampak oleh kita yang menyatakan kemuliaan Allah. Sesungguhnya segenap isi alam semesta ini menampakkan kemuliaan Allah tersebut. Kedua, Allah berikatpinggangkan kekuatan. Ikat pinggang dipakai pada waktu orang maju berperang. Pemazmur ingin mengatakan bahwa bagaimana pun kondisi dunia dan sedahsyat apa pun perlawanan dewa-dewa Kanaan (digambarkan sebagai gelora lautan), Allah tetap mengendalikan dunia ini. Itulah dasar untuk percaya bahwa bumi ini tetap tegak. Ini adalah pernyataan iman yang tidak saja melihat ke belakang, tetapi juga ke masa kini dan masa depan dengan penuh pengharapan. Dengan tujuan mengakarkan keyakinan ini dalam-dalam, pemazmur mengakhiri mazmur penobatan ini dengan pengajaran. Hal ini serupa dengan yang dibuat dalam Mazmur 19. Perenungan tentang perbuatan Allah berpuncak pada ajaran Firman tentang Allah. Renungkan: Bila situasi dunia ini membuat kita meragukan pemerintahan Allah, lihatlah keajaiban-keajaiban perbuatan tangan-Nya dalam alam dan sejarah, dan renungkanlah firman-Nya dalam Alkitab. |
(0.18662738461538) | (Mzm 96:1) |
(sh: Rajakanlah Tuhan (Kamis, 11 April 2002)) Rajakanlah TuhanRajakanlah Tuhan. Sepanjang masa manusia memimpikan adanya suatu dunia bertatanan sosial yang ideal. Namun, impian ini tidak kunjung mewujud. Dunia yang telah memberontak kepada Allah serupa rimba liar yang di dalamnya manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Namun, orang beriman tidak beralasan untuk melepas pengharapan akan dunia yang lebih baik. Dunia ini bukan neraka, dan Allah terus melakukan perbuatan-perbuatan besar-Nya yang menyatakan bahwa Dialah yang Raja, bukan kejahatan. Orang beriman melihat bahwa Allah terus memerintah sejarah dunia ini hingga puncaknya kelak, saat segenap isi dunia mengakui dan mengalami sepenuhnya ke-Raja-an Allah. Enam kali diserukan agar umat Tuhan menyanyi bagi Tuhan, mengabarkan keselamatan yang dari-Nya, dan menceritakan kemuliaan-Nya (ayat 1-3). Allah yang besar, dahsyat mengatasi segala allah (ayat 4), agung, kuat, dan mulia (ayat 6), yang telah melakukan perbuatan- perbuatan yang ajaib, mencipta (ayat 5), menyelamatkan umat-Nya (ayat 3), memerintah bumi dengan adil, dan menjadikan dunia ini tempat yang serasi dengan keadilan dan kemuliaan-Nya (ayat 10-13) adalah alasan dan tujuan puji-pujian tersebut. Umat Tuhan wajib menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (ayat 1). Yang dimaksud dengan “nyanyian baru” mungkin adalah nyanyian yang mengakui pemerintahan Allah atas segala sesuatu seperti yang disenandungkan dalam mazmur ini (ayat 10), dalam kaitan dengan pekerjaan Allah dalam sejarah, dan dengan mengantisipasi apa yang akan Allah buat untuk menegakkan keadilan dan menyempurnakan ciptaan-Nya (ayat 11-13). Karena itu, seruan ini bukan hanya ditujukan bagi umat Tuhan, tetapi kepada segenap bumi (ayat 1), segala bangsa (ayat 3a), semua manusia (ayat 3b), dan segenap unsur ciptaan (ayat 11-12). Di dalam puji-pujian kolosal kepada Allah yang mulia ini, semua kekuatan dalam semesta ini, tampak ataupun tidak tampak, alami ataupun supraalami, politis-ekonomi ataupun rohani, semuanya tunduk rendah terlucut dari pengilahian atau pemujaan diri di hadapan Allah satu-satunya, Raja yang mulia dan patut dipuji. Bumi baru yang adil dan mulia adalah bumi yang di dalamnya pemerintahan Allah diakui penuh. Renungkan: Umat Tuhan memelopori liturgi semesta kepada Allah dengan memberitakan kabar baik tentang karya keselamatan Allah kepada sesamanya. |
(0.18662738461538) | (Yer 11:1) |
(sh: Komitmen karena penebusan (Jumat, 15 September 2000)) Komitmen karena penebusanKomitmen karena penebusan. Firman Tuhan ini disampaikan oleh Yeremia tepat setelah hukum Taurat ditemukan di bait Allah (2Raj. 22). Walaupun raja Yosia sedang berusaha keras mengadakan pembaharuan bagi bangsanya, Allah tetap mengutus nabi Yeremia untuk mengingatkan bangsa Yehuda tentang peristiwa sejarah di gunung Sinai ketika nenek moyang mereka membuat perjanjian dengan Allah, setelah dibebaskan dari perbudakan tanah Mesir (3-5). Di dalam perjanjian itu terdapat jalan kehidupan bagi umat pilihan. Jika mereka mentaati dan menyembah Allah dengan segenap hati, maka Allah akan memberkati mereka secara materi dan rohani dengan berkelimpahan. Setelah mengingatkan, Yeremia juga diutus Allah untuk menegur bangsa Yehuda secara keras sebab mereka telah mengingkari perjanjian yang dibuat-Nya dengan nenek moyang mereka. Mereka tidak taat kepada Allah dan telah memenuhi Yerusalem dengan berhala-berhala (6-10,13). Maka mereka akan ditimpa malapetaka yang didatangkan Allah atas mereka dan mereka tidak dapat menghindar atau membela diri lagi sebab Allah bertindak berdasarkan perjanjian (11-12, 17). Oleh sebab itu Yeremia dilarang untuk berdoa bagi bangsanya sebab semuanya sudah terlambat (14). Ketidaktaatan adalah jalan menuju kehancuran bagi umat pilihan Allah. Nazar-nazar dan daging- daging suci tidak akan pernah dapat menyelamatkan mereka (15). Sebab itu semua hanyalah lambang ritual keagamaan saja. Allah menuntut komitmen moral dan rohani secara total dalam perjanjian itu. Betapa bersyukurnya kita yang hidup di dalam anugerah Allah. Sebab jalan kehidupan kita adalah Yesus Kristus sendiri. Jalan menuju kematian telah tertutup bagi mereka yang berada di dalam-Nya. Namun Kristen tidak boleh menjalani kehidupan sesuai kehendaknya sendiri. Sebab jika bangsa Yehuda yang hanya ditebus dari perbudakan Mesir, dituntut untuk mempunyai kehidupan spiritual dan moral yang sesuai dengan kehendak-Nya, tentunya Kristen yang sudah ditebus dari dosa maut dengan darah Anak Tunggal-Nya harus hidup berpadanan dengan pengorbanan-Nya tanpa perlu dituntut. Renungkan: Seperti bangsa Yehuda yang harus diingatkan dan ditegur, hendaklah kita saling mengingatkan dan menegur agar hidup kita semakin serupa dengan Dia. |
(0.18662738461538) | (Yer 39:1) |
(sh: Perbedaan orang yang setia dan tidak setia (Kamis, 10 Mei 2001)) Perbedaan orang yang setia dan tidak setiaPerbedaan orang yang setia dan tidak setia. Akhirnya, apa yang dinubuatkan oleh Yeremia selama bertahun-tahun menjadi realita bagi Yehuda. Yeremia sudah memperingatkan agar Yehuda tidak bergantung kepada Mesir ataupun kekuatan lainnya kecuali Allah. Tak henti-hentinya Yeremia mendorong dan membujuk Zedekia untuk tunduk kepada Babel agar Yehuda tidak dihancurleburkan oleh Nebukadnezar. Usaha-usaha Yeremia gagal total. Namun ada 2 orang yang tidak ikut mengalami kehancuran yaitu Yeremia dan Ebed-Melekh. Berlatarbelakang serangan Babel yang membumihanguskan Yerusalem, perbandingan yang kontras tentang kondisi akhir antara orang yang tidak setia dan yang setia kepada Allah digambarkan dengan jelas. Ketika diperhadapkan pada Nebukadnezar, Zedekia pasti teringat nubuat Yeremia tentang dirinya (34:3) dan ia pasti sangat menyesal mengapa ia tidak mau menaati Allah. Tidak sedikit pun kemegahan Yerusalem yang tersisa: istana, rumah, dan tembok kota. Sekarang Yerusalem hanya dihuni oleh rakyat miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Apa yang dipertahankan oleh Zedekia - kedudukan, kemegahan, kekayaan - dengan berbagai cara hingga memilih untuk tidak taat kepada firman-Nya, habis tak bersisa. Tidak hanya itu, harta yang paling berharga yang ia miliki yaitu anak-anak, dibunuh di depan matanya sebelum kedua matanya dicungkil oleh Nebukadnezar. Mengapa hidup Zedekia begitu tragis? Jawabannya terletak pada bentuk ketidaksetiaan Zedekia. Ia tidak menolak atau menentang Allah, namun ia tidak mampu menaati kehendak-Nya ketika tekanan menderanya. Dibandingkan Zedekia, apa yang menimpa Yeremia sangat bertolakbelakang. Nebukadnezar begitu memperhatikan dan melindunginya sehingga tidak hanya diri dan tubuhnya, rumahnya pun masih utuh. Hal serupa dialami juga oleh Ebed-Melekh meskipun tidak dipaparkan secara rinci. Yeremia dan Ebed-Melekh tetap setia kepada Allah walaupun harus mengorbankan kesenangan, kenikmatan, bahkan keselamatan diri, hasilnya mereka tidak kehilangan apa pun. Renungkan: Kisah hidup mereka merupakan peringatan keras buat kita. Kesetiaan dan ketidaksetiaan merupakan hal yang sangat serius di mata Allah dan sangat menentukan bagi kehidupan umat-Nya di masa mendatang. Minta kepada Allah untuk terus menegur sebab ketidaksetiaan Kristen seringkali karena tekanan ekonomi dan karier. |