| (0.14749845454545) | (2Taw 14:9) | (jerusalem) Ceritera ini tidak terdapat dalam 1Raja-raja. Namun ia bukan ciptaan si Muwarikh sendiri. Tempat-tempat yang disebutkan namanya memang tepat; perang itu tidak sesuai dengan apa yang dikatakan dalam 2Ta 14:5-6 mengenai keamanan dan kedamaian di masa pemerintahan Asa, bdk 2Ta 15:19. Tetapi orang tidak tahu siapa sebenarnya Zerah yang disebut dalam 2Ta 14:9. Boleh jadi "orang Kusy" (=Etiopia) itu ialah seorang sewaan dari negeri itu yang menjadi komandan pasukan penduduk yang ditempatkan raja Sisak di bagian selatan Palestina, bdk 2Ta 12:3; 16:8. Tetapi nama "Kusy" juga nama sebuah suku Badui di daerah Negeb (bdk perempuan Kusy yang diperistri Musa, Bil 12:1). Boleh jadi suku itu datang merampoki negeri Yehuda, 2Ta 14:15. Bagaimanapun juga jumlah pasukan yang bertempur itu pasti berlebih-lebihan. |
| (0.14749845454545) | (Yes 61:1) | (jerusalem) Bagian ini memuat sebuah berita tentang panggilan seorang nabi. Nabi itu kiranya tidak lain kecuali penulis bab 60 dan 62. Berita tentang panggilan itu mengingatkan panggilan Hamba Tuhan, Yes 42:1. Nabi memberi tahu bahwa dari pihak Tuhan diterimanya sebuah kabar penghibur, Yes 61:1-3 negeri akan dibangun kembali, Yes 61:4; orang asing menjamin keperluan jasmani umat Israel yang sendiri menjadi bangsa imam-imam dan diliputi kemuliaan, Yes 61:5-7. Lalu Tuhan angkat berbicara buat mengadakan sebuah perjanjian abadi, Yes 61:10-11 berupa ucapan syukur nabi yang berbicara sebagai juru bicara Sion. |
| (0.14749845454545) | (Mrk 1:12) | (jerusalem) Markus tidak berceritera dan barangkali tidak tahu akan ketiga percobaan yang dialami Yesus seperti diceritakan Matius dan Lukas. Kedua penginjil itu memungut cerita itu dari salah satu sumber lain. Binatang-binatang liar yang disebut Markus mengingatkan zaman Mesias sebagaimana dinubuatkan beberapa nabi: damai sejahtera Firdaus dipulihkan, Yes 11:6-9, zaman Mesias juga dihubungkan dengan padang gurun., Hos 2:16, sebab masa tinggalnya Israel di gurun dianggap masa bahagia dan baik, Amo 5:25; Hos 2:17; Hos 11:1-4; Hos 12:10; Yer 2:2-3. Malaikat-malaikat yang melayani Yesus melambangkan perlindungan dari pihak Allah, Maz 91:11-13 yang dikutip Mat 4:6 dsj. |
| (0.14749845454545) | (Yoh 7:14) | (jerusalem) Bagian ini terdiri atas unsur yang berbeda-beda dan dipersatukan oleh sebuah pikiran bersama: keraguan tentang asal-usul Yesus: 1) Asal manusiaNya menyelubungi asal ilahiNya: bagaimanakah Ia mempunyai pengetahuan sebab memang tidak berguru pada para rabi? Yoh 7:14-18; orang tahu tentang masa mudaNya, jadi mustahillah Ia Mesias, Yoh 7:25-30. 2) Orang yakin Yesus lahir di Nazaret, maka mustahillah Ia Mesias, Yoh 7:40-52. Apa yang dikatakan tentang "pergiNya" Yesus, Yoh 7:33-36, bersangkutan dengan apa yang dikatakan tentang asal ilahiNya: Manusia Kristus pergi ke tempat di mana Ia selalu tetap ada (karena keilahianNya) bdk Yoh 7:29 dan Yoh 7:34. Ayat Yoh 7:19-24 yang berupa konklusi untuk Yoh 5:1-16 ada di luar konteksnya. |
| (0.14749845454545) | (Yoh 8:28) | (jerusalem: bahwa Akulah Dia) Dalam Perjanjian Lama ungkapan "kamu (akan tahu) bahwa Akulah Dia, atau: bahwa Akulah Tuhan (Yahwe)" menekankan kekuasaan ilahi bdk Yoh 8:24+, atau memberitahukan turun tangan Tuhan yang hebat bdk Kel 10:2; Yeh 6:7,10,3 dst, dll Yes 43:10 (ayat ini sangat serupa dengan Yohanes). Dalam Yoh 8:28 ini diberitahukan pemuliaan Yesus melalui "peninggianNya" di kayu salib, Yoh 12:32+. Peninggian itu akan menanggapi pertanyaan orang-orang Yahudi, dalam Yoh 8:25, tetapi berupa penghukuman atas ketidakpercayaan mereka. Bdk Yoh 19:37; Wah 1:7; Mat 26:64 dsj; 1Ko 2:8. |
| (0.14749845454545) | (1Kor 8:1) | (jerusalem: daging persembahan-berhala) Ialah daging dari binatang-binatang yang sebagai korban sudah dipersembahkan kepada berhala. Daging yang tersisa dari korban itu dijual di pasar, 1Ko 10:25, atau dimakan dalam perjamuan suci di ruangan yang lazim dibangun untuk itu di samping kuil dewa, 1Ko 8:10, orang-orang Kristen Korintus berbeda pendapat dalam masalah ini: Dapatkah orang makan daging itu dengan tidak turut menyembah berhala? Soal itu diajukan kepada Paulus dan rasul menjawab sama seperti dalam Rom 14-15: Orang Kristen memang bebas, tetapi kasih menuntut bahwa tidak menyesatkan orang lain. Paulus tidak menggunakan penetapan yang dikeluarkan konsili Yerusalem, Kis 15:20,29, sebagai dukungan, dan agaknya bahkan tidak tahu menahu tentang penetapan itu, Kis 15:1+. |
| (0.14749845454545) | (1Kor 10:6) | (jerusalem: contoh) Ini menterjemahkan kata Yunani "tipoi", ialah "pra-lambang". Pralambang-pralambang semacam itu oleh Allah diadakan untuk melambangkan realita-realita dari zaman Mesias (realita ini disebut "anti-tipoi", 1Pe 3:21; tetapi bdk Ibr 9:24). Para penulis suci Perjanjian Lama tidak tahu jelas makna "tipologis" (atau allegoris, Gal 4:24) semacam itu. Namun makna tipologis itu benar-benar makna Kitab Suci. Oleh karena dimaksudkan untuk mengajar orang-orang Kristen (jemaat Mesias), maka makna tipologis itu kerap diperkenalkan oleh pengarang-pengarang Perjanjian Baru. Paulus berulang kali menonjolkan makna tipologis itu, 1Ko 10:11 dan 1Ko 9:9 dst; Rom 4:23 dst; 1Ko 5:13; 15:4; bdk 2Ti 3:16; dan karangan seperti injil keempat dan Ibrani secara menyeluruh berdasarkan makna tipologis Perjanjian Lama. |
| (0.14749845454545) | (1Tim 6:4) | (jerusalem: mencari-cari soal) Dipertentangkan satu sama lain: mencari Allah hal mana dalam Perjanjian Lama menyimpulkan sikap kaum beriman terhadap Allah, Ula 4:29; Maz 27:8; Yer 29:13-14, dll dan oleh Perjanjian Baru terus dijunjung tinggi, Mat 6:33; 7:7-8; Kis 17:27, dll, dan mencari-cari soal-soal halus dengan kurang pantas dan dengan tidak ada habis-habisnya. Ini merupakan suatu "penyakit" bagi "ajaran sehat", 1Ti 6:3; 1:10+, dan keinginan tahu yang seolah-olah mau melampaui rahasia iman, bdk 2Yo 9. Bdk 1Ti 1:4; 2Ti 2:16,23; Tit 3:9. |
| (0.14601601515152) | (Kej 18:16) |
(sh: Ujian bagi rasa keadilan Abraham (Kamis, 6 Mei 2004)) Ujian bagi rasa keadilan AbrahamUjian bagi rasa keadilan Abraham. Seorang anak Tuhan yang dijanjikan berkat, akan sekaligus menghadapi ujian untuk membuktikan apakah ia layak menerima berkat itu untuk membagikannya kepada sesama manusia. Berkat tidak pernah dimaksudkan untuk dinikmati sendiri. Berkat diberikan supaya orang lain ikut menikmatinya secara limpah. Kepada Abraham, Tuhan membukakan maksud-Nya hendak menghancurkan Sodom dan Gomora oleh karena dosa-dosa penduduk kedua kota tersebut (ayat 20-21). Allah bersifat adil maka Ia harus menjatuhkan hukuman atas orang berdosa. Abraham tahu bahwa Lot, keponakannya ada di Sodom atas pilihannya sendiri. Abraham sudah pernah menyatakan belas kasihnya dengan menyelamatkan Lot dari bangsa yang menawannya (lihat pasal 14). Namun, Lot tetap memilih tinggal di situ. Sekarang apakah yang seharusnya dilakukan Abraham dengan pengetahuan seperti itu? Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot bukan lagi tanggung jawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (ayat 23-25). Keadilan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan. Saat di mana nama Tuhan kita dipertaruhkan oleh kelemahan saudara-saudara kita, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan berdiam diri atau akan menyatakan keprihatinan kita? Mungkin kita perlu dalam kasih dan demi kemuliaan Allah menegur saudara kita! Untuk dilakukan: Jaga dirimu, agar jangan sampai oleh perbuatanmu nama Tuhan dipermalukan. Tegur dalam kasih sau-daramu yang sedang jatuh! |
| (0.14601601515152) | (1Raj 12:25) |
(sh: Kehendak Tuhan, Bukan Kepentingan Kita (Sabtu, 18 Juli 2015)) Kehendak Tuhan, Bukan Kepentingan KitaJudul: Kehendak Tuhan, Bukan Kepentingan Kita Yerobeam kemudian berpikir panjang. Ia tahu bahwa bangsa Israel tunduk pada hukum Musa dan berkewajiban untuk mempersembahkan korban di rumah Tuhan di Yerusalem. Itu sebabnya, Yerobeam khawatir terhadap implikasi politis jika rakyat yang sekarang ini bersedia dia pimpin harus melakukan perjalanan tahunan ke Yerusalem (27). Bisa-bisa mereka berbalik arah, ingin kembali berada di bawah pemerintahan Rehabeam dan kemudian membinasakan dirinya. Yerobeam kelihatannya lupa akan janji Allah yang disampaikan melalui Ahia, bahwa takhtanya akan teguh bila ia taat kepada Allah dengan sepenuh hati. Artinya, tidak mengarahkan bangsa Israel pada penyembahan berhala. Maka untuk mengantisipasi semua yang dia khawatirkan, Yerobeam membuat dua anak lembu jantan dari emas dan menempatkannya di Betel serta Dan (28-29). Kedua tempat itu memiliki arti yang penting bagi Israel. Betel adalah tempat Abraham mendirikan mezbah bagi Allah (Kej. 12:8). Yakub menamakannya "bet-el", yang artinya rumah Tuhan karena ia melihat Dia di sana (Kej. 28:16-19; 35:7). Sedangkan Dan merupakan kota yang letaknya paling utara Israel. Pada masa Yonatan bin Gersom bin Musa menjadi imam, suku Dan -yang mendiami kota- jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala (Hak. 18:30-31). Dengan demikian, Yerobeam menggantikan penyembahan kepada Allah yang benar menjadi ibadah kepada Baal.Yerobeam menjadi contoh pemimpin yang memanfaatkan agama bagi kepentingan politiknya. Ini memperlihatkan bahwa Yerobeam tidak menghargai firman Tuhan. Kisah Yerobeam menjadi pelajaran bagi kita. Jangan sampai kita mengutamakan kepentingan-kepentingan kita di atas kebenaran firman Allah. Jangan juga memlintir firman Allah bagi kepentingan kita. Yang kita harus utamakan senantiasa adalah kehendak Tuhan, bukan kepentingan kita. |
| (0.14601601515152) | (1Raj 13:11) |
(sh: Allah memakai hamba-Nya sampai tuntas (Jumat, 13 Agustus 2004)) Allah memakai hamba-Nya sampai tuntasAllah memakai hamba-Nya sampai tuntas. Tidak sedikit pelayan Tuhan yang gagal di tengah jalan. Ada yang jatuh ke dalam dosa. Ada yang meninggalkan pelayanan di tengah-tengah pekerjaan Tuhan. Meski demikian, Tuhan tetap bisa memakai mereka untuk mencapai maksud-Nya. Justru ini menjadi peringatan agar hamba Tuhan melayani dan hidup benar di hadapan Allah. Kisah abdi Allah ini sungguh tragis. Ia sudah selesai menunaikan tugas utama, yaitu menegur Yerobeam atas dosa-dosanya. Ia tahu bahwa Tuhan memerintahkannya untuk tidak makan roti dan minum air dalam perjalanan tugas. Namun, karena tipuan seorang nabi tua, ia melanggar perintah Tuhan itu. Hukuman pun dijatuhkan, abdi Allah itu dibunuh oleh seekor singa. Kita tidak tahu motivasi si nabi tua membohongi abdi Allah itu. Mungkin ia iri hati melihat si abdi Allah yang berasal dari Selatan masuk ke wilayahnya tanpa permisi untuk bernubuat. Mungkin ia seorang yang "mendukung" pemerintahan Yerobeam sehingga tidak senang melihat abdi Allah ini mencela rajanya. Apapun alasannya, akhirnya ia sadar bahwa penipuannya berakibat fatal bagi abdi Allah itu (ayat 20-22). Kematian abdi Allah itu tidak menghalangi firman Tuhan dinyatakan. Peristiwa aneh setelah abdi Allah itu diterkam singa (ay. 24: yaitu singa dan keledai menjagai mayat abdi Allah itu) pastilah menimbulkan kegemparan di kalangan rakyat. Tuhan memakai peristiwa itu untuk menyadarkan si nabi tua, yang mungkin selama ini sudah kehilangan kepekaan akan firman Allah dan kehilangan keberanian iman (ia tidak pernah mencela Yerobeam). Ini membuktikan Allah berdaulat dalam segala keadaan, menggenapi janji-Nya, atau menghukum yang melanggar. Kalau Ia tidak segan menghukum abdi-Nya yang lalai, apalagi terhadap orang yang mengkhianati-Nya (Yerobeam). Pasti nubuat mengenai penghukuman Yerobeam akan tergenapi (ayat 32). Renungkan: Hidup atau mati, Tuhan bisa memakai kita menjadi saluran firman-Nya. Persoalannya apakah hidup kita layak untuk menjadi berkat, menyatakan keadilan, dan kasih-Nya. |
| (0.14601601515152) | (1Raj 22:29) |
(sh: Akibat mendengar nabi palsu (Sabtu, 28 Agustus 2004)) Akibat mendengar nabi palsuAkibat mendengar nabi palsu. Betapapun menyenangkannya nubuat para nabi palsu, kebenaran pasti akan menelanjangi kepalsuan tersebut. Orang yang membiarkan dirinya dirayu kepalsuan akan melihat kebenaran ditegakkan, dan konsekuensi pemilihan yang salah akan diterimanya tanpa bisa dielakkan. Ahab memilih untuk mendengarkan para nabi palsu. Ia meneruskan niat berperang melawan Aram. Namun dalam hati kecil ia tahu Nabi Mikha adalah nabi sejati yang berasal dari Tuhan. Ia tahu bahwa nubuat Mikha jauh lebih tulus dan apa adanya. Oleh sebab itu ia tidak berani terang-terangan menunjukkan diri sebagai raja dalam peperangan itu. Ia meminta supaya Yosafat yang maju sebagai panglima perang (ayat 30). Ahab berpikir dengan cara demikian, nubuat Mikha tidak mungkin tergenapi. Cerita peperangan berakhir tragis. Ahab terkena panah sembarangan yang mengakibatkan kematiannya. Ahab tidak dapat menghindari konsekuensi pemilihannya yang keliru. Ia keliru mendengarkan nubuat dari nabi palsu. Sekarang ia menuai hasilnya sendiri. Kebenaran tidak bisa dibengkokkan (ayat 34-38). Memang pikiran yang sudah bebal akan tertutup bagi kebenaran. Ahab mengira dapat mengendalikan nasibnya sama seperti ia mencoba mengendalikan Mikha. Ia lupa, dibalik Mikha ada Tuhan yang berdaulat. Kita harus belajar dari kisah Ahab yang tragis ini untuk tidak mengulangi kesalahan dan kebodohan yang sama. Jangan pernah berpikir bahwa pilihan yang keliru bisa diperbaiki dengan memanipulasi akibat pilihan tersebut. Hanya ada satu cara memperbaiki kesalahan, yaitu bertobat dan berpaling kembali kepada kebenaran. Walaupun konsekuensi dari keputusan yang diambil tetap harus kita tanggung, tetapi dalam belas kasih Allah, konsekuensi terberat yaitu hukuman kekal telah Allah batalkan di dalam Yesus Kristus. Renungkan: Adakah keputusan salah pilih yang sudah terlanjur kita lakukan? Kita menyesalinya? Belum terlambat. Bertobatlah! Allah sanggup mengubah segala konsekuensi terburuk menjadi kebaikan bagi anak-anak yang mengasihi-Nya demi kemuliaan nama-Nya. |
| (0.14601601515152) | (2Raj 13:14) |
(sh: Perjalanan hidup yang tidak sia-sia (Senin, 27 Juni 2005)) Perjalanan hidup yang tidak sia-siaPerjalanan hidup yang tidak sia-sia
Bagian ini istimewa sebab mengisahkan akhir hidup Elisa yang
terkesan "diselipkan" di antara cerita para Raja Yehuda dan
Israel. Pelayanan Elisa dimulai ketika ia menggantikan Elia
(Lihat 2Raj. 2:1-18). Elisa dikenal di Israel sebab ia sering
menubuatkan jalannya politik negara Israel (Lihat Di akhir hidupnya, Elisa tidak menolak kedatangan Yoas meski ia tahu Yoas tidak takut pada Tuhan. Ia justru bernubuat sebab ia berharap agar dengan jalan ini Yoas berpaling pada Allah. Itu sebabnya, tindakan Yoas yang melakukan petunjuk Elisa dengan setengah hati membuatnya gusar (ayat 19,22,24-25). Kehidupan, integritas, kesetiaan, dan pelayanan Elisa kepada Allah Israel tak berubah sampai akhir hidupnya. Elisa mengakhiri hidupnya dengan baik dan benar sampai-sampai kuasa Allah tetap dinyatakan setelah kematiannya (ayat 20-21). Seumur hidupnya Nabi Elisa tetap melayani Israel sebab ia tahu Allah mengasihi mereka (ayat 23). Sayang sekali, sampai Elisa meninggal pun Raja Yoas tak kunjung berpaling kepada Allah Israel. Melayani mereka yang tersesat tidak selalu memberikan hasil seperti yang kita harapkan, yaitu melihat pertobatan mereka. Apakah hal ini berarti para hamba Tuhan tidak usah melayani umat-Nya lagi? Apakah berarti kita tidak perlu lagi menjaga integritas diri sesuai dengan firman-Nya? Jawabnya tidak! Sebab upah kita bukan dari manusia melainkan dari Allah yang melihat semua jerih-payah kita. Renungkan: Pertahankanlah panggilan Allah untuk melayani-Nya! Akhirilah perjuangan pelayanan dengan hati yang tetap tertuju pada-Nya. |
| (0.14601601515152) | (Ayb 1:1) |
(sh: Tuhan memberi, Tuhan mengambil (Rabu, 17 Juli 2002)) Tuhan memberi, Tuhan mengambilTuhan memberi, Tuhan mengambil. Apa yang Anda mengerti tentang arti kata "paradoks"? Banyak yang memahaminya sebagai "pertentangan". Dalam arti yang sebenarnya, "paradoks" bukanlah dua sifat yang berlawanan, melainkan dua sifat yang tampaknya berlawanan, namun sesungguhnya tidak. Semua karakter Tuhan terpadu dan saling mendukung, walaupun ada kalanya tampak berlawanan. Dengan kata lain, Tuhan tidak terbagi-bagi ke dalam beberapa sifat yang saling bertentangan. Dalam perikop awal kitab Ayub ini, ada suatu paradoks yang harus kita temukan jawabannya, yaitu mengapa Tuhan bekerja sama dengan Iblis! Pertama, Iblis mencobai manusia untuk menjatuhkannya; sebaliknya, Tuhan tidak mencobai manusia, Ia menguji manusia untuk memurnikannya (Yak. 1: 3,13). Yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan Ayub ialah, pada saat Iblis mencobai Ayub, Tuhan menguji Ayub - (ayat 12), dua niat yang berbeda, namun bergabung dalam satu peristiwa. Dengan kata lain, Tuhan tidak bekerja sama dengan Iblis. Kedua, Iblis meminta izin kepada Tuhan bukan untuk menunjukkan bahwa Iblis bekerja bagi Tuhan. Hal ini justru memperlihatkan bahwa Tuhan berkuasa penuh atas Iblis dan bahwa tidak ada yang terjadi di luar kuasa Tuhan. Iblis takluk kepada Tuhan. Kita aman dan tak perlu takut kepada Iblis sebab Tuhan jauh lebih berkuasa atasnya (bdk. 1Yoh. 4:4). Ketiga, Iblis berharap pencobaan ini akan menghancurkan iman Ayub, tetapi Tuhan tahu bahwa iman Ayub dapat bertahan dan malah akan bertambah murni. Bahkan dari mulut seorang Ayublah keluar dua seruan agung, "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" Apakah kita hanya mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ayub menyadari bahwa segala yang pernah dimilikinya adalah pemberian semata. Ia bersyukur bisa menikmatinya walau hanya sejenak, dan ia bersedia melepaskannya. Ayub tidak menggenggam erat-erat harta miliknya sebab ia tahu bahwa memang bukan dialah pemiliknya. Bagaimana dengan kita? Renungkan: Hal apakah yang terpenting dalam kehidupan Anda selama ini? Berkat Tuhankah atau Tuhan yang memberkati? |
| (0.14601601515152) | (Mzm 11:1) |
(sh: Tuhan Perlindunganku (Sabtu, 4 Januari 2003)) Tuhan PerlindungankuTuhan Perlindunganku. Menjadi orang Kristen di Indonesia ternyata banyak musuhnya. Orang tidak senang gereja maju, lalu meneror dan membakarnya. Orang tidak senang orang Kristen berhasil, lalu memfitnah atau mempersulit ruang geraknya. Kalau Anda adalah salah seorang yang sedang menghadapi ancaman dan tekanan dari musuh-musuh Kristen, kepada siapakah Anda akan mencari pertolongan? Mazmur 11 merupakan pernyataan keyakinan si pemazmur. Walaupun orang-orang fasik membenci bahkan berupaya menghancurkan dirinya (ayat 2), sampai seakan-akan tidak ada yang dapat dilakukannya untuk menyelamatkan dirinya (ayat 3), pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungannya. Bagaimana mungkin tetap percaya kepada Allah dalam kesulitan hidup? Pertama, sebab Tuhan adalah mahatahu. Ia tahu siapa yang fasik, siapa yang benar (ayat 4-5). Kedua, Tuhan itu adil (ayat 7a), Ia menghukum orang fasik (ayat 6), tetapi berkenan kepada orang benar (ayat 7b). Jadi, pemazmur dapat mempertaruhkan hidupnya kepada Tuhan karena ia tahu Tuhan pasti membela dirinya yang benar terhadap orang fasik yang jahat. Di awal tahun 2003 ini, sepertinya situasi tidak semakin baik bagi Kristen di Indonesia. Namun, keyakinan bahwa Tuhan adil dan akan membalaskan kejahatan orang seharusnya membuat kita bertahan dan berserah kepada Tuhan. Pada saat yang tepat, Tuhan akan bertindak menyelamatkan kita. Percaya kepada Tuhan tidak membuat kita menjadi tidak realistis seperti orang hidup dalam dunia mimpi. Dekat Tuhan kita tidak hanya akan terlindung aman, tetapi kita juga akan beroleh ketajaman melihat dan membaca zaman yang makin jahat ini. Renungkan: Tuhan membalas setiap orang yang fasik dengan hukuman, dan yang benar dengan kehidupan. Dalam persekutuan, atau permusuhankah Anda terhadap Tuhan? |
| (0.14601601515152) | (Ams 1:1) |
(sh: Perbedaan pengetahuan dan hikmat (Sabtu, 15 November 2003)) Perbedaan pengetahuan dan hikmatPerbedaan pengetahuan dan hikmat. Pengetahuan diidentikkan dengan informasi yang tepat, sedangkan hikmat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan informasi yang tepat itu pada waktu dan cara yang tepat. Di kitab Amsal, Raja Salomo tidak membedakan keduanya; istilah pengetahuan dan hikmat dipakai silih berganti untuk mewakili makna yang sama yakni bijaksana. Hikmat berawal dari kemampuan untuk melihat dan mendengarkan. Pada waktu Salomo diangkat menjadi raja, ia berdoa, “… berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang paham …” (ayat 1Raj. 3:9). Kata “paham” di sini berasal dari akar kata “mendengar”, tetapi bukan asal mendengar, melainkan mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang yang bodoh—tidak berhikmat—tidak bersedia mendengarkan siapa pun termasuk Tuhan. Orang yang tidak mendengarkan Tuhan, Sang Sumber hikmat, adalah orang yang tidak takut kepada Tuhan. Ada orang yang kaya namun bodoh dan ada orang yang berpendidikan tinggi tetapi bodoh; ternyata, kaya dan cerdas tidak sama dengan bijaksana. Hikmat tidak diperoleh lewat kekayaan atau kecerdasan; hikmat didapatkan dari takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang dipimpin oleh Tuhan; setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil tuntunan Tuhan dan Tuhan tidak akan membiarkannya tersesat.Orang yang bijak adalah orang yang “tahu diri”—ia menyadari keterbatasannya; itu sebabnya ia bersedia menerima didikan baik dari Tuhan maupun sesamanya. Sebaliknya, orang bodoh adalah orang yang “tidak tahu diri”—ia tidak menyadari keterbatasannya dan menganggap diri mengetahui segalanya. Renungkan: Dalam mengambil keputusan, jangan cepat-cepat berkata, ya atau tidak. Jawablah dengan, tunggu!—menunggu kehendak dan pimpinan Tuhan. Inilah awal dari hikmat. |
| (0.14601601515152) | (Yes 46:8) |
(sh: Ingatlah dan jadilah malu! (Minggu, 14 Februari 1999)) Ingatlah dan jadilah malu!Ingatlah dan jadilah malu! Perkataan Allah ini tegas dan lugas. Apakah yang harus diingat dan mengapa menjadi malu? Yang harus diingat adalah masa lalu, di mana Allah bertindak memimpin dan menyertai umat-Nya sejak keluar dari perbudakan di Mesir, sampai perjalanan di padang gurun. Namun Israel tak tahu malu! Berulang kali memberontak terhadap Allah, mengingkari ikatan perjanjian umat pilihan dengan Allah, bahkan membuat patung sembahan. Israel seharusnya Israel menjadi malu, karena mengingkari fakta bahwa karya Allah yang telah nyata dalam sejarah perjalanan hidup mereka. "Tidak ada yang seperti Aku!" Tidak ada yang dapat disamakan atau disejajarkan dengan Allah, yang Maha segala-galanya. Adakah yang lain yang sama seperti Allah? Dengarlah hai segenap pemberontak, orang congkak, bahwa hanya Allah yang sanggup melepaskan dan menyelamatkan manusia, tidak ada jaminan keamanan, kenyamanan dan keselamatan di luar Allah. Yang ada di luar Allah hanyalah keselamatan semu yang menggiurkan namun berakhir dalam kesia-siaan! Allah penjamin keselamatan. Banyak orang yang terjerat dalam dosa, tidak kembali kepada Tuhan karena malu. "Malu" sebenarnya selain lahir dari rasa bersalah dan sayang pada diri sendiri juga menunjukkan bahwa hati nurani masih berfungsi baik. "Malu" adalah juga langkah awal seseorang mengasihi dirinya dan sadar akan kesalahannya di hadapan Allah. Pintu pertobatan dan pengampunan baginya telah Allah bukakan. Allah menjamin keselamatan setiap orang yang malu terhadap Allah karena perbuatan dosanya. Jaminan Allah ini pasti sepasti diri-Nya yang tak pernah berubah. Sekokoh diri-Nya yang setia pada perkataan-Nya. Ia selalu ingat akan janji-Nya dari dulu hingga sekarang. Sebaliknya orang yang malu mengaku dosanya di hadapan Allah sesungguhnya adalah orang yang tidak tahu malu. Renungkan: Kepada siapakah Anda menggantungkan segala-galanya kini? Jawabannya akan Anda temukan di saat Anda kehilangan pegangan hidup. |
| (0.14601601515152) | (Mat 2:13) |
(sh: Karya Allah dan peran Yusuf (Rabu, 27 Desember 2000)) Karya Allah dan peran YusufKarya Allah dan peran Yusuf. Herodes tetap memutuskan untuk membunuh bayi Yesus meskipun para Majus tidak kembali ke istananya. Untuk memastikan keberhasilan keputusannya, ia memerintahkan membunuh semua anak laki-laki berumur 2 tahun kebawah yang hidup di daerah Bethlehem. Tindakan Herodes itu menunjukkan bahwa ia adalah seorang raja yang sangat kejam (2:17-18) sekaligus menunjukkan kekejaman dan kekuasaannya sia-sia dan tidak akan mampu melawan sang Bayi kudus. Allah membimbing Yusuf untuk menyelamatkan bayi Yesus lewat mimpi. Dengan menggunakan persembahan dari orang Majus sebagai biaya perjalanan, Yusuf dan Maria melarikan diri ke Mesir. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Allah selalu berada di depan rencana manusia. Allah tahu Herodes merupakan ancaman bagi bayi Yesus dan Allah tahu bahwa Yusuf sangat miskin, maka Allah mengirimkan orang Majus dan memakai mereka untuk memelihara bayi Yesus. Peristiwa ini juga memperlihatkan kembali kesalehan dan ketaatan Yusuf terhadap perintah Allah. Begitu mendengar Allah berfirman, Yusuf segera mengajak Maria dan bayi Yesus pergi ke Mesir. Setelah Herodes mati, Allah kembali berfirman kepada Yusuf untuk membawa keluarganya pergi ke Nazaret di daerah Galilea, tempat dimana Yesus tumbuh besar dan memulai pelayanan-Nya. Yusuf tidak hanya taat kepada bimbingan-Nya, ia juga melakukan semua perintah- Nya tanpa keraguan sedikitpun. Penggenapan rencana Allah bagi keselamatan manusia di dalam Yesus Kristus sepenuhnya adalah karya Allah. Namun Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk ikut berperan di dalamnya. Terlebih indah lagi adalah bahwa Allah selalu memberikan bimbingan-Nya agar manusia dapat berhasil dalam bekerja bersama Allah dan menyediakan segala yang dibutuhkannya. Allah hanya menuntut ketaatan tanpa syarat dari manusia yang dipilih untuk bekerja sama dengan-Nya. Karena ketaatannya, Yusuf diperkenankan berperan dalam penggenapan rencana besar Allah bagi manusia 2000 tahun yang lampau. Renungkan: Sampai sekarang pun Allah masih memberikan kesempatan kepada anak- anak-Nya untuk berperan dalam penggenapan rencana-Nya. Maukah kita meneladani ketaatan Yusuf tanpa keraguan sedikit pun? |


