(0.248029144) | (Why 13:3) | (jerusalem) Ayat ini menyinggung salah satu pemulihan negara Roma yang sebentar tergoncang (pembunuhan atas diri Caesar? Kerusuhan yang menyusul kematian Nero?) Binatang yang berluka tetapi sembuh itu merupakan gambar ejekan Kristus yang mati tetapi bangkit. |
(0.248029144) | (Why 16:21) | (jerusalem: seratus pon) Harafiah: seperti talenta, ialah l.k. 40 kg |
(0.248029144) | (Why 18:1) | (jerusalem) Hukuman yang diberitakan dalam bab 17, sekarang sudah dekat, Wah 18:1-3. Setelah mereka yang percaya disisihkan dari orang-orang fasik, Wah 18:4, hukuman itu terlaksana, Wah 18:5-24. |
(0.248029144) | (Why 19:7) | (jerusalem: hari perkawinan Anak Domba) Perkawinan Anak Domba melambangkan penegakan Kerajaan Sorgawi. Perkawinan itu dilukiskan dalam Wah 21:9 dst. Lih. Hos 1-2; Efe 5:22-23+. |
(0.246785896) | (Dan 3:23) |
(ende) [(25)-(45)] Lagu ini merupakan suatu pengakuan dosa jang diutjapkan oleh 'Azarja sadja. Seluruh bagian ini (Dan 3:24-30; Aza 1-68), jang terdapat hanja dalam terdjemahan Junani, memutuskan djalan pikir kisah dalam naskah Hibrani (rumahnja sebagian dari naskah ini hilang djuga, oleh sebab kisah tidak langsung diteruskan ajat 24(Dan 3:24) dalam naskah Hibrani. Suatu peristiwa sebagaimana jang ditjeritakan naskah Junani diandaikan). Bagian Junani itu kemudian diselipkan kedalam kisah. Aselinja pasti dikarang dalam bahasa Hibrani (Aram). Teks Junani jang diterdjemahkan disini adalah teks Theodotion. Si penjusun kitab melihat keadaan ketiga pemuda itu dalam dapur api sebagai suatu lambang keadaan malang bangsa Jahudi (th.168-165). Karena lagu itu tidak menjindir dapur api, melainkan keadaan bangsa pada masa Antiochos IV Epifanes. |
(0.246785896) | (1Raj 13:11) |
(sh: Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah (Senin, 21 Februari 2000)) Paradoks dalam kematian tragis abdi AllahParadoks dalam kematian tragis abdi Allah. Tragedi yang menimpa abdi Allah dari Yehuda ini paling tidak akan mengundang dua pemahaman yang agak sumbang yaitu, pertama bahwa Allah tidak adil. Dosa abdi itu dianggap relatif kecil bila dibandingkan dengan dosa Yerobeam, tetapi mengapa harus dihukum tanpa peringatan terlebih dahulu? Pemahaman kedua adalah bahwa abdi Allah ini memang "bernasib" naas karena sudah menahan lapar, berhasil menolak godaan yang besar, tetap harus kalah karena kebohongan dan makan malam yang sebetulnya memang ia butuhkan. Namun itu semua adalah pemahaman yang tidak komprehensif dan tidak berdasarkan persepsi Allah. Sang abdi Allah memang menerima hukuman yang tragis karena ketidaktaatannya, yaitu mati diterkam singa dan mayatnya dicampakkan di jalan untuk beberapa lama. Itu adalah sebuah kematian yang sangat hina bagi siapa saja. Walau demikian, di balik kematian tragisnya terkandung berita penghakiman bagi orang yang menerima anugerah karena bertobat dan orang yang akan tetap menerima hukuman Allah karena tidak mau meresponi secara benar panggilan pertobatan Allah (ayat 33-34). Nabi tua itu, walaupun tidak dikatakan secara eksplisit, melihat bahwa abdi Allah itu benar dan ia ingin seperti dia. Buktinya ia ingin dikuburkan bersama abdi Allah itu. Dengan kata lain, kematian abdi Allah itu membawa berkat bagi nabi tua itu. Sebaliknya, bagi Yerobeam kematian abdi Allah itu memukul genderang kematian bagi Yerobeam dan keluarganya. Yerobeam tidak bertobat, malah semakin berbuat dosa. Itulah paradoks kematian tragis abdi Allah itu. Di satu sisi, kematian itu seakan-akan sia-sia dan hina, di sisi lain mengandung nilai mulia karena dipergunakan Allah bagi kepentingan umat lainnya. Dengan demikian, kita tidak bisa menghakimi seseorang karena penderitaan atau hukuman yang harus dialami. Semua peristiwa yang menimpa kehidupan anak-Nya harus ditempatkan pada misi keselamatan Allah bagi manusia secara menyeluruh. Renungkan: Lihatlah setiap peristiwa kegagalan dan keberhasilan di dalam kehidupan Anda dan orang lain dalam perspektif bahwa Allah mampu mempergunakannya untuk mendatangkan berkat bagi orang lain dan menegaskan penghakiman bagi mereka yang memang bersalah. Tugas kita adalah menegurnya dan bukan menghakiminya. |
(0.24553632) | (Kej 2:8) |
(ende) Bukanlah maksud pengarang menundjukkan dimana manusia ketika itu bertempat kediaman, melainkan melukiskan keadaannja rohani: manusia ditjiptakan oleh Tuhan supaja hidup berdekatan dengan Tuhan dan karena itu menikmati kebahagiaan sedjati. Keadaan ini diuraikan dengan konkritnja dengan menggunakan lukisan taman bahagia, tempat Tuhan sendiri bertamasja. Kesitulah manusia dipindahkan dari dunia jang masih serba gersang. Taman ini disebut "Eden", artinja Tanah Kelimpahan. Apa sadja jang tidak sempurna lagi serba buruk didunia ini, tidak terdapat disana. |
(0.24553632) | (Kej 30:37) |
(ende) Jakub menggunakan siasat, jang rupa-rupanja biasa dipakai oleh gembala-gembala dewasa itu. Sangka orang: warna putih tjabang-tjabang mempengaruhi kambing-kambing, sehingga memperanakkan kambing-kambing jang berbintik putih; sedangkan domba melihat kambing hitam, ia akan melahirkan domba-domba hitam pula. Tetapi sesungguhnja orang hanja menghadapi hukum-hukum keturunan, jang ketika itu belum dikenal. Orang mentjoba menerangkannja setjara populer. |
(0.24553632) | (Kel 3:2) |
(ende) Arti "malaikat Jahwe": lihat Kej 16:7 tjatatan. Jang terpenting dalam tjerita ini ialah, bahwa Tuhan mewahjukan diri kepada Musa dan memanggilnja. Djadi sungguh-sungguh Pertemuan Musa dengan Tuhan. Disamping itu ada gedjala lahir, jang menandakan hadirnja Tuhan. Karena hubungannja dengan perwahjuan ini, maka gedjala tersebut merupakan isjarat Tuhan dan lambang hadirNja, djadi tak dapat diterangkan dengan sebab-musabab kodrati semata-mata. Tanda itu menandaskan kenjataan objektip dan adikodrati dari pertemuan dengan Tuhan ini. |
(0.24553632) | (Kel 10:2) |
(ende) Dari ajat ini djelaslah: bahwa penulis mentjatat tjerita-tjerita ini supaja mendjadi peladjaran dan hiburan bagi umat Tuhan. Maksudnja: agar bangsa Israel ketika itu dan generasi-generasi kemudian memandang peristiwa-peristiwa itu dengan pandangan iman dan mengetrapkannja pada situasi mereka sendiri (Lihatlah djuga tjatatan sesudah Kel 11:10). Ajat ini selaras dengan djiwa pembaharuan deuteronomistis (Lihat: Ula 4:9; 6:7,17-23). |
(0.24553632) | (Kel 34:29) |
(ende) Menurut tradisi E ajat ini menjusul Kel 31:18. Tjatatan pada wadjah Musa mentjerminkan kemuliaan Tuhan, jang djuga dilambangkan tjahaja atau api (Kel 24:17; bandingkan 2Ko 4:6). Kata "menjinarkan" (hibr. "qaran") ada hubungannja dengan kata "tanduk" ("qeren"), seperti dalam Hab 3:4. Oleh karena itu kemudian dilukiskan, seakan-akan tjahaja itu bersinar dari wadjah Musa dalam bentuk dua buah tanduk. |
(0.24553632) | (Bil 24:17) |
(ende) Bintang adalah lambang radja dan lambang itu tjukup biasa. Tongkatpun menundjukkan seorang radja. Radja jang dimaksudkan ilah radja Dawud, jang menaklukkan bangsa Moab (2Sa 8:2) dan djuga Edom (2Sa 8:14). Tetapi liwat Dawud dan musuh Israil (Moab, Edom) dimaksudkan radja Israil jang terachir (al-Masih) dan musuh keradjaan Allah. Karena itu tradisi Jahudi dan Keristen menafsirkan teks ini sebagai nubuat tentang al-Masih. |
(0.24553632) | (Ul 6:8) |
(ende) Suatu perumpamaan jang berkenaan dengan adat-istiadat bangsa lain, agar supaja nama atau lambang suatu dewa nampak terlihat menempel pada tubuh. Sesudah masa pembuangan hal itu mulai diartikan setjara harafiah dan orangpun mulailah mengikatkan gulungan-gulungan kulit jang penuh bertulisan naskah-naskah hukum pada kepalanja serta pada lengannja, begitu pula pada tiang-tiang pintu rumah. Dewasa ini hal serupa itu masih biasa pada banjak orang-orang Jahudi (bdk. Mat 23:5). |
(0.24553632) | (Ul 8:3) |
(ende) Bukan hanja manusia sadja jang memelihara hidupnja dengan pekerdjaan-pekerdjaan tangannja, tapi pada achirnja Tuhanlah jang menganugerahkan hidup kita kepadanja. Hal itu djelas dari penjelenggaraan Allah pada saat manusia tidak berdaja samasekali (pemberian manna). Sabda Allah adalah perlu dan djuga tjukup untuk mendjamin kesedjahteraan manusia. Disini penulis memandang Sabda itu dalam bentuknja sebagai ketetapan-ketetapan Jahwe jang menganugerahkan hidup kepada manusia (bdk. aj. 1)(Ula 8:1). |
(0.24553632) | (Ul 10:8) |
(ende) Tugas kaum Levita disini dilukiskan sebagaimana bentuk perkembangannja kelak. Mereka harus mengadjarkan Hukum kepada umat dan mendjadi imam dalam ibadat dan persembahan korban-korban serta memberkati umat itu atas nama Jahwe. Dari sebab itu mereka pun hidup tersebar dimana-mana dan tidak mempunjai wilajah suku sendiri. Karena seluruh hidupnja diserahkan untuk mengabdi Jahwe, maka merekapun boleh memperhitungkan pemeliharaanNja jang istimewa. Ini berarti bahwa mereka boleh hidup dari kurban persembahan dan sumbangan-sumbangan bagi ibadat. |
(0.24553632) | (Ul 12:2) |
(ende) Kitab ini dimulai dengan beberapa ketetapan ibadat dan lebih-lebih dimulai dengan reaksi jang kuat terhadap kundjungan pada berbagai kuil setempat, jang kerap kali diambil alih dari bangsa Kanaan. Mula-mula pada saat sesudah pendudukan negeri Kanaan, maka pembangunan tempat-tempat ibadat diberbagai daerah suku dipandang sebagai hal jang biasa dan tak terlarang. Akan tetapi hal itu oleh Deut. dipandang sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah jang menjuruh supaja menghantjurkan semua kuil-kuil jang telah ada. Adapun alasannja ialah bahwa kelak orang mengalami bahaja jang berasal dari kultus setempat itu. Hal itu akan menjeret kearah pertjampuran kepertjajaan dan pengabdian kepada Jahwe dengan berbagai unsur kafir. Hukum sentralisasi disini dikumpulkan dari tradisi-tradisi jang paralel: ajat Ula 12:2-7 lebih-lebih mengambil ketentuan menghadapi tempat-tempat pemudjaan bangsa Kanaan; ajat Ula 12:8-12 mengemukakan keadaan baru bangsa Israel sebagai alasan bagi sentalisasi itu. Keadaannja aman, tidak ada musuh dan hidup tenteram diwilajahnja sebagai warisan jang diberikan oleh Jahwe. Maka keadaan itu difahami sebagai kesatuan jang berpusat ditempat Jahwe tinggal; djadi bukan lagi sebagai kumpulan suku-suku jang mempunjai kebiasaan ibadat sendiri-sendiri. Achirnja ajat Ula 12:13-19 dan Ula 12:20-28 memuat ketentuan mengenai penjembelihan ternak dan makan dagingnja dirumahnja sendiri sebagai hal jang tidak dianggap sutji lagi. Dalam bagian ajat Ula 12:13-19 dipergunakan kata panggilan "engkau" (bentuk tunggal). Menurut sementara orang hal itu menundjukkan bentuk jang djauh sangat tua. Dalam Deut. bentuk tunggal dan djamak kerapkali berganti-ganti dipakai, tetapi hal itu tidak selalu menundjuk perbedaan sumber pengambilan teks itu. |
(0.24553632) | (Ul 15:1) |
(ende) Mula-mula setiap tudjuh tahun sekali panenan diserahkan kepada kaum miskin (lih. Kel 23:11). Kebiasaan itu kini lebih disesuaikan lagi. Ketetapan inipun mentjakup pengakuan bahwa negeri dan kemakmuran merupakan anugerah Allah, jang harus mendatangkan manfaat bagi semua orang Israel (aj. 4)(Kel 15:4). Hal itu terdjadi dengan mengichlaskan hutang-hutang dan dengan membebaskan hamba sahaja, jang terpaksa memperbudakkan diri karena mereka tidak dapat membajar hutangnja (aj. 12 sld)(Kel 15:12 sld). |
(0.24553632) | (Ul 16:1) |
(ende) Tentang perajaan Paska dan perajaan roti tak beragi lihat Kel 12:11 tjat. Disini perajaan keluarga itu mendjadi perajaan bersama dalam tempat-ibadat pusat (bdk. aj. 5-6)(Kel 16:5-6). Dengan demikian maka perajaan itu lalu lebih bersifat kurban persembahkan daripada perdjamuan. Dagingnja dimasak seperti jang biasa terdjadi pada kurban-persembahan (bdk. Kel 12:8). Abib adalah sebuah nama Kanaan, jaitu: bulan buli-buli gandum, kurang lebih bulan April. |
(0.24553632) | (Ul 25:5) |
(ende) Hukum levirat ini berlaku pula pada berbagai suku bangsa di Timur tengah. Dalam masjarakat-suku hukum sematjam itu penting dalam hubungannja dengan warisan harta keluarga. Di Israel pun hukum djuga mempunjai arti religius. Nama seorang bangsa Israel harus hidup terus dalam keturunan: sehingga djandji-djandji Allah achirnja dapat terlaksana pada keluarganja Disini hukum itu dirumuskan dalam bentuk jang lunak dalam hubungannja dengan kondisi-kondisi sosial jang telah berubah. |
(0.24553632) | (Hak 11:24) |
(ende) Kemosj biasanja disebut dewa Moab. Milkom adalah dewa 'Amon. Jeftah keliru ataukah si pengarang? Bahwa dewa memberi tanah kepada sukunja sendiri bersandarkan anggapan, bawah masing2 dewa mempunjai wilajahnja sendiri. Jeftah memindahkan pikiran itu kepada Jahwe pula, meskipun sesungguhnja Jahwe memiliki segala sesuatu (Hak 11:27). Jeftah hanja mau mejakinkan orang2 'Amon dengan anggapannja sendiri. Israil berhak memiliki daerah jang dipersengketakan itu. |