Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 3301 - 3320 dari 3551 ayat untuk menurut (0.007 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12550116176471) (Luk 1:1) (sh: Kebenaran ajaran (Selasa, 21 Desember 1999))
Kebenaran ajaran

Kebenaran ajaran. Dengan "kata-kata pendahuluan" ini Lukas selaku penulis mempertanggungjawabkan kebenaran isi kitab Injil yang ditulisnya. Dua syarat bagi tulisan yang mengungkapkan peristiwa nyata disebutkan, yakni: (1) adanya saksi mata; (2) telah diadakan penyelidikan dengan seksama. Tujuan penulis ialah agar Teofilus dan semua pembaca yakin dan percaya akan kebenaran segala sesuatu yang diajarkan di dalamnya. Kebenaran yang diutarakan oleh Lukas ini berdasarkan realita dan sejarah, bukan legenda atau pun mitos. Yesus benar-benar hidup, mengajar, membuat banyak mukjizat, mati, dan akhirnya bangkit. Semua itu terjadi dalam sejarah.

Masa tua yang indah. Zakharia dan Elizabet mempunyai masa tua yang indah. Sepanjang hidup, mereka mempunyai kehidupan yang benar di hadapan Allah dan menurut segala perintah dan ketetapan Allah tanpa cacat (6). Keadaan yang tanpa keturunan sampai usia tua, bukan karena dosa. Namun, melalui keadaan ini, ia mengalami berkat: keindahan hidup bersama Tuhan dan penyertaan-Nya di hari tuanya. Mereka akan mempunyai keturunan yang akan mempersiapkan jalan Tuhan Yesus.

Renungkan: Rindukah Anda seperti mereka yang sampai tua tetap mengalami keindahan bersama Allah dan dipakai-Nya untuk melayani-Nya?

(0.12550116176471) (Luk 1:26) (sh: Ada apa dengan Maria? (Minggu, 22 Desember 2002))
Ada apa dengan Maria?

Ada apa dengan Maria?
Jawabannya jelas: begitu banyak hal-hal yang besar. Pertama, bertemu dengan malaikat Gabriel bukanlah kejadian yang biasa dialami seorang Yahudi, apalagi seorang wanita. Kedua, mendengar berita yang disampaikan Gabriel, bahwa ia akan mengandung. Pertanyaan spontan Maria pada ayat 34 menunjukkan keterkejutannya karena dirinya dikatakan akan mengandung sebelum menikah dan hidup serumah dengan Yusuf, tunangannya (lih. 3:5). Maria memikirkan akibat sosial yang akan dialaminya karena peristiwa itu (bdk. 1:48a). Sudut pandang Lukas dari pihak Maria ini (kontras dengan Matius yang melihatnya dari sisi Yusuf) mengajak kita untuk merenungkan sikap Maria dalam menghadapi rencana Allah yang begitu mengejutkan ini. Jika dibandingkan dengan kisah sebelumnya, mungkin kita bertanya: mengapa Maria tidak menerima hukuman seperti Zakharia karena mempertanyakan pemberitaan Gabriel. Jawabannya sederhana, orang lanjut usia dikaruniai anak bukanlah hal yang baru dalam sejarah bangsa Yahudi (ingat Abraham dan Sara), sementara kelahiran dari seorang perawan tanpa keterlibatan seorang laki-laki belum pernah terjadi. Tetapi, setelah penjelasan Gabriel, kita melihat justru tekad dan keberserahan Maria untuk menerima kehendak dan rencana Allah yang disampaikan melalui Gabriel (ayat 38). Teladan yang kita dapatkan dari Maria adalah, kerelaannya untuk mempercayakan perjalanan hidupnya kepada rencana Allah, betapapun drastisnya rencana itu menyebabkan perubahan dalam hidupnya.

Renungkan:
Teladanilah Maria yang dalam tiap situasi apa pun—meski sulit, berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut kehendak-Nya"

(0.12550116176471) (Luk 9:18) (sh: Bukan apa kata orang (Minggu, 1 Februari 2004))
Bukan apa kata orang

Bukan apa kata orang. ”Tetapi kamu, apa katamu, siapakah Aku ini?” Dengan pertanyaan ini Yesus mendesak para murid untuk memberikan jawaban berdasarkan keputusan pribadi dan keyakinan sendiri. Mengaku percaya tidak sama dengan mengulang rumusan-rumusan gereja sebagai dogma atau pengakuan iman. Mengakui berarti menjadikan isi kebenaran menjadi bagian hidup.

Dari sekian banyak murid yang ditanyakan tentang siapa Yesus sebenarnya, hanya Petrus yang menjawab dengan benar (ayat 20). Namun, di balik pengakuan yang menurut Yesus diajarkan oleh Roh Allah, tersimpan keinginan politik dalam diri Petrus yaitu bahwa Mesias akan melepaskan/membebaskan bangsa Israel (=Yahudi). Tampaknya Yesus membaca keinginan tersebut sehingga Ia melarang mereka mempublikasikan berita itu karena selain akan membuat pengharapan politis itu bertumbuh subur, itu akan membuat sulit para murid menerima bahwa Mesias harus menderita.

Hal menerima dan menolak berkaitan erat dengan konsep dan penghayatan praktis kita tentang Kristus. Artinya, ketika kita menerima dan mengakui Yesus Kristus adalah Mesias, kita pun harus menerima kenyataan bahwa Tuhan Yesus, Sang Mesias, Juruselamat yang kita imani itu harus menderita. Kita tidak hanya harus berani mengakui bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang mati tersalib, tetapi juga harus siap sedia memikul salib itu kembali.

Renungkan: Mengenal dan mengikut Yesus secara pribadi lebih dari sekadar menyetujui pandangan-pendangan dan ajaran-ajaran tentang Yesus.

(0.12550116176471) (Yoh 11:45) (sh: Percaya karena mukjizat (Senin, 01 Februari 1999))
Percaya karena mukjizat

Percaya karena mukjizat. Banyak orang percaya kepada Yesus karena Dia melakukan banyak mukjizat. Lebih lagi ketika Lazarus dibangkitkan dari kematian setelah empat hari dikubur. Namun, di antara orang yang percaya, masih ada orang yang tidak percaya. Tidak hanya sampai pada tidak percaya saja, melainkan juga menghasut orang lain untuk tidak ikut-ikutan percaya. Ironisnya, tindakan ini justru dilakukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya para imam dan orang Farisi. Sebagai pemimpin rohani umat, seharusnya mereka mengajak pengikutnya untuk memahami fakta kebenaran yang nampak dengan kasat mata, bukan sebaliknya menghasut untuk tidak percaya.

Nubuat Imam Besar. Sikap tidak percaya akan karya Allah bagi bangsa-Nya ini mengakibatkan para imam tiba pada kesepakatan untuk membunuh-Nya. Karena saat-Nya belum tiba, Ia menyingkir dari tempat-tempat umum dan tinggal bersama murid-murid-Nya. Suatu kebenaran tidak secara otomatis dapat diterima baik oleh semua pihak. Segala sesuatu terletak pada tujuan kebenaran itu sendiri. Hanya mereka yang dicelikkan matanya sajalah yang sanggup menerima kebenaran dengan sukacita dan mau hidup menurut kebenaran itu.

Doa: Tuhan Yesus, celikkanlah mata kami, agar dengan sukacita kami menerima dan hidup dalam kebenaran-Mu.

(0.12550116176471) (Rm 1:16) (sh: Kekuatan Injil. (Minggu, 10 Mei 1998))
Kekuatan Injil.

Kekuatan Injil.
Injil adalah kebenaran dan perbuatan Allah yang layak diyakini kokoh oleh siapa pun. Injil memberi hidup dan berkuasa. Inti Injil ialah Yesus Kristus. Injil bukan spekulasi manusia bukan pula ajaran agar manusia berupaya memperbaiki diri sendiri dengan kekuatan moralnya sendiri. Injil adalah kekuatan Allah sendiri. Karena itu Injil mampu menyelamatkan siapa saja yang mempercayakan diri kepada kebenaran Injil (ayat 16). Apa keistimewaan Injil dibandingkan ajaran atau paham lain? Keistimewaannya ialah bahwa di dalamnya nyata kebenaran Allah (ayat 17).

Hanya oleh Iman. Justru hidup di tengah peradaban kota semaju sehebat Roma itulah orang melihat kebangkrutan manusia. Berhikmat namun melakukan hal-hal yang biadab. Berkuasa menaklukkan orang lain namun tak berkuasa mengendalikan nafsu dan ambisi sendiri. Mewah dan terpandang menurut ukuran manusia tetapi intinya keji dan cemat di mata Allah. Dosa dan kehidupan manusia menuju kebinasaan tak dapat diperbaiki oleh apa pun kecuali kekuatan Allah sendiri.

Renungkan: Hidup benar hanya terjadi bila Allah sendiri merintisnya, meneruskan, merampungkannya di dalam kita.

Doa: Mantapkanlah iman kami, gerejaMu di Indonesia masa kini, Tuhan. KekuatanMu sendiri meluputkan kami dari kegoyahan iman karena tantangan dan ancaman dari luar.

(0.12550116176471) (Rm 1:18) (sh: Kefasikan manusia. (Senin, 11 Mei 1998))
Kefasikan manusia.

Kefasikan manusia.
Pada dasarnya orang yang hidup dalam dosa menganggap remeh Tuhan. Orang yang sungguh serius menerima Tuhan Allah Penciptanya sebagai Yang Kudus dan Adil, tak mungkin berbuat dosa seenaknya tanpa merasa bersalah. Itu sebabnya kondisi meremehkan Tuhan itu disebut fasik. Dalam bagian ini Paulus bahkan menelanjangi dosa sebagai pemberontakan terhadap Allah. Mungkin Anda menganggap bahwa Paulus sedang menelanjangi dosa-dosa orang Romawi. Ada benarnya. Tetapi dosa-dosa yang Paulus paparkan di sini dilakukan orang dari zaman ke zaman tanpa memandang suku, agama, kedudukan.

Hidup fasik menuju kebinasaan. Dosa adalah kondisi yang melahirkan berbagai perbuatan jahat. Yang terakhir ini punya nama: menyembah berhala, zinah, benci, kehidupan seks menyimpang, kelaliman, keserakahan, dlsb. Semakin berdosa semakin orang mematikan kesadaran akan kebenaran Allah di dalam hatinya. Akibatnya, ia makin jahat. Lebih buruk lagi, Allah lepas tangan. Itulah jalan kebinasaan. Orang yang hidup dalam dosa adalah orang yang sedang menanggung dan menyongsong murka Allah.

Renungkan: Namai dosa dan kelemahan Anda. Keluarlah dari jalan kebinasaan itu dan hiduplah dalam Yesus.

Doa: Ya Tuhan, pimpinlah kami menurut kehendak-Mu dan hindarkan kami dari jalan kebinasaan. Amin.

(0.12550116176471) (Rm 8:26) (sh: Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa. (Selasa, 2 Juni 1998))
Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.

Roh membantu kelemahan kita dalam berdoa.
Pernahkah Anda merasa tidak mampu berdoa dengan benar? Jangan putus asa dan tak perlu risau. Perasaan demikian mungkin timbul karena kita tidak tahu jelas apakah kita harus memohon kekuatan di dalam menanggung derita atau memohon kelepasan dari derita itu. Dalam situasi demikian, Roh hadir di dalam diri kita. Ia membantu kita dalam kelemahan kita (ayat 26a). Ia berdoa syafaat untuk kita (ayat 26b). Dan Ia berdoa dengan keluhan-keluhan yang tak terkatakan sesuai kehendak Allah sendiri (ayat 27).

Menjadi serupa dengan gambaran Kristus. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26). Gambar dan rupa Allah yang rusak karena dosa itu, dipulihkan oleh Tuhan Yesus. Meski menderita kita tak perlu meragukan kebenaran ini, sebaliknya "kita tahu". Allah menjadikan segala sesuatu menjadi alat-Nya untuk kebaikan kita asal kita mengasihi Dia. Alat-alat Tuhan itu akan menuntun kita menjalani proses yang telah Tuhan pilihkan dan tentukan dalam kekekalan, kini dalam pengalaman: dipanggil, dibenarkan, dimuliakan (ayat 29-30).

Renungkan: Penderitaan yang diresponi dengan doa adalah alat Tuhan membuat kita mengalami Allah Bapa (kepada siapa kita berdoa), Putra (melalui-Nya kita berdoa), Roh (Penolong kita berdoa) secara nyata.

Doa: Mohon pimpinan Roh Kudus agar dapat hidup seperti Kristus.

(0.12550116176471) (Rm 13:1) (sh: Sikap terhadap pemerintahan. (Selasa, 28 Juli 1998))
Sikap terhadap pemerintahan.

Sikap terhadap pemerintahan.
Setiap pemerintah yang sah berasal dari Tuhan. Karena itu Kristen tidak boleh melawan, tetapi harus tunduk kepada pemerintah. Memang tidak ada pemerintah mana pun yang sempurna, bahkan tidak sedikit yang salah dan jahat. Tetapi ingat bahwa perintah ini dituliskan Paulus kepada jemaat yang hidup dalam konteks pemerintah Roma yang tidak ramah kepada Kekristenan. Barangsiapa melawan pemerintah melawan ketetapan Tuhan, berarti juga melawan Tuhan sendiri. Tujuan Tuhan memberikan pemerintah ialah agar dunia tertib dan aman. Jika mandat yang Tuhan percayakan itu tidak lagi terlaksana, entah karena pemerintah itu tidak berdaya mengekang kejahatan, atau sistem pemerintahan itu sendiri merosot menjadi jahat, tugas orang beriman bukanlah berontak, tetapi berdoa agar Tuhan campur tangan, dan menyuarakan kebenaran firman Allah!

Kewajiban terhadap pemerintah. Penyelenggaraan pemerintahan memerlukan dana. Maka rakyat perlu membayar pajak, cukai dan berbagai kewajiban yang lain. Semua ditetapkan menurut peraturan dan disesuaikan dengan kemampuan rakyat. Kita tidak boleh menolak, bersungut-sungut, menipu, juga tak boleh menuruti keinginan salah aparat pejabat tertentu. Kita berpegang pada prinsip membayar apa yang harus kita bayar. Pemerintah juga harus bisa dipercaya dan jujur.

(0.12550116176471) (Rm 16:25) (sh: Doxologi. (Kamis, 06 Agustus 1998))
Doxologi.

Doxologi.
Doxologi ialah pujian keagungan bagi Tuhan. Nyanyian pujian yang biasa kita naikkan di akhir kebaktian itu kita warisi dan susun dalam model doxologi ini. Paulus mengagungkan dan mendengungkan kuasa Allah yang Maha Besar dan yang penuh hikmat (ayat 25, 27). Kuasa Allah melahirkan kita baru di dalam Kristus, memelihara dan memantapkan kita dalam proses pengudusan. Keyakinan inilah yang menyemaraki doxologi Paulus. Bila Anda ragu tatkala pencobaan besar melanda, dapatkan kekuatan dengan menyanyikan pujian berisikan kebenaran firman-Nya (ayat 26). Anda akan menjumpai Tuhan yang setia, yang berkuasa menguatkan menurut kekuatan dan kelimpahan kasih karunia-Nya.

Konsistensi Rohani. Allah menghendaki konsistensi atau kesetiaan kita. Roh-Nya telah diam dalam anak-anak-Nya. Allah menyediakan kuasa dan hikmat-Nya untuk menuntun kita. Mengapa dalam realita begitu banyak Kristen tidak konsisten dalam imannya? Karena banyak orang menjadi Kristen tidak berjumpa pribadi dengan Tuhan! Mungkinkah yang sungguh beriman setia sampai akhir? Ya, sebab Allah setia, dan karena itu ia pasti memelihara iman anak-anak-Nya. Untuk itu Ia telah menyediakan segala fasilitas dan kemungkinan untuk kita bertahan di dalam dunia ini, yakni Firman dan Roh-Nya.

(0.12550116176471) (1Kor 1:26) (sh: Dalam pengaruh duniawi (Minggu, 31 Agustus 2003))
Dalam pengaruh duniawi

Dalam pengaruh duniawi. Di jemaat Korintus ada dua jenis pandangan yang menganggap salib adalah suatu kebodohan. Pertama, pandangan Yunani. Mereka yang begitu mengutamakan ilmu pengetahuan dan filsafat tidak percaya jika Kristus yang tersalib itu bangkit. Kedua, pandangan Yahudi. Mereka yang mengutamakan kuasa Allah, tidak percaya jika Yesus yang dianggap Mesias, mati di salib. Sebab menurut persepsi dan harapan mereka Mesias itu kuat, tangguh dan perkasa.

Paulus melihat bahwa jemaat Korintus masih dipengaruhi pandangan- pandangan tersebut. Ini harus dibereskan. Karena itu Paulus mengingatkan beberapa hal kepada jemaat Korintus: pertama, bahwa pemberitaan salib, kematian dan kebangkitan Kristus adalah pusat pemberitaan Injil. Kedua, bahwa untuk orang dimungkinkan mengenal Allah, haruslah melalui pemberitaan Injil. Ketiga, di dalam pemberitaan Injil, manusia akan menemukan kekuatan Allah yang sungguh nyata mengalahkan dosa dan maut serta mengaruniakan hidup kekal bagi yang percaya (ayat 25).

Nasihat Paulus ini juga diperuntukkan bagi kita, orang-orang percaya masa kini, sebab ada banyak pengajaran yang mencoba melencengkan pusat iman kita bukan kepada Kristus. Seperti halnya jemaat Korintus, kita pun harus menghayati salib Kristus secara sungguh. Dan itu hanya dimungkinkan melalui pengajaran firman Tuhan dan pencerahan Roh Kudus.

Renungkan: Hanya orang-orang yang dipilih dan dilimpahi karunia-karunia-Nya sajalah yang dimampukan untuk merespons pemberitaan Injil.


Bacaan untuk Minggu ke-13 sesudah Pentakosta

Yesaya 56:1-7; Roma 11:13-16,29-23; Matius 15:21-28 Mazmur 67

Lagu KJ 249

(0.12550116176471) (1Kor 6:12) (sh: Kebebasan yang membelenggu. (Selasa, 26 Agustus 1997))
Kebebasan yang membelenggu.

Kebebasan yang membelenggu.
Kebebasan moral yang menganjurkan orang untuk memenuhi segala keinginan tubuh, telah demikian kuat mempengaruhi jemaat Korintus. Gaya hidup mereka adalah gaya hidup "aji mumpung" sebab itulah yang menurut mereka "menikmati hidup". Mereka berpikir bahwa seperti halnya keinginan makan dituruti dengan tindakan makan, demikian juga dorongan seks bisa saja diikuti dengan percabulan. Namun Kristen tidak boleh hidup dalam pola perbudakan terhadap apa pun, sebab tubuh kita adalah milik Kristus.

"Belenggu" kebebasan. Ketaatan pada aturan yang membuat orang menundukkan tubuhnya ke dalam disiplin kebenaran sering dianggap sebagai belenggu. Namun "belenggu" demikian justru adalah aturan main di dalam mana kita boleh mengembangkan sebebas dan sepenuh mungkin segala karunia yang Tuhan telah berikan dalam hidup ini. Melakukan yang benar sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, bukanlah perbudakan tetapi kebebasan dan kebertanggungjawaban. Memuliakan Allah dengan tubuh memang kadang harus terjadi dengan berperang. Hanya orang yang menang perang yang benar merdeka.

Renungkan: Bagaimana bebas bila hati nurani tertuduh?

(0.12550116176471) (2Kor 1:3) (sh: Ucapan syukur. (Senin, 31 Agustus 1998))
Ucapan syukur.

Ucapan syukur.
Setiap kali kita membaca tulisan Paulus, pasti hati kita pun akan tersentuh. Ucapan syukurnya bukan berdasarkan fasilitas yang dimilikinya. Tetapi atas kasih karunia Tuhan Yesus Kristus (ayat 3). Paulus mampu menjalani segala penderitaan (ayat 4). Di dalam belas kasih Allah, Paulus telah menemukan rahasia pelayanan berkemenangan. Allah sendiri menjadi sumber penghiburannya. Di dalam kuasa kemuliaan Allah itulah, penderitaan tidak berakibat buruk melainkan mampu membuat Paulus malah berdampak positif, menghibur jemaat Tuhan. Bukankah dampak anugerah sedemikian membuat dunia takjub akan Injil Kristus?

Mukjizat dalam penderitaan. Biasanya kita mengartikan dan mengharapkan mukjizat dalam arti berubahnya kondisi tidak baik menjadi baik. Misalnya, penyakit hilang, orang menjadi sembuh. Masalah disingkirkan, orang percaya luput dari persoalan. Mukjizat yang Paulus alami adalah mukjizat besar menurut prinsip yang Tuhan Yesus sendiri alami. Penderitaan tetap harus dipikul, masalah tetap harus dihadapi, aniaya tetap harus dirasakan menghantam tubuh dan jiwa Paulus, namun demikian kekuatan anugerah Allah bekerja dengan diam di dalam dirinya menghasilkan kesabaran, ketahanan, kesukaan, kesaksian hidup. Begitukah sikap kita menghadapi berbagai penderitaan yang kini mengancam?

Doa: Tuhan, ajar kami untuk mensyukuri rencana-Mu. Amin.

(0.12550116176471) (2Kor 1:8) (sh: Penderitaan adalah kekuatan. (Selasa, 01 September 1998))
Penderitaan adalah kekuatan.

Penderitaan adalah kekuatan.
Bukankah derita dan beban yang kita alami dalam pelayanan justru dapat membuat kita putus asa? Paulus mengalaminya (ayat 8,9)! Meskipun dampak buruk penderitaannya nyata, Paulus tidak hancur. Mengapa? Sebab ia dikuatkan dan dimenangkan oleh Kristus. Kristus sendiri sudah menderita dan mati. Namun Ia bangkit dan menang (ayat 9, 10). Kini, Paulus membagikan pengalaman derita dan kemenangannya itu kepada jemaat. Bukan untuk minta dikasihani atau beroleh simpati tetapi agar melalui pengalaman itu ia boleh menguatkan jemaat.

Doakan pimpinan Jemaat. Orang malah sering berpikir sebaliknya. Menurut mereka justru pimpinan jemaatlah yang harus berdoa, dan mereka menerima saja. Rasul Paulus mengajarkan sisi lainnya. Ia ternyata memperoleh kekuatan dan keuntungan sangat besar dalam pelayanannya oleh karena doa-doa jemaat (ayat 11). Anda ingin berpartisipasi mendukung pekerjaan para hamba Tuhan dan kehidupan gereja Tuhan? Berdoalah!

Renungkan: Ketika di dalam penderitaan kita sadar pentingnya doa, penderitaan bukan lagi daya yang menghancurkan melainkan cara Allah menarik kita lebih masuk dalam kuasa-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ajar kami untuk memohon pimpinan jemaat dan pelayan kami.

(0.12550116176471) (2Kor 6:11) (sh: Membuka hati. (Sabtu, 12 September 1998))
Membuka hati.

Membuka hati.
Hubungan baik dapat berubah menjadi permusuhan oleh salah paham atau kurang pengertian. Rasul Paulus mengalami ini. Jemaat Korintus ragu tentang kemurnian hati Paulus dalam Pekabaran Injil. Kecurigaan itu tercampur oleh kecenderungan jemaat menilai hamba Tuhan menurut penilaian duniawi (bdk. I Kor. 3). Rupa-rupanya ada sekelompok pengajar yang menjelek-jelekkan Paulus. Untuk mengatasi hal ini, Rasul Paulus mengajak jemaat membuka diri (ayat 11-12). Sikap terbuka sangat diperlukan untuk mencegah salah paham, untuk menyatukan pandangan, sehingga kehidupan pelayanan dan kesaksian iman kita dapat berjalan dengan baik.

Hidup dalam kekudusan. Hidup kudus berarti hidup yang dikhususkan bagi Tuhan. Tujuan utama penyelamatan ialah agar orang dilepaskan dari dosa, dikeluarkan dari jalan-jalan hidup yang salah, dikhususkan dan dikuduskan bagi Tuhan saja. Dengan meninggalkan jalan hidup duniawi yang berontak melawan Allah, kita ada dalam posisi anak-anak Allah (ayat 17-18). Dengan demikian, kita dimungkinkan memikul tanggungjawab dan peran yang besar bagi dunia, dan membuat dunia ini membuka hati kepada Allah dengan janji keselamatan-Nya.

Doa: Kiranya hati kami tertuju ke dunia bukan untuk berzinah rohani tetapi untuk mengasihi dengan kasih ilahiMu.

(0.12550116176471) (Ef 4:1) (sh: Kesatuan umat Allah (Minggu, 13 Oktober 2002))
Kesatuan umat Allah

Kesatuan umat Allah. Umat Allah yang terdiri dari semua etnis, dipanggil mendemonstrasikan kesatuan yang ada padanya kepada dunia (ayat 1). Agar kesatuan ini menjadi nyata bagi dunia maka pertama sekali orang Kristen perlu mewujudnyatakan moralitas kesatuan. Ada lima bentuk moralitas kesatuan: rendah hati, lemah lembut, sabar, kasih dan saling membantu (ayat 2). Kesatuan umat Allah tidak akan terwujud tanpa moralitas kesatuan di dalamnya.

Benar bahwa kesatuan jemaat harus diupayakan, namun umat Allah menjadi satu bukan karena hasil usaha jemaat. Kesatuan umat Allah bersumber dari Allah yang satu. Artinya, kesatuan itu sudah ada dan jemaat mengekspresikannya melalui moralitas kesatuan. Kesatuan umat Allah sudah ada karena hanya ada satu Roh (ayat 4). Umat Allah sudah menjadi satu karena memiliki dan didiami oleh Roh yang sama. Umat Allah sudah menyatu karena memiliki satu pengharapan (ayat 4), satu iman dan satu baptisan yang bersumber dari satu Tuhan (ayat 5).

Tuhan Yesus yang kita percayai adalah dasar baptisan, juga merupakan pengharapan kita. Umat Allah menjadi satu karena diciptakan oleh Allah yang Esa. Ringkasnya, kesatuan umat sudah ada. Dan orang Kristen diperintahkan Paulus untuk memelihara kesatuan itu (ayat 3). Kesatuan umat yang sudah ada tidak ada artinya jika tidak terlihat jelas di dalam sejarah. Semua orang Kristen yang menjadi umat Allah harus mendemonstrasikan kesatuannya sebagai umat Allah.

Renungkan: Menurut Anda, apakah hambatan utama dalam mengekspresikan kestuan jemaat? Mengapa orang Kristen sulit sekali bersatu? Apakah upaya konkrit Anda untuk mewujudnyatakan kesatuan umat?

(0.12550116176471) (Kol 2:1) (sh: Kekuatan Ilahi dan manusiawi dalam pelayanan Kristen (Minggu, 18 April 2004))
Kekuatan Ilahi dan manusiawi dalam pelayanan Kristen

Kekuatan Ilahi dan manusiawi dalam pelayanan Kristen. Pekerjaan berat yang Paulus lakukan tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan kekuatan dirinya sendiri saja. Paulus sendiri sungguh menyadari hal tersebut. Karenanya Paulus tidak menggantungkan diri pada kekuatan fisiknya tetapi bergantung pada sumber kekuatan sejati yang hanya ada dalam diri Yesus Kristus. Di dalam pelayanan Paulus terlihat pengharapan dan kekuatan yang besar (ayat 1) yang lahir dari imannya di dalam Yesus Kristus (ayat 2).

Keyakinan inilah yang Paulus juga tekankan kepada jemaat Kolose yaitu bahwa mereka pun memiliki kekuatan yang sama dengan dirinya karena pengenalan mereka akan rahasia Allah yaitu Kristus yang memberikan kepada mereka segala hikmat dan pengetahuan. Paulus menginstruksikan agar jemaat bersama-sama dengan dia gigih memperjuangkan kebenaran keyakinan mereka tentang Kristus (ayat 3-5). Berdasarkan kekuatan Ilahi dan keyakinan iman kepada Kristus Paulus berharap jemaat tidak menyimpangkan hidupnya dari Kristus (ayat 6-7).

Perikop ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan jemaat Tuhan saat ini, masih ada orang Kristen yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamatnya, tetapi hidup menurut keinginan hatinya. Orang-orang seperti itulah yang rentan terhadap ajaran-ajaran yang menyesatkan.

Untuk dilakukan: Camkanlah nasihat Paulus yang mengimbau jemaat Tuhan berakar di dalam Dia. "Akar" yang bertumbuh, berkembang lalu berbuah.

(0.12550116176471) (1Tes 1:2) (sh: Pilihan Allah. (Selasa, 11 November 1997))
Pilihan Allah.

Pilihan Allah.
Warga jemaat di Tesalonika adalah orang-orang yang tadinya menyembah berhala-berhala. Namun Tuhan telah memimpin Paulus untuk mengabarkan Injil di sana (bdk. Kis. 16:4-12). Ternyata seperti orang di Filipi, Tesalonika pun memberikan respons positif. Pertobatan mereka menjadi kesaksian yang hidup ke seluruh Asia (ayat 8-10). Injil yang datang dengan kuat kuasa Roh itu telah mengubah mereka (ayat 9), membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal utama: pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan pengharapan (ayat 3). Buah-buah nyata itulah menurut Paulus merupakan bukti bahwa Allah telah memilih mereka.

Keajaiban karunia Allah. Adalah wajar bila pikiran kita tidak mampu menjangkau seluruh keajaiban pikiran dan jalan-jalan Allah. Ajaran tentang pemilihan yang Paulus bicarakan di sini (juga mis.: di Ef. 1:4) bukan spekulasi manusia tetapi wahyu Allah. Intinya menegaskan manusia tidak layak, maka keselamatan adalah kasih karunia Allah semata. Pilihan membuat manusia tunduk diri dan meninggikan Allah saja. Pilihan membuat orang percaya aman, sebab keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi pada Allah. Namun pilihan didukung oleh adanya bukti iman, harap, kasih, tobat, kesaksian yang hadir nyata dalam diri orang pilihan.

(0.12550116176471) (1Tes 4:1) (sh: Kudus itu indah. (Sabtu, 15 November 1997))
Kudus itu indah.

Kudus itu indah.
Setahun sekali Presiden memberikan anugerah adipura kepada kota yang dinilai bersih. Kota yang bersih dan ditata dengan baik pastilah merupakan kota yang nyaman untuk didiami. Beda halnya dengan kota yang jorok dan semrawut. Pasti kita tidak akan merasa betah tinggal di dalamnya. Secara terbatas kekudusan dapat digambarkan seperti kebersihan. Hanya kini kita bicara bukan tentang kebersihan secara fisik tetapi secara moral. Orang Kristen harus memiliki hidup nikah yang kudus (ayat 3,4), dan hidup sehari-hari yang tulus (ayat 6). Hidup kudus adalah akibat dari mengalami panggilan Allah yang kudus dan didiami oleh Roh Kudus.

Kasih itu indah. Ciri lain dari umat Tuhan ialah hidup dalam persekutuan kasih yang hangat. Menurut Paulus, jemaat di Tesalonika telah belajar kasih dari Allah. Itu berarti kasih yang seharusnya ada di kalangan anak-anak Tuhan adalah akibat bekerjanya kasih karunia Allah dalam hidup mereka. Paulus ingin agar hal indah itu tidak sekadar ada tetapi dipraktekkan lebih sungguh dalam kehidupan jemaat Tesalonika.

Renungkan: Tidak ada hal yang lebih memancarkan kemuliaan Allah dalam kehidupan orang percaya, selain hidup yang kudus dan penuh kasih.

(0.12550116176471) (Ibr 7:11) (sh: Betapa sempurna! (Senin, 11 Oktober 1999))
Betapa sempurna!

Betapa sempurna! Penjelasan tentang Imamat Yesus mencapai puncaknya. Ia adalah seorang Imam Besar yang agung dan sempurna; semua imam yang ada sebelumnya dalam Perjanjian Lama tidak mungkin dan tidak akan pernah mencapai kesempurnaan. Karena itu tidak dibutuhkan seorang imam lain lagi, kecuali Dia. Mengapa demikian?

1) Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek (Mazmur 110:4), yang jauh melebihi kedudukan para imam seperti Abraham, Harun, dan Lewi.

2) Yesus adalah Imam sejati yang dipilih bukan berdasarkan silsilah keturunan, tetapi berdasarkan "hidup yang tidak dapat binasa" (ayat 16,24). Yesus tidak hanya mati melainkan juga bangkit dan tidak akan mati lagi selama-lamanya. Maka Imamat-Nya tidak mungkin berujung pada kesudahan.

3) Yesus membawa suatu perjanjian yang lebih kuat kokoh, permanen, dan yang dijamin keabsahannya oleh sumpah yang telah Allah nyatakan sendiri (ayat 20-22, 28).

4) Yesus melakukan sesuatu yang tidak pernah dan tidak mungkin dilakukan oleh imam lain, siapa pun juga. Yesus Kristus mempersembahkan diri dan nyawa-Nya sendiri sebagai korban penebus dosa (ayat 27). Dia serentak menjadi imam dan persembahan untuk menyelamatkan kita! Hanya Yesus sendiri, telah sempurna. Terpujilah Dia!

(0.12550116176471) (1Ptr 4:7) (sh: Waktunya sudah dekat (Sabtu, 17 Juli 1999))
Waktunya sudah dekat

Waktunya sudah dekat. Waktu berjalan terus dan akan mengakhiri hidup manusia secara pribadi maupun dunia saat Yesus Kristus datang kembali. Apa yang harus Kristen lakukan dalam waktu yang singkat ini? Petrus menasihatkan, agar jemaat dan para pemimpin jemaat mengisi waktu yang ada menurut kehendak Allah.

Isi dengan pelayanan dan perhatian. Pelayanan yang dilakukan Kristen bukan asal ada kemauan, asal ada kesempatan, tetapi dengan seluruh potensi, yang dikaruniakan kepada masing-masing berdasar pada kasih. Dengan demikian, baik jemaat maupun pemimpin jemaat dapat saling memberikan pelayanan dengan baik. Kasih karunia yang telah Allah berikan dalam jemaat pun dapat dipakai dengan penuh tanggung jawab.

Tantangan Kristen. Kristen yang mengikuti jejak Yesus tak akan luput dari serangan dunia ini. Serangan kepada iman Kristen harus diterima dengan sukacita dan tidak malu; sebagai penguji kemurnian iman kepada Kristus. Penindasan terhadap iman Kristen tidak seharusnya menyebabkan kehancuran; justru semakin menguatkan komitmennya kepada Tuhan. Mengisi waktu dengan bijak, melayani dengan dedikasi dan kasih, tegar menghadapi tantangan iman, adalah nasihat yang perlu Kristen hayati dan turuti.



TIP #33: Situs ini membutuhkan masukan, ide, dan partisipasi Anda! Klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA