(0.17700711428571) | (Kej 25:26) |
(ende) Arti asli nama "Jakob" ialah: semoga Tuhan memberi perlindungannja. Disini nama ini dihubungkan dengan 'aqeb = tumit; dalam Kej 27:36 dengan 'aqab = menipu. Ketjerdikan Jakub dan keunggulannja terhadap Esau ternjata dari tjerita-tjerita berikutnja. Mungkin maksud ajat ini ialah memberi keterangan, mengapa Jakub memperoleh hak-anak sulung. Boleh dikatakan ia lahir bersama-sama dengan Esau, djadi sedikit-sedikit djuga mempunjai hak itu. |
(0.17700711428571) | (Kej 28:18) |
(ende) Ini suatu adat-kebiasaan semitis kuno untuk menundjukkan kudusnja suatu tempat. Batu (massebah) semula ialah suatu tanda-tjiri. Tetapi kemudian sering djuga dianggap identik dengan suatu dewa. Para Bapa bangsa dalam ibadat mereka masih sering mendjalankan adat-istiadat semasa. Kemudian Israel mempunjai tjara-beribadat sendiri, jang dalam bentuk-perudjudannja djuga menjimpang dari pemudjaan berhala-berhala seperti terdapat pada suku-suku tetangga. |
(0.17700711428571) | (Kel 3:2) |
(ende) Arti "malaikat Jahwe": lihat Kej 16:7 tjatatan. Jang terpenting dalam tjerita ini ialah, bahwa Tuhan mewahjukan diri kepada Musa dan memanggilnja. Djadi sungguh-sungguh Pertemuan Musa dengan Tuhan. Disamping itu ada gedjala lahir, jang menandakan hadirnja Tuhan. Karena hubungannja dengan perwahjuan ini, maka gedjala tersebut merupakan isjarat Tuhan dan lambang hadirNja, djadi tak dapat diterangkan dengan sebab-musabab kodrati semata-mata. Tanda itu menandaskan kenjataan objektip dan adikodrati dari pertemuan dengan Tuhan ini. |
(0.17700711428571) | (Kel 6:2) |
(ende) Disini ditjeriterakan panggilan Musa menurut tradisi P. Dalam tradisi ini amat menarik perhatian kata-kata: "Aku ini Jahwe" (lihat djuga aj. 6,7,8,29 (Kel 6:6,7,8,29) dan fasal (Kel 7:5) dan bandingkan dengan Ima 18; 19; 20; 22); dll.). Demikian pula dalam kesusasteraan sekitar masa pembuangan: bagian kedua dari Jes. dan Jehesk. tuhan membuktikan hadirNja dengan karja-karjaNja. |
(0.17700711428571) | (Kel 10:2) |
(ende) Dari ajat ini djelaslah: bahwa penulis mentjatat tjerita-tjerita ini supaja mendjadi peladjaran dan hiburan bagi umat Tuhan. Maksudnja: agar bangsa Israel ketika itu dan generasi-generasi kemudian memandang peristiwa-peristiwa itu dengan pandangan iman dan mengetrapkannja pada situasi mereka sendiri (Lihatlah djuga tjatatan sesudah Kel 11:10). Ajat ini selaras dengan djiwa pembaharuan deuteronomistis (Lihat: Ula 4:9; 6:7,17-23). |
(0.17700711428571) | (Kel 12:1) |
(ende) Dalam fasal ini dan fasal berikutnja riwajat Pengungsian umat Israel dihubungkan dengan peraturan-peraturan upatjara ibadat untuk perajaan Paskah tahunan. Maksudnja supaja semakin njatalah betapa sutjinja peraturan-peraturan itu: karena ditempatkan dalam hubungan historis dengan mukdjidjat karja Tuhan sendiri: dan dianggap tertjantum dalam perintah Tuhan kepada Musa. Memanglah peraturan-peraturan tadi didasarkan atas pembebasan Israel jang serba mengagumkan: dan jang kenang-kenangannja pantang terhapuskan dari tradisi Israel. Adalah suatu tjiri jang chas pada tradisi P: menekankan betapa kuno dan kudusnja peraturan-peraturan. Dengan menempatkan peristiwa historis dalam rangka liturgis ini: pengarang sekaligus bermaksud mendjelaskan, bahwa pengungsian Israel sangat menentukan bagi seluruh perkembangan sedjarahnja dikemudian hari. Selaras dengan maksud Tuhan maka peristiwa tersebut besar pengaruhnja atas iman Israel, sebagai djaminan dan suatu pengalaman jang tetap aktuil, bahwa Mahakuasa Tuhan menjelamatkan umatNja. (Bandingkan dengan Kel 13:9; 20:24). Pengungsian dari Mesir dalam lingkungan Israel senantiasa merupakan tema Keselamatan jang terpenting. Terutama dalam kitab-kitab para Nabi digunakan untuk menjatakan harapan mereka akan pembebasan baru dan definitif sesudah masa keruntuhan dan perbudakan dalam pembuangan Babylon (Yeh 20:33-44; Yes 43:16-20). Djadi pengungsian dari Mesir itu adalah tjampur tangan Tuhan, jang mendjuruskan umat Israel kearah pembebasan definitif dan menjeluruh. Maknanja jang sebenarnja semakin mendjadi djelas dalam kesadaran Israel, dan achirnja memperoleh artinja jang sepenuhnja sebagai pralambang pembebasan oleh Kristus, Anak-domba Paskah, jang seraja mentjurahkan darahNja memberi sekalian orang pembebasan dari maut, dan mengubah umat manusia jang beriman mendjadi Bangsa jang baru, jang menudju ketanah kediamannja jang baru (1Ko 5:6-8; 10:1-5; 1Pe 1:13-23; Wah 15:2- 3; dan liturgi Sabtu malam Paskah). Lihatlah pula Kel 14:31 tjatatan). |
(0.17700711428571) | (Kel 13:5) |
(ende) Bangsa Kanaanit dan Amorit termasuk penghuni-penghuni Palestina bangsa Semit, jang berpindah kesana dalam berbagai gelombang. Menurut ahli-ahli lainnja jang disebut bangsa Amorit ialah para penduduk daerah pantai disebelah Utara. Bangsa Kanaanit mendiami daerah pantai disebelah Selatan. Bangsa Hittit: penduduk bukan Semit, semula berasal dari pantai Selatan Laut Hitam (Sungai Halys). Suku Jebusit menduduki daerah jang kelak-kemudiannja termasuk wilajah kota Jerusalem. |
(0.17700711428571) | (Kel 13:9) |
(ende) Mungkin jang dimaksudkan disini suatu tanda, jang dikenakan pada tangan atau dahi sebagai peringatan, bahwa jang ditandai itu mendjadi milik seseorang lain atau suatu dewa. Dilingkungan Israel perajaan tahunan mendjadi ganti tanda sematjam itu. Tetapi dimasa sesudah pembuangan kata-kata itu ditafsirkan tepat seperti apa adanja, lalu orang mengikatkan pada tangan dan dahi bumbung-bumbung kulit berisikan ajat-ajat dari Hukum Musa. |
(0.17700711428571) | (Kel 20:3) |
(ende) Kejakinan umat Israel, bahwa hanja ada satu tuhan, terutama berdasarkan pengalaman Perwahjuan tuhan. Paham perihal ini lambat-laun akan semakin mendalam.Sungguhpun begitu Israel masih sering djuga tertarik politeisme. Mengikuti S. Augustinus, Geredja latin pun pula geredja Lutheran memandang aj. 3-6(Kel 20:3-6) sebagai perintah pertama. Perintah ini berkenan dengan ibadat (kultus) dan aj. 4-6(Kel 20:4-6) dapat dianggap sebagai keterangan lebih konkrit dari aj.3(Kel 20:3). |
(0.17700711428571) | (Kel 32:4) |
(ende) Pada djaman itu dewa-dewa kadang-kadang dihormati dalam udjud binatang. Begitulah pada bangsa Kanaan banteng melambangkan kekuatan Baal. Jang dimaksudkan disini "gambaran" Jahwe (bandingkan aj. 26)(Kel 32:26). Mungkin penulis berpikir tentang persamaan dengan dosa Jeroboam (1Ra 12:28). Ada jang berpendapat, bahwa banteng disini hanja menggambarkan tachta Jahwe, melambangkan hadirNja, kira-kira seperti kerub-kerub diatas Peti Perdjandjian. Kiranja banteng ini seluruhnja dari logam. |
(0.17700711428571) | (Kel 32:11) |
(ende) Musa bersandar pada keagungan dan kehormatan Jahwe sendiri, dan mengemukakan sebagai alasan, bahwa Tuhan sendirilah jang telah memimpin umatNja keluar dari Mesir dan berbuat mukdjidjat sekian banjaknja untuk mereka (bandingkan aj. 7)(Kel 32:7). Keruntuhan Umat Israel dalam pandangan bangsa Mesir akan merugikan kekuasaan dan Kemuliaan Tuhan sendiri (aj. 12)(Kel 12). Achirnja: Tuhan tidak mungkin mengchianati djandji-djandjiNja kepada para Bapa Bangsa; ketidak-setiaan manusia tidak dapat mengubahnja sedikitpun (aj. 13)(Kel 32:13). |
(0.17700711428571) | (Kel 34:29) |
(ende) Menurut tradisi E ajat ini menjusul Kel 31:18. Tjatatan pada wadjah Musa mentjerminkan kemuliaan Tuhan, jang djuga dilambangkan tjahaja atau api (Kel 24:17; bandingkan 2Ko 4:6). Kata "menjinarkan" (hibr. "qaran") ada hubungannja dengan kata "tanduk" ("qeren"), seperti dalam Hab 3:4. Oleh karena itu kemudian dilukiskan, seakan-akan tjahaja itu bersinar dari wadjah Musa dalam bentuk dua buah tanduk. |
(0.17700711428571) | (Im 6:18) |
(ende) Kurban jang dipersembahkan kepada Allah mendjadi kudus. Karenanja kurban dapat menguduskan orang,jang karenanja dikeluarkan dari bidang profan dan tidak boleh mengurus lagi hal-hal profan; demikianpun barang nadjis menadjiskan orang, sehingga ia tidak boleh lagi melakukan atau mengurus hal-hal jang kudus (ibadah). Karena itu disadjikanlah (aj. 9-10)(Ima 6:9-10) peraturan untuk melindungi orang terhadap kekudusan tsb. |
(0.17700711428571) | (Bil 1:2) |
(ende) Perintah untuk mendaftarkan umat datang dari Jahwe sendiri dan seharusnja demikian. Djustru oleh sebab Israil umat Jahwe, maka hanja Jahwe sadjalah jang berwenang atas umat itu. |
(0.17700711428571) | (Bil 6:1) |
(ende) Hukum ini mengatur suatu adat jang sebelumnja sudah ada. Orang nazir adalah orang jang dengan rela membaktikan diri kepada Jahwe (aselinja dalam perang sutji?) dan sebagai tanda pembaktian itu pantang pelbagai hal (pangkas rambut, minuman keras, menjentuh majat). Dengan demikian orang nazir disendirikan dari jang profan dan apa jang bertentangan dengan Allah. Aselinja kenaziran itu berlangsung seumur hidup, tetapi hukum itu membatasinja pada djangka waktu tertentu. |
(0.17700711428571) | (Bil 24:17) |
(ende) Bintang adalah lambang radja dan lambang itu tjukup biasa. Tongkatpun menundjukkan seorang radja. Radja jang dimaksudkan ilah radja Dawud, jang menaklukkan bangsa Moab (2Sa 8:2) dan djuga Edom (2Sa 8:14). Tetapi liwat Dawud dan musuh Israil (Moab, Edom) dimaksudkan radja Israil jang terachir (al-Masih) dan musuh keradjaan Allah. Karena itu tradisi Jahudi dan Keristen menafsirkan teks ini sebagai nubuat tentang al-Masih. |
(0.17700711428571) | (Ul 4:6) |
(ende) Tekanan jang kuat terletak pada pelaksanaan hukum kedalam praktek. Tidaklah tjukup mendengarkan atau menerima hukum sebagai rumusan kolektif bagi kesatuan bangsa. Hukum itu harus dipelihara dan dipegang teguh serta dilaksanakan kedalam kehidupan sehari-hari. Demikianlah maka berkat adanja hukum jang diberikan Allah: bangsa Israel akan mempunjai kebidjaksanaan hidup ketepatan berbuat jang lebih besar daripada bangsa-bangsa lain jang harus menemukannja dari pengalamannja sendiri. |
(0.17700711428571) | (Ul 4:33) |
(ende) Disini penulis menekankan rahasia kehadiran Allah jang menjelamatkan. Sesungguhnja orang jang melihat Allah dan mendengar suaraNja dari dekat: meski mati (Kej 32:31 tjat.). Ajat ini menundjukkan kepada kedjadian di Sinai. Boleh djadi sama pula artinja dengan apa jang disebutkan dalam Kel 3:2 api jang membakar semak-semak: akan tetapi tidak memusnahkannja. Penampakan kepada Musa ini merupakan persiapan bagi penampakan di Sinai kelak. |
(0.17700711428571) | (Ul 5:15) |
(ende) Pemberian alasan terhadap istilah pada hari Sabat disini berbeda dengan Kel 20:11. Disini bukan urutan pentjiptaan Allah: melainkan pembebasan historis oleh Jahwe dari negeri Mesir. Alasan tersebut barangkali lebih tua. Berbagai kebiasaan dan perajaan oleh bangsa Israel diberi makna baru dengan djalan memperhubungkannja dengan karja-karja besar Jahwe didalam sedjarahnja. Selandjutnja hal itu dipandang pula sebagai pengabdian kepada Jahwe sebagai Tuhan segala machluk. (lih. Kel 20:8 tjat.). |
(0.17700711428571) | (Ul 5:27) |
(ende) Bagian ini menundjukkan kedudukan Musa sebagai perantara antara Jahwe dan umat. Disini lebih-lebih ia berdiri sebagai nabi jang menjampaikan sabda Allah. Pikiran bahwa ia djuga mendjadi perantara jang menderita dan mendapat hukuman karena dosa-dosa umat: disini tidak muntjul. (bdk. chotbah pertama: Ula 1:37; 3:26; 4:21). Tugas Musa sebagai nabi itu mendjamin pula kekuasaan ilahi dalam perkembangan hukum dari masa selandjutnja (lih. Ula 18:15-20). |