Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 341 - 360 dari 809 ayat untuk maupun [Pencarian Tepat] (0.000 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.20715686666667) (Yer 49:1) (jerusalem: bani Amon) Wilayah bangsa Amon di daerah di seberang sungai Yordan dan di sini utara wilayah bangsa Moab. Ibu kotanya bernama Raba, Yer 49:2, atau Rabat-Amon. Sekarang kota itu disebut Aman. Waktu bangsa Israel memasuki negeri Kanaan wilayah itu diberikan kepada suku Gad, bdk Bil 32; Yos 13:24-28. Tetapi bangsa Amon sesudah th 734 dan sekali lagi pada th 721 telah merebut daerah itu dengan memperkosa hak bangsa Israel. Dewa utara bangsa Amon ialah Milkom. Memang dalam naskah Ibrani tertulis, baik dalam Yer 49:1 maupun dalam Yer 49:3, malkam, artinya: raja mereka. Tetapi dalam terjemahan-terjemahan kuno terbaca: Milkom; bdk 1Ra 11:5,7,33; 2Ra 23:13.
(0.20715686666667) (Mat 28:18) (jerusalem) Dalam wejangan Yesus yang terakhir ini serta dalam janji yang menyusul tersimpul perutusan Gereja rasuli. Yesus yang dimuliakan berkuasa baik di sorga maupun di bumi, Mat 6:10; bdk Yoh 17:2; Fili 2:10; Wah 12:1, dan kekuasaanNya itu tidak terbatas, Mat 7:29; Mat 9:6; Mat 21:23, dll. Kekuasaan itu diterimaNya dari Bapa, bdk Yoh 3:35+. Maka murid-murid memakai kekuasaan itu atas nama Yesus dengan membaptis dan mendidik orang Kristen. Perutusan mereka merangkum dunia semesta. Setelah keselamatan terlebih dahulu diberitakan kepada umat Israel sesuai dengan rencana Allah, Mat 10:5-7+; Mat 15:24, maka selanjutnya diberitakan kepada semua bangsa Mat 8:11; Mat 21:41; Mat 22:8-10; Mat 24:14,30 dst.; Mat 25:32; Mat 26:13; bdk Kis 1:8+; Kis 13:5+; Rom 1:16+.
(0.20715686666667) (Mrk 13:1) (jerusalem) Wejangan Yesus seperti tercantum dalam Markus ini lebih baik memperlihatkan pengarahan semula dari pada wejangan yang termaktub dalam Matius. Pada nubuat tentang kemusnahan Bait Allah dan Yerusalem Matius menambah nubuat mengenai kesudahan dunia, Mat 24:1+. Wejangan yang tercantum dalam Mar 13:1-37 hanya mengenai kemusnahan Yerusalem. Banyak ahli berpendapat bahwa wejangan itu sebuah "Apokalips" Yahudi yang diinspirasikan oleh Kitab Daniel, Mar 13:7-8, Mar 13:14-20, Mar 13:24-27 dan yang diperlengkapi dengan beberapa perkataan Yesus, Mar 13:5-6, Mar 13:9-13, Mar 13:21-23, Mar 13:28-37. Baik perkataan Yesus maupun Apokalips Yahudi itu hanya menubuatkan kemelut yang mendahului zaman Mesias dan sudah mendekat dan juga pembebasan umat terpilih. Ini semua terlaksana dengan dimusnahkannya Yerusalem serta kebangkitan dan kedatangan Yesus dalam Gereja.
(0.20715686666667) (Rm 1:29) (jerusalem) Dengan daftar kejahatan ini Paulus mengambil alih daftar-daftar keburukan yang banyak beredar dalam kesusasteraan di zaman itu, baik di kalangan kafir, maupun terutama di kalangan Yahudi: Rom 13:13; 1Ko 5:10-11; 6:9-10; 2Ko 12:20; Gal 5:19-21; Efe 4:31; 5:3-5; Kol 3:5-8; 1Ti 1:9-10; 6:4; 2Ti 3:2-5; Tit 3:3. Bdk juga Mat 15:19 dsj; 1Pe 4:3; Wah 21:8; 22:15.
(0.20715686666667) (Rm 2:1) (jerusalem) Sekarang Paulus berkata kepada orang Yahudi. Mula-mula, Rom 2:1-16, ia belum menyebutkan mereka, tetapi kemudian, Rom 2:17-3:20, ia berkata dengan terus terang. Orang-orang Yahudi mau main hakim terhadap orang-orang lain, tetapi mereka sendiri tidak terluput, kalau berlaku seperti orang-orang lain itu, Rom 2:1-5,17-24. Hukum Taurat, Rom 2:12-13, sunat, Rom 2:25-29, dan Kitab Suci yang berharga, Rom 3:1-8, tidak membebaskan mereka dari sikap hati yang tepat. Baik orang Yahudi maupun orang kafir dapat dituntut di hadapan pengadilan Allah, Rom 2:6-11; dan kenyataannya kedua-duanya telah menjadi hamba dosa, Rom 3:9-20.
(0.20715686666667) (Gal 3:17) (jerusalem: janji itu kehilangan kekuatannya) Janji tak bersyarat yang diberikan Allah kepada bapa leluhur dahulu, Kej 12:1; 15:1; Rom 4:13+; Ibr 11:8, di sini dianggap sebagai suatu "wasiat" (kata Yunani yang sama berarti baik perjanjian maupun wasiat), bdk Ibr 9:16-17. Bahkan kalau janji itu mau dianggap sebagai perjanjian yang mewajibkan manusia, namun tidak boleh dianggap perjanjian timbal-balik, Gal 3:20, yang menggantungkan keselamatan pada hukum Taurat yang dilakukan manusia. Allah bertentangan dengan diriNya sendiri, seandainya hukum Taurat tidak membiarkan janji itu tetap janji yang cuma-cuma belaka. Peranan hukum Taurat ialah menyingkapkan dosa (begitulah maksud Gal 3:19) dan menuntun hati nurani manusia kepada kepercayaan Kristus, Gal 3:24-25.
(0.20715686666667) (Why 1:5) (jerusalem: Saksi) Kristus adalah "Saksi" baik dengan pribadiNya maupun dengan karyaNya. Ia bersaksi tentang janji yang diberikan kepada Daud, 2Sa 7:1-17; Maz 89:1 dst; Yes 55:3-4; Zak 12:8. Justru di dalam Kristus janji itu terlaksana Ia adalah firman yang berdaya, "ya" yang diucapkan Allah, Wah 1:2; 3:14; 19:11,13; 2Ko 1:20. Ia adalah waris Daud, Wah 5:5; 22:16, dan melalui kebangkitanNya dijadikan "Anak Sulung", Kol 1:18; bdk Rom 1:4+. Setelah semua musuh dibasmi, Kristus akan menguasai segala-galanya, Dan 7:14; 1Ko 15:28; Wah 19:16
(0.20507482222222) (Yl 2:28) (ende)

Bagian ini merupakan bagian jang paling penting dalam Kitab Joel. Dilukiskan masa depan; dan harapan Israil akan keselamatan kelak kentara sekali serta dikuatkan oleh nubuat ini. Digambarkan baik kebahagiaan djasmani maupun chususnja kebahagiaan rohani umat terpilih; dan hal itu mengandung djuga kebinasaan segala musuh umat itu, jang karenanja djuga mendjadi musuh Jahwe sendiri.

(0.20507482222222) (Kej 7:11) (full: TERBELAH SEGALA MATA AIR SAMUDERA RAYA YANG DAHSYAT. )

Nas : Kej 7:11-12

Dua peristiwa yang membawa perubahan besar mempercepat terjadinya air bah: ledakan tempat-tempat penyimpanan air yang besar di bawah tanah, mungkin disebabkan oleh gempa bumi dengan gelombang-gelombang pasang yang besar dari samudera, dan hujan yang amat lebat selama 40 hari (ayat Kej 7:12).

  1. 1) Demikianlah, semua makhluk hidup di luar bahtera yang biasanya hidup di tanah kering mati, baik manusia maupun hewan (ayat Kej 7:21-22; Mat 24:37-39; 1Pet 3:20; 2Pet 2:5).
  2. 2) Air naik begitu tinggi sehingga "ditutupinyalah segala gunung tinggi di seluruh kolong langit" (ayat Kej 7:19-20); yaitu, seluruh bumi terendam air. Kenyataan ini menunjuk suatu banjir menyeluruh dan bukan sekedar banjir lokal di tempat tertentu saja (bd. 2Pet 3:6). Air mulai surut setelah 150 hari (ayat Kej 7:24). Bahtera Nuh akhirnya terdampar di salah satu puncak gunung Ararat (Armenia), 800 kilometer dari tempat semula (Kej 8:4).
  3. 3) Bumi mulai mengering, dan Nuh meninggalkan bahtera 377 hari setelah air bah dimulai (Kej 8:13-14).
  4. 4) Rasul Petrus menyatakan bahwa dunia sebelum air bah "binasa" (2Pet 3:6). Ini menunjukkan bahwa oleh karena suatu pergolakan topografikal yang sangat besar, bumi pra-air bah berubah secara radikal, baik secara fisik maupun secara geologis, menjadi bumi sebagaimana adanya saat ini.
(0.20507482222222) (Mat 16:18) (jerusalem: Petrus) Baik kata Yunani "petros" maupun kata Aram yang searti "kefa" (=padas)rupanya tidak dipakai sebagai nama diri sebelum Yesus menamai kepala para rasul begitu. Nama itu melambangkan peranan Petrus sebagai dasar jemaat. Boleh jadi Yesus sudah merobah nama Petrus sebelum kejadian di Kaisarea Filipi ini, bdk Yoh 1:42; Mar 3:16; Luk 6:14
(0.20507482222222) (Gal 1:8) (jerusalem: Injil) Hanya ada satu Injil saja yang diberitakan semua rasul, 1Ko 5:11. Secara khusus Allah mengutus rasul Paulus untuk mengabdikan diri kepada Injil itu, Rom 1:1; 1Ko 1:17; bdk Gal 1:15-16. Sama seperti dalam Injil-injil, Mar 1:1+, dan Kisah Para Rasul, Gal 5:24+. Injil itu ialah suatu kabar yang baik, yang secara lisan diberitakan dan perlu didengarkan. Isi Injil itu pada pokoknya: pernyataan mengenai Anak Allah, Yesus Kristus, Rom 1:1-4 yang dibangkitkan dari antara orang-orang mati, 1Ko 15:1-5; 2Ti 1:10, setelah mati disalibkan, 1Ko 2:2. Untuk semua orang berdosa, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Rom 3:22-24, Kristus telah meresmikan tata penyelamatan kebenaran, Rom 1:16+, dan keselamatan, Efe 1:13, sebagaimana dinubuatkan para nabi dahulu, Rom 16:25-26; 1Pe 1:10. Kerap kali kata "Injil" berarti baik pemberitaan oleh rasul maupun apa yang diberitakannya, 2Ko 2:12; 8:18; Fili 1:4,12; 4:3,15; File 13; 1Te 3:2. Berhasilnya pemberitaan itu berasal dari kekuatan Allah, 1Te 1:3 (bdk Gal 2:13). Pemberitaan itu adalah firman kebenaran yang menyatakan kasih karunia Allah, Kol 1:5-6; Efe 1:13; 2Ko 6:1; Kis 14:3; 20:24,32. Iapun menghasilkan keselamatan pada mereka yang dengan iman menyambut baik pemberitaan Injil itu, Rom 1:16-17+; Rom 3:22; 10:14-15; Fili 1:28, dan taat kepadanya, Rom 1:5; 10:16; 2Te 1:8. Pemberitaan itu berkembang dan berbuah, Kol 1:6. Melalui pemberitaan yang sepenuhnya, Rom 15:19, pelayanan rasuli menjadi sumber pengharapan Kristen, Kol 1:23.
(0.20507482222222) (Kej 3:1) (sh: Telanjang (Senin, 3 Februari 2003))
Telanjang

Telanjang. Manusia itu miskin: telanjang. Namun, dalam ketelanjangannya ia kaya karena kemuliaan Allah terpancar membungkus badannya. Mereka mula-mula telanjang, namun mereka tidak malu -- lagi pula, mengapa kemuliaan membuat malu? Kisah ini tidak berhenti dalam kemapanan dalam situasi taman tanpa cela. Narasi bergerak menuntun kita masuk ke dalam adegan-adegan mencengangkan.

Ular tokoh perantara, alat sastra penulis untuk membawa kita memahami pesan-pesan teologis yang dalam. Tidak jelas bagaimana ular itu mengetahui akibat dari memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (apakah ia sudah mencicipinya?). Kita juga tidak mengetahui motivasinya berbicara kepada Hawa. Namun, ada kemungkinan bahwa ular memang sengaja memutar-balikkan perkataan Allah dengan motivasi yang masih merupakan misteri bagi kita (memperdayakankah ia [lih. 3:13-14]?). Ular menambahi perkataan Tuhan karena sebenarnya Tuhan tidak melarang Hawa untuk makan segala macam buah. Tentu ada kesan tertentu yang ular itu ingin timbulkan dalam diri Hawa terhadap Allah. Arti dari "pengetahuan yang baik dan yang jahat" mengacu ke pengetahuan yang utuh bahkan sempurna, baik di dalam pemahaman maupun pengalaman, baik intelektual maupun moral -- atau lebih keras lagi dapat dikatakan mahatahu. Hawa tergoda untuk menjadi mahatahu seperti Allah, dan tidak mau tunduk kepada Allah lagi. Ia tidak puas dengan keadaannya sendiri. Adam pun demikian, ia tidak puas menjadi manusia -- ia ingin melompat ke atas!

Iblis telah "jatuh ke atas" (Confessiones, St. Augustine). Manusia pun telah jatuh ke atas mengikuti anjuran iblis. Ketika sadar bahwa mereka telanjang, mereka malu dan membuat pakaian: menjadi kaya, namun sebenarnya miskin sebab keluar dari kehendak Allah.

Renungkan: Jadilah kaya dengan menjadi puas terhadap anugerah Tuhan bagi diri Anda sekarang.

(0.20507482222222) (Kel 12:34) (sh: Persiapan menuju kebebasan (Sabtu, 16 April 2005))
Persiapan menuju kebebasan

Persiapan menuju kebebasan
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan jauh. Antara lain, persiapan fisik, yang menyangkut kesehatan dan perlengkapan makanan, dan persiapan mental, tahu apa yang akan dihadapi, serta cara-cara menghadapinya.

Akhirnya tiba waktunya untuk umat Israel meninggalkan Mesir. Berbagai persiapan dilakukan baik secara fisik (ayat 34-42) maupun secara rohani (ayat 43-51). Roti sebagai makanan utama orang Israel dipersiapkan adonannya untuk dibawa (ayat 34,39). Makanan menjadi sumber energi yang amat penting untuk mengembara. Demikian juga melalui kemurahan orang-orang Mesir, Allah menyediakan bagi mereka harta yang diperlukan kelak kalau sudah tiba di tanah perjanjian (ayat 35-36).

Kebebasan yang mereka peroleh juga merupakan kebebasan yang harus mereka berikan kepada orang-orang lain yang mereka jumpai (lihat Kel. 22:21 dan 23:9). Kebebasan itu juga harus dinikmati oleh setiap orang yang berhubungan dengan mereka (ayat 38). Demikian juga dengan penebusan. Ini kelak menjadi tugas orang Israel, yaitu sebagai duta-duta tebusan Allah ke seluruh dunia (ayat 43-49). Orang bukan Israel boleh merayakan Paskah kalau ia bersedia disunat dan menjadi bagian dari umat Allah (ayat 44,48-49). Yang paling penting ialah Tuhan sendiri menjaga mereka. Karena keyakinan akan hal itu umat Israel melakukan semua perintah Tuhan (ayat 50). Dan mereka pun dibebaskan (ayat 51). Mereka kini adalah umat yang telah ditebus dan bebas dan kini berjalan di pengembaraan di dalam pimpinan Allah.

Penyelamatan Tuhan bersifat lengkap dan tuntas, fisik maupun rohani. Melalui pengurbanan Tuhan Yesus, kita dimerdekakan dari kuasa dosa dan dibawa masuk ke dalam persekutuan hidup sebagai umat Allah sehingga kita boleh ikut ambil bagian dalam peringatan Paskah (Perjamuan Kudus) dan dipelihara dalam iman dan anugerah setiap hari.

Responsku: Aku mau memberitakan kabar baik pembebasan dari belenggu dosa kepada semua orang.

(0.20507482222222) (Kel 20:13) (sh: Siapa pemilik kehidupan? (Senin, 19 September 2005))
Siapa pemilik kehidupan?

Siapa pemilik kehidupan? Hukuman mati yang dikaitkan dengan hak azasi manusia adalah isu kontroversial. Para tokoh Kristen pun terbagi dua, antara yang pro dan yang kontra. Masalahnya ialah siapa yang memiliki hak atas hidup mati manusia?

Inti perintah keenam ini adalah hak untuk menentukan hidup dan mati seseorang ada di tangan Allah. Ia yang men-ciptakan dan memberikan kehidupan bagi manusia maka Dia pula yang berhak untuk mengambil kembali kehidupan itu (Mzm. 104:29-30). Oleh karena itu, manusia tidak memiliki hak untuk menentukan hidup atau mati baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sesamanya.

Namun, Alkitab melalui Hukum Taurat mengajarkan bahwa Tuhan dapat memakai manusia sebagai alat untuk menghukum ciptaan-Nya, termasuk menghukum mati sesamanya. Hukum Taurat mengatur hukuman mati bagi para pezina, penghujat orang tua, penyembah berhala, pembunuh sesamanya, dan pembunuh dalam peperangan. Semua peraturan ini jelas sehingga tidak bisa ditafsirkan macam-macam. Membunuh berbeda dari menghukum mati. Izin untuk menghukum diberikan kepada para pemimpin umat berdasarkan keterangan para saksi yang dapat dipercaya. Hal ini didukung oleh Perjanjian Baru yang menegaskan kuasa pedang dari pemerintah yang dipilih oleh Allah untuk menegakkan kebenaran dan keadilan atas bangsa yang dipimpinnya (Rm. 13:4).

Gereja harus berani menghadapi dan menjawab pertanyaan kontroversial seperti eutanasia dan aborsi. Hak hidup atau mati manusia tetap di tangan Allah. Namun, Tuhan juga mengatur kehidupan melalui sistem-sistem yang dikembangkan oleh manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu bertanya apakah setiap keputusan yang diambil pemerintah maupun lembaga yang berwenang sedang mewujudkan kehendak Allah atau sedang bermain sebagai "allah"?

Renungkan: Jiwa manusia berharga di mata-Nya, karena itu kita harus menjaga dan menghormatinya.

(0.20507482222222) (1Raj 7:27) (sh: Semangat Salomo (Senin, 7 Februari 2000))
Semangat Salomo

Semangat Salomo. Berdasarkan uraian yang diberikan, sulit bagi kita untuk membayangkan bentuk perkakas-perkakas itu secara detail, apalagi tentang fungsi dari perkakas itu dan makna segala ukiran, gambar dan hiasan yang terdapat pada setiap perkakas tersebut. Betapa sulitnya kita membayangkan bagaimana bentuknya, apalagi pembuatannya di zaman itu di mana ilmu dan teknologi belum berkembang seperrti saat ini. Karena itu diperlukan keahlian, ketrampilan, seni dan ketekunan yang tinggi dari pembuatannya. Salomo menyadari bahwa pekerjaan ini tidak ada seorang pun di Israel yang mampu, termasuk dirinya sebagai seorang yang terkenal paling berhikmat. Karena itu Salomo tak segan-segan memanggil Hiram seorang ahli membuat perkakas tembaga dari Tirus. Semua perkakas itu sangat indah, baik dari bentuk, bahan yang dipakai, perhiasan dan mutu pembuatannya.

Yang sangat menarik untuk kita renungkan di sini adalah kalau segala perkakas itu bisa dibuat dalam bentuk dan ornanem perhiasan yang lebih sederhana, mengapa harus dibuat sedemikian rumitnya sehingga orang Israel sendiri tidak mampu mengerjakannya. Selain itu, hal lain yang patut direnungkan adalah Salomo mempekerjakan Hiram seorang "kafir" untuk membantu penyelesaian amanat dari Allah. Dan ternyata Allah tidak mengajukan keberatan karena Hiram hanya sebatas mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan kepadanya (ayat 40). Tidak ada konsep atau pemikirannya sendiri yang dilaksanakan. Ini sangat penting karena berarti seluruh perkakas itu tidak ada yang mengandung unsur-unsur yang bisa membawa Israel kepda penyembahan berhala.

Salomo tidak mau setengah-setengah di dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepadanya. Inilah jawaban atas pertanyaan perenungan di atas. Karena dia memahami bahwa amanat yang ia terima itu merupakan suatu anugerah dan kepercayaan yang sangat besar yang diberikan TUHAN Allah kepadanya.

Renungkan: Berikan yang terbaik, jangan setengah-setengah, kerjakan dengan segala kemampuan dan modal yang Anda miliki, itulah semangat yang seharusnya mewarnai setiap pelayanan Kristus. Sebab jika kita saat ini mempunyai satu tugas baik kecil maupun besar, baik berat maupun ringan, baik nampaknya sangat penting atau tidak, tunaikan itu dengan semangat seperti Salomo

(0.20507482222222) (1Raj 8:1) (sh: Menghadap Allah (Selasa, 3 Agustus 2004))
Menghadap Allah

Menghadap Allah. Ada baiknya Anda membaca seluruh pasal 8 agar mendapatkan gambaran lengkap. Ayat 1-13 yang melukiskan seluruh umat Israel, Salomo (sang raja), para pemimpin rohani, rakyat, bersatu datang ke hadirat Allah. Lalu Salomo mensarikan sikap Allah terhadap rencana Daud membangun Bait Allah (ayat 14-21). Ayat 22-53 adalah doa Salomo memohon berkat Allah untuk Israel. Di akhir pasal ini, Salomo sebagai pemimpin Israel menyampaikan pesan sesuai firman Allah untuk umat Israel. Baik kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan rohani, tidak mungkin bertumbuh dengan baik apabila tidak ada dua faktor penting ini: kesatuan antara semua unsur dan tekad untuk tumbuh bersama sesuai kehendak dan rencana Allah. Itulah yang kini sedang dilakukan seluruh umat Israel di bawah kepemimpinan Salomo di hadapan Allah. Ada gerak timbal balik antara prakarsa Salomo menghimpun para tua-tua dan seluruh umat Israel dengan sambutan mereka terhadap prakarsa tersebut (ayat 1-4). Namun itu saja belum cukup.

Ketika itu juga pengalaman yang pernah terjadi di zaman Musa, terulang kembali. Awan gelap hadirat Allah menyelimuti mereka, menyadarkan Salomo dan seluruh umat bahwa Bait Allah tidak membuat Ia hadir dengan berkat-Nya sebab Ia bebas adanya. Bukan Allah yang harus menyesuaikan diri dengan kehendak manusia, tetapi manusia yang harus takluk kepada kehendak-Nya. Salomo menghubungkan awan gelap itu dengan ucapan Allah kepada Daud. Hanya dengan kesadaran ini, umat Israel termotivasi untuk hidup sepadan dengan kemuliaan Allah.

Budaya Indonesia cenderung menganggap Allah dapat diatur, entah dengan sesajen, persembahan atau trik-trik politik. Firman ini menyadarkan kita bahwa penghayatan budaya demikian menyesatkan dan mengundang kehancuran. Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kerohanian, milikilah kesadaran bahwa kita harus tunduk kepada kebenaran Allah, bukan berusaha mengatur Allah.

Camkanlah: Ketika Allah berkenan, itu bukan berarti ijin untuk hidup sembarangan.

(0.20507482222222) (2Raj 1:1) (sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000))
Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup

Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup. Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup.

Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat.

Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal.

Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4:

Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm

Lagu: Kidung Jemaat 157

(0.20507482222222) (2Raj 6:1) (sh: Pemimpin masa depan (Selasa, 23 Mei 2000))
Pemimpin masa depan

Pemimpin masa depan. Menjelang millenium ada banyak seminar yang diselenggarakan oleh gereja maupun lembaga manajemen yang bertemakan "Kepemimpinan Abad 21". Kebanyakan topik pembahasan mengarah kepada bagaimana menjadi pemimpin yang efektif dalam rangka menghadapi tantangan dan ancaman di millenium baru. Elisa hidup hampir 3000 tahun lalu, namun model kepemimpinannya sebagai nabi masih sangat relevan untuk diteladani Kristen masa kini. Sebagai seorang pemimpin, Elisa mau menyediakan waktu untuk bersama orang yang dipimpinnya dalam rangka menyelesai-kan masalahnya. Ia tidak hanya peduli namun juga mau mengidentifi-kasikan dirinya dengan para murid. Kehadirannya akan memompa semangat murid-muridnya untuk menyelesaikan masalahnya dan menyediakan akses langsung kepada penyelesaian lain jika masalah yang lebih besar datang. Seperti halnya ketika mata kapak salah seorang muridnya jatuh ke dalam air, ia langsung berseru kepada Elisa dan mengutarakan langsung permasalahannya. Pada zaman itu mata kapak adalah barang langka dan mahal, apalagi barang pinjaman, maka berarti timbul masalah yang cukup besar bagi muridnya. Kehadiran Elisa mampu berfungsi sebagai 'prevensi' yang sangat efektif atas masalah yang lebih besar.

Model kepemimpinan Elisa yang lain tergambar jelas ketika negeri Aram menyerang Israel. Sebagai pemimpin ia mampu menguasai dan menggunakan data-informasi yang ia dapatkan untuk menyelamatkan bangsa Israel. Dalam menghadapi risiko ia tidak gentar, karena ia mempunyai keyakinan yang lebih besar dari yang lain, karena ia mampu melihat kuasa Allah yang bekerja walaupun tidak kasat mata (16-17). Elisa juga mampu mengimplementasikan strategi yang cerdik dan taktis untuk membebaskan Israel dari ancaman Aram tanpa kekerasan yang akan merugikan kedua belah pihak. Di atas semua itu sebagai pemimpin ia merupakan pemimpin yang berdoa dan dilengkapi dengan kuasa yang dari Allah sendiri. Ini rahasia utamanya sebagai seorang pemimpin.

Renungkan: Model kepemimpinan yang diterapkan Elisa terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan maupun tantangan yang ada. Walaupun paradigma masa sekarang berbeda dengan zaman Elisa, namun model ini masih sangat relevan.

(0.20507482222222) (2Raj 13:1) (sh: Jangan menjadi petobat pengemis (Sabtu, 3 Juni 2000))
Jangan menjadi petobat pengemis

Jangan menjadi petobat pengemis. Banyak lembaga kristen maupun non kristen yang berusaha mengentaskan para anak jalanan dari keterpurukan sosial ekonominya. Rumah-rumah transit didirikan untuk menampung, mendidik, maupun melatih mereka, sehingga mereka bisa keluar dari kubangan kemiskinan. Namun banyak diantara mereka yang malah melarikan diri dan kembali hidup di jalanan sebagai pengemis. Penyebabnya adalah mereka memiliki mental pengemis yaitu tidak perlu bersusah-payah, yang penting kebutuhan tercukupi. Yoahas pun menampakkan mental pengemis dalam kehidupan rohaninya.

Reformasi yang dilakukan oleh Yehu ternyata hanya menyentuh permukaan kehidupan masyarakat Israel. Buktinya anaknya sendiri yang menggantikannya mempunyai kehidupan yang jauh dari jalan Tuhan. Akibatnya Yoahas membawa seluruh bangsa Israel kembali ke dalam dosa. Seluruh bangsa Israel yang berdosa bersama rajanya harus menerima konsekuensi penghukuman dari Allah (3). Bahkan keadaan kerajaan Israel waktu itu benar-benar tidak berpengharapan. Karena mereka tidak lagi mempunyai angkatan perang yang kuat untuk mempertahankan diri apalagi untuk menyerang balik (7).

Dalam keadaan yang begitu terperosok, Yoahas ingin tampil sebagai pahlawan. Ia mendatangi Allah, namun tidak dengan pertobatan sejati tetapi dengan mental pengemis. Ia ingin segera diberi uang untuk mengeyangkan kelaparan tanpa butuh pertolongan yang lebih mendasar, sehingga bisa mengubah kehidupannya secara total. Yoahas mengemis kepada Allah namun tidak mau berpaling kepada-Nya, yang sesungguhnya merupakan kunci bagi kehidupan Israel yang penuh damai dan sejahtera dari Allah. Yoahas hanya butuh berkat sementara sebab ia masih senang dengan kehidupannya yang penuh dengan dosa. Maka Allah mengirim seorang penolong yang tidak diketahui identitasnya, sebab ia tidak melakukan suatu pekerjaan yang besar seperti para hakim lainnya yang dipakai Allah. Walaupun sementara, tindakan penyelamatan Allah itu sudah merupakan bukti kasih dan anugerah Allah kepada sebuah bangsa yang sesungguhnya tidak layak menerimanya.

Renungkan: Petobat pengemis mungkin akan menyelamatkan kita dari hukuman sementara di dunia, namun pasti akan membawa kita kepada hukuman kekal.

(0.20507482222222) (2Raj 18:1) (sh: Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa (Rabu, 6 Juli 2005))
Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa

Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa Betapa sulit menjaga hidup kudus di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan. Apalagi bila keluarga juga tidak seiman. Namun, itulah risiko hidup di dunia modern.

Ternyata keadaan tersebut bukan hanya terjadi di dunia modern. Sejak zaman dulu anak-anak Tuhan sudah mengalami hal yang sama, yaitu tantangan dan godaan untuk kom-promi dengan dosa. Hizkia menjadi raja di tengah-tengah lingkungan yang jahat baik lingkungan di negaranya sendiri maupun di kerajaan Israel. Ahas, ayah Hizkia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Pada masa pemerintahannya, Yehuda menyembah berhala. Sedangkan di bagian utara, kerajaan Israel dipimpin oleh Raja Hosea yang berlaku jahat sebagai penguasa terakhir. Tentu Hizkia menyaksikan kejatuhan Israel di tangan Asyur. Pada saat itu, ia belajar bahwa dosa harus dihukum. Israel berdosa besar terhadap Allah maka mereka harus menerima hukuman-Nya yang dahsyat.

Hizkia menyadari dosa tersebut maka ia tidak mau mengulang dosa yang dilakukan ayahnya dan bangsanya. Hizkia memutuskan untuk hidup kudus dan setia beribadah kepada Allah Israel (ayat 3-6). Penulis 2Raja memberikan komentar yang sangat positif terhadap Hizkia, "di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (ayat 5). Kesetiaannya dihargai oleh Allah dengan memberikan kepadanya kemenangan terhadap para musuh Yehuda. Pada masanya tidak ada musuh yang bertahan melawannya.

Sikap yang benar di tengah-tengah kedurjanaan adalah tetap percaya kepada Yesus, satu-satunya Allah yang layak disembah, dan setia mempertahankan hidup kudus. Biarpun orang lain menjalani hidup yang najis dan mengolok-olok cara hidup kudus kita sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh menyerah apalagi kompromi. Tuhan akan menyertai kita seperti Ia menyertai Hizkia.

Camkan: Kita bisa melawan arus kejahatan dunia jika kita hidup dalam hadirat-Nya.



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA