Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 341 - 360 dari 370 ayat untuk memilih [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.094001866666667) (2Raj 9:1) (sh: [kosong] (Minggu, 28 Mei 2000))
[kosong]

Penghukuman keturunan Ahab tidak dapat ditunda lagi sebab keturunannya sudah mengkontaminasi, tidak saja seluruh Israel namun juga Yehuda melalui perkawinan antara keturunan Ahab dengan keturunan Yosafat (2Taw. 18:1-3, 2Raj. 8:18,27). Jika dibiarkan maka kerajaan Israel dan Yehuda secara politik dan militer akan hancur. (2Raj. 1:1, 8:20-22). Jika kehancuran tidak dicegah maka misi dan visi Allah memilih bangsa Israel akan gagal dan ini berakibat fatal bagi seluruh umat manusia.

Jadi karena faktor itu, maka keturunan Ahab tidak bisa dilenyapkan dengan bencana alam. Harus ada dinasti lain yang akan menggantikan untuk memerintah Israel dan sekaligus melenyapkan seluruh keturunan Ahab. Maka dinasti itu juga harus muncul dari orang yang tidak asing bagi dinasti lama, sehingga paling tidak orang tersebut sudah mengetahui seluk beluk pemerintahan di Israel. Orang tersebut harus mengenal seluruh keturunan Ahab dan rahasia-rahasia Ahab, sehingga tidak akan ragu-ragu lagi menjalankan amanat Allah. Ini penting untuk menjamin tuntasnya hukuman yang dijatuhkan kepada Ahab. Karena itu jika pilihan jatuh ke Yehu adalah tepat karena Yehu adalah ajudan Ahab yang sangat dekat dengannya dan mengetahui banyak rahasianya. (1Raj. 22:38; 2Raj. 9:26). Kedekatan dengan penguasa identik dengan kekuasaan. Karena itu sangat mudah bagi dia untuk merekrut para pengikut. Namun karena itu pula maka pengurapannya perlu dirahasiakan. Juga bukan Elisa sendiri yang mengurapi karena Elisa adalah nabi yang sangat populer. Kemana pun ia datang pasti akan menimbulkan kegemparan. Kerahasiaan ini hanya untuk menjamin keberhasilan misi Yehu sebagai seorang manusia.

Renungkan: Tepat waktu, tepat orang, dan tepat cara merupakan faktor-faktor utama yang selalu ada dalam setiap karya Allah. Pola kerja yang demikian harus menjadi pola Kristen juga.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6:

Kisaha Para Rasul 8:4-8, 14-17 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis8.htm#8:4 1Petrus 3:13-18 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe3.htm#3:13 Yohanes 14:15-21 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh14.htm#14:15 Mazmur 66:1-7 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz66.htm#66:1

Lagu: Kidung Jemaat 291

(0.094001866666667) (2Raj 17:7) (sh: Jangan sekali-kali memaksa Allah! (Jumat, 7 Juli 2000))
Jangan sekali-kali memaksa Allah!

Jangan sekali-kali memaksa Allah! Benarkah pembuangan bangsa Israel ini merupakan `buah' dari sebuah proses semakin memburuknya perjalanan moralitas dan kehidupan rohani bangsa Israel yang sudah matang? Benar sekali! Namun proses ini bukan merupakan prinsip menabur dan menuai secara alamiah. Allah di belakang semua itu, inilah keyakinan iman Kristen. Allah sendiri yang menjauhkan mereka dari hadapan-Nya (18). Bangsa Asyur atau bangsa apa pun hanyalah alat yang dipakai oleh-Nya. Namun mengapa Allah menghancurkan bangsa yang telah dipilih dan dipelihara dengan banyak mukjizat-Nya? Apakah semata-mata karena kedaulatan-Nya? Bukan! Namun karena keadilan-Nya. Dan ini pun bukan semata-mata inisiatif Allah sendiri melainkan bangsa Israel sendirilah, dengan segala perbuatannya yang jahat, yang dapat dikatakan "memaksa" Allah.

Allah sudah melakukan banyak karya dan melengkapi mereka agar dapat hidup taat dan melayani-Nya. Pertama, Allah sudah memerdekakan mereka dari cengkeraman bangsa Mesir (7). Kedua, Allah sudah memberikan hukum-hukum-Nya agar mereka dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya, (13). Ketiga, sebagai bangsa yang merdeka mereka membutuhkan wilayah maka Allah pun memberikan tanah kepada mereka dengan jalan menghalau di hadapan mereka bangsa-bangsa kafir yang telah mendiami tanah itu (8). Tindakan Allah ini sebenarnya juga merupakan suatu peringatan agar mereka tidak hidup menurut bangsa-bangsa kafir. Keempat, tidak hanya sekali Allah memperingatkan mereka untuk bertobat bahkan melalui banyak nabi dan tukang tilik (13).

Tindakan Israel telah menyingkirkan bahkan meniadakan Allah. Lebih parah lagi, cara dan sikap mereka melakukan perbuatan dosa mencerminkan suatu kondisi bahwa bangsa Israel telah kecanduan akan dosa seperti seorang budak yang tidak mampu menolak perintah tuannya. Hati mereka menjadi keras dan bebal sehingga secara moral mereka tidak mungkin memperbaharui keberadaan mereka sendiri.

Renungkan: Kristen yang telah dipilih, dipanggil, dan ditebus juga tidak mungkin bebas dari hukuman jika Kristen memilih untuk hidup seperti bangsa yang tidak mengenal Allah. Kelanjutan Kekristenan di Indonesia tidak tergantung kepada strategi politik partai yang sedang memerintah, tetapi kepada kesetiaan Kristen sebagai umat-Nya.

(0.094001866666667) (2Taw 7:1) (sh: Perayaan yang istimewa (Rabu, 15 Mei 2002))
Perayaan yang istimewa

Perayaan yang istimewa. Selesai berdoa, ada api yang turun dari surga menyambar kurban-kurban bakaran dan sembelihan tersebut (ayat 1). Ini menunjukkan persetujuan dan penerimaan Ilahi terhadap bait Allah Salomo, doa-doanya, dan kurban-kurbannya. Digambarkan bagaimana awan kemuliaan Tuhan begitu agung sehingga para imam tidak bisa masuk ke dalam bait Allah (ayat 2). Semua orang Israel menyembah dan bersyukur kepada Allah (ayat 3). Respons Allah kepada doa Salomo membuat semua bersukacita.

Penyembahan umat Israel diikuti oleh persembahan kurban yang jumlahnya amat mencengangkan, termasuk kurban sajian (ayat 4-7). Pengurbanan 144.000 binatang dilakukan dalam waktu 14 hari. Dengan mencantumkan jumlah ini, penulis mengajak komunitas pascapembuangan untuk memiliki antusiasme ketika menyembah Allah. Seiring itu, para imam dan orang Lewi mengiringi persembahan kurban dengan musik dan pujian. Akhirnya setelah 14 hari perayaan, Salomo membubarkan jemaah yang besar dan bersukacita itu (ayat 8-10). Pola perayaan yang dikaitkan dengan hari raya Pondok Daun harus menjadi pola juga bagi komunitas pascapembuangan, ketika institusi bait Allah dan kerajaan begitu harmonis merasakan kehadiran Allah.

Bagian berikutnya berbicara mengenai respons Allah kepada Salomo (ayat 11-22). Pertama, bahwa Salomo telah menyelesaikan bait Allah dan istananya (ayat 11-12a). Respons Allah ini berlangsung 13 tahun setelah doa Salomo dinaikkan (ayat 1Raj. 7:1, 9:10). Kedua, Allah menerima bait Allah tersebut (ayat 12b). Allah telah memilih tempat yang dibangun Salomo sebagai tempat kurban bakaran di hadapan-Nya, meskipun Ia tidak dapat ditampung di dalamnya. Dengan demikian, pentingnya bait Allah adalah berdasarkan perspektif Allah, bukan manusia. Ketiga, bait Allah akan berfungsi sebagai tempat doa ketika umat Israel mencari wajah Allah karena kesalahan mereka (ayat 13-16). Keempat, Allah memberikan perintah agar Salomo dan keturunannya taat terhadap perjanjian seperti Daud (ayat 17-22). Mereka harus setia kepada Allah satu-satunya.

Renungkan: Rayakanlah kehadiran Allah dengan antusias dalam hidup Anda, dan setialah pada hukum-hukum-Nya yang adil.

(0.094001866666667) (Neh 1:1) (sh: Nehemia yang peduli dan berdoa (Sabtu, 11 November 2000))
Nehemia yang peduli dan berdoa

Nehemia yang peduli dan berdoa. Nehemia mempunyai kedudukan yang enak dan terpandang dalam kerajaan Persia. Meskipun demikian ketika ia mendengar kabar tentang situasi dan kondisi Yerusalem, ia sangat sedih dan hancur hatinya. Reaksi Nehemia ini memperlihatkan kepeduliannya yang mendalam terhadap keadaan negara dan bangsanya. Ia menangis, berkabung, berpuasa, dan berdoa. Zaman ini Kristen tidak lagi menjadi pembangun tembok kota seperti Nehemia, namun Kristen dapat mempunyai kepedulian bagi saudara-saudaranya seperti yang dimiliki Nehemia. Bukankah 1Kor. 12 menyatakan bahwa gereja adalah tubuh Kristus dimana tiap-tiap anggota mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang lain? Karena itu jika satu anggota sakit, yang lain pun akan menderita. Kristen dapat berperan berdoa seperti Nehemia.

Kesedihan yang mendalam tidak membuat Nehemia frustasi atau apatis. Ketika mendengar kesengsaraan saudara-saudaranya di Yerusalem, langkah pertama dan terpenting yang dilakukan Nehemia adalah berdoa dengan sepenuh hati. Doa baginya adalah modal utama sebelum melakukan tindakan apa pun sebab Ia berdoa kepada Allah yang mampu dan mau menolong umat-Nya (5-6). Ia mampu sebab bukankah Ia adalah Allah semesta langit yang Maha Besar dan Maha Dahsyat? Ia mau sebab Ia adalah Allah yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya.

Bagaimana Nehemia berdoa? Ia mengakui dosa-dosa bangsanya dan dirinya sebagai penyebab utama kehancuran Yerusalem. Kemudian ia ingat bahwa Allah telah memilih Yerusalem sebagai tempat dimana nama- Nya akan diam. Ini berarti bahwa kemuliaan Allah berhubungan erat dengan kondisi kota. Yerusalem yang hancur tidak hanya memalukan bangsa yang tinggal namun juga menodai kemuliaan Allah. Ini berarti Nehemia tidak hanya berdoa semata-mata untuk kepentingan saudara-saudaranya tapi juga demi kemuliaan Allah. Ia berdoa dengan sungguh bukan hanya agar diberkati tetapi agar Allah dimuliakan. Inilah doa yang sesuai kehendak-Nya.

Renungkan: Kepedulian Nehemia untuk melakukan karya besar bagi umat Allah, dimulai dengan lutut untuk berdoa. Seharusnya pelayanan kita untuk membangun iman jiwa-jiwa yang belum diselamatkan diawali dengan doa.

(0.094001866666667) (Neh 12:1) (sh: Pentingnya mengenal para pemimpin rohani (Selasa, 28 November 2000))
Pentingnya mengenal para pemimpin rohani

Pentingnya mengenal para pemimpin rohani. Kebenaran apakah yang akan kita dapatkan dengan membaca daftar silsilah sebuah keluarga besar? Apakah hal ini berguna? Bagi kita yang hidup dalam masa dan budaya yang berbeda, pembacaan Alkitab hari ini terasa membosankan dan sia-sia. Namun sesungguhnya bagian ini tidak akan dicatat dan dimasukkan ke dalam Alkitab jika memang tidak ada gunanya. Dengan kata lain walaupun mungkin sulit, firman Tuhan hari ini tetap mempunyai kebenaran yang berguna bagi bangsa Israel dan bagi Kristen yang hidup jauh sesudah peristiwa ini terjadi. Apalagi silsilah yang dicatat disini adalah silsilah para imam dan orang Lewi, orang-orang yang mempunyai tugas khusus untuk melayani Allah di bait suci-Nya.

Bagi bangsa Israel, catatan silsilah keluarga seseorang merupakan catatan yang penting sebab catatan ini akan memberikan legitimasi awal apakah seseorang memang layak untuk menyandang suatu jabatan tertentu, terlebih jabatan yang berhubungan dengan pelayanan di bait Allah. Dari daftar para imam dan orang Lewi yang pulang dari pembuangan (1-9) kita tahu bahwa mereka hidup dalam periode Yoyakim dan Elyazib (26, 22) yaitu zaman sebelum Nehemia tiba dan mereka yang sezaman dengan Nehemia. Jika zaman hidup seseorang diketahui, sangat mudah bagi orang lain untuk meneliti segala sesuatu yang berhubungan dengan orang tersebut. Demikian pula dengan para imam dan orang Lewi yang didaftar, keabsahan mereka sebagai orang-orang yang dikhususkan Allah untuk melayani- Dia di bait suci dapat diketahui, sebab tidak semua orang diperbolehkan melayani Allah di bait suci-Nya.

Penyebutan nama keluarga para imam dan orang Lewi penting dengan maksud jika mereka belum dikenal masyarakat karena sudah tidak lagi menjalankan keimamannya dan memilih untuk bertani (lihat uraian kemarin), mereka dapat dikenal dari keluarganya.

Pendaftaran para imam dan orang Lewi juga penting bagi Nehemia untuk mengetahui jumlah pemimpin rohani yang ada sehingga Nehemia dapat mengkoordinasi dengan baik agar dapat melayani dan memenuhi kebutuhan rohani Israel.

Renungkan: Pengenalan terhadap seorang pemimpin adalah hal yang penting sebab seorang pemimpin dapat memberikan pengaruh yang sangat besar bagi gereja dan masyarakat.

(0.094001866666667) (Mzm 26:1) (sh: Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan (Selasa, 20 Maret 2001))
Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan

Tantangan kehidupan dan persekutuan dengan Tuhan. Kehidupan seorang yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah adalah kehidupan yang penuh kekuatan dan dinamika yang tinggi. Kesulitan, tantangan, dan penindasan akan datang silih berganti menerjang kehidupannya. Pada waktu badai datang, ia mungkin akan terhempas dan ditenggelamkan olehnya. Namun tidak lama berselang ia akan muncul mengatasi badai itu dengan kekuatan yang baru bahkan dari mulutnya akan keluar puji-pujian yang indah kepada Allah.

Ini bukan suatu teori namun kenyataan yang sudah dialami oleh Daud. Baru saja ia meratap agar ia tidak dibiarkan hancur bersama orang-orang berdosa (9-10), namun segera dilanjutkan dengan ungkapan yang menyatakan kondisinya telah berubah dan kini ia akan memuji-muji Tuhan (12). Mengapa bisa demikian? Sebab Daud mempunyai keyakinan besar dalam doa. Keyakinan Daud yang besar akan doa berdasarkan pada pengenalannya akan Allah dan juga bergantung kepada keyakinannya bahwa ia hidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah. Bagi Daud persekutuan yang erat dengan Allah tidak harus dimanifestasikan melalui tindakan supranatural melainkan harus selalu terpancar dari tindakannya dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Berikut manifestasi orang yang akrab dengan Allah: Krisis apa pun tidak akan menggoyahkan kepercayaannya kepada Allah (1b). Ia rindu untuk mempunyai kehidupan yang transparan, tidak ada tipu daya dan kelicikan dalam dirinya, sehingga ia rela untuk diuji oleh Allah (2). Kasih setia Allah selalu menjadi bahan perenungannya dan sumber kekuatan (3). Segala perbuatan dan keputusannya berdasarkan kebenaran Allah (3). Ia tidak memilih jalan yang diambil oleh orang fasik dan tidak mau menikmati hasilnya juga (4-5). Ia selalu menjaga kekudusan hidupnya (6). Menyaksikan imannya dan kasih setia Allah kepada orang lain selalu ia lakukan dengan berbagai cara mulai dari pujian, percakapan, dan tindakan (7). Ia selalu mengidentifikasikan dirinya dengan umat Allah yang lain dan bersekutu dengan mereka (8).

Renungkan: Banyak Kristen yang mengenal Allah dan mempunyai keyakinan doa yang besar namun ketika menghadapi krisis tidak mempunyai kekuatan dan dinamika hidup seperti Daud. Karena itu milikilah persekutuan yang indah dengan Tuhan yang terpancar melalui 8 manifestasi yang Daud ungkapkan.

(0.094001866666667) (Ams 12:1) (sh: Garis pemisah yang jelas (Kamis, 27 Juli 2000))
Garis pemisah yang jelas

Garis pemisah yang jelas. Satu topik yang banyak diberikan perhatian oleh raja Salomo adalah orang benar. Orang benar merancangkan keadilan (5) bukan kejahatan. Sebab orang benar sungguh peduli kepada keadilan (18:5). Di samping itu orang benar sangat peduli kepada mereka yang membutuhkan uluran tangannya karena itu orang benar selalu bermurah hati kepada siapa saja tanpa terkecuali (10). Mereka juga benci kepada dusta dan ketidakjujuran (13:5). Oleh sebab itu apa pun yang dilakukannya selalu mengandung kebenaran bukan kekejian atau pun kejahatan (11:3; 15:19). Bahkan perkataannya pun berguna bagi hidup orang lain (6).

Namun manusia zaman sekarang sinis terhadap orang benar. Firman Tuhan jelas menentang keyakinan itu. Orang benar akan tetap merasa aman dan tak tergoyahkan sementara rekannya akan rubuh ketika goncangan-goncangan melanda manusia (3). Masa kejayaan dan keberadaan orang fasik tidak akan langgeng, namun kejayaan dan keberadaan orang benar malah sebaliknya (7). Jika melakukan usaha, orang benar akan berhasil walaupun mungkin harus membutuhkan waktu yang lama (12). Sedangkan orang fasik yang nampaknya berhasil mencapai kesuksesan secara singkat namun tidak akan langgeng (7, 12). Walaupun tidak kebal terhadap kesukaran tetapi akhirnya orang benar akan keluar dari kemelut yang menyelimutinya (13).

Garis pemisah antara orang benar dan orang fasik sangat jelas walaupun masyarakat sekarang berusaha untuk mengaburkannya. Mereka menyebut tindakan penggelapan atau pemakaian uang negara dengan `salah prosedur'. Mereka mempersiapkan, merencanakan, dan melakukan tindakan kekerasan di bawah payung `demokrasi' dan perlindungan hak asasi manusia. Tindakan kejahatan dan korupsi yang jelas-jelas melanggar norma-norma dan nilai-nilai etis masyarakat, dibenarkan karena dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden yang sudah disahkan oleh lembaga tertinggi negara. Namun Allah tidak dapat didustai dan diperdayai dengan cara apa pun.

Renungkan: Siapa pun kita yang memilih untuk menjadi orang benar yakinlah bahwa berkat sedang dan akan dilimpahkan kepada kita. Sedangkan siapa pun yang menolak kebenaran akan menerima apa yang patut mereka terima.

(0.094001866666667) (Ams 13:1) (sh: Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati (Sabtu, 29 Juli 2000))
Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati

Sayangilah anak-anak dengan sepenuh hati. Orang Yahudi terkenal sebagai orang tua yang terbaik di antara bangsa-bangsa purba. Karena itu ucapan yang terdapat di dalam Amsal 13:24a tidak mengandung arti bahwa orang Yahudi mendukung penyiksaan atau pelecehan hak asasi anak-anak. Pengertian yang terkandung di dalam ayat itu adalah orang tua yang gagal mendisiplin anak-anaknya adalah orang tua yang tidak sayang kepada anak-anaknya.

Orang tua yang sayang kepada anak-anaknya tidak akan membiarkan mereka melakukan kesalahan, tapi bertindak tegas untuk mengoreksi. Karena itu penulis Amsal melalui ayat ini ingin menegaskan betapa penting dan mendesaknya untuk menghajar anak-anak supaya kelak jika dewasa mereka dapat tetap memilih jalan Tuhan. Harap diingat pula bahwa kata `tidak menggunakan tongkat' harus dipahami sebagai kiasan dan tidak menyarankan pukulan sebagai bentuk penghukuman, meskipun hukuman semacam itu diberlakukan juga pada zaman Israel purba. Jadi hajaran di sini bukan berarti kekerasan namun kasih sayang dan mempunyai tujuan demi masa depan sang anak. Hajaran ini harus meliputi seluruh aspek kehidupan manusia antara lain masalah ekonomi (25), masalah hubungan antar manusia (10), kehidupan moral (6), integritas (5), komunikasi (2-3) serta yang terpenting adalah menumbuhkembangkan kebiasaan membaca dan menerapkan firman-Nya (13).

Di kota besar seperti Jakarta, penerapan yang benar untuk firman Tuhan ini menjadi permasalahan yang sangat pelik. Di satu pihak untuk memenuhi tuntutan hidup baik dari segi ekonomi maupun sosial, suami dan istri harus melakukan berbagai kegiatan di luar rumah di samping bekerja. Di pihak lain, dari belajar firman Tuhan, mereka menyadari bahwa mereka harus mendidik anaknya di jalan Tuhan. Ketegangan terjadi di sini. Mereka mengirim anaknya ke sebuah lembaga pendidikan formal maupun non-formal yang memang bergerak dalam bidang pendidikan anak baik secara mental, jasmani, maupun rohani.

Renungkan: Tindakan ini nampaknya menyelesaikan ketegang-an yang mereka alami. Mereka merasa menemukan kembali damai sejahtera sebab mereka merasa berhasil memenuhi 2 kebutuhan secara bersama-sama. Ditinjau berdasarkan Ul. 6:7-9 menurut Anda sudah berapa persenkah tindakan mereka itu memenuhi tuntutan Allah?

(0.094001866666667) (Ams 22:1) (sh: Kaya — miskin (Rabu, 25 Oktober 2000))
Kaya — miskin

Kaya -- miskin. Siapa pun manusia, baik kaya maupun miskin, diciptakan oleh Tuhan (2), sesuai peta dan teladan-Nya. Dapatkah dibenarkan bila si kaya menindas si miskin atau si miskin balas dendam terhadap si kaya? Namun pada umumnya yang terjadi adalah si kaya menguasai si miskin dan si miskin menjadi budak dari si kaya (7). Anehnya banyak orang miskin menikmati keberadaannya dan berdalih membela kemalasannya: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan" (13). Beralasan takut bahaya, mereka tidak melakukan apa-apa dan hanya menunggu belas kasihan orang lain. Inilah si miskin yang terjerat karena kemiskinan mentalnya sendiri, tak ada sedikit pun tekad merubah kemiskinannya. Benarkah bila kita menaruh belas kasihan kepada orang miskin ini?

Bagaimana dengan si kaya? Apakah kekayaan yang paling berharga dalam hidupnya? Bagi si kaya mungkin benar, tetapi ada yang jauh lebih berharga bagi manusia, yakni nama baik dan relasi kasih. Keduanya tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan bahkan perak dan emas sekalipun (1). Kekayaan yang hanya berupa materi tak akan membuat manusia hidup berarti, kecuali ia membagikannya kepada si miskin dan hidupnya akan diberkati (9). Bila si kaya dan si miskin bersama menyadari bahwa mereka adalah ciptaan Tuhan, maka terbinalah hubungan kasih sejati, yang kuat menolong yang lemah, dan hidup bersama dalam takut akan Tuhan.

Penulis Amsal juga mengingatkan tentang pentingnya pendidikan bagi orang muda. Kebodohan melekat di hati orang muda, sehingga perlu tongkat didikan untuk mengusirnya (15). Karena kebodohan ini, orang muda tidak dapat memilih jalannya sendiri, ia belum dapat membedakan yang benar dan salah. Karena itu pendidikan perlu dilakukan sedini mungkin, agar anak-anak, remaja, atau pemuda dapat diarahkan kepada jalan yang benar. Bekal kebenaran di masa muda mempersiapkan mereka menempuh jalan kebenaran di masa tuanya, sehingga mereka tidak menyimpang.

Renungkan: Bertindaklah bijaksana, baik terhadap orang kaya maupun orang miskin, karena semuanya adalah ciptaan Tuhan. Dan janganlah lupa mendidik generasi muda dalam jalan kebenaran, karena perjalanan sejarah bangsa di masa depan terletak di pundak mereka.

(0.094001866666667) (Ams 23:17) (sh: Berontak dan anggur, penghancur masa depan (Sabtu, 28 Oktober 2000))
Berontak dan anggur, penghancur masa depan

Berontak dan anggur, penghancur masa depan. Zaman kini semakin sulit kita menemukan anak yang patuh dan hormat pada orang-tua. Berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana seorang anak tak punya hak berpendapat atau menolak kemauan orang-tuanya. Orang-tua memiliki otoritas penuh terhadap anak-anaknya. Sekarang terjadi sebaliknya, orang-tua tidak memiliki keberanian menolak permintaan anaknya sekalipun permintaan tersebut akan mencelakakan jiwa anaknya atau membawa aib buat keluarganya.

Dalam bagian ini penulis Amsal lebih banyak menujukan nasihatnya kepada anak-anak. Anak-anak harus mendengarkan didikan ayahnya dan menghormati ibunya, agar ayah dan ibunya bersukacita karena mereka. Tak ada kebahagiaan lain bagi orang-tua kecuali melihat anak-anaknya hidup benar dan bijak. Namun mengapa terlebih sering dijumpai anak yang mengecewakan orang-tuanya? Mereka memberontak dan memilih jalannya sendiri. Mereka menganggap apa yang mereka pilih lebih modern, lebih asyik, lebih heboh, lebih menantang, dll. Mereka berpendapat bahwa pandangan orang-tua tidak lagi sesuai dengan dunia mereka sekarang. Itulah sebabnya mereka tidak lagi menghargai dan menghormati orang-tua. Padahal pemberontakan adalah penghancur masa depan mereka. Oleh karena itu anak-anak perlu menyadari betapa berharganya didikan orang tua untuk mengetahui jalan yang benar dan tepat bagi mereka. Bila anak-anak hidup takut akan Tuhan maka masa depannya pasti dipimpin Tuhan.

Anggur pun penghancur masa depan seseorang. Warnanya yang menggiurkan dan rasanya yang nikmat menjerumuskan orang-orang ke dalam kenikmatan palsu yang menyesatkan. Sesaat mereka melupakan masalah dan pergumulan hidup, terbuai dalam lamunan kosong tiada isi. Matanya melihat hal-hal yang aneh dan hatinya mengucapkan kata-kata yang kacau (33). Mereka tidak lagi menyadari apa yang terjadi pada dirinya, karena dia sedang menipu dirinya sendiri (34-35). Dalam keadaan seperti ini mereka tidak lagi berpikir sehat dan bekerja dengan baik, karena pikiran dan hati yang mengontrol hidup mereka telah kosong.

Renungkan: Berontak dan anggur adalah bahaya besar bagi generasi muda bangsa kita, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah bersama kita perangi keduanya!

(0.094001866666667) (Yer 7:29) (sh: Berhala yang kosong dan tak berdaya (Sabtu, 9 September 2000))
Berhala yang kosong dan tak berdaya

Berhala yang kosong dan tak berdaya. Bangsa Yehuda memilih berhala daripada Allah. Ini merupakan pelecehan terhadap kekudusan bait-Nya dan penolakan akan kedaulatan Allah. Mereka juga secara terang-terangan mendirikan bukit pengorbanan dan membakar anak-anak mereka untuk dipersembahkan kepada dewa Molekh. Pilihan itu membawa konsekuensi yang sangat dahsyat. Pertama, mereka kehilangan identitas sebagai sebuah bangsa sebab mereka telah ditolak dan dibuang oleh Allah. Karena itu bangsa Yehuda diperintahkan untuk mencukur rambut dan membuangnya (29), yang melambangkan bahwa bangsa Yehuda sudah najis dan tidak lagi dikhususkan bagi Allah (Bil. 6:2-8 dan Hak. 16:15-22). Karena itu mereka mengangkat ratapan di bukit-bukit gundul tempat pemujaan berhala-berhala kafir memohon pertolongan para berhala. Kedua, mereka akan ditimpa kengerian yang luar biasa sebab apa yang mereka puja dan sanjung justru menjadi tempat pembuangan mayat mereka (32-33). Ketiga, kehidupan masyarakat menjadi tidak normal sebab tanda-tanda kehidupan yang normal seperti suara kegirangan, suara sukacita, dan suara pengantin laki-laki dan perempuan sudah lenyap (34). Keempat, penghinaan total yang sangat menyakitkan akan mendera mereka sebab tulang-belulang mereka yang sudah mati akan dikeluarkan dari kubur dan diserakkan di depan dewa-dewa yang dulu mereka sembah dan puja (8:1-2). Konsekuensi itu tidak terelakkan sebab berhala yang mereka sembah dan agungkan ternyata hanya kosong belaka, tidak mampu berbuat apa-apa bagi bangsa Yehuda, ketika tempat kudusnya dipakai sebagai pembuangan mayat, dan ketika tulang-belulang pengikutnya dibiarkan berserakan.

Berhala zaman sekarang mempunyai bentuk yang lebih menggiurkan dan menggoda seperti harta, karier, dan kekuasaan. Banyak Kristen mengorbankan anaknya demi uang dan karier. Praktik bisnis duniawi yang kotor dan penuh kelicikan dijalankan di gereja demi posisi dan harta. Namun harus diingat bahwa semua berhala itu kosong tak berdaya.

Renungkan: Dapatkah keluarga yang hancur berantakan diutuhkan kembali dengan uang berlimpah? Dapatkah rasa malu dan terhina karena ulah anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian orang-tua disembunyikan di belakang kedudukan tinggi?

(0.094001866666667) (Yer 13:1) (sh: Jangan bermain-main dengan dosa (Selasa, 19 September 2000))
Jangan bermain-main dengan dosa

Jangan bermain-main dengan dosa. Dua peringatan yang diberikan oleh Allah ini, walaupun menggunakan 2 cara, mempunyai tujuan yang sama yaitu jangan bermain-main dengan dosa.Peringatan pertama menggunakan aksi simbolik yang diperagakan oleh Yeremia: yaitu membeli ikat pinggang, memakainya, dan menjaganya supaya tidak tercelup air. Kemudian ikat pinggang tadi dibawa ke sungai Efrat dan disembunyikan di celah-celah batu (1-11). Beberapa bulan kemudian ikat pinggang itu diambil dan ternyata telah lapuk serta tidak berguna. Ikat pinggang itu melambangkan bangsa Yehuda yang kudus dan tak bercacat ketika pertama kali dipanggil oleh Allah (bdk. 2:2, 3). Seperti ikat pinggang dekat dengan pemakainya, segenap bangsa Yehuda dulu juga bergaul akrab dengan Allah sehingga mereka menjadi umat-Nya yang memuji dan memuliakan Dia di hadapan bangsa-bangsa. Namun kini mereka menjadi tercela karena persekongkolan dengan Asyur untuk meminum sungai Efrat (2:18) dan menjadi penyembah berhala kafir (10). Mereka menjadi seperti ikat pinggang yang menjadi lapuk dan tidak berguna. Mereka tidak lagi ternama, terpuji, dan terhormat bagi Allah (11).

Peringatan kedua berdasarkan pepatah yang mengatakan bahwa setiap buyung harus dipenuhi dengan anggur (12-13). Bangsa Yehuda yang dilambangkan sebagai buyung anggur telah kehilangan fungsinya (lihat ayat 11). Mereka sekarang tidak berguna dan hanya pantas dihancurkan. Penghukuman Allah tidak memandang orang, siapa pun yang berdosa akan tertimpa penghukuman (13-14). Ketika kemuliaan sebagai umat Allah sudah berlalu dari bangsa Yehuda, mereka hanya seperti buyung anggur yang kosong, yang tidak berguna. Mereka tidak dapat menuntut kepada Allah bahwa dulu Allah sudah memilih mereka. Hak istimewa sebagai umat Allah selalu disertai dengan tanggung jawab. Bangsa Yehuda yang tidak bertanggungjawab tidak dapat berharap bahwa Allah akan meluputkan mereka dari hukuman.

Renungkan: Kita boleh bangga menjadi umat pilihan Allah. Namun peringatan di atas juga menjadi peringatan bagi kita. Jangan biarkan kita dilapukkan oleh dosa dan menjadi buyung anggur kosong, sehingga kita menjadi Kristen yang tidak berguna bagi Allah dan sesama. Renungkanlah apa yang dapat membuat kita menjadi lapuk dan menjadi buyung anggur kosong!

(0.094001866666667) (Yer 17:19) (sh: Terbaik di antara yang baik (Selasa, 26 September 2000))
Terbaik di antara yang baik

Terbaik di antara yang baik. Bila dibandingkan dengan dosa-dosa lain yang dilakukan oleh Yehuda, mengapa Allah memerintahkan Yeremia memfokuskan khotbahnya pada masalah pengudusan hari Sabat? Sudah pasti penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa Yehuda jauh lebih buruk dibandingkan dengan membawa barang-barang pada hari Sabat. Juga sudah pasti bahwa masalah kebobrokan moral bangsa Yehuda jauh lebih serius dibandingkan dengan melakukan suatu pekerjaan di hari Sabat. Namun khotbah Yeremia tentang pengudusan hari Sabat dan janji berkat yang akan Allah berikan kepada bangsa Yehuda jika mereka taat kepada Allah (24-26), merupakan sebuah ujian. Jika bangsa Yehuda memprioritaskan Allah pada hari Sabat, mereka juga akan memprioritaskan Allah di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kegagalan mereka untuk memuliakan dan menghormati Allah pada hari yang sudah ditetapkan, merupakan bukti bahwa seluruh nilai-nilai yang mereka pegang adalah nilai-nilai yang tidak berdasarkan pada kebenaran Allah.

Kristen masa kini pun harus memberikan prioritas pertama untuk beribadah ke gereja pada hari Minggu serta menguduskannya dan untuk mempunyai waktu bersekutu dengan-Nya secara pribadi melalui doa dan perenungan firman-Nya. Ketika kita memberikan prioritas pertama bagi Allah, maka bidang-bidang lain akan mengikutinya.

Namun mengkhususkan dan menguduskan hari Minggu bukanlah keputusan yang mudah dan sepele bagi Kristen yang hidup di kota besar, terlebih bagi mereka yang sudah menikah dan berkeluarga. Hari Senin hingga Jumat mereka disibukkan urusan pekerjaan dan kantor hingga larut malam. Hari Sabtu biasanya digunakan untuk ke bengkel, atau memperbaiki peralatan atau perabotan rumah yang rusak. Satu-satunya hari yang tersisa bagi keluarga untuk berkumpul dan bercengkerama hanyalah hari Minggu. Kristen di kota besar sering diperhadapkan pada pilihan yang sulit yaitu memilih yang terbaik dari yang baik.

Renungkan: Berkumpul bersama keluarga maupun menguduskan hari Minggu adalah kewajiban dan pelayanan yang harus ditunaikan dengan sungguh. Karena itu tidak ada pilihan lain selain mengurangi aktivitas di hari biasa untuk berkumpul bersama keluarga sehingga dapat memprioritaskan Allah di hari Sabat-Nya.

(0.094001866666667) (Yer 29:1) (sh: Pengharapan tak pernah sirna (Jumat, 20 April 2001))
Pengharapan tak pernah sirna

Pengharapan tak pernah sirna. Dua tahun setelah raja Yekhonya beserta rombongannya dibuang, pembuangan belum juga berakhir (2). Sebaliknya rombongan berikutnya malah menyusul (1). Realita ini yang menghancurkan pengharapan yang bertumbuh dalam diri mereka karena pengajaran para nabi palsu. Mereka butuh kekuatan rohani sebab kekecewaan dapat mendorong mereka melakukan tindakan-tindakan yang akan merugikan diri mereka sendiri. Karena itulah Yeremia menulis surat untuk menguatkan mereka.

Isi surat itu memang merupakan sumber kekuatan rohani untuk menjalani masa pembuangan yang panjang. Ini adalah anugerah sebab ikut dalam pembuangan tidak menjadikan mereka sebagai buah ara yang baik (17). Mereka masih diberi kebebasan untuk memilih hidup sesuai dengan rencana Allah (5-7) atau memberontak terhadap Allah seperti Ahab dan Zedekia (21-23). Mereka tahu bahwa mereka yang masih tinggal di Yehuda juga mempunyai pilihan yang sama (16-19). Sumber kekuatan itu berupa jaminan akan berkat Allah bagi kelangsungan hidup manusia secara normal (5-6). Sumber berikutnya adalah persekutuan yang indah dengan Tuhan melalui doa (7-14). Doa yang dipanjatkan akan didengar oleh Allah walaupun dalam pembuangan. Keyakinan akan pemerintahan Allah walaupun berada di bawah kekuasaan Nebukadnezar adalah sumber kekuatan juga. Tindakan Nebukadnezar menawan Yehuda dapat dikatakan tindakan Allah (21) sebab Ia juga yang menetapkan batas waktunya (10). Tempat pembuangan dapat menggantikan Yerusalem sebagai tempat perlindungan sementara, sesuai dengan rencana Allah (7). Akhirnya, semua sumber itu tersedia bagi mereka jika mereka percaya kepada firman Allah yang aktif bekerja di antara mereka, walaupun dalam bentuk tulisan. Firman tertulis itu dapat menjangkau tempat dimana Yeremia tidak dapat menjangkaunya. Mereka jangan seperti nenek moyang mereka, sanak saudaranya yang masih di Yehuda, atau bahkan dirinya sebelum dalam pembuangan, namun mereka harus mendengarkan dan taat kepada firman-Nya (19).

Renungkan: Betapa besar kasih setia Allah kepada umat-Nya. Penghukuman-Nya adalah untuk mendisiplin umat-Nya agar mempunyai masa depan yang baik. Karena itu disiplin Allah bukan berarti hilangnya harapan namun persiapan untuk menyongsong hari depan yang lebih baik.

(0.094001866666667) (Yer 39:1) (sh: Perbedaan orang yang setia dan tidak setia (Kamis, 10 Mei 2001))
Perbedaan orang yang setia dan tidak setia

Perbedaan orang yang setia dan tidak setia. Akhirnya, apa yang dinubuatkan oleh Yeremia selama bertahun-tahun menjadi realita bagi Yehuda. Yeremia sudah memperingatkan agar Yehuda tidak bergantung kepada Mesir ataupun kekuatan lainnya kecuali Allah. Tak henti-hentinya Yeremia mendorong dan membujuk Zedekia untuk tunduk kepada Babel agar Yehuda tidak dihancurleburkan oleh Nebukadnezar. Usaha-usaha Yeremia gagal total. Namun ada 2 orang yang tidak ikut mengalami kehancuran yaitu Yeremia dan Ebed-Melekh.

Berlatarbelakang serangan Babel yang membumihanguskan Yerusalem, perbandingan yang kontras tentang kondisi akhir antara orang yang tidak setia dan yang setia kepada Allah digambarkan dengan jelas. Ketika diperhadapkan pada Nebukadnezar, Zedekia pasti teringat nubuat Yeremia tentang dirinya (34:3) dan ia pasti sangat menyesal mengapa ia tidak mau menaati Allah. Tidak sedikit pun kemegahan Yerusalem yang tersisa: istana, rumah, dan tembok kota. Sekarang Yerusalem hanya dihuni oleh rakyat miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Apa yang dipertahankan oleh Zedekia - kedudukan, kemegahan, kekayaan - dengan berbagai cara hingga memilih untuk tidak taat kepada firman-Nya, habis tak bersisa. Tidak hanya itu, harta yang paling berharga yang ia miliki yaitu anak-anak, dibunuh di depan matanya sebelum kedua matanya dicungkil oleh Nebukadnezar. Mengapa hidup Zedekia begitu tragis? Jawabannya terletak pada bentuk ketidaksetiaan Zedekia. Ia tidak menolak atau menentang Allah, namun ia tidak mampu menaati kehendak-Nya ketika tekanan menderanya. Dibandingkan Zedekia, apa yang menimpa Yeremia sangat bertolakbelakang. Nebukadnezar begitu memperhatikan dan melindunginya sehingga tidak hanya diri dan tubuhnya, rumahnya pun masih utuh. Hal serupa dialami juga oleh Ebed-Melekh meskipun tidak dipaparkan secara rinci. Yeremia dan Ebed-Melekh tetap setia kepada Allah walaupun harus mengorbankan kesenangan, kenikmatan, bahkan keselamatan diri, hasilnya mereka tidak kehilangan apa pun.

Renungkan: Kisah hidup mereka merupakan peringatan keras buat kita. Kesetiaan dan ketidaksetiaan merupakan hal yang sangat serius di mata Allah dan sangat menentukan bagi kehidupan umat-Nya di masa mendatang. Minta kepada Allah untuk terus menegur sebab ketidaksetiaan Kristen seringkali karena tekanan ekonomi dan karier.

(0.094001866666667) (Mi 6:9) (sh: Penghukuman Allah itu pasti (Rabu, 20 Desember 2000))
Penghukuman Allah itu pasti

Penghukuman Allah itu pasti. Keputusan pengadilan sudah ditetapkan untuk memenangkan Allah. Sebagai Tuhan dan Raja atas Israel, Ia selalu berlaku adil dan setia. Namun Israel selalu memberontak terhadap kehendak-Nya. Keadilan dan kebaikan hanyalah bahan cemoohan di antara mereka sedangkan kerendahan hati hanyalah sebagai bahan ejekan (10-12). Apakah Allah melupakan dan membiarkan segala ketidakadilan dan penindasan (10-11)? Allahlah yang menetapkan standar keadilan dan kebaikan yang dilanggar oleh Israel. Mereka tidak dapat berharap Allah akan meninggalkan standar yang telah Ia tetapkan dan belas kasihan-Nya terhadap orang-orang yang tertindas hanya untuk membebaskan mereka dari hukuman. Setiap pemberontakan terhadap- Nya pasti akan dihukum.

Walaupun demikian Allah tidak menghukum tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu. Namun bangsa Israel yang tegar tengkuk ini telah meremehkan peringatan Allah. Mereka terus berkubang di dalam dosa dan menikmati hidup berdasarkan kedegilan hati mereka. Maka akhirnya Allah menghukum mereka, semua nubuat Allah tentang penghukuman yang akan menimpa bangsa Israel telah menjadi kenyataan.

Apa yang terjadi ketika hukuman Allah dijatuhkan? Suatu yang sangat ironis terjadi, harta dan kekayaan yang dikejar oleh orang-orang kaya hingga menindas orang lain tidak akan membuat mereka puas dan bahagia. Tidak hanya itu. Harta berlimpah yang mereka puja- puja akan lenyap begitu saja. Sumber-sumber kekayaan yang menghidupi mereka tidak akan membuahkan apa-apa. Bahkan secara mental mereka pun akan mengalami siksaan yang tidak kecil (16).

Hasil akhir tidak akan pernah membenarkan cara yang digunakan. Cara yang salah hanya akan membuat seseorang tidak akan pernah menggapai keberhasilan akhir. Allah adalah maha kasih dan maha adil. Dia akan mengampuni orang yang berdosa tapi pada saat yang sama Dia juga tidak akan berdiam diri terhadap orang yang memilih untuk hidup di dalam dosa-dosanya.

Renungkan: Sudah berapa kalikah Allah telah memberikan peringatan kepada kita untuk berbalik kepada-Nya dan meninggalkan praktek-praktek dosa yang masih sering kita lakukan dalam berbisnis, berumah tangga, bersekolah, dan bermasyarakat?

(0.094001866666667) (Mat 8:28) (sh: Otoritas mutlak Yesus Kristus (Senin, 22 Januari 2001))
Otoritas mutlak Yesus Kristus

Otoritas mutlak Yesus Kristus. Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, sebuah wilayah di luar wilayah orang Yahudi, dua orang yang dirasuki setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kekuasaan-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka kuatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat universal hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya juga meliputi seluruh jagad raya ini sehingga untuk mencelakakan babi, setan harus meminta izin dari Yesus.

Yesus memang mempunyai otoritas atas setan dan seluruh fisik alam semesta. Namun apa istimewa- Nya? Bukankah banyak dukun dan orang berilmu lainnya yang dapat menaklukkan setan? Namun otoritas Yesus tetap melebihi para orang berilmu lainnya sebab Ia berkuasa mengampuni dosa. Dengan kata lain, Ia mampu menyelesaikan permasalahan manusia yang tidak akan pernah dapat manusia selesaikan sendiri sebab permasalahan ini melibatkan Allah sang Hakim yang Adil dan Kudus. Kuasa seperti itu hanya dimiliki oleh Allah. Karena itulah para ahli Taurat yang mendengar bahwa Yesus mengampuni dosa seorang lumpuh, mereka langsung beranggapan bahwa Yesus menghujat Allah karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Pengampunan dosa memang tidak dapat dibuktikan secara fisik, namun mukjizat penyembuhan itu membuktikan bahwa Yesus benar-benar Allah dan bahwa dosa si orang lumpuh sudah diampuni. Alasannya adalah jika Yesus benar-benar menghujat Allah seperti tuduhan para ahli Taurat, tentunya Ia berdosa. Dan jika Ia berdosa kepada Allah, dapatkah Ia membuat mukjizat untuk kemuliaan Allah? Jawabannya tidak! Ini berarti Yesus adalah benar-benar Allah.

Renungkan: Bagaimana seharusnya respons kita kepada Yesus? Janganlah seperti setan yang walaupun tunduk kepada Yesus namun tetap membenci-Nya, janganlah seperti orang-orang Gadara yang lebih memilih babi daripada Yesus, dan jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Pikirkan dan renungkan respons apa yang patut Anda berikan kepada Yesus Tuhan kita?

(0.094001866666667) (Mat 10:5) (sh: Prinsip pelayanan yang efektif (Jumat, 26 Januari 2001))
Prinsip pelayanan yang efektif

Prinsip pelayanan yang efektif. Para rasul yang diutus tidak hanya diberi kuasa namun juga dibekali prinsip-prinsip pelayanan yang sangat mendukung pelayanan mereka. Apa sajakah?

Target pelayanan mereka harus jelas dan spesifik (ayat 5-6). Untuk misi pertama targetnya adalah bangsa Israel seperti misi pertama Yesus. Target inilah yang menjadi prioritas utama mereka dan hal- hal lain yang tidak menjadi target harus dikesampingkan. Mereka juga dilarang untuk membawa ekstra perbekalan, baik itu uang, pakaian, ataupun perlengkapan untuk bepergian. Tujuannya supaya mereka menjauhkan diri dari kemewahan dan tidak dibebani dengan perbekalan yang banyak, yang justru akan membuat mereka sibuk untuk menjaga perbekalannya daripada melayani dan hidup bergantung kepada Allah. Mereka juga tidak boleh mempunyai motivasi untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk apa pun dari orang-orang yang dilayani, sebab segala kuasa dan kemampuan yang mereka miliki adalah anugerah Allah (ayat 8).

Untuk tempat bermalam, mereka harus bergantung kepada kebaikan hati orang-orang yang mau memberi tumpangan. Jika mereka mendapatkan kesempatan untuk menumpang, mereka tidak boleh sembarangan menerima kebaikan hati orang lain. Mereka harus tinggal di rumah orang yang layak hingga berangkat lagi (ayat 11). Kelayakan orang yang memberi tumpangan diukur berdasarkan mau tidaknya ia menerima mereka dan mendengarkan pengajarannya (ayat 14). Prinsip tetap tinggal hingga berangkat kembali menegaskan bahwa utusan Yesus harus menghindari kemewahan dalam arti mereka tidak boleh memilih-milih atau berpindah-pindah untuk mendapatkan tempat yang nyaman.

Renungkan: Dari prinsip-prinsip yang diajarkan Yesus, bagi pelayan Kristen masa kini mungkin yang paling mengganggu konsentrasi mereka dalam pelayanannya adalah masalah harta dan kemewahan, karena seringkali harta dan kemewahan menjadi ukuran bagi kesuksesan seorang pelayan. Bila seorang pelayan Tuhan di kota besar belum berhasil memiliki mobil pribadi maka dapat digolongkan sebagai pelayan yang belum berhasil. Benarkah demikian? Seorang pengarang Kristen dari Amerika pernah mengatakan: jika setiap pelayan Kristen menghindari kemewahan dan hanya bergantung pada pemeliharaan Allah, betapa banyak orang yang menghina Injil telah dimenangkan. Setujukah Anda?

(0.094001866666667) (Mat 13:24) (sh: Mengapa kejahatan tidak berkurang? (Rabu, 2 Februari 2005))
Mengapa kejahatan tidak berkurang?

Mengapa kejahatan tidak berkurang? Yesus memberitakan kedatangan Kerajaan Surga. Tetapi mengapa kejahatan tidak berkurang, malah semakin merajalela? Inilah yang Yesus jelaskan melalui perumpamaan lalang dan gandum. Di sini kita menjumpai tiga pokok ajaran.

Pertama, penaburan benih baik. Ketika Anak Manusia berada di dunia, Ia menabur benih yang baik yaitu anak-anak Kerajaan Surga. Kedua, penaburan benih jahat. Musuh menabur benih jahat yakni anak-anak si jahat (ayat 38). Ketiga, benih baik dan benih jahat dibiarkan tumbuh bersama. Namun, pertumbuhan keduanya memiliki batas. Ada waktu penuaian, saat keduanya akan dipisahkan. Penuai-penuai yakni malaikat akan memisahkan gandum dan lalang pada akhir zaman. Gandum bersama Anak Manusia, sementara lalang dikumpulkan untuk dibakar dalam api (ayat 40-43).

Jelas terlihat bahwa Kerajaan Surga tidak mungkin terdiri dari dua jenis manusia yang bertolak belakang, manusia jahat dan manusia baik. Perumpamaan ini mengajarkan adanya tahapan-tahapan karya Allah dalam mewujudkan kerajaan-Nya. Tahapan-tahapan itu terkait dengan tindakan Allah dalam sejarah manusia. Pada awalnya benih kerajaan itu ditaburkan melalui hidup serta karya Yesus. Sementara benih Kerajaan Surga tumbuh, tumbuh juga benih kejahatan yang dilakukan si musuh (ayat 28). Meski demikian, pada saat penghakiman kelak keduanya akan dipisahkan. Pada saat itulah kejahatan akan dimusnahkan, dan benih kerajaan yang sudah matang akan dituai. Jadi, sampai kedatangan Yesus kelak, benih Kerajaan Surga masih harus bertahan di tengah-tengah berbagai manifestasi jahat si musuh. Gereja Tuhan yang hidup di tengah-tengah dunia berdosa, menghadapi tantangan dan godaan besar untuk kompromi bahkan kehilangan iman. Syukur kepada Tuhan saatnya akan tiba, kejahatan akan dimusnahkan.

Ingat: Hari penghakiman pasti akan tiba. Jangan frustrasi oleh fakta merajalelanya kejahatan. Bertekunlah dalam kebenaran sampai pembenaran kita dinyatakan di Hari itu.

(0.094001866666667) (Mat 16:21) (sh: Memang tak mudah jalannya (Jumat, 16 Februari 2001))
Memang tak mudah jalannya

Memang tak mudah jalannya. Keberadaan Mesias sejati bertolak belakang dengan Mesias dalam konsep pemahaman orang-orang Yahudi. Kontras antara pemahaman dan realita menyebabkan mereka menolak Yesus, anak tukang kayu, yang akan menderita bahkan mati disalib seperti penjahat besar. Memang benar jalan yang akan dilalui-Nya tidak mudah, begitu pula dengan pengikut-Nya.

Murid-murid-Nya pun masih memiliki konsep pemahaman yang sama dengan orang Yahudi. Petrus protes dengan pernyataan Yesus bahwa Ia akan menderita, dibunuh, dan dibangkitkan (ayat 21). Perhatian Petrus hanya kepada penderitaan-Nya sehingga mengabaikan kebangkitan-Nya. Itulah sebabnya ia mengatakan bahwa Allah pasti akan melindungi Yesus. Ternyata Petrus belum sungguh-sungguh mengerti arti pengakuannya bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 16). Yesus menyatakan teguran keras: "Enyahlah Iblis!" menandakan teguran yang sangat serius karena Iblislah yang paling senang bila rencana keselamatan melalui Yesus gagal.

Kemudian Yesus mengalihkan perhatian kepada semua murid-Nya, dan menyatakan tentang konsekuensi orang yang mau mengikut-Nya. Seperti Yesus yang mengambil jalan salib, maka semua pengikut-Nya pun harus mengikuti jejak-Nya. Yesus sedang mengubah konsep murid-murid tentang panggilan hidup mereka, bahwa menjadi pengikut-Nya tidaklah mudah, karena harus siap mempersembahkan hidup seutuhnya bagi- Nya. Rela menyingkirkan segala keinginan bila tidak sesuai dengan-Nya, rela mengalami berbagai kesulitan, pergumulan, tantangan, dan ancaman karena Dia, dan mengarahkan langkah kita mengikuti jejak-Nya (ayat 24). Yesus memberikan alasan melalui suatu paradoks yang bernilai kekekalan. Bila seorang menikmati kesenangan dunia, ia akan kehilangan kesempatan hidup selamanya, sebaliknya bila seorang rela kehilangan kesempatan hidup di dunia, ia akan memperoleh kehidupan yang mulia di dalam kekekalan (ayat 25-26). Bila ia memilih yang kedua, maka Anak Manusia akan menyambutnya dalam kemuliaan-Nya (ayat 27).

Renungkan: Motivasi mendapatkan kesuksesan dan ketenaran sebagai pengikut-Nya akan membawa kepada kehancuran dan kekecewaan. Jalan yang seharusnya kita tapaki menuju kemuliaan-Nya memang tidak mudah, karena Ia tidak pernah menjanjikan kemudahan tetapi kehidupan kekal bersama Dia dalam perjuangan memikul salib-Nya.



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA