(0.23965206956522) | (Ams 18:1) |
(sh: Ingin batu atau roti? (Senin, 7 Agustus 2000)) Ingin batu atau roti?Ingin batu atau roti? Permasalahan tentang kata-kata kembali diperhadapkan kepada kita oleh Amsal, walau kali ini penulis Amsal tidak menyebutkan secara langsung tapi lebih banyak menyebut bibir dan mulut sebagai organ manusia yang dipakai untuk berkata-kata. Bila dalam bagian yang lalu, perkataan dihubungkan dengan dampaknya terhadap orang lain, kini perkataan lebih banyak dihubungkan dengan orang yang mengeluarkan perkataan tersebut. Penulis berusaha menyadarkan dan meyakinkan pembacanya bahwa mereka tidak bisa sembarangan berkata-kata. Sebab dalam kegagalan atau kesuksesan, kemalangan atau keuntungan, bahkan kehidupan atau kematian, perkataan seseorang mempunyai andil. Dengan kata lain berhati-hatilah, pertimbangkan masak-masak, pahami permasalahan dengan benar dan teliti sebelum berkata-kata (13). Ingatlah bahwa salah berkata-kata dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan antar manusia atau gejolak sosial dalam masyarakat (6). Dan bagi orang yang salah berkata-kata, risiko yang harus ia tanggung sangat berat yaitu nyawanya sendiri. (7). Namun kenyataannya, banyak orang yang tidak memahami pengajaran tentang berbahayanya lidah. Sehingga mereka senang berbicara berdasarkan perasaannya saja dan tidak berdasarkan pengertian. Ia tidak peduli apakah yang dikatakan itu ada maknanya atau tidak bagi orang lain (2). Dengan kata lain ia hanya senang mendengar perkataannya sendiri. Pelajaran apa yang kita dapatkan dari uraian di atas? Seorang yang berkata-kata adalah seperti seseorang yang melemparkan sebuah benda yang diikat dengan karet panjang dan ujung karet itu diikatkan pada lehernya. Ketika benda itu dilempar, karet akan teregang hingga maksimal, setelah itu karena kelenturannya, karet itu akan menarik kembali benda itu dan pasti benda itu akan mengenai orang itu sendiri. Jika orang itu berhikmat, maka benda yang dilempar itu bukanlah batu ataupun potongan besi, melainkan roti, buah, atau hal-hal yang lain yang tidak akan menyakitinya namun memberikan kesenangan dan kenikmatan. Dengan kata lain, perkataan seseorang bersifat mengikat orang itu (7), ia tidak akan dapat melepaskan diri dari apa yang pernah ia ucapkan, entah itu perkataan baik atau buruk. Renungkan: Apakah Anda akan terhantam oleh batu atau roti yang berbalik? Anda yang tahu! |
(0.23965206956522) | (Yes 56:1) |
(sh: Bagi siapa saja yang mencari Allah (Selasa, 3 Desember 2013)) Bagi siapa saja yang mencari AllahJudul: Bagi siapa saja yang mencari Allah Di pasal 40-55, Allah mempersiapkan umat memasuki era baru. Lalu di pasal 56, karena karya penyelamatan Allah akan segera tiba, Yesaya mengajarkan pentingnya hidup saleh, yaitu taat hukum dan menegakkan keadilan (1). Sebab kesalahan umat sebelum masuk ke pembuangan adalah tidak taat dan tidak menegakkan keadilan. Maka dalam situasi yang baru, Allah menginginkan mereka agar menegakkan keadilan dan berbuat benar (2). Janji pembaruan diberikan juga kepada orang non-Israel, yaitu orang 'asing' dan orang kasim/yang 'dikebiri' (3-4). Mereka pun akan menjadi bagian dari umat Allah, tanpa melihat kebangsaan atau keberadaan fisik mereka. Yang penting, mereka percaya kepada Allah dan hidup melakukan kehendak-Nya (4). Mereka pun dapat ikut serta melayani Tuhan (6) dan berdoa kepada Dia (7). Padahal sebelumnya, Taurat melarang orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik untuk melayani Tuhan (Im. 21:18-20). Namun Allah menghendaki bait-Nya menjadi rumah doa bagi segala bangsa, bukan hanya untuk bangsa Yahudi saja. Dengan demikian nyata bahwa Allah mengasihi bangsa-bangsa non-Israel juga dan menginginkan agar mereka diselamatkan. Allah sungguh penuh kasih karunia. Kasih-Nya tercurah bagi semua orang, bukan hanya bagi umat yang telah Dia pilih sebelumnya. Bagaimanapun kondisi fisiknya atau apa pun kebangsaannya, jika orang tulus mencari Allah dan melakukan kehendak Allah maka ia pun beroleh Kerajaan Allah. Kita patut bersyukur dan memuji Allah karena kasih karunia itu pun tercurah atas kita. Namun ingatlah bahwa bukan hanya untuk kita saja kasih karunia itu ditujukan. Masih ada orang-orang lain yang perlu juga mengalami kasih karunia Allah yang mulia itu. Maka menjadi tugas kitalah untuk mewartakan kasih karunia dan karya Allah yang luar biasa itu agar mereka juga turus mengalaminya. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.23965206956522) | (Yer 3:1) |
(sh: Kerohanian bunglon (Selasa, 29 Agustus 2000)) Kerohanian bunglonKerohanian bunglon. Firman yang tercatat dalam perikop ini diberitakan pada saat raja Yosia mengadakan pembaharuan rohani bangsanya. Pembaharuan ini dapat kita lihat secara jelas dalam 2Taw. 34-35. Yosia memperbaiki bait Allah dan kembali memulai ibadah di sana. Ketika kitab Taurat ditemukan kembali, Yosia menyerukan pertobatan nasional bangsa Yehuda. Ia menyelenggarakan kembali perayaan Paskah yang sudah lama tidak diselengarakan. Namun pembaharuan rohani itu tidak benar-benar menyentuh hati bangsa Yehuda. Kegagalan itu digambarkan oleh Yeremia dalam kutipan yang diambil dari hukum Taurat. Seseorang yang sudah menceraikan istrinya dapat menikah lagi, namun tidak dapat menikahi istri pertamanya lagi jika salah seorang dari mereka sudah pernah menikah lagi (Ul. 24:1-4). Yehuda adalah seperti seorang istri yang tidak setia. Ia meninggalkan suaminya -- Allah -- dan pergi berzinah dengan orang lain, tidak hanya satu tapi banyak kekasih (1-2). Bagaimana mungkin Sang 'suami' akan kembali kepadanya? Meskipun demikian, Allah tetap mau menerima kembali 'istrinya' -Yehuda- yang tidak setia. Dan Yehuda nampaknya mau berbalik namun tidak dengan kesungguhan hati. Mereka menganggap bahwa ketidaksetiaan mereka dan perzinahan rohani mereka bukanlah masalah besar. Ini terbukti ungkapan yang mereka katakan: Bapaku, Engkaulah kawanku sejak kecil (4). Ungkapan ini biasanya dikatakan oleh seorang istri yang muda kepada suaminya yang lebih tua. Mereka mau mendengarkan firman Allah ketika diajak oleh raja Yosia (2Raj. 23:2). Mereka juga mau mengikuti suatu ibadah ketika raja Yosia menyelenggarakannya. Tapi setelah semua yang berbau rohani selesai dan kembali ke masyarakat, mereka juga mau berbuat dosa dengan bebasnya. Kerohanian yang diperlihatkan oleh Yehuda adalah kerohanian 'bunglon'. Renungkan: Anugerah Allah memang tak terhingga. Bahkan pada saat kita sudah mengkhianati-Nya, Dia tetap mau menerima diri kita. Namun kita harus datang kepada-Nya sebagai seorang petobat yang sungguh menyadari dosa-dosa kita. Janganlah datang kepada-Nya dengan sikap memandang enteng dosa, seolah-olah ketidaksetiaan kita kepada-Nya tidak berarti. Karena sikap yang memandang enteng dosa, adalah akar dari kerohanian bunglon. |
(0.23965206956522) | (Yer 14:1) |
(sh: Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga (Kamis, 21 September 2000)) Jangan hanya mendengar yang menyenangkan telingaJangan hanya mendengar yang menyenangkan telinga. Allah kembali melarang Yeremia berdoa untuk bangsa Yehuda yang sedang dilanda kekeringan panjang dan sangat hebat (1-6). Sebab mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Karena itulah Tuhan tidak berkenan kepada mereka dan akan mengingat serta menghukum segala dosa mereka. Disamping itu Allah juga akan menghabisi mereka dengan perang, kelaparan, dan penyakit sampar (12). Namun berdasarkan pengamatannya, Yeremia mendapati bahwa nabi-nabi lain yang ada di Yehuda justru mewartakan berita lain. Para pemimpin rohani ini terus-menerus berkhotbah bahwa bangsa Yehuda tidak akan mengalami perang dan kelaparan, melainkan damai sejahtera dari-Nya akan senantiasa beserta mereka (13). Allah menyatakan secara tegas bahwa semua janji tentang damai sejahtera dan hidup berkelimpahan itu adalah omong kosong belaka (14). Hukuman berupa bencana dan malapetaka yang hebat itu sudah ditentukan dan tidak dapat dibatalkan atau ditunda. Bahkan apabila pahlawan rohani terbesar Israel yaitu Musa dan Samuel berada di tengah-tengah mereka, Allah tidak akan pernah membatalkan hukuman itu (15:1-2). Jadi Allah tidak pernah mengutus nabi-nabi lain itu. Jadi apa yang diwartakan oleh mereka adalah kebohongan besar. Zaman sekarang pun Kristen senang sekali mendengarkan khotbah-khotbah yang 'pop' dan menyenangkan telinga. Tema-tema yang disukai oleh kebanyakan Kristen masa kini adalah hidup berkelimpahan tanpa susah payah; berkat tanpa perjuangan; keberhasilan tanpa penderitaan; pembangunan nasional tanpa keadilan sosial; atau jaminan pemeliharaan Illahi tanpa kekudusan hidup secara pribadi. Ajaran yang enak di telinga tidak akan membentuk kehidupan kita, tetapi hanya meninabobokan. Seringkali hanya enak didengar tapi realitanya tidak semudah dikatakan. Realitanya pergumulan tetap ada dan perjuangan iman pun tetap harus diteruskan. Jadi jika kita mendengar khotbah-khotbah dengan tema-tema seperti di atas, maka dapat dipastikan bahwa pengkhotbah itu bukanlah utusan Allah dan berita yang ia wartakan bukan berasal dari Allah. Renungkan: Jika Anda adalah seorang pekerja rohani janganlah berusaha menjadi pengkhotbah 'populer'. Dan jika Anda adalah warga jemaat, janganlah mendengarkan khotbah-khotbah seperti itu. |
(0.23965206956522) | (Yer 23:9) |
(sh: Kristen dan pemimpin rohani (Sabtu, 7 Oktober 2000)) Kristen dan pemimpin rohaniKristen dan pemimpin rohani. Kualitas spiritual, moral, dan kemampuan seorang pemimpin menentukan kesejahteraan rakyatnya baik dalam negara, dalam usaha bisnis maupun dalam persekutuan gereja. Pemimpin harus menjadi teladan. Jikalau pemimpin jahat, celakalah mereka yang dipimpin. Itulah yang terjadi di dalam negara Yehuda pada zaman Yeremia. Masyarakat Yehuda dipenuhi oleh para nabi: pemimpin rohani profesional yang menyatakan dirinya sebagai 'juru bicara' Allah. Tidak seperti Yosia yang berkomitmen untuk melakukan keadilan dan kebenaran, para pemimpin rohani itu adalah nabi-nabi palsu sebab mereka hanya mengejar kejahatan, dan kekuatan mereka adalah ketidakadilan (10); mereka semua berlaku fasik (11). Untuk memperingatkan bangsa Yehuda, Yeremia memaparkan ciri-ciri nabi palsu. Pertama: mereka melakukan perzinahan dan penuh kebohongan (14). Kehidupan pribadi mereka tidak mencerminkan kemurnian moralitas yang tinggi seperti yang dituntut dari seorang pemberita firman Tuhan. Kedua: mereka tidak hanya melakukan segala kemaksiatan, tapi juga mendukung orang-orang lain yang melakukan hal itu (14). Mereka tidak pernah menekankan kekudusan dan kemurnian hidup di dalam pelayanan mereka. Mereka tidak pernah mendesak umatnya untuk memberikan komitmen penuh kepada Allah. Ketiga: mereka memberitakan pengharapan palsu (16). Khotbah mereka berisi berita-berita pop yang menyenangkan telinga dan hati kebanyakan orang. Janji kedamaian, kesehatan, dan kelimpahan hidup yang mereka wartakan bukan berasal dari Allah namun dari hasil rekayasa pikiran dan hati mereka yang jahat. Mereka tidak akan dapat menyuarakan suara Tuhan sebab hati dan kehidupan mereka jauh dari Tuhan sehingga mereka tidak tahu rencana dan kehendak-Nya (18, 22). Mereka yang mendengarkan nabi-nabi itu pun akan semakin jauh tersesat dari jalan Tuhan. Karena itu Allah sangat murka terhadap pemimpin yang menyesatkan 'rakyat'nya. (ay. 15 bdk. Mrk.9:42) Renungkan: Bagaimana dengan para pemimpin rohani kita? Kita memang tidak boleh menghakimi para pengkhotbah masa kini dan memberi mereka cap 'nabi palsu'. Namun kita harus selalu menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi siapa yang kita dengarkan dan siapa yang akan kita dukung pelayanannya khususnya dalam hal doa dan dana. |
(0.23965206956522) | (Yer 26:1) |
(sh: Tidak selalu ada perlindungan (Jumat, 13 Oktober 2000)) Tidak selalu ada perlindunganTidak selalu ada perlindungan. Pasal ini sebenarnya mengisahkan reaksi bangsa Yehuda ketika mendengarkan khotbah Yeremia tentang bait Allah (lihat Yeremia 7), pada permulaan pelayanan Yeremia di zaman pemerintahan raja Yoyakim. Reaksi awal dari para pemimpin rohani dan rakyat Yehuda sangat menggetarkan hati. Mereka menangkap Yeremia untuk dihukum mati sebab ia dinilai telah berkhianat terhadap bangsa dan negaranya (7-12). Menerima reaksi yang demikian di awal pelayanannya tentu membuat Yeremia gentar dan takut. Tapi keadaan ini tidak membuat Yeremia berdiam diri, sebaliknya ia mengajukan pembelaannya (12-15). Pembelaan diri ini tidak dimaksudkan untuk mendapatkan pengampunan, karena dia memahami benar bahwa secara manusia musuh-musuhnya mempunyai kekuasaan dan kekuatan untuk membunuhnya. Tapi ia pun yakin bahwa hidupnya ada di tangan Tuhan. Pembelaan diri Yeremia ternyata agak memberi kelegaan, sehingga para pemuka dan seluruh rakyat memutuskan untuk membatalkan hukuman mati bagi Yeremia, karena mereka mengetahui bahwa berbicara atas nama Allah bukan merupakan pelanggaran hukum yang berat (16-18). Mereka juga takut ditimpa malapetaka karena membunuh seorang nabi Allah (19). Namun apakah pembebasan Yeremia ini merupakan suatu tanda bahwa bangsa Yehuda terbuka hatinya terhadap firman-Nya? Tidak sama sekali. Peristiwa ini hanya memperlihatkan bahwa Allah tidak mengizinkan Yeremia dibunuh, sehingga tidak ada seorang pun yang berkuasa menyentuh nyawanya. Perlindungan dan jaminan Allah atas hidup hamba-Nya memang tidak selalu berupa keselamatan dari tangan musuh-musuh-Nya. Contohnya seorang nabi yang lain, Uria, yang mewartakan berita yang sama dan dihukum mati oleh raja Yoyakim. Renungkan: Ketika kita memberitakan firman-Nya, berbagai reaksi akan timbul. Ada yang menganggapnya sebagai angin lalu, ada pula yang menentang dan menolaknya dengan sengit, namun ada juga yang menerimanya. Ada pemberita firman-Nya yang dilindungi oleh Allah. Namun ada pula yang diizinkan Allah untuk dibunuh oleh musuh-musuh Injil. Satu-satunya jaminan bagi Kristen yang mau menjadi seorang Yeremia adalah bahwa Allah berkuasa mutlak atas hidup mati hamba-Nya dan firman-Nya harus diperdengarkan. Siapkah kita? |
(0.23965206956522) | (Yer 49:7) |
(sh: Allah mampu mengatasi semua kekuatan (Kamis, 24 Mei 2001)) Allah mampu mengatasi semua kekuatan
Allah mampu mengatasi semua kekuatan.
Edom terletak di daerah perbukitan sebelah selatan Wadi
el-Hesa dan berbatasan dengan Wadi Arabah di sebelah
barat. Karena posisi geografisnya – di daerah
pegunungan - Edom sangat beruntung dalam arti negaranya
sulit di jangkau musuh-musuhnya sehingga dapat
dikatakan selalu dalam keadaan aman. Karena letaknya di
daerah pegunungan maka tanah di Edom juga terkenal
subur (17). Hal ini mendatangkan kemakmuran dan
kesejahteraan kepada seluruh rakyat. Selain itu, orang
Edom sangat terkenal karena kepandaiannya (7 bdk. Bergunakah kelebihan letak geografis dan kepandaian bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara? Tentu saja berguna namun demikian 2 hal ini tidak dapat dimutlakkan sehingga bangsa itu bergantung sepenuhnya kepadanya dan menjadi sombong. Mereka menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang dapat menyengsarakan dan menghancurkan Edom karena itu mereka pun bersepakat dengan bangsa-bangsa lain untuk melawan Babel dan mengabaikan peringatan dari Yeremia (lih. Yer. 27). Namun realita yang dihadapi Edom berbeda. Ketika penghukuman Allah datang, kepandaian orang Edom tidak ada artinya (7-8). Tanah subur tidak lagi dapat mereka nikmati hasilnya (9), bahkan nantinya akan dibuat menjadi tandus (17). Tempat yang tinggi tidak menjamin Edom aman dari bahaya dan musuh (9, 22). Bahkan ibu kota Edom – Bozra – yang tentunya mempunyai banyak orang bijak dan secara geografis terletak di lokasi yang paling aman pun tidak luput dari hajaran Tuhan (13). Renungkan: Nubuat penghukuman Edom kembali menyatakan bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan di dunia ini yang dapat bertahan menghadapi kekuatan Allah. Namun yang harus selalu kita yakini dengan sungguh bahwa kekuatan dan kekuasaan Allah juga dapat mengatasi kematian - musuh utama manusia yang ia sendiri tidak dapat melawannya. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan penyataan kepada seluruh dunia bahwa Ialah yang berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Ia yang sudah mengalahkan kematian dan naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah adalah Tuhan atas seluruh alam semesta ini dengan segala isinya. Biarlah setiap lutut berlutut dan lidah mengakui Yesus adalah Tuhan. Yesuslah yang berkuasa dan layak dihormati bukan akal ataupun harta. |
(0.23965206956522) | (Yer 49:23) |
(sh: Allah dalam percaturan politik dunia (Jumat, 25 Mei 2001)) Allah dalam percaturan politik duniaAllah dalam percaturan politik dunia. Pasal 49 kitab Yeremia ditutup dengan 3 nubuat yang ditujukan kepada Damsyik, bangsa Arab, dan Elam. Ada persamaan – persamaan penting yang berhubungan dengan nubuat-nubuat itu. Nubuat kepada Damsyik memaparkan kegentaran dan kengerian yang akan melanda mereka. Penduduknya akan merasakan kesesakan dan sakit beranak, karena tangan Allah yang menghukumnya. Namun dalam nubuat ini tidak dikatakan alasan penghukuman atasnya. Meskipun 2Raj. 24:2 mengisahkan serangan Aram ke Yehuda pada tahun 601-598 s.M., namun dalam nubuat ini tidak dinyatakan sama sekali bahwa itulah alasannya. Juga tidak ada data tentang manuver politik Damsyik untuk menentang Babel. Damsyik seakan-akan dimasukkan begitu saja ke dalam deretan bangsa-bangsa yang akan dihukum oleh Allah. Suku-suku bangsa Arab adalah orang-orang yang tinggal di padang gurun dalam kemah-kemah dan hidupnya nomaden. Mereka mempunyai pemanah-pemanah jitu (Yes. 21:16-17). Penghukuman atas mereka lewat tangan Babel akan segera dijatuhkan namun alasan atas penghukuman itu tidak diungkapkan. Orang-orang Arab akan mengalami kengerian dan penderitaan yang sama seperti Damsyik, tanpa tahu alasan mengapa mereka mengalami semua itu. Hal yang sama juga terjadi atas orang-orang Elam. Bahkan nubuat pendek tentang Elam ini menyatakan berita Allah yang lebih mengerikan. Semua kata kerja dalam nubuat ini menggunakan orang pertama tunggal – Allah - dan menunjuk kepada tindakan Allah yang membawa berbagai kekuatan dunia untuk menyerang Elam. Walaupun alasan Allah menghukum mereka tidak diungkapkan, tidak berarti bahwa mereka tidak bersalah di hadapan Allah. Kita harus menempatkan ketiga nubuat itu di dalam konteks rencana Allah bagi dunia yang sedang dilaksanakan melalui tangan Babel. Kebenaran yang kita pelajari adalah dalam percaturan politik internasional pada masa itu, segala kuasa dan kekuatan ada dalam tangan Allah. Rencana yang akan terlaksana adalah rencana-Nya, yang tidak dapat dihalangi siapa pun. Renungkan: Inilah penghiburan bagi kita yang hidup dalam dunia dimana konflik politik semakin sengit, baik tingkat nasional maupun internasional. Allah yang berkuasa dan berdaulat mutlak adalah Allah kita di dalam Yesus Kristus |
(0.23965206956522) | (Yeh 21:1) |
(sh: Kedahsyatan pedang petir (Kamis, 6 September 2001)) Kedahsyatan pedang petirKedahsyatan pedang petir. Yehezkiel kali ini harus menujukan wajahnya ke arah Yerusalem dan mengucapkan banyak teguran kepada Israel yang telah menajiskan Bait Kudus Allah (ayat 1-2). Ia harus menyampaikan bahwa Tuhan telah menjadi lawan Israel dan hendak mencabut pedang-Nya untuk melenyapkan semua manusia dari Selatan sampai Utara (ayat 3-4). Kengerian malapetaka ini adalah bila senjata itu sudah membabat manusia, pedang petir ini tidak akan kembali ke sarungnya. Dan Yehezkiel disuruh menjadi model hidup. Ia harus mendramatisir kedahsyatan bencana ini dengan mengerang seperti seorang yang patah tulang pinggang, yang berada dalam kesengsaraan yang pahit (ayat 5-6). Ketika warga mengerti isi pesan ini, maka hati mereka akan menjadi tawar, semua tangan akan menjadi lemah lesu, segala semangat menghilang, dan semua orang akan terkencing-kencing ketakutan (ayat 7). Sebelum mengklaim bahwa tindakan Allah yang telah dipaparkan ini sebagai bentuk kekejaman yang tidak berbelaskasihan, maka kita perlu memahami mengapa keputusan ini diambil oleh Allah. Allah tidak pernah menjatuhkan hukuman tanpa andil kesalahan manusia. Allah tidak dapat berpangku tangan melihat kenajisan dosa. Walaupun manusia dapat dengan sangat rapi membungkus dosa, tetapi dosa tetap kejijikan di hadapan Allah. Bila telah berulangkali manusia diperingatkan melalui berbagai cara namun tetap tidak mau menyesali dosanya, maka Allah tidak punya pilihan lain di dalam menyatakan disiplin-Nya. Ia mengizinkan suatu penghukuman dahsyat menimpa manusia. Kita sama sekali tidak mempunyai alasan untuk mengklaim Allah itu kejam, karena Allah menindak manusia selaras dengan perbuatannya, di dalam kasih dan kedaulatan-Nya. Kasih dan kedaulatan-Nya yang nyata melalui disiplin keras akan mengajar Kristen tidak hidup sekehendak hati, tetapi mengarahkan hidup pada kehendak-Nya. Renungkan: Menyikapi disiplin Allah di dalam hidup kita, tidaklah mudah. Kita seringkali lebih memfokuskan pandangan pada bentuk penderitaan yang kita alami. Jarang sekali kita melihat tujuan dan maksud kasih-Nya di balik pekerjaan pedang petir-Nya. Wahai Kristen yang telah menerima ganjaran Allah, sudah saatnya kita bangun dari keterpurukan. Kinilah saatnya kita menghayati hidup yang telah dibersihkan-Nya dengan lebih baik lagi. |
(0.23965206956522) | (Mi 7:1) |
(sh: Hidup di tengah masyarakat yang merosot moralnya (Kamis, 21 Desember 2000)) Hidup di tengah masyarakat yang merosot moralnyaHidup di tengah masyarakat yang merosot moralnya. Mikha mengekspresikan kesengsaraan seorang saleh yang hidup di dalam masyarakat yang bobrok moralnya. Tangisannya mula-mula `Celakalah aku` adalah tangisan kesepian. Mati-matian ia mencari orang yang takut akan Allah di dalam masyarakatnya. Namun tidak ada. Orang saleh sudah hilang dari negerinya seperti kebun anggur yang telah habis anggurnya karena dipanen. Masyarakat yang memberontak kepada Allah, seperti yang digambarkan oleh Mikha, akan mencemari hubungan antarindividu. Sebab relasi yang tidak benar antara manusia dengan Allah menyebabkan rusaknya konsep tentang diri sendiri dan orang lain. Mereka tidak dapat mempercayai diri sendiri apalagi mempercayai orang lain. Seluruh ikatan yang mungkin terjadi dalam masyarakat seperti persahabatan, kekasih, bahkan hubungan keluarga telah dicemari oleh dosa (4-6). Semua orang hanya mengutamakan keuntungan dan kepentingan diri sendiri sehingga tidak segan-segan merugikan bahkan mencelakakan teman, kekasih, atau orang tua sekalipun. Betapa mengerikannya hidup di dalam masyarakat yang demikian. Betapa sepinya jika tidak mengikuti arus masyarakat. Mikha sebagai umat Allah dan hamba-Nya yang hidup dalam masyarakat yang sudah sedemikian bobrok moralnya sebenarnya dapat memilih mengikuti pola pikir dan cara hidup orang-orang di sekelilingnya. Ia dapat menjadikan kehidupan masyarakat pada zaman itu sebagai standar bagi kehidupannya sehingga ia akan menjadi sama dengan mereka, tidak dipandang aneh, dan tidak akan mengalami kesepian seperti yang ia tangiskan. Puji Tuhan, Mikha memilih untuk tetap mengandalkan Allah dan berharap kepada-Nya (7). Pilihan Mikha ini sangat praktis. Ia meletakkan pengharapan kepada Allah bukan berharap pada situasi yang berubah. Ia berharap kepada apa yang akan dilakukan Allah, bukan kepada apa yang akan dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya. Kata `berharap' adalah kata kunci dalam Perjanjian Lama yang menandakan kerelaan untuk menunggu dan keyakinan yang teguh akan kebaikan yang telah Allah sediakan bagi kita di masa mendatang. Renungkan: Dimana pun kita hidup di dunia ini, tetaplah setia kepada Allah dan jadikanlah Dia sebagai acuan hidup kita, meskipun kita kesepian karena tidak ada seorang pun yang mendukung kita. |
(0.23965206956522) | (Mat 6:19) |
(sh: Harta dan manusia (Rabu, 17 Januari 2001)) Harta dan manusiaHarta dan manusia. Tarif listrik, PAM, dan harga BBM yang naik, bahkan baru-baru ini harga gas naik hingga 40%, menambah beban masyarakat yang masih dalam perjuangan mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kondisi demikian, respons wajar yang muncul adalah kuatir dan bekerja mati- matian, sampai menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana Kristen harus bereaksi dalam situasi seperti ini? Dalam kondisi seperti sekarang ini ajaran Yesus sangat relevan (ayat 19-20) sebab banyak orang menjadi egois dan memberikan nilai mutlak kepada uang dan harta. Yesus mengingatkan bahwa tujuan Kristen adalah mengumpulkan harta yang jauh lebih mulia dan bernilai kekal, yaitu harta surgawi. Harta ini dapat berupa apa pun yang bermakna mulia dan kekal, yang dihasilkan karena berbagi dengan yang kekurangan, memaafkan sesama, menderita bagi Kristus, berbuat kebaikan, dlsb. Itulah harta yang terindah yang harus dikumpulkan oleh Kristen dengan segenap hati (ayat 21). Namun melakukan itu tidaklah mudah sebab hidup pada hakikatnya adalah masalah perspektif (ayat 22-23). Kristen harus waspada agar tidak mudah tergiur dengan apa yang ia lihat. Kristen juga harus sadar bahwa dalam hubungannya dengan harta, Kristen dituntut untuk bersikap tegas antara diperhamba dan memperhamba. Ketika ia memperhamba harta berarti ia diperhamba oleh Allah, demikian pula sebaliknya (ayat 24). Lalu bagaimana dengan kekuatiran? Apakah dalam situasi ekonomi yang sulit Kristen tidak boleh kuatir akan masa depan keluarga dan anak-anaknya? Yesus tidak pernah mengatakan bahwa menguatirkan pemenuhan kebutuhan dasar tidaklah salah. Yesus hanya mengatakan reaksi itu tidak perlu. Banyak orang dicekam kekuatiran karena mereka menghadapi masa depan yang tidak pasti. Kristen yang mempunyai hubungan pribadi dengan Allah, bergantung kepada Allah yang tidak hanya mengetahui namun juga mengontrol masa depan. Renungkan: Ketika kita menyadari betapa Allah mengasihi kita, kita tidak lagi merasakan tekanan untuk mengejar-ngejar harta. Hal ini yang akan membebaskan kita untuk menetapkan prioritas kita yaitu mencari dahulu kerajaan-Nya dan kebenaran- Nya. Karena itu betapa bersukacitanya Kristen sebab ia tidak perlu menguatirkan apa pun kecuali hidup untuk menyenangkan Allah. |
(0.23965206956522) | (Mat 12:1) |
(sh: Kasih dan peraturan (Rabu, 31 Januari 2001)) Kasih dan peraturanKasih dan peraturan. Dua insiden yang berhubungan dengan hari Sabat menyebabkan konflik terbuka antara Yesus dengan orang-orang Farisi. Peristiwa pertama dipicu karena murid-murid Yesus yang lapar, memetik bulir gandum dan memakannya pada suatu hari Sabat. Menurut hukum Taurat, seorang yang bepergian diperbolehkan memetik tanaman yang ada di tepi jalan dan memakannya sambil berjalan. Orang Farisi keberatan karena tindakan itu dapat digolongkan sebagai memanen yang merupakan satu dari 39 pekerjaan yang dilarang pada hari Sabat. Yesus menjawab keberatan mereka dengan memaparkan fakta sejarah dan fakta yang mereka hadapi setiap harinya. Mengapa Daud tidak dihukum setelah memakan roti sajian yang tidak boleh dimakan (ayat 3-4)? Jika ada yang menjawab bahwa Daud adalah spesial, maka Yesus jauh lebih spesial dibandingkan Daud (ayat 6). Bagaimana tentang imam yang bekerja pada hari Sabat (ayat 5)? Apakah mereka tidak dihukum karena mereka juga spesial? Yesus jauh lebih spesial lagi (ayat 6).
Argumentasi Yesus mempunyai makna ganda. Pertama,
legalisme orang Farisi tidak berdasarkan firman
Tuhan. Hukum Taurat menyatakan bahwa Allah lebih
peduli kepada belas kasihan, bukannya persembahan.
Kedua, Allah membenarkan murid-murid Yesus (ayat Renungkan: Disadari atau tidak, Kristen sering meneladani orang Farisi. Ketika di hadapan kita ada orang yang membutuhkan pertolongan, kita tidak segera digerakkan oleh belas kasihan. Namun kita lebih tergerak untuk mempertimbangan agama orang tersebut, dari denominasi mana, apakah mempunyai doktrin yang sama dengan kita atau tidak. Kita seharusnya lebih berusaha untuk memenuhi kebutuhan sesama kita, daripada berusaha memaksa sesama kita untuk hidup berdasarkan keyakinan kita. |
(0.23965206956522) | (Mat 24:29) |
(sh: Waspadai dan amati tanda-tanda zaman (Jumat, 30 Maret 2001)) Waspadai dan amati tanda-tanda zamanWaspadai dan amati tanda-tanda zaman. Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya, teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya. Meski Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap pada rencana kekal-Nya. Bagi yang hidup tidak sesuai rencana Allah akan mengalami kesengsaraan yang dahsyat (22:1-14), bagi yag taat dan berjalan seturut rencana Allah akan bersama dengan Yesus Kristus apabila Ia datang kelak. Matius menyebut orang-orang ini adalah orang-orang pilihan Allah yang ada di seluruh bumi ini. Hari kedatangan Anak Manusia digambarkan dengan kedahsyatan yang bakal terjadi di seluruh bumi dan alam semesta ini. Ini menunjukkan betapa murka-Nya Allah atas dosa yang sudah diperbuat oleh manusia. Alam semesta dan manusia yang menolak menjadi umat pilihan Allah akan mengalami penderitaan yang dahsyat dan menakutkan. Saat terjadi kehancuran dan penderitaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, diiringi oleh para malaikat dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya. Saat manusia-manusia yang hidup dalam dosa menderita, orang-orang pilihan Allah ada bersama Anak Manusia dalam kemuliaan. Apa yang sudah difirmankan ini pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya tiba sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapa. Nubuat Yesus yang dicatat Matius ini bermakna ganda, yakni yang terjadi pada waktu dekat pada tahun 70 M, saat Yerusalem dihancurleburkan. Pula bermakna untuk kedatangan-Nya yang kedua kali kelak. Kedatangan Yesus meski tidak dapat diketahui kepastian harinya, ada tanda-tanda yang mendahului. Tunas pohon ara yang muncul; menandakan datangnya musim panas, supaya manusia bersiap. Demikian pula dengan kedatangan Anak Manusia. Matius mencatat dengan cermat apa yang Yesus ajarkan mengenai tanda-tanda yang akan terjadi. Ia akan datang dengan sangat tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, namun bukan berarti Ia diam dan tidak memberikan peringatan. Setiap manusia perlu mencamkan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini agar tidak terperanjat, tidak bersiap, dan tidak terlena. Renungkan: Perkataan yang pernah dikatakan Yesus ini tidak akan berlalu sekalipun segalanya berubah. Itu pasti digenapi dan terjadi. Kita harus bersiap diri. |
(0.23965206956522) | (Luk 9:10) |
(sh: Memberi bukan karena memiliki (Sabtu, 22 Januari 2000)) Memberi bukan karena memilikiMemberi bukan karena memiliki. Minta diperhatikan seringkali menjadi tuntutan kita daripada memberi perhatian kepada sesama. Ada banyak faktor penyebabnya. Pada umumnya sifat manusia egois, diri sendirilah yang menjadi target. Sebab itu berbagai alasan bisa saja muncul tatkala diperhadapkan pada kebutuhan orang lain yang perlu diperhatikan. Tidak ada dana, tidak ada waktu, bisa tetapi harus ada usaha ekstra, sulit penuh tantangan itu yang biasa membuat seseorang berdalih memberi perhatian, bantuan, atau pertolongan kepada sesama. Yesus mengatakan: "Kamu harus memberi mereka makan!" kepada murid-murid di Betsaida. Siapkah Yesus dengan bekal yang cukup untuk 5000 orang lebih? Tidak! Murid-murid pun tidak. Ketidaksiapan dan kesulitan yang ada pada mereka membuat murid-murid mencari jalan pintas dan mengatakan: "Suruhlah orang banyak itu pergi!" Mereka pun letih dan ingin cepat-cepat beristirahat untuk membeli makanan perlu menempuh jarak yang jauh dan saat itu sudah larut malam. Memang bukan perkara mudah memberi perhatian kepada sesama kala kita tidak siap dan kondisi tidak mendukung. Namun Tuhan Yesus mengajar meski kemampuan terbatas tetap perlu ada usaha. Meski kondisi sepertinya tidak memungkinkan, perlu tetap mencari cara mengatasinya. Murid-murid memberikan apa yang ada pada mereka, lima roti dan dua ikan. Begitu ada upaya dan menyerahkan apa yang ada, Tuhan Yesus meminta murid-murid mengatur ribuan orang agar distribusi dapat dilakukan dengan mudah. Dan terjadilah mujizat. Lima ribu lebih orang makan kenyang dan masih sisa 12 bakul makanan. Renungkan: Peristiwa ini dicatat di 4 Injil. Tentu suatu pengajaran yang penting bagi setiap murid Tuhan Yesus. Banyak orang di sekitar kita membutuhkan perhatian, pertolongan, dan bantuan kita. Semakin kita memperhatikan diri sendiri, semakin kita tidak peka pada kebutuhan sesama. Semakin kita memfokuskan perhatian pada kesulitan dan masalah diri, semakin kita tak ingin mengambil bagian dalam masalah sesama. Perlu belajar dari Tuhan Yesus yang siap sedia dalam segala keadaan, bersama Dia melayani sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Kita dituntut memberi bukan karena kita sedang dalam keadaaan berlebih, tetapi dari apa yang kita miliki dapat dijadikan-Nya berkat bagi orang lain. |
(0.23965206956522) | (Luk 20:20) |
(sh: Yesus dan kekuasaan-Nya (Selasa, 11 April 2000)) Yesus dan kekuasaan-NyaYesus dan kekuasaan-Nya. Dalam renungan hari ini Yesus memperlihatkan betapa besar kekuasaan yang Ia miliki dan bagaimana Ia menggunakan kekuasaan-Nya. Yesus bukan hanya keturunan Daud (ayat 41-44). Dia pun tunas dan sekaligus keturunan Daud (Why. 22:16). Dia sudah ada sebelum Abraham (Yoh. 8:58). Dia adalah Allah sendiri. Allah yang sudah ada sejak kekekalan hingga kekekalan. Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, dan Allah semua yang hidup (ayat 37-38). Betapa besar kekuasaan dan wewenang-Nya atas seluruh alam semesta dan isinya. Di tangan-Nya terletak kekuasaan yang mutlak. Di tangan-Nya seluruh kekuasaan yang ada berasal. Ketika Penguasa yang mutlak itu datang ke dalam dunia, Ia tidak merebut kekuasaan Kaisar atas Israel (ayat 20-26). Sebaliknya ia menegaskan bahwa Kaisar sudah bertindak sesuai dengan legitimasi yang dimiliki. Karena itu ia berhak menarik pajak atas seluruh masyarakat Israel. Pajak adalah milik Kaisar. Karena Allah jauh lebih berkuasa dari Kaisar, maka Ia berhak atas sesuatu yang jauh lebih bernilai daripada sekadar pajak yaitu kasih, penyembahan, dan hidup manusia yang untuknya Kristus telah mati. Kristus telah memberikan teladan bahwa kekuasaan itu tidak serakah, tidak merebut apa yang menjadi hak orang lain, kekuasaan tidak korupsi dan kekuasan itu menyatakan dirinya berdasarkan kebenaran bukan berdasarkan kepentingan kekuasaan itu sendiri. Selanjutnya Yesus memberikan contoh sekali lagi tentang kekuasaan yang dipakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi dirinya sendiri, mencari gengsi di mata masyarakat, dan mengeksploitasi rakyat kecil demi keuntungan pribadi (ayat 45-47). Tidak demikian halnya dengan penggunaan kekuasaan Yesus. Ia tidak mencari gengsi dan kemuliaan pribadi apalagi keuntungan diri sendiri. Sebaliknya kekuasaan yang Yesus miliki adalah kekuasaan yang menghormati hak orang lain walaupun lebih rendah dari-Nya. Kekuasaan-Nya dipakai demi kesejahteraan orang lain. Kekuasaan- Nya dipakai untuk memuliakan Allah dan bukan diri-Nya sendiri. Kekuasaan yang tidak berpusat pada diri sendiri. Inilah konsep penggunaan kekuasaan yang benar. Renungkan: Bila setiap orang memahami konsep penggunaan kekuasaan yang benar dan bertekad untuk menerapkannya, maka tidak banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan kekuasaan. |
(0.23965206956522) | (Yoh 1:14) |
(sh: Berita Natal (Selasa, 25 Desember 2001)) Berita NatalBerita Natal. Rasul Yohanes telah menegaskan bahwa Yesus adalah Allah. Dalam ayat 14, ia menegaskan bahwa Yesus adalah manusia. Peristiwa Natal merupakan suatu rahasia besar tentang mengapa dan bagaimana Allah di dalam Kristus menjadi manusia sejati. Tidak dapat dikatakan bahwa Yesus hanya kelihatannya saja sebagai manusia. Juga, tidak dapat dinyatakan bahwa Yesus merupakan campuran Allah dan manusia. Yesus adalah sungguh- sungguh manusia 100%. Yesus, seperti ditegaskan 1:1, 18, juga adalah Allah sejati. Peristiwa Natal membuktikan bahwa Allah dan manusia dapat bersekutu. Peristiwa Natal menyatakan bahwa Allah ingin berdamai dengan manusia. Berita perdamaian ini harus disampaikan kepada semua umat manusia. Allah mengutus utusan-utusan-Nya, yakni Yohanes dan Anak-Nya yang tunggal. Yohanes kembali dilukiskan sebagai saksi (ayat 15). Ia bukan seorang reformator atau pemimpin agama. Ia juga tidak mencetuskan gagasan keagamaan atau spiritualitas. Yohanes hanya menyaksikan Yesus. Tidak ada agenda atau berita lain. Yohanes menegaskan bahwa Yesus lebih utama (ayat 15). Yohanes menyaksikan bahwa Yesus juga telah ada sebelum segala sesuatu ada (ayat 15). Jelas bahwa hidup Yohanes berpusat pada Yesus. Yesus, sama seperti Yohanes, juga diutus sebagai saksi. Kata kerja 'menyatakan' pada ayat 18 penting sekali. Dalam bahasa Yunani, kata kerja ini tidak memiliki objek. Oleh karenanya, biasanya terjemahan Alkitab harus menambahkan objeknya. Di dalam terjemahan LAI-TB, kita membaca 'Dialah yang menyatakan-Nya'. Jelas ini merupakan terjemahan penafsiran. Jika tidak ada objeknya, akan muncul pertanyaan, "Apa atau siapakah yang dinyatakan Yesus?" Ayat 18 menjawab bahwa yang dinyatakan adalah Allah yang tidak pernah dilihat manusia, yaitu Allah Bapa. Karena dalam ayat 1 dinyatakan bahwa Yesus adalah Allah, maka sebenarnya ayat 18 memiliki objek ganda. Yesus menyatakan Bapa dan diri-Nya sendiri. Inilah kesaksian Yesus. Renungkan: Perbuatan dan perkataan Yesus menyatakan keallahannya pada manusia. Jika ingin mengenal dan melihat Allah, maka manusia harus melihat Yesus. Tidak ada yang dapat datang ke Bapa kecuali melalui Yesus (Yoh. 14:6). Sampaikanlah berita Natal ini kepada orang-orang yang merasa mengenal Allah, tetapi menolak Kristus! |
(0.23965206956522) | (Yoh 4:27) |
(sh: Menyaksikan Yesus (Kamis, 3 Januari 2002)) Menyaksikan YesusMenyaksikan Yesus. Perempuan Samaria yang telah bertemu dan mengenal Mesias segera menyaksikan imannya. Ia tidak lagi merasa tidak berharga dan tidak berarti di dalam masyarakat. Ia tidak malu dan takut lagi berjumpa orang banyak. Ia tidak merasa lagi perlu menghindari mereka. Perjumpaan dengan Mesias telah mengubah hidupnya. Perempuan itu sekarang telah menjadi manusia seutuhnya. Ia merasa bahwa ia harus menyampaikan kepada masyarakat tempat ia berada bahwa ia telah mengenal Mesias. Imannya kepada Yesus mendorongnya untuk bersaksi tentang Yesus (ayat 29). Kesaksian perempuan Samaria ini efektif sekali, sehingga banyak warga kota tertarik oleh perkataannya. Bahkan sesudah mendengar kesaksian tersebut mereka ingin melihat dan bertemu dengan Tuhan Yesus (ayat 30). Hal yang luar biasa lagi ialah kesaksian perempuan Samaria itu membawa banyakarga Samaria menjadi percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 39). Mereka bahkan mendesak Tuhan Yesus untuk tinggal bersama mereka karena mereka ingin mengenal Yesus lebih dalam lagi. Selama dua hari Tuhan Yesus tinggal bersama mereka dan mengajar mereka (ayat 40). Banyak lagi orang yang menjadi percaya dan diperdalam imannya (ayat 41). Ucapan yang luar biasa muncul dari mulut warga Samaria sebagai akibat pengenalan mereka yang semakin dalam terhadap Tuhan Yesus. Mereka mengenal Yesus sebagai Juruselamat dunia (ayat 42). Yesus adalah Juruselamat, bukannya guru selamat. Ia bukan mengajarkan bagaimana supaya selamat. Ia sendirilah keselamatan itu. Warga Samaria tahu bahwa keselamatan tidak hanya berlaku bagi warga Yahudi atau Samaria saja, melainkan bagi semua suku bangsa di dunia. Pernyataan ini benar-benar merupakan pengakuan iman yang mengandung makna teologis yang luar biasa. Mengapa? Karena murid-murid pun belum sampai pada pengenalan sedalam itu. Mereka belum mengenal bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia. Dalam ayat 32-38, Yesus menjelaskan kepada murid-murid bahwa merupakan kehendak Allah agar keselamatan disampaikan di luar Israel. Lalu Tuhan Yesus mengajar dan mendorong mereka untuk terlibat dalam misi kepada seluruh suku bangsa (ayat 35-38). Renungkan: Perjumpaan sejati dengan Yesus tidak bisa tidak segera menampakkan diri dalam bentuk kesaksian hidup bagi-Nya. |
(0.23965206956522) | (Yoh 6:16) |
(sh: Mencari Tuhan (Sabtu, 2 Februari 2008)) Mencari TuhanJudul : Mencari Tuhan Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang memperlihatkan kebesaran kuasa Yesus. Juga menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan yang peduli dan menyediakan kebutuhan umat-Nya. Namun rupanya hal itu tidak membuat para murid mengalami pengenalan akan Yesus yang semakin dalam. Maka di tengah gelapnya malam dan kuatnya tiupan angin, mereka tidak dapat merasakan kehadiran Yesus. Di tengah laut yang sedang bergelora (ayat 18), sulit untuk memercayai bahwa Yesus sedang berjalan di atas air, menuju perahu mereka. Akibatnya, mereka ketakutan (ayat 19)! Mungkin mereka menyangka telah melihat hantu. Akan tetapi, setelah Yesus menjelaskan siapa Dia, dan setelah Dia masuk ke dalam perahu, laut pun tenang. Perahu itu sampai ke tempat tujuannya (ayat 21). Peristiwa penyelamatan ini menunjukkan bahwa Dia melindungi orang yang percaya kepada Dia. Tindakan-Nya kembali menyatakan bahwa Dia berkuasa atas alam semesta, yang sedang mengamuk sekali pun. Mukjizat pemberian makanan untuk 5000 orang merupakan tanda yang seharusnya membawa orang pada pemahaman tentang keilahian Yesus Kristus. Namun bukan demikian yang terjadi pada orang banyak. Mereka mengira bahwa harapan mereka akan kedatangan Mesias telah terwujud. Sebab itu mereka ingin menjadikan Dia raja (ayat 15), dengan impian dapat menikmati roti gratis setiap hari. Artinya kebutuhan pangan terpenuhi tanpa perlu kerja keras. Itulah sebabnya mereka kemudian mencari-cariYesus (ayat 24). Berpaling pada Tuhan atau mencari Tuhan untuk kepentingan diri sendiri masih dilakukan orang hingga saat ini. Misalnya, agar memiliki kehidupan yang makmur dan penuh damai sejahtera. Atau karena ingin kebutuhan mereka terpenuhi. Kebutuhan yang dimaksud tentu saja kebutuhan material dan bukan kebutuhan rohani. Begitu pulakah kita? Apakah ini menjadi isi doa kita sehari-hari? Kiranya kita mencari Tuhan karena kerinduan untuk mempertuhankan Dia di dalam hidup kita sehari-hari. |
(0.23965206956522) | (Yoh 7:10) |
(sh: Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok (Senin, 14 Januari 2002)) Yesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompokYesus menyebabkan manusia terbagi dua kelompok. Kesaksian Yesus membagi manusia menjadi dua kelompok. Sebagian percaya kepada-Nya. Sebagian lagi menolak-Nya. Dalam renungan hari ini, penulis Injil Yohanes melukiskan kedua kelompok ini. Yang pertama, kelompok yang tidak percaya kepada-Nya. Kelompok yang tidak percaya terdiri dari: orang banyak (ayat 12,20), pemimpin-pemimpin agama (ayat 15-24) dan sebagian masyarakat Yerusalem (ayat 25-27). Orang banyak tidak sampai percaya kepada Yesus. Sebagian mereka hanya berpendapat bahwa Yesus adalah orang baik (ayat 12), sementara pemimpin-pemimpin memberikan penolakan yang lebih keras. Sebagian warga Yerusalem menolak-Nya. Bahkan mereka siap untuk berbeda pendapat dengan pemimpin-pemimpin agama seandainya mereka menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias (ayat 26). Dalam pandangan mereka Yesus tidak mungkin seorang Mesias karena mereka tahu dari mana asal-Nya (ayat 27). Dalam kesaksian Yesus kepada orang-orang di di Bait Allah (ayat 14), ada satu hal yang sangat penting sekali. Yesus mengatakan bahwa mereka membunuh-Nya (ayat 19). Kata yang dipakai bukan dalam bentuk kata kerja masa depan, melainkan bentuk kata kerja sekarang. Apa maksudnya? Dalam kalimat sebelumnya Yesus mengatakan bahwa mereka tidak menjalankan hukum Musa (ayat 19). Pembacaan Yohanes (ayat 5:39,46-47) telah mengajarkan bahwa Kitab Suci dan tulisan-tulisan Musa bersaksi tentang Yesus. Kitab Suci menyatakan potret Yesus. Jika mereka tidak melakukan hukum Musa, ini sebenarnya sama dengan membunuh Yesus. Penolakan terhadap Yesus yang tergambar dalam Kitab Suci dan tulisan Musa sama dengan membunuh-Nya. Dengan perkataan lain, ketidakpercayaan kepada Yesus berarti membunuh Yesus. Yang kedua, kelompok yang percaya kepada-Nya yang terdiri dari orang banyak (ayat 31). Orang banyak ini percaya karena melihat banyak tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias dan Anak Allah yang diutus Bapa ke dalam dunia (ayat 28-29). Renungkan: Kesaksian tentang Yesus tidak hanya membawa penolakan, namun juga penderitaan. Maukah kita menderita bagi nama-Nya? Tidak semua orang diberi kehormatan menjadi seorang martir. Jika kesempatan untuk menjadi martir terbuka, terimalah dengan sukacita! |
(0.23965206956522) | (Yoh 14:1) |
(sh: Jalan ke rumah Bapa (Sabtu, 16 Maret 2002)) Jalan ke rumah BapaJalan ke rumah Bapa. Kepada orang banyak Yesus berkata bahwa mereka tidak dapat ikut bersama-Nya ke rumah Bapa-Nya (ayat 13:33). Kepada Petrus, Ia mengatakan hal yang sama, namun dengan arti dan alasan berbeda. Tuhan menyatakan bahwa keadaan hatinya tidak menjamin bahwa ia dapat setia mengasihi Tuhan. Orang banyak yang tidak menerima Dia tidak dapat bersama Dia. Sekarang Yesus menegaskan bahwa sebenarnya para murid telah mengetahui jalan ke sana, ke rumah Sang Bapa, dan mereka pasti akan bersama Dia sesudah Ia selesai menyiapkan tempat di rumah Bapa bagi mereka (ayat 3-4). Meski benar bahwa mereka tidak dapat mengandalkan kondisi hati mereka agar setia dan kelak sampai ke tujuan kekal, namun mereka sudah percaya dan dengan terus mempercayai karya-karya Yesus mereka pasti akan sampai di tujuan. Tuhan memerintahkan mereka untuk percaya. Kenyataan janji-janji Allah tidak tergantung pada perasaan dan kondisi hati kita, tetapi pada Dia yang setia pada janji-janji-Nya. Bertekun dalam iman adalah cara untuk memiliki keteguhan hati (bdk. dengan yang Yesus lakukan, 12:27). Kebenaran tentang jaminan kekal tersebut lebih jelas dalam jawaban- Nya kepada Tomas. Ungkapan “Akulah …” menggemakan kembali ungkapan-ungkapan yang sama dalam Injil Yohanes yang menegaskan kesetaraan Yesus dengan Yahwe dalam Perjanjian Lama. Karena itulah Dia dapat mengklaim bahwa diri-Nya sendirilah jalan, kebenaran, dan hidup (ayat 6). Akibatnya, Dia dan hubungan dengan-Nya menentukan apakah orang yang mengenal Bapa akan sampai ke rumah Bapa kelak atau tidak. “Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku" (ayat 7). Sang Bapa telah berkemah di dalam Yesus, sehingga siapa mengenal Dia, mengenal Bapa (bdk. 1:14, 14:10). Firman Bapa ada di dalam-Nya dan itulah yang disampaikan kepada mereka (ayat 10-11). Tidak saja mengenal Bapa dan beroleh jaminan kekal di dalam Yesus, para pengikut-Nya akan pula melakukan pekerjaan-pekerjaan Allah bahkan yang lebih besar dari yang Yesus telah buat. Pekerjaan- pekerjaan besar itu adalah juga pekerjaan Yesus di dalam mereka, dan dapat terus dilakukan karena mereka mengandalkan Dia di dalam doa (ayat 12-13). Renungkan: Perbuatan kita mencerminkan hubungan kita dengan Tuhan. |