Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 3961 - 3980 dari 5776 ayat untuk pada [Pencarian Tepat] (0.008 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.14570591724138) (Ayb 4:12) (jerusalem: Suatu perkataan) Ialah sebuah "firman sorgawi" yang disampaikan tokoh gaib, Ayu 4:16, selama Elifas "tidur nyenyak", bdk Kel 2:21; 15:12 Firman sorgawi itu bermaksud menimbulkan kekejutan terhadap yang kudus. Jalan gaib untuk mendapat pengetahuan ini berbeda sekali dengan jalan rasional yang lazimnya ditempuh orang berhikmat untuk menemukan ajarannya. Jalan gaib yang ditempuh di sini menyatakan bahwa ajaran para berhikmat mengalami perkembangan, sedikit-sedikitnya pada sementara kalangan orang berhikmat, yang melampaui yang lazim. Hanya "wahyu" yang dikemukakan Elifas ini tidak seluruhnya sesuai dengan pengalaman para nabi yang dalam keadaan berjaga mendapat firman Allah. Wahyu gaib itupun tidak sesuai dengan "inspirasi" yang di kemudian hari menjadi sumber pengetahuan bagi bin Sirakh, Sir 24:31-34; 39:6. "Wahyu" Elifas terlebih serupa dengan mimpi, penglihatan di malam hari, Zak 1:8, yang agak menakutkan. Gaya sastera apokaliptik suka menekankan bahwa penglihatan-penglihatan itu mengejutkan, bdk Dan 4:5; 5:5-6.
(0.14570591724138) (Mzm 5:8) (jerusalem: dalam keadilanMu) Diminta supaya Allah memperhatikan keadilanNya dengan "menuntun" pendoa, artinya mengatur hidupnya begitu rupa sehingga keadilan Tuhan menjadi nyata dalam dilindunginya orang benar terhadap orang fasik yang melawan pendoa. Itulah jalan yang "diratakan" Allah.
(0.14570591724138) (Mzm 7:1) (jerusalem: Allah, Hakim yang adil) Mazmur ini berupa ratapan dan doa seseorang yang tidak bersalah tetapi dikejar dengan tidak semena-mena. Di dalamnya dipersatukan dua pernyataan tidak bersalah. Yang pertama Maz 7:2-6, 7:13-17, bergaya bahwa kesusasteraan hikmat; diminta supaya Allah membalas para pengejar. Pernyataan kedua, Maz 7:7-12, yang terpengaruh oleh gaya bahasa nabi Yeremia, bermohon supaya hakim sorgawi turun tangan, Kidung ditutup dengan lagu pujian pendek, Maz 18, yang barangkali berupa tambahan demi keperluan liturgis. Mazmur inipun mengucapkan kepercayaan bulat pada Tuhan, Maz 7:2-3,7 dan melayangkan pandangan ke akhir zaman, Maz 9.
(0.14570591724138) (Mzm 11:7) (jerusalem: keadilan) Harafiah: apa (hal-hal atau perbuatan) yang adil, benar
(0.14570591724138) (Mzm 15:1) (jerusalem: Siapa yang boleh datang kepada TUHAN?) Sajak ini meringkaskan kewajiban sosial orang benar. Diajukan pertanyaan, Maz 15:1, yang ditanggapi, Maz 15:2-5, disusul janji, Maz 15:5. Barangkali kidung ini dinyanyikan waktu kaum ziarah datang ke bait Allah. Imam bertanya dahulu, Maz 15:1 lalu seorang (atau sekelompok) penyanyi menjawab, bdk Maz 24:2-5. Kewajiban yang disebut genap berjumlah sepuluh; semacam Dekalog sosial.
(0.14570591724138) (Mzm 18:10) (jerusalem: kerub) itu adalah makhluk gaib yang menjadi kendaraan Allah, bdk Garuda dalam wayang Jawa. Dalam Kemah pertemuan, Kel 25:18+, dan kemudian dalam bait Allah, 1Ra 6:23 dst, ada (patung) dua kerub yang dengan sayap-sayapnya menaungi tabut perjanjian. Ini menginspirasikan nabi Yehezkiel dalam menggambarkan kendaraan Allah, Yeh 1:10, yang dibawa oleh kerub-kerub. Kerub-kerub itu dianggap takhta Tuhan, 1Sa 4:4+; 2Sa 6:2; 2Ra 19:15; Maz 80:2,99:1. Setelah bait Allah hancur kerub-kerub itu melambangkan makhluk-makhluk sorgawi. Kata yang sama dalam bahasa Asyur berarti: makhluk-makhluk (patung) yang berupa lembu jantan bersayap yang ditempatkan pada pintu gerbang kuil (dan istana) di Mesopotamia
(0.14570591724138) (Mzm 19:4) (jerusalem: gema mereka) Kata Ibrani yang dipakai kurang jelas artinya (tali pengukur, penggaris?). Mungkin tersinggung suatu pikiran yang dahulu cukup lazim, yaitu: langit dibandingkan dengan kitab (gulungan) dan nujum adalah tulisannya. Pada bangsa Asyur dan Babel nujum memang disebut "tulisan langit'. Meskipun perbintangan tidak bersuara, namun "tulisan langit" itu dapat dibaca di mana-mana
(0.14570591724138) (Mzm 26:1) (jerusalem: Doa mohon dibenarkan oleh TUHAN) Ratapan orang yang tidak bersalah ini berdekatan dengan Maz 7 dan Maz 17. Dalam deritanya pemazmur minta tolong pada Allah, justru oleh karena tidak bersalah, bdk 1Ra 8:32. Pertolongan itu kiranya menyatakan bahwa pendoa seorang yang suci dan benar, bdk Maz 18:21-28; 59:4; Ayu 31:6. Sesudah seruannya kepada Tuhan, Maz 26:1, pendoa mengemukakan ketidaksalahannya, Maz 26:2-8, yang kiranya mendorong Tuhan untuk bertindak, Maz 26:9-11. Maz 26:12 sudah mendahulukan hasil doa itu dan berupa nazar.
(0.14570591724138) (Mzm 88:1) (jerusalem: Doa pada waktu sakit payah) Ini ratapan yang suram sekali nadanya. Dengan bahasa kiasan yang lazim (dunia orang mati, liang kubur, kegelapan, ombak dsb) terungkap rasa seseorang yang sangat terdesak, hampir mati, karena sakitnya (kusta?). Pemazmur membentangkan kemalangannya yang menyebabkan ia tertinggalkan semua orang dan bahkan rupanya oleh Tuhan sendiri, Maz 88:4-10. Dalam keadaan itu ia memanjatkan doanya kepada Allah, Maz 88:2-3,10-15. Akhirnya, Maz 88:15-18, ia kembali menggambarkan kemalangannya, sehingga mazmur ini berakhir dengan nada pesimis. Lagu ini mengingatkan ratapan Ayub.
(0.14570591724138) (Mzm 90:1) (jerusalem: Allah, tempat perlindungan yang kekal) Sajak kebijaksanaan ini juga boleh diberi berjudul: Renungan mengenai kefanaan manusia. Pesajak mengemukakan bahwa berhadapan dengan Allah yang kekal, Maz 90:2, manusia nampaknya fana dan rapuh, Maz 90:3-6, akibat kedosaannya Maz 90:7-9. Dosalah yang menyebabkan segala kesusahan dan penderitaan hidup, Maz 90:10-11. Maka pemazmur memanjakan doa permohonannya kepada Tuhan, supaya berkatNya meringankan hidup, Maz 90:12-17. begitulah kesadaran akan kefanaan manusia menimbulkan kepercayaan pada Allah.
(0.14570591724138) (Mzm 104:1) (jerusalem: Kebesaran TUHAN dalam segala ciptaanNya) Ini kidung yang berdekatan dengan Maz 103 memuji Allah sebagai Pencipta dan Pengurus alam semesta. Ia memang mahabesar dan patut dipuji, Maz 104:1-2, sebab Ia menjadikan alam dan segala makhluk patuh kepadaNya, Maz 104:2-9,24-26. Allah mengurus semua ciptaanNya dengan kebaikan, Maz 104:10-23. Karya Allah itu adalah mulia, Maz 104:24, dan semua makhluk tetap bergantung pada Dia yang memberi dan mengambil hidup, Maz 104:27-30. Maka Allah yang Mahabesar patut dipuji orang benar dan ditakuti orang berdosa, Maz 104:31-35.
(0.14570591724138) (Mzm 104:2) (jerusalem: yang membentangkan) Penggambaran karya penciptaan dalam Maz 104:2-9 berlatar belakang pandangan dahulu mengenai susunan jagat, bdk Kej 1:1 dst. Mula-mula hanya ada barang cair yang menutupi segala sesuatunya, Maz 104:6. Air itu oleh Penciptaan dibagi menjadi dua: air di atas langit dan air di bawah langit, yang dipikirkan sebagai semacam kubah dari logam. Air di bawah langit dikumpulkan menjadi laut, Maz 104:7-9. Bumi dipikirkan berupa keping yang bertumpukan pada tiang-tiang, Maz 104:5, dan dikelilingi laut, bdk Maz 46:3+. Di atas kubah langit ada gudang-gudang bagi air hujan, salju dsb, Maz 104:3,4,13.
(0.14570591724138) (Mzm 109:1) (jerusalem: Doa seorang yang kena fitnah) Ini "mazmur pengutuk" yang paling hebat, kejam dan panjang dalam seluruh kitab mazmur, bdk Maz 5:11+; Maz 52+ Pendoa dianiaya, difitnah dan dituduh oleh musuh-musuhnya, bdk Maz 6:8+, yang cedera, Maz 109:2-5. Sambil mengutuk mereka pemazmur meminta supaya Tuhan mengutuk mereka tanpa kenal ampun, Maz 109:6-20,29. Hukuman itu dilukiskan dengan bahasa penghebat dan kiasan sesuai dengan hukum pembalasan Perjanjian Lama, bdk Kel 21:25+ Pemazmur yang tidak berdaya, Maz 109:22-25, sadar bahwa hanya Tuhan dapat menegakkan keadilan, Maz 109:21,26-27. Kalau doanya dikabulkan, maka pemazmur akan bersyukur dan memuji Tuhan, Maz 109:30-31. bahasa yang dipakai dalam lagu ini adalah bahasa yang lazim dalam sajak semacam itu. Sebab "mazmur-mazmur pengutuk" yang serupa juga biasa pada bangsa-bangsa tetangga Israel.
(0.14570591724138) (Mzm 115:1) (jerusalem: Kemuliaan hanya bagi Allah) Kidung ini terdiri atas lima bagian. yang pertama, Maz 115:1-3, mengagungkan Tuhan; yang kedua, Maz 115:4-8, melawankan kebesaran Allah Israel dengan kesia-siaan berhala; yang ketiga, Maz 115:9-11, mengajak umat supaya tetap percaya pada Tuhan: bagian keempat, Maz 115:12-15, berkata tentang umat yang diberkati para imam, bagian penutup, Maz 115:16-18, berupa pujian. Barangkali mazmur ini dinyanyikan sebagai salah satu korban (antara Maz 115:11 dan Maz 12?) dan bergiliran dinyanyikan oleh umat, Maz 115:1-8,16-18, seorang solis, Maz 115:9-11, dan kaum Lewi, Maz 115:12-15. Maz 115:4-11 menjadi contoh bagi Maz 115:15 dst.
(0.14570591724138) (Mzm 128:1) (jerusalem: Berkat atas rumah tangga) Sajak kebijaksanaan ini dengan bahasa sederhana mengajarkan, sesuai dengan ajaran tradisionil, bahwa kesejahteraan manusia bergantung pada takwanya, ketakutan akan Tuhan, Maz 128:1,4. Kebahagiaan orang benar yang diganjar Tuhan ialah: kemujuran segala usahanya, Maz 128:2, keluarga besar dan hidup panjang, Maz 128:3,6. Dan oleh karena kebahagiaan orang Yahudi tidak lengkap tanpa kesejahteraan kota Yerusalem (tempat tinggal orang benar itu?) maka Pemazmur juga memohon damai-sejahtera bagi Yerusalem, Maz 128:5.
(0.14570591724138) (Mzm 149:1) (jerusalem: Nyanyian kemenangan bagi orang Israel) Ini kidung merupakan nyanyian syukur yang dinyanyikan umat dalam ibadat syukuran atas kemenangan yang diperolehnya. Sesudah pembukaan berupa ajakan, Maz 149:1-3, dikemukakan alasan mengapa umat patut bersyukur, yaitu kemenangan atas musuh, Maz 149:4-5. Tetapi umat Israel perlu berjuang terus untuk melakukan pembalasan Tuhan pada raja-raja dan bangsa-bangsa lain, Maz 149:6-9. Kidung nasional ini agaknya berasal dari zaman Yunani, sebab serupa sedikit dengan Neh 4:11,18; 2Ma 15:27, tetapi ia melayangkan pandangan ke penghakiman terakhir di mana umat Israel berperan sebagai alat keadilan ilahi, bdk Yes 61:2 dst; Zak 9:13 dst.
(0.14570591724138) (Ams 1:7) (jerusalem: Takut akan TUHAN) Takut akan TUHAN (YHWH) atau takut akan Allah, bdk Kel 20:20+; Ula 6:2+, l.k. searti dengan apa yang kita sebut: agama sejati, kesalehan yang tulen, takwa yang benar. Ketakutan itu menjadi baik prinsip dan pokok pangkal, Ams 9:10; 15:33; Ayu 28:28; Maz 111:10; Sir 1:14,20. maupun puncak penyelesaian, Sir 1:18; 19:20; 25:10-11; 40:25-27, hikmat kebijaksanaan yang pada pokoknya mempunyai ciri keagamaan. Melalui hikmat itu terjalinlah hubungan pribadi dengan Allah perjanjian, sehingga "takut akan Tuhan" dan kasih, takluk dan percaya menjadi l.k. searti, bdk Maz 25:12-14; 112:1; 128:1; Pengk 12:13; Sir 1:27-28; 2:7-9,15-18, dll.
(0.14570591724138) (Pkh 1:2) (jerusalem) Alam beredar dan berputar-putar menurut hukum dan aturan tetap, Pengk 1:3-11. Dan inilah yang menjadi rangka tetap bagi kehidupan manusia. Dan itu membuat Pengkhotbah merasa jemu dan bosan. Sebaliknya, pengarang Ayu 38:1-40:24 dan Maz 104 merasa kagum terhadap alam, lalu sujud menyembah.


TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA