| (0.94090371681416) | 
	    			
	    				(Hab 
	    				2:1)
	    			 | 
	    			
	    					    					(sh: Bumi yang sunyi (Kamis, 19 Desember 2002)) Bumi yang sunyi
Bumi yang sunyi. 
    Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur 
    hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia 
    hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan. 
    Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan 
    hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman, 
    namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang 
    tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka 
    beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan 
    menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian 
    dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi 
    Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang 
    secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas 
    kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara 
    prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan 
    telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak 
    berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan 
    dibalaskan.
 
Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk 
    kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11). 
    Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain. 
    Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah 
    pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang 
    menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa 
    mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri 
    akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya, 
    namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan 
    sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang 
    kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan 
    datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan 
    orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan 
    mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang 
    bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah 
    berbicara!
 
Renungkan:  
    Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan 
    kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.
 
	    					    			 |