| (0.76731386086957) | (Luk 5:12) |
(sh: Menjamah dan mengampuni (Selasa, 9 Januari 2007)) Menjamah dan mengampuniJudul: Menjamah dan mengampuni Sebelum ini penyembuhan penyakit dan pengusiran roh jahat, Yesus lakukan hanya dengan bersabda. Namun pada kasus orang kusta ini, secara sengaja Yesus menyentuhnya (13). Padahal penyakit kusta kerap dikaitkan dengan dosa dan kenajisan. Menyentuh kenajisan berarti menajiskan diri. Tindakan berani Yesus bukan tidak beralasan. Pertama, Yesus hendak maju selangkah memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias yang menyandang otoritas Allah secara penuh. Dengan otoritas Allah, Yesus bisa menjamah seseorang yang najis tanpa diri-Nya sendiri menjadi najis, sebaliknya membawa pentahiran pada diri si najis (13). Maka perintah Yesus agar orang kusta yang baru disembuhkan itu melaporkan kesembuhannya kepada imam dengan sendirinya merupakan klaim Yesus akan otoritas-Nya atas dosa dan kenajisan (14). Hal itu diperkuat lagi, dan kali ini di hadapan beberapa pemimpin agama Yahudi, dengan menyembuhkan dan mengampuni dosa seorang yang lumpuh. Inilah yang menjadi alasan kedua, Yesus ingin menyatakan kuasa dan identitas diri-Nya. Secara teoretis, mengampuni orang berdosa lebih sulit daripada menyembuhkan sakit fisik. Namun, secara kasat mata, pengampunan dapat dilakukan hanya dengan kata-kata tanpa seorang pun tahu kebenarannya, sedangkan kesembuhan yang terjadi dalam sekejap mustahil dilakukan oleh manusia biasa. Maka kesembuhan si lumpuh memperlihatkan kuasa Yesus yang sesungguhnya. Di sinilah untuk pertama kali Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang menegaskan status diri-Nya lebih daripada manusia biasa (24)! Dia adalah Mesias dari Allah. Dia berkuasa menyembuhkan, bukan hanya fisik tetapi juga jiwa. Dia peduli dengan pergumulan orang dan sanggup menyelesaikannya. Mintalah agar Dia pun menyatakan kuasa-Nya dalam hidup Anda. Percayakan masalah Anda kepada-Nya. Renungkan: Yesus adalah Mesias untuk keselamatan kita karena jamahan kasih-Nya dan otoritas pengampunan-Nya. |
| (0.76453043478261) | (Luk 2:11) |
(full: JURUSELAMAT ... KRISTUS, TUHAN.
) Nas : Luk 2:11 Pada saat kelahiran-Nya, Yesus disebut "Juruselamat".
|
| (0.76453043478261) | (Luk 6:2) |
(full: YESUS DAN HARI SABAT.
) Nas : Luk 6:2-10 Sekalipun orang Farisi menuduh bahwa Yesus telah melanggar hari Sabat, pada kenyataannya Ia hanya melanggar penafsiran ekstrem mereka mengenai Sabat itu. Yesus menyatakan bahwa praktik Sabat tidak boleh merosot menjadi suatu bentuk upacara keagamaan yang harus dipelihara dengan mengorbankan kebutuhan penting manusia. Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat (ayat Luk 6:5); Sabat harus digunakan agar kita dapat meninggalkan pekerjaan sehari-hari serta usaha mencari keuntungan materiel dan berbalik kepada Allah sebagai suatu ikrar bahwa Dialah Tuhan atas segenap kehidupan ini. Tambahan pula, kata-kata dan tindakan Yesus (ayat Luk 6:6-10) mengajar kita bahwa Hari Tuhan itu harus menjadi suatu kesempatan untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan, baik secara rohani maupun secara jasmani. |
| (0.76367739130435) | (Luk 6:17) |
(sh: Kebahagiaan vs nestapa (Sabtu, 17 Januari 2004)) Kebahagiaan vs nestapaKebahagiaan vs nestapa. Yesus datang untuk membawa kebahagiaan sejati kepada umat-Nya. Namun, kebahagiaan macam apa yang Yesus berikan? Orang banyak yang melihat kehebatan Yesus dalam hal menyembuhkan sakit penyakit, mengusir roh jahat, datang untuk mendapatkan kebahagiaan hidup. Namun, Yesus menunjukkan kepada mereka hal yang lebih fundamental. Yesus mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bukan terletak pada kesehatan, kelepasan dari tekanan mental, atau pun kelepasan dari berbagai kebutuhan hidup sehari-hari. Kebahagiaan sejati adalah mengenal Allah dan kehendak-Nya, serta hidup di dalam ketaatan melakukan kehendak-Nya. Itu bisa disimpulkan dari ayat TUHAN+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">20-23. Kemiskinan, kelaparan, dukacita karena dibenci dan ditolak, dan disalahmengerti, bahkan sampai kematian sekali pun tidak dapat menghilangkan sukacita kita karena mengetahui bahwa kita dikasihi Tuhan. Sebaliknya, seseorang boleh saja memiliki kekayaan, perut yang kenyang dan bisa tertawa puas karena puji-pujian palsu. Semua itu tidak akan menjadikannya berbahagia. Sesungguhnya, Tuhan mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang nestapa, karena mereka tidak akan bisa menikmati kekayaannya, mereka akan kelaparan, berduka dan menangis dan mendapatkan pujian hampa yang tidak memberi mereka apa-apa. Kebahagiaan yang sejati adalah ketika seseorang dapat menikmati hidup yang Tuhan berikan saat ini dengan suatu antisipasi pasti untuk hidup yang kelak jauh lebih baik. Kebahagiaan itu terjadi bukan karena hidup sekarang sudah tidak ada penderitaannya lagi, tetapi karena kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam hidup sekarang ini. Renungkan: Apakah Anda bahagia? Apakah Anda yakin bahwa hidup Anda sekarang ini adalah hidup di dalam kehendak Tuhan, dan bahwa Tuhan hadir serta menyertai Anda? |
| (0.76367739130435) | (Luk 9:43) |
(sh: Ambisi untuk menjadi yang ter ... (Rabu, 4 Februari 2004)) Ambisi untuk menjadi yang ter ...Ambisi untuk menjadi yang ter .... Bagi sementara orang keinginan untuk maju, untuk terkenal, untuk berkuasa dan memiliki kredibilitas terpercaya adalah sah-sah saja, wajar-wajar saja. Bahkan tidak sedikit orang yang berambisi untuk itu dan siap menekuninya. Fokus perhatian pada pemenuhan ambisi ini pun terjadi di kalangan para murid Tuhan Yesus. Bahkan mereka dengan sangat ekstrim berani mengungkapkan hal tersebut kepada Yesus. Di saat Tuhan sedang memusatkan perhatian pada urusan kekal Kerajaan Allah dengan syarat-syaratnya yang berat — Ia harus menderita dan dibunuh—dan untuk kepentingan umat manusia, para murid lebih memusatkan perhatian pada ambisi dan kepentingan pribadi mereka (ayat 46). Itulah sebabnya mengapa para murid tidak mengerti apa maksud ucapan Tuhan Yesus tentang penderitaan-Nya. Namun, Tuhan Yesus begitu baik dan sabar meladeni kekisruhan pikiran murid-murid-Nya. Padahal, ketidakpahaman mereka terhadap penderitaan yang akan dialami-Nya sebenarnya makin memberatkan pergumulan-Nya. Diambil-Nya seorang anak kecil. Melalui perkataan-Nya, Ia mengubah konsep para murid tentang arti “penting” dan besar. Anak kecil itu didudukkan sebagai pihak yang sering kali tidak dipedulikan orang. Menurut Yesus penilaian seperti ini tidak berlaku dalam Kerajaan Allah. Artinya, mereka yang benar-benar “besar” dan “penting” dalam Kerajaan Allah adalah mereka yang dengan segala kerendahan hati memperhatikan “orang-orang kecil“ dan “perkara-perkara kecil” (ayat 48). Belajar memperhatikan yang kecil dan sedia menjadi kecil, adalah cara untuk mengerti apa sesungguhnya yang diartikan “penting” dalam prioritas Tuhan Yesus. Tuhan Yesus juga mengajar para murid untuk tidak hanya menganggap kalangan sendiri yang paling penting atau paling benar. Renungkan: Orang yang berbesar hati akan sudi mengakui fakta kehadiran dan karya Allah melalui orang lain. |
| (0.76367739130435) | (Luk 14:25) |
(sh: Mengikut Yesus sepenuh hati (Jumat, 5 Maret 2004)) Mengikut Yesus sepenuh hatiMengikut Yesus sepenuh hati. Setelah krismon melanda Indonesia tahun 1997, kita bisa melihat di mana-mana monumen kegagalan pembangunan. Misalnya, gedung seperempat atau setengah jadi yang ditinggal mangkrak oleh pemiliknya karena dana yang menciut gara-gara dolar membengkak. Ilustrasi seperti ini (lihat 28-30) dipakai oleh Yesus untuk mengajarkan bahwa mengikut Yesus harus penuh perhitungan. Mengikut Yesus tidak boleh setengah-setengah, harus sepenuh hati. Kata-kata Tuhan Yesus bahwa seorang pengikut Yesus harus membenci orang tua, suami-istri, dan saudara-saudaranya (ayat 26), sebenarnya bermaksud menegaskan prioritas hati lebih kepada Yesus daripada kepada hal-hal lain, termasuk kepada dirinya sendiri. Untuk itulah Yesus mengajukan dua perumpamaan yang menegaskan kesungguhan hati mengikut Dia. Seorang yang mau membangun menara (mungkin sekali menara pengawas kebun anggur) harus memperhitungkan anggarannya supaya jangan sampai hanya separuh jalan sudah defisit, akhirnya terbengkalai (ayat 28-29). Atau, seorang yang mau pergi berperang harus memperhitungkan kekuatan lawan dengan kekuatan pasukannya untuk memastikan kemenangannya (ayat 30-32). Kedua perumpamaan ini menyimpulkan satu hal, yaitu seseorang harus memperhitungkan sungguh-sungguh harga yang harus dibayar dalam mengikut Tuhan, baru dengan demikian ia layak disebut murid Tuhan (ayat 33). Mengikut Tuhan kalau separuh hati adalah ibarat garam yang berubah menjadi tidak asin. Garam yang kehilangan rasa asin berarti kehilangan fungsinya. Demikian juga menjadi murid Tuhan yang setengah-setengah sama saja dengan tidak berfungsi apa-apa. Tidak ada gunanya selain dibuang! (ayat 34-35) Untuk dilakukan: Anda sudah jalan sejauh ini sebagai anak Tuhan. Sekarang waktunya untuk memutuskan mau mengikut Dia sepenuh hati, dengan konsekuensi taat sepenuhnya, atau ...? |
| (0.76281565217391) | (Luk 10:42) |
(full: SATU SAJA YANG PERLU.
) Nas : Luk 10:42 Sekalipun pelayanan yang aktif dan praktis kepada Allah itu penting dan baik, tugas kita yang pertama dan terpenting adalah kasih dan pengabdian yang terungkap dalam penyembahan, doa, dan persekutuan bersama Tuhan (lihat cat. --> Mat 26:13). [atau ref. Mat 26:13] Terlalu sibukkah kita melakukan pekerjaan Tuhan, menghadiri kebaktian gereja dan mengerjakan perbuatan baik sehingga kita melupakan persekutuan rohani bersama Juruselamat kita? |
| (0.76281565217391) | (Luk 11:2) |
(full: DOA TUHAN.
) Nas : Luk 11:2-4 Lih. catatan-catatan mengenai Doa Tuhan di Mat 6:9-15. lihat cat. --> Mat 6:9; lihat cat. --> Mat 6:10; lihat cat. --> Mat 6:11; lihat cat. --> Mat 6:12; lihat cat. --> Mat 6:13; lihat cat. --> Mat 6:15; [atau ref. Mat 6:9; 6:10; 6:11; 6:12; 6:13; 6:15] |
| (0.76281565217391) | (Luk 1:28) | (jerusalem: Salam) Terjemahan lain: Bergembiralah. Kalau demikian, malaikat mengajak bergembira karena zaman Mesias sudah datang. Begitulah beberapa nabi mengajak "Puteri Sion" (Yerusalem, Israel). Kegembiraan itu disebabkan karena Allah datang ke tengah umatNya; bdk Yes 12:6; Zef 3:14-15; Yoe 2:21-27; Zak 2:13; Zak 9:9 |
| (0.76281565217391) | (Luk 18:7) | (jerusalem) Ayat ini dapat juga dibaca sebagai keterangan dan bukan sebagai pertanyaan (seperti terjadi dalam terjemahan ini). Kalau demikian, maka dikatakan bahwa Allah sabar dan mengulur-ulur waktu. Ayat ini mengingatkan Sir 35:18-19, di mana dikatakan bahwa Allah tidak sabar dan tidak berayal dalam memberi hak kepada orang miskin yang tertindas. Jika Luk 18:17 dibaca sebagai keterangan dan bukan sebagai pertanyaan, perbedaan antara Siria dan Lukas itu agaknya bersangkutan dengan ditundanya Kedatangan Tuhan. Itu dibenarkan dengan menunjukkan kesabaran Tuhan. Keterangan yang serupa terdapat dalam 2Pe 3:9 dan Wah 6:9-11. |
| (0.76281565217391) | (Luk 5:1) |
(sh: Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernya (Selasa, 4 Januari 2000)) Bukan sekadar pemberita tetapi sumbernyaBukan sekadar pemberita tetapi sumbernya. Memberitakan Injil dan mempersiapkan Pemberita Injil Kerajaan Allah adalah tugas yang diberikan Bapa kepada Tuhan Yesus. Dari kota ke kota, Yesus berjalan untuk memberitakan Injil. Kali ini Yesus memberitakan firman kepada orang banyak di tepi danau Genezaret dari perahu Simon. Di atas perahu itu selain Simon ada juga beberapa teman nelayan lain. Pemberitaan firman Allah tidak hanya di dengar oleh orang banyak, secara khusus ditangkap jelas oleh kawanan nelayan di perahu itu. Pengajaran firman Tuhan yang mereka dengar membuat pengenalan mereka kepada Yesus makin dalam. Oleh sebab itu Simon dan kawan-kawan taat pada perintah Yesus manakala Yesus memerintahkan mereka menebarkan jala di pagi hari. Meski semalaman mereka gagal, pagi ini hasilnya luar biasa. Jala yang kosong sepanjang malam, kini penuh ikan sampai koyak. Perahu yang sarat ikan mencelikkan "mata" Simon dan kawan-kawan bahwa Yesus bukan hanya pemberita firman Allah, Penyembuh penyakit, Pengusir setan, tetapi Ia adalah Tuhan. Simon menyadari keberdosaannya dan ketidaklayakannya di hadapan Tuhan Yesus yang Maha Mulia. Menjadi pengemban misi Yesus, bukan karena memilih tetapi karena dipilih. Bukan karena mampu melakukan perkara besar tetapi karena dimampukan melakukannya. Bukan karena cakap tetapi karena anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima anugerah. Bukan karena suci tetapi karena mau mengakui dosa dan menerima pengampunan. Siapa Simon dan kawan-kawan? Manusia yang berdosa dan tidak layak menerima berkat Tuhan Yesus. Namun anugerah Allah diberikan kepada mereka. Status baru dianugerahkan, yakni menjadi penjala manusia. Tanpa ragu dan mengulur waktu tiga sekawan ini menyambut panggilan Yesus. Mereka meninggalkan perahu dan jala dan mengikut Yesus. Renungkan: Mendengar firman Allah, mengalami kuasa Tuhan Yesus dalam hidup kita seharusnya mengiring kita untuk menyambut dan terlibat dalam misi Yesus bagi dunia ini. Kita Syukuri kesempatan dan kepercayaan istimewa yang Allah anugerahkan pada kita untuk merampungkan rencana kekal-Nya bagi dunia ini. "Nyatakanlah visi-Mu kepada umat-Mu. Panggillah hamba-hamba-Mu bagi penuaian ladang-mu", adalah bagian doa yang pernah dipanjatkan kepada Tuhan oleh salah seorang hamba Tuhan, kiranya menjadikan doa kita juga. |
| (0.75805973913043) | (Luk 21:15) |
(ende: Bahasa dan kebidjaksanaan) Disini Jesus menjatakan bahwa Ia sendiri akan bertindak. Menurut Mt. dan Mk. Roh Kudus-lah jang memberi ilham dan menolong. Kedua-duanja memang benar, sebab Jesus sebagai "Tuhan" disurga menjelenggarakan Geredja kudus bersama Roh Kudus.Boleh dikatakan djuga: Kristus dengan perantaraan Roh Kudus. |
| (0.75805973913043) | (Luk 10:27) |
(full: KASIHILAH TUHAN ... DAN KASIHILAH SESAMAMU.
) Nas : Luk 10:27 Lihat cat. --> Mat 22:37, lihat cat. --> Mat 22:39. [atau ref. Mat 22:37,39] |
| (0.75805973913043) | (Luk 12:38) |
(full: BERBAHAGIALAH MEREKA.
) Nas : Luk 12:38 Suatu berkat khusus, yaitu kehadiran dan perhatian Kristus, disediakan bagi mereka yang dengan kesiagaan dan kesetiaan sepenuhnya "menanti-nantikan" (ayat Luk 12:36) dan "berjaga-jaga" (ayat Luk 12:37) untuk kedatangan Tuhan kembali selama masa antara kenaikan-Nya ke sorga dan kedatangan-Nya yang kedua kali. |
| (0.75805973913043) | (Luk 1:43) | (jerusalem: ibu Tuhanku) Tuhan (kyrios) adalah sebuah gelar ilahi yang diberikan kepada Yesus yang dibangkitkan. Kis 2:36+; Fili 2:11+. Lebih sering dari Matius dan Markus, Lukas memberi Yesus selama hidup di dunia gelar itu, Luk 7:13; Luk 10:1,39,41; Luk 11:39, dll. |
| (0.75805973913043) | (Luk 1:76) | (jerusalem) Lukas menggambarkan tugas Perintis Yesus dengan pertolongan ayat-ayat Kitab Suci yang lazimnya diterapkan pada Yohanes oleh tradisi Kristen, bdk Luk 3:4 dsj; Luk 7:27 dsj; pemberitaan Yohanes dilukiskan di sini seperti dalam Luk 1:16-17. |
| (0.75805973913043) | (Luk 22:69) | (jerusalem: Mulai sekarang Anak Manusia) Lukas tidak mengatakan: mulai sekarang kamu akan melihat, seperti dikatakan Matius dan Markus. Lukas juga tidak menyinggung Kitab Daniel. Barangkali Lukas ingin mencegah orang Kristen dari mengharapkan Tuhan segera datang. Perkataan Yesus seperti disajikan Matius dan Markus mudah disalahartikan. |
| (0.7563568173913) | (Luk 2:25) |
(sh: Yang dekat Allah, mengerti rencana Allah (Rabu, 31 Desember 2003)) Yang dekat Allah, mengerti rencana AllahYang dekat Allah, mengerti rencana Allah. Kehadiran Yesus di Bait Allah, saat masih berusia sangat muda, ternyata sudah menimbulkan pengaruh besar. Ada dua orang tua bernama Simeon dan Hana, yang dihormati dan dikenal masyarakat Israel saat itu sebagai orang benar dan saleh, mengenali bayi Yesus sebagai Juruselamat Israel. Masing-masing dengan caranya sendiri merespons terhadap kehadiran bayi Yesus. Simeon, seorang yang selain dikenal sebagai orang yang benar dan saleh juga disebut penuh Roh Kudus. Ia mendapatkan janji bahwa dirinya tidak akan mati sebelum melihat Mesias. Maka setelah ia melihat bayi Yesus, ia memuji Tuhan yang intinya adalah sukacita kepuasan karena diizinkan melihat dan mengenali Yesus. Ia juga menubuatkan bahwa Yesus bukan hanya Juruselamat bagi Israel tetapi bagi semua bangsa. Bahkan secara khusus ia mengatakan kepada Maria bahwa Yesus akan menimbulkan perpecahan di Israel. Hana, seorang nabiah, yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk beribadah, doa dan puasa, juga membicarakan akan karya Yesus sebagai Penyelamat umat. Timbul pertanyaan menarik bagi kita: “Mengapa mereka bisa mengenali Yesus yang masih bayi itu sebagai Mesias dan pengharapan Israel? Kita menemukan jawaban yang menarik pula. Ada dua alasan yang secara jelas dipaparkan dalam bacaan kita: (ayat 1). Karena Roh Kudus menyatakan kebenaran ilahi itu kepada mereka (ayat 26); (ayat 2). Karena mereka memelihara kehidupan saleh dan dekat dengan Tuhan (ayat 25,37). Kedekatan mereka dengan Allah inilah yang menyebabkan mereka peka mendengar suara Roh Kudus yang menyatakan rencana Allah bagi bangsa mereka. Renungkan: Zaman sekarang ini gereja Tuhan membutuhkan anak-anak Tuhan yang hidup dekat dengan Allah sehingga memiliki kepekaan terhadap isi hati Allah yang ingin diungkapkan-Nya lewat firman Tuhan. Andakah orangnya? |
| (0.7563568173913) | (Luk 5:1) |
(sh: Dijala sebelum menjadi penjala (Sabtu, 10 Januari 2004)) Dijala sebelum menjadi penjalaDijala sebelum menjadi penjala. Pola rekruitmen yang paling sering dipakai karena terbukti keberhasilannya adalah brainwashing (=cuci otak). Seseorang akan dicekoki dengan ideologi tertentu. Biasanya orang tersebut akan menjadi fanatik, membabi buta dalam mempertahankan apa yang satu-satunya ia miliki. Namun, pola rekuritmen ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu, hanya menghasilkan robot-robot tanpa hati nurani. Ketika Yesus bermaksud menjadikan Petrus dan rekan-rekannya penjala manusia, Dia tidak menggunakan cara brainwashing. Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya secara tidak frontal, karena Yesus mengikuti pola nalar Petrus sendiri. Petrus merasa dirinya paling tahu bagaimana dan kapan mencari ikan. Ia tahu dari pengalaman bernelayan bahwa ikan-ikan tidak akan muncul pada siang hari. Apalagi mungkin sekali saat itu musim ikan sudah selesai karena semalaman mencari ikan hasilnya nihil. Nalar Petrus mengatakan permintaan Tuhan Yesus untuk menjala ikan di siang hari adalah tidak masuk akal (ayat 5). Hanya karena rasa hormat Petrus menebarkan jala. Akan tetapi, justru saat itu juga ikan-ikan memenuhi jalanya. Nalar Petrus bekerja keras. Hal yang tidak masuk akal terjadi. Itu hanya bisa berarti satu hal, yaitu Tuhan Yesus bukan guru biasa. Tuhan Yesus pasti berasal dari Allah. Maka Petrus pun tersungkur di kaki Yesus. Dihadapkan kepada pengenalan akan keTuhanan Yesus, Petrus menyadari diri orang berdosa (ayat 8). Namun, justru pengenalan diri itu merupakan langkah maju untuk dirinya dapat dikuduskan Tuhan dan kemudian dipakai-Nya. Renungkan: Sebelum Anda dipakai-Nya menjadi penjala manusia, Anda harus terlebih dahulu mengenal dan mengakui Yesus sebagai Tuhanmu. |
| (0.7563568173913) | (Luk 6:1) |
(sh: Sabat untuk manusia (Kamis, 15 Januari 2004)) Sabat untuk manusiaSabat untuk manusia. Banyak orang yang sangat terikat kepada tahayul. Salah satunya mengenai hari. Misal, pada hari tertentu, seseorang tidak boleh mengenakan pakaian warna tertentu, berbahaya. Kalau dilanggar bisa terkena bencana. Orang-orang Farisi dan para ahli Taurat juga terikat kepada aturan Sabat. Mereka percaya bahwa aturan Sabat adalah segala-galanya. Keyakinan ini didasarkan pada peraturan Taurat di Perjanjian Lama yang mengatur kehidupan umat Israel dimana Sabat dijadikan hari peristirahatan dan hari ibadah mereka kepada Allah. Namun dalam perkembangan selanjutnya, pemimpin-pemimpin agama Yahudi ini menjadikan hari Sabat sekadar peraturan yang harus ditaati tanpa tujuan dan makna yang jelas. Yesus tidak menentang peraturan hari Sabat. Namun, Yesus menegaskan bahwa hari Sabat itu diberikan Allah kepada manusia untuk kebutuhan manusia yaitu kebutuhan untuk beristirahat, untuk beribadah, dan untuk bersekutu dengan Allah. Itulah inti hari Sabat. Itu sebabnya, ketika para murid lapar pada hari Sabat, mereka menggisar gandum supaya bisa memakan bulir-bulirnya (ayat TUHAN+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">1). Mereka tidak melanggar hari Sabat karena yang mereka lakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka saat itu. Contoh masa lampaunya adalah Daud dan pengikutnya yang makan dari roti sajian. Itu juga sebabnya mengapa Yesus menyembuhkan orang yang mati tangan kanannya pada hari Sabat, karena Sabat untuk manusia, dan di situ ada manusia yang memerlukan pertolongan (ayat 9-10).
Dasar lain adalah ‘Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat’ (ayat
TUHAN+AND+book%3A42&tab=notes" ver="">5). Jadi, bukan peraturan itu sendiri yang mengikat mati, tetapi
Tuhan yang menciptakan Sabatlah yang menjadi patokannya. Oleh
sebab Tuhan sang empunya Sabat berbuat baik pada hari Sabat,
maka ‘karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat’ ( Renungkan: Semua hari Tuhan ciptakan untuk kebaikan kita. Hari Minggu Tuhan ciptakan agar kita memuliakan dan menikmati Dia! |


