Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria. ^z 

(5-18) Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda ^e  dan kuasa untuk menikmatinya, ^f  untuk menerima bahagiannya, ^g  dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah. ^h 

Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.

pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan ^c  orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.

Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!

Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.

Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap ^d  merusakkan hati.

Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?

di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin ^v  itu ¹ .

Karena tidak ada kenang-kenangan ^q  yang kekal baik dari orang yang berhikmat, maupun dari orang yang bodoh, sebab pada hari-hari yang akan datang kesemuanya sudah lama dilupakan. ^r  Dan, ah, orang yang berhikmat mati ^s  juga seperti orang yang bodoh!

Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak ⁿ  untuk perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala yang layak untuk perbuatan orang benar. Aku berkata: "Inipun sia-sia! ^o "

Orang yang bodoh melipat tangannya ^k  dan memakan dagingnya sendiri.

Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: ^z  "Orang itu bodoh!"

Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.

Oleh sebab itu aku menganggap orang-orang mati, ^f  yang sudah lama meninggal, lebih bahagia dari pada orang-orang hidup, ^g  yang sekarang masih hidup.

Dalam hidupku yang sia-sia ⁿ  aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya. ^o 

Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi.

Janganlah lekas-lekas marah ^f  dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. ^g 

Karena seperti bunyi duri ^b  terbakar di bawah kuali, demikian tertawa ^c  orang bodoh. Inipun sia-sia.

Orang yang bodoh banyak bicaranya, ^k  meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia? ^l