Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 31 dari 31 ayat untuk Gomora (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21) (Kej 13:13) (jerusalem: sangat jahat) Ayat ini menyiapkan kisah yang diceritakan dalam Kej 18:20-21; 19:4-11. Ayat ini berperan juga sebagai kata pengantar ke dalam sebuah tradisi di sekitar Lot. Tradisi ini berasal dari daerah di seberang sungai Yordan dan berpusatkan hal ihwal Sodom dan Gomora, Kej 18:1-19:38. Aslinya tradisi sekitar Lot tidak mempunyai hubungan dengan tradisi tentang Abraham, - Lot mengutamakan hidup gampang dalam suasana kedosaan. Karena itu ia akan dihukum dengan keras, Kej 19:1-38. Sebaliknya, Abraham sangat murah hati. Ia mengizinkan kemenakannya, yaitu Lot, memilih tanah yang sesuai dengan seleranya. Kemurahan Abraham itu diganjar Allah dengan pembaharuan janjiNya, Kej 12:7.
(0.21) (Kej 19:30) (jerusalem) Ceritera mengenai asal-usul bangsa Moab dan Amon ini merupakan sebuah tambahan pada bab 19. Ia berasal dari tradisi bangsa Moab dan Amon, bdk Bil 22:36, yang dapat membangkitkan asal usulnya itu. Anak-anak perempuan Lot (sama seperti Tamar dalam Kej 38) sekali-kali tidak digambarkan sebagai perempuan sundal. Mereka hanya ingin meneruskan keturunan. Mereka hanya ingin meneruskan keturunan. Kej 19:31 mengandaikan bahwa hanya Lot serta kedua anaknya itu diselamatkan dari pemusnahan. Ceritera tentang pemusnahan Sodom dan Gomora itu yang bersama penduduknya dibasmi karena dosa, mungkin aslinya sebuah ceritera yang sejalan dengan kisah mengenai air bah. Hanya ceritera kedua itu terdapat pada penduduk daerah di seberang sungai Yordan.
(0.17) (Yes 13:1) (full: UCAPAN ILAHI. )

Nas : Yes 13:1-23:18

Pasal-pasal ini mencatat berbagai hukuman yang dikenakan kepada berbagai bangsa asing dan pada Yerusalem yang murtad. Yesaya mulai dengan Babel (Yes 13:1-14:23) dan Asyur (Yes 14:24-27) dan melanjutkan dengan nubuat terhadap negeri-negeri yang lebih kecil. Pasal-pasal ini mengajarkan bahwa semua bangsa dan orang bertanggung jawab kepada Allah; orang yang menentang Dia dan rencana keselamatan ilahi-Nya akan dihukum dan dibinasakan, dan orang yang percaya kepada-Nya akan menang pada akhirnya.

(0.17) (Yer 23:14) (full: DI KALANGAN PARA NABI ... ADA YANG MENGERIKAN. )

Nas : Yer 23:14

Allah menyebut perzinaan rohani para nabi palsu itu sesuatu yang mengerikan. Mereka seharusnya menjadi wakil-wakil kebenaran, tetapi mereka malah hidup seperti penduduk Sodom dan Gomora. Teladan "para pemimpin rohani" ini sangat membantu meningkatnya kebejatan dan kekerasan hati bangsa itu untuk tidak bertobat. Ketika seorang hamba Allah berzina, hal itu secara khusus dibenci oleh Allah. Dosa semacam itu bukan saja menunjukkan ketidaksetiaan kepada Allah, tetapi juga penghinaan kepada-Nya dan firman-Nya

(lihat cat. --> 2Sam 12:9;

lihat cat. --> 2Sam 12:10;

lihat cat. --> 2Sam 12:11-12;

lihat cat. --> 2Sam 12:12),

[atau ref. 2Sam 12:9-12]

dan menjadikan pemimpin itu tidak layak melayani Tuhan dan jemaat-Nya

(lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT).

(0.17) (Mzm 11:6) (jerusalem: angin yang menghanguskan) Ialah, bdk Rat 5:10; Sir 43:17 angin panas dari gurun pasir bdk Maz 129:6, yang mengeringkan segala sesuatunya dan amat ditakuti orang. Sama seperti "arang berapi dan belerang" (pemazmur agaknya berpikir kepada kota Sodom dan Gomora, Kel 19:24; Yeh 38:22; Ayu 18:15; Wah 20:9) angin itu melambangkan hukuman yang menimpa para pengejar
(0.15) (Kej 18:16) (sh: Ujian bagi rasa keadilan Abraham (Kamis, 6 Mei 2004))
Ujian bagi rasa keadilan Abraham

Seorang anak Tuhan yang dijanjikan berkat, akan sekaligus menghadapi ujian untuk membuktikan apakah ia layak menerima berkat itu untuk membagikannya kepada sesama manusia. Berkat tidak pernah dimaksudkan untuk dinikmati sendiri. Berkat diberikan supaya orang lain ikut menikmatinya secara limpah.

Kepada Abraham, Tuhan membukakan maksud-Nya hendak menghancurkan Sodom dan Gomora oleh karena dosa-dosa penduduk kedua kota tersebut (ayat 20-21). Allah bersifat adil maka Ia harus menjatuhkan hukuman atas orang berdosa.

Abraham tahu bahwa Lot, keponakannya ada di Sodom atas pilihannya sendiri. Abraham sudah pernah menyatakan belas kasihnya dengan menyelamatkan Lot dari bangsa yang menawannya (lihat pasal 14). Namun, Lot tetap memilih tinggal di situ. Sekarang apakah yang seharusnya dilakukan Abraham dengan pengetahuan seperti itu?

Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot bukan lagi tanggung jawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (ayat 23-25). Keadilan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan.

Saat di mana nama Tuhan kita dipertaruhkan oleh kelemahan saudara-saudara kita, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan berdiam diri atau akan menyatakan keprihatinan kita? Mungkin kita perlu dalam kasih dan demi kemuliaan Allah menegur saudara kita!

Untuk dilakukan: Jaga dirimu, agar jangan sampai oleh perbuatanmu nama Tuhan dipermalukan. Tegur dalam kasih sau-daramu yang sedang jatuh!

(0.15) (Kej 19:1) (sh: Penghukuman dan anugerah (Jumat, 7 Mei 2004))
Penghukuman dan anugerah

Betapa mudahnya seorang meniru dan mempraktikkan perbuatan dan perkataan buruk daripada meniru perbuatan dan perkataan yang baik. Betapa terkejutnya kami, ketika anak-anak kami yang masih usia SD bermain dengan saling memaki dengan kata-kata kasar yang didapatnya dari salah satu sinetron yang mereka tonton tanpa kami dampingi. Sungguh berdosa kami membiarkan mereka dirasuki hal-hal buruk tanpa saringan iman dan hati nurani yang diisi oleh firman Tuhan.

Betapa lebih parah lagi kehidupan Lot dan keluarganya yang tinggal di tengah-tengah lingkungan yang sangat tidak bermoral. Setiap hari mereka melihat, mendengar, dan bahkan mungkin ikut 'menikmati' tanpa sadar segala tingkah laku kebinatangan yang dilakukan penduduk Sodom. Ciri hidup hedonisme, materialisme seperti itu rupanya sedikit banyak sudah terserap oleh keluarga Lot. Buktinya, ketika mereka diperintahkan untuk meninggalkan Sodom karena Tuhan akan menghancurkan kota itu, Lot berlambat-lambat (ayat 15-16). Mungkin ia tidak percaya bahwa Tuhan akan menghan-curkan Sodom, mungkin pula sayang meninggalkan kekayaan dan kenikmatan hidup di situ. Yang jelas istri Lot binasa karena hatinya tidak bisa lepas dari Sodom (ayat 26).

Hanya oleh anugerah Allah, Lot dan kedua putrinya luput dari penghukuman Allah. Sebaliknya, Sodom dan Gomora menerima hukuman yang sesuai dengan keberdosaan mereka.

Kadang memang kita tidak dapat memilih lingkungan yang lebih baik. Bahkan, mungkin kita dipanggil untuk menjadi saksi di lingkungan yang memerlukan kasih Tuhan. Yang penting bagi kita adalah selalu waspada, dan tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan dalam firman dan doa.

Bersyukurlah: Kita sekarang memiliki Roh Kudus yang tinggal di hati, boleh mengingatkan kita untuk tidak hanyut mengikuti pengaruh jahat lingkungan kita.

(0.15) (Yes 13:1) (sh: Babel: pecahnya sebuah balon! (Rabu, 22 Oktober 2003))
Babel: pecahnya sebuah balon!

Seorang sejarawan dan filsuf Inggris, John Emerich Edward Dalberg, yang dikenal dengan Baron Acton I (ayat 1834-1902) menulis bahwa seseorang yang memiliki kekuasaan menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan sendiri, menindas yang lemah tanpa takut kepada Allah. Kekuasaan mudah sekali membutakan manusia.

Mulai pasal 13-23 dari kitab Yesaya, kita membaca bahwa Yahweh adalah Allah yang berdaulat di dunia internasional. Kita akan melihat amarah Yahweh ditumpahkan kepada bangsa-bangsa yang otonom, yang menantang sang pencipta. Dalam pasal ini, kita memahami bahwa hardikan Yahweh pertama kali jatuh kepada Babel, kekuatan yang terbesar pada waktu itu. Yahweh akan menunjukkan bahwa mudah bagi-Nya untuk menghantam yang besar -- apalagi bangsa-bangsa kecil seperti Aram dan Israel. Ada beberapa tahap yang bisa kita perhatikan dalam bagian ini. Pertama, Yahweh menyiapkan sebuah pasukan untuk menghantam bangsa-bangsa (ayat 2-5). Ia membangkitkan perwira-perwira-Nya, suatu pasukan yang besar. Seluruh bumi akan dimusnahkan.

Kedua, hari Tuhan itu sudah dekat ketika tangisan dan ratapan akan menjadi atmosfer sehari-hari (ayat 6-8). Allah digambarkan sebagai Allah yang mahakuasa (El Syaddai). Tamparan akan diberikan kepada para bangsawan (ayat 2). Mereka akan menjadi seperti wanita yang rentan, tak berdaya dan tak berpengharapan. Ketiga, amarah Yahweh tak terbayangkan dengan lingkupnya yang besar dan mencakup langit-bumi (ayat 9-16). Mereka yang melawan Yahweh hanya akan bisa gemetar di hadapan kedahsyatan itu. Terakhir, Babel sendiri akan dihancurkan seperti Sodom dan Gomora (ayat 17-22). Waktunya sebentar lagi, segera. Babel akan seperti balon yang dipecahkan!

Renungkan: Jika Anda adalah orang yang berkuasa, ingatlah bahwa ada kuasa yang lebih tinggi daripada Anda yang kepadanya Anda harus bertanggung jawab!

(0.15) (Yeh 14:12) (sh: Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan (Senin, 30 Juli 2001))
Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan

Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah demikian?

Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia. Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini. Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat 22- 23).

Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami prinsip Allah (ayat 22-23).

Renungkan: Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan.

(0.15) (Yud 1:5) (sh: Awas, banyak penyesat! (Selasa, 11 Desember 2001))
Awas, banyak penyesat!

Di dalam bagian ini, Yudas memberikan peringatan kepada pembacanya agar bersikap kritis dalam menghadapi para penyesat yang ada bersama-sama dengan mereka di dalam satu lingkungan. Yudas membeberkan beberapa contoh pemberontakan yang secara gamblang dan pasti mendatangkan hukuman. Ia mulai dengan sejarah ketidaktaatan bangsa Israel (ayat 5), malaikat yang tidak taat (ayat 6), dan dosa penyimpangan penduduk Sodom dan Gomora (ayat 7). Yudas juga mempertajam tulisannya dengan menyebutkan tingkah laku para penyesat yang cepat menghujat semua yang mulia di surga (ayat 8-9), dan bertindak seperti Kain: sang pembunuh saudara, atau seperti Bileam: si pengajar bangsa Israel untuk berbuat dosa.

Para penyesat ini ibarat gembala palsu yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab kepada orang lain, kecuali bagi dirinya sendiri. Pangkal perbandingan dalam ayat 12b adalah jelas karena awan-awan dan pohon-pohon memang menjanjikan suatu hasil, namun kenyataannya gagal sama sekali.

Sama seperti bangsa Israel, sekalipun telah menerima hak istimewa, mereka tetap dapat jatuh ke dalam malapetaka. Kita juga tidak dapat memandang diri kita sudah aman, oleh sebab itu kita perlu selalu berada di dalam kewaspadaan terhadap hal-hal yang keliru. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka kita harus mengingat bahwa demikian juga mereka yang mengacaukan gereja tidak pernah memandang diri mereka sebagai musuh-musuh gereja dan kekristenan, melainkan menganggap diri mereka sebagai pemikir-pemikir yang sudah lebih maju atau suatu golongan yang berada di atas orang Kristen biasa. Kelompok ini sering dikenal sebagai kelompok elite rohani palsu. Kita perlu mewaspadai mereka dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Para penyesat yang sedang melancarkan propaganda ajarannya tidak pernah memasang plang atau spanduk yang bertuliskan bahwa mereka adalah penyesat. Kitalah yang harus selalu memperingatkan diri sendiri dan saudara seiman agar tidak tertipu oleh para penyesat yang berada dekat dengan jemaat. Alih-alih mereka yang mempengaruhi kita, kitalah yang seharusnya mempengaruhi mereka.

(0.12) (Luk 17:20) (sh: Sifat manusia yang tidak pernah berubah. (Selasa, 4 April 2000))
Sifat manusia yang tidak pernah berubah.

Jawaban Yesus atas pertanyaan orang Farisi tentang kapankah Kerajaan Allah    akan datang (ayat 20-21) tidak dimaksudkan untuk mengingkari apa yang    nantinya diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yaitu tentang    penampakan Kerajaan-Nya di masa mendatang (ayat 24). Ia menyatakan    bahwa walaupun Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,    namun sesungguhnya sudah hadir di antara mereka dalam pribadi    Yesus Kristus (ayat 21). Orang-orang Farisi tidak mampu melihat    Kerajaan Allah karena pikiran mereka sebetulnya sudah    terkontaminasi  oleh gemerlapnya dunia yang mereka kejar,    sehingga pemahaman mereka tentang Kerajaan Allah pun menjadi    salah.

Kesalahan orang-orang Farisi itu terus berulang pada generasi    selanjutnya, walaupun berbeda wujudnya. Yesus sudah menegaskan    bahwa kedatangan Kerajaan-Nya akan tergenapi. Ketika itu, banyak    orang akan  terkejut karena tidak siap. Mereka terlalu sibuk    dengan urusan-urusan sendiri dan tidak bisa melepaskan diri dari    perkara duniawi, seperti yang terjadi pada zaman Nuh dan Sodom    Gomora. Sikap manusia terhadap harta di sepanjang segala zaman    tidak pernah berubah. Bila kita melihat di sekitar kita sekarang    ini, manusia-manusia terlalu sibuk dengan urusan, kepentingan,    keuntungan, dan kepuasan pribadi yang semuanya berhubungan    dengan harta. Mereka berlomba-lomba untuk mempunyai harta    sebanyak-banyaknya dalam waktu dan dengan tenaga yang sekecil-    kecilnya. Salah satu penyebabnya adalah merebaknya budaya    konsumerisme dewasa ini. Hal ini semakin ditumbuhsuburkan dengan    kemajuan media cetak dan elektronik. Akibatnya kehidupan mereka    sehari-hari hanya dipenuhi bagaimana mendapatkan harta,    menikmati, dan mempertahankan apa yang sudah dimilikinya; karena    mereka tidak bisa membayangkan kehidupan tanpa segala kenikmatan    dan kemewahan. Akibatnya mereka tidak dapat membayangkan bahwa    Kerajaan Allah atau "Dunia yang lain" sudah di ambang pintu dan    akan segera masuk ke dalam realita manusia dan menghapus segala    ilusi yang ditawarkan dunia.

Renungkan: Kedatangan-Nya kelak akan menempatkan "harta benda"    dalam perspektif yang sesungguhnya. Ini dapat dipergunakan untuk    kekekalan namun juga dapat menghancurkan manusia karena membuat    mereka buta dan melupakan perkara-perkara rohani.



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA