Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 43 ayat untuk anggota-anggota (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.50) (Rm 12:6) (ende: Sesuai dengan Kepertjajaan)

Dapat ditafsirkan: dengan tidak menjimpang dari kebenaran Indjil, atau djuga: harus dilakukan sekedar ilham (kepertjajaan) jang sedang diberikan.

Kalimat-kalimat dari Rom 12:6-8 dalam aslinja sangat pekat-padat bentuknja. Kami melengkapinja dengan menambah kata-kata kerdja, seperti "harus dilakukan", "melajanilah" dsb., supaja lebih terang dan lantjar.

Intisari peringatan-peringatan dalam ketiga ajat ini ialah: Siapa mendapat suatu kurnia atau tugas istimewa, harus memusatkan seluruh perhatian dengan sungguh-sungguh kepada tugasnja itu, tanpa mengingini suatu jang lebih kehormatan, atau tjampur tangan dalam tugas anggota-anggota jang lain.

(0.50) (1Kor 12:1) (ende: Kurnia-kurnia Roh)

Kurnia-kurnia Roh jang dibitjarakan dalam bab ini dan kedua bab jang berikut adalah pernjataan kuasa Roh Kudus setjara adjaib dalam atau pada anggota-anggota umat, bukan untuk kepentingan-kepentingan mereka pribadi, melainkan semata-mata untuk membangun dan meneguhkan iman seluruh umat, ataupun untuk mejakinkan orang jang belum bertobat.

Pengertian tentang nilai dan maksud beberapa kurnia, chususnja tentang kurnia bernubuat dan kurnia bahasa gaib, rupanja kurang djelas sehingga mengenai hal ini pula umat mengadjukan pertanjaan-pertanjaan kepada Paulus.

(0.50) (Ef 5:31) (ende: Sebab itu)

Perkataan ini tidak menghubungkan kutipan ini dengan salah suatu ajat jang mendahuluinja, melainkan termasuk kutipan asli sendiri. Kutipan ini diambil dari I Mos. 2:32.

Maksud langsung kutipan itu disini, ialah menjatakan kemesraan hubungan Kristus dengan umatNja, tetapi selandjutnja, untuk menerangkan bahwa hal hubungan (tjinta) perkawinan kodrati antara dua anggota-anggota tubuh Kristus mendjadi satu dengan hubungan (tjinta) Kristus kepada umat, dan demikian mendjadi "dalam Kristus", jaitu ataskodrati dan kudus. Kesutjian hidup dalam perkawinan harus selaras dengan kekudusan itu dan mengenai suami sesuai dengan sikap Kristus terhadap umatNja, sebagaimana dinjatakan dalam Efe 5:25-27.

(0.50) (Bil 1:1) (jerusalem) Bab 1-4 digubah oleh Para Imam. Israel ditampilkan sebagai sebuah jemaat kudus yang rapi tersusun dan teratur. Bagian teras jemaat itu ialah kaum Lewi. Kedudukannya itu sudah nampak pada tempat suku Lewi di perkemahan, pada tugas yang diserahkan kepada mereka dan bahkan pada jumlah mereka (yang sesuai dengan jumlah anak sulung Israel yang mereka ganti sebagai persembahan kepada Tuhan). Pendaftaran anggota-anggota jemaat itu sendiri mempunyai ciri keagamaan, bdk 2Sa 24. angka-angka yang disajikan di sini tidak sama dalam semua naskah Ibrani dan terjemahan-terjemahan kuno.
(0.50) (Kis 6:15) (jerusalem: muka seorang malaikat) Melihat seorang malaikat menimbulkan takut keagamaan, bdk Hak 13:6. Waktu Musa turun dari gunung Sinai maka wajahnya memantulkan kemuliaan Allah dan menimbulkan takut yang sama, Kel 34:29-35; 2Ko 3:7-18. Demikianpun halnya dengan wajah Yesus yang berubah rupa, Mat 17:2; Luk 9:29. Anggota-anggota Mahkamah Agama menyaksikan bahwa Stefanus juga berubah rupa dengan memandang kemuliaan Allah Kis 7:55-56. Cerita terputus oleh wejangan Stefanus yang disisipkan, Kis 7:1-54, tetapi diteruskan dalam Kis 7:55.
(0.50) (Kis 23:1) (jerusalem: Mahkamah Agama) Sesuai dengan apa yang dikatakan Yesus kepada murid-muridNya, Mat 10:17-18 = Mar 13:9-10; Luk 21:12, maka Paulus harus dihadapkan kepada "anggota-anggota Mahkamah Agama" (Sanhedrin) Kis 22:30-23:19, kepala "wali negeri-wali negeri" (Feliks 24) dan "raja-raja" (Agripa, 25-26)
(0.50) (Ef 4:13) (jerusalem: kedewasaan penuh ...) Terjemahan ini agak bebas, sebab memanglah teks Yunani sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Ungkapan "kedewasaan penuh" menterjemahkan teks Yunani yang secara harafiah diterjemahkan sebagai berikut: orang sempurna. Yang dimaksudkan bukanlah orang Kristen yang secara pribadi sudah sampai ke tingkat kesempurnaan. "Orang sempurna" itu kiranya mempunyai arti kolektip, sehingga yang dimaksudkan entah Kristus sendiri yang sebagai "Manusia Baru" merupakan pra-lambang semua orang yang sudah "lahir kembali", Efe 2:15+, entah seluruh Kristus, yaitu Kepala, Efe 4:15; 1:22; Kol 1:18, beserta anggota-anggota Efe 4:16; 5:30, yang merupakan Tubuh Kristus, 1Ko 12:12+.
(0.42) (Mat 28:20) (ende: Menjertai sampai achir dunia)

Tugas penebusan Jesus sebagai "Putera manusia" dan "Hamba Jahweh" telah terlaksana, tetapi tugas penjelamatan sampai achir dunia belum selesai. Jesus menjerahkannja kepada rasul-rasul supaja mereka melaksanakannja setjara kelihatan, sedangkan Ia sendiri tetap menjelenggarakannja setjara tak kelihatan, sebagai "Tuhan" kita jang duduk disebelah kanan Allah.Dalam arti itu Ia akan senantiasa menjertai para rasul tiap-tiap hari. Tetapi "sampai pada achir dunia", djadi Ia terus-menerus menjertai para pengganti rasul-rasul djuga, turun-temurun. Itu berarti pula, bahwa Jesus telah menjerahkan tugas dan memberikan djandji itu bukan kepada rasul-rasul pribadi, melainkan kepada pimpinan umat kudus, turun-temurun. Malah boleh dikatakan: kepada seluruh umat,sebab sebenarnja seluruh umat bertugas sekedar kemampuan anggota-anggota masing-masing, turut serta menjelesaikan penjelamatan dunia.

(0.42) (1Kor 12:25) (full: ANGGOTA-ANGGOTA YANG BERBEDA ITU SALING MEMPERHATIKAN. )

Nas : 1Kor 12:25

Karunia-karunia rohani tidak harus menjadi dasar untuk menghormati seorang atau menganggap seorang percaya lebih penting daripada orang percaya yang lain (ayat 1Kor 12:22-24). Sebaliknya, setiap orang ditempatkan dalam tubuh Kristus menurut kehendak Allah (ayat 1Kor 12:18), dan semua anggota itu penting untuk kesehatan rohani dan fungsi yang tepat dari tubuh itu. Karunia rohani harus digunakan, bukan dalam kesombongan atau demi kemuliaan pribadi, tetapi dengan kerinduan yang tulus untuk menolong orang lain dan dengan hati yang betul-betul saling memperdulikan (lih. pasal 1Kor 13:1-13).

(0.42) (Luk 22:66) (jerusalem) Menurut Markus dan Matius Yesus dua kali dihadapkan ke pengadilan; menurut Lukas hanya sekali. Sidang Mahkamah Agama ini kiranya sidang di pagi hari dalam Balai Pengadilan di dekat Bait Allah. Bdk Mat 26:57+.
(0.33) (1Kor 10:16) (ende: Piala pemberkatan)

ialah jang berisi dan menjampaikan segala berkat dan rahmat.

(0.33) (Mat 5:1) (jerusalem) Yesus membentangkan semangat baru yang menjiwai Kerajaan Allah, Mat 4:17+, dalam sebuah wejangan pembukuan, yang tidak dicantumkan Markus dan Lukas (Luk 6:20-49) disajikan dengan bentuk yang berbeda-beda. Lukas meninggalkan apa yang kurang menarik perhatian sidang pembacanya, ialah segala sesuatu yang mengenai adat-istiadat dan hukum Yahudi, Mat 5:17-6:18. Sebaliknya Matius memasukkan ke dalam wejangan itu beberapa perkataan Yesus diucapkan di waktu dan tempat lain (bdk bagian-bagian yang sejalan dengan Lukas), dengan maksud menyusun sebuah piagam yang lebih lengkap. Dalam wejangan majemuk yang terbentuk dengan jalan tersebut ada lima pokok utama: 1) semangat manakah harus menjiwai anggota-anggota Kerajaan Allah, Mat 5:3-48. 2) dengan semangat manakah mereka harus "menggenapi" hukum dan adat-istiadat Yahudi, Mat 6:1-18. 3) perihal sikap terhadap harta benda dan kekayaan, Mat 6:19-34. 4) perihal hubungan dengan sesama manusia, Mat 7:1-12. 5) untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah, orang harus mengambil keputusan yang pantang mundur, lalu melaksanakannya dengan perbuatan, Mat 7:13-27.
(0.33) (1Kor 6:1) (jerusalem) Dalam bagian suratnya ini Paulus menegor orang-orang Korintus karena memamerkan perselisihan mereka di depan orang-orang luar, sedangkan seharusnya dengan berdamai mereka membereskan perkara-perkara mereka satu sama lain. Apa yang di sini dikatakan oleh Paulus sebagai ejekan kejam terhadap orang-orang Kristen di Korintus, jangan diartikan sebagai pegangan tetap. Pendapat Paulus yang tepat mengenai pejabat-pejabat negara yang tidak Kristen terdapat dalam Rom 13:1-7.
(0.33) (Kis 7:54) (sh: Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah (Selasa, 8 Juni 1999))
Berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah

Banyak orang tidak mau memberikan peringatan apalagi mengatakan kesalahan mereka, demi menyenangkan orang lain. Alasannya karena menegur orang lain mengandung risiko (ay. 54). Tetapi Stefanus, dalam kesaksiannya, telah mengingatkan mereka akan pekerjaan-pekerjaan yang telah Allah lakukan kepada nenek moyang mereka, sekaligus menyatakan ketidaktaatan mereka. Untuk kesekian kalinya, perkataan Stefanus membangkitkan amarah anggota-anggota Mahkamah Agama yang mendengarkan.

Penuh dengan Roh Kudus. Ketika seseorang berani mengatakan yang benar dan menyatakan yang salah, maka akan timbul reaksi marah dan berontak. Stefanus mengalaminya. Setelah Stefanus berkhotbah, orang-orang yang mendengar langsung menyeretnya keluar dan melemparinya dengan batu. Alkitab mengatakan bahwa ketika itu Stefanus dipenuhi Roh Kudus, maka dalam keadaan sulit ia tetap berserah kepada Tuhan dan berdoa mohon pengampunan bagi orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Sikap Stefanus ini mengingatkan kita kepada sikap Yesus ketika menghadapi penderitaan. Ketika itu Yesus juga mendoakan orang-orang yang menganiaya-Nya. Teladan Yesus nyata dalam hidup Stefanus yang berani menderita demi kebenaran.

(0.33) (Rm 12:3) (sh: Kita adalah Gereja. (Sabtu, 25 Juli 1998))
Kita adalah Gereja.

Kebanyakan kita memahami keselamatan sebagai pengalaman pribadi akibat meresponi anugerah Allah dengan iman dan tobat pribadi. Itu tidak salah, hanya jangan berhenti di situ; sebab Allah menyelamatkan kita dalam konteks Gereja-Nya. Bukankah kita tahu tentang Injil, dibaptiskan, disidi, dibina terus dalam Gereja? Itu sebabnya Paulus langsung mengarahkan kita kepada kebenaran tentang hidup bergereja.

Perlu penguasaan diri. Pengalaman Kristen yang unik, berbagai karunia rohani yang khusus, dapat menggoda kita, melupakan fakta bahwa kita saling memerlukan, saling dukung, saling layan satu kepada lain. Ingat, bahwa perpecahan jemaat Korintus terjadi karena mengabaikan prinsip ini pada mutu gereja dan individu. Kebersamaan hanya terjadi bila kelebihan diri ditumbuhkan dalam penguasaan diri.

Satu tubuh banyak anggota. Seperti halnya Tuhan Allah adalah Esa dalam Ketigaan-Nya, demikianlah jemaat Tuhan harus selalu satu dalam keberanekaragaman. Gereja adalah Tubuh Kristus. Masing-masing kita adalah seperti anggota tubuh dari suatu tubuh. Anggota tubuh itu hanya berarti bila ada dan hidup dalam konteks tubuh, yaitu dalam keserasian dengan anggota-anggota tubuh lainnya, yang masing-masing unik, punya peran serta tempat tersendiri.

(0.29) (1Kor 12:12) (ende)

Mengenai seluruh uraian fasal ini hendaklah diperhatikan keterangan jang berikut: Paulus membandingkan umat (seluruh umat Kristus atau "Geredja") dengan tubuh manusia, sebagai perpaduan banjak anggota mendjadi kesatuan jang bulat utuh dan berdjiwa satu, ialah Roh Kudus. Tetapi dalam ajat anggota-anggota&tab=notes" ver="ende">12 (1Koanggota-anggota&tab=notes" ver="ende">12:12) ganti istilah "umat Kristus" Paulus menamakan umat sendiri "Kristus". Hal itu mengandung makna jang penting dan dalam. Didepan mata batin rasul terbajanglah seluruh umat Kristus, bagaikan tubuh Kristus didalam kemuliaanNja surgawi. Tubuh Kristus sedjak kebangkitanNja bersifat roh, dalam arti tidak terikat lagi pada hukum alami dan misalnja tidak dibatasi oleh ruangan dan waktu. Tubuh Kristus jang mulai dan bersifat roh itu dapat merangkum seluruh umat disegala tempat dan segala waktu. Malahan tubuh mulia ini barulah mendapat kelengkapannja jang sempurna dalam kesatuannja dengan seluruh umatnja itu.

Kesatuan ini biasanja disebut "Tubuh Mistik Kristus". Istilah ini djangan ditanggap sebagai suatu kiasan atau gambaran chajal sadja, melainkan jang tepat merupakan suatu kenjataan jang benar-benar ada dan hidup, hanja tidak kelihatan pada mata djasmani. Kristus jang dengan sendirinja berdjiwa Roh Allah, dalam kesatuan dengan umatNja memberi Roh Allah itu kepada seluruh tubuh dan sekalian anggota masing-masing, sehingga seluruh tubuh (umat bersama-sama dengan Kristus) berdjiwa satu jang sama, ialah Roh Allah atau Roh Kudus.

Untuk mengerti baik ungkapan-ungkapan jang mungkin terasa aneh dan kabur, baiklah kalau diperhatikan, bahwa Paulus dalam uraian bab ini tidak tegas membedakan antara gambaran (kiasan) dan apa jang digambarkan. Jang satu melebur sadja dalam jang lain. Bila Paulus berkata tentang tubuh manusia, pandangan mata batinnja tetap berlekat pada apa jang dikiaskannja, ialah umat Kristus dan anggota-anggota tertentu. Demikian misalnja ia menggambarkan anggota tubuh manusia sebagai berpribadi, jaitu sebagai manusia jang berpikir dan berkata.

Dalam seluruh uraian pula, terbajang didepan mata Rasul, sebagai pokok uraian, kenjataan bahwa ada perselisihan, perpetjahan dan kurang tjinta-kasih didalam umat. Sebab itu seluruh uraian mengandung peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat, pun teguran-teguran seperti jang berikut. Anggota-anggota jang merasa kurang diindahkan, kurang diberi kurnia jang njata, atau tidak mempunjai suatu djabatan, djangan merasa malu atau ketjil hati sebab itu, seolah-olah mereka kurang dipenuhi Roh Kudus. Mereka djangan iri hati atau tjemburu, sebab kurnia-kurnia jang diberikan untuk kepentingan orang lain (seluruh umat), ataupun suatu kedudukan tinggi dalam urusan umat, sedikitpun tidak mengenai martabat dan kemuliaan hakiki sebagai anggota tubuh Kristus, anak Allah dan waris surga. Sebaliknja mereka jang diberi kurnia-kurnia atau suatu djabatan dalam umat djangan sombong dan angkuh hati terhadap saudara-saudaranja jang kurang dikurniai dan rupa-rupanja lemah. Jang nampaknja kurang kehormatan lahiriah dalam lingkungan umat, harus setjara istimewa ditjintai dan dihormati oleh seluruh umat, sebagaimana Allah sendiri memberi tjontoh (ajat anggota-anggota&tab=notes" ver="ende">24) 1Ko 12:24. Lagi pula demi kesatuan dalam Kristus tak boleh dibiarkan timbul perselisihan, perpetjahan atau pembedaan didalam umat. Segala anggota harus dengan tulus-ichlas saling tjinta-mentjintai dan tolong-menolong, tanpa membeda-bedakan.

(0.29) (Mat 22:15) (sh: Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati (Sabtu, 3 Maret 2001))
Dua kewarganegaraan, dua kewajiban, satu hati

Kristen di Indonesia memiliki dua kewarganegaraan: Indonesia dan Sorga, dua kewajiban: terhadap pemerintah RI dan Tuhan, tetapi keduanya ini harus diwujudnyatakan dalam kebulatan dan keutuhan hati, karena keduanya memang satu keutuhan pengabdian.

Inilah yang dipertegas oleh Yesus ketika menanggapi pertanyaan yang menjerat dari orang-orang Farisi yang mendapatkan dukungan dari orang-orang Herodian, yakni anggota-anggota suatu partai Yahudi yang menghendaki keturunan Herodes Agung yang memerintah atas mereka dan bukan gubernur Romawi. Mereka memperkirakan Yesus akan menjawab dengan 'ya' atau 'tidak' terhadap pertanyaan mereka (17). Yesus tahu maksud pertanyaan ini dan apa risikonya bila menjawab dengan salah satu di antara jawaban di atas. Jawaban 'ya' akan menimbulkan kemarahan mereka karena mengalami penderitaan di bawah jajahan Romawi, sedangkan jawaban 'tidak' akan memancing kemarahan pemerintah Romawi. Yesus menegur keras kejahatan dan kemunafikan hati mereka, serta dengan bijaksana menjawab pertanyaan mereka (18-21). Jawaban Yesus telah menggagalkan niat hati mereka yang jahat dan menelanjangi kemunafikan mereka (22).

Pelajaran yang kita dapatkan dari perikop ini adalah pengajaran Yesus tentang keberadaan Kristen yang seharusnya dapat menempatkan diri sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar. Benarkah sebagai warganegara Indonesia kita melakukan kewajiban sebagai bentuk pengabdian kita kepada bangsa dan negara, sehingga peran sekecil apa pun yang mampu kita lakukan telah menjadi pemikiran, sikap, sumbangsih, dan peran konkrit kita di tengah masyarakat? Apakah kita melakukan semuanya ini juga dalam rangka pengabdian kita kepada Allah, yang semata- mata tidak terkurung hanya dalam wadah keagamaan?

Renungkan: Peran ganda Kristen dalam dunia memberikan ruang lingkup yang luas untuk menyatakan perannya, baik sebagai warganegara yang memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara maupun sebagai warga jemaat yang memiliki citra Kristen. Firman-Nya akan menuntun kita sebagai warganegara Indonesia dan Sorga dalam proporsi yang tepat dan benar.

(0.29) (1Kor 12:12) (sh: Keragaman dalam satu tubuh (Selasa, 23 September 2003))
Keragaman dalam satu tubuh

"Bhineka Tunggal Ika." Semboyan ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari beragam agama, bahasa dan suku bangsa. Namun, keberagaman itu tidak berarti menutup kemungkinan untuk bekerja bersama-sama. Paulus memakai keragaman ini melalui kesatuan tubuh dengan banyak anggota, untuk menggambarkan kesatuan gereja Kristus.

Diakui bahwa tubuh kita terdiri dari bagian-bagian yang unik, khas, berbeda bentuk dan fungsinya (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">18). Peranan dan fungsi masing-masing anggota tubuh itu baru bisa dirasakan apabila ditempatkan dalam kesatuan tubuh. Di luar kesatuan itu masing- masing anggota tidak bisa berfungsi dan berperan sebagaimana mereka dibentuk. Kesatuan tubuh itu sedemikian solidnya sampai- sampai ketika gigi kita yang berlubang terasa nyeri maka kepala kita juga ikut pusing dan, pada akhirnya, seluruh anggota tubuh terganggu aktivitasnya (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">26)

Kiasan ini sebenarnya merupakan adaptasi Paulus dari kuil Asklepius di Korintus. Dalam kuil tersebut terdapat banyak sekali anggota- anggota tubuh -- secara terpisah. Paulus ingin menekankan kepada jemaat tentang kesatuan tubuh Kristus. Jemaat Kristen di Korintus adalah gambaran tentang keadaan tubuh Kristus yang sebenarnya. Melalui penjelasan tersebut Paulus mengarahkan bagaimana jemaat Tuhan seharusnya hidup.

Ada orang-orang yang diberikan fungsi khusus dalam rangka kesatuan jemaat. Tetapi tidak dapat dikatakan bahwa karunia yang satu lebih bernilai dibandingkan karunia lainnya, meskipun satu sama lainnya berbeda. Tetapi, Paulus mengingatkan bahwa mereka bisa berfungsi sebagai tubuh Kristus hanya bila mereka menyadari kebergantungan dan kesatuan dengan bagian tubuh lainnya.

Renungkan: Manfaatkanlah karunia-karunia khusus yang dianugerahkan oleh Kristus dalam kerjasama yang baik karena Dia yang kita layani.

(0.29) (1Kor 14:1) (sh: Menghibur, membangun, dan menasihati (Sabtu, 27 September 2003))
Menghibur, membangun, dan menasihati

Paulus menasihati anggota-anggota jemaat Korintus yang mendapatkan karunia-karunia istimewa dari Tuhan supaya mereka mengejar kasih. Anjuran ini merupakan antisipasi Paulus agar jemaat tidak jatuh ke dalam kesombongan keakuan karena memiliki karunia-karunia yang istimewa. Rupanya ada di antara jemaat yang merasa sangat bangga karena dikaruniai kemampuan berbahasa roh.

Paulus tidak menepis kenyataan itu karena yang bersangkutan merasa memiliki hubungan yang bersangkutan dengan Allah. Namun, yang dikuatirkan oleh Paulus adalah bila hanya orang tersebut yang merasakan manfaat karunia yang dimilikinya. Padahal ada orang- orang atau jemaat yang harus diberi perhatian yang khusus dan sepantasnya melalui karunia yang dimilikinya (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">2). Paulus justru menganjurkan kepada mereka untuk mempertimbangkan orang lain sehingga karunia yang mereka miliki bermanfaat membangun kehidupan orang lain. Hal ini sesuai dengan arti dari bernubuat yaitu menyampaikan firman Tuhan yang membangun, menghibur dan menasihati sesama anggota jemaat Kristus untuk hidup lebih sesuai lagi dengan kehendak Tuhan (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">3).

Melalui nasihat dan anjuran Paulus kepada jemaat Korintus, kita mendapatkan beberapa pelajaran penting: [1] dengan mempertimbangkan orang lain maka relasi harmonis antara Allah, diri, dan sesama menjadi kenyataan; [2] bahwa karunia itu mengajarkan sesuatu untuk diri kita agar tidak egois dan bangga secara berlebihan. Hal sepantasnya yang kita lakukan adalah menerima segala karunia Allah dengan hati penuh rasa syukur dan terima kasih. Sikap inilah yang membuat karunia itu menjadi berharga dan tidak sia-sia.

Renungkan: Pengalaman rohani yang khas dan istimewa berkenaan dengan hubungan pribadi kita dengan Allah, seharusnya menjadi daya dorong kita untuk memberi tempat bagi orang lain dalam diri dan pelayanan kita.

(0.29) (2Tes 3:6) (sh: Menegur yang salah (Rabu, 19 Mei 2004))
Menegur yang salah

Ini adalah bagian terakhir 2 Tesalonika. Bila pada ucapan syukur awal (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">1:5) Paulus memberikan indikasi bahwa jemaat yang telah menderita ini layak menjadi warga Kerajaan Allah, maka di sini ia memberikan semacam petunjuk praktis yang dapat dilakukan oleh jemaat untuk mencapai kondisi itu.

Paulus mendengar tentang kelakuan anggota-anggota jemaat yang kalau dibiarkan dapat memberikan dampak kehidupan persekutuan yang terganggu. 1) Ada dari mereka yang tidak melakukan pekerjaannya: menganggap bahwa Hari Tuhan telah dekat sehingga tidak perlu bekerja lagi; mungkin juga memanfaatkan kebaikan anggota gereja yang lain. Apapun alasannya, sikap demikian tidak sehat dan dicela oleh Paulus. 2) ada dari mereka yang tidak mau mende-ngarkan ajaran (Kristus melalui Paulus) yang telah disampaikan kepada jemaat (ayat anggota-anggota&tab=notes" ver="">6).

Nasihat Paulus adalah agar jemaat menjauhi mereka yang bermasalah. Mereka yang tidak bekerja harus diberitahukan bahwa mereka harus bekerja dan tidak menggantungkan keperluan makan mereka kepada orang lain. Paulus memakai dirinya sebagai teladan. Ia dan Silas sebenarnya dapat mengklaim makanan dari jemaat, namun mereka melakukan tugas (sampingan) sendiri. Jemaat juga dinasihatkan agar melakukan kebaikan tanpa jemu (ayat 11-13).

Sikap Paulus terhadap mereka yang tidak menerima ajaran itu tegas sekali. Mereka sebaiknya tidak diajak bergaul (ayat 14). Ini dilakukan untuk menjaga keteguhan sikap jemaat sendiri. Nasihat Paulus ini sangat kita perlukan saat ini. Bukankah kehidupan bergereja kita terasa tawar sebab praktik saling memberikan teladan, saling meringankan beban, saling mengingatkan sebagai saudara, saling mendoakan dan saling memberikan salam tidak aktif kita lakukan?

Renungkan: Apa saja cela kehidupan jemaat masa kini yang dalam sorotan firman ini perlu mendapatkan teguran tegas?



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA