Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 57 ayat untuk dasarnya (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25097212068966) (Why 11:1) (full: UKURLAH BAIT SUCI ALLAH. )

Nas : Wahy 11:1

Pasal Wahy 11:1-19 melanjutkan selingan (dimulai dalam pasal Wahy 10:1-11) yang berbicara mengenai Israel dan Bait Suci dan memberikan penilaian tentang kehidupan rohaninya. Peristiwa-peristiwa yang dicatat di sini terjadi di kota tempat "Tuhan telah disalibkan", yaitu Yerusalem (ayat Wahy 11:8). Pada dasarnya Israel masih berada dalam kondisi tidak percaya selama bagian masa kesengsaraan ini. "Bait Suci Allah" bisa menyirat adanya sebuah Bait Suci di Yerusalem pada saat itu; yang kemudian akan dinajiskan oleh antikristus (lih. Wahy 13:14-15; Dan 9:27; 12:11; 2Tes 2:4;

lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

Pengukuran Bait Suci Allah itu menandakan Allah sedang mengukur kondisi rohani umat Yahudi (bd. pasal Yeh 40:1-49; Za 2:1-13).

(0.25097212068966) (Kel 23:14) (sh: Hari Raya dan Ibadah. (Senin, 11 Agustus 1997))
Hari Raya dan Ibadah.

Hari Raya dan Ibadah.
Tiga hari raya diatur Tuhan untuk umat-Nya. Hari Raya Roti Tidak Beragi yang dilaksanakan selama seminggu jatuh pada saat yang sama dengan ketika mereka keluar dari Mesir, Hari Raya Menuai, dan Hari Raya Pengumpulan Hasil. Hari raya pertama berhubungan dengan kelepasan yang mereka terima dari Allah, dua lainnya dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang Allah berikan secara setia bagi mereka. Ibadah dalam Perjanjian Baru pun pada dasarnya merupakan kenangan dan syukur atas perkara-perkara besar yang Allah buat untuk kita.

Beribadah dengan tangan hampa? Tidak semestinya kita memberikan persembahan dengan sikap kikir atau berat. Kebaikan yang telah Tuhan curahkan buat kita tak terbilang banyaknya. Sebenarnya, tak mungkin kita membalas semua kebaikan Tuhan dengan persembahan kita. Jadi tujuan persembahan ialah dengan menjadi orang yang tahu bersyukur, memberikan yang terbaik, dan hidup kita terus menerus mengalami orientasi ulang. Kita tidak berorientasi pada uang tetapi pada Tuhan.

Renungkan: Bersyukur adalah menundukkan diri, melembutkan hati, meninggikan Tuhan; tidak mengizinkan hidup dibentuk oleh apa pun kecuali Tuhan.

(0.25097212068966) (1Sam 15:1) (sh: Tuhan atau perut sendiri? (Selasa, 9 Desember 1997))
Tuhan atau perut sendiri?

Tuhan atau perut sendiri?
Perintah Tuhan pada dasarnya menuntut orang untuk mengutamakan Tuhan melampaui apa pun termasuk pertimbangan manusiawi. Perintah untuk menumpas Amalek kedengarannya tidak manusiawi dan menimbulkan banyak pertanyaan. Namun alasan Saul tidak menaati perintah itu bukanlah pertimbangan perikemanusiaan, melainkan manipulasi perintah Tuhan untuk memenuhi ketamakan dan kecongkakannya sendiri (ayat 9). Wajarlah bila Tuhan menyesal. Orang yang sedemikian dipercaya untuk mengemban tugas ilahi ternyata hanya memikirkan perut sendiri.

Ketaatan lebih penting dari persembahan. Tuhan begitu tegas terhadap hamba yang diurapi-Nya, untuk menegaskan keadilan dan kebenaran-Nya. Ia tidak dapat didustai dan ditipu. Hal yang lebih menyedihkan hati Allah, ketika Saul dengan "dusta kudus" mempersembahkan hasil jarahan yang dikorupsinya untuk Allah. Samuel dengan tegas menyuarakan firman Allah: Taat kepada Tuhan lebih baik dari pada mempersembahkan persembahan yang tidak kudus.

Renungkan: Yang utama dan yang pertama Tuhan inginkan dari kita ialah persembahan kasih dari hati yang tulus bagi-Nya.

Doa: Selidikilah hati kami, o Tuhan. Tunjukkan bila ada ibadah yang tidak benar di dalam kami. Bantu kami untuk bertobat.

(0.25097212068966) (1Sam 17:12) (sh: Kecil namun tidak lemah. (Sabtu, 13 Desember 1997))
Kecil namun tidak lemah.

Kecil namun tidak lemah.
Ketika bangsa Israel takut dan cemas karena tantangan dan hinaan Goliat, tampillah Daud si kecil belia, anak Isai (ayat 12). Daud disuruh ayahnya mengantar gandum dan roti (ayat 14) kepada kakak-kakaknya (ayat 17). Daud belum tahu bahwa bangsanya terancam Filistin. Mendengar hinaan Goliat, hati nuraninya yang sejak kecil beribadah kepada Tuhan berkobar. Dengan berani Daud menawarkan diri melawan Goliat. Keberaniannya itu adalah hasil tempaan Tuhan melalui pengalaman menggembalakan domba. Ia tahu, penyertaan Tuhan yang telah membuatnya mengalahkan binatang buas (ayat 34-36) tetap tidak berubah.

Pengalaman iman. Daud berani bukan tanpa alasan; tetapi ada dasarnya. Kunci keberanian Daud terletak pada pengalaman iman bersama Tuhan (ayat 37). Keberanian tanpa disertai iman yang matang hanya akan menghasilkan tindakan nekad atau impulsif (tanpa pertimbangan) belaka. Keberanian yang sejati yang bersumber dari Tuhan sendiri, akan menghasilkan tindakan yang dilandasi pada pemahaman iman yang terbentuk dan matang.

Renungkan: Bila Allah dilecehkan, apa reaksiku sebagai orang yang beriman?

Doa: Berikan iman yang mendorongku berani bersaksi dengan benar.

(0.25097212068966) (2Sam 23:1) (sh: Daud orang penting? (Senin, 20 Juli 1998))
Daud orang penting?

Daud orang penting?
Ia adalah anak Isai, yang masa mudanya banyak dihabiskan di padang menjaga domba. Tuhan telah mengangkat tinggi Daud, mengurapinya sebagai raja, dan membawa banyak kemajuan bagi umat Tuhan. Di samping itu ternyata Daud adalah seorang pemazmur yang handal. Tulisannya dibaca dan disukai banyak orang, bukan hanya pada zamannya saja, tetapi sampai selama-lamanya, sebab Tuhan telah berfirman melalui Mazmur Daud. Ketika Daud menyampaikan kata-kata terakhirnya, Roh Tuhanlah yang berbicara dengan perantaraannya dan firman Tuhan ada di lidahnya. Tuhan membuatnya menjadi penting karena ia hidup untuk kepentingan Tuhan.

Bagaimana memerintah yang benar? Allah Israel berkata kepada Daud, kepada seluruh umat, dan kini kepada kita, bahwa sifat adil dan takut akan Allah dasar utama pemerintahan yang benar. Artinya bahwa unsur terpenting yang harus dipastikan ada dalam tiap pemerintahan adalah menegakkan keadilan dan mengutamakan Tuhan. Bila prinsip itu tidak lagi menjadi prioritas pemerintah, segala kemajuan dan kemakmuran yang tercapai akan rapuh. Bagaikan bangunan megah yang lemah dasarnya dan keropos strukturnya, pemerintah macam itu akan tumbang dalam proses penghukuman Allah sendiri.

(0.25097212068966) (Yes 5:8) (sh: Celakalah kamu"! (Selasa, 22 September 1998))
Celakalah kamu"!

Celakalah kamu"!
Ucapan "celaka" adalah teriakan pedih atau derita yang bila datang dari Tuhan berarti hukuman yang membawa malapetaka. Tujuh celaka diteriakkan terhadap berbagai kejahatan berikut: 1) memperluas tanah milik dengan merampas milik orang lain (ayat 8-10); 2) kehidupan mengikuti nafsu tanpa mempedulikan Tuhan (ayat 11-17); 3) biasa berbuat jahat sambil menginjak hukuman Allah (ayat 18-19); 4) menyebut yang baik jahat, dan yang jahat baik (ayat 20); 5) bergantung pada kebijaksanaan diri bukan penyataan Tuhan (ayat 21); dan 6) tidak menjalankan tugas-tugas pemerintahan dengan takut akan Tuhan (ayat 22-24).

Standar siapa? Keenam kejahatan yang mengundang murka Allah itu jelas adalah kelakuan sosial yang memutarbalikkan standar Allah. Orang yang bertindak adil dan benar pada dasarnya adalah orang yang takut akan Allah dan tunduk kepada standar Allah sendiri. Dosa-dosa yang dicela Allah ini sampai saat ini adalah dosa-dosa "biasa", karena lazim dilakukan orang banyak. Itu menegaskan kepada kita, bahwa untuk menjalani hidup yang sesuai standar Allah adalah hal yang berat sebab melawan arus. Meski sukar dan berat, itulah satu-satunya jalan yang membuat kita bisa tidur nyenyak, dalam damai.

Renungkan: Mencari kehendak Tuhan dan bergantung pada-Nya adalah kebutuhan kita tiap saat dalam hidup ini!

(0.25097212068966) (Yes 14:1) (sh: Tuhan sayang umat-Nya. (Senin, 05 Oktober 1998))
Tuhan sayang umat-Nya.

Tuhan sayang umat-Nya.
Secara khusus Yesaya menyebut bahwa Tuhan menyayangi Yakub dan memilih Israel. Meskipun mereka berdosa, tetapi karena Tuhan pada dasarnya penuh kasih sayang, maka Ia akan menerima pertobatan mereka. Yang disebutkan Yesaya ini tampaknya lebih luas daripada sekadar Israel. Dengan menyebut bahwa bangsa-bangsa lain akan berpadu dengan mereka, nubuat ini menunjuk kepada persekutuan umat Tuhan yang bersifat antar bangsa yang diwujudkan oleh karya penyelamatan Yesus Kristus.

Kejatuhan Babel. Keperkasaan Babel tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Meski ia berhasil meninggikan diri sampai ke langit (ingat kisah di Kej. 12), namun dari ketinggian tempat kedudukan bintang-bintang itu Allah telah melempar mereka jatuh ke dalam nista. Kekuatan mereka dipatahkan. Kisah Babel ini terulang berulangkali dalam kisah umat manusia yang menyombongkan diri ingin menjadi Allah. Itulah hakikat dosa bukan? Dosa demikian itu memang dianjurkan Iblis yang telah berusaha meninggikan diri menyetarai Allah. Tidak heran bila banyak penafsir melihat perikop ini juga melukiskan tentang pemberontakan dan kejatuhan Iblis.

Renungkan: Sia-sia saja membangun kerajaan Anda sendiri. Tunduk dan takutlah kepada Tuhan, Ia akan membuat Anda ambil bagian dalam Kerajaan-Nya.

Doa: Ya Tuhan, berikanlah kepekaan di saat kami ingin sombong diri.

(0.25097212068966) (Rm 1:18) (sh: Kefasikan manusia. (Senin, 11 Mei 1998))
Kefasikan manusia.

Kefasikan manusia.
Pada dasarnya orang yang hidup dalam dosa menganggap remeh Tuhan. Orang yang sungguh serius menerima Tuhan Allah Penciptanya sebagai Yang Kudus dan Adil, tak mungkin berbuat dosa seenaknya tanpa merasa bersalah. Itu sebabnya kondisi meremehkan Tuhan itu disebut fasik. Dalam bagian ini Paulus bahkan menelanjangi dosa sebagai pemberontakan terhadap Allah. Mungkin Anda menganggap bahwa Paulus sedang menelanjangi dosa-dosa orang Romawi. Ada benarnya. Tetapi dosa-dosa yang Paulus paparkan di sini dilakukan orang dari zaman ke zaman tanpa memandang suku, agama, kedudukan.

Hidup fasik menuju kebinasaan. Dosa adalah kondisi yang melahirkan berbagai perbuatan jahat. Yang terakhir ini punya nama: menyembah berhala, zinah, benci, kehidupan seks menyimpang, kelaliman, keserakahan, dlsb. Semakin berdosa semakin orang mematikan kesadaran akan kebenaran Allah di dalam hatinya. Akibatnya, ia makin jahat. Lebih buruk lagi, Allah lepas tangan. Itulah jalan kebinasaan. Orang yang hidup dalam dosa adalah orang yang sedang menanggung dan menyongsong murka Allah.

Renungkan: Namai dosa dan kelemahan Anda. Keluarlah dari jalan kebinasaan itu dan hiduplah dalam Yesus.

Doa: Ya Tuhan, pimpinlah kami menurut kehendak-Mu dan hindarkan kami dari jalan kebinasaan. Amin.

(0.21960060344828) (Im 1:2) (full: MEMPERSEMBAHKAN PERSEMBAHAN. )

Nas : Im 1:2

Kata benda "persembahan" (Ibr. _corban_) berkaitan dengan kata kerja yang berarti "menghampiri." Oleh karena itu, suatu persembahan merupakan suatu pemberian orang percaya Israel yang dibawa ke dekat Allah supaya menghampiri Allah dan menikmati persekutuan dan berkat-Nya (bd. Mazm 73:28).

  1. 1) Lima persembahan digambarkan dalam pasal Im 1:1-7:38; persembahan korban bakaran (Im 1:3-17), persembahan korban sajian (Im 2:1-16), persembahan korban keselamatan (Im 3:1-17), persembahan korban penghapus dosa (pasal Im 4:1-35), dan persembahan korban penebus salah (Im 5:14-6:7; 7:1-7).
  2. 2) Para penyembah membawa persembahan untuk mengungkapkan syukur dan iman, memperbaharui persekutuan, memperdalam penyerahan mereka kepada Tuhan, atau memohon pengampunan. Persembahan sebenarnya merupakan doa yang "diperankan" (bd. Mazm 116:17; Hos 14:2; Ibr 13:15).
  3. 3) Pada umumnya persembahan meliputi korban, yaitu binatang dibunuh

    (lihat cat. --> Im 9:8).

    [atau ref. Im 9:8]

  4. 4) Persembahan-persembahan ini mengajarkan Israel bahwa:
    1. (a) manusia pada dasarnya adalah makhluk berdosa yang layak dihukum mati;
    2. (b) tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan (Im 17:11; Ibr 9:22);
    3. (c) pendamaian untuk dosa harus dilaksanakan melalui penggantian (ayat Im 1:4; 17:11);
    4. (d) Kekudusan Allah harus mengatur dan mengarahkan setiap aspek kehidupan manusia (bd. Im 10:3); dan
    5. (e) Allah ingin bermurah hati, mengampuni, dan bersekutu dengan manusia (Kel 34:6-7).
  5. 5) Supaya persembahan diterima Allah, diperlukan pertobatan sejati dengan segenap hati dan suatu penyerahan yang sungguh-sungguh untuk hidup dalam kebaikan dan kebenaran (Im 23:27-29; Yes 1:11-17; Mi 6:6-8).
(0.21960060344828) (1Kor 1:9) (jerusalem: persekutuan) Kata "persekutuan" (Yunaninya: koinonia) dipergunakan dengan macam-macam arti. Tetapi arti dasarnya selalu sama: persekutuan yang berurat berakar dalam apa yang oleh beberapa orang dimiliki bersama, entahlah milik bersama itu milik materiil atau spirituil. Pada orang-orang Kristen milik materiil selalu disertai milik spirituil, Rom 15:26-27; 2Ko 8:4; 9:13; Gal 6:6; Fili 4:15-17. Ada kalanya orang "bersekutu" dalam perbuatan atau perasaan hati, 2Ko 1:7; 6:14; 1Ti 5:22; 2Yo 11; Wah 1:9. Adapun persekutuan yang menjadi dasar dan sumber segala macam persekutuan lain ialah persekutuan dalam hal-hal ilahi, 1Ko 9:23; Fili 1:5; File 6. Persekutuan itu mempersatukan kita dengan Bapa dan Anak, Yesus Kristus, 1Ko 1:9; 1Yo 1:3+, 1Yo 1:7+, dengan Kristus sendiri, 1Ko 10:16; Fili 3:10; 1Pe 4:13, dengan Roh Kudus, 2Ko 13:13+; Fili 2:1. Iapun mengikut-sertakan kita dalam kemuliaan yang akan datang, 1Pe 5:1. Oleh karena Kristus mengambil bagian dalam kodrat kita, Ibr 2:14, kitapun mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 2Pe 1:4+. Kata "persekutuan" mengungkapkan ciri khas jemaat Kristen, Kis 2:42+
(0.21960060344828) (Ul 9:7) (sh: Menerobos lingkaran setan (Jumat, 9 Mei 2003))
Menerobos lingkaran setan

Menerobos lingkaran setan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa manusia pada dasarnya tidak dapat berubah. Benarkah demikian?

Perjalanan sejarah bangsa Israel menunjukkan bahwa memang perubahan itu sulit. Mereka berdosa, dihukum Tuhan, menyesal, berseru kepada Allah, dilepaskan dari hukuman. Namun, siklus itu berulang-ulang seperti lingkaran setan yang tiada habis- habisnya. Musa mengingatkan bangsa Israel bahwa mereka tidak henti-hentinya berdosa sejak keluar dari Tanah Mesir. Kalau ada satu tempat di mana Israel seharusnya taat kepada Tuhan, tempat itu adalah di Gunung Horeb karena di sana mereka telah bertemu secara pribadi dengan Tuhan, telah melihat bahwa Ialah satu- satunya Allah, dan telah diperintahkan untuk tidak menyembah allah lain. Namun, mereka justru menyeleweng. Sebagai pemimpin besar, Musa dan Harun menunjukkan kualitas mereka dengan menunjukkan berkorban demi orang-orang yang dipimpinnya, dan berdoa syafaat empat puluh hari empat puluh malam!

Bangsa Israel tidak juga bertobat. Empat kali mereka menggusarkan Allah (ayat 22-24). Di Tabera, mereka mengeluh tanpa alasan yang jelas. Allah menurunkan api untuk menghukum mereka (Bil. 11:1- 3). Di Masa mereka mengeluh karena kekurangan air. Di Kibrot- Taawa mereka marah kepada Allah karena ingin makan daging. Tidak ada perubahan dalam diri mereka. Doa syafaat Musa setelah peristiwa anak lembu emas menunjukkan keagungan jiwanya (ayat 25-29). Di dalam pelayanan doanya terlihat juga beberapa kebenaran penting. Selain mengingatkan Israel tentang karya- karya besar Allah, doa Musa juga mengandung keyakinan yang terwujud dalam bentuk mengingatkan bahwa Allah akan bertindak sesuai dengan kemuliaan diri-Nya terhadap Israel.

Renungkan: Teroboslah ketidakpercayaan Anda dengan mengingat janji penyertaan Allah yang teguh.

(0.21960060344828) (Hak 21:1) (sh: Kelangsungan hidup (Minggu, 9 November 1997))
Kelangsungan hidup

Kelangsungan hidup
Kehancuran suku Benyamin luar biasa parah. Bila enam ratus orang itu tidak segera menyingkir dan melarikan diri, pastilah suku itu sudah punah (ayat 20:47). Semua suku Israel kemudian membuat kesepakatan untuk tidak memberikan kaum wanita mereka bagi pria-pria Benyamin tersebut. Dengan demikian jelaslah suku tersebut tidak akan berlangsung lama sebab tidak memiliki keturunan. Namun kemudian suku-suku Israel itu akhirnya memikirkan juga kelangsungan suku saudara mereka itu. Apa yang menyentuh hati mereka itu? Marah dan benci akhirnya mencair juga oleh sentuhan pertimbangan religius (ayat 3). Dan mereka pun merancang upaya agar para pria Benyamin itu beroleh pasangan hidup.

Kembali mempermainkan hukum. Keprihatinan suku-suku Israel itu pada dasarnya benar. Sayangnya mereka telah bersumpah untuk tidak memberikan wanita mereka kepada orang Benyamin. Sebaliknya dari mengakui kekeliruan sumpah yang dibuat karena mengikuti perasaan marah itu, mereka justru merancang sesuatu yang keliru meski tujuannya memang baik. Lebih gawat lagi, mereka menjadikan pemeriksaan religius atas orang-orang Yabesy-Gilead. Karena semua mereka tidak datang ke kemah jemaah, semua mereka termasuk kaum wanita yang telah menikah dibunuhi Dengan cara itu, mereka mendapat empat ratus wanita yang dapat diberikan menjadi istri untuk orang-orang Benyamin. Baiklah pertimbangan-pertimbangan kita melibatkan Baiklah tidak saja mempertimbangkan kelangsungan hidup yang di bumi tetapi juga nasib kekal manusia!

Renungkan: Kebijakan yang datang dari sendiri, bukan dari Tuhan, selalu akan mengandung sifat melanggar dan memutar-balikkan peraturan.

Doa: Tuhan, ajarkan kami untuk berseru kepadaMu dan menantikan hikmatMu memberi jalan keluar bagi berbagai kemelut yang kami hadapi.

(0.21960060344828) (2Raj 20:12) (sh: Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah (Jumat, 14 Juli 2000))
Masa depan yang bukan untuk diketahui — adalah anugerah

Masa depan yang bukan untuk diketahui -- adalah anugerah. Manusia cenderung ingin mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Allah melarang bahkan tidak memampukan manusia untuk mengetahui masa depan, mengapa? Reaksi Hizkia setelah mendengar firman Allah yang dibawa oleh Yesaya memberi jawaban kepada kita.

Allah melalui Yesaya menegur Hizkia dengan keras ketika menerima utusan raja Babel (14-18). Mengapa? Pada zaman itu, Asyur adalah kerajaan yang paling kuat dan berpengaruh. Negara-negara di sekitarnya merasa terancam dan kuatir jika Asyur terus mengadakan perluasan kekuasaan. Karena itulah raja Babel, Merodakh-Baladan, mendekati Mesir dan Yehuda agar bergabung melawan Asyur (peristiwa ini terjadi sebelum Asyur mengepung Yerusalem di pasal 18). Dengan memperlihatkan seluruh kekayaannya menandakan bahwa Hizkia menyetujui rencana penggabungan kekuatan untuk memberontak terhadap Asyur (18:14). Allah menentang tindakan Hizkia yang dilakukan tanpa persetujuan dari Allah (Yes. 30-31). Bahkan Allah akan menghukum Yehuda dengan keras karena kesalahan ini (16-18).

Bagaimanakah reaksi Hizkia terhadap nubuat hukuman bagi keturunannya (19)? Ia malah bersyukur kepada Allah karena seumur hidupnya, kerajaan Yehuda akan diwarnai dengan damai dan keamanan. Reaksi yang sangat egois! Banyak orang mengritik Hizkia. Namun demikian ada makna yang dapat dipelajari. Pertama, reaksi Hizkia pada dasarnya mengungkapkan bahwa kita tidak akan dapat melakukan sesuatu pun untuk mempengaruhi apa yang akan terjadi setelah zaman kita. Kita seharusnya menikmati berkat yang menjadi milik kita sekarang ini. Kedua, Perkataan Hizkia tidak diinspirasikan oleh Allah, sehingga ungkapan dia tidak sepenuhnya benar. Babel memang tidak menyerang Yehuda pada zamannya, namun negara Asyur memberikan ancaman semasa pemerintahannya (18:13-37).

Renungkan: Dari makna yang kedua ini kita bisa menemukan pelajaran yang indah. Betapa besar anugerah Allah sehingga Ia tidak memampukan kita untuk mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi di masa depan. Dan betapa besar anugerah-Nya ketika kita mengetahui bahwa Allah beserta dengan kita selalu dan kita ada dalam tangan-Nya.

(0.21960060344828) (1Taw 22:2) (sh: Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu (Senin, 18 Februari 2002))
Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu

Arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu. Di dalam bukunya tentang kepemimpinan, Leroy Eims menuliskan 12 ciri kepemimpinan yang efektif sebagai berikut : 1. Bertanggung Jawab 2. Bertumbuh 3. Memberikan Teladan 4. Membangkitkan Semangat 5. Bekerja Efisien 6. Pemerhati 7. Berkomunikasi 8. Berorientasi pada Sasaran 9. Tegas 10. Cakap 11. Mempersatukan 12. Bekerja.

Daud memiliki ke-12 ciri tersebut. Keseluruhan ciri tersebut kelihatan dari kebesaran hatinya menerima akibat dosa yang dilakukannya. Hukuman Allah tidak membuat ia meninggalkan Tuhan atau tawar hati untuk mempersiapkan pembangunan Bait Allah. Walaupun bukan dirinya yang direstui Tuhan sebagai pembangun Bait Allah, Daud memiliki jasa besar di dalamnya karena dialah yang menyiapkan segala kebutuhan dasarnya. Hingga pada akhirnya tercetuslah satu kerelaan penyerahan estafet kepemimpinan kepada anaknya dengan kalimat, "Maka sekarang, arahkanlah hati dan jiwamu untuk mencari Tuhan, Allahmu. Mulailah mendirikan tempat kudus Tuhan, Allah, supaya tabut perjanjian Tuhan dan perkakas kudus Allah dapat dibawa masuk ke dalam rumah yang didirikan bagi nama Tuhan" (ayat 19). Mulai dengan bagian ini seterusnya, catatan kitab ini tentang Daud terfokus pada Bait Allah.

Dalam bagian ini sendiri ungkapan "mendirikan Rumah Allah" muncul sembilan kali dan ungkapan "mengadakan persediaan" paling tidak lima kali. Persediaan atau persiapan yang dimaksud terdiri dari tiga hal. Pertama, firman yang telah Daud terima menjadi prinsip bagi seluruh tindakan Daud menyiapkan pembangunan Bait Allah. Kedua, penyiapan diri Salomo agar taat kepada Allah menempati prioritas mendahului persiapan material. Itu sebabnya Daud berbicara mewakili Allah memberikan pesan-pesannya kepada putranya ini. Sesudah kedua hal tersebut, barulah hal ketiga dimunculkan, yaitu penyediaan material.

Renungkan: Bukan rahasia lagi bahwa pemimpin yang tingkatnya semakin tinggi justru cenderung berkelakuan bebas tanpa batas dan menganggap diri kebal terhadap nilai dan norma-norma legalitas. Wahai Kristen pemimpin, arahkanlah hatimu kepada Tuhan dan layanilah Dia dan sesamamu.

(0.21960060344828) (2Taw 4:2) (sh: Pembaruan serasi dengan kehendak Allah (Rabu, 22 Mei 2002))
Pembaruan serasi dengan kehendak Allah

Pembaruan serasi dengan kehendak Allah. Untuk memberikan model bagi Israel era pascapembuangan, Asa dilukiskan sebagai raja pemenang dalam dua peperangan dahsyat. Perang pertamanya adalah melawan dosa penyembahan berhala. Penyembahan berhala adalah dosa yang sangat banyak disoroti PL sejak zaman Musa sampai para nabi, sebab sifatnya yang menyingkirkan Allah dari posisi dan hak-Nya sebagai yang utama dan objek penyembahan dan mengganti-Nya dengan patung-patung. Tindakan yang serasi dengan kehendak Tuhan hanya satu, yaitu menumpas semua berhala itu, apabila umat tidak ingin ditumpas oleh Allah. Mengapa begitu tegas Allah melawan berhala? Sebab selain berhala melawan hak dan posisi Allah, berhala juga menipu merusak citra Allah dalam diri manusia dengan jalan membelenggu manusia kepada hal-hal yang disembahnya dalam berhala itu. Pada zaman itu Asa memecahkan tugu-tugu berhala dan tiang-tiang pemuj aan, yaitu penyembahan kepada dewa kekuatan yang dilambangkan dengan lingga pria dan kepada dewi kesuburan Asytoret (ayat 2-4). Bisa dipahami apabila bentuk perbudakan yang diakibatkan oleh penyembahan kedua berhala itu adalah pesta-pesta ibadah cabul. Dengan menghancurkan pusat-pusat penyembahan berhala tersebut, Asa memenangkan perang terpenting, perang rohani, dan kembali mengakui keutamaan dan kekudusan Allah.

Selain membereskan kerohanian umat, Asa juga mulai membangun kekuatan militer untuk menegakkan kewibawaan kerajaan Yehuda. Kota-kota, tembok, menara-menara, pintu-pintu, dan palang-palangnya dibangun dan diperkokoh (ayat 7). Terbukti hal tersebut perlu, sebab kemudian datang ancaman dari Zerah, orang Etiopia yang kekuatannya berlipat kali ganda kekuatan Yehuda (ayat 9). Perang kedua yang bersifat militer ini, untuk hamba Tuhan yang memiliki penglihatan rohani yang jernih juga, pada dasarnya adalah perang rohani. Karena itu pola para pendahulunya yang menang perang juga dibuat Asa. Berdasarkan doa (ayat 11), Asa berhasil memenangkan perang militer itu dengan menakjubkan (ayat 12).

Renungkan: Panggilan utama kita adalah mengizinkan Allah menjadi Raja. Biarlah Kerajaan-Nya mewujud dalam hidup kita kini.

(0.21960060344828) (2Taw 8:1) (sh: Standar dan kemampuan (Kamis, 16 Mei 2002))
Standar dan kemampuan

Standar dan kemampuan. Kedua hal ini, standar dan kemampuan, adalah hal-hal yang mutlak diperlukan dalam membangun apa pun. Baik dalam membangun hal-hal fisik maupun dalam membangun hal-hal spiritual, keduanya tidak dapat dipisahkan. Standar memberi kita ukuran jelas sehingga pembangunan yang kita lakukan terarah, dan dari waktu ke waktu dapat dievaluasi. Kemampuan memberi kita daya yang memungkinkan kita tidak saja memulai dengan baik, tetapi juga meneruskan pembangunan sampai selesai.

Perikop ini juga memaparkan kedua hal tersebut. Sebenarnya Bait Allah sudah rampung, bahkan sudah ditahbiskan (ps. 7). Tetapi, ayat 16 menggolongkan pasal 8 ini sebagai bagian penyelesaian pembangunan bait Allah. Pembangunan “bait Allah” dalam arti luas itu menyangkut pembangunan istana Salomo (ayat 1), pembangunan desa-desa yang ditolak Huram agar menjadi kota-kota yang laik huni (ayat 2), pembangunan kedaulatan dan teritorial Israel (ayat 3-6), pembangunan hubungan-hubungan kemasyarakatan (ayat 7-10), dan pembangunan tata ibadah (ayat 12-15). Sungguh suatu pembangunan yang luas, dan terpadu. Dengan demikian, tugas ini bukan tugas main-main, melainkan adalah suatu tugas raksasa dan teramat berat.

Bagian ini menyaksikan dengan jujur keberhasilan dan kegagalan Salomo dalam membangun. Berpegang pada perintah Musa dan teladan Daud ayahnya (ayat 12-15), Salomo berhasil merampungkan pembangunan fisik terpadu tersebut, bahkan tata ibadah bait Allah. Namun, di sela-sela keberhasilan mengarahkan kapasitas yang ada untuk mencapai pola standar fisik dengan benar, Salomo gagal memenuhi standar lainnya yang lebih penting, yaitu kehidupan moral dan ibadah sesungguhnya, yaitu ketaatan terhadap kehendak Allah. Tindakannya memindahkan istrinya, dari kota Daud tempat tabut Allah disimpan ke istana khusus (ayat 11), mengisyaratkan kesadaran Salomo bahwa pernikahan politisnya itu salah di mata Allah.

Renungkan: Pada dasarnya, tak seorang pun mampu membangun sempurna seluruh segi hidup rohani dan duniawi agar bernilai sesuai standar Allah. Standar seperti yang Alkitab paparkan hanya dapat kita penuhi melalui kekuatan Dia yang bangkit dan berhasil.

(0.21960060344828) (Ayb 1:6) (sh: Iblis tidak tahu yang Allah tahu (Senin, 18 Agustus 2003))
Iblis tidak tahu yang Allah tahu

Iblis tidak tahu yang Allah tahu. Orang Kristen masa kini terlalu cepat menyerah dan kalah. Juga terlalu cepat menyalahkan pihak lain (orang lain, Iblis bahkan Allah) atas kegagalan mereka. Sebenarnya setiap orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri, termasuk kegagalannya.

Iblis memang dasarnya adalah provokator. Apa yang dipuji baik oleh Allah pun digugat oleh Iblis. Bagi Iblis, sesuai dengan pikirannya, semua kesalehan itu ada pamrihnya. Dalam setiap perbuatan baik pasti ada motivasi tertentu di belakangnya. Takut kepada Tuhan juga pasti untuk maksud-maksud tertentu. Agar supaya motivasi tidak murni itu terungkap, Iblis bermaksud untuk mengambil seluruh kekayaan Ayub.

Boleh saja Iblis berpikiran demikian terhadap Ayub. Tetapi Allah tahu siapa Ayub luar dan dalamnya. Maka, Allah memberi Iblis kebebasan untuk membuktikan kesalehan Ayub. Namun, dalam kebebasan yang Allah berikan, Allah memberikan batasan-batasan kepada Iblis dalam menjalankan rencananya. Tindakan Allah mempersilakan Iblis mencobai Ayub menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya Iblis tunduk pada kekuasaan Allah.

Mengenai kebebasan untuk Iblis, kita belajar dua hal: pertama, jangan berpikir bahwa Allah terlibat persekongkolan atau bekerja sama dengan Iblis. Ketika Iblis mencobai Ayub untuk membuktikan kesalehannya, ketika itu Allah pun menguji Ayub tentang hal yang sama. Kedua, Iblis berharap bahwa usahanya untuk menghancurkan Ayub pasti berhasil, dan ini akan membuktikan kebenaran persepsinya tentang Ayub kepada Allah. Tetapi Iblis tidak tahu yang Allah tahu, yaitu bahwa Ayub memiliki iman yang tangguh. Bahkan dengan ujian ini, iman Ayub akan semakin murni.

Renungkan: Seperti Allah tahu siapa Ayub, Allah pun tahu siapa kita di hadapan-Nya. Tetapi tetaplah waspada karena kita pun tidak akan terlepas dari pencobaan Iblis.

(0.21960060344828) (Mzm 37:1) (sh: Jangan iri terhadap orang fasik (Minggu, 6 November 2011))
Jangan iri terhadap orang fasik

Judul: Jangan iri terhadap orang fasik
Mazmur 37 lebih tepat digolongkan sebagai mazmur hikmat yang bersifat didaktis, bukan sebagai doa. Dengan struktur puisi akrostik, yaitu huruf pertama setiap bait mengikuti urutan abjad Ibrani, mazmur ini mudah dihafal sebagai petunjuk menjalani hidup sebagai orang benar. Mazmur ini mulai dengan ajakan kepada orang benar agar tidak marah atau iri terhadap orang fasik (1-11). Disambung dengan pemaparan akan kejahatan orang fasik dan kebinasaan mereka (12-26), diakhiri perintah agar hidup dalam kebenaran disertai janji Tuhan bagi yang hidup benar (27-40).

Mengapa orang benar tidak perlu marah atau iri kepada orang fasik? Pertama, walaupun orang fasik kelihatan berjaya, mereka akan segera lenyap (2, 9-10). Seperti rumput yang berumur pendek dan daun yang cepat layu, demikian gambaran kefanaan orang fasik. Kedua, orang benar ada dalam pemeliharaan Tuhan (3-6, 11). Bisa saja sesaat kehidupan orang benar lebih sengsara daripada orang fasik. Namun, dalam jangka panjang akan terlihat orang benar justru bertahan sampai kesudahannya. Hal itu terjadi bukan karena kekuatan orang benar sendiri, melainkan kasih karunia Tuhan. Ketiga, iri hati kepada orang fasik merupakan bentuk ketidakpercayaan seseorang kepada Tuhan. Ia meragukan keadilan Tuhan dan kemampuan Tuhan untuk memberkati dia. Iri hati dengan sendirinya adalah dosa. Orang benar dengan iri hati tidak kompatibel. Itu sama saja menyebut orang benar sebagai berdosa.

Apakah Anda sedang marah kepada orang fasik karena kejahatannya merugikan Anda, membuat masyarakat menderita, dan menghina nama Tuhan? Serahkan kemarahanmu pada Tuhan, biarkan Dia bertindak menyatakan keadilan-Nya, membela nama-Nya sendiri. Justru kita perlu berdoa agar dalam belas kasih Allah, hukuman Allah yang dijatuhkan pada orang fasik membawanya kepada pertobatan!

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/11/06/

(0.21960060344828) (Mzm 50:1) (sh: Spiritualitas Kristen (Senin, 20 Agustus 2001))
Spiritualitas Kristen

Spiritualitas Kristen. Ragam spiritualitas yang dikenal oleh masyarakat secara umum pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3. Pembagian berdasarkan pada apa yang ditekankannya. Ragam pertama menekankan pentingnya melakukan ritual keagamaan seperti mengadakan penyembahan dan persembahan sesaji. Ragam kedua lebih menekankan pentingnya perbuatan amal. Ragam ketiga menekankan keduanya. Termasuk yang manakah kekristenan? Bukan ketiganya.

Pemazmur nampaknya mengakhiri puisinya dengan memaparkan ragam spiritualitas yang ketiga yaitu memberikan tempat yang sama baik kepada ritual keagamaan dan moralitas tinggi (ayat 16-22, 23). Namun sebenarnya tidak. Pemazmur menekankan persembahan syukur bukan bakaran. Mengapa? Allah sendiri mengatakan bahwa Ia tidak membutuhkan segala macam korban persembahan sebab Ia adalah pemilik seluruh alam semesta (ayat 7-14). Apa yang akan manusia persembahkan sesungguhnya adalah milik Allah. Karena itu persembahan syukur merupakan bentuk ritual keagamaan yang paling tepat untuk dipersembahkan kepada Allah. Sebab melaluinya pengakuan bahwa apa pun yang dimiliki manusia adalah anugerah Allah sebab Ia pemilik dari semua yang ada (ayat 14-15). Namun bersyukur dengan tulus sebenarnya tidak mudah dilakukan. Penyebabnya adalah tingginya tingkat kemandirian manusia yang disebabkan karena kemajuan ilmu dan teknologi. Untuk mengurangi tingginya tingkat kemandirian itu dan meninggikan persembahan syukur kepada Allah, manusia harus mempunyai pengenalan yang benar akan Allah yaitu bahwa Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta (ayat 1), Ia adalah Allah yang tak terhampiri dalam kemuliaan-Nya (ayat 2) namun juga Allah yang terlibat dalam sejarah manusia (ayat 3), Allah adalah hakim yang adil yang akan mengadili siapa pun termasuk umat-Nya (ayat 4).

Renungkan: Jadi apakah spiritualitas kristen? Spiritualitas kristen adalah spiritualitas yang harus dimulai dengan pengenalan akan Allah yang benar, lalu diikuti dengan kehidupan yang penuh syukur dan bermoralitas tinggi. Sudahkah spiritualitas ini menjadi bagian dari hidup Anda? Manakah yang masih harus ditingkatkan dalam kehidupan spiritualitas Anda: pengenalan akan Allah, kehidupan yang penuh syukur, atau moralitas tinggi? Apa yang akan Anda lakukan?

(0.21960060344828) (Mzm 54:1) (sh: Persembahkanlah korban kepada TUHAN! (Selasa, 8 Juni 2004))
Persembahkanlah korban kepada TUHAN!

Persembahkanlah korban kepada TUHAN! Dalam Mazmur 51 dikatakan, "bukan korban sembelihan atau korban bakaran, tetapi korban syukur dan hati yang hancur". Akan tetapi Mazmur 54 ternyata tidak berhenti di situ saja melainkan maju selangkah lagi. Korban syukur dan hati hancur semestinya diikuti oleh korban sembelihan dan korban bakaran. Artinya, setelah melakukan yang satu (pertobatan kepada TUHAN), maka yang lainnya harus menyusul (korban). Dan korban di sini bukan lagi sebagai kewajiban kepada Allah tetapi sebagai ungkapan syukur yang dilakukan dengan kerelaan (ayat 8).

Dengan demikian akan menjadi nyata bahwa hubungan kita dengan TUHAN tidak seperti tuan dan hamba, tetapi seorang bapak dan anak. Hubungan bapak dengan anak pada dasarnya diwujudkan dalam sikap yang akrab dan mesra. Seorang bapak yang baik pastilah selalu merindukan anak-anaknya. Demikian sebaliknya anak-anak terhadap bapaknya. Dapatkah seorang bapak dikatakan baik jika ia hanya menuntut dari anak-anaknya? Atau seorang anak, jika ia hanya menuntut dari bapaknya?

Allah Bapa kita sudah demikian baik terhadap kita. Bahkan kebaikan-Nya ditunjukkan dengan mempersembahkan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita. Apakah kita masih berani mengatakan kita mengasihi Allah sementara persembahan yang kita berikan adalah sisa-sisa uang kita. Mungkin seseorang sudah merasa memberi banyak dengan persembahan uang puluhan juta. Namun, jumlah itu masih terlalu kecil dibanding dengan puluhan kali lipat yang sudah kita terima. Bukan jumlah yang Tuhan lihat, tetapi kerelaan hati kita memberikan yang terbaik kepada-Nya itu yang menyenangkan-Nya.

Tekadku: Aku tidak akan lagi bersikap sebagai orang yang berjasa apalagi penguasa di gereja Tuhan. Sebab dengan demikian saya telah menghina Tuhan.



TIP #08: Klik ikon untuk memisahkan teks alkitab dan catatan secara horisontal atau vertikal. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA