(0.26303830645161) | (2Raj 19:1) |
(sh: Harta dan kemuliaan Allah (Selasa, 11 Juli 2000)) Harta dan kemuliaan AllahHarta dan kemuliaan Allah. Ingatkah Anda akan salah satu ucapan Yesus: di mana hartamu berada di situ hatimu berada? Harta adalah segala sesuatu yang dianggap paling bernilai bagi manusia sedangkan hati adalah pusat dari segala pikiran, kehendak, dan tindakan manusia. Manusia akan mencurahkan segenap pikiran, perhatian, dan tindakan hanya kepada apa yang dianggap paling bernilai. Inilah yang ditampakkan oleh raja Yehuda yang dihargai oleh Allah sehingga walaupun kondisi ekonomi, sosial, dan politik negaranya sedang terpuruk karena serangan Asyur, namanya disebutkan secara lengkap tidak seperti raja Asyur (1, 6). Itulah tanda bahwa ia dihargai. Bagi Hizkia harta yang paling bernilai di dalam kehidupannya adalah nama Allah yang dimuliakan dan ditinggikan. Karena itu, ia berkabung bukan karena emas dan peraknya habis sementara Asyur terus menekan, melainkan karena nama Allah dicela oleh bangsa kafir (4). Hatinya berada pada Allah, bukan pada harta. Ia pun tidak dapat duduk berpangku tangan ketika harta yang paling indah itu dirusak oleh manusia lain. Ia bertindak. Namun tindakan apa yang paling tepat agar nama Allah tidak diinjak-injak oleh manusia? Sebab di satu sisi, ia tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk memerangi musuh yang menghujat nama Allah. Di sisi lain, ia tidak rela jika nama Allah diinjak-injak. Karena itulah ia berdoa. Ia menyampaikan tantangan dan hujatan raja Asyur kepada Allah dan mohon supaya Allah bertindak demi nama-Nya (3-5). Inilah tindakan yang paling tepat. Di samping itu, ia juga meminta pertolongan Yesaya sang nabi Allah untuk berdoa. Ia sungguh-sungguh rindu agar Allah segera bertindak. Apa yang terjadi selanjutnya? Allah bertindak segera setelah Ia memberikan penghiburan dan jaminan bahwa doa Hizkia didengar dan Ia akan bertindak (6-9). Peristiwa ini bukan semata-mata pelajaran tentang fondasi doa yang kokoh dan doa yang dijawab, namun lebih kepada pelajaran tentang sebuah kehidupan yang menempatkan dan menghargai Allah di atas segala sesuatu yang dianggap bernilai oleh manusia, serta menempatkan dirinya di bawah kemuliaan-Nya. Renungkan: Ketika sebuah gedung gereja yang megah dibakar habis, ketika yayasan kristen yang besar dibumihanguskan, apa yang membuat Anda bersedih? Apa yang Anda lakukan sebagai respons yang paling tepat karena Anda rindu nama-Nya semakin dipermuliakan? |
(0.24799490322581) | (1Kor 13:1) |
(ende) Bab ini sering diberi djudul "Madah Tjinta-kasih". Dan memang, dalam memaparkan keagungan tjinta-kasih, jaitu tjinta kepada Allah jang berwudjud pula dalam tjinta-kasih kepada sesama manusia. Paulus demikian terharu, sehingga bahasanja mendjelma berungkapan indah-indah dan berirama mendjadi suatu sjair sedjati berbentuk bebas. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Dalam bagian pertama (1-3) ditandaskan, bahwa segala keunggulan dan djasa tidak berharga kalau tidak didjiwai tjinta-kasih. Dalam bagian kedua (4-7) Paulus menondjolkan sifat-sifat tjinta-kasih sedjati. Dalam pada itu ia membajangkan tjinta-kasih itu sebagai berpribadi, jaitu sebagai seorang manusia jang menaruh tjinta-kasih jang sempurna. Dalam bagian ketiga (8-13) diutarakan nilai mutlak dan abadi tjinta-kasih, sebagai tjinta kepada Allah dalam kesatuan dengan tjinta Allah sendiri, jang memang mengandung tjinta-kasih sempurna kepada sesama manusia djuga. |
(0.24799490322581) | (Luk 7:38) |
(full: SAMBIL MENANGIS.
) Nas : Luk 7:38 Karena kasihnya kepada Yesus, perempuan ini membasahi kaki Yesus dengan air matanya. Menangis dapat merupakan ungkapan kesedihan dan dukacita atau ungkapan kasih yang berterima kasih kepada Yesus.
|
(0.24799490322581) | (1Kor 9:19) |
(full: AKU MENJADIKAN DIRIKU HAMBA DARI SEMUA ORANG.
) Nas : 1Kor 9:19 Paulus memakai dirinya sebagai teladan mengenai prinsip penyangkalan diri demi kepentingan orang lain ini (lihat cat. --> 1Kor 8:1). [atau ref. 1Kor 8:1] Dia melepaskan haknya karena mempertimbangkan keyakinan orang lain (Rom 14:15-21), supaya dia tidak membatasi pelayanannya atau menghambat Injil (ayat 1Kor 9:12). Ini tidak berarti bahwa Paulus mengorbankan prinsip-prinsip Kristen atau berupaya untuk menyenangkan orang lain dengan maksud agar dihargai oleh mereka (Gal 1:8-10). Ia menegaskan kesiapannya untuk menyesuaikan diri dengan keyakinan orang-orang yang ditolongnya, asal prinsip Kristen tidak dilanggar. Dia mengerti bahwa jika dia menyinggung orang lain dengan tidak memperhatikan keyakinan hati nurani mereka, pelayanannya kepada mereka demi kepentingan Kristus itu dapat betul-betul terhambat (ayat 1Kor 9:12,19-23; lihat cat. --> 1Kor 8:1). [atau ref. 1Kor 8:1] |
(0.24799490322581) | (Bil 27:1) |
(sh: Hak waris lelaki dan perempuan sama (Senin, 15 November 1999)) Hak waris lelaki dan perempuan samaHak waris lelaki dan perempuan sama. Tradisi yang seolah lebih mengutamakan peran pria, tentu saja memojokkan kedudukan perempuan. Tradisi tidak seimbang ini menimbulkan protes keluarga Zelafehad yang tidak mempunyai keturunan laki-laki. Peran seorang perempuan di sini diungkapkan dengan cara yang berbeda dengan peran laki-laki, namun masing-masing dihargai dengan nilai yang sama dan mendapatkan bagian yang sama. Bagi gereja masa kini, mungkin peranan wanita tidak seporsi dengan peran pria, namun jika gereja tidak memberikan kesempatan dan menghargai keberadaan perempuan dalam persekutuan umat, akan melukai kepribadiannya dan mengingkari karunia Allah. Regenerasi kepemimpinan. Ketika Musa, pemimpin Israel akan "lengser" (turun), Allah telah mempersiapkan seorang pemimpin pengganti Musa: seorang yang lebih muda, cekatan, dan setia. Musa harus mendelegasikan tugas kepemimpinan itu kepada Yosua, dengan menumpangkan tangannya. Mungkin sulit untuk mempercayai dan menyerahkan kuasa kepada pemimpin yang lebih muda; namun Musa taat, bahkan memberikan teladan yang baik sebagai pemimpin. Renungkan: Allah berperan penting dalam setiap proses peralihan kepemimpinan; apalagi jika menyangkut keberlangsungan umat-Nya. |
(0.24799490322581) | (Mzm 71:1) |
(sh: Merasa dibuang. (Selasa, 5 Mei 1998)) Merasa dibuang.Merasa dibuang. Bagaimana mengisi hari tua? Perasaan sepi, tak berguna, lemah, sedih, tidak dihargai lagi, kuatir dan takut menghadapi masa depan, adalah bagian wajar dari pengalaman krisis hari-hari tua seseorang. Anggota keluarga sendiri pun =96 anak dan cucu =96 seringkali mengecewakan. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak siap memberikan perhatian seperti yang diharapkan oleh pihak orangtua. Pemazmur memberi kita prinsip bagaimana menghadapi kenyataan itu. Jadikan Tuhan sumber segala kebutuhan Anda, sehingga Anda makin berakar (ayat 18), semarak memuji Dia (ayat 21-24), menjadi hal ajaib bagi orang lain (ayat 7). Renungkan: Tubuh melemah adalah kesempatan untuk mencari kekuatan kekal Allah, rambut putih adalah tanda fase hidup lebih berhikmat. Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk hidup dan kesempatan melayani-Mu. |
(0.24799490322581) | (Ams 4:1) |
(sh: Nasihat mencari hikmat (Senin, 26 Juli 1999)) Nasihat mencari hikmatNasihat mencari hikmat. Hikmat itu sedemikian sangat penting, sehingga sampai disejajarkan dengan makna hidup seseorang. Tidak ada satu orang pun yang ingin menyia-nyiakan hidupnya, apabila ia memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya. Demikian pula seseorang yang menyadari bahwa hikmat adalah sesuatu yang sangat berharga, maka ia akan mencari dan memeliharanya. Hikmat inilah yang akan menuntunnya berjalan di jalan lurus dan tidak pernah tersandung. Orang yang menyadari betapa berharganya hikmat, sampai kapan pun tidak akan melepaskannya. Manfaat hikmat. Pertama, beroleh pengertian tentang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk; kedua, mengerti dan menghargai makna hidup; ketiga, membuat seseorang dihargai dan dihormati; dan keempat, panjang umur. Orang yang mau mencari dan memelihara hikmat akan menikmati manfaat ini. Banyak orang pada zaman ini yang mencari dan hidup menurut hikmat dunia, dan merasa bahwa diri mereka telah berhasil meraih makna hidup, namun sesungguhnya mereka telah dikelabui oleh sesuatu yang fana (harta, kedudukan, kuasa, kepopuleran, dll.). Hikmat Allah sajalah yang dapat menuntun kita untuk menemukan makna hidup yang kekal, yang tidak pernah akan diambil dari kita. |
(0.24799490322581) | (Yes 65:1) |
(sh: Tidak menghargai berkat (Rabu, 5 Mei 1999)) Tidak menghargai berkatTidak menghargai berkat. Seorang ibu bekerja keras untuk membiayai pendidikan anaknya. Sementara si anak, mahasiswa semester IV, mengisi hidupnya dengan sikap santai, main judi, dan untuk kesekian kalinya gagal dalam ujian. Saat uangnya habis, barulah ia teringat ibunya. Wajarkah bila si ibu mengeluh? Terlebih Tuhan yang begitu mengasihi umat-Nya: "Sepanjang hari Aku mengulurkan tangan-Ku kepada suku bangsa ... yang menyakitkan hati-Ku" (ay. 2-3). Bangsa Israel menyakiti hati Tuhan dengan menyembah allah lain, melakukan perbuatan jahat dan dengan kesombongan menganggap diri lebih "religius" dari orang lain. Bagaimana dengan kita? Adakah sikap hidup kita yang menyakitkan hati Allah? Bagaimana respons kita, bila kita disadarkan akan dosa-dosa kita? Keadilan Allah. Pada hari penghakiman manusia akan dipisahkan yaitu: "hamba-hamba-Ku" dan "kamu yang telah meninggalkan Tuhan". Para hamba akan makan, minum, dan bersukacita. Mereka dihargai Allah, diberikan identitas baru, dan diterima dengan baik oleh orang lain. Sebaliknya, "kamu yang telah meninggalkan Tuhan" akan haus, lapar, malu, dan menangis. Renungkan: Apa yang perlu ditanggalkan agar Anda menjadi hamba-Nya yang setia? |
(0.21699553225806) | (Im 15:1) |
(sh: Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah (Senin, 16 September 2002)) Kenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan AllahKenormalan dan kewajaran bukanlah padanan kekudusan Allah. Pernahkah Anda membanggakan diri atas prestasi kesalehan dan aktivitas pelayanan Anda? Pernah jugakah Anda tersinggung karena orang lain mengabaikan apa yang telah anda lakukan? Semuanya Ini ingin menyatakan bahwa Anda berarti dan patut dihargai. Hal ini tidaklah selalu merupakan sesuatu yang negatif, namun ada hal yang lebih penting yakni menempatkan diri secara tepat dihadapan Allah yang kudus. Pasal ini merupakan suatu diskripsi tentang peraturan yang berhubungan dengan lelehan yang keluar dari organ seksual: [1] Keluarnya lelehan laki-laki karena penyakit kelamin (ayat 2-15); [2] Keluarnya air mani secara alami dan wajar (ayat 16-18); [3] Keluarnya darah menstruasi wanita secara alami dan wajar (ayat 19-24); dan [4] Keluarnya darah menstruasi atau lelehan untuk waktu yang lama (ayat 25-30). Sungguh mengherankan karena selain keluarnya cairan yang disebabkan karena penyakit, atau proses alamiah seperti hubungan seksual dan menstruasipun dinyatakan najis dihadapan Allah. Semuanya ini merupakan penegasan bahwa kondisi manusia dalam segala kenormalan dan kewajarannya tetap tidak sepadan dengan kekudusan Allah. Kita adalah manusia yang berdosa. Dosa bukan saja telah memisahkan kita dari Allah, tetapi juga telah mempersatukan kita dengan kematian. Tidak ada jalan keluar bagi persoalan ini kecuali melalui penebusan. Hanya melalui penebusan manusia dapat diperdamaikan dan terlepas dari murka Allah. Disinilah para imam memegang peranan yang penting. Mereka dipanggil untuk menghindarkan Israel dari kenajisan (ayat 31) melalui ritual penebusan (ayat 13-15, 28-30). Renungkan: Keseharian, kewajaran dan kenormalan manusia bukanlah padanan bagi kekudusan Allah. Kesalehan dan kebaikan kita bukanlah jawaban bagi persoalan dosa kita. Sebagaimana Allah telah memanggil para imam untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan anak burung merpati diatas api, demikian juga kini Allah memanggil Anda untuk memberitakan pendamaian melalui pengorbanan Kristus diatas kayu salib. |
(0.21699553225806) | (1Raj 7:13) |
(sh: Mempersembahkan keahlian (Senin, 2 Agustus 2004)) Mempersembahkan keahlianMempersembahkan keahlian. Seorang rekan hamba Tuhan pernah berkomentar demikian, "Dulu, jika kita mau melayani Tuhan selalu ditekankan motivasi dan hati, sedangkan kepandaian dan keterampilan nomor dua. Sekarang zaman sudah berubah. Walaupun kita memiliki hati tulus, kalau tidak memiliki keterampilan maka pelayanan kita kurang dihargai. Hamba Tuhan masa kini harus punya otak, hati, dan otot sehingga pelayanannya menjadi lebih baik." Salomo memperhatikan dengan sungguh pembangunan rumah Tuhan dan pembuatan perabotannya. Ia tidak menyerahkan tugas itu kepada sembarangan orang, melainkan kepada orang-orang yang ahli. Untuk perabotan-perabotan yang terbuat dari tembaga, Salomo mempekerjakan seorang ahli seni tembaga, yaitu Hiram dari Tirus (ibunya dari suku Dan, ayahnya orang Tirus -- 2Taw. 2:13). Seperti halnya Daud, Salomo tidak segan menerima bantuan internasional. Segala keahlian dan kepandaian memang berasal dari Tuhan dan orang beriman harus giat mencari jalan agar hal-hal tersebut dapat dikuduskan untuk kepentingan pekerjaan Tuhan yang mulia. Hiram bekerja, teliti dan tekun. Hasilnya luar biasa! Memang tidak tersurat pujian Salomo di dalam perikop ini, tetapi pernyataan bahwa "Hiram menyelesaikan segala pekerjaan yang harus dilakukannya bagi raja Salomo di rumah Tuhan" (ayat 40) dan bahwa semua perabotan itu diterima sebagai bagian dari rumah Tuhan sudah menunjukkan kualitas hasil pekerjaan itu. Setelah Salomo menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan, maka ia memasukkan perabotan yang dibuatnya dan perabotan yang sudah lebih dulu dipersiapkan oleh Daud, ayahnya. Dengan demikian lengkaplah sudah seluruh isi rumah Tuhan itu (ayat 51). Demikianlah seharusnya pelayanan Kristen kita. Hendaklah kita membangun gereja sebagai persekutuan dan pelayanan, bukan hanya dengan motivasi yang baik tetapi juga dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbaik. Renungkan: Berikan yang terbaik untuk Tuhan. Berikan hatimu, kepintaranmu, keterampilanmu, tenagamu, talentamu, ... |
(0.21699553225806) | (2Raj 18:1) |
(sh: Hizkia kudus dalam lingkungan berdosa (Rabu, 6 Juli 2005)) Hizkia kudus dalam lingkungan berdosaHizkia kudus dalam lingkungan berdosa Betapa sulit menjaga hidup kudus di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan. Apalagi bila keluarga juga tidak seiman. Namun, itulah risiko hidup di dunia modern. Ternyata keadaan tersebut bukan hanya terjadi di dunia modern. Sejak zaman dulu anak-anak Tuhan sudah mengalami hal yang sama, yaitu tantangan dan godaan untuk kom-promi dengan dosa. Hizkia menjadi raja di tengah-tengah lingkungan yang jahat baik lingkungan di negaranya sendiri maupun di kerajaan Israel. Ahas, ayah Hizkia adalah raja yang tidak takut akan Tuhan. Pada masa pemerintahannya, Yehuda menyembah berhala. Sedangkan di bagian utara, kerajaan Israel dipimpin oleh Raja Hosea yang berlaku jahat sebagai penguasa terakhir. Tentu Hizkia menyaksikan kejatuhan Israel di tangan Asyur. Pada saat itu, ia belajar bahwa dosa harus dihukum. Israel berdosa besar terhadap Allah maka mereka harus menerima hukuman-Nya yang dahsyat. Hizkia menyadari dosa tersebut maka ia tidak mau mengulang dosa yang dilakukan ayahnya dan bangsanya. Hizkia memutuskan untuk hidup kudus dan setia beribadah kepada Allah Israel (ayat 3-6). Penulis 2Raja memberikan komentar yang sangat positif terhadap Hizkia, "di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia" (ayat 5). Kesetiaannya dihargai oleh Allah dengan memberikan kepadanya kemenangan terhadap para musuh Yehuda. Pada masanya tidak ada musuh yang bertahan melawannya. Sikap yang benar di tengah-tengah kedurjanaan adalah tetap percaya kepada Yesus, satu-satunya Allah yang layak disembah, dan setia mempertahankan hidup kudus. Biarpun orang lain menjalani hidup yang najis dan mengolok-olok cara hidup kudus kita sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh menyerah apalagi kompromi. Tuhan akan menyertai kita seperti Ia menyertai Hizkia. Camkan: Kita bisa melawan arus kejahatan dunia jika kita hidup dalam hadirat-Nya. |
(0.21699553225806) | (Mzm 14:1) |
(sh: Kristen dan masyarakat (Jumat, 12 Januari 2001)) Kristen dan masyarakatKristen dan masyarakat. Melihat kehidupan masyarakat dewasa ini pasti membuat Kristen ciut dan gentar hatinya. Betapa tidak, moralitas bangsa semakin memprihatinkan, hukum dipermainkan dan diperalat sang penguasa, manusia tidak dihargai selain sebagai salah satu faktor yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, dan penganiayaan terhadap gereja dalam skala kecil hingga besar. Haruskah Kristen menjadi putus asa dan menjadi apatis? Tidak! Sebaliknya kita harus melihat semua itu dengan perspektif yang benar. Mazmur kita hari ini juga meratapi kondisi masyarakat yang sedemikian bobrok. Pemazmur melihat bahwa kebobrokan manusia itu bersumber dari pengingkaran manusia terhadap keberadaan Allah. Ketika manusia meniadakan Allah di dalam kehidupannya, ketika manusia menganggap Allah tidak lagi mampu mengintervensi sejarah manusia, maka perbuatan manusia itu pastilah busuk dan jijik (ayat 1). Mereka berbuat sekehendak hatinya karena mereka yakin bahwa hanya merekalah yang berkuasa, tidak lagi berpikir akan adanya penghakiman di kemudian hari. Tidak hanya perbuatan namun pikiran mereka pun pasti sudah tercela (ayat 3). Mereka hanya akan memikirkan, merencanakan, dan mengejar apa yang menguntungkan bagi diri mereka sendiri. Bagi mereka nyawa dan kehidupan orang lain sudah tidak ada artinya. Karena itulah dalam kondisi yang demikian tidaklah mengherankan jika umat Allah pun ikut terlibat.Umat Allah yang mempunyai keyakinan akan keberadaan Allah adalah musuh nomor satunya, sehingga akan dilumatkan dan dihabiskan (ayat 4). Karena itu janganlah heran jika Kristen senantiasa akan dihancurkan dan dihabiskan. Renungkan: Bagaimana respons Kristen? Kita harus berteriak kepada Allah memohon pertolongan-Nya, namun bukan teriakan keputusasaan, melainkan teriakan yang mengungkapkan keyakinan kita seperti pemazmur bahwa Allah akan bertindak pada waktunya dan Dialah tempat perlindungan kita (ayat 5-6). Namun ini belum cukup, sebab kondisi masyarakat yang demikian tidak dapat dibiarkan karena akan mengakibatkan kehancuran bangsa dan negara. Karena itu Kristen harus berjuang keras untuk mengupayakan pendidikan bagi masyarakat. Bagaimanakah peran gereja, sekolah, yayasan Kristen dalam mengupayakan pendidikan bagi anak bangsa? |
(0.21699553225806) | (Ams 10:18) |
(sh: Hati-hati gunakan lidahmu (Senin, 24 Juli 2000)) Hati-hati gunakan lidahmuHati-hati gunakan lidahmu. Pernahkah Anda membandingkan antara Basuki Abdullah pelukis kondang, Rudi Hartono maestro bulutangkis, dan Kusni Kasdut seorang pembunuh yang dihukum mati beberapa tahun yang lalu? Apa persamaan yang mereka miliki dan apa yang membedakan mereka? Mereka sama-sama terkenal. Ketenaran mereka disebabkan karena hasil karya tangannya. Namun dua tokoh yang pertama menggunakan tangannya untuk berkarya bagi manusia, sedangkan yang terakhir menggunakan tangannya untuk mengakhiri hidup manusia. Penulis Amsal memaparkan bagaimana 2 jenis manusia -- manusia bebal dan manusia bijak -- menggunakan lidahnya dan dampak apa yang akan diterimanya. Orang dapat menggunakan lidahnya untuk berdusta demi kepentingannya atau untuk menyakiti perasaan orang lain (18). Ia dapat menggunakannya asal-asalan dan tak dapat dipertanggung-jawabkan (19). Lidah juga dipergunakan untuk memfitnah ataupun memprovokasi pihak lain (31-32). Orang yang menggunakan lidahnya seperti uraian di atas akan merugikan diri sendiri, itulah dampak yang jelas yang akan diterimanya cepat atau lambat (19). Artinya, kenyataan yang diterima tidak sesuai dengan harapan. Selain kerugian, ia juga akan mendapat celaka karena penyalahgunaan lidah (21, 31). Bagaimana dengan orang benar? Ia menggunakan lidahnya secara hati-hati dan bertanggungjawab (19). Karena itu bibirnya dihargai orang banyak (20). Bibirnya dipergunakan bagi ketenteraman, penghiburan, dan kesejahteraan banyak orang (21, 32). Orang yang mempergunakan bibir dan lidahnya dengan cara yang bijaksana dan benar disebut orang benar. Dan orang benar adalah orang yang paling berbahagia sebab jalan-Nya akan melindunginya (29). Walaupun harus menunggu, namun impiannya akan menjadi kenyataan (28). Akhirnya orang benar akan tetap teguh berdiri walaupun banyak goncangan yang harus dialaminya (30). Renungkan: Anda bebas memilih untuk menentukan apakah akan menggunakan lidah Anda untuk menghasilkan rangkaian kata-kata indah atau rangkaian kata-kata `busuk'. Namun Anda harus ingat bahwa setelah pilihan dijatuhkan, Anda menjadi terikat untuk menerima apa pun konsekuensi atas pilihan itu. |
(0.21699553225806) | (Mat 15:21) |
(sh: Yesus berkuasa (Minggu, 14 Februari 2010)) Yesus berkuasaJudul: Yesus berkuasa Bacaan hari ini memperlihatkan tiga mukjizat yang menyatakan kuasa Yesus atas segala sesuatu. Pertama, Yesus berkuasa atas setan. Kuasa Yesus ini dinyatakan melalui iman seorang perempuan Kanaan. Ia adalah orang kafir yang belum mengenal Allah. Maka Yesus terlebih dulu menguji apakah ia sungguh-sungguh memiliki iman. Dimulai dengan tidak mempedulikan dan bahkan murid-murid ingin mengusirnya (ayat 23). Lalu Yesus menekankan tujuan misi-Nya (ayat 24), dan membandingkan perempuan itu dengan `anjing'. Namun perempuan itu tidak putus asa (ayat 22, 25) dan tidak marah. Sebaliknya dengan rendah hati ia merespons perkataan Yesus secara positif (ayat 27) serta mengimani Yesus sebagai Tuhan (ayat 27), bukan lagi anak Daud (ayat 22). Kedua, Yesus berkuasa atas segala penyakit (ayat 29-31). Kita dapat menyerahkan masalah penyakit kepada-Nya. Ia akan menolong dan menyembuhkan kita menurut kehendak-Nya. Ketiga, Yesus berkuasa atas kuantitas. Belas kasihan-Nya terhadap kebutuhan fisik orang banyak telah mendorong Yesus menyatakan kuasa-Nya dengan memperbanyak jumlah (kuantitas) dari hanya tujuh roti dan beberapa ikan sehingga mampu memberi makan empat ribu laki-laki (diperkirakan seluruhnya berjumlah sepuluh ribu lebih orang) dan masih tersisa tujuh bakul penuh. Tuhan memang berkuasa, marilah kita memercayai dan menyerahkan seluruh kesulitan, penderitaan, dan permasalahan hidup kita kepada-Nya. Ia akan memberikan jalan keluar dan menolong kita karena tidak ada yang mustahil bagi Dia. Kita tidak perlu kuatir atas hidup kita. Datanglah ke hadapan Tuhan dalam doa yang tidak jemu-jemu dan penuh iman. |
(0.21699553225806) | (Mat 18:1) |
(sh: Standar dunia tidak berlaku (Selasa, 20 Februari 2001)) Standar dunia tidak berlakuStandar dunia tidak berlaku. Persaingan menjadi yang terbesar sudah merupakan iklim dunia, apalagi di negara yang sedang berkembang. Kecenderungan manusia ingin dihargai, dipandang, ditinggikan, dan dipuji, menjadikan iklim ini semakin mendarah daging hampir ke semua lapisan masyarakat. Beberapa perikop yang kita baca hari ini, memperlihatkan bagaimana Yesus mengkontraskan pengajarannya dengan standar dunia. Ketika murid-murid-Nya memakai standar dunia dalam konsep Kerajaan Allah, Yesus tidak segera menanggapi, tetapi Ia memanggil seorang anak kecil dalam rangka mengajarkan konsep yang benar. Anak kecil selalu di posisi tidak penting, lemah tak berdaya, tidak dapat memimpin, dan tidak memiliki ambisi menumpuk kekayaan atau kedudukan. Peragaan Yesus tidak berarti bahwa para murid-Nya harus menjadi anak-anak, tetapi agar mereka memiliki sikap seperti anak kecil. Menjadi anak kecil berarti rela menjadi tak berarti, berani mengakui ketidakberdayaan, dan bertobat dari dosa dan hidup yang berporos ambisi. Seperti inilah sikap seorang yang menyambut Yesus dan memiliki Kerajaan Sorga, yang bukan dengan kebenaran dan kemampuan diri sendiri, sehingga tidak lagi muncul ambisi bersaing menjadi yang terbesar. Dalam Kerajaan Sorga juga tidak berlaku standar dunia tentang kesempurnaan fisik sebagai keindahan. Oleh karena itu Yesus memperingatkan para murid-Nya bila ada anggota tubuh yang menyebabkannya berdosa, ia harus memenggal anggota tubuh tersebut, sehingga tidak menghalangi pertobatannya. Dapat dikatakan bahwa sia-sia memuaskan diri dengan segala keinginan dunia bila rohani kita tidak mendapatkan kebahagiaan sejati dalam Kerajaan Sorga. Keinginan duniawi akan membawa kita kepada kebinasaan (ayat 8). Janganlah kita terhitung sebagai penyesat karena tidak rela menanggalkan segala keinginan yang membawa kepada kebinasaan. Mungkin bukan hanya kita yang binasa, tetapi juga anak-anak Tuhan yang lain. Yesus memberikan peringatan keras bagi para penyesat, apabila menyesatkan anak-anak kecil yang percaya kepada-Nya, karena anak-anak paling mudah disesatkan. Renungkan: Merendahkan diri menjadi seperti anak kecil berarti rela menanggalkan segala keakuan, kemampuan, kedudukan, harga diri, dan ambisi, demi Kerajaan Surga yang bernilai kekal. |
(0.21699553225806) | (Mrk 12:35) |
(sh: Tampang Kerajaan Allah (Senin, 7 April 2003)) Tampang Kerajaan AllahTampang Kerajaan Allah. Akhir-akhir ini kita melihat suatu perubahan strategi pemasaran yang menarik dari sebuah produk minuman ringan. Sebelumnya iklan-iklan produk itu menampilkan kesan yang eksklusif (baca: kalangan terbatas): remaja dengan skateboard bermerk dan berwalkman ria, keluarga yang bertamasya dengan riang di samping mobil SUV mereka dll. Kini produk yang sama menampilkan iklan dengan penggambaran yang berbeda: pemuda yang berdiri di bus kota, tukang becak, remaja mandi di kali dll. Pendeknya, makin merakyat. Sayang, tren penghayatan Kerajaan Allah justru berkembang terbalik. Awalnya adalah seperti yang Yesus gambarkan. Tampang Kerajaan Allah adalah tampang seorang janda miskin, kemalu-maluan menghampiri peti persembahan karena minder dengan jumlah persembahan yang ia bawa (ayat 41-44). Tampang merakyat. Yang dihargai adalah pengorbanan sang janda, yang walaupun nilai nominalnya kecil, tetapi lebih besar dari yang lain karena itu adalah seluruh nafkahnya. Tampang Kerajaan Allah, demikian Yesus, bukanlah tampang rohaniwan dan eksklusif dari para ahli Taurat. Bukan wajah-wajah yang fasih menuntut penghormatan. Bukan wajah mereka yang sangat fasih berdoa tetapi juga fasih menangguk keuntungan dari orang-orang kecil. Di Indonesia, wajah kekristenan makin kurang menunjukkan kesan merakyat. Bagi banyak orang di luar kekristenan, kata "gereja" lebih kena disandingkan dengan gambaran tempat ibadah yang fully air conditioned, parkiran mobil-mobil mewah di halaman gereja, galadinner penggalangan dana, dll. Megah, terhormat, dan menuntut penghormatan. Perintah Kristus jelas, kita dipanggil untuk meneladani sang janda miskin, bukan para ahli Taurat. Renungkan: Panggilan seorang murid Kristus adalah memberikan seluruh hidupnya bagi Tuhan, bukan menjadi "murid yang terhormat." |
(0.21699553225806) | (Kis 17:16) |
(sh: Hati-hati dengan dialog antar agama (Senin, 19 Juni 2000)) Hati-hati dengan dialog antar agamaHati-hati dengan dialog antar agama. Dialog antar umat beragama semakin marak di Indonesia, karena karakter masyarakat Indonesia yang sedemikian pluralis, suasana keterbukaan yang begitu semarak, dan HAM yang mulai dihargai oleh masyarakat kita. Dialog ini memang efektif untuk mencegah terjadinya gesekan-gesekan antar umat beragama. Sehingga diharapkan terciptanya suasana aman, tenteram, dan kondusif (mendukung). Namun Kristen harus tetap memandang bahwa dialog hanyalah salah satu metode pendekatan untuk menciptakan suasana yang kondusif bagi penyampaian berita keselamatan. Paulus, ketika berada di tengah-tengah masyarakat yang begitu pluralis (kota Atena), juga mengadakan dialog dengan penduduk setempat yang menganut berbagai agama (17-20). Paulus berhasil menciptakan suasana yang kondusif sehingga orang-orang Atena yang haus akan pengajaran dan senang berdialog (21), menjadi terbuka terhadap apa yang Paulus beritakan (19-20). Paulus berhasil membuktikan metode dialog yang efektif (34). Apa kuncinya untuk sukses berdialog? Selain kekuatan Roh yang menyertai dia, ada kekuatan-kekuatan lain yang dimiliki oleh Paulus. Pertama, Paulus memiliki pemahaman Injil yang utuh, mengungkapkan siapakah Allah dengan segala kepenuhan-Nya. Ia menjabarkan bahwa seluruh alam semesta dan sejarah manusia berpusat kepada Allah (26-28). Ia juga menyatakan bahwa seluruh umat manusia sudah mengenal semua itu melalui alam dan wahyu umum (28). Kemudian Paulus menyatakan siapakah Yesus (31). Injil yang disampaikan bukan kacangan karena di dalamnya terkandung berbagai perspektif yang terintergrasi: Yesus yang dintergrasikan dengan doktrin Allah, salib diintegrasikan dengan ciptaan, dan keselamatan dengan penghakiman. Kedua, Paulus memiliki kekuatan dan kedalaman motivasi. Ini bermula dari perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat sekitar (16) yang memukul perasaan dan emosinya (16). Paulus mempunyai kecemburuan Ilahi dan rindu nama-Nya selalu dikuduskan. Baru kemudian ia berdialog (17). Renungkan: Apakah aku mempunyai pemahaman Injil seperti Paulus? Apakah aku terprovokasi ketika melihat rumah-rumah ibadah agama-agama lain? Bila jawabannya 'ya', Anda siap untuk berdialog. Bila jawabannya 'tidak', Anda siap untuk masuk pelatihan Allah. |
(0.18599617741935) | (Mzm 23:1) |
(full: TUHAN.
) Nas : Mazm 23:1-6 Mazmur ini, yang bersumber dalam pikiran Tuhan dan diilhamkan oleh Roh Kudus, mengungkapkan perhatian dan pemeliharaan-Nya yang tekun atas mereka yang mengikut Dia. Mereka merupakan sasaran kasih ilahi yang sangat dihargai-Nya. Dia mempedulikan masing-masing mereka sebagaimana seorang ayah mempedulikan anak-anaknya dan seorang gembala domba-dombanya. |
(0.18599617741935) | (Mal 2:17) |
(sh: Meragukan Allah. (Minggu, 13 Desember 1998)) Meragukan Allah.Meragukan Allah. Menyangkal Tuhan. Bangsa Israel pada zaman nabi Maleakhi dan Kristen zaman ini, pasti yakin telah menyembah Allah yang benar. Tetapi selalu ada bahaya terjadinya penyimpangan. Misalnya, mengkondisikan Tuhan sesuai selera kita. Akibatnya, semua perbuatan salah dibenarkan! Kristen telah dibebaskan dari gelap menuju terang, dari buta total menjadi dapat melihat. Allah membuat perubahan radikal dalam diri manusia. Tetapi jika firman Tuhan tidak lagi dihargai otoritasnya, atau tidak lagi menjadi prioritas dalam proses pengambilan keputusan, maka kebenaran pun menjadi kabur, kebaikan Tuhan diragukan. Tuhan yang benar. Tuhan tidak membeda-bedakan dosa. Dari yang bersifat spiritual (sihir dan sejenisnya), yang bersifat pribadi (zinah), maupun dosa mempermainkan keadilan, menindas yang lemah, dlsb. Artinya, Tuhan tidak pernah menekankan pengecaman hanya kepada salah satu dosa saja. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membuat perjanjian -- yang merangkul manusia dengan kasih yang tidak patut mereka terima; Tuhan yang dahsyat; Tuhan yang bertindak untuk meneguhkan keadilan; Tuhan yang tidak langsung menghancurkan, tetapi berkarya memurnikan iman yang seringkali melalui penderitaan (1Ptr. 5, 6); Tuhan, sumber Pengharapan. Mereka yang telah jatuh jauh pun seperti Petrus, diubah secara radikal sehingga hidupnya dimampukan menyenangkan hati Tuhan daripada menyusahkan (ayat 2:17; 3:4); Tuhan menuntut agar manusia hidup sesuai dengan hukum kasih dan akan menghakimi mereka yang tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, antara lain mereka seperti pemfitnah, pemeras tenaga pekerja dengan upah rendah, berlaku tidak adil dan tidak peduli terhadap orang lemah. Renungkan: Sang Pemurni dosa yang dijanjikan itu telah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dia datang untuk menangani permasalahan dosa yang telah merasuk dalam seluruh keberadaan hidup orang percaya. Doa: Jernihkanlah pemahaman kami mengenai Engkau, ya Tuhan semesta alam dan bantulah kami bersikap hormat dan penuh penghargaan kepada-Mu. |