(0.17446195061728) | (Kel 13:17) |
(sh: Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang? (Senin, 18 April 2005)) Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?Dulu tiang awan dan tiap api, sekarang?
Tuhan memimpin bangsa Israel melalui padang gurun bukan semata-mata untuk menghindari peperangan di awal perjalanan yang dapat menyebabkan Israel menyesal ke luar dari Mesir lalu berniat untuk kembali ke sana (ayat 17b). Tuhan berkehendak melatih iman mereka untuk menerima kepemimpinan-Nya. Iman itu sudah ditunjukkan dengan kesediaan mereka keluar dari Mesir sambil membawa serta tulang-tulang Yusuf, nenek moyang mereka, agar dikuburkan di tanah perjanjian (ayat 19; Kej. 50:24-25). Jadi, mereka sudah memercayai janji Allah. Sekarang mereka belajar memercayai cara Allah memimpin mereka. Apakah cara Allah itu? Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan dengan jelas menyatakan pimpinan-Nya dengan berjalan di depan bangsa Israel. Pada siang hari Tuhan memimpin dalam tiang awan dan dalam tiang api untuk menerangi mereka pada malam hari (ayat 21-22). Pimpinan Tuhan ini tidak hanya dinyatakan pada awal perjalanan mereka, tetapi secara konsisten Tuhan memimpin langkah-langkah mereka menuju ke Tanah Kanaan. Hari ini Tuhan memimpin Gereja dalam perjalanan mengarungi padang gurun dunia ini. Tuhan memimpin orang Kristen bukan melalui tiang awan atau tiang api, namun melalui firman Tuhan. Alkitab adalah firman Tuhan. PeMazmur menulis "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku (Maz. 119:105). Oleh karena itu untuk mengetahui pimpinan Tuhan dalam hidup Anda, baca dan pelajari Alkitab. Renungkan: Pimpinan Tuhan jelas dan tegas, nyata dalam firman-Nya. Itu sebabnya anak-anak Tuhan harus membaca dan merenungkannya. |
(0.17446195061728) | (Ul 21:15) |
(sh: Hidup disiplin! (Senin, 28 Juni 2004)) Hidup disiplin!Hidup disiplin! Kita yang hidup di Indonesia pada zaman pascareformasi makin terbiasa dengan hidup yang tidak disiplin. KKN, pelecehan dan kekerasan menjadi makin biasa. Kita mengatasnamakan HAM untuk ketidakdisiplinan kita. Padahal kita sendiri yang tidak mau dan tidak ingin disiplin. Ketika orang Israel bersiap masuk ke tanah Perjanjian, mereka diperintahkan Allah untuk hidup disiplin. Ada tiga disiplin yang harus mereka terapkan di dalam perikop yang kita baca hari ini. Pertama, disiplin seorang ayah. Orang Israel yang mempunyai lebih dari satu istri dan memiliki anak-anak laki-laki dari istri-istrinya itu, harus berlaku adil terhadap semua anak laki-laki itu. Bila anak laki-laki sulungnya adalah berasal dari istri yang tidak dikasihinya, maka ia tidak boleh memberikan hak kesulungan itu kepada anak laki-laki dari istri yang lebih dikasihinya (ayat 15-17). Kedua, disiplin dalam mendidik anak dan ketaatan anak. Orang Israel diperintahkan untuk mendisiplin anak-anak mereka. Anak-anak diperintahkan untuk menuruti disiplin orang tuanya (ayat 18-21). Apabila mereka tidak mendengarkan orang tuanya, maka ada hukuman yang lebih fatal, yaitu rajam. Ketiga, orang Israel dituntut untuk disiplin di dalam menghukum kejahatan yang sepadan dengan hukuman mati. Orang yang dihukum ini akan digantung di sebuah pohon dan harus dikuburkan sesuai dengan hukum yang berlaku. Banyak aplikasi yang kita bisa pelajari dari firman untuk orang Israel ini. Kita diajak untuk lebih disiplin di dalam hidup kita, menghargai firman Tuhan yang mendisiplinkan diri kita agar hidup kita teratur. Paulus di 1 Korintus 14:40 mengajarkan agar kehidupan Kristen dapat menjadi teratur. Keteraturan melambangkan hidup yang sesuai dengan ajaran firman Tuhan. Renungkan: Biarlah hidup kita mulai sekarang menjadi hidup yang teratur, sesuai dengan rencana dan kehendak Allah yang tersusun rapi untuk kita semua. |
(0.17446195061728) | (2Raj 2:15) |
(sh: Peneguhan hamba Tuhan (Selasa, 3 Mei 2005)) Peneguhan hamba TuhanPeneguhan hamba Tuhan
Nabi Elia sudah terangkat ke surga. Elisa sudah ditetapkan menjadi nabi penggantinya. Semua itu adalah penetapan Allah yang berdaulat dan berhikmat. Namun, para pengikut Nabi Elia belum melihat hal itu. Itulah sebabnya, mereka pun berniat mencarinya. Mereka memuja Nabi Elia dan menganggapnya sebagai nabi besar yang tidak tergantikan. Maka, Elia harus ditemukan agar dapat dikuburkan di Israel. Dengan berbuat demikian berarti mereka meragukan pernyataan Tuhan yang telah mengangkat Nabi Elia ke surga (ayat 11,16-18). Dua peristiwa yang dicatat di perikop hari ini menjadi peneguhan akan kenabian Elisa. Pertama, kuasa dan kasih Allah yang ada pada Elia kini ditunjukkan oleh Elisa. Sebagaimana Elia dulu peduli kepada janda di Sarfat akan bahaya kelaparan yang dialaminya, demikian pun sekarang Elisa peduli kepada rakyat biasa yang mengalami kesulitan hidup sehari-hari (ayat 19-22). Kedua, Tuhan sendiri menyatakan peneguhan-Nya terhadap Elisa dengan menghajar orang-orang yang meragukan bahkan menghina hamba-Nya (ayat 23-25). Orang-orang di sini bukan anak kecil melainkan pemuda-pemuda (bhs. Ibr. naar) yang sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bukti seseorang adalah hamba Tuhan bukan penonjolan diri akan kehebatannya, melainkan kehadiran kuasa dan kasih Allah yang nyata di dalam dirinya. Sikap dan tutur kata yang lahir dari karakter ilahi merupakan tanda yang jelas dari orang pilihan-Nya. Renungkan: Hamba Tuhan sejati nyata dari sikap, perkataan, dan pengajarannya yang meneladani hidup Tuhan Yesus. |
(0.17446195061728) | (2Raj 22:1) |
(sh: Yosia, hidup benar di mata Tuhan (Rabu, 13 Juli 2005)) Yosia, hidup benar di mata TuhanYosia, hidup benar di mata Tuhan Sulit hidup benar di tengah-tengah kejahatan dan kenajisan. Kecenderungan kita adalah kompromi dengan hal-hal berdosa dan kemudian membenarkan diri sendiri dengan mengatakan, "Kalau tidak kompromi tidak mungkin sukses." Namun, hal itu tidak berlaku pada Yosia. Walau usianya baru delapan tahun dan ia besar di tengah-tengah bangsanya yang berbuat jahat, bahkan ayah dan kakeknya sendiri juga jahat, Yosia tidak ikut-ikut berbuat dosa. Catatan mengenai kehidupan dan pemerintahannya amatlah indah: "Ia melakukan apa yang benar di mata Tuhan dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri" (ayat 2). Bukan hanya menjaga diri hidup suci, ia juga mengusahakan pembaruan ibadah dan pentahiran bangsanya dengan cara memperbaiki rumah Tuhan yang sudah terbengkalai sekian lama (ayat 3-7). Oleh usahanya itu, ia dan rakyat Yehuda mendapat belas kasih Tuhan secara nyata. Pertama, Kitab Taurat ditemukan (ayat 8). Kitab Taurat itulah yang mendorong Yosia bertobat dan meminta petunjuk Allah (ayat 11-13). Kedua, Allah memberi petunjuk kepada Yosia dan rakyat Yehuda melalui nabiah Hulda (ayat 15-20). Isi petunjuk itu adalah Allah menunda penghukuman atas Yehuda pada masa pemerintahan Raja Yosia. Allah menjanjikan Yosia akan dikuburkan dalam keadaan damai dan matanya tidak akan melihat segala malapetaka yang akan menimpa Yehuda. Belas kasih Allah atas Yosia membawa dampak damai sejahtera untuk seluruh rakyat. Bila catatan sejarah hidup kita sama seperti Yosia, yaitu bertobat dari hidup berdosa dan giat membangun kehidupan ibadah yang kudus dan benar maka kehadiran kita akan menjadi berkat bagi manusia di sekitar kita. Tuhan akan memakai kita sebagai agen pembaruan bagi umat-Nya di dunia ini sehingga mereka terhindar dari murka Allah yang menghancurkan. Renungkan: Jadilah alat anugerah Allah melalui hidup yang benar di hadapan-Nya dan di hadapan sesama. |
(0.17446195061728) | (2Raj 23:31) |
(sh: Mereka memilih jalan berdosa (Jumat, 15 Juli 2005)) Mereka memilih jalan berdosaMereka memilih jalan berdosa Anugerah Tuhan selalu dicurahkan dengan melimpah kepada orang-orang yang mengasihi Dia. Setiap orang harus merespons anugerah itu dengan syukur dan ketaatan. Bila mereka menolak anugerah dan memilih hidup dalam dosa maka mereka akan menerima konsekuensinya. Yoahas dan Elyakim adalah anak-anak Raja Yosia. Mereka telah menyaksikan bagaimana salehnya ayah mereka. Mereka dapat puas menikmati Kitab Taurat. Sepanjang ayah mereka masih hidup, mereka hidup beribadah mengikut Allah nenek moyang mereka (lih. 2Taw. 34:33). Namun, setelah ayah mereka mati mereka memilih untuk hidup berdosa (2Raj. 23:32, 37). Pada masa Raja Yoahas yang jahat berkuasa, Allah mulai menghukum Yehuda dengan menyerahkan bangsa itu ke tangan Firaun Nekho (ayat 33). Nekho memecat Raja Yoahas dan mengangkat Elyakim (Yoyakim) sebagai raja Yehuda (ayat 34). Raja Yoyakim ternyata sama jahat dengan Yoahas. Tuhan menghukum Yehuda melalui Nebukadnezar, raja Babel dan gerombolan penyamun dari bangsa Kasdim, Aram, Moab, dan Amon (ayat 24:1-2). Raja Yoyakim sendiri tidak luput dari penderitaan. Raja Nebukadnezar membelenggunya dengan rantai tembaga dan membawanya ke Babel. Kematiannya mengerikan. Ia diseret dan dilemparkan keluar dari pintu gerbang Yerusalem, lalu dikuburkan dengan tidak hormat dan tidak ada yang meratapi kematiannya (lih. Yer 22:18-19). Berbagai hukuman ini adil karena dosa-dosa yang telah dilakukan Yehuda pada masa lampau dan yang terulang pada masa Yoahas dan Yoyakim (2Raj. 24:3-4). Tuhan membenci dosa. Dia tidak kompromi terhadap orang yang berdosa. Namun, dalam kasih dan kesabaran-Nya Tuhan selalu menegur dan mengingatkan kita agar bertobat. Kita bebas memilih untuk mendengar teguran Tuhan dan berbalik kepada-Nya atau mengeraskan hati dengan akibat menghadapi hukuman Tuhan. Camkan: Jangan salah pilih! Jalan berdosa ujungnya maut. |
(0.17446195061728) | (Yeh 32:17) |
(sh: Kuburan masal (Senin, 24 September 2001)) Kuburan masalKuburan masal. Ratapan bagian kedua dari pasal ini merupakan kelanjutan dari bagian pertama yang mendaftarkan khalayak ramai yang turut dikuburkan bersama-sama dengan Firaun (ayat 16-18). Allah mempertanyakan keberadaan mereka yang tidak ada apa-apanya di tengah-tengah umat-Nya. Sebuah kuburan masal menampung baik orang- orang yang gagah perkasa maupun rakyat jelata di dalam liang kubur yang sama (ayat 20-21). Di kuburan itu juga berisi mayat Asyur dengan segenap sekutunya (ayat 23). Elam dengan dengan rakyatnya (ayat 24-25). Mesekh dan Tubal dengan rakyatnya yang banyak (ayat 26-27). Edom dengan para pembesarnya (ayat 29). Para pemimpin utara dan Sidon pun ada di sana (ayat 30). Firaun akan melihat mereka semua dan ia akan merasa terhibur dengan nasib khalayak ramai yang mengikutinya. Dengan demikian, peristiwa ini akan menimbulkan ketakutan di dunia orang-orang hidup (ayat 31-32). Gambaran mengenai kuburan masal di Mesir ini merupakan peringatan bagi orang-orang yang meninggikan dirinya; yang mengandalkan kekuatan ototnya untuk berperang; yang mengandalkan kekayaan, keindahan, dan semarak diri untuk menyandarkan hidup. Pemaparan hukuman Allah dengan aneka dimensi termasuk gambaran hukuman yang dahsyat ini, adalah untuk menunjukkan betapa Ia muak melihat manusia yang melupakan identitas dirinya. Bila Allah sudah mengizinkan kemerosotan itu menjadi pelajaran hidup bagi seseorang atau sekelompok orang maka tidak ada seorang pun yang sanggup membangunkannya kembali, sampai Tuhan memulihkannya. Kuburan masal yang tersedia bagi manusia yang lebih membanggakan dirinya dibandingkan dengan Tuhan bisa termanifestasi di dalam banyak hal. Mungkin bisa berupa kebutaan konsep pikir yang jernih hingga akhirnya rasio manusia menjadi mati. Bisa juga berupa salah menambatkan sauh harapan diri hingga mengakibatkan karamnya mental, kerohanian, dan kepribadian manusia. Renungkan: Adalah sungguh mengerikan bila Allah yang sabar terus bersuara untuk membongkar kebusukan hati manusia namun manusia tidak berespons sebagaimana mestinya, sampai Tuhan harus menyediakan kuburan masal fisik, kuburan masal prinsip yang menyesatkan, kuburan masal harapan berbau kamuflase yang membinasakan. PENGANTAR KITAB TITUS ===================== Penulis, waktu, dan tempat penulisan. ------------------------------------- Surat Titus ditulis oleh Paulus ketika ia berada di Makedonia dalam perjalanan misinya ke-4 (Tit. 3:12). Surat ini ditulis tahun 62-64 M setelah pemenjaraannya, seperti yang dicatat dalam Kisah Para Rasul 28. Siapakah Titus? --------------- Titus adalah buah penginjilan Paulus yang berkebangsaan non-Yahudi (ayat 1:4). Tidak banyak informasi tentang dirinya sebab Kisah Para Rasul tidak pernah menyebutnya. Paulus membawanya ke Yerusalem pada awal misinya dimana ketika itu ia menolak untuk menyunatkan Titus (Gal. 2:1-3). Ia adalah seorang kawan sekerja yang dapat dipercayai, karena itu Paulus berani mempercayakan kepadanya masalah-masalah yang rumit seperti yang terjadi di Korintus (ayat 2Kor. 2:13; 7:6, 13, 14; 8:6, 16, 23; 12:18). Kemudian Titus diutus untuk menjadi wakil Paulus di pulau Kreta (Tit. 1:5) dan di propinsi Dalmatia (ayat 2Tim. 4:10). Tujuan Penulisan ---------------- Titus masih tinggal di Kreta untuk melanjutkan pelayanan (ayat 1:5), karena dorongan Paulus. Secara khusus Paulus ingin supaya Titus menata organisasi gereja (ayat 1:5-9), mengatasi guru-guru palsu (ayat 1:10-14; 3:9-11) dan memberikan pengajaran yang sehat dibarengi dengan tingkah laku yang benar (ayat 2:1-3:8). Paulus juga meminta Titus segera menemui Paulus di Nikopolis setelah penggantinya datang (ayat 3:12). Tema-tema utama --------------- * Organisasi gereja di abad awal dapat dipahami dalam surat ini, demikian pula deskripsi tentang kualifikasi seorang penatua dan penilik jemaat (ayat 1:6-9).
* Surat Titus menekankan pentingnya pengajaran yang sehat (ayat * Kepedulian Paulus tentang ajaran yang sehat juga diimbangi dengan penekanan tingkah laku Kristen yang benar. Bagi Paulus ajaran yang sehat dan tingkah laku yang benar tidak dapat dipisahkan. |
(0.17446195061728) | (Mat 8:18) |
(sh: Setia belum tentu percaya, betulkah? (Minggu, 21 Januari 2001)) Setia belum tentu percaya, betulkah?Setia belum tentu percaya, betulkah? Mukjizat penyembuhan yang dilakukan Yesus menarik orang banyak menjadi pengikut-Nya. Namun kerinduan 2 orang yang ingin mengikuti Yesus dan reaksi murid- murid-Nya ketika mereka diserang angin ribut, mengajarkan kepada kita bahwa pengikut Kristus adalah orang-orang yang setia kepada-Nya dan berani menembus badai bersama-Nya. Seorang ahli Taurat menyatakan keinginannya mengikut Yesus kemana pun Ia pergi. Ketika Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya, ia mengurungkan niatnya, sebab ia tidak rela hidup seperti Yesus dimana pengharapannya tidak terletak pada apa yang diberikan dunia. Kedua, pemuda yang mohon izin terlebih dahulu untuk menguburkan ayahnya, baru mengikut-Nya. Dalam ajaran Yudaisme, jenazah dikuburkan pada hari kematian. Pemuda ini ingin menunaikan kewajibannya untuk tinggal bersama ayahnya hingga ayahnya meninggal. Yesus mengajarkan bahwa kesetiaannya kepada orang-tua tidak boleh melebihi kesetiaannya kepada Yesus. Pengajaran ini juga ditujukan kepada kita. Allah sudah memberkati kita, namun baik harta maupun hubungan yang kita miliki dengan sesama tidak boleh menjadi lebih penting dibandingkan melayani- Nya. Murid-murid-Nya tetap menjadi pengikut-Nya walau telah mendengar tuntutan kesetiaan penuh itu. Namun ketika mereka sedang di dalam perahu bersama Yesus diserang ombak dan badai besar, mereka menjadi takut. Mereka melihat bahwa kekuatan alam lebih besar daripada Yesus, maka mereka berteriak: "Kita binasa" yang berarti Yesus pun akan ditelan alam. Yesus marah melihat ketakutan mereka. Renungkan: Kesetiaan kita harus dibuktikan pula dengan keberanian dan ketegaran ketika serangan dan ancaman yang melebihi kekuatan kita akan melumat kita. Bacaan untuk Minggu Epifania 3 Lagu: Kidung Jemaat 446 PA 3 Matius 6:19-34 Hidup di Indonesia setelah tahun 1998 adalah hidup yang penuh kekuatiran. Kekuatiran mulai dari hal keselamatan hingga ekonomi. Berita tentang demonstrasi, tawuran, hingga peledakan gedung hampir selalu mengisi media massa. Belum lagi berita kenaikan harga BBM, listrik, gas, dan sembako. Semuanya itu membuat orang selalu kuatir tidak terkecuali Kristen. Haruskah Kristen juga hidup dalam kekuatiran? Apakah kuatir itu? Bagaimana menghentikan kekuatiran? Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Apa yang harus murid-murid Yesus lakukan (ayat 19-20)? Apa seharusnya pandangan kita tentang nilai harta di bumi dan harta di surga (ayat 19)? Jika demikian, apakah Yesus melarang Kristen bekerja dan mencari untung? Jelaskan! Apa makna mengumpulkan harta di surga? Mengapa penilaian tentang harta sangat penting (ayat 21)? 2. Apa fungsi mata bagi manusia? Bagaimana jika manusia berjalan dengan fokus penglihatan bercabang? Demikian pula apa yang akan terjadi dengan hidup kita jika fokus kita bercabang dua antara harta di bumi dan harta di surga (ayat 21-22)? 3. Bagaimana seharusnya pengabdian kita kepada Allah (ayat 24)? Mengapa tidak dapat mengabdi kepada keduanya? Beri contoh! 4. Berdasarkan kebenaran dari pertanyaan no 3, mengapa kita dilarang kuatir (ayat 25)? Apa yang terkandung dalam pengertian kuatir? Dalam ayat ini Yesus mengajarkan tentang sikap yang tidak terfokus kepada harta. Setujukah Anda? Jelaskan! 5. Apa yang diajarkan oleh Yesus tentang percaya kepada Allah (ayat 26, 28-30) dan tentang kesia-siaan kekuatiran (ayat 27)? Jika demikian, bagaimana seharusnya sikap kita dalam menjalani hidup (ayat 31)? 6. Apa prioritas utama murid-murid-Nya (ayat 33)? Kata 'dahulu', apakah berarti yang pertama atau yang paling penting? Jelaskan! Apa yang dimaksud dengan Kerajaan Allah? Apa yang akan ditambahkan kemudian? Selain jangan kuatir, prinsip apa lagi yang ingin diajarkan oleh Yesus dalam ayat 34? 7. Saat ini apakah yang menjadi kekuatiran Anda? Bagaimanakah kebenaran di atas menolong Anda untuk berhenti kuatir? Apa yang harus Anda cari dahulu atau prioritaskan dalam kehidupan Anda? |
(0.17446195061728) | (Mat 27:57) |
(sh: Mati pun dikuatirkan (Sabtu, 14 April 2001)) Mati pun dikuatirkanMati pun dikuatirkan. Kematian telah mengakhiri penderitaan Yesus di dunia. Siapa yang bertanggungjawab terhadap tubuh kaku Yesus? Apakah akan tetap tergantung di kayu salib hingga akhirnya hancur membusuk? Menurut hukum pemerintahan Roma, seorang penjahat yang mati di kayu salib akan terus dibiarkan hingga tubuhnya membusuk. Hal itu pun mungkin akan diberlakukan bagi tubuh Yesus seandainya Pilatus tidak mengizinkan Yusuf dari Arimatea, seorang Yahudi yang kaya, meminta tubuh Yesus untuk dikuburkan secara layak. Yusuf membungkus tubuh Yesus dengan kain kafan, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur miliknya sendiri. Saat itu hanya orang-orang kaya saja yang memiliki kubur. Dengan demikian genaplah nubuat nabi Yesaya dalam Yes. 53:9, "Orang menempatkan kubur-Nya di antara orang fasik, tetapi dalam mati-Nya Dia bersama dengan seorang kaya" Namun pada saat yang sama, para pemimpin orang Yahudi mengingat tentang perkataan Yesus bahwa sesudah tiga hari, Ia akan bangkit. Mereka menjadi kuatir dan takut. Karena itu mereka memohon kepada pemerintah agar mengirimkan penjaga untuk menjaga kubur Yesus. Bila kita mengikuti pemahaman-pemahaman yang mereka perdebatkan bersama Yesus, dalam masa-masa pelayanan- Nya, khususnya tentang kebangkitan-Nya, mereka seolah tidak peduli. Tapi setelah Yesus mati mereka malah kuatir jika perkataan Yesus itu terbukti. Kekuatiran para imam sebenarnya menunjukkan bahwa mereka mengimani perkataan Yesus. Memang sulit untuk menerima fakta apalagi mengimani pemahaman yang selama ini justru ditentang kebenarannya. Kekuatiran seperti ini juga dimiliki oleh orang-orang yang membenci Kristen. Mereka kuatir bila kebenaran tentang Yesus Kristus pada akhirnya dapat mempengaruhi dan membuat mereka percaya. Akibatnya cara apa pun, yang dianggap dapat menghambat dan mematikan akan dilakukan. Apakah dengan cara tersebut mereka berhasil mengatasi kekuatiran mereka? Renungkan: Bila orang yang tidak percaya mengkuatirkan kebenaran Yesus mampu mengubah keyakinan mereka sehingga menjadi percaya kepada-Nya, mengapa Kristen harus kuatir akan keyakinannya kepada Tuhan Yesus? Bukankah yang Kristen imani adalah sesuatu yang benar yang berasal dari Allah sendiri? |
(0.17446195061728) | (Mat 28:1) |
(sh: Hentikan ratapan, bersukacitalah! (Minggu, 15 April 2001)) Hentikan ratapan, bersukacitalah!Hentikan ratapan, bersukacitalah! Sekitar 36 jam setelah kematian Yesus, para wanita datang ke tempat Yesus dikuburkan. Tujuannya ingin merempah-rempahi tubuh Yesus. Tentu saja suasana sedih dan duka masih menyelimuti hati mereka karena kehilangan orang yang mereka kasihi. Namun mereka dikejutkan dengan peristiwa gempa bumi yang hebat. Malaikat Tuhan nampak menggulingkan batu penutup lubang kubur lalu duduk di atasnya. Peristiwa dahsyat itu ternyata tidak hanya mengejutkan mereka tetapi juga para penjaga kubur Yesus. Keterkejutan itu membuat mereka seperti orang-orang mati. Malaikat memberitakan bahwa Kristus sudah bangkit! Ia pun memerintahkan kepada para wanita untuk segera menyampaikan berita tersebut kepada para murid. Allah membangkitkan Yesus dari kematian. Kebangkitan Kristus menjawab banyak hal. Pertama, kebangkitan Kristus merupakan perwujudan dan penggenapan rencana agung Allah. Kedua, pembuktian kebenaran cerita yang telah disampaikan-Nya bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga. Ketiga, menjawab kekuatiran dan membungkam kesombongan para imam. Keempat, kebangkitan Yesus merupakan kemenangan terdahsyat dimana Ia keluar sebagai Pemenang melawan maut. Kemenangan yang mengubah hubungan manusia dengan Allah yang sempat terputus karena dosa manusia. Hari ini Kristen merayakan kemenangan akbar sepanjang sejarah dunia. Peristiwa kebangkitan yang telah menyejarah dan menjadi dasar iman gereja Tuhan. Renungkan: Jangan takut menyaksikan iman kita. Karena yang kita miliki adalah iman yang hidup. Bukan iman isapan jempol atau dongeng seribu satu malam. Bersukacitalah karena kebangkitan-Nya membuat maut tidak mampu menahan kebesaran dan kemahakuasaan Allah mewujudkan rencana agung-Nya bagi seluruh umat manusia. Bacaan untuk Hari Paskah 1 Lagu: Kidung Jemaat 341 |
(0.17446195061728) | (Mrk 15:42) |
(sh: Penguburan Yesus (Sabtu, 19 April 2003)) Penguburan YesusPenguburan Yesus. Kematian Yesus bukan cerita fiktif, tetapi kematian yang sungguh-sungguh terjadi, yang tidak bisa dibantah. Kematian Yesus dibuktikan dengan dikabulkannya permintaan Yusuf, orang Arimatea itu untuk mengambil dan menguburkan jenazah Yesus. Siapakah Yusuf orang Arimatea? Informasi mengenai orang ini, terlalu sedikit. Alkitab hanya mengatakan bahwa pertama, ia adalah seorang anggota Majelis Besar yakni anggota Sanhedrin -- ini berarti bahwa ia adalah seorang pemimpin agama Yahudi. Kedua, dikatakan bahwa ia "juga menanti-nantikan Kerajaan Allah" (ayat 43). Informasi ini menunjukkan walaupun Yusuf seorang anggota Majelis Besar yang turut memutuskan hukuman mati bagi Yesus, adalah seorang yang secara sembunyi-sembunyi mengikut Yesus dan menerima pengajaran-Nya. Tidak ada informasi yang menjelaskan kapan ia menjadi pengikut Yesus, namun yang jelas adalah bahwa kematian Yesus memunculkan iman yang tersembunyi ke permukaan. Iman yang memberanikan dirinya menghadap wakil pemerintah Romawi agar diperbolehkan membawa jenasah Yesus untuk dikuburkan. Ketika kemuridan para murid Yesus telah suram dan lari meninggalkan Gurunya, justru ada tampil sebagai seorang murid sejati yang mengapani jenazah Yesus dan menguburkan-Nya. Peran Yusuf ini memberikan gambaran kepada kita bahwa menjadi murid Yesus tidak hanya di saat senang, aman dan damai, sebagaimana yang terjadi pada murid-murid Yesus. Kemuridan seorang murid mestinya juga tetap ditampilkan pada saat-saat yang sulit dan menyedihkan. Sebab dalam situasi yang demikianlah kemuridan kita sebagai pengikut Yesus diuji. Renungkan: Dalam keadaan aman dan damai mungkin setiap orang Kristen bisa berkata: "saya adalah murid Yesus!" Tetapi apakah kemuridan itu tetap dipertahankan ketika berada dalam situasi kritis? |
(0.17446195061728) | (1Kor 15:1) |
(sh: Inti pemberitaan Injil (Selasa, 30 September 2003)) Inti pemberitaan InjilInti pemberitaan Injil. Paulus menganggap penting untuk mengingatkan kembali jemaat Korintus akan Injil yang telah diberitakannya. Jemaat Korintus telah menerima Injil dan hidup di dalamnya. Karena itu tak dapat disangkal bahwa jemaat Korintus telah menerima keselamatan (ayat 1). Namun ada catatan penting yang bukan hanya harus selalu diingat dan dipegang tetapi juga ditambahkan kepada pengetahuan mereka tentang injil (ayat 2).
Pertama, Injil harus dipahami sebagai suatu kesatuan berita tentang
kelahiran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Paulus
menekankan bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah rangkaian
peristiwa yang menjadi inti Injil. Ia mati karena dosa-dosa
manusia, dikuburkan dan dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai
Kitab Suci (ayat 3,4; bdk. Yes. 53:4-6,8,11-12; Hos. 6:2; Kedua, Injil harus menjadi motivasi pembawa berita. Paulus telah dipilih sebagai saksi kebangkitan Yesus dan dipanggil menjadi rasul -- meskipun ia menganggap dirinya rasul yang paling hina karena ia menganiaya jemaat Allah (ayat 9). Namun, ia menganggap kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadanya, yaitu Injil keselamatan menjadi motivasi kuat untuk bekerja lebih keras dari rasul yang lain (ayat 10-11). Hendaknya gereja tidak melupakan fondasi yang mengokohkannya yaitu Injil Yesus Kristus karena gereja ada karena pemberitaan Injil disambut dalam iman. Bila hal yang sangat penting ini dilupakan, gereja dan kehidupan Kristen kita terancam bahaya. Renungkan: Oleh Injil kita diselamatkan. Oleh Injil kita mengetahui bahwa kematian dan kebangkitan-Nya telah melepaskan kita dari kuasa dosa dan dari murka Allah. |
(0.14953880987654) | (1Raj 13:11) |
(sh: Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah (Senin, 21 Februari 2000)) Paradoks dalam kematian tragis abdi AllahParadoks dalam kematian tragis abdi Allah. Tragedi yang menimpa abdi Allah dari Yehuda ini paling tidak akan mengundang dua pemahaman yang agak sumbang yaitu, pertama bahwa Allah tidak adil. Dosa abdi itu dianggap relatif kecil bila dibandingkan dengan dosa Yerobeam, tetapi mengapa harus dihukum tanpa peringatan terlebih dahulu? Pemahaman kedua adalah bahwa abdi Allah ini memang "bernasib" naas karena sudah menahan lapar, berhasil menolak godaan yang besar, tetap harus kalah karena kebohongan dan makan malam yang sebetulnya memang ia butuhkan. Namun itu semua adalah pemahaman yang tidak komprehensif dan tidak berdasarkan persepsi Allah. Sang abdi Allah memang menerima hukuman yang tragis karena ketidaktaatannya, yaitu mati diterkam singa dan mayatnya dicampakkan di jalan untuk beberapa lama. Itu adalah sebuah kematian yang sangat hina bagi siapa saja. Walau demikian, di balik kematian tragisnya terkandung berita penghakiman bagi orang yang menerima anugerah karena bertobat dan orang yang akan tetap menerima hukuman Allah karena tidak mau meresponi secara benar panggilan pertobatan Allah (ayat 33-34). Nabi tua itu, walaupun tidak dikatakan secara eksplisit, melihat bahwa abdi Allah itu benar dan ia ingin seperti dia. Buktinya ia ingin dikuburkan bersama abdi Allah itu. Dengan kata lain, kematian abdi Allah itu membawa berkat bagi nabi tua itu. Sebaliknya, bagi Yerobeam kematian abdi Allah itu memukul genderang kematian bagi Yerobeam dan keluarganya. Yerobeam tidak bertobat, malah semakin berbuat dosa. Itulah paradoks kematian tragis abdi Allah itu. Di satu sisi, kematian itu seakan-akan sia-sia dan hina, di sisi lain mengandung nilai mulia karena dipergunakan Allah bagi kepentingan umat lainnya. Dengan demikian, kita tidak bisa menghakimi seseorang karena penderitaan atau hukuman yang harus dialami. Semua peristiwa yang menimpa kehidupan anak-Nya harus ditempatkan pada misi keselamatan Allah bagi manusia secara menyeluruh. Renungkan: Lihatlah setiap peristiwa kegagalan dan keberhasilan di dalam kehidupan Anda dan orang lain dalam perspektif bahwa Allah mampu mempergunakannya untuk mendatangkan berkat bagi orang lain dan menegaskan penghakiman bagi mereka yang memang bersalah. Tugas kita adalah menegurnya dan bukan menghakiminya. |
(0.14953880987654) | (Mat 26:1) |
(sh: Jalan derita mulai ditempuh oleh Yesus (Kamis, 5 April 2001)) Jalan derita mulai ditempuh oleh YesusJalan derita mulai ditempuh oleh Yesus. Pada 2 pasal sebelumnya, Tuhan Yesus mengajarkan melalui perumpamaan dan penjelasan tentang apa yang terjadi kelak bila Ia datang kembali dalam kemuliaan- Nya. Ia akan memutuskan dengan adil dan memberikan hidup kekal kepada yang setia. Agar hidup kekal dapat dikaruniakan kepada murid-murid-Nya, Ia harus menjalani penderitaan. Mulai pasal ini Matius memaparkan penderitaan-penderitaan yang dialami oleh Yesus dan berakhir dengan kemenangan-Nya. Pasal 26 diawali dengan oposisi yang harus dihadapi oleh Yesus dari para imam kepala dan tua-tua bangsa-Nya sendiri. Oposisi mereka ini akan menggiring Yesus untuk disalibkan. Gerakan di bawah tanah ini didukung oleh Yudas Iskariot, salah seorang murid Yesus. Ia akan mencari strategi teraman untuk menyerahkan Yesus kepada musuh- Nya dengan imbalan 30 uang perak. Di antara 2 bagian yang menceritakan tentang derita Yesus, Matius menuliskan peristiwa yang sangat bertolak belakang, yaitu hadirnya seorang perempuan di rumah Simon si kusta tempat Yesus berada. Ia datang untuk mencurahkan minyak yang sangat mahal ke atas kepala Yesus. Respons tidak setuju dengan alasan pemborosan segera bermunculan dari para murid. Namun Tuhan Yesus memakai kesempatan itu untuk menggambarkan apa yang bakal terjadi pada Dia sebentar lagi, yakni kematian- Nya. Ia memuji sikap perempuan yang menghormati, menghargai, dan tahu siapa diri-Nya yang layak menerima hormat dan pujaan. Apa yang dilakukan perempuan itu adalah yang terbaik dan termahal bagi yang Termulia dalam hidupnya. Dari apa yang diperbuatnya memperlihatkan bahwa Anak Manusia yang sebentar lagi akan mengalami penderitaan dan mati dikuburkan memang layak menerima penghormatan yang diwakili oleh perempuan tersebut. Matius menunjukkan bahwa Yesus, Anak Manusia yang mulia harus menderita demi manusia yang menolak dan membenci Dia. Ia tahu secara pasti apa yang bakal terjadi dalam perjalanan hidup-Nya 2 hari lagi saat Paskah akan dirayakan oleh bangsa Yahudi. Meskipun sebagai Anak Manusia Ia harus menderita, Ia adalah anak Allah yang mulia. Renungkan: Penderitaan Anak Manusia adalah jalan menuju kemenangan yang agung dan mulia dan kematian-Nya adalah cara untuk memberikan kehidupan kekal bagi kita yang percaya. |