Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak! Sebaliknya, kami meneguhkannya<n id="1" />.

Jadi apakah akan kita katakan<x id="t" /> tentang Abraham, bapa leluhur<x id="u" /> jasmani kita?

yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran<x id="e" /> kita dan dibangkitkan karena pembenaran<x id="f" /> kita<n id="1" />.

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?<x id="y" /> Bolehkah kita bertekun dalam dosa<n id="1" /><n id="2" />, supaya semakin bertambah<x id="z" /> kasih karunia itu?

Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa<n id="1" />,<x id="a" /> bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa<n id="1" />, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia?<x id="x" /> Sekali-kali tidak!

Aku, manusia celaka<n id="1" />! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?<x id="c" />

Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita<n id="1" />,<x id="n" /> bahwa kita adalah anak-anak Allah.<x id="o" />

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,<x id="h" /> oleh Dia yang telah mengasihi<x id="i" /> kita.

bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati<n id="1" />.

seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci<x id="o" /> Esau<n id="1" />."

Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa<x id="r" /> mereka."

Dan aku tahu, bahwa jika aku datang mengunjungi kamu,<x id="s" /> aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus<n id="1" />.

Salam kepada Urbanus, teman sekerja kami dalam Kristus,<x id="p" /> dan salam kepada Stakhis, yang kukasihi.

Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini.

tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang<x id="a" /> melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa<x id="b" /> yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Tetapi jika ketidakbenaran kita menunjukkan<x id="h" /> kebenaran Allah, apakah yang akan kita katakan? Tidak adilkah Allah--aku berkata sebagai manusia<x id="i" />--jika Ia menampakkan murka-Nya?

Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya,<x id="k" /> mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?<x id="l" />

Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk<x id="k" /> oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri<x id="l" /> dan kita bermegah dalam pengharapan<x id="m" /> akan menerima kemuliaan Allah.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita,<x id="v" /> ketika kita masih berdosa.