(0.25013483333333) | (Kel 8:16) |
(sh: Kekerasan hati menghancurkan (Jumat, 8 April 2005)) Kekerasan hati menghancurkanKekerasan hati menghancurkan
Kali ini para ahli Mesir tidak mampu melakukan hal serupa. Bahkan mereka pun sadar bahwa tulah nyamuk berasal dari tangan Allah yang Mahakuasa yaitu Allah Israel. Hanya Dia, Allah yang memiliki kekuasaan atas alam semesta. Akan tetapi, setelah mereka memberitahukan hal itu kepada Firaun raja Mesir itu, ia tetap berkeras hati untuk tidak memenuhi permintaan Harun dan Musa (ayat 18-19). Hal yang sama terjadi saat Allah mendatangkan tulah keempat yaitu lalat pikat yang sangat menyengsarakan bangsa Mesir, tapi tidak dialami bangsa Israel (ayat 21,24). Allah membuat perbedaan antara bangsa Mesir dan umat-Nya. Ia mengecualikan Tanah Gosyen. Mengapa? Pertama, Ia menghukum bangsa yang menindas umat-Nya dan menyelamatkan umat-Nya dari tulah yang dirancangkan-Nya untuk bangsa Mesir. Allah melakukan ini bukan karena Ia tidak mengasihi bangsa Mesir, melainkan Ia ingin menyatakan kuasa-Nya di tengah-tengah bangsa Mesir. Kedua, Allah menghukum Mesir karena kejahatannya yang menindas bangsa Israel dan mengekang kemerdekaan umat-Nya. Meski demikian, Allah tetap berkenan mengabulkan permintaan Firaun untuk melenyapkan lalat pikat. Kesediaan Allah ini tidak berarti Ia merubah tujuan-Nya semula. Allah tetap memegang kendali walaupun Firaun mengeraskan hati. Sungguh mendatangkan sukacita besar ketika kita mengetahui bahwa Allahlah pembela umat-Nya. Jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita? (Rm. 8:31). Mari kita jadikan firman Allah ini sebagai kekuatan kita saat menghadapi musuh kita yaitu Iblis dan pihak-pihak yang menjadi sekutunya. Renungkan: Allah peduli akan kehidupan kita. Ia tidak membiarkan kita sendiri menghadapi masalah hidup ini. |
(0.25013483333333) | (Ul 6:13) |
(sh: Untuk diingat dan dilakukan dalam keluarga (Minggu, 4 Mei 2003)) Untuk diingat dan dilakukan dalam keluargaUntuk diingat dan dilakukan dalam keluarga. Orang tua Israel memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan agama bagi anak-anak mereka (ayat 20-21). Mereka harus mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Israel dan apakah yang diperintahkan- Nya bagi mereka. Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa melalui sejarah bangsa mereka, Tuhan menyatakan diri-Nya kepada Israel; [1] mereka memiliki pengalaman bersama Tuhan di saat Ia membebaskan Israel (ayat 21); [2] mereka menyaksikan penghakiman Tuhan di saat Ia mencelakakan Mesir (ayat 22); dan [3] mereka menerima janji serta rencana Tuhan dengan memiliki negeri (ayat 23). Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa Tuhan juga menyatakan diri-Nya melalui firman-Nya. Ia memberikan ketetapan-ketetapan yang kepadanya Israel harus berpegang (ayat 24). Anak-anak Israel haruslah memahami bahwa Tuhan menetapkan mereka untuk: [1] bersungguh-sungguh menjaga dan berpegang pada perintah-Nya karena melaluinya Tuhan akan memelihara mereka (ayat 17,23-24); [2] melakukan apa yang benar dan baik di mata Tuhan (ayat 18-19); serta [3] terus menceritakan kepada anak cucu mereka bagaimana Tuhan melepaskan mereka dari Mesir (ayat 20-22). Dengan demikian maka iman kepada Tuhan akan terus terpelihara dalam komunitas orang percaya. Renungkan: Mengingat perbuatan Tuhan di masa lampau serta menjalani firman- Nya merupakan hal-hal mendasar bagi kita kini juga. Bacaan Untuk Minggu Paskah 3 Kisah Para Rasul 3:12-19; 2Yohanes 3:1-7; Lukas 24:36b-48; Mazmur 4 Lagu: Kidung Jemaat 397 |
(0.25013483333333) | (Ul 7:12) |
(sh: Kasih setia dan kesucian (Selasa, 6 Mei 2003)) Kasih setia dan kesucianKasih setia dan kesucian. Masa kini gereja sebagai umat Allah sedang berada dalam tantangan yang berat. Sungguhkah Allah setia dan beserta kita? Bagaimanakah kita harus bersikap ketika menghadapi berbagai masalah berat? Ulangan 7:12-16 berisi janji-janji Tuhan terhadap Israel dengan syarat mereka mendengarkan dan setia terhadap peraturan-peraturan Tuhan. Dua aspek dari janji tersebut adalah: [1] Tuhan akan memegang perjanjian-Nya kepada Israel (ayat 12); dan [2] Tuhan akan mendatangkan kutuk bagi bangsa-bangsa yang membenci Israel (ayat 15b-16). Wujud nyata kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya dinyatakan melalui sikap-Nya yang mengasihi, memberkati dan melipatgandakan Israel (ayat 13) melebihi bangsa- bangsa lain (ayat 14-15a). Berkat-berkat ini meliputi: [1] kesuburan (ayat 13); [2] kesehatan (ayat 14-15); dan [3] kemenangan (ayat 16). Ulangan 7:17-26 mengulas tentang perlunya iman dalam bahaya perang yang akan segera mereka hadapi. Musa meyakinkan Israel untuk tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya yang takut memasuki peperangan (ayat 1:27-28). Superioritas bangsa-bangsa Kanaan tidaklah perlu menjadikan mereka panik. Jumlah Israel yang kecil bukanlah penghalang bagi Tuhan untuk memberikan kemenangan. Yang lebih berbahaya dari kekuatan musuh adalah ketakutan mereka yang lebih besar dari keyakinan akan kuasa Tuhan. Obat terbaik untuk menawarkan racun ketakutan ini adalah mengingat kembali perbuatan Tuhan memimpin Israel keluar dari Mesir (ayat 18-19). Musa mengingatkan bahwa peristiwa keluaran ini bukan hanya merupakan sejarah di masa lampau, tetapi paradigma bagi Israel, yaitu suatu cara Israel melihat realitas kesulitan. Prinsip keluaran adalah juga paradigma Allah bagi kita semua. Ia setia dan suci dan ingin agar itu menjadi pengalaman pribadi dari tiap-tiap anggota komunitas umat Allah dari generasi ke generasi. Renungkan: Kesetiaan Allah telah mendahului kesetiaan kita kepada-Nya. |
(0.25013483333333) | (Ul 19:14) |
(sh: Keadilan Tuhan (Jumat, 25 Juni 2004)) Keadilan TuhanKeadilan Tuhan. Salah satu perintah Tuhan yang sangat ditekankan di PL namun yang sering dilanggar oleh umat-Nya ialah keadilan. Perjanjian Lama sangat menekankan hal ini agar umat Tuhan berlaku adil terhadap sesamanya dan juga terhadap orang lain di sekitarnya. Hal ini kelihatannya amat sensitif di kalangan orang-orang yang hidup di Timur Tengah pada zaman PL. Kebanyakan mereka menghukum orang jahat secara berlebihan bahkan menghukum orang yang tidak berbuat jahat hanya untuk membela kepentingan mereka yang duduk di dalam jabatan-jabatan yang tinggi. Perikop hari ini mengajarkan kita bahwa Allah menghendaki agar bangsa Israel menghukum mereka yang memang seharusnya dihukum dengan hukuman yang setimpal. Keputusan harus diambil berdasarkan kesaksian lebih dari satu orang (ayat 15). Orang yang mengucapkan saksi dusta (ayat 18-19), harus dijatuhi hukuman sesuai dengan apa yang ia saksikan mengenai orang yang tidak bersalah. Allah menghendaki orang Israel untuk berlaku adil, sehingga mereka dapat menunjukkan jati dirinya sebagai umat Allah, yang berbeda dari bangsa lain. Dalam masa prapembuangan kita melihat bahwa kemunduran Israel dari Allah berjalan seiring pula dengan berbagai ketidakadilan keji. Di Indonesia di mana banyak orang menghalalkan segala cara untuk memperoleh kepentingan diri sendiri atau golongan, kita sebagai Kristen dipanggil Allah untuk berlaku adil bagi semua orang, bukan kepada orang Kristen saja, tetapi juga kepada orang nonkristen. Kita harus berani menjunjung dan membela keadilan apapun konsekuensinya. Allah menghendaki agar umat-Nya melakukan itu. Dengan berlaku adil, kita sudah mewujudkan rencana dan sifat Allah di dalam dunia ini. Renungkan: Jangan berdoa agar Tuhan memberkati bangsa kita, bila kita tidak sedia berjuang menegakkan keadilan dan mengajak orang lain memperjuangkan hal yang sama. |
(0.25013483333333) | (2Taw 13:1) |
(sh: Kemenangan karena perjanjian Allah (Selasa, 21 Mei 2002)) Kemenangan karena perjanjian AllahKemenangan karena perjanjian Allah. Yehuda yang dipimpin raja Abia jelas tidak sebanding dengan Israel yang dipimpin raja Yerobeam. Selain jumlah tentara Abia hanya separuh tentara Yerobeam, tentara Yehuda itu adalah orang “pilihan” karena keberanian, bukan pasukan elit gagah perkasa seperti yang dimiliki Israel (ayat 4). Karena itu ketika memutuskan untuk berperang, Abia tidak mengandalkan kekuatan militernya melainkan kekuatan iman.Strategi penentu kemenangan Abia atas Israel tepat bila disebut sebagai strategi iman, atau lebih tepat strategi iman kepada firman perjanjian Allah. Kata-kata yang ditujukannya kepada Yerobeam bukan saja menantang Israel untuk serius tunduk kepada firman Allah tetapi juga merupakan ungkapan keyakinan iman Abia atas kebenaran Firman Allah tersebut. Beberapa hal perlu kita cermati dari isi ucapan Abia ini. Pertama, ia mengingatkan bahwa rencana Allah yang kekal untuk Israel berlaku atas garis keturunan Daud di Yehuda dan bukan atas kerajaan utara yang berasal dari pemberontak yang melawan keturunan Daud (ayat 6-7). Perjanjian Allah atas Daud kekal sifatnya seperti yang dimeteraikan dengan perjanjian garam. Dalam Taurat Musa, perjanjian yang serius dan mengikat dilambangkan dengan upacara yang menggunakan garam (bdk. Im. 2:13; Bil. 18:19). Jadi, Abia mengklaim janji kekal Allah yaitu bahwa Israel bukan di pihak pemenang karena bukan di pihak penerima perjanjian Allah (ayat 7-9). Kedua, Abia membandingkan ketidaktaatan dan kemurtadan Israel dengan ketaatan dan kesetiaan Yehuda (ayat 9-12). Penerima perjanjian sejati bukan sekadar status tetapi penghayatan. Faktanya, Israel telah membuang tata ibadah yang diatur dalam Taurat. Hanya Yehuda yang memeliharanya dengan setia (ayat 11). Berdasarkan kenyataan itu, Abia yakin bahwa Allah beserta Yehuda dan akan menggenapi janji kekal-Nya (ayat 12). Ketika perang tak bisa dihindari lagi, Abia berseru kepada Tuhan dan Allah menjawab (ayat 18). Renungkan: Keterhisaban kita dalam perjanjian kekal Allah pasti akan berbuah dalam sikap iman yang setia dan taat serta kesungguhan berjuang seiring dengan keyakinan terhadap perjanjian tersebut. |
(0.25013483333333) | (Ayb 1:13) |
(sh: Tetap saleh (Kamis, 25 November 2004)) Tetap salehTetap saleh. Babakan berikut dalam kehidupan Ayub lebih lagi membuat kita tidak percaya bahwa ia bisa demikian. Bukan saja saleh dan takut akan Allah bisa seiring terjadi dengan menjadi kaya dan berhasil; saleh dan tetap memuliakan Allah pun bisa seiring terjadi ketika Ayub tidak lagi punya apa-apa. Padahal bila sedikit saja kesulitan muncul dalam hidup orang lain, entah sudah bagaimana reaksi mereka terhadap Tuhan? Protes, sungutan, ancaman, atau apa lagikah biasanya reaksi Anda terhadap Tuhan ketika susah menyapa Anda? Satu per satu milik Ayub dirampas Iblis darinya dengan menggunakan alat-alat seperti perampokan (ayat 14-15), kecelakaan (ayat 16), dan bencana alam (ayat 18-19). Menurut sang penutur kisah ini, malapetaka-malapetaka itu dan pelaporannya kepada Ayub tidak terjadi dalam selang waktu yang lama tetapi berturut-turut dalam waktu hampir bersamaan. Jika itu terjadi pada kita, kemungkinan besar kita akan mengalami lumpuh perasaan dan gelap pikiran. Bahkan, jika hanya oleh kesulitan kecil saja kita sudah mencak-mencak di hadapan Allah, kemalangan dahsyat seperti yang Ayub alami ini mungkin sekali akan membuat kita murtad. Betapa menakjubkan gambaran tentang reaksi Ayub dalam penderitaannya itu. Ayub tidak protes, tidak bersungut, tidak menantang Allah, tetapi mengucapkan suatu pengakuan iman dan pujian yang sangat dalam kebenarannya. "Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" (ayat 21). Bagaimana mungkin terjadi pengakuan dan pujian demikian dalam kemalangan, seandainya Ayub menganggap harta dan anak-anaknya itu adalah miliknya? Bagaimana ia dapat tetap benar merespons kemalangan andaikata ia selama ini menjalani hidup yang tidak benar? Bagaimana mungkin ia bersyukur dalam kesulitan apabila ia tidak pernah mensyukuri kebaikan Allah sepanjang hidupnya? Bagaimana semua ini mungkin bila ia tidak terus menerus belajar meninggikan Tuhan dan tahu diri di hadapan-Nya? Renungkan: Jangan kaitkan kerohanian dengan kondisi tertentu. Jadikan Allah pusat hidup entah bagaimana pun kondisi Anda. |
(0.25013483333333) | (Ayb 16:1) |
(sh: Bawalah Perkaramu kepada Allah (Jumat, 16 Oktober 2015)) Bawalah Perkaramu kepada AllahJudul: Bawalah Perkaramu kepada Allah Kesulitan hidup membuat tatanan dan prioritas kehidupan kita menjadi nyata. Ada orang yang aktif pelayanan di gereja selama puluhan tahun, tetapi ketika dia hendak membuatkan pesta pernikahan untuk anaknya di lapangan terbuka, dia tidak bisa membendung kekhawatirannya akan turun hujan, maka seorang pawang hujan pun disewa. Menjalani kehidupan religius jauh lebih mudah daripada sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan di tengah masalah yang nyata. Ayub mengalami kesulitan yang melibatkan Tuhan. Kebangkrutan total, kematian anggota keluarga, sakit pada tubuh, kejatuhan status sosial dan seterusnya. Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, bagaimana ia dapat melihat semua ini terjadi di luar pengetahuan dan izin Tuhan? Bagi banyak orang, jelas ini karma. Bagi Ayub, iman dan integritas dirinya jelas: ini semua terjadi bukan karena kesalahannya. Dalam kesulitan semacam itu, kepada siapa lagi Ayub harus mengadu? Dua pasal hari ini membawa kita kepada satu momen terobosan yang luar biasa dalam pergumulan Ayub. Masih ada satu harapan bagi Ayub: Tuhan sendiri! Orang yang percaya karma melihat bahwa Ayub pasti seorang pendosa yang belum bertobat. Dalam integritas dan imannya, Ayub mengadu kepada Tuhan agar membela dirinya. Ia membawa perkaranya kepada Tuhan (16:19-21, 17:3)! Pada bagian terakhir (17:11-16), Ayub melihat bahwa impiannya telah menguap, masa depannya kelam, dan tiga kali ia bicara tentang ketiadaan harapan (13-15).Kalau harapan itu ada, harapan itu akan ditemukan di dalam Tuhan. Betapa pun berat masalah yang kita hadapi, di dalam Kristus kita akan selalu menemukan harapan yang baru. [AKI] |
(0.25013483333333) | (Ayb 19:1) |
(sh: Teman tak berkuasa, Tuhan berkuasa (Rabu, 31 Juli 2002)) Teman tak berkuasa, Tuhan berkuasaTeman tak berkuasa, Tuhan berkuasa. Ayub tidak hanya kehilangan harta benda, anak-anak, dan kesehatannya. Ia juga kehilangan teman dan respek. Ayub meratap bahwa ia sekarang dikucilkan oleh saudara, kenalan, kaum kerabat, dan kawan-kawannya. Tidak berhenti di situ, ia pun diasingkan oleh anak semang dan budaknya (ayat 13-16) dan bahkan oleh istrinya sendiri (ayat 17). Ejekan tidak saja diterimanya dari teman karibnya, tetapi juga dari anak-anak kecil (ayat 18-19). Tidak heran pada akhirnya dengan memelas Ayub memohon kepada ketiga sahabatnya itu, "Kasihanilah aku, kasihanilah aku, hai sahabat-sahabatku." Dalam penderitaan, kita membutuhkan dukungan dari orang-orang yang mengasihi kita. Seberat apa pun permasalahan yang kita hadapi, kalau kita masih mendapatkan kepercayaan dan kekuatan dari mereka, kita akan lebih sanggup menghadapinya. Namun, ironisnya, dalam kesusahan kita cenderung memilih untuk sendirian, mengucilkan diri dari keramaian. Kita menangis sendirian dan kita menderita sendirian, sepi dari sapaan teman dan kerabat. Namun, meskipun Ayub bergumul sendirian, ia menghampiri Tuhan. Itu sebabnya ia tetap berkata dengan yakin, "Tetapi aku tahu: Penebusku hidup dan Ia akan bangkit di atas debu." (ayat 25). Ayub datang kepada Pribadi yang tepat: Tuhan sendiri. Ia membawa ketidakmengertian dan kekecewaannya kepada Tuhan. Sekarang Ayub tidak sendirian lagi. Meski sahabat-sahabatnya tidak memahami keadaannya, Tuhan mengerti. Ada masalah yang dapat kita bagikan dan ceritakan kepada teman. Namun, ada juga masalah yang tidak bisa kita ceritakan kepada siapa pun. Akhirnya kita hanya dapat datang kepada Tuhan yang mengerti kepedihan kita bahkan sebelum kita mengucapkan sepatah kata pun. Renungkan: Teman mengerti sebagian tentang diri kita, tetapi Tuhan mengerti seluruhnya. Teman mengasihi, memperhatikan kita, tetapi Tuhan mengurbankan nyawa-Nya buat kita. Dialah satu-satunya tempat kita mendapatkan kasih sayang dan pertolongan. |
(0.25013483333333) | (Ayb 30:1) |
(sh: Bagaimana sekarang? (Jumat, 9 Agustus 2002)) Bagaimana sekarang?Bagaimana sekarang? Demikian kira-kira yang ditanyakan Ayub di dalam pembelaannya ini. Setelah melontarkan ujaran-ujaran yang berupa keluhan-keluhan karena kehilangan masa lalunya, meskipun Ayub hidup bersih, ia menunjukkan bahwa Allah tidak lagi berpihak kepadanya, melainkan melawan dia. Setelah Ayub menertawakan pihak-pihak yang menolak dia (ayat 29:24), kini Ayublah yang dicemooh orang-orang lain. Para pengejek ini begitu hina. Mereka kemungkinan adalah anak-anak muda yang dulu takut kepada Ayub. Ayah-ayah mereka memiliki status sosial yang rendah sampai Ayub sendiri pun tidak mau mempekerjakan mereka untuk pekerjaan kasar. Kemungkinan mereka bukan warga negara, tetapi para pelanggar hukum dan orang buangan. Ironis, kini Ayublah yang menjadi orang pinggiran, bahkan bagi mereka yang sudah tersisih dari masyarakat. Ayub melihat ini sebagai tindakan Allah melawan dirinya (ayat 11a). Ayub merasa bahwa pihak-pihak yang melawannya datang dari segala arah: kemungkinan anak-anak muda sebagaimana disebutkan di atas dan teror yang mencekam (ayat 12-15), bahkan Allah sendiri (ayat 18-19). Ayub tidak berdaya, bagaikan sebuah kota yang dikepung musuh dan dihancurkan. Gambaran tentang angin membuat ini menjadi lebih dramatis (ayat 15): kemuliaan Ayub diterbangkan angin. Awan yang melintas pergi menunjukkan raibnya kemakmuran Ayub. Ayub tahu bahwa sebenarnya Allahlah yang merupakan "penyiksa" dan "musuh" yang sejati. Allah mengambil kesehatannya dan menjatuhkan Ayub ke lumpur kehinaan. Akhirnya Ayub membawa perkaranya ini kepada Allah (ayat 20-23). Empat ayat ini merupakan kata-kata terakhir Ayub sebelum Allah berbicara kepadanya (ps. 38-41). Ayub menuduh Allah berubah sikap, tidak lagi peduli kepadanya, dan melawan dirinya. Allah mengangkat Ayub, bukan untuk ditinggikan, tetapi untuk dihancurkan dalam badai (ayat 22). Kesimpulannya, kesukacitaan telah lenyap. Hidup menjadi gelap. Bagi Ayub, Allah penyebab semuanya! Renungkan: Allah adalah Terang. Waktu hidup Anda menjadi gelap, ingatlah bahwa tak ada kegelapan dalam diri-Nya. |
(0.25013483333333) | (Mzm 33:1) |
(sh: Alasan untuk memuji Tuhan (Senin, 6 Januari 2003)) Alasan untuk memuji TuhanAlasan untuk memuji Tuhan. Dalam hidup yang senantiasa menyajikan kesusahan, teror dan penderitaan, yang lebih realistis kelihatannya adalah berkeluh kesah atau melawan karena tidak ada yang dapat membela kita kecuali diri kita sendiri. Benarkah demikian? Pemazmur mengajak umat memuji Tuhan dengan sungguh-sungguh, bahkan dengan nyanyian dan musik (ayat 1-3) karena beberapa alasan: 1) memuji Tuhan adalah ciri wajar dari orang-orang yang hidup tulus di hadapan Allah (ayat 1b). 2) Firman Tuhan menjadikan segala sesuatu (ayat 4-9). Firman Tuhan menunjukkan kekuasaan dan kedaulatan Allah. Jadi, semua di dunia adalah milik Tuhan, ada di bawah penguasaan-Nya. 3) Rancangan Tuhan berlaku atas seluruh umat manusia (ayat 10-12). Betapa pun hebat rancangan para musuh umat Allah, Tuhan mampu menghancurkannya, demi kesejahteraan umat-Nya. 4) Sebenarnya Tuhan memperhatikan umat manusia. Tidak ada yang luput dari pengamatan-Nya (ayat 13-15). Jadi, kehidupan setiap orang ada di tangan-Nya. 5) Pertolongan sejati hanya datang dari Tuhan, bukan dari kekuatan politik, militer, ekonomi atau apa pun yang orang dunia sering andalkan (ayat 18-19). Karena semua alasan ini, seharusnya adalah isi iman dan pengalaman orang beriman, maka memuji Tuhan adalah layak bagi kita. Dalam hidup ini, ada pujian karena sesuatu yang dikagumi tentang Tuhan dan didambakan dari Tuhan terus kita hayati meski belum teralami. Adalah baik bahwa di hari-hari awal tahun baru ini kita belajar melihat kesinambungan tahun-tahun yang telah lampau dengan masa-masa yang akan Allah singkapkan kelak. Isilah masa kini kita dengan pujian bagi Dia, Tuhan atas sejarah, sebab Anda dan perjalanan sejarah ada di dalam rangkulan-Nya. Renungkan: Untuk orang yang hidup dalam iman, menoleh ke belakang atau pun menatap ke depan sama memberikan alasan untuk tak putus memuji kebesaran Allah. |
(0.25013483333333) | (Mzm 51:1) |
(sh: Bukan korban tetapi pengakuan (Sabtu, 5 Juni 2004)) Bukan korban tetapi pengakuanBukan korban tetapi pengakuan. Tidak sedikit orang Kristen berpendapat bahwa kalau seseorang jatuh ke dalam dosa, di samping mengaku dosa maka ia harus semakin berusaha untuk hidup kudus. Caranya adalah dengan sering berpuasa, rajin ke gereja, baca Alkitab, dan sebagainya. Namun ironisnya, semakin ia berusaha untuk melakukan yang baik ternyata semakin ia frustrasi. Mengapa? Karena ternyata kebanyakan usahanya itu gagal. Akhirnya, ia berkesimpulan bahwa usaha yang dilakukannya sia-sia. Semakin banyak ia jatuh bangun semakin frustasi dirinya.
Latar belakang mazmur ini adalah kejatuhan Daud ke dalam dosa dengan
Batsyeba (ayat 2 Samuel 11). Dosa Daud tidak berhenti sampai di
situ. Ia bahkan membunuh Uria, suami Batsyeba untuk menutupi
perzinahannya. Namun, Tuhan tidak membiarkan Daud berkanjang dalam
dosanya. Melalui Nabi Natan, Tuhan menegurnya (ayat Selanjutnya Daud berdoa agar Allah bermurah-hati dengan membangun kembali "tembok-tembok Yerusalem" (ayat 20). Hal ini menandakan bahwa mazmur ini dituliskan ulang oleh penerus Daud pada saat Bait Suci telah dihancurkan dan karenanya umat TUHAN tidak bisa lagi mempersembahkan korban. Bagi umat, tiadanya persembahan korban berarti TUHAN telah jauh dari umat-Nya. Namun pengalaman Daud ini pastilah menjadi suatu penghiburan bagi umat ketika dibacakan kepada mereka. Karena ternyata bukan korban persembahan yang utama bagi TUHAN tetapi pengakuan dan penyesalan atas dosa. Renungkan: Jika kita jatuh ke dalam dosa, jangan mencoba menyelesaikannya sendiri. Akuilah dosamu di hadapan TUHAN dengan penyesalan yang dalam dan Ia akan mengampuni! |
(0.25013483333333) | (Mzm 72:1) |
(sh: Doakan pemimpin kita! (Selasa, 2 November 2004)) Doakan pemimpin kita!Doakan pemimpin kita! Pemimpin negara tanpa dukungan rakyatnya tidak dapat berhasil. Siapa lagi yang mendukung pemimpin Indonesia kalau bukan kita warga negaranya. Mazmur 72 merupakan doa Salomo bagi putranya, yang akan meneruskan takhta Israel. Harapan Salomo bagi raja baru ini, ialah agar ia akan memerintah bangsanya dengan bersandarkan pada hukum Allah, sehingga keadilan ditegakkan (ayat 1-4). Raja yang mengagungkan hukum akan bertindak adil. Ia akan membela rakyatnya yang tertindas dan miskin. Sebaliknya, para penjahat dan pembuat onar dihancurkannya. Keadilannya dalam memimpin akan membawa kesejukan dan damai sejahtera kepada rakyatnya (ayat 5-7). Rakyat pasti mendukungnya dengan utuh, oleh karena raja dekat dengan mereka. Bangsa-bangsa lain pun akan hormat dan tunduk setelah melihat betapa bijaksananya ia memimpin bangsanya (ayat 8-11). Selain itu, telinga raja terbuka kepada jeritan orang yang membutuhkan pertolongan. Singkatnya raja mengabdikan hidupnya untuk menghantar rakyat menuju hidup yang lebih baik (ayat 12-14). Itu sebabnya pada masa pemerintahannya, kemakmuran dan kesentosaan dinikmati oleh semua orang (ayat 15-16). Raja yang demikian ini akan dikenang (ayat 17), nama Tuhan akan dipermuliakan, semua bangsa datang untuk mengenal dan menyembah Dia (ayat 18-19). Doa untuk pemimpin harus sesuai dengan panggilan dan tanggung jawab pemimpin di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan pemimpin sendiri. Tuhan sudah memberikan kepada kita presiden beserta tim pemerintahan yang baru. Mereka bukan orang yang sempurna, mungkin pula bukan pilihan kita. Namun, untuk lima tahun ke depan merekalah pemimpin-pemimpin kita. Mari kita doakan agar mereka memiliki takut akan Tuhan sebagai dasar hidupnya, keteguhan jiwa pelayanan sebagai dasar kepemimpinannya, dan sifat adil sosial dalam pengabdiannya bagi bangsa negara Indonesia. Doaku: Tuhan, berikan kepada presidenku dan para pemimpin bangsa ini hati yang takut kepada-Mu, peduli kepada rakyatnya, berani menindak ketidakadilan dan tegas menumpas kejahatan. |
(0.25013483333333) | (Mzm 80:1) |
(sh: Tuhan sumber pertolongan (Kamis, 28 April 2005)) Tuhan sumber pertolonganTuhan sumber pertolongan
Mazmur ini bisa dibagi tiga bagian, masing-masing ditutup dengan permohonan yang sama, "pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat" (ayat 4,8,20). Pada bagian pertama, peMazmur menyatakan permohonannya karena Allah adalah Gembala sekaligus Raja yang bertakhta di atas Kerubim. Ia berdaulat penuh atas hidup mereka. Tidak ada sumber pertolongan selain Allah. Pada bagian kedua, peMazmur meyakini bahwa oleh murka Tuhanlah mereka mengalami semua penderitaan ini (ayat 5-7). Oleh karena itu hanya pengampunan Tuhanlah yang dapat melepaskan mereka dari kesusahan ini. Pada bagian ketiga, peMazmur menggunakan ilustrasi pohon anggur untuk menggambarkan bagaimana Tuhan telah melepaskan Israel dari perbudakan Mesir dan membawa serta menanamkan mereka di tanah perjanjian supaya mereka subur berkembang (ayat 9-12). Akan tetapi, Tuhan jualah yang melanda mereka dan menyerahkan mereka ke tangan musuh sehingga kebun anggur Tuhan dilanda, dirusak, dan dibakar (ayat 13-17). Oleh karena itu, peMazmur meminta supaya Tuhan mengindahkan milik-Nya sendiri (ayat 15-16), supaya mereka dapat menyatakan kesetiaan lagi kepada-Nya (ayat 18-19). Gereja Tuhan tidak sekalipun boleh meragukan kesetiaan dan kasih Tuhan. Walaupun nampaknya saat ini Tuhan berdiam diri dan mengizinkan penderitaan menimpa kita, Dia tetap gembala umat-Nya masa kini. Dia tetap Raja yang bertakhta di atas kemuliaan dan Dia tetap pengusaha kebun anggur yang peduli akan milik-Nya. Renungkan: Gembala yang baik telah menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya. Tak mungkin kini Ia membiarkan kita binasa. Berharap dan nantikan pertolongan-Nya! |
(0.25013483333333) | (Ams 14:1) |
(sh: Renungan buat istri, suami, dan orang tua (Minggu, 30 Juli 2000)) Renungan buat istri, suami, dan orang tuaRenungan buat istri, suami, dan orang tua. Peran perempuan bagi kelanggengan dan keutuhan sebuah rumah tangga sangat menentukan (1). Sebab seorang istri adalah pendamping dan pendukung utama suami. Seperti ada pepatah yang mengatakan bahwa di belakang seorang laki-laki yang sukses selalu terdapat istri yang kuat dan setia mendukungnya. Oleh sebab itu seorang istri yang bijak adalah anugerah Tuhan yang besar. Bijak di sini berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan dan sifat-sifat baik yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah tangga. Sifat-sifat itu antara lain kesalehan (31:12), rajin, ulet bekerja (31:13-19), dan baik budi (20). Ketrampilan yang dibutuhkan antara lain mampu mengolah sumber-sumber penghasilan keluarga sehingga sumber itu tetap menghasilkan pemasukan (18-19). Ia juga mempunyai ketrampilan mengajar anak-anaknya dengan hikmat dan kelemahlembutan sehingga anak-anaknya tidak mendapatkan kesulitan di dalam mengikuti pelajaran di sekolah; karakter dan kepribadiannya pun bertumbuh ke arah yang baik (26-27). Sedangkan perempuan yang bodoh adalah mereka yang tidak mempunyai rasa takut akan Tuhan sehingga bertindak semaunya, menelantarkan suami dan anak-anak, menghamburkan uang untuk berbelanja keperluan pribadinya seperti pakaian, alat kosmetika, dan assesoris lainnya yang tidak penting. Istri yang demikian akan menghancurkan rumah tangganya seolah-olah ia meruntuhkan dengan tangannya sendiri. Renungkan: Apakah Anda seorang istri yang bijak dan membahagiakan keluarga? Sebagai istri berusahalah menjadi seperti gambaran itu. Sedangkan bagi suami, berdoalah agar Allah memberikan istri kita hikmat dan kekuatan untuk menjadi seorang istri seperti gambaran itu. Dan sebagai orang-tua didiklah anak-anak perempuan Anda agar menjadi istri yang membangun rumahnya. Bacaan untuk Minggu ke-7 sesudah Pentakosta: Zakaria 9:9-13 Roma 8:6-11 Matius 11:25-30 Mazmur 145 Lagu: Kidung Jemaat 447 Pemahaman Alkitab 4 -- Amsal 12:1-14 Penulis Amsal banyak memberikan perhatian pada perilaku orang benar dan orang fasik. Orang benar selalu merancangkan keadilan bukan kejahatan, selalu bermurah hati kepada siapa saja, tanpa terkecuali. Orang dengan perilaku seperti ini memiliki komposisi hidup yang tepat, mapan, dan berkenan di mata Tuhan. Sebaliknya, orang fasik - "bodoh" adalah orang yang kebal terhadap teguran, tidak tetap pendirian, suka berceloteh, dan beringas. Di hadapan Tuhan orang seperti ini akan binasa. Jelas sekali bahwa penulis Amsal membuat garis pemisah antara orang benar dan orang fasik. Untuk dapat tetap berada di jalur "orang benar" seseorang membutuhkan hikmat dari Tuhan. Tanpa unsur ini, seseorang tidak dapat berperilaku benar. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: 1. Kriteria apa sajakah yang harus ada dalam diri "orang benar", dan harus dipenuhi (ay. 5, 10. bdk. 13:5 dan 18:5)? Hal-hal apa saja yang menjadi kriteria "orang fasik"? 2. Hal-hal positif apa yang akan dirasakan dan dialami orang benar bila kriteria tersebut terpenuhi? Dan hal-hal negatif apa yang akan dialami orang fasik? Hal-hal positif apa yang harus dipupuk dan hal-hal negatif apa yang harus dihindari oleh orang berhikmat dalam hidupnya? Jelaskan! 3. Apa saja ciri-ciri hikmat "orang benar" yang harus ditonjolkan dalam aspek moral, dan dalam kehidupan rumah tangga? Mengapa dalam rumah tangga dibutuhkan peranan seorang isteri yang cakap dan bijaksana? 4. Pikirkan suatu contoh kasus masalah yang sering kita jumpai sehari-hari. Bagaimana cara orang tidak berhikmat dan cara orang berhikmat dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut? Jelaskan dimana letak perbedaannya! 5. Masyarakat tahu perbedaan tegas antara orang benar dan orang fasik. Tetapi "keadaan" memaksa masyarakat untuk menutup mata terhadap perbedaan tersebut. Dapatkah Anda menjelaskan "keadaan" yang dimaksud? Bagaimana Kristen menyikapi "keadaan" tersebut? Jelaskan! |
(0.25013483333333) | (Ams 24:1) |
(sh: Orang jahat dan orang benar (Minggu, 29 Oktober 2000)) Orang jahat dan orang benarOrang jahat dan orang benar. Pengertian orang jahat bukan hanya orang yang merampok, membunuh, memperkosa, membuat kerusuhan, dlsb. Bagaimana dengan seorang yang menipu temannya dengan licik sampai mengalami kemelaratan? Bagaimana dengan seorang manager yang sedang meniti jenjang karier dan tak segan-segan menyingkirkan rekan saingannya? Bagaimana pula dengan seorang jutawan yang menindas hak-hak orang lemah demi ambisinya? Dan bagaimana bila ada seorang yang memutarbalikkan keadilan demi kepentingan golongan atau pribadinya? Apakah mereka dapat disebut orang benar?! Ketika melihat kemakmuran dan kegemilangan hidup mereka, tak jarang muncul perasaan menggelitik: "Mengapa hidup mereka lebih baik dari saya yang senantiasa hidup benar di hadapan Tuhan?" Kekayaan mereka terus bertambah, kecongkakan semakin tinggi, dan mereka semakin memiliki percaya diri sebagai sumber keberhasilan. Melihat kesuksesan dan kejayaan mereka seringkali kita menjadi iri hati dan tidak puas. Tetapi bila kita melihat kesudahan mereka, barulah kita mengerti bagaimana keadilan dan kedaulatan Tuhan dinyatakan (19-20). Memikirkan kesudahan mereka akan menguatkan orang benar untuk tetap setia dalam kebenaran dan kekudusan di hadapan Tuhan. Orang benar memiliki ketahanan dan semangat jauh melebihi orang fasik, walaupun jatuh berapa kali akan tetap bangkit dan muncul sebagai pemenang (16). Orang benar harus hidup berhikmat: merencanakan segala sesuatunya dengan baik dan mendengarkan nasihat orang lain. Dengan hikmatnya ia mengerti bagaimana mengisi hidupnya dan mempersiapkan masa depannya (14). Hanya orang bodoh yang mengabaikan hikmat karena menganggapnya tidak penting dalam hidupnya (7). Renungkan: Sudahkah kebenaran orang benar di atas ini menjadi realita dalam hidup Anda sebagai orang benar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup? Bacaan untuk Minggu ke-20 sesudah Pentakosta Yesaya 5:1-7 Filipi 4:4-9 Matius 21:33-43 Mazmur 80:7-15, 18-19 Lagu: Kidung Jemaat 376 |
(0.25013483333333) | (Yes 5:8) |
(sh: Keserakahan (Jumat, 7 Oktober 2011)) KeserakahanJudul: Keserakahan Sebenarnya, jika semua ladang dan rumah diambil sementara orang-orang miskin tidak beroleh tempat untuk hidup, siapa yang akan mengusahakan tanah itu? Siapa yang akan membeli produk yang ada dan menjalankan roda perekonomian? Ayat 8-10 sangat logis dari sudut pandang perekonomian. Roda perekonomian tidak berjalan karena tidak ada sumber daya untuk mengerjakannya dan tidak ada daya beli pada masyarakat. Kejahatan orang Israel merambah kepada mentalitas mereka. Mereka hanya ingin berfoya-foya dan menikmati hidup, tidak menggunakan waktu untuk kegiatan bermakna. Hidup tidak dipandang sebagai harta yang harus digunakan dengan bijaksana tapi sebagai lubang hitam yang terus disodori dengan berbagai kesenangan tanpa pernah terpuaskan. Pola pikir mereka bukanlah memproduksi dan mempersembahkan kepada Tuhan melainkan mengkonsumsi dan mempersembahkan pada diri. Tuhan tetaplah Yang Mahakudus dari Israel. Karakter-Nya nyata dengan konsisten dalam segala keadaan. Tuhan akan menunjukkan siapa Dia sesungguhnya, untuk meluruskan kebengkokan mereka dan membalikkan kekacauan kepada ketertiban (16-17) sehingga mereka yang selama ini berdelusi bahwa mereka baik-baik saja sekonyong-konyong disadarkan bahwa mereka ada dalam masalah besar karena mengabaikan kebenaran Tuhan (18-24). Tuhan tidak berubah. Selama Dia masih bersabar, Dia masih berikan kita kesempatan bertobat. Kesaksian macam apa yang ditunjukkan kehidupan sosial kita? Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.25013483333333) | (Yes 30:18) |
(sh: Berbahagialah yang menantikan Tuhan (Senin, 14 Oktober 2013)) Berbahagialah yang menantikan TuhanJudul: Berbahagialah yang menantikan Tuhan Maka Israel diajak untuk meminta pertolongan hanya kepada Tuhan, "Engkau akan menganggap najis patung-patungmu ..." (22); "... apabila engkau berseru-seru, pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab" (19). Jika mereka mau berbalik dan memohon perlindungan hanya kepada Tuhan, maka Tuhan akan menolong mereka. Pada waktu Asyur menyerang mereka, Tuhan akan menolong mereka serta menyembuhkan yang terluka (26). Tuhan tidak membiarkan umat-Nya dalam kesengsaraan dan kekurangan jika Asyur benar-benar menyerang Yehuda (25). Tuhan akan menghindarkan itu semua, sehingga tercipta kedamaian di negeri Yehuda (23-24). Mereka akan dapat bercocok tanam dan beternak dengan keamanan dan kedamaian yang dijamin oleh Tuhan, Pelindung umat-Nya. Itu semua dilakukan Tuhan karena Dia mengasihi umat-Nya (18). Oleh karena keadilan yang didasarkan atas kasih-Nya sajalah maka Tuhan akan menolong dan memberikan perlindungan kepada umat-Nya, jika mereka mau berbalik dan memohon pertolongan kepada Tuhan. Kesadaran bahwa Tuhan saja satu-satunya yang berkuasa, seharusnya membuat kita hanya mencari Tuhan disaat kita membutuhkan pertolongan. Jangan sampai menunggu kuasa-kuasa asing mengecewakan kita baru kita mencari Tuhan. Pahami dan ingatlah baik-baik bahwa Tuhan saja satu-satunya yang dapat memberikan pertolongan dan perlindungan kepada kita, karena hanya Dia yang mengasihi kita. Tuhan akan datang dan memberikan pertolongan bila kita bergantung kepada Dia. Maka nantikanlah pertolongan Tuhan senantiasa. Diskusi renungan ini di Facebook:
|
(0.25013483333333) | (Yes 57:1) |
(sh: Peringatan bagi pemimpin! (Kamis, 25 Agustus 2005)) Peringatan bagi pemimpin!Peringatan bagi pemimpin! Salah satu penyebab kehancuran sebuah bangsa adalah sikap para pemimpinnya yang tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak takut akan Tuhan dengan berlaku jahat, tidak adil, dan menindas rakyat. Nas hari ini membongkar perbuatan para pemimpin Israel yang tidak mengusahakan kesejahteraan rakyat sehingga umat Allah sangat menderita (ayat 1). Para pemimpin ini ternyata menjalin hubungan dengan kuasa kegelapan. Mereka menyembah dewa-dewa kesuburan, seperti Baal dan Asytoret, melakukan pelacuran bakti, beribadah kepada dewa Molokh, dan memanggil arwah orang mati (ayat 3, 5-9). Para pemimpin ini merasa kedudukan mereka kuat dan aman, berperilaku saleh, dan sama sekali tidak menyadari perbuatan mereka dibenci Allah (ayat 10-12). Mereka tidak menyadari bahwa Allah akan menghukum mereka dan tak satu pun dari dewa-dewa itu dapat menolong mereka. Oleh karena perbuatan para pemimpin umat itu maka umat Allah tersandung jatuh dalam dosa (ayat 14). Keduanya akan dihukum Allah apabila tidak bertobat (ayat 17, 20-21). Namun, mereka yang menyesali perbuatan dosanya serta berpaling dari segala tingkah laku jahatnya akan kembali mendapatkan kemurahan-Nya (ayat 15, 18-19). Sesungguhnya Allah penuh dengan kasih dan pengampunan, tujuan-Nya adalah damai sejahtera bagi umat-Nya. Kita harus mendoakan para pemimpin kita, baik yang di gereja maupun yang di pemerintahan agar mereka takut akan Tuhan dan menjalankan kepemimpinan mereka untuk kesejahteraan umat yang dipimpin. Kita sendiri harus menjaga diri supaya jangan mencontoh para pemimpin munafik yang tidak takut akan Tuhan. Tuhan sendiri akan membalas orang jahat dengan hukuman yang setimpal, tetapi Dia akan menyelamatkan umat-Nya yang saleh dengan anugerah yang melimpah. Camkan: Tuhan adil! Dia akan membalaskan setiap orang berdasarkan perbuatan masing-masing. |
(0.25013483333333) | (Yes 66:17) |
(sh: Mari beritakan Injil (Senin, 5 September 2005)) Mari beritakan InjilMari beritakan Injil Perintah memberitakan Injil bukan terdapat di Injil Matius saja melainkan di Kitab Yesaya juga. Mengabarkan Injil berarti menceritakan kasih Allah bagi manusia yang Ia wujudkan dalam pengurbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia. Perintah untuk mengabarkan Injil itu ditujukan Allah kepada umat-Nya, yaitu orang-orang yang setia kepada Tuhan dan yang teguh menaati firman-Nya. Umat-Nya terdiri dari orang banyak dari berbagai bangsa, suku, dan bahasa. Meskipun orang-orang itu berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda, namun mereka memiliki persamaan, yaitu mereka telah ditandai Tuhan sebagai milik-Nya (ayat 18-19). Tanda itu tampak di dalam sikap mereka menguduskan diri dengan tidak mengikuti perbuatan dosa yang dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Mereka menolak mengikuti perintah para dewa sesembahan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (ayat 17).
Sasaran pengabaran Injil itu ialah orang-orang yang be-lum pernah
mendengar tentang Tuhan dan orang-orang yang tidak mengenal-Nya.
Allah menghendaki Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa yang
disebut sebagai bangsa Tarsis (keturunan Benyamin; 1Taw. 7:10),
Pul (Bangsa Asyur; 2Raj. 15:19) dan Lud (keturunan Sem; Indonesia dengan begitu banyak pulau, suku, budaya, dan bahasa di dalamnya adalah juga target dari Injil kasih karunia Allah tersebut. Berdoalah bagi pekabaran Injil di Indonesia dan bersiagalah bila Allah menginginkan Anda bersaksi tentang-Nya. Renungkan: Siapa lagi yang mengabarkan Injil kalau bukan kita? |
(0.25013483333333) | (Yer 1:11) |
(sh: Yeremia-yeremia Indonesia (Sabtu, 26 Agustus 2000)) Yeremia-yeremia IndonesiaYeremia-yeremia Indonesia. Walter Brueggemann pernah mengatakan bahwa Injil seringkali hanya dipandang sebagai berita yang mewartakan kesukacitaan, kedamaian, dan kabar baik bagi manusia sehingga seolah-olah Injil diyakini tidak mengandung berita yang menggoncangkan, meresahkan, dan mengancam kehidupan manusia. Itulah pemahaman yang salah tentang Injil. Berita yang harus disampaikan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda mendukung pernyataan di atas. Berita itu sangat menyakitkan, meresahkan, dan mengancam mereka (14-16). Bagaimana mungkin bangsa pilihan Allah akan dihancurkan oleh bangsa-bangsa kafir? Berita yang mengusik kemapanan, menggoncang 'status quo', menjungkirbalikkan konsep-konsep yang sudah dianut masyarakat, hanya mendatangkan risiko yang tidak kecil bagi sang pembawa berita, mungkin nyawa pembawa berita itu menjadi taruhannya. Itulah sebabnya Yeremia gentar karena ia memahami risiko ini (17). Allah pun sudah memahami reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Yeremia. Karena itu Allah menggunakan berbagai cara untuk menyentuh seluruh aspek pribadinya seperti fisik, imaginasi, intelektual, dan perasaan. Karena itu Allah menggunakan sentuhan fisik (9), permainan kata (11, 12), lambang-lambang dalam penglihatan (11, 13), puisi (15, 6), metapora-metapora yang membesarkan hati (18-19). Walau tidak disebutkan bagaimana akhirnya Yeremia bersedia memenuhi panggilan-Nya, namun pasal-pasal berikutnya menceritakan bagaimana ia menyatakan suara-Nya. Allah telah berhasil meyakinkan Yeremia betapa pentingnya berita bencana itu harus disampaikan kepada Yehuda supaya mereka nantinya dapat kembali menjadi umat pilihan Allah yang kudus dan taat. Yeremia terus mewartakan suara Allah walau tidak ada yang mendengar, walau dibuang dalam pengasingan, bahkan nyawanya menjadi taruhan. Renungkan: Kristen harus berperan seperti Yeremia di bumi Indonesia: mewartakan kebenaran yang akan membuat telinga para pejabat yang korupsi merah, membuat para pemimpin masyarakat yang menyalahgunakan kekuasaan seperti orang kebakaran jenggot, membuat para orang kaya yang kolusi dengan pejabat tidak bisa tidur nyenyak. Untuk itu mintalah agar Allah menyentuh seluruh aspek kepribadian Anda agar tetap berani dan tak henti-hentinya bersuara. |