Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 21 - 40 dari 43 ayat untuk greek:2124 (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.30015665753425) (Why 20:3) (full: IA JANGAN LAGI MENYESATKAN BANGSA-BANGSA. )

Nas : Wahy 20:3

Bangsa-bangsa yang akan ada selama pemerintahan Kristus di bumi terdiri atas orang percaya yang hidup pada akhir masa kesengsaraan.

(lihat cat. --> Wahy 19:21;

lihat cat. --> Wahy 20:4).

[atau ref. Wahy 19:21; 20:4]

Sekalipun kadang kala istilah "bangsa-bangsa" dipakai secara khusus untuk orang-orang yang tidak percaya, namun Yohanes memakainya juga untuk menunjuk kepada orang-orang yang telah diselamatkan. (Wahy 21:24; 22:2).

(0.30015665753425) (Ul 2:19) (jerusalem: bani Amon) Wilayah bangsa Amon terletak di sebelah utara kerajaan Sihon, di bagian hulu anak sungai Yabok, bdk Ula 3:16; Bil 21:24. Kendati hubungan kekeluargaan antara Israel dengan bangsa Amon yang ditonjolkan nas ini, Ula 2:37, kedua bangsa itu di zaman para Hakim mengadakan peperangan, Hak 10:7, dan terlebih di zaman Daud mereka berperang, 2Sa 10:6 dst; Ula 2:11. Kemudian bangsa Amon merambat dengan mendesak suku Gad, bdk Yer 49:1. Tradisi Ulangan yang asli memperlihatkan sikap permusuhan terhadap bangsa Amon, bdk Ula 23:3.
(0.28299042465753) (2Sam 21:1) (jerusalem) Bab 21-24 memutuskan kisah mengenai keluarga Daud dan penggantian di takhta kerajaan. Kisah itu diteruskan dalam 1Ra 1. Sebaliknya, bab 21-24 memuat enam tambahan pada kitab 2Samuel. bagian-bagian bab-bab ini berpasang-pasangan. Ada dua ceritera tentang bencana yang menimpa negeri: ceritera tentang kelaparan selama tiga tahun, 2Sa 21:1-14, dan ceritera tentang wabah sampar yang selama tiga hari berkecamuk di negeri, bab 24. Ada dua rangkaian ceritera pendek mengenai tindakan kepahlawanan: ceritera tentang ditewaskannya empat raksasa Filistin, 2Sa 21:15-22, dan ceritera tentang perbuatan para pahlawan Daud, 2Sa 23:8-39. Ada dua sajak, yaitu sebuah mazmur Daud, bab 22, dan "Perkataan Daud yang terakhir", 2Sa 23:1-7. Apa yang diceriterakan dalam tambahan-tambahan ini tidak terjadi menjelang akhir pemerintahan Daud, tetapi sebaliknya banyak terjadi pada awalnya.
(0.25013056164384) (Yos 2:1) (full: RUMAH SEORANG PEREMPUAN SUNDAL. )

Nas : Yos 2:1

Rumah Rahab (mungkin sebuah penginapan) dapat menjadi suatu tempat yang wajar dikunjungi orang asing untuk mencari keterangan tanpa menimbulkan kecurigaan.

(0.25013056164384) (Mzm 1:1) (jerusalem)

KITAB MAZMUR

PENGANTAR

Sama seperti bangsa tetangganya - Mesir, Mesopotamia, Kanaan - demikian juga bangsa Israel sejak awal mula menciptakan sajak-sajak lirik yang bermacam-macam bentuknya. Beberapa sajak semacam itu berhasil masuk ke dalam kitab-kitab sejarah yang tercantum dalam Alkitab, misalnya Nyanyian, Kej 15, Nyanyian Sumur, Bil 21:17-18, Nyanyian Kemenangan Debora, Hak 5, Ratapan Daud atas Saul dan Yonatan, 2Sam 1, dll, dan lagi lagu-lagu pujian bagi Yudas dan Simon Makabe, 1Mak 3:3-9 dan 14:4-15. Dalam Perjanjian Baru masih terdapat Lagu Maria (Magnificat). Lagu Zakharia (Benedictus) dan Lagu Simeon (Nunc dimittis). Banyak bagian kitab para Nabi juga termasuk jenis Sastera itu. Dahulu kala sudah ada kumpulan-kumpulan sajak, yang hanya kita kenal judulnya atau beberapa kepingannya saja, misalnya Kitap Peperangan Tuhan, Bil 21:14, dan Kitab Orang Jujur, Yos 10:13; 2 Sam 1:18. Akan tetapi khazanah lirik keagamaan bangsa Israel ialah kitab Mazmur.

Judul

Kitab Mazmur (dalam bahasa Yunani "Psalterion", kata yang sebenarnya berarti alat musik bertali yang mengiringi nyanyian) adalah sekumpulan mazmur yang berjumlah 150. Mulai dengan Mzm 10 sampai dengan Mzm 148 nomor urutan mazmur dalam Alkitab Ibrani (yang diikuti terjemahan ini) mendahului nomor urutannya dalam Alkitab Yunani (dan Latin) dengan satu satuan. Sebabnya ialah: Alkitab Yunani (dan Latin, Vurgata) menyatukan Mazm 9 dan 10 dan Mzm 114 dan 115, dan membagikan Mzm 116 dan 147 menjadi dua mazmur tersendiri.

Dalam bahasa Ibrani kitab Mazmur disebut "Tehillim", artinya "Puji-pujian". Tetapi sebutan itu hanya sesuai dengan sejumlah mazmur saja. Dalam judul- judulnya mazmur-mazmur paling sering disebut "Mizmor", yang menjadi asal kata Arab-Indonesia "Mazmur". Sejumlah mazmur dalam judulnya disebut "nyanyian" dan hanya kata ini dibubuhkan pada masing-masing lagu dalam kumpulan "Nyanyian- nyanyian Ziarah", Mzm 120-134. Nama-nama lain agak jarang muncul dan kata Ibrani yang bersangkutan sering sulit dimengerti.

Gaya sastera

Pengelompokan mazmur-mazmur yang paling tepat, diperoleh dengan jalan mempelajari gaya sasteranya. Ditinjau dari segi gaya sasteranya yang berbeda- beda dapat kita bedakan tiga jenis utama, yaitu: Puji-pujian, Doa (permohonan) dan Ucapan syukur. Pengelompokan ini tidak mencakup semua mazmur, sebab terdapat juga jenis-jenis campuran, mazmur-mazmur yang menyimpang dari jenis-jenis tersebut atau yang secara lain berbeda. Selain itu pengelompokan tersebut tidak selalu sesuai dengan suatu pengelompokan berdasarkan isi, tema dan ujud mazmur- mazmur.

1. Puji-pujian. Ke dalam kelompok ini termasuk antara lain Mzm 8, 19, 29, 33, 46-48, 76, 84, 87, 96-100, 103-106, 113, 114, 117, 122, 135, 136, 145-150. Susunan mazmur-mazmur ini agak tetap. Setiap mazmur puji-pujian mulai denganbagian pembukaan yang mengajak untuk memuji Tuhan. Bagian ini mazmur puji- pujian mengungkapkan berbagai alasan mengapa Allah harus dipuji, yaitu karya- karya yang dilakukan Allah dalam alam, khususnya karya penciptaannya, dan karya- karya yang dilakukanNya dalam sejarah, teristimewanya penyelamatan yang dianugerahkan Allah kepada umatNya. Bagian penutup ada kalanya mengulang bagian pembukaan dan kadang-kadang berupa doa.

Menurut temanya kelompok mazmur-mazmur ini dapat dibagikan menjadi dua macam yaitu: Nyanyian-nyanyian Sion, Mzm 46, 48, 76, 87 yang dengan nada eskatologis meluhurkan Kota Suci, yaitu tempat kediaman Yang Mahatinggi dan tujuan para peziarah, bdk Mzm 84 dan 122; mazmur-mazmur Kerajaan Allah, khususnya Mzm 47, 93, 96-98, yang terdapat gaya bahasa yang mengingatkan gaya bahasa para Nabimengagungkan Yahwe sebagai raja dunia semesta. Oleh karena mazmur-mazmur ini memakai kata dan gambaran-gambaran yang lazim dalam melukiskan raja-raja manusiawi yang naik tahta, maka pernah ada usaha menghubungkan mazmur-mazmur tersebut dengan suatu pesta pelantikan Yahwe sebagai raja, yang kanon dirayakan oleh bangsa Israel, serupa dengan pesta pelantikan dewa Marduk di Babel. Akan tetapi adanya perayaan semacam itu di Israel merupakan hipotesa yang tidak terbuka.

2. Doa-doa (permohonan) atau mazmur-mazmur penderitaan atau juga ratapan- ratapan. Latin dari pada Pujian-pujian, mazmur-mazmur permohonan itu tidak memuji kemuliaan Allah tetapi ditujukan kepadaNya. Pada umumnya bagian pembukaan mazmur-mazmur ini berupa seruan yang disusul seruan minta tolong, suatu doa atau ucapan kepercayaan. Dalam bagian inti mazmur maka pendoa berusaha menggerakkan hati Allah dengan melukiskan di hadapanNya keadaan gawat si pendoa. Dalam menggambarkan keadaan itu dipakailah macam-macam kiasan yang sudah lazim, sehingga jarang dapat ditentukan keadaan historis dan konkrit manakah yang di dalamnya doa itu diucapkan. Dikatakan tentang air, jurang, jerat-jerat maut atau jerat-jerat dunia orang mati (syeol), musuh-musuh atau binatang-binatang (anjing, singa, banteng dan sebagainya) yang mengancam atau menerkam; dikatakan pula mengenai tulang-tulang yang menjadi kering dan jantung yang berdebar-debar ketakutan. Ada mazmur di mana si pendoa menegaskan bahwa ia seorang benar, Mzm 7, 17, 26 dan juga yang berupa pengakuan dosa, Mzm 51 dan mazmur-mazmur tobat yang lain. Kepada Allah diingatkan karunia-karunia yang dahulu dianugerahkanNya atau Ia ditegor karena rupa-rupanya Ia lupa dan tidak hadir, misalnya Mzm 9-10, 22, 44. Tetapi pemazmur juga dapat menegaskan bahwa ia tetap percaya dan mengharap, Mzm 3, 5, 42-43, 55-57, 63, 130, dll. Ada kalanya mazmur-mazmur permohonan itu hanya berupa suatu seruan kepercayaan dan pengharapan, Mzm 4, 11, 16, 23, 62, 91, 121, 125, 131. Sering kali permohonan berakhir, ada kalanya tiba-tiba dengan mencetuskan keyakinan bahwa doa sudah dikabulkan dan dengan ucapan syukur, misalnya Mzm 6, 22, 69, 140.

Mazmur-mazmur permohonan tersenut dapat berupa doa bersama atau doa perorangan.

a). Doa bersama misalnya Mzm 12, 44, 60, 74, 79, 83, 85, 106, 123, 129, 137. Doa-doa ini dicetuskan dengan alasan suatu bencana nasional, misalnya dikalahkannya atau dibinasakannya umat dalam perang, atau dengan alasan suatu keperluan bersama. Maka umat memohon keselamatan atau pemulihan bangsa. Setidak- tidaknya Mzm 74 dan 137, yang serupa dengan Ratapan yang dikatakan karangan nabi Yeremia, mencerminkan keadaan yang disebabkan oleh kehancurannya kota Yerusalem pada tahun 587. Mzm 85 mengucapkan rasa hati kaum buangan yang sudah kembali ke tanah airnya. Mzm 106 berupa suatu pengakuan dosa umat.

b) Doa perorangan misalnya Mzm 3, 5-7, 13, 17, 22, 25, 26, 28, 31, 35, 38, 42-43, 51, 54-57, 59, 63, 64, 69-71, 77, 86, 102, 120, 130, 140-143. Jumlah mazmur ini cukup besar dan pokok isinya bermacam-macam, seperti bahaya maut, penganiayaan, pembuangan, usia lanjut, dan khususnya orang mohon dibebaskan dari penyakit, fitnah dan dosa. Sukar memastikan siapa sesungguhnya musuh-musuh, yaitu "mereka yang berbuat jahat", yang menjadi sebab keluhan atau kemarahan si pendoa. Tetapi bagaimanapun juga musuh-musuh itu bukanlah - seperti dikatakan sementara ahli - tukang-tukang sihir guna-gunanya mau ditangkis oleh mazmur- mazmur itu. Demikian pula mazmur-mazmur itu bukanlah doa bersama, seolah-olah "aku" yang angkat bicara di dalamnya sesungguhnya suatu kelompok dan bukan orang perorangan, sebagaimana belakangan ini dikemukakan sementara ahli. Dan "aku" yang angkat bicara dalam mazmur-mazmur itu bukan pula raja yang berbicara atas nama seluruh rakyatnya, sebagaimana juga sudah diketengahkan oleh sementara ahli belum lama berselang. Di satu pihak doa-doa itu bernada terlampau pribadi dan di lain pihak sekali-kali tidak menyinggung diri raja atau keadaan pribadinya, sehingga hipotesa tersebut tidak dapat diterima. Memang benar bahwa sejumlah doa pribadi kemudian disesuaikan dengan keadaan rakyat secara menyeluruh dan dipakai sebagai ratapan umat, misalnya Mzm 22, 28, 59, 69, 71, 102. Benar pula bahwa ada mazmur-mazmur rajawi, sebagaimana akan dijelaskan nanti. Benar juga bahwa semua doa perorangan itu akhirnya dipakai oleh umat bersama (karena itulah mazmur-mazmur itu tercantum dalam kitab Mazmur). Tetapi aselinya mazmur-mazmur itu diciptakan bagi salah seorang secara perorangan atau oleh orang tertentu sesuai dengan salah satu keperluan tertentu dan khusus. Mazmur-mazmur itu berupa seruan hati dan ungkapan kepercayaan pribadi. Memanglah mazmur-mazmur itu tidak pernah berupa ratapan melulu, melainkan seruan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan gawat.

3. Ucapan syukur. Sudah dikatakan di atas bahwa doa permohonan dapat berakhir dengan suatu ucapan syukur kepada Allah yang telah mengabulkan doa. Adapun ucapan syukur itu dapat menjadi pokok inti lagu, seperti halnya dengan mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Jumlah mazmur-mazmur itu cukup besar juga, misalnya Mzm 18, 21, 30, 33, 34, 40, 65-68, 92, 116, 118, 124, 129, 138, 144. Jaranglah mazmur-mazmur ini mendapat sifat kolektip. Kalau demikian, maka umat mengucap syukur atas pembebasan dar bahaya, atas panenan yang melimpah, atas karunia-karunia yang dilimpahkan kepada raja. Lebih sering mazmur-mazmur itu bersifat perorangan. Setelah si pendoa melukiskan kemalangan yang dideritanya dan bagaimana doanya dikabulkan, maka ia merumuskan rasa terima kasihnya dan mengajak kaum beriman, supaya turut memuji Allah. Bagian terkhir ini kerap kali memberi kesempatan untuk menyisipkan unsur-unsur yang mau membina akhlak para penyerta. Ditinjau dari segi sastera susunan ucapan syukur itu berdekatan dengan susunan mazmur-mazmur puji-pujian.

4. Jenis mazmur yang menyimpang dan jenis campuran

Perbedaan antara jenis-jenis mazmur yang disebut di atas sesungguhnya kurang tegas. Karenanya terjadi bahwa umpamanya ratapan melanjutkan suatu ucapan kepercayaan, Mzm 27, 31 dan ratapan yang disusul nyanyian syukur, Mzm 28, 57. Mzm 89 mula-mula berupa suatu lagu puji-pujian, tetapi kemudian mazmur itu menjadi suatu firman Allah dan berakhir dengan ratapan. Mzm 119 yang panjang tentu saja memuji-muji hukum Taurat, tetapi sekaligus berupa ratapan perorangan dan membentangkan ajaran mengenai hikmat. Memang beberapa unsur yang pada dirinya tidak sesuai dengan jenis sastera lirik berhasil menyusup ke dalam kitab Mazmur. Nanti akan dikatakan barang sedikit mengenai hal-hal yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dan di atas sudah dikatakan bahwa unsur semacam itu ditemukan dalam mazmur-mazmur yang berupa ucapan syukur. Unsur-unsur yang berdekatan dengan sastera kebijaksanaan dapat menjadi begitu menyolok, sehingga orang dengan kurang tepat sampai berkata tentang Mazmur-mazmur didaktik. Memang Mzm 1, 112 dan 127 merupakan karya murni dari kalangan para bijaksana. Tetapi ada lain mazmur serupa yang tetap memiliki ciri-ciri dari jenis lirik: Mzm 25 berdekatan dengan ratapan, Mzm 32, 37, 73 berdekatan dengan ucapan syukur, dan lain-lainnya.

Dalam mazmur-mazmur lain diketemukan firman-firman Allah dan bahkan ada yang berupa firman Allah yang diuraikan lebih lanjut, misalnya Mzm 2, 50, 75, 81, 82, 85, 95, 110. Belakangan ini ada sementara ahli yang berpendapat bahwa mazmur-mazmur semacam itu sungguh-sungguh firman Allah yang dibawakan para imam selama berlangsungnya upacara-upacara dalam Bait Allah. Ahli lain berpendapat bahwa mazmur-mazmur itu hanya memanfaatkan gaya bahasa para nabi, tetapi sebenarnya tidak bersangkutan dengan ibadat. Masalahnya tetap dipersoalkan. Tetapi di satu pihak orang harus mengaku bahwa kitab Mazmur berdekatan dengan sastera kenabian, tidak hanya sehubungan dengan firman-firman Tuhan, tetapi juga sehubungan dengan bermacam-macam pokok lain, misalnya penampakan Allah, kiaan "cawan" yang melambangkan murka Allah, kiasan "api", "kui", dan sebagainya. Di lain pihak juga perlu diakui bahwa ada hubungan erat antara kitab Mazmur dan ibadat dalam Bait Allah, sebagaimana nanti akan diuraikan.

Mazmur-mazmur rajawi

Terserak-serak dalam kitab Mazmur dan termasuk bermacam-macam jenis ada sejumlah mazmur yang bersangkutan dengan raja. Ada firman-firman Allah mengenai raja, Mzm 2 dan 110, ada doa untuk raja, Mzm 20, 61, 72, ada sebuah doa syukur untuk raja, Mzm 21, ada doa yang diucapkan raja, Mzm 18, 28, 63, 101, sebuah nyanyian yang ngiringi perarakan raja, Mzm 132, sebuah lagu puji-pujian yang dibawakan raja, Mzm 144, dan bahkan ada sebuah nyanyian yang diciptakan untuk memerintahkan pernikahan di istana raja, Mzm 45. Ini semua agaknya mazmur-mazmur yang tua, yang berasal dari zaman para raja dan yang gaya bahasanya sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dipakai dalam upacara di istana. Mazmur-mazmur itu mengenai raja yang sezaman; Mzm 2, 72 serta Mzm 110 barangkali mazmur-mazmur pelantikan raja. Raja dikatakan anak angkat Allah, kerajaannya tidak berkesudahan dan kekuasaannya meluas sampai ke ujung-ujung bumi. Raja akan memenangkan keadilan dan kedangkalan dan menjadi penyelamat rakyatnya. Ungkapan-ungkapan semacam itu nampaknya berlebih-lebih, tetapi sebenarnya ungkapan-ungkapan itu sesuai dengan apa yang oleh bangsa-bangsa tetangga dikatakan tentang raja mereka dan yang oleh bangsa Israel diharapkan sehubungan dengan raja mereka juga.

Akan tetapi raja Israel menjadi orang urapan Tuhan yang menjadi dia wazirnya di bumi. Raja di Israel adalah orang yang diurapi Yahwe (Ibraninya: Mesyiah). Hubungan keagamaan antara Allah dan raja itulah yang menentukan pengertian bangsa Israel terhadap rajanya dan membedakan pengertian itu dengan pengertian di negeri Mesir dan Mesopotamia walaupun cara bicara tentang raja di Israel serupa dengan cara bicara di Mesir dan Mesopotamia. Pengharapan akan "Mesias- Raja" yang muncul dengan nubuat Natan, 2 Sam 7, menjadi terungkap dalam tafsiran atas nubuat itu sebagaimana diberikan dalam Mzm 89 dan 132, dan khususnya dalam Mzm 2, 72 dan 110. Mazmur-mazmur itu memupuk pada rakyat pengharapan berdasarkan janji-janji yang diberikan Allah kepada wangsa Daud. Apabila pengharapan akan Mesias diartikan sebagai penantian akan seorang raja di masa mendatang, akan raja terakhir yang akan membawa keselamatan definitif dan menegakkan kerajaan Allah di bumi, maka tidak ada satupun dari mazmur-mazmur tersebut yang sungguh-sungguh "mesion". Akan tetapi beberapa dari nyanyian rajawi yang tua itu terus dipakai, kendati lenyapnya kerajaan di Israel. Nyanyian-nyanyian itu dimasukkan ke dalam kumpulan mazmur resmu, walaupun barangkali disesuaikan dan disadur. Dengan jalan itu mazmur-mazmur itu tetap memupuk pengharapan akan seorang Mesias, keturunan Daud. Menjelang tarikh masehi pengharapan itu hangat sekali pada rakyat Israel dan orang-orang Kristen berpendapat bahwa semua digemari dalam diri Yesus Kristus (Kristus berarti: orang urapan, Mesias). Khususnya Mzm 110 paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru. Nyanyian pernikahan, Mzm 45, dipakai untuk mengungkapkan persatuan Mesias dengan Israel baru, sejalan kiasan perkawinan yang digemari para nabi. Mzm 45 dalam Ibr 1:8 langsung diterapkan pada Kristus. Dengan meneruskan pandangan semacam itu Perjanjian Baru dan tradisi Kristen selanjutnya masih menterapkan pada Kristus mazmur-mazmur lain yang sebenarnya bukan mazmur- mazmur rajawi, tetapi yang terlebih mengungkapkan perasaan hati Mesias, Orang Benar yang unggul, Misalnya Mzm 16 dan 22 dan bagian-bagian banyak mazmur lain, khususnya Mzm 8, 35, 40, 41, 68, 69, 97, 102, 118, 119, diterapkan pada Kristus. Begitu pula mazmur-mazmur yang mengenai Yahwe sebagai Raja diterapkan pada Kristus sebagai raja. Pengeterapan semacam itu kiranya bukan lagi arti dan makna mazmur-mazmur sendiri. Namun pengeterapan itu boleh dibenarkan juga, sebab segenpa pengharapan yang menjiwai kitab Mazmur akhirnya tidak sepenuh-penuhnya terwujud, kecuali melalui kedatangan Anak Allah di bumi.

Hubungan mazmur-mazmur dengan ibadat

Kitab Mazmur tidak kecuali kumpulan nyanyian-nyanyian keagamaan Israel. Kita tahu juga di antara petugas Bait Allah ada juga para penyanyi. Tentu baru sehabis masa pembuagan penyanyi secara langsung disebut. Namun pasti juga bahwa mereka sejak awal mula termasuk kalangan para petugas Bait Allah. Orang merayakan perayaan Yahwe dengan tarian dan nyanyian, Hak 21:19-21; 2 Sam 6:5, 16. Menurut Am 5, 23. Menurut Tawarikh raja Sanherib maka di masa raja Hizkia Bait Allah yang dibangun Salomo memang memunyai penyanyi-penyanyinya, sama seperti semua tempat suci di dunia Timur memiliki penyanyi-penyanyinya. Ada sejumlah mazmur yang dipertalikan dengan Asaf, Bani Korah, Herman dan Etan (atau Yedutan). Menurut kita Tawarikh semua tokoh itu termasuk kalangan para penyanyi Bait Allah di masa sebelum pembuangan. Ada sebuah tradisi yang menyatakan bahwa banyak mazmur adalah karya Daud. Dan tradisi yang sama menyatakan juga bahwa Daudlah yang mengorganisasikan ibadat Bait Allah, termasuk para penyanyi, 1Taw 25. Tradisi itu agak sejalan dengan keterangan-keterangan yang tua sekali mengenai Daud yang menari dan menyanyi di hadapan Yahwe, 2Sam 6:5, 16.

Pada sejumlah besar mazmur dibubuhkan keterangan-keterangan mengenai musiknya dan pemakaian liturginya. Ada keterangan mengenai upacara yang dibarengi dengan mazmur yang bersangkutan. Mzm 20, 26, 27, 66, 81, 107, 116, 134, 135 Mazmur- mazmur tersebut dan lain mazmur, Mzm 48, 65, 95, 96, 118, dinyanyikan dipelataran Bait Allah. "Nyanyian-nyanyian ziarah" (begitu kira-kira dapat diterjemahkan istilah Ibrani yang tidak jelas artinya), yaitu Mzm 120-134, dan juga Mzm 84 tidak lain kecuali lagu-lagu yang dipakai waktu orang berziarah ke Yerusalem. Contoh-contoh yang paling jelas itu secukupnya membuktikan bahwa banyak mazmur, termasuk yang bersifat perorangan, diciptakan untuk ibadat dalam Bait Allah. Mazmur-mazmur lain barangkali aselinya tidak dikarang untuk keperluan itu, tetapi kemuliaan juga disesuaikan, misalnya dengan menambahkan permohonan berlat, Mzm 125, 128, 129.

Maka hubungan banyak mazmur dengan ibadat dan corak liturgis kitab Mazmur secara menyeluruh tidak dapat disangkal. Tetapi pada umumnya tidak ada petunjuk- petunjuk konkrit untuk dapat menentukan dalam upacara atau pada hari raya manakah mazmur-mazmur tertentu dipakai. Judul Ibrani pada Mzm 92 menetapkan pemakaiannya pada hari Sabat. Judul-judul Yunani pada Mzm 24, 48, 93, 94, menentukan bahwa lagu-lagu itu dipakai pada hari-hari pekan yang lain. Mzm 30 dipakai pada hari raya Pentahbisan Bait Allah-begitu dikatkan naskah Ibrani, sedangkan menurut naskah Yunani Mzm 29 dinyanyikan pada perayaan Pondok-Daun. Petunjuk-petunjuk itu kiranya tidaklah aseli. Tetapi sama seperti penetapan- penetapan terperinci yang dibuat di zaman Yahudi, petunjuk-petunjuk tersebut menjadi bukti bahwa Kitab Mazmur berperan sebagai kitab nyanyian guna Bait Allah dan Rumah-rumah ibadat Yahudi sebelum menjadi kitab nyanyian bagi Gereja Kristen.

Pengarang-pengarang dan masa dikarangnya mazmur-mazmur

Judul-judul yang dibubuhkan pada banyak mazmur mempertalikan 73 buah dengan Daud, 12 buah dengan Asaf, 11 buah dengan Bani Korah, dan satu buah dengan Heman, Etan (atau Yedutun), Musa dan Salomo. 35 mazmur tidak dipertalikan dengan tokoh tertentu. Judul-judul dalam terjemahan Yunani tidak selalu sama dengan yang terdapat dalam naskah Ibrani. Menurut terjamahan Yunani, maka 82 mazmur adalah karya raja Daud. Terjemahan Siria masih lebih berbeda.

Aselinya judul-judul tersebut barangkali tidak bermaksud menyatakan siapa pengarang mazmur yang bersangkutan. Ungkapan Ibrani yang dipakai hanya mengatakan bahwa ada salah satu hubungan antara mazmur itu dengan tokoh yang disebut namanya, entahlah karena isi mazmur sesuai dengan tokoh itu, entah karena mazmur itu termasuk sebuah kumpulan mazmur yang diedarkan memakai nama tokoh itu. "Mazmur-mazmur Bani Korah" ialah mazmur-mazmur yang termasuk kumpulan mazmur yang lazim dipakai oleh kelompok-kelompok penyanyi itu. Sejumlah besar mazmur diberi catata: "Untuk pemimpin biduan", Mzm 4,5,6,8, dan lain-lainnya. Mazmur-muzmur ini termasuk kumpulan yang dinyanyikan oleh paduan suara Bait Allah yang dipimpin oleh seorang pemimbing. Ada juga sekumpulan "mazmur Asaf" dan sekumpulan "Mazmur Daud". Di kemudian hari judul-judul yang aselinya hanya menyatakan termasuk kumpulan manakah mazmur tertentu, dimengerti seolah-olah menyatakan siapa pengaruhnya. Maka beberapa "mazmur Daud" diberi catatan pendahuluan yang menentukan dalam keadaan hidup manakah mazmur itu diciptakan oleh raja Daud. Mzm 3, 7, 18, 34, 51, 52, 54, dan lain-lainnya. Akhirnya tradisi tidak hanya mengaggap Daud sebagai pencipta mazmur-mazmur yang dibubuhi dengan namanya, tetapi sebagai pencipta seluruh kitab Mazmur.

Tafsiran yang kurang tepat tersebut janganlah membuat kita meremehkan suatu kesaksian tua dan berharga yang diberikan oleh judul-judul mazmur itu. Mungkin sekali mazmur-mazmur Asaf dan Bani Korak benar-benar diciptakan oleh para penyanyi Bait Allah. Sejalan dengan itu juga kumpulan mazmur-mazmur Daud benar- benar bersangkutan dengan raja itu, entah bagaimana. Mungingat keterangan- keterangan yang tercantum dalam kitab-kitab sejarah mengenai bakat-musik raja Daud, 1Sam 16:16-18, bdk Am 6:5, mengenai bakat puetisnya, 2Sam 1:19-27; 3:33-34, dan tentang citarasanya di bidang peribadatan, maka perlu diterima bahwa dalam kitab Mazmur benar-benar tercantum nyanyian-nyanyian yang diciptakan oleh raya Daud. Memang Mzm 18 tidak lain dari suatu saduran sebuah nyanyian yang menurut 2Sam 22 dikarang oleh Daud. Sudah barang tentu tidak semua mazmur yang barasal dari kumpulan Daud juga diciptakan oleh raja itu. Tetapi kumpulan itu kiranya tidak mungkin disusun, kalau aselinya tidak ada suatu kumpulan yang memuat mazmur-mazmur ciptaan Daud sendiri. Hanya tak mungkin lagi menentukan mazmur-mazmur manakah termasuk ke dalam kumpulan aseli itu. Sudah dikatakan di atas, bahwa judul-judul yang terdapat dalam naskah-naskah Ibrani tidak menentukan bagi kita. Jika pengarang-pengarang Perjanjian Baru mengutip salah satu mazmur sebagai mazmur Daud, maka mereka hanya menyesuaikan diri dengan pendapat umum di zamannya. Tetapi keterangan-keterang semacam itu jangan begitu saja disingkirkan. Raja Daud sebagai "pemazmuran yang disenangi di Israel", 2Sam 23:1, selalu perlu dianggap sebagai seorang tokoh yang berperan besar dalam asal-usul lirik keagamaan umat terpilih.

Dorongan yang dilancarkan raja Daud kemudian diteruskan. Kitab Mazmur sesungguhnya menampung hasil karya puetis yang berlangsung beberapa abad. Setelah sementara ahli mengemukakan pendapat bahwa kebanyakan mazmur dikarang di zaman belakangan, di masa sesudah pembuangan dan kemudian dari itu, maka sekarang ahli-ahli itu lama-kelamaan mengambil sikap yang lebih bijaksana. Cukup banyak mazmur berasal dari zaman para raja, teristimewanya "mazmur-mazmur rajawi". Hanya isi mazmur-mazmur ini sangat umum dan tak terperinci, sehingga tidak dapat ditanggalkan lebih jauh dan tanggal yang kadang-kadang diusulkan sebenarnya beberapa hipotesa melulu. Sebaliknya, "mazmur-mazmur kerajaan Yahwe" yang berbelas unsur-unsur dari mazmur-mazmur lain dan bagian kedua kitab Yesaya, nyanyiannya dikarang selama masa pembuangan. Demikianpun halnya dengan mazmur- mazmur misalnya Mzm 137, yang berkata tentang kemusnahan kota Yerusalem dan pembuangan. Kembalinya kaum buangan ke tanah airnya dikidungkan oleh Mzm 126. Zaman yang menyusul masa pembuangan nampaknya subur sekali dalam menciptakan mazmur. Memang di zaman itu ibadat sangat berkembang di Bait Allah yang dibangun kembali. Di masa itu kedudukan para penyanyi Bait Allah meningkat, sehingga disamakan dengan kaum Lewi. Para bijaksana juga memanfaatkan jenis sastera "mazmur" untuk menyebarluaskan ajarannya, misalnya Bin Sirakh. Perlukah orang juga menerima bahwa di zaman para Makabe masih diciptakan mazmur-mazmur yang dicantumkan dalam kitab Mazmur? Masalah ini khususnya menyangkut Mzm 44, 74, 83. Hanya bukti-bukti yang diajukan tidak cukup meyakinkan untuk menanggalkan mazmur-mazmur tersebut di zaman para Makabe.

Terbentuknya kitab Mazmur

Kitab Mazmur seperti yang kita miliki sekarang merupakan hasil suatu usaha yang berlangsung lama. Mula-mula ada beberapa kumpulan kecil. Mzm 72 (yang dikatakan karangan Salomo) ditutup dengan catatan ini: "Sekianlah doa-doa Daud bin Isai". Namun demikian dalam kitab Mazmur sebelumnya sudah tercantum sejumlah mazmur yang tidak dipertalikan dengan Daud, dan kemudian masih juga tercantum beberapa mazmur yang dihubungkan dengan Daud. Sebenarnya ada dua kelompok "mazmur-mazmur Daud", Mzm 3-41 dan 51-52; masing-masing mazmur dalam kedua kelompok itu dipertalikan dengan Daud, kecuali yang paling akhir (Salomo) dan tiga mazmur yang tidak dihubungkan dengan nama orang tertentu. Masih ada kumpulan-kumpulan mazmur yang serupa: kumpulan mazmur Asaf, Mzm 50 dan 73-83, kumpulan mazmur Bani Korah, Mzm 42-49 dan 84, 85, 87, 88, kumpulan nyanyian ziarah Mzm 120-134, kumpulan mazmur yang dibubuhi dengan kata "Haleluya" (karena itu disebut "Hallel")(Mzm 105-107, 111-118, 135, 136, 146-150). Kumpulan-kumpulan kecil tersebut mula-mula beredar tersendiri, sebagaimana dibuktikan kenyataan bahwa beberapa mazmur (dengan perbedaan kecil-kecil) sampai dua kali tercantum dalam kitab Mazmur, misalnya Mzm 14 dan Mzm 53; Mzm 40:14-18 dan Mzm 70; Mzm 57:8-12 bersama Mzm 60:7-14 dan Mzm 108.

Pekerjaan pengumpul-pengumpul mazmur-mazmur terasa juga dalam penggunaan nama-nama ALlah. Mzm 1-41 hanya menggunakan nama "Yahwe" (ialah kumpulan mazmur-mazmur Daud yang pertama). Mzm 42-89 (yang merangkum kumpulan mazmur- mazmur Daud yang kedua, sebagian dari mazmur-mazmur Bani Korah dan kumpulan mazmur-mazmur Asaf) hanya memakai nama "Elohim", sedangkan Mzm 90-15 kembali memakai nama "Yahwe", kecuali Mzm 108 yang menggabungkan dua Mazmur yang menggunakan nama "Elohim", yakni Mzm 57 dan 60. Kumpulan mazmur-mazmur kedua yang memakai nama "Yaher" itu kiranya kumpulan yang paling muda dalam kitab Mazmur, hal mana tidak mengatakan apa-apa mengenai masing-masing mazmur. Kebanyakan mazmur itu tidak bernama dan di dalamnya terdapat banyak pengulangan dan pinjaman dari mazmur-mazmur lain.

Dalam tahap perkembangan yang terakhir kitab Mazmur dibagi menjadi "lima buku". Ini agaknya untuk meniru "Lima Buku Musa" (Pentateukh). Kelima "buku"itu dipisahkan satu sama lain dengan disisipkan suatu doksologi yang menutup masing- masing buku: Mzm 41, 14; 72:18-20; 89:52; 106:48. Mzm 150 berperan sebagai doksologi penutup kitab, sedangkan Mazmur 1 nampaknya sebagai kata pembukaan kitab Mazmur.

Bentuk kitab Mazmur resmi yang merangkum 150 Mazmur baru di zaman belakangan menjadi lazim dan belum juga umum diterima. Memang kitab Mazmur dalam terjemahan Yunani memuat 151 buah mazmur dan terjemahan Siria bahkan 155 buah. Dalam naskah-naskah jemaat di Qumran ditemukan Mzm 151 tergabung dengan mazmur lain dalam bahasa Ibrani, sehingga Mzm 151 dalam terjemahan Yunani ternyata aslinya sebuah mazmur Ibrani. Naskah-naskah jemaat di Qumran juga menampilkan dalam bahasa Ibrani dua buah mazmur-mazmur tambahan dalam terjemahan Siria. Selebihnya maskah-naskah jemaat di Qumran memuat dua kumpulan mazmur yang serba baru. Kumpulan-kumpulan itu disisipkan ke dalam kitab Mazmur sebagaimana yang dipakai jemaat itu. Urutan mazmur-mazmur dalam kitab Mazmur jemaat di Qumran juga berbeda dengan urutannya dalam kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitan. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur yang tercantum dalam Alkitab. Maka jelaslah bahwa kitab Mazmur hingga zaman masehi terus terbuka untuk menampung mazmur-mazmur lain lagi, setidak-tidaknya di beberapa kalangan orang Yahudi.

Nilai rohani kitab Mazmur

Oleh karena kekayaan rohani kitab Mazmur kentara, maka tak perlu dikatakan banyak tentangnya. Mazmur-mazmur menjadi doa di masa perjanjian lama. Allah sendiri mencetuskan perasaan hati yang seharusnya dimiliki anak-anakNya terhadap Bapa mereka. ia sendiripun menginspirasikan kata-kata yang seharusnya mereka pakai dalam menghadap Allah. Mazmur-mazmur itu diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri, oleh Perawan Maria, para rasul dan para martir. Dengan tidak merubah apa-apa Gereja Kristen telah menjadikan mazmur-mazmur itu sembahyang resminya. Memang seruan-seruan berupa pujian, permohonan atau ucapan syukur itu dicetuskan para pemazmur dalam keadaan tertentu di zamannya dan berdasarkan pengalamannya pribadinya itu. Tetapi tanpa dirubah sedikitpun seruan-seruan itu mempunyai makna umum. Sebab mazmur-mazmur itu mengungkapkan sikap hati yang seharusnya ada pada tiap-tiap manusia yang menghadap Allah. Memang kata-kata tidak dirubah, tetapi makna mazmur-mazmur itu sangat diperkaya. Di masa perjanjian baru orang beriman bersyukur dan memuji Allah, yang sudah menyatakan rahasia hidupNya sendiri, yang melalui darah AnakNya menebus manusia dan mencurahkan Roh KudusNya. Dalam pemakaian liturgis tiap-tiap mazmur diakhiri dengan doa pujian yang tertuju kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus. Doa-doa permohonan yang tua itu menjadi lebih hangat semenjak Perjamuan Malam. Salib dan Kebangkitan mengajar manusia mengenai kasih Allah yang tak berhingga kepada manusia, mengenai beratnya dosa yang membelenggu semua orang, mengenai kemuliaan yang dijanjikan kepada orang benar. Memang pengharapan yang tercetus dalam nyanyian-nyanyian para pemazmur, sekarang terwujud. Sebab Mesias sudah datang dan meraja. Semua bangsa diajak untuk memuji Dia.

(0.20010445205479) (Kis 25:8) (full: TERHADAP HUKUM TAURAT ORANG YAHUDI. )

Nas : Kis 25:8

Setahu Paulus ia tidak melakukan kesalahan apa pun terhadap orang Yahudi atau hukum mereka. Paulus sesungguhnya memelihara hukum moral PL (bd. Kis 21:24). Dia mengetahui bahwa patokan-patokan hukum Taurat tidak pernah berubah, sebagaimana halnya Allah tidak pernah berubah. Baginya, hukum Taurat itu kudus, baik dan rohani (Rom 7:12,14), mengungkapkan watak Allah dan menuntut hidup yang benar (bd. Mat 5:18-19). Sekalipun demikian, Paulus tidak menaati hukum Taurat sebagai kitab undang-undang atau patokan-patokan untuk menjadikan dirinya benar. Hidup benar memerlukan karya Roh Kudus; hanya setelah dibaharui oleh Roh Kudus melalui kasih karunia Kristus dapatlah kita menaati perintah Allah dengan sukses sebagai ungkapan kerinduan kita untuk menyenangkan Allah. Kita tidak pernah tanpa hukum Allah selama kita berada di bawah hukum Kristus (1Kor 9:21; Rom 3:21; 8:4;

lihat cat. --> Mat 5:17).

[atau ref. Mat 5:17]

(0.20010445205479) (2Kor 6:2) (jerusalem: hari penyelamatan itu) Antara waktu tampilnya Kristus di dunia, Rom 3:26+ dan kedatanganNya kelak, 1Ko 1:8+, berlangsunglah zaman pertengahan, Rom 13:11+. Zaman itulah "hari penyelamatan itu". Selama zaman itu diberi kesempatan untuk bertobat, Kis 3:20 dst, sehingga "Sisa Israel", Rom 11:5, dan bangsa bukan Yahudi, Rom 11:25; Efe 2:12 dst; Kis 6:11; Luk 21:24, dapat diselamatkan. Meskipun lamanya zaman itu tidak tentu, 1Te 5:1+, namun zaman "penumpangan" di dunia ini, 1Pe 1:17, harus dianggap sebagai pendek saja, 1Ko 7:26-31; bdk Wah 10:6; 12:12; 20:3, dan penuh pencobaan Efe 5:16; 6:13, dan penderitaan yang menyiapkan kemuliaan kelak, Rom 8:11. Kesudahan sudah mendekat, 1Pe 4:7; Wah 1:3+ dan 1Ko 16:22; Fili 4:5; Yak 5:8, yaitu hari siang yang tidak jauh lagi, Rom 13:11 dst. Maka orang harus berjaga-jaga, 1Te 5:6; bdk Mar 13:33, dan sebaik-baiknya memanfaatkan waktu yang masih sisa, Kol 4:5; Efe 5:16, untuk menjadi selamat dan menyelamatkan orang lain, Gal 6:10, sedangkan Allah dibiarkan menimpakan balasan terakhir, Rom 12:19; 1Ko 4:5.
(0.20010445205479) (Ul 32:15) (sh: Hidup dengan Allah sejati (Minggu, 18 Juli 2004))
Hidup dengan Allah sejati

Hidup dengan Allah sejati. Hukum sebab akibat merupakan hukum yang berlaku dalam Perjanjian Lama, misalnya jika kita taat (= hidup dengan Allah) maka Allah akan memberikan berkat. Tetapi bila kita memberontak atau meninggalkan Dia (= hidup tanpa Allah), akibatnya adalah malapetaka. Malapetaka terjadi atas bangsa Israel karena pemberontakannya seperti diceritakan dalam nyanyian Musa. Pemberontakan bangsa Israel dimulai ketika mereka meninggalkan Allah. Sehingga mereka mempersembahkan korban kepada roh-roh jahat, berbalik setia kepada ilah yang baru. Akibatnya adalah: Pertama, Allah cemburu dan sakit hati (ayat 15-17). Kedua, Allah menyembunyikan wajah-Nya dari bangsa Israel (ayat 20). Dari hidup dalam naungan kasih Allah menjadi mengalami kehampaan hadirat-Nya betapa ngeri akibat dosa!

Allah juga memberikan hukuman dalam bentuk: Pertama, Allah menyerahkan mereka kepada bangsa yang bebal (ayat 21). Kedua, Allah menimpakan api murka-Nya dan menimbunkan malapetaka (ayat 22-23). Ketiga, kelaparan serta penyakit akan menimpa hidup bangsa Israel (ayat 21-24). Keempat, ladang tidak menghasilkan panen (ayat 31-33). Inilah hidup yang harus dijalani bangsa Israel ketika mereka hidup tanpa Allah. Ilah-ilah yang bukan Allah sejati menawarkan suatu hal yang terlihat lebih baik bila manusia mau hidup bersamanya. Tapi hidup bersama Allah sejati adalah hal terbaik yang bisa manusia dapatkan.

Renungkan: Hidup bersama Allah bukan saja urusan nanti di surga, tetapi kepentingan kita sebagai milik-Nya di dunia ini.

(0.20010445205479) (Mzm 71:1) (sh: Merasa dibuang. (Selasa, 5 Mei 1998))
Merasa dibuang.

Merasa dibuang.
Mazmur ini merupakan rintihan seorang yang dalam masa tua mengalami berbagai perasaan negatif. Ia tidak lagi kuat seperti ketika masih muda (ayat 9). Ia tidak lagi dihormati sebaliknya tak henti-henti orang-orang yang memusuhinya mengejek bahkan mengancam dia (ayat 10-11). Di saat krisis demikian pemazmur mengenang perjalanan hidupnya bersama Tuhan sejak masa mudanya (ayat 6,17). Dia yang dulu telah terbukti setia dan berkuasa menyrtainya, kepada Dialah kini ia makin bersandar memohon agar Ia makin menopangnya.

Bagaimana mengisi hari tua? Perasaan sepi, tak berguna, lemah, sedih, tidak dihargai lagi, kuatir dan takut menghadapi masa depan, adalah bagian wajar dari pengalaman krisis hari-hari tua seseorang. Anggota keluarga sendiri pun =96 anak dan cucu =96 seringkali mengecewakan. Masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri dan tidak siap memberikan perhatian seperti yang diharapkan oleh pihak orangtua. Pemazmur memberi kita prinsip bagaimana menghadapi kenyataan itu. Jadikan Tuhan sumber segala kebutuhan Anda, sehingga Anda makin berakar (ayat 18), semarak memuji Dia (ayat 21-24), menjadi hal ajaib bagi orang lain (ayat 7).

Renungkan: Tubuh melemah adalah kesempatan untuk mencari kekuatan kekal Allah, rambut putih adalah tanda fase hidup lebih berhikmat.

Doa: Ya Tuhan, terima kasih untuk hidup dan kesempatan melayani-Mu.

(0.20010445205479) (Yes 65:17) (sh: Langit dan bumi baru (Kamis, 6 Mei 1999))
Langit dan bumi baru

Langit dan bumi baru. Seluruh ciptaan telah berdosa (Kej. 3), maka pembaharuan yang akan terjadi meliputi seluruh ciptaan, baik manusia maupun alam semesta. Ciri-ciri Yerusalem baru adalah: (1) sukacita, kegirangan dan kesukaan, dan tidak ada kebusukan; (2) kemakmuran, hasil buminya akan sangat tinggi karena manusia menikmati hasil pekerjaannya (ay. 21-24; bdk. Kej. 3:17: "dengan susah payah engkau akan mencari rezekimu"); (3) Damai sejahtera dalam diri dan dalam hubungan antar manusia. Persekutuan umat terwujud sempurna karena hak perseorangan dan penghayatan persekutuan tidak bertentangan, melainkan bertumbuh terpadu dan harmonis. Komunikasi spontan dan penuh terjadi antara Allah dan manusia.

Pemulihan yang akbar dan dahsyat. Langit dan bumi baru merupakan janji pemulihan dan pembaruan yang akbar dan dahsyat. Kepastiannya dijamin oleh Sang Pencipta yang Maha Besar dan Agung, melalui karya Yesus Kristus. Kini, kita sedang menantikan penggenapan sempurna. Sebelum masa itu tiba, nantikanlah langit dan bumi baru itu dengan penghayatan iman, pengharapan, dan kesetiaan penuh kepada Allah.

Renungkan: Isilah hari-hari penantian penggenapan dalam hidup kita dengan semangat dan gairah menatap ke depan yang penuh pengharapan dan cita-cita.

(0.20010445205479) (Luk 2:21) (sh: Tanggung jawab spiritual (Senin, 27 Desember 1999))
Tanggung jawab spiritual

Tanggung jawab spiritual. Yusuf dan Maria menjalankan tanggung jawab sebagai orang-tua di hadapan Tuhan (21-24). Tanggung jawab ini mengungkapkan makna iman serta kepatuhan orang-tua atas apa yang telah difirmankan dan ditetapkan Tuhan. Kelalaian banyak dilakukan orang-tua Kristen pada masa kini. Tanggung jawab terhadap anak hanya diterapkan sebatas pemenuhan kebutuhan lahiriah. Model seperti ini jelas mengabaikan kebutuhan spiritual anak-anaknya.

Kebutuhan spiritual lebih utama daripada kebutuhan lahiriah. Sejak kecil anak harus diperkenalkan kepada Yesus, agar ia menyerahkan hidupnya kepada-Nya. Sangatlah keliru bila dikatakan bahwa anak belum tahu apa-apa. Orang-tua bertanggungjawab membawa anak ke gereja dan mendorongnya untuk beribadah kepada Tuhan.

Persiapan dan penghiburan Allah. Kejadian di Bait Allah mempertegas fakta sejarah tentang kelahiran Yesus. Dilihat dari sisi empat orang yang terkait yaitu Yusuf, Maria, Simeon, dan Hana, peristiwa itu mempunyai makna yang lain. Bagi Simeon dan Hana peristiwa itu merupakan penghiburan luar biasa yang Allah sediakan di hari tua mereka, karena diizinkan melihat penggenapan janji keselamatan dari Allah. Bagi Yusuf dan Maria peristiwa itu merupakan persiapan yang Allah lakukan, agar mereka siap menghadapi masa-masa sulit di masa mendatang.

(0.20010445205479) (Ef 4:17) (sh: Hitam — putih; di luar — di dalam Kristus (Minggu, 9 November 2003))
Hitam — putih; di luar — di dalam Kristus

Hitam—putih; di luar—di dalam Kristus. Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran.

(0.17509139726027) (Luk 7:13) (full: TERGERAKLAH HATI-NYA OLEH BELAS KASIHAN. )

Nas : Luk 7:13

Belas kasihan Yesus terhadap janda ini menunjukkan bahwa Allah merasa kasih dan kepedulian yang khusus bagi para janda atau siapapun yang sebatang kara di dunia ini. Alkitab mengajarkan hal-hal berikut:

  1. 1) Allah adalah Bapa bagi anak yatim dan pelindung bagi para janda (Mazm 68:6). Mereka berada dalam pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang khusus (Kel 22:22-23; Ul 10:18; Mazm 146:9; Ams 15:25).
  2. 2) Dengan memakai persepuluhan dan kelimpahan umat-Nya, Allah memelihara anak-anak yatim dan para janda (Ul 14:28-29; 24:19-21; Ul 26:12-13).
  3. 3) Ia memberkati orang yang menolong dan menghormati mereka (Yes 1:17,19; Yer 7:6-7; 22:3-4).
  4. 4) Ia melawan mereka yang mengambil keuntungan dari atau merugikan para janda dan anak yatim (Kel 22:22-24; Ul 24:17; 27:19; Ayub 24:3; Mazm 94:6,16; Za 7:10).
  5. 5) Para janda adalah penerima kasih dan belas kasihan Allah yang lembut (ayat Luk 7:11-17; 18:2-8; 21:2-4; Mr 12:42-43).
  6. 6) Gereja mula-mula mengutamakan pemeliharaan para janda (Kis 6:1-6).
  7. 7) Satu segi dari ibadah yang murni adalah mengurus para yatim dan janda dalam kesusahan mereka (Yak 1:27; bd. 1Tim 5:3-8).
(0.17509139726027) (Kel 8:16) (sh: Kekerasan hati menghancurkan (Jumat, 8 April 2005))
Kekerasan hati menghancurkan

Kekerasan hati menghancurkan
Firaun tetap berkeras hati untuk tidak melepaskan Israel pergi maka Allah pun mendatangkan tulah ketiga berupa nyamuk. Jumlahnya tak terhitung bagaikan debu tanah dan menjadi ancaman bagi semua makhluk hidup baik manusia maupun binatang (ayat 16-17).

Kali ini para ahli Mesir tidak mampu melakukan hal serupa. Bahkan mereka pun sadar bahwa tulah nyamuk berasal dari tangan Allah yang Mahakuasa yaitu Allah Israel. Hanya Dia, Allah yang memiliki kekuasaan atas alam semesta. Akan tetapi, setelah mereka memberitahukan hal itu kepada Firaun raja Mesir itu, ia tetap berkeras hati untuk tidak memenuhi permintaan Harun dan Musa (ayat 18-19). Hal yang sama terjadi saat Allah mendatangkan tulah keempat yaitu lalat pikat yang sangat menyengsarakan bangsa Mesir, tapi tidak dialami bangsa Israel (ayat 21,24).

Allah membuat perbedaan antara bangsa Mesir dan umat-Nya. Ia mengecualikan Tanah Gosyen. Mengapa? Pertama, Ia menghukum bangsa yang menindas umat-Nya dan menyelamatkan umat-Nya dari tulah yang dirancangkan-Nya untuk bangsa Mesir. Allah melakukan ini bukan karena Ia tidak mengasihi bangsa Mesir, melainkan Ia ingin menyatakan kuasa-Nya di tengah-tengah bangsa Mesir. Kedua, Allah menghukum Mesir karena kejahatannya yang menindas bangsa Israel dan mengekang kemerdekaan umat-Nya. Meski demikian, Allah tetap berkenan mengabulkan permintaan Firaun untuk melenyapkan lalat pikat. Kesediaan Allah ini tidak berarti Ia merubah tujuan-Nya semula. Allah tetap memegang kendali walaupun Firaun mengeraskan hati.

Sungguh mendatangkan sukacita besar ketika kita mengetahui bahwa Allahlah pembela umat-Nya. Jika Allah di pihak kita, siapakah lawan kita? (Rm. 8:31). Mari kita jadikan firman Allah ini sebagai kekuatan kita saat menghadapi musuh kita yaitu Iblis dan pihak-pihak yang menjadi sekutunya.

Renungkan: Allah peduli akan kehidupan kita. Ia tidak membiarkan kita sendiri menghadapi masalah hidup ini.

(0.17509139726027) (1Raj 12:1) (sh: Hikmat anak muda vs hikmat orang tua (Rabu, 11 Agustus 2004))
Hikmat anak muda vs hikmat orang tua

Hikmat anak muda vs hikmat orang tua. Orang tua tidak selalu lebih benar daripada anak muda. Namun, orang tua yang takut akan Tuhan, memiliki pengalaman dan hikmat yang patut didengar dan ditaati oleh anak-anak muda. Orang yang lebih tua dan hidup dalam ketaatan pada firman Tuhan layak kita perhatikan nasihatnya. Rehabeam adalah anak Salomo yang usianya masih muda ketika ia menjadi raja menggantikan Salomo. Para tua-tua (= orang yang dipandang tua, berpengalaman) yang telah melayani ayahnya mendampingi Rehabeam saat itu. Para tua-tua itu telah "Banyak makan asam garam". Mereka telah menyaksikan bagaimana Salomo memerintah, bagaimana reaksi orang yang diperintah dengan "Tangan adil" atau "Tangan keras" serta akibat-akibatnya. Oleh sebab itu, ketika Rehabeam meminta nasihat mereka mengenai bagaimana harus menyikapi tuntutan Yerobeam, nasihat mereka keluar dari pengalaman-pengalaman hidup yang berharga (hikmat orang tua). Mereka menasihati Rehabeam untuk memenuhi permintaan Yerobeam dengan tujuan mengambil hati rakyat (ayat 6-8).

Sayang, Rehabeam memilih mendengar nasihat teman-teman sebayanya (hikmat anak muda), yang berpendapat bahwa keberhasilan memimpin harus ditunjukkan dengan kekuatan, kekerasan, dan teror (ayat 8-11). Akibatnya bisa dibayangkan, rakyat memberontak, melepaskan diri dari kekuasaan Rehabeam (ayat 16-20). Hampir saja terjadi perang saudara, jika Tuhan tidak campur tangan (ayat 21-24).

Ingatlah pelajaran melalui firman Tuhan hari ini. Kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang persuasif dan peka terhadap pimpinan Tuhan, yang belajar dari pengalaman hidup dan berkomunikasi dengan sesama manusia. Hikmat orang tua yang takut akan Tuhan melebihi hikmat anak muda, namun hikmat ilahi jauh melampaui semua itu. Hikmat ilahi mengajarkan kepemimpinan adalah pelayanan!

Renungkan: Kita dipanggil untuk menjalankan kepemimpinan ala Yesus, yaitu memimpin melalui melayani!

(0.17509139726027) (Mzm 71:1) (sh: Walau tua tetap semangat (Senin, 1 November 2004))
Walau tua tetap semangat

Walau tua tetap semangat. Apa benar orang yang sudah tua bisa ditinggalkan Tuhan? Apakah Tuhan melupakan kita saat rambut memutih?

Mazmur 71 memuat pergumulan pemazmur sebagai orang yang sudah tua. Dulu pemazmur pernah mengalami masa muda yang penuh sukacita. Pengalaman ini penuh sukacita karena Tuhan sendiri menopang kehidupannya (ayat 5-6). Masa muda pemazmur ini, menjadi kesaksian bagi banyak orang tentang perbuatan ajaib tangan Tuhan yang memeliharanya (ayat 7-8). Kini pemazmur merasakan kekuatan fisiknya menurun dan memudar sehingga rasa percaya diri pun luntur. Hal ini berbeda saat tubuh masih sehat, tenaga besar, tiada rintangan fisik, mental maupun hambatan para musuh yang dapat menghalangi gerak pemazmur.

Beragam perubahan ini menghantarkan pemazmur pada puncak keraguan yakni jangan-jangan Tuhan pun sudah meninggalkan dia (ayat 9). Apalagi tekanan para musuhnya bertambah sehingga perasaan ditinggalkan Tuhan makin kuat (ayat 10-11). Dalam kemunduran fisik dan tekanan masalah, iman menatap ke luar kondisi diri yaitu kepada Yahweh, Allah Israel yang setia. Kerinduan pemazmur adalah ia tetap boleh melayani Tuhan pada masa tuanya. Pemazmur bangkit dalam sikap semakin rindu menyaksikan berbagai perbuatan Tuhan (ayat 12-16). Pengalaman masa muda bersama Tuhan mendukung keyakinannya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya. Pengalaman penyertaan Tuhan pada masa lampau itu menjadi pegangan bagi pemazmur dan memantapkan tekadnya untuk tetap melayani Tuhan di usia senja (ayat 17-18; 21-24).

Jangan kaitkan kemunduran fisik dengan perubahan kasih setia dan pemeliharaan Tuhan. Ia tidak pernah berubah. Tuhan tidak bosan memakai kita untuk melayani-Nya. Oleh karena itu, jadikan masa tua kita sebagai contoh bagi orang di sekitar kita untuk melihat usia lansia bukan penghalang melayani Tuhan dengan setia dan benar.

Camkan: Fisik boleh menurun, tetapi semakin matang usia, semakin iman, pujian, dan semangat melayani Tuhan harus terus meningkat.

(0.17509139726027) (Yes 33:1) (sh: Hukum balas dendam. (Minggu, 29 November 1998))
Hukum balas dendam.

Hukum balas dendam.
Alkitab, khususnya Perjanjian Lama, menceritakan adanya kebiasaan masyarakat, di luar Israel yang memberlakukan hukum pembalasan, "mata ganti mata, gigi ganti gigi" (bdk. Kel. 21:24). Artinya, bila diperlakukan semena-mena, harus dibalas dengan perlakuan semena-mena pula. Bila dipukul, patut untuk balas memukul; bila dicaci maki, patut melakukan yang sama. Tetapi di bagian lain, dari Alkitab Perjanjian Lama itu, Allah berfirman: "Hak-Kulah dendam dan pembalasan" (Ul. 32:35). Berarti manusia tidak berhak menuntut balas. Allah sendiri yang akan bertindak terhadap orang-orang yang memusuhi umat-Nya. Kemungkinan besar ayat 1 ini, perusak ... penggarong, ditujukan kepada bangsa Asyur yang telah sekian lama menindas bangsa Israel. Dan bukan Israel yang berhak menuntut balas, melainkan Allah.

Berhutang syukur. Peristiwa demi peristiwa yang dialami bangsa Israel bersama-sama Allah memberikan banyak pelajaran berharga. Misalnya, umat menyadari kedaulatan-Nya; menyadari bahwa Dialah sumber perlindungan terpercaya dan satu-satunya (ayat 2-4). Apa yang Allah lakukan tidak hanya melepaskan umat-Nya dari sengsara, tetapi juga mencetuskan pengakuan segenap bangsa akan kuasa-Nya. Seluruh umat Tuhan berhutang syukur atas segala kebaikan Allah. Sepatutnyalah umat meresponi tindakan setia dan kasih Allah ini dengan syukur yang pantas dan memadai.

Masa Penantian. Saat ini kita memasuki Minggu Advent pertama. Masa-masa penantian hadirnya Juruselamat, yang membuat Sion penuh keadilan dan kebenaran. Masa di mana seluruh umat percaya berlimpah harta sorgawi, yaitu hikmat dan pengetahuan, dan takut akan Tuhan. Masa-masa inilah umat mengingatrayakan kembali campur tangan Tuhan yang membebaskan, memberi jaminan keamanan dan keselamatan dalam segenap segi kehidupan kita. Sepatutnyalah umat harus berlaku benar, bertindak jujur, bersikap arif dan penuh syukur.

Doa: Ya Allah, terima kasih atas penyertaan dan perlindungan-Mu setiap hari. Tindakan-Mu terhadap orang-orang yang berbuat jahat membuat hati kami tenteram.

(0.17509139726027) (Gal 1:11) (sh: Pemberita Injil sejati (Minggu, 5 Juni 2005))
Pemberita Injil sejati

Pemberita Injil sejati
Ada orang yang senang memakai perhiasan imitasi untuk bergaya. Ada juga orang lain yang senang mengimitasi tokoh terkenal. Orang seperti ini biasanya mengenal tokoh yang ditirunya sebatas lahiriah saja, artinya ia tidak tahu motivasi dan hakikat dari perilaku tokoh yang dilakoninya. Paulus bukanlah orang yang sedemikian. Ia menjadi pemberita Injil bukan dengan cara meniru para rasul pendahulunya.

Paulus sadar perkataan kerasnya di perikop sebelum ini harus didukung dengan kewibawaan rasulinya. Maka ia telah menegaskan sejak permulaan bahwa ia menjadi rasul dan pemberita Injil bukan karena kehendak manusia, melainkan karena kehendak Allah (ayat 1). Sekarang ia menegaskan bahwa sumber Injilnya bukan dari manusia, melainkan dari Allah sendiri melalui penyataan Yesus Kristus (ayat 11-12). Riwayat hidupnya membuktikan kedua hal tersebut. Pertama, ia dahulu seorang Yahudi saleh yang sekaligus penganiaya jemaat Tuhan. Namun, Tuhan yang memilih dia sejak semula, secara langsung menugaskannya untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa nonyahudi (ayat 13-16). Kedua, Paulus belajar Injil langsung dari Allah di tanah Arab, sebelum ia bertemu dengan rasul Petrus dan tokoh gereja di Yerusalem, Yakobus (ayat 17-19). Ketiga, pelayanan Paulus di seluruh daerah Siria dan Kilikia menggema sampai ke jemaat di Yudea, sehingga mereka memuliakan Allah (ayat 21-24).

Pertemuan pribadi dengan Tuhanlah yang mengubah Paulus dari penganiaya jemaat menjadi pemberita Injil sejati. Kita juga harus demikian. Jangan mengandalkan dan meniru para tokoh gereja atau pengabar Injil semata-mata. Kita boleh meneladani hal-hal yang baik dari mereka, namun hal-hal itu tidak boleh menggantikan hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam doa dan firman.

Renungkan: Efektivitas pemberitaan Injil tidak bergantung pada kehebatan kata-kata, tetapi pada otoritas Allah pada si pemberita Injil dan pada hidupnya yang sudah diubahkan.

(0.17509139726027) (Yak 2:14) (sh: Pembuktian iman (Rabu, 6 Juni 2001))
Pembuktian iman

Pembuktian iman. Tidak ada gunanya bila seseorang mengaku beriman tetapi tidak disertai dengan perbuatan sebagai perwujudan imannya. Ilustrasi yang dipakai Yakobus (15-16) menggambarkan bahwa perkataan tanpa tindakan konkrit selaras perkataan adalah omong kosong, yang tidak akan membawa dampak apa pun bagi orang lain. Betapa pun besarnya bentuk perhatian melalui kata-kata pertolongan tidak akan menolong orang yang sedang kelaparan dan kedinginan, karena yang dibutuhkan adalah makanan dan pakaian.

Bagaimana orang lain mengenal kita sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus? Dari KTP, surat baptis, surat sidi, ataukah surat keanggotaan gereja? Semua identitas ini tidak menjamin bila perbuatan baik kita tidak tercermin dalam kehidupan kita (20, 26), inilah iman yang kosong dan mati.

Benarkah bahwa iman yang benar seharusnya didasari pemahaman yang benar tentang siapa yang diimani? Dapatkah dibenarkan bilamana iman hanya berhenti sampai tingkat pemahaman saja? Jawaban bagi kedua pertanyaan ini adalah ‘tidak benar’. Mengapa demikian? Karena iman yang hanya muncul dari pengakuan tanpa penghayatan dalam kesehari-harian tidak menyelamatkan. Bukan dasar imannya — Yesus Kristus, yang tidak menyelamatkan, tetapi iman yang tidak terwujud dalam perbuatan merupakan slogan kosong yang hanya enak didengar tanpa membawa perubahan apa pun dalam dirinya, tak bedanya dengan pengakuan setan (19). Kepercayaan dan pengakuan setan bahwa Allah itu baik, Yesus Kristus adalah Anak Allah yang Maha tinggi, tidak membawa pengaruh apa pun baginya.

Abraham dibenarkan bukan karena iman yang kosong, namun karena perbuatan yang selaras dengan imannya, sehingga Allah berkenan kepadanya (21-24). Tak ada gunanya bila ia hanya mengaku dan percaya bahwa Allah Maha Kuasa membangkitkan orang mati tetapi tidak sungguh-sungguh melaksanakan kehendak Allah. Julukan baginya: “Bapak orang beriman” dan “sahabat Allah” memang tepat disandangnya sebagai orang yang melakukan imannya.

Renungkan: Berapa pun besarnya Anda mengaku memiliki iman kepada Yesus Kristus, namun tanpa perbuatan selaras iman, tidak akan mengubah apa pun dalam hidup Anda sebagai Kristen.

(0.15007832876712) (Yer 48:21) (sh: Keangkuhan mengundang penghukuman Allah (Selasa, 22 Mei 2001))
Keangkuhan mengundang penghukuman Allah

Keangkuhan mengundang penghukuman Allah. Moab adalah bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa- bangsa di sekitarnya. Nama besar, kekuatan, dan kekuasaan Moab telah membuat mereka mabuk kesombongan sehingga membesarkan diri di hadapan Allah dan sesamanya (26, 29, 42). Itulah yang mengundang penghukuman Allah (30). Secara drastis dan tragis penghukuman Allah mengubah Moab yang kaya, kuat, dan gagah menjadi Moab yang miskin, lemah, dan menderita, sehingga menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa lain.

Hukuman Allah bagi kesombongan sangat fatal, lengkap, dan tuntas (38-39). Tidak ada lagi kota-kota kebanggaan yang berdiri kokoh (21-24) sebab Allah telah mematahkan tanduk kekuatan Moab dan memecahkan lengan kekuasaannya (25). Mereka tidak akan lagi tinggal di kota layaknya orang beradab namun tinggal di bukit batu seperti orang tidak beradab (28). Anggur yang merupakan sumber devisa mereka dilenyapkan oleh Allah (33b). Sungai Nimrim, sumber air mereka pun dijadikan kering (34). Tentara kebanggaan mereka menjadi tidak berdaya (41). Tidak satu pun dari bangsa Moab yang akan luput dari malapetaka karena penghukuman Allah (43-46). Betapa mengerikan penghukuman akibat kesombongan sehingga membuat Yeremia meratap. Ratapan Yeremia juga merupakan berita peringatan kepada bangsa-bangsa lain.

Kehancuran Moab tidak hanya meliputi kehidupan perdagangan dan masyarakatnya namun juga kehidupan beragama, sehingga mengakibatkan perkabungan dan ratapan yang sangat dalam diri mereka (35-39). Namun Allah yang menghukum bangsa-bangsa lain adalah Allah yang juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sebab Ialah Allah yang berkuasa atas semua yang ada di seluruh dunia. Kesombongan berdampak penghukuman yang sangat mengerikan karena merupakan sikap yang mengagungkan, memuliakan, menghargai, dan menggantungkan diri kepada apa pun dan siapa pun selain Allah. Allah tidak lagi diakui sebagai sumber dari segala kekayaan, kejayaan, dan kebesaran manusia.

Renungkan: Berhati-hatilah sebab tanpa kita sadari kesombongan ada di dalam hati kita. Ketika uang di rekening kita bertambah banyak, ketika karier dan usaha semakin mapan, benarkah kita masih sungguh-sungguh bergantung kepada Allah? Ataukah sebetulnya kita lebih bergantung kepada kekayaan dan jabatan kita?



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA