Lembu-lembu yang buruk bangunnya dan kurus badannya itu memakan ketujuh ekor lembu yang indah bangunnya dan gemuk itu. Lalu terjagalah<x id="m" /> Firaun.

Kemudian disuruhnyalah<x id="o" /> menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok.<x id="p" /> Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia<n id="1" />, sebab inilah dia."

Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya<x id="u" /> Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.<x id="v" />

Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail.<x id="c" /> Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb.<x id="d" />

Sesudah itu terjadilah yang berikut. Absalom<x id="a" /> bin Daud mempunyai seorang adik perempuan yang cantik, namanya Tamar;<x id="b" /> dan Amnon<n id="1" /><x id="c" /> bin Daud jatuh cinta kepadanya.

Di seluruh Israel tidak ada yang begitu banyak dipuji kecantikannya seperti Absalom. Dari telapak kakinya sampai ujung kepalanya tidak ada cacat padanya.

Bagi Absalom lahir tiga orang anak laki-laki<x id="a" /> dan seorang anak perempuan, yang bernama Tamar.<x id="b" /> Ia seorang perempuan yang cantik.

Maka di seluruh daerah Israel dicarilah seorang gadis yang cantik, dan didapatlah Abisag,<x id="a" /> gadis Sunem,<x id="b" /> lalu dibawa kepada raja.

Di seluruh negeri tidak terdapat perempuan yang secantik anak-anak Ayub, dan mereka diberi ayahnya milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudaranya laki-laki.

(48-3) Gunung-Nya<x id="w" /> yang kudus, yang menjulang permai,<x id="x" /> adalah kegirangan bagi seluruh bumi; gunung Sion<x id="y" /><x id="z" /> itu, jauh di sebelah utara, kota Raja Besar.<x id="a" />

--Jika engkau tak tahu, hai jelita di antara wanita,<x id="p" /> ikutilah jejak-jejak domba, dan gembalakanlah anak-anak kambingmu dekat perkemahan para gembala.

Pohon ara mulai berbuah,<x id="s" /> dan bunga<x id="t" /> pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah!

Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu, puteri<x id="e" /> yang berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan, karya tangan seniman.

Pohon zaitun<x id="l" /> yang rimbun, elok dipandang mata, pernah TUHAN menamai engkau. Tetapi dengan bunyi keributan yang hebat Ia menyalakan api<x id="m" /> pada daun-daunnya, sehingga ranting-rantingnya terbakar.<x id="n" />

Lihat,<x id="n" /> Aku menyamakan engkau<n id="1" /> dengan pohon aras di Libanon,<x id="o" /> penuh dengan cabang yang elok dan daun yang rumpun sekali; tumbuhnya sangat tinggi, puncaknya sampai ke langit.<x id="p" />

Sungguh, engkau bagi mereka seperti seorang yang melagukan syair<x id="t" /> cinta kasih dengan suara yang merdu, dan yang pandai main kecapi; mereka mendengar apa yang kauucapkan, tetapi mereka sama sekali tidak melakukannya.<x id="u" />

Mordekhai itu pengasuh Hadasa, yakni Ester,<x id="a" /> anak saudara ayahnya, sebab anak itu tidak beribu bapa lagi; gadis itu elok<x id="b" /> perawakannya dan cantik parasnya. Ketika ibu bapanya mati, ia diangkat sebagai anak oleh Mordekhai.

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,<x id="m" /> bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka<n id="1" />. Tetapi manusia tidak dapat menyelami<x id="n" /> pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.<x id="o" />

(5-17) Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum<x id="c" /> dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah<x id="d" /> di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya.