Pintu gerbang Ikan<x id="c" /> dibangun oleh bani Senaa. Mereka memasang balok-balok lalu memasang pintu-pintunya dengan pengancing-pengancing dan palang-palangnya.

Sampai empat kali mereka mengirim pesan semacam itu kepadaku dan setiap kali aku berikan jawaban yang sama kepada mereka.

Lalu dengan cara yang sama untuk kelima kalinya Sanbalat<x id="u" /> mengirim seorang anak buahnya kepadaku yang membawa surat yang terbuka.

Tetapi mereka, nenek moyang kami itu, bertindak angkuh dan bersitegang leher<x id="t" /> dan tidak patuh kepada perintah-perintah-Mu.<x id="u" />

Pula kami tidak akan memberi anak-anak perempuan kami kepada penduduk negeri, ataupun mengambil anak-anak perempuan mereka bagi anak-anak lelaki<x id="r" /> kami.

Aku menjadi sangat kesal, lalu kulempar semua perabot rumah Tobia ke luar bilik<x id="e" /> itu.

Pada masa itu juga kulihat bahwa beberapa orang Yahudi memperisteri<x id="u" /> perempuan-perempuan Asdod, perempuan-perempuan Amon atau perempuan-perempuan Moab.<x id="v" />

Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan<x id="p" /> mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku<x id="q" /> diam di sana.

Pintu gerbang Mata Air diperbaiki oleh Salum bin Kolhoze, penguasa wilayah Mizpa. Pintu gerbang itu dibangunnya kembali, diberinya atap dan dipasangnya pintu-pintunya dengan pengancing-pengancing dan palang-palangnya. Juga diperbaikinya tembok kolam penampung air saluran,<x id="n" /> dekat taman raja sampai pada tangga-tangga yang menurun dari kota Daud.

Sekarang, walaupun kami ini sedarah<x id="z" /> sedaging dengan saudara-saudara sebangsa kami dan anak-anak kami sama dengan anak-anak mereka, namun kami terpaksa membiarkan anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami menjadi budak<x id="a" /> dan sudah beberapa anak perempuan kami harus membiarkan diri dimiliki orang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena ladang dan kebun anggur kami sudah di tangan orang lain.<x id="b" />"

Setelah berpikir masak-masak, aku menggugat para pemuka dan para penguasa. Kataku kepada mereka: "Masing-masing kamu telah makan riba<x id="c" /> dari saudara-saudaramu!" Lalu kuadakan terhadap mereka suatu sidang jemaah yang besar.

Berkatalah aku kepada mereka: "Kami selalu berusaha sedapat-dapatnya untuk menebus<x id="d" /> sesama orang Yahudi yang dijual kepada bangsa-bangsa lain. Tetapi kamu ini justru menjual saudara-saudaramu, supaya mereka dibeli lagi oleh kami!" Mereka berdiam diri karena tidak dapat membantah.<x id="e" />

(8-10) Lalu Nehemia, yakni kepala daerah itu, dan imam Ezra, ahli kitab itu, dan orang-orang Lewi<x id="q" /> yang mengajar orang-orang itu, berkata kepada mereka semuanya: "Hari ini adalah kudus bagi TUHAN Allahmu. Jangan kamu berdukacita dan menangis!<x id="r" />", karena semua orang itu menangis ketika mendengar<n id="1" /> kalimat-kalimat Taurat itu.

Telah Kauberikan kepada mereka roti dari langit<x id="p" /> untuk menghilangkan lapar dan air Kaukeluarkan bagi mereka dari gunung batu<x id="q" /> untuk melepaskan dahaga. Pula Engkau menyuruh mereka memasuki dan menduduki negeri yang dengan mengangkat sumpah<x id="r" /> telah Kaujanjikan memberikannya kepada mereka.<x id="s" />

Tetapi mereka mendurhaka dan memberontak terhadap-Mu. Mereka membelakangi<x id="y" /> hukum-Mu dan membunuh<x id="z" /> nabi-nabi-Mu<x id="a" /> yang memperingatkan mereka dengan maksud membuat mereka berbalik kepada-Mu. Mereka berbuat nista<x id="b" /> yang besar.

Dan bilamana penduduk negeri membawa barang-barang dan berbagai-bagai gandum untuk dijual pada hari Sabat,<x id="s" /> kami tidak akan membelinya dari mereka pada hari Sabat atau pada hari yang kudus. Dan kami akan membiarkan begitu saja hasil tanah<x id="t" /> pada tahun yang ketujuh dan tidak akan menagih sesuatu hutang.<x id="u" />

Karena orang Israel dan orang Lewi harus membawa persembahan khusus dari pada gandum, anggur dan minyak ke bilik-bilik itu. Di situ ada perkakas-perkakas tempat kudus, pula para imam yang menyelenggarakan kebaktian, para penunggu pintu gerbang dan para penyanyi. Kami tidak akan membiarkan rumah Allah<x id="j" /> kami.

Bukankah nenek moyangmu telah berbuat demikian, sehingga Allah kita mendatangkan seluruh malapetaka ini atas kita dan atas kota<x id="q" /> ini? Apakah kamu bermaksud memperbesar murka yang menimpa Israel dengan melanggar kekudusan hari Sabat?<x id="r" />"

Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis<x id="f" /> dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa<x id="g" /> dan berdoa<n id="1" /> ke hadirat Allah semesta langit,

Pada bulan Nisan tahun kedua puluh pemerintahan raja Artahsasta,<x id="v" /> ketika menjadi tugasku untuk menyediakan anggur, aku mengangkat anggur dan menyampaikannya kepada raja. Karena aku kelihatan sedih, yang memang belum pernah terjadi di hadapan raja,