Dan sejak itu diadakanlah korban bakaran yang tetap, juga korban bakaran pada bulan baru<x id="d" /> dan pada setiap hari raya yang kudus bagi TUHAN,<x id="e" /> dan setiap kali orang mempersembahkan persembahan sukarela kepada TUHAN.

Kemudian raja Ahas memerintahkan kepada imam Uria: "Bakarlah di atas mezbah besar itu korban bakaran pagi<x id="a" /> dan korban sajian petang, juga korban bakaran dan korban sajian raja, lagi korban bakaran dan korban sajian dan korban-korban curahan seluruh rakyat negeri; dan siramkanlah kepadanya segenap darah korban bakaran dan segenap darah korban sembelihan; tetapi mezbah tembaga itu adalah urusanku.<x id="b" />"

Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN;<x id="e" /> dari segala binatang yang tidak haram<x id="f" /> dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran<x id="g" /> di atas mezbah itu.

suatu korban bakaran yang tetap<x id="a" /> di antara kamu turun-temurun,<x id="b" /> di depan pintu Kemah Pertemuan<x id="c" /> di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu.<x id="d" />

Dan korban-korban curahannya<x id="y" /> haruslah untuk seekor lembu jantan setengah hin anggur, untuk seekor domba jantan sepertiga hin dan untuk seekor domba seperempat hin. Itulah korban bakaran pada setiap bulan baru<x id="z" /> dalam setahun.

selain dari korban bakaran bulan<x id="f" /> baru serta dengan korban sajiannya, dan korban bakaran<x id="g" /> yang tetap serta dengan korban sajiannya<x id="h" /> dan korban-korban curahannya,<x id="i" /> sesuai dengan peraturannya, menjadi bau<x id="j" /> yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Berdekatan dengan dia Ezer bin Yesua, penguasa Mizpa, memperbaiki bagian yang berikut, di depan pendakian ke gudang senjata, dekat Sudut.

Ia harus membasuh tubuhnya dengan air di suatu tempat yang kudus<x id="r" /> dan mengenakan pakaiannya<x id="s" /> sendiri, lalu ia harus keluar dan mempersembahkan korban bakarannya sendiri dan korban bakaran bangsa<x id="t" /> itu; dengan demikian ia mengadakan pendamaian baginya sendiri dan bagi bangsa<x id="u" /> itu.

Karena perkataan raja dan para pembesarnya itu masuklah permaisuri ke dalam ruang perjamuan; berkatalah ia: "Ya raja, kekallah hidup<x id="x" /> tuanku! Janganlah pikiran-pikiran tuanku menggelisahkan tuanku dan janganlah menjadi pucat;